Anda di halaman 1dari 11

e-isssn : 2655- 0865

Email : official@ranahresearch.com Online: https://ranahresearch.com.

MINIMISASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH


DENGAN METODE PENYEIMBANGAN BEBAN DAN
RECONNECTING PADA GARDU 161 CINGKARIANG PT PLN
(Persero) ULP KOTO TUO

Ridwan Edliyani 1, Ali Basrah Pulungan 2


1)
PT. PLN (Persero) ULP Koto Tuo
2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

KATA KUNCI A B S T R A K
Rugi-rugi Energi, Penyeimbangan Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi
tenaga listrik selalu terjadi dan penyebabnya adalah beban
Beban, Reconnecting. yang mengalir antara tiap-tiap fasa (R, S , dan T) terutama
pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di sistem distribusi,
KORESPONDEN sehingga menimbulkan arus yang mengalir dari penghantar
netral menjadi besar. Besarnya arus pada netral
No. Telepon: 085265798747 mempengaruhi besarnya rugi-rugi pada suatu Trafo
E-mail: Distribusi. Rugi-rugi yang terbsebut menimbulkan kerugian
pada perusahaan PT PLN (Persero) Permasalahan rugi-
ridwan.edliyani11@gmail.com, rugi dapat diatasi dengan melakukan penyeimbangan beban
alibasrahpulungan @ft.unp.ac.id rekonekting. Pekerjaan penyeimbangan beban dan
reconnecting ini dilakukan pada GD 161 Cingkariang yang
terletak pada wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Koto
Tuo. Pekerjaan penyeimbangan beban dilakukan dengan
memindahkan sumber saluran rumah (SR) tiap fasa sampai
didapatkan hasil beban yang seimbang tiap fasanya, dan
juga mengganti titik sambungan menggunakan
Commpression Conncector (CCO). Dari hasil penelitian
yang dilakukan, didapati bahwa susut energi pada GD 161
Cingkariang sebelum dilakukannya metode reconnecting
dan penyeimbangan beban adalah sebesar 6.213 kWh.
Setelah dilakukannya metode reconnecting dan
penyeimbangan beban maka susut energi turun menjadi
4.641 kWh. Penurunan rugi-rugi ini menunjukkan energy
yang mengalir pada Gardu Distribusi menjadi lebih
maksimal.

PENDAHULUAN
Listrik merupakan suatu kebutuhan yang vital dalam kehidupan masyarakat. Dalam
rangka mendistribusikan energi listrik ini akan menimbulkan susut teknis dan non teknis. Susut
teknis adalah susut energi yang disebabkan oleh sifat-sifat teknis dari material, connector yang
kurang kuat dan tidak bagus sehingga menyebabkan longgar serta menimbulkan panas yang
berlebih, beban trafo pada distribusi yang tidak seimbang. Sedangkan susut non teknis adalah
susut energi yang disebabkan oleh faktor non teknis, seperti : pencurian listrik, kesalahan
pembacaan meter, dan lain-lain.
Suatu sistem tenaga listrik dapat dikatakan efisien jika susut energi listriknya tidak lebih
10% dari jumlah keseluruhan energi terkirim.

177
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 2, Februari 2022

Pada Gardu Distribusi sering sekali didapati keadaan arus pada saat beban puncak dalam
keadaan tidak seimbang, dikarenakan ketika terjadi pertumbuhan pelanggan pada gardu
tersebut, pemilihan sumber fasa pada Jaringan Tegangan Rendah yang kurang perhitungan
serta pengawasan lapangan oleh petugas yang kurang.
Beban yang tidak seimbang ini jika dibiarkan terjadi terus akan menimbulkan rugi-rugi
energy yang mengalir pada penghantar netral dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang dapat meminimalisir rugi-rugi energy pada gardu
distribusi, seperti penyeimbangan beban dan reconnecting.
Penyeimbangan beban merupakan memindahkan sumber pada jaringan saluran rumah
(SR) pada masing maisng fasa sampai didapat beban yang seimbang di tiap fasanya.
Reconnecting ialah melakukan penyambungan ulang pada titik-titik sambung yang alma
diganti dengan menggunakan Compression Connector (CCO).
Berbagai penelitian yang berhubungan dengan penyeimbangan beban dan reconnecting
telah diusulkan dalam literature, misalnya penelitian tentang penyeimbangan beban saluran
distribusi sekunder di PT PLN (Persero) Rayon Simpang Empat. Penyeimbangan beban pada
jaringan tegangan rendah GD 33 Penyulang Sawah (Fuad,2019) .
Adapun penelitian yang dilakukan yaitu dengan cara menghitung dan menganalisa
besarnya susut energy pada gardu distribusi sebelum dan sesudah dilakukannya
penyeimbangan beban dan reconnecting.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikumpulkan berbagai data pendukung yang
bertujuan untuk evaluasi nilai rugi-rugi energy. Analisa dilakukan membandingkan sebelum
dan sesudah dilakukan penyeimbangan beban dan reconnecting.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Koto Tuo pada gardu
distribusi GD161 Cingkariang yang memiliki panjang jaringan tegangan rendah 2.211 meter
dan mensuply 35 pelanggan. Penyeimbangan beban dan reconnecting ini dilakukan dengan
memindahkan supply saluran rumah (SR) tiap-tiap fasa sampai didapat hasil beban tiap fasanya
mendekati seimbang, sekaligus mengganti titik sambungannya menggunakan compression
connector (CCO). Setelah penyeimbangan beban selesai dilakukan, dilakukan pengukuran asus
kembali pada PHB TR menggunakan Tang Ampere Meter. Perhitungan rugi-rugi energy
dilakukan dengan membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukannya penyeimbangan
beban dan reconnecting.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data
Gardu Distribusi GD161 Cingkariang memiliki daya 50 kVa serta memiliki panjang
jaringan tegangan rendah sepanjang 2.211 meter dan mensupply sebanyak 35 pelanggan
dengan range daya 450 VA sampai dengan 13.200 VA. Kondisi beban puncak pada jaringan
tegangan rendah tiap fasanya jauh dari seimbang dan menyebabkan arus pada penghantar netral
mejadi sangat besar.

178
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 1, Februari 2022

Gambar 1. Gambar Jaringan Tegangan Rendah GD 161

Tabel 1. Data Transformator GD.161

Tabel 2. Data Kwh Meter gardu distribusi GD.161

Tabel 3. Tabel Data Sebelum Simetrisasi Beban

179
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 2, Februari 2022

Diagram Alir (Flowchart)

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian


Perhitungan Manual
Analisa data dilakukan terlebih dahulu sebelum pekerjaan penyeimbangan beban dan
reconnecting pada GD 161 Cingkariang sebagai data pembanding nantinya setelah pekerjaan
selesai dilakukan.
Arus rata – rata pada beban trafo distribusi
I rata-rata induk = (IR+IS+IT)/3
= (57+29+34)/3
= 120/3 = 40 A
Persentase pembebanan trafo
% Trafo = (Irata-rata induk )/I_FL ×100%
= (40 )/72,2×100%
= 55,40%
Menghitung presentase ketidakseimbangan per fasa :
[IR] = a [I]
a= IR/(Irata-rata )= 57/40=1,42
R = | a – 1| x 100 % = |1,42 – 1| x 100 % = 42 %
[Is] = b [I]
b= IS/(Irata-rata )= 29/40=0,72

180
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 1, Februari 2022

S = | a – 1| x 100 % = |0,72 – 1| x 100 % = -28 %


[It] = c [I]
c= IT/(Irata-rata )= 34/40=1,42
T = | a – 1| x 100 % = |0,85 – 1| x 100 % = -15 %
Tabel 4. Tabel presentase ketidakseimbangan

Tahanan pada kabel LVTC 70 mm²


R=Ώ/km ×l
=0,54/1000 ×2211
= 1,19 Ώ/km

Susut energi pada arus netral


PN = IN ² x RN
= (45)² x 1,193
= 2.415,82 Watt = 2,415 kW
Susut energi dalam satu hari = PN x h
= 2,415 x 24 jam
= 57,96 kWh
Susut energi dalam satu minggu =2,415x168 jam
= 405,72 kWh
Susut energi dalam satu bulan = 2,415 x 720 jam
=1.738,8 kWh
Dari hasil perhitungan diatas susut energi yang dihasilkan dari beban trafo tidak
seimbang adalah sebesar 1.738 kWhnya. Susut energi pada gardu distribusi dilihat dari selisih
pemakaian energi yang tercatat pada kWh meter gardu dengan energi yang digunakan
konsumen selama satu bulan.

Tabel 5. Tabel Stand kWh meter di gardu, Rasio CT dan Energi terpakai pelanggan

Faktor kali = Rasio CT


= 100/5 = 10
Menghitung susut energi pada gardu
W pada gardu = (kWh gardu akhir – kWh gardu awal) x Faktor kali
= (89.714,603- 88.624,875) x 20
= 21.794,56 kWh

181
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 2, Februari 2022

Susut energi pada gardu = Energi gardu–Energi pelanggan


= 21.794 – 15.581
= 6.213 kWh
Persentase susut energi arus netral terhadap susut energi pada gardu adalah :
% Susut energi =(Susut Energi arus Netral)/(Susut Energi pada gardu) ×100%
= 1.738/6.213 ×100% = 28
Perencanaan Simetrisasi Beban
Tabel 6. Tabel Perencanaan pemindahan beban

1. Arus pada fasa R dipindahkan menuju fasa S sebesar 11 A


2. Arus pada fasa R dipindahkan menuju fasa T sebesar 6 A
Tabel 7. Tabel Rencana pindah beban fasa R ke S

Tabel 8. Tabel Rencana pindah beban fasa R ke T

Gambar 3. Gambar Jaringan Tegangan Rendah GD 161 (setelah pemindahan beban)

182
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 1, Februari 2022

Disamping melakukan penyeimbangan beban juga dilakukan penggantian konektor atau


rekonektisasi ulang seluruh sambungan yang ada sepanjang jaringan tegangan rendah gardu
distribusi GD.161

Gambar 4. Proses pekerjaan Reconnecting

Analisa Data Setelah Simetrisasi Beban


Tabel 9. Tabel pengukuran beban trafo setelah simetrisasi beban

Irata-rata induk = (IR+IS+IT)/3


= (49+42+44)/3
= 135/3 = 45 A
Persentase pembebanan trafo
% Trafo = (Irata-rata induk )/I_FL ×100%
= 45/72,2
= 62,32%
Menghitung persentase ketidakseimbangan per fasa :
[IR] = a [I]
a= IR/(Irata-rata )= 49/45=1,08
R = | a – 1| x 100 % = |1,08 – 1| x 100 % = 8 %
[IS] = b [I]
b= IS/(Irata-rata )= 42/45=0,93
S = | b – 1| x 100 % = |0,93 – 1| x 100 % = -7 %
[IT] = c [I]
c= IT/(Irata-rata )= 44/45=0,97
S = | c – 1| x 100 % = |0,97 – 1| x 100 % = -3 %

Menghitung susut energi yang ditimbulkan oleh arus netral :


PN = IN ² x RN
= (38)² x 1,193
= 1.722,69 Watt
= 1,722 Kw
Susut energi dalam satu hari = PN x h

183
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 2, Februari 2022

= 1,722 x 24 jam
= 41,32 kWh
Susut energi dalam satu minggu= 1,722 x 168 jam
= 289,29 kWh
Susut energi dalam satu bulan= 1,722 x 168 jam
= 1.239,84 kWh
Dari hasil perhitungan diatas susut energi arus netral setelah dilakukan simetrisasi
beban trafo adalah sebesar 1.239,84 kWh.
Susut energi pada gardu distribusi dilihat dari selisih pemakaian energi yang tercatat
pada kWh meter gardu dengan energi yang digunakan konsumen selama satu bulan.

Tabel 10. Tabel Stan kWh meter di gardu, Rasio CT dan Energi terpakai pelanggan

W pada gardu = (kWh gardu akhir – kWh gardu awal) x Faktor kali
= (90.734,690 – 89.714,603) x 20
= 20.401,74 kWh
Susut energi pada gardu= Energi gardu–Energi pelanggan
= 20.401 – 15.760
= 4.641 kWh
% Susut energi = (Susut Energi arus Netral)/(Susut Energi pada gardu) ×100%
= 1.239/4.641 ×100% = 26 %

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 11. Tabel perbandingan ketidak simbangan beban trafo dalam presentase

Grafik 1. Grafik perbandingan beban sebelum dan sesudah penyeimbangan

184
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 1, Februari 2022

Tabel 12. Tabel perbandingan kontribusi susut energi di gardu terhadap hasil
simetrisasi beban

Grafik 2. Perbandingan Saving Energi Sebelum dan Setelah Simetrisasi Beban

Grafik 3. Perbandingan Energi di Hantaran Netral Sebelum dan Setelah Simetrisasi


Beban

Grafik 4. Kontribusi Simetrisasi Beban Terhadap Susut Energi Total di Gardu

185
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 2, Februari 2022

Grafik 4 ini menunjukkan bahwa pengaruh simetrisasi beban terhadap susut energi
yang ditimbulkan oleh arus netral sebelum dilakukan simetrisasi beban adalah 28 % dari total
susut energi di gardu distribusi. Sementara setelah dilakukan simetrisasi beban kontribusi susut
energi yang ditimbulkan oleh arus netral turun menjadi 26 %. Hal ini menunjukkan bahwa
pemindahan beban untuk mendapatkan keseimbangan beban dapat berkontribusi dalam usaha
penurunan susut energi di gardu distribusi.

KESIMPULAN
1. Dari hasil perhitungan dan analisa simetrisasi beban dan rekoneksi pada gardu distribusi
GD.161 PT. PLN (Persero) ULP Koto Tuo maka dapat disimpulkan bahwa dengan
pekerjaan simetrisasi beban dan rekoneksi sambungan – sambungan pada konektor akan
memberikan keuntungan bagi pihak PLN. Dikarenakan susut energi yang berada pada
gardu distribusi cukup besar.
2. Susut energi total di gardu sebelum dilakukan penyeimbangan beban dan rekoneksi adalah
sebesar 6.213 kWh, sementara setelah dilakukan simetrisasi beban susut energi total turun
menjadi 4.641 kWh. Hal ini menunjukkan bahwa beban seimbang dan sambungan yang
bagus sangat berpengaruh terhadap susut energi di sepanjang jaringan tegangan rendah pada
gardu distribusi GD.161.
3. Pengaruh simetrisasi beban terhadap susut energi yang ditimbulkan oleh arus netral sebelum
dilakukan simetrisasi beban adalah 28 % dari total susut energi di gardu distribusi yaitu
sebesar 1.738 kWh. Sementara setelah dilakukan simetrisasi beban kontribusi susut energi
yang ditimbulkan oleh arus netral turun menjadi 26 % yaitu sebesar 1.239 kWh. Hal ini
menunjukkan bahwa pemindahan beban untuk mendapatkan keseimbangan beban sangat
berkontribusi dalam usaha penurunan susut energi di gardu distribusi.
4. Susut energi yang dapat diselamatkan dengan proses pekerjaan simetrisasi beban adalah
sebesar 1.572 kWh dalam satu bulan. Jika rupiah rata – rata penjualan PT PLN (Persero)
UIW Sumatera Barat UP3 Bukittinggi ULP Koto Tuo Rp. 1.444,70 /kWh maka rupiah yang
dapat diselamatkan senilai Rp. 2.271.068,4,- . Sementara energi yang terukur di kWh gardu
distribusi turun sebesar 1.393 kWh, hal ini menunjukkan bahwa simetrisasi beban yang
dilakukan di gardu distribusi berpengaruh terhadap susut energi yang terjadi di gardu
distribusi.

DAFTAR RUJUKAN
Abdillah, Fazari, dkk. 2014. “Penyeimbang Beban Pada Gardu Distribusi Dengan Metode
Seimbang Beban Seharian Di PT.PLN Area Bukittinggi” dalam Jurnal Teknik Pomits
Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6. Surabaya: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Dinas Jasa Pendidikan dan Pelatihan, (2005), "Penurunan Losses Sistem JTR", Power Point
Udiklat Pandaan, Surabaya.
Dinas Jasa Pendidikan dan Pelatihan, 2005, "Transformator", Power Point Udiklat Pandaan,
Surabaya.
Dinas Jasa Pendidikan dan Pelatihan, 2006, "Material Jaringan Ditribusi", Diktat pelatihan
Udiklat Padang, Lubuk Alung.

186
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development

Volume 4, Issue 1, Februari 2022

Dinas Jasa Pendidikan dan Pelatihan, 2006, "Pekerjaan Pemeliharaan Jaringan Tegangan
Rendah", Power Point, Padang.
Dinas Jasa Pendidikan dan Pelatihan, 2006, "Proteksi Ditribusi", Diktat Pelatihan Udiklat
Padang, Lubuk Alung.
Hakim, Haris. 2012. “Susut Energi Pada Saluran Distribusi Dengan Variasi Beban Pelanggan
”. Depok: Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Putra, BP. 2013. ”Analisa perhitungan susut teknis dengan pendekatan kurva beban pada
jaringan distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota”. Skripsi. Universitas
Sumatra Utara (USU). Medan.
Putranto, D., H.T. 2000, “Analisis Rugi-rugi Daya di Jaringan pada Sistem Distribusi
Tegangan Menengah 20 kV”. Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung.
Ramadhianto, Danang. 2007/2008.”Studi Susut Energi Pada Sistim Distribusi Tenaga Listrik
Melalui Analisis Pengukuran dan Perhitungan”. Depok: Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Ramadhianto, Danang. 2017. “ Studi Susut Energi Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Melalui Analisis Pengukuran dan Perhitungan”
Rosmawati, Siska Diyah. 2017. “Pengaruh Susut (Losses) Distribusi Energi Listrik Teradap
Pendapatan Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten”
Setiadji, Julius Sentosa, Tabrani Machmudsyah dan Yanuar Isnanto. 2006. “Pengaruh
Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses”, Jurnal Teknik Elektro
Vol.6, No.1.
Suswanto, D. 2009. “Sistem distribusi tenaga listrik”. Edisi pertama. Universitas Negeri
Padang. Padang

187

Anda mungkin juga menyukai