Deskripsi
Tujuan
A. Kontruksi Trafo
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan secar luas, baik
dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator memungkinkan
didapatkan tegangan yang sesuai dengan kebutuhan, dan ekonomis untuk tiap-tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak
jauh. Sering kita lihat di samping jalan raya terdapat transformator yang berdiri tegak diatas
sebuah tiang. Dalam bidang elektronika juga terdapat sebuah transformator misalnya
untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain seperti adaptor untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Secara umum terdapat tiga bagian utama dalam transformator yaitu kumparan
primer, kumparan sekunder dan inti besi. Trafo terdiri dari gulungan kawat yang terpisah
satu sama yang lain, yang dibelitkan pada inti yang sama dimana tegangan inti yang kecil
didekat inti dan tegangan yang besar di luarnya.
Inti trafo terbuat dari baja yang mana ada beberapa bentuk yaitu U dan I atau E dan
I yaitu tempat meletakkan kumparan primer dan kumparan sekunder. Inti trafo dibuat
berlapis-lapis dan setiap lapisannya dilaminasi dengan isolasi berbentuk film yang tipis
yang berguna untuk membatasi arus foucault.
Trafo terdiri dari dua gulungan kawat yang terpisah satu sama lain, yang dibelitkan
pada inti yang sama. Daya listrik dipisahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder
dengan perantara garis gaya magnit (flux magnet) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang
mengalir melalui kumparan primer.
Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan sekunder, flux magnit
yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah-ubah. Untuk memenuhi hal ini,
aliran listrik yang mengalir melalui kumparan primer haruslah aliran listrik bolak-balik.
Saat kumparan primer dihubungkan ke sumber listrik AC, pada kumparan primer
timbul gaya gerak magnit bersama yang bolak-balik juga. Dengan adanya gaya gerak
magnit ini, di sekitar kumparan primer timbul flux magnit bersama dengan yang juga bolak-
balik. Adanya flux magnit bersama ini, pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul gaya
gerak listrik induksi sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi atau lebih rendahdari gaya
gerak listrik primer. Hal ini tergantung pada perbandingan transformasi transformator.
Jurusan Teknik Elektro FT UM | 22
Mesin Listrik II
Polaritas transformator terbagi atas dua sambungan yaitu sambungan addictive dan
sambungan substractive (Rijono, 1997:43). Pola sambungan addictive dan sambungan
substractive dipengaruhi oleh arah belitan pada saat perencanaan belitan transformator.
Pola penyambungan secara kelistrikan tidak akan berpengaruh pada tegangan yang
(a) (b)
Pada Gambar 2.3 (a), arah belitan antara belitan primer dan belitan sekunder
saling berlawanan yang ditunjukkan dengan tanda titik merah. Sedangkan pada Gambar
2.3 (b) arah belitan antara belitan primer dengan belitan sekunder searah. Untuk
mengetahui polaritas dari transformator dapat dilakukan dengan pengujian polaritas
transformator satu fasa pada Gambar 2.3.
2. Perbandingan Transformasi
Perbandingan Transformasi adalah nilai perbandingan antara tegangan primer
dengan perbandingan sekunder, perbandingan antara GGL primer dengan GGL sekunder,
perbandingan arus sekunder dengan arus primer. Perbandingan transformasi
transformator disimbolkan/dinotasikan dengan “a”. Tujuan untuk mengetahui perbandingan
transformasi transformator adalah untuk mengetahui jenis transformtor tersebut yaitu
transformator step-up atau transformator step-down. Transformator disebut sebagai
transformator step-up, jika perbandingan transformasi kurang dari satu dan transformator
disebut sebagai transformator step-down, jika perbandingan transformasinya lebih dari
satu.
Dalam proses pemindahan tenaga listrik, sangat erat berhubungan dengan
terjadinya rugi-rugi daya listrik dan efisiensi daya listrik. Rugi daya yang umum pada
transformator antara lain rugi besi yang terjadi pada inti transformator dan rugi tembaga
yang terjadi pada belitan primer dan belitan sekunder transformator. Untuk mengukur
besarnya rugi besi dan rugi tembaga pada transformator dapat dilakukan beberapa
pengujian dengan bantuan alat ukur listrik. Pengujian rugi besi pada transformator dapat
dilakukan dengan pengujian beban nol dan pengujian rugi tembaga dilakukan dengan
pengujian hubung singkat.
Pengujian beban nol adalah percobaan dengan mengoperasikan transformator
pada tegangan pada tegangan nominal yang pada sisi sekunder belum dipasang beban
dan mengakibatkan arus sekunder (I2) = 0 Ampere. Pada percobaan beban transformator
hanya mengambil daya untuk rugi besi saja, sebab rugi tembaga pada gulungan primer
amat kecil dan bisa diabaikan dan untuk pembangkitan fluksi tidak mengambil daya. Atas
dasar tersebut besarnya daya nyata wattmeter samadengan besarnya daya nyata rugi
besi. Untuk hasil Amperemeter pada sisi primer adalah besarnya arus beban nol (Ioc). Arus
beban nol (Ioc) yang digambarkan secara vektoris terdiri atas dua arus di dalamnya yaitu
arus tembaga (Ic) untuk membangkitkan fluksi dan arus pemagnet (Ihe) untuk mengatasi
rugi hysterisis dan arus pusar. Kedua arus tersebut mempunyai selisih 900 listrik. Gambar
3.2 adalah rangkaian ekivalen dari rangkaian beban nol transformator.
I0 Ф
I0 Ihe
V1 Rc Xm
Ic Ihe φ
Iex
V1
(a) (b)
Gambar 2.4 (a) Rangkaian Ekivalen Transfomator Beban Nol dan (b) Vektor Diagram
Beban Nol
Dari pengertian tersebut, pembacaan daya nyata pada wattmeter adalah besarnya
rugi besi yang terjadi pada inti besi dalam satuan Watt. Untuk pergesaran sudut (φ) antara
panjang-panjang vektor yang berhimpit atau yang berdekatan dapat dicari dengan
matematis trigonometri. Dari pengukuran percobaan beban nol akan diperoleh
Voc
Rc ..................................................................... (2.3)
I oc Cos oc
jX m R c
Z OC .................................................................... (2.4)
R c jX m
Keterangan :
Cos oc = Faktor daya
Voc = Tegangan (V)
Ioc = Arus beban nol (A)
Woc = Rugi Besi (W)
Rc = Hambatan inti (Ω)
Z OC = Impedansi inti
Xm = Reaktansi
Hubungan antara Roc, Xm, Ioc dan oc, secara vektoris dapat dilihat pada Gambar 2.5
Xm
Ioc
Ihe = Ioc sin θ oc
θoc
Woc Voc Rc Ic = Ioc cos θoc
Contoh Soal
Hasil pengukuran dari trafo ideal tanpa beban adalah sebagai berikut: Ioc= 5 A, faktor daya
= 0,3 dan Voc = 230 V. Jika belitan primer sejumlah 200 dan frekuensi jala-jala 50 Hz.
Hitunglah: (a) flux inti, (b) rugi besi dan (c) pergesaran fasa Ioc dan Ihe , dan Ioc dan Ic!!
Jawaban :
1. Flux inti
E1 = Voc = 230 V
345 W
D. Rangkuman
1) Transformator adalah peralatan listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui
gandengan magnet, dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik (Rijono, 1997:1).
2) Secara umum terdapat 3 bagian utama dalam transformator yaitu kumparan primer,
kumparan sekunder dan inti besi.
3) Prinsip kerja transformator terdapat dalam rumus :
4) Polaritas transformator terbagi atas dua sambungan yaitu sambungan addictive dan
sambungan substractive.
5) Perbandingan Transformasi adalah nilai perbandingan antara tegangan primer dengan
perbandingan sekunder, perbandingan antara GGL primer dengan GGL sekunder,
perbandingan arus sekunder dengan arus primer. Tujuan untuk mengetahui
perbandingan transformasi transformator adalah untuk mengetahui jenis transformtor
tersebut yaitu transformator step-up atau transformator step-down. Transformator
disebut sebagai transformator step-up, jika perbandingan transformasi kurang dari satu
dan transformator disebut sebagai transformator step-down, jika perbandingan
transformasinya lebih dari satu.
6) Pengujian beban nol dilakukan untuk mengukur besarnya rugi besi pada transformator
dengan bantuan alat ukur listrik. Pengujian beban nol dapat dilakukan dengan
mengoperasikan transformator pada tegangan pada tegangan nominal yang pada sisi
sekunder belum dipasang beban dan mengakibatkan arus sekunder
(I2) = 0 Ampere.
7) Besarnya rugi besi dapat dicari dengan :
E. Latihan
F. Pedoman Penilaian
3. Rangkaian percobaan
Sebelum melakukan pengujian polaritas transformator satu fasa dan mengukur
rugi besi pada transformator yang akan dilakukan. Terlebih dahulu lakukan pengujian
tahanan isolasi antara inti besi dengan ujung-ujung kumparan transformator dan
pengukuran nilai tahanan kumparan primer juga pengukuran tahanan kumparan sekunder
dengan menggunakan Ohmmeter. Pengujian polaritas transformator dapat dilihat pada
Gambar 2.6 dan pengujian untuk mengukur rugi besi dapat dilakukan dengan melihat
Gambar 2.7 Untuk pengujian rugi besi, sisi tegangan rendah dijadikan sisi primer yang
dipasang Amperemeter, Voltmeter, dan Wattmeter.
Langkah-Langkah Waktu
4) Jika V2 nilai tegangannya lebih dari V1, maka transformator
tersebut adalah addictive, dan jika V2 nilai tegannya kurang
dari V1 maka transformator tersebut adalah substractive
5) Masukkan data hasil pengujian pada tempat yang telah
disediakan
e) Buatlah rangkaian seperti Gambar 3.5 dan ukur besarnya rugi besi 10 menit
pada transformator dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Rangkailah rangkaian seperti Gambar 3.5
2) Pasangkan alat ukur sesuai dengan Gambar 3.5
3) Jika Wattmeter tidak tersedia, maka gantilah dengan Power
Analyzer yang tersedia.
4) Atur variac sampai tegangan nominal sisi primer transformator
dengan melihat V1
5) Catatlah hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dan
masukkan pada Tabel 4
f) Matikan sumber tegangan dan lepaskan semua rangkaian yang
terpasang 3 menit
g) Laporkan hasil percobaan kepada dosen/asistan pengampu
praktikum
Lakukan analisa hasil percobaan dengan mengerjakan tugas-tugas
pada Point selanjutnya
2. Kebenaran rangkaian
No. Penilaian Skor
1 Rangkaian benar dan sesuai dengan jobsheet 10
2 Rangkaian salah dan tidak sesuai dengan jobsheet 5
5. Laporan praktikum
No. Penilaian Skor
1 Struktur dan isi laporan benar, pengumpulan laporan dengan tepat waktu 50
2 Struktur dan isi laporan benar, pengumpulan laporan tidak tepat waktu 35
3 Struktur dan isi laporan kurang benar, pengumpulan laporan tidak tepat waktu 25