Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Seminar Internasional Teknologi Cerdas dan Penerapannya (ISITIA) 2022

Konfigurasi Ulang Jaringan Distribusi dengan Binary


Particle Swarm Optimization untuk Mengurangi Power Loss
di Kuta
Aji Akbar Firdaus Adi Soeprijanto Ardyono Priyadi
Jurusan Teknik Elektro Institut Jurusan Teknik Elektro Institut Jurusan Teknik Elektro Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Teknologi Sepuluh Nopember Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia
aji.akbar.firdaus11@gmail.com adisup@ee.its.ac.id priyadi@ee.its.ac.id
Seminar Internasional Teknologi Cerdas dan Penerapannya (ISITIA) 2022 | 978-1-6654-6081-1/22/$31.00 ©2022 IEEE | DOI: 10.1109/ISITIA56226.2022.9855345

Dimas Fajar Uman Putra Ni Ketut Aryani Nasa Zata Dina


Jurusan Teknik Elektro Institut Jurusan Teknik Elektro Institut Departemen Teknik
Teknologi Sepuluh Nopember Teknologi Sepuluh Nopember Universitas Airlangga
Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia
dimasfup@ee.its.ac.id ketut.aryani@gmail.com nasazatadina@vokasi.unair.ac.id

Abstrak— Sistem distribusi mempunyai beberapa permasalahan beban listrik sesuai dengan kebutuhan daya dari konsumen.
seperti rugi-rugi daya dan drop tegangan. Permasalahan ini juga Terakhir, yang menjadi beban adalah konsumen itu sendiri
terjadi pada sistem distribusi 20 kV Kuta. Oleh karena itu diperlukan sebagai pengguna energi listrik. Pada sistem distribusi terdapat
konfigurasi dan perencanaan ulang jaringan untuk mengatasi saluran distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan energi
permasalahan rugi-rugi daya dan drop tegangan. Pada penelitian ini listrik langsung ke beban. Saluran distribusi sendiri terbagi
dilakukan rekonfigurasi pada sistem jaringan distribusi 20kV Kuta menjadi dua bagian yaitu sistem distribusi primer 20 KV yang
menggunakan Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) yang
biasa disebut Jaringan Tegangan Menengah dan sistem
bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi daya pada jaringan.
distribusi sekunder 220/380 V yang biasa disebut Jaringan
Selanjutnya metode newton-raphson pada plugin Matpower 7.1
Tegangan Rendah dimana pada sistem ini penyaluran tenaga
digunakan untuk menghitung aliran daya. Dari hasil simulasi
listrik dihubungkan langsung ke konsumen. . . Pada sistem
sebelum dilakukan rekonfigurasi diperoleh hasil rugi-rugi daya
distribusi terdapat gardu induk sebagai penerima dari sistem
sebesar 44.283 kW dan 13.187 kVAR pada kondisi beban non puncak,
sedangkan pada kondisi waktu beban puncak sebesar 51.087 kW dan
sebelumnya yaitu sistem transmisi, gardu induk merupakan
14.711 kVAR. Setelah dilakukan rekonfigurasi jaringan, rugi-rugi daya komponen sistem yang krusial dan sangat perlu diperhatikan
aktif dan reaktif mengalami penurunan menjadi 27,489 kW dan 10,64 kondisi dan keandalannya. Selanjutnya juga terdapat gardu
kVAR untuk kondisi beban non puncak (NPL), 31,21 kW dan 13,654 distribusi sebagai tahap pendistribusian selanjutnya dan juga
kVAR untuk kondisi beban puncak (PL). terdapat gardu penghubung.

Kata Kunci— BPSO, jaringan distribusi, Kuta, kerugian II. DISTRIBUSINJALANREKONFIGURASI


Dalam sistem distribusi, gardu induk mempunyai peranan untuk
saya.sayaPENDAHULUAN
menyuplai tenaga listrik ke konsumen, setiap gardu induk terbagi
Saat ini energi listrik merupakan suatu hal yang sangat menjadi beberapa penyulang. Jenis penyulang yang digunakan
dibutuhkan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan adalah radial dimana penyulang dapat dihubungkan satu sama lain
masyarakat sehari-hari. Dalam proses pendistribusian energi dan dioperasikan menggunakan tie switch. Selain itu terkadang
listrik agar dapat dinikmati oleh masyarakat tentunya diperlukan sistem mengalami ketidakseimbangan beban yang terjadi pada
suatu media penghantar sebagai penyalurnya. Saluran pada setiap fase akibat penggunaan konsumen. Keadaan ini jika dibiarkan
sistem kelistrikan ada dua jenis, yaitu saluran transmisi dan akan menurunkan kualitas energi listrik itu sendiri yang berdampak
saluran distribusi [1]. Dalam proses pendistribusian tentunya ada pada kerusakan peralatan dan keandalan sistem. Oleh karena itu,
dua faktor lain yang sangat penting yaitu produsen energi dan diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi kerugian tersebut.
konsumen energi itu sendiri. Salah satunya adalah dengan melakukan rekonfigurasi jaringan
distribusi, yakni melakukan pengaturan ulang sistem konfigurasi
Pada komponen pertama, pembangkitan merupakan bagian
dengan cara membuka dan menutup tie switch yang terdapat pada
yang berperan sebagai penghasil tenaga listrik seperti pusat
masing-masing jaringan distribusi. Tie switch dengan posisi terbuka
pembangkit listrik yang proses pembangkitannya berasal dari
pada kondisi normal berperan penting dalam proses konfigurasi
sumber energi lain seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan lain-lain.
ulang. Pada jaringan distribusi, perubahan status tie switch dari
Selanjutnya energi listrik yang telah dihasilkan akan disalurkan
normal terbuka (NO) menjadi normal tertutup (NC) atau sebaliknya
melalui saluran transmisi yang akan menuju ke sistem distribusi
merupakan perubahan struktur topologi pada sistem jaringan
beban. Kemudian sistem distribusi energi listrik akan disalurkan
distribusi [4]. Konfigurasi ulang jaringan sendiri dilakukan dengan
untuk menurunkan beban listrik sesuai dengan kebutuhan daya
tujuan sebagai berikut:
dari konsumen. Terakhir, yang menjadi beban adalah konsumen
itu sendiri sebagai pengguna energi listrik. Pada komponen 1. Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem
pertama, pembangkitan merupakan bagian yang berperan
2. Menjaga sistem agar beroperasi dengan beban seimbang
sebagai penghasil tenaga listrik seperti pusat pembangkit listrik
sehingga terjadi sedikit kelebihan beban pada jaringan.
yang proses pembangkitannya berasal dari sumber energi lain
seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan lain-lain. Selanjutnya energi listrik A. Metode Newton-Raphson
yang telah dihasilkan akan disalurkan melalui saluran transmisi
Beberapa metode yang umum digunakan dalam analisis aliran daya
yang akan menuju ke sistem distribusi beban. Kemudian sistem
adalah Gaus-Seidel, Newton-Raphson, dan Fast Decoupling. Di dalam
distribusi energi listrik akan disalurkan ke bawah

978-1-6654-6081-1/22/$31.00©2022 IEEE 332


Penggunaan berlisensi resmi terbatas pada: Universitas Zhejiang. Diunduh pada 21 Oktober 2023 pukul 13:22:30 UTC dari IEEE Xplore. Pembatasan berlaku.
menyelesaikan persamaan non-linier, metode Newton-Raphson --- = kecepatan partikel pada iterasi ke-t
paling banyak digunakan karena karakteristik konvergensinya -- = posisi partikel pada iterasi t =
yang lebih cepat. Persamaan aliran daya ditulis pada persamaan --- +1 kecepatan partikel pada iterasi t+1 =
1 sampai 5. -- +1 posisi partikel pada iterasi t+1 = berat
(1) inersia
= konstanta kognitif
(2)
= konstanta percepatan
(3) & = nilai acak antara 0 dan 1
(4) -- = posisi terbaik partikel dalam
iterasi ke-t
(5) - = posisi global populasi
Di mana : terbaik pada iterasi ke-t
SAYASaya = Arus yang mengalir dari bus i = Tata cara pelaksanaan BPSO dalam hal ini adalah sebagai
VSaya Tegangan melintasi bus i berikut:
VJ = Tegangan melintasi bus j A. Parameter inisialisasi BPSO
Yaku j = Jalur masuk antara bus i dan bus j = B. Perbarui kecepatan partikel dengan (8), kemudian (10) digunakan untuk
SSaya Kapasitas pada bus i persamaan berikutnya.
PSaya = Daya aktif pada bus i = C. Perbarui posisi partikel dengan (11).
jQSaya Daya reaktif pada bus i D. Evaluasi fungsi kebugaran dengan memperbaruiPSayaDanPG.
(Gaku j– jBaku j) = Komponen persegi panjang dari e. Bandingkan masing-masing kandidatPGdengan nilai fungsi
masuknya garis kebugaran untuk mendapatkan nilai terbaikPG.
eSaya+Jfi = Komponen tegangan berbentuk persegi panjang = F. Jika hasil dariPGbukanlah nilai terbaik dan kembali ke langkah
Plangsung Daya aktif pada bus i dengan komponen persegi B.
panjang G. Ulangi iterasi tersebut hingga batasnya untuk mendapatkan nilai
Qlangsung = Daya reaktif pada bus i dengan komponen persegi terbaikPG[17]. TerbaikPGdari (6) dan (7) adalah kerugian.
panjang
AKU AKU AKU. RHASIL DANDPERMASALAHAN

B. Rumusan Masalah Pada Jaringan Distribusi Penelitian dilakukan pada sistem distribusi primer 20kV Kuta
Radial seperti Gambar 4 yaitu Penyulang Cendrawasih, Penyulang Uma
Sari, Penyulang Kayu Aya dan Penyulang Admiral. Ketiga
Pada sistem jaringan distribusi terdapat rugi-rugi daya yang
penyulang tersebut disuplai oleh Gardu Induk Pemecutan Kelod,
dapat terjadi karena beberapa faktor internal seperti masalah
sedangkan Penyulang Kayu Aya disuplai oleh Gardu Induk
saluran sistem, pengaruh peralatan lain atau karena faktor
Padang Sambian. Alasan pemilihan ketiga penyulang tersebut
eksternal. Ada dua jenis rugi-rugi daya yaitu rugi-rugi daya aktif
adalah karena seringnya terjadi gangguan dan penyulang
dan rugi-rugi daya reaktif seperti pada persamaan 6 dan 7.
dengan beban paling besar serta jarak antar ketiga penyulang
(6)
dekat sehingga dapat dipasang tie switch dan
(7) saling berhubungan satu sama lain. Pemodelan yang dilakukan
untuk Gardu Induk adalah sebagai Bus Pembangkit, sedangkan
Di mana :
untuk Gardu Distribusi dimodelkan sebagai Bus Beban. Data
Sayangnya = Rugi daya aktif = Rugi
penyulang berisi data panjang penyulang, nilai impedansi
kerugian daya reaktif = Resistansi
saluran antar bus, pengukuran pembebanan beberapa bulan
ri pada saluran i =
terakhir, dan nilai waktu beban puncak (PL) dan beban non
xi Reaktansi pada saluran i
puncak. (NPL) untuk masing-masing beban seperti Tabel 1 s/d
Tabel 5 dan Gambar 2 s/d Gambar 3.
C. Optimasi Kawanan Partikel Biner
TABEL I.BKITAGENERATOR
BPSO merupakan suatu metode modifikasi atau
pengembangan PSO yang dilakukan untuk mengatasi Volt MVA
permasalahan optimasi fungsi diskrit yang tidak ada pada PSO Cabang Bis
yang hanya menyelesaikan fungsi kontinu. Pada BPSO ini (pu) Basis

variabel Pi dan Pg dari populasi diperbarui dalam standar PSO.


Pemecutan Kelod 1 1.000 50
Perbedaannya adalah dari segi kecepatannya, dimana pada
BPSO kecepatannya dibatasi pada kisaran [0,1].
Padang Sambian 2 1.000 50
--- +1 = ∗ --- +×× -- - -- +
× × - - -- (8)
-- +1 = -- +- -- +1 (9)
-- = (10)
! "#$%&'
1, + , < --
(- =) (11)
0, + , ≥ --

Di mana :

333
Penggunaan berlisensi resmi terbatas pada: Universitas Zhejiang. Diunduh pada 21 Oktober 2023 pukul 13:22:30 UTC dari IEEE Xplore. Pembatasan berlaku.
TABEL II. CENDERAWASIHLDI DALAMSAYAMPEDANCE

Profil daya aktif dari Impedansi


Pengumpan Cendrawasih Mengalihkan Dari Bis Ke Bis
R (pu) X (pu)
200 S1 1 29 0,190808 0,0129675
150
S2 3 4 0,006128 0,0103281
P (kW)

100
NPL S3 4 5 0,006373 0,0107413
50
0 hal S4 5 6 0,000735 0,0012394

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 S5 6 7 0,004167 0,0070231
Bis S6 7 8 0,003799 0,0064034

S7 8 9 0,002329 0,0039247
Gambar 1. Profil daya aktif Penyulang Cendrawasih
S8 9 10 0,000735 0,0012394

S9 10 11 0,000858 0,0014459
Profil kekuatan aktif Kayu Aya
S10 11 12 0,000735 0,0012394
Pengumpan
S11 12 13 0,001961 0,003305
200 S12 13 14 0,004903 0,0082625
150
S13 14 15
P (kW)

0,004903 0,0082625
100
NPL S14 15 16 0,001716 0,0028919
50
0 hal S15 16 17 0,001348 0,0022722
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
S16 17 18 0,000981 0,0016525
Bis
S17 18 19 0,000735 0,0012394

Gambar 2. Profil daya aktif Feeder Kayu Aya S18 19 20 0,000735 0,0012394

S19 19 21 0,006373 0,0107413

Profil kekuatan aktif Uma Sari S20 19 22 0,002696 0,0045444

Pengumpan S21 22 23 0,005408 0,0003675

S22 23 24 0,000245 0,0004131


600
S23 24 25 0,00206 0,00014
400
P (kW)

S24 25 26 0,010815 0,000735


200 NPL
S25 22 27 0,004657 0,0078494
0 hal
50 52 54 56 58 60 62 64 66 S26 27 28 0,000735 0,0012394

Bis S27 27 29 0,001988 0,0013125

S28 29 30 0,002432 0,0037181


Gambar 2. Profil daya aktif Penyulang Uma Sari
S29 30 31 0,001892 0,0028919

S30 31 32 0,002451 0,0041313


Profil daya aktif dari S31 32 33 0,002981 0,0019688

Pengumpan Laksamana S32 33 34 0,004657 0,0078494

200 S33 29 35 0,001716 0,0028919


150 S34 35 36 0,001348 0,0022722
P (kW)

100
NPL S35 36 37 0,001988 0,0013125
50
0 hal
TABEL III. KAYUAyaLDI DALAMSAYAMPEDANCE
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Bis P (W) Q (VAR)
Bis
NPL hal NPL hal
Gambar 3. Profil daya aktif Penyulang Laksamana
S36 37 38 0,140119 0,0925313

S37 38 39 0,001716 0,0028919

S38 38 40 0,001674 0,0001138

334
Penggunaan berlisensi resmi terbatas pada: Universitas Zhejiang. Diunduh pada 21 Oktober 2023 pukul 13:22:30 UTC dari IEEE Xplore. Pembatasan berlaku.
S39 40 41 0,001288 0,0000875 S76 76 77 0,00721 0,00049

S40 41 42 0,004893 0,0003325 S77 76 78 0,002575 0,000175

S41 42 43 0,003348 0,0002275 S79 68 46 0,002972 0,004544

S42 39 44 0,003677 0,0061969

S43 44 45 0,002575 0,000175

S44 44 46 0,005923 0,0004025

S45 46 47 0,012103 0,0008225

S46 47 48 0,002575 0,000175

S47 47 49 0,002696 0,0045444

S78 2 43 0,00258 0,00018

TABEL IV. kamuMASISPALDI DALAMSAYAMPEDANCE

P (W) Q (VAR)
Bis
NPL hal NPL hal
S48 1 63 0,139125 0,091875

S49 50 51 0,000981 0,0016525


Gambar 4. Sistem distribusi primer Kuta 20kV
S50 50 52 0,002574 0,0043378

S51 52 53 0,002451 0,0041313


Simulasi yang telah dilakukan merupakan hasil analisis
aliran daya sebelum dilakukan konfigurasi ulang dengan
S52 53 54 0,000981 0,0016525 metode Newton-Rhapson dimana diperoleh rugi-rugi daya
S53 54 55 0,006695 0,000455 nominal berupa rugi-rugi daya aktif dan rugi-rugi daya
reaktif. Selanjutnya penerapan metode Binary Particle Swarm
S54 55 56 0,003677 0,0061969
Optimization untuk mencari posisi saklar yang optimal pada
S55 56 57 0,000368 0,0006197 jaringan distribusi sehingga rugi-rugi daya yang terjadi dapat
S56 57 58 0,00412 0,00028
dikurangi. Tabel 6 sampai dengan Tabel 8 merupakan hasil
simulasi rugi-rugi daya masing-masing sebelum konfigurasi
S57 57 59 0,00412 0,00028
ulang dan setelah konfigurasi ulang. Gambar 5 dan 6
S58 57 60 0,001716 0,0028919 masing-masing adalah profil tegangan sebelum dan sesudah
konfigurasi ulang
S59 60 64 0,001803 0,0001225

S60 64 65 0,009143 0,0060375 TABEL VI. TOTALPBAWAHLOSSBSEBELUMNYAREKONFIGURASI

S61 64 66 0,001988 0,0013125 NPL hal


S62 66 67 0,002575 0,000175
TIDAK Pengumpan
Q Q
P (W) P (W)
(VAR) (VAR)
S63 52 61 0,002696 0,0045444
1 Cendrawasih 30962.77 3868.4 31413.56 3887.7
S64 61 62 0,000613 0,0010328
2 Uma Sari 9261.1 6364.11 15310.96 10391.37
S65 62 63 0,001226 0,0020656
3 Kayu Aya 333.9 109,92 380.44 114.33

TABEL V.LAKSAMANALDI DALAMSAYAMPEDANCE 4 Laksamana 3726.09 297.86 3982.98 318.14

P (W) Q (VAR) Total Kehilangan Daya 44283.87 13187.97 51087.95 14711.53


Bis
NPL hal NPL hal
TABEL VII. TOTALPBAWAHLOSSASETELAHREKONFIGURASI
S67 2 78 0,14188 0,009642
NPL hal
S68 68 70 0,004594 0,007023
TIDAK Pengumpan
Q Q
S69 68 69 0,00412 0,00028 P (W) P (W)
(VAR) (VAR)
S70 70 71 0,002026 0,003098 1 Cendrawasih 14722.82 5978.11 21690.37 10336.26

S71 71 72 0,001486 0,00227 2 Uma Sari 9261.09 3364.11 3132.26 2305.01

S72 72 74 0,001287 0,0000875 3 Kayu Aya 2306.54 672.6 4443.04 799,98


S73 72 73 0,007161 0,010947 4 Laksamana 1199.24 173.15 1944.89 212.97
S74 74 75 0,001621 0,002478
Total Kehilangan Daya 44283.87 27489.69 10640.28 31210.56
S75 75 76 0,001486 0,002272

335
Penggunaan berlisensi resmi terbatas pada: Universitas Zhejiang. Diunduh pada 21 Oktober 2023 pukul 13:22:30 UTC dari IEEE Xplore. Pembatasan berlaku.
dan 14,71kVAR untuk rugi-rugi daya reaktif pada kondisi PL.
Sedangkan besarnya rugi daya NPL sebesar 44,28kW untuk
rugi daya aktif dan 13,187kVAR untuk rugi daya reaktif.
Terjadi peningkatan kualitas nilai tegangan minimum setelah
dilakukan rekonfigurasi, dimana NPL sebelumnya 0,9898 pu
naik menjadi 0,992 pu sedangkan PL sebelumnya 0,9889 pu
naik menjadi 0,9917 pu Dengan diterapkannya metode BPSO
pada rekonfigurasi jaringan dapat menurunkan daya rugi-
rugi sebesar 37,92% untuk daya aktif dan 24,93% untuk daya
reaktif pada kondisi NPL. Kemudian pengurangan daya aktif
sebesar 38,91% dan daya reaktif sebesar 7,19% pada kondisi
PL

RREFERENSI
[1] H. Pezeshki, A. Arefi, G. Ledwich, dan P. Wolfs, “Manajemen
Tegangan Probabilistik Menggunakan OLTC dan dSTATCOM
dalam Jaringan Distribusi,” Transaksi IEEE pada Pengiriman
Daya, vol. 33, tidak. 2, hlm.570 - 580, April 2018.
[2] KE Antoniadou-Plytaria, IN Kouveliotis-Lysikatos, PS Georgilakis,
Gambar 5. Hasil Simulasi Tegangan Setelah Konfigurasi Ulang pada Kondisi NPL
dan ND Hatziargyriou, “Kontrol tegangan terdistribusi dan
terdesentralisasi dari jaringan distribusi pintar: Model, metode,
dan penelitian masa depan,” IEEE Trans. Smart Grid, jilid 8, no 6,
hlm. 2999–3008, November 2017.
[3] HS Bidgoli, dan THV Cutsem, “Gabungan kontrol tegangan lokal
dan terpusat dalam jaringan distribusi aktif,” IEEE Trans. Sistem
Tenaga, vol. 33, tidak. 2, hlm. 1374–1384, Maret 2018.
[4] W. Zheng, W. Wu, B. Zhang, H. Sun, dan Y. Liu, “Metode kontrol dan
optimasi daya reaktif terdistribusi penuh untuk jaringan
distribusi aktif,” IEEE Trans. Jaringan Cerdas, jilid. 7, tidak.
2, hlm. 1021–1033, Maret 2016.
[5] L. Wang, R. Yan, dan TK Saha, “Manajemen tegangan untuk integrasi PV skala
besar ke dalam sistem distribusi yang lemah,” IEEE Trans. Jaringan Cerdas,
jilid. 9, tidak. 5, hlm. 4128–4139, September 2018
[6] K. Knezović, M. Marinelli, RJ Møller, PB Andersen, C. Træholt, dan F.
Gambar 6. Hasil Simulasi Tegangan Setelah Konfigurasi Ulang pada Kondisi PL Sossan, “Analisis dukungan tegangan oleh kendaraan listrik dan
fotovoltaik dalam jaringan tegangan rendah nyata di Denmark”.
TABEL VIII. RHASILASETELAHDISTRIBUSINJALAN Proses. Int ke-49. Konferensi Teknik Tenaga Universitas. (UPEC), Cluj-
REKONFIGURASI DENGANBPSO METODE Napoca, Rumania, 2014
[7] MS Golsorkhi, dan D. Lu, “Metode kontrol untuk mikrogrid pulau
NPL hal berbasis inverter berdasarkan karakteristik droop V–I”, IEEE Trans.
Pengiriman Daya, vol. 30, tidak. 3, hlm.1196–1204, 2014.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
[8] C. Kumar, dan MK Mishra, “DSTATCOM yang dikontrol tegangan untuk
S36 S66 S10 S33 S36 S66 S10 S33 peningkatan kualitas daya”, IEEE Trans. Pengiriman Daya, vol.
Mengalihkan 29, tidak. 3, hlm.1499–1507, 2014.
S79 S80 S66 S75 S79 S80 S63 S74 [9] M. Kraiczy, T. Stetz, dan M. Braun, “Operasi paralel transformator
Aktif dengan pengubah keran beban dan sistem fotovoltaik dengan
Kekuatan 44283.8 27489.6 51087.9 31210.5 kontrol daya reaktif,” IEEE Trans. Jaringan Cerdas, jilid. 9, tidak.
6, hlm.6419–6428, November 2018.
Kehilangan

[10] Suyanto, Soedibyo, dan AA Firdaus, “Desain dan simulasi jaringan


Reaktif syaraf prediktif pengontrol pitch-Angle in permanent magnetic
Kekuatan 13187.9 10640.2 14711.5 13654.2
synchronous generator turbin angin sistem pitch variabel,” 1st
Kehilangan
International Conference on Information Technology, Computer
and Electrical Engineering (ICITACEE), Semarang Indonesia,
Aktif
hal.345-349, 2014.
Kekuatan
- 37,92% - 38,91% [11] AA Firdaus, RT Yunardi, EI Agustin, SDN Nahdliyah, dan TA
Kehilangan

Pengurangan
Nugroho, “Peningkatan pengendalian MPPT berbasis FL-
PSo untuk meminimalkan osilasi dalam sistem fotovoltaik,” International
Journal of Power Electronics and Drive Systems, vol. 11, tidak. 2,
Reaktif hlm.1082-1087, Juni 2020.
Kekuatan
- 24,93% - 7,19% [12] AA Firdaus, RT Yunardi, EI Agustin, TE Putri, dan DO Anggriawan,
“Peramalan daya fotovoltaik jangka pendek menggunakan
Kehilangan

Pengurangan
jaringan saraf berulang Jordan di Surabaya,” Telkomnika
(Telecommunication Computing Electronics and Control), vol. 18,
Minimum tidak. 2, hlm.1089-1094, April 2020.
Tegangan 0,98988 0,99202 0,98894 0,99177 [13] AA Firdaus, O. Penangsang, A. Soeprijanto, dan DFU Putra,
Nilai “Rekonfigurasi jaringan distribusi menggunakan optimasi kawanan
partikel biner untuk meminimalkan kerugian dan menurunkan indeks
stabilitas tegangan,” Buletin Teknik Elektro dan Informatika, vol. 7,
IV. CKESIMPULAN tidak. 4, hlm.514-521, Desember 2018.
[14] Y. Barradi, N. Khaldi, K. Zazi, dan M. Zazi, “Pendekatan Genetik Baru yang
Dari hasil simulasi besarnya nilai pembebanan sesuai
Diterapkan untuk Pengurangan Kehilangan Daya dan Peningkatan Profil
dengan besarnya rugi-rugi daya yang terjadi, maka Tegangan Bus dalam Sistem Jaringan Distribusi”, Internasional
diperoleh hasil rugi-rugi daya aktif sebesar 51.087kW.

336
Penggunaan berlisensi resmi terbatas pada: Universitas Zhejiang. Diunduh pada 21 Oktober 2023 pukul 13:22:30 UTC dari IEEE Xplore. Pembatasan berlaku.
Jurnal Rekayasa dan Sistem Cerdas, vol. 12, tidak. 6, [16] YA Rahman, S. Manjang, Yusran, dan AA Ilham, “Evaluating
hal.91-99, 2019. the Effect Placement Capacitor and Distributed Photovoltaic
[15] W. Deng, H. Liu, J. Xu, H. Zhao, dan Y. Song, “Algoritma Evolusi Generation for Power System Losses Minimization in Radial
Diferensial Terinspirasi Kuantum yang Ditingkatkan untuk Deep Distribution System”, Prosiding Konferensi Internasional
Belief Network”, Transaksi IEEE pada Instrumentasi dan Teknik, Semarang, Indonesia, 2018
Pengukuran, vol. 69, tidak. 10, hlm.7319 – 7327, Oktober 2020.

337
Penggunaan berlisensi resmi terbatas pada: Universitas Zhejiang. Diunduh pada 21 Oktober 2023 pukul 13:22:30 UTC dari IEEE Xplore. Pembatasan berlaku.

Anda mungkin juga menyukai