Anda di halaman 1dari 11

Achmad Fachrureza

1710631160021
Sistem tenaga Listrik
Rel Tunggal

Ini adalah susunan rel yang paling sederhana dan paling murah. Keandalan serta fleksibilitas
operasi nya sangat terbatas. Apabila ada kerusakan di rel, maka seluruh pusat listrik harus
dipadamkan untuk dapat melakukan perbaikan. Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya
digunakan pada pusat listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem.
Untuk menaikkan keandalan rel tunggal. PMS seksi dapat dipasang yang membagi rel dalam dua
kelompok, yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel. Unit pembangkit dan beban
sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian lagi dihubungkan ke kelompok kanan dari
rel. Apabila ada kerusakan pada rel yang perbaikannya memerlukan pemadaman, maka seksi rel
yang memerlukan perbaikan bisa dipadamkan dengan membuka PMS seksi ini sehingga seksi rel
yang sebelahnya tetap bisa dioperasikan/dinyalakan.

     Rel Ganda dengan Satu PMT

Rel ganda yang diperlihatkan pada gambar 2.8 adalah rel ganda dengan satu PMT, selanjutnya
hubungan ke rel 1 atau rel 2 dilakukan melalui PMS. Rel ganda pada umumnya dilengkapi
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi menghubungkan rel 1 dan rel 2 seperti
diperlihatkan pada gambar 2.8. PMT ini disebut sebagai PMT kopel. Dengan rel ganda, sebagian
instalasi dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian lagi ke rel 2. Kedua rel tersebut(rel 1 dan rel 2)
dapat dihubungkan paralel atau terpisah dengan cara menutup atau membuka PMT kopel.
Dengan cara ini fleksibilitas operasi akan bertambah terutama sewaktu menghadapi gangguan
yang terjadi dalam sistem.
            Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan lain-nya ke rel
2. Apabila salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan pindah rel, maka terlebih
dahulu PMT-nya harus dibuka, kemudian disusul dengan pembukaan PMS rel yang
akan ditinggalkan, baru diikuti pemasukan PMS rel yang dituju; urutannya tidak boleh dibalik. 
Apabila terbalik, maka akan terjadi hubungan paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum
tentu sama tegangannya dan hal demikian adalah berbahaya. Setelah selesai
melakukan pemindahan posisi PMS, baru PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan
PMT harus melalui proses sinkronisasi.
            Dari uraian di atas tampak bahwa proses pemindahan beban dari rel satu ke rel lainnya
memerlukan pemadaman, yaitu saat PMT dibuka. Pemindahan beban atau unit 
pembangkit dari salah satu rel ke rel lainnya dalam praktek dapat terjadi, misalnya karena ada
kerusakan yang memerlukan pemadaman rel saat perbaikan.

Rel Ganda dengan Dua PMT

Rel ganda dengan dua PMT ini sama seperti rel ganda dengan satu PMT hanya saja disini semua
unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT sehingga fleksibilitas
manuver menjadi lebih baik. Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2 dapat dilakukan tanpa
pemadaman, tidak seperti pada rel ganda dengan satu PMT, seperti diuraikan pada butir b di atas.
Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya 2 buah PMT(masing-masing satu PMT untuk setiap
rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup terlebih dahulu PMT rel yang ditujukan,
kemudian membuka PMT rel yang ditinggalkan. Sebelum melakukan manuver ini, harus
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
diyakinkan terlebih dahulu bahwa rel 1 dan rel 2 tegangannya sama, baik besarnya maupun
fasanya. Jika sudah sama, baru PMT dapat 
dimasukkan.

     Rel dengan PMT satu setengah

Pada dasarnya rel dengan PMT satu setengah adalah rel ganda dengan tiga buah PMT di antara
dua rel tersebut. Jika rel-rel ini diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, dan PMT
seterusnya. Sedangkan yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2, dan
seterusnya. PMT yang ditengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi 
sebagai PMT AB1, PMT AB2, dan seterusnya.

Sistem tenaga listrik terdiri dari 3 komponen utama yaitu Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
& beban. Skema dari sistem tenaga listrik dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Sistem Tenaga Listrik


Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
Pada Gambar 1 merupakan contoh skema karena jika ditinjau dari level tegangan pada sisi
transmisi tidak harus 150 kV, bisa 70 kV, 275 kV hingga 500 kV untuk di Indonesia. Pada
Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa sistem tenaga listrik diawali dengan pembangkitan, transmisi,
distribusi hingga menuju beban.  Fungi dari 3 hal tersebut sebagai berikut.

1. Pembangkit
Pembangkit merupakan suatu proses konversi energi lain menjadi energi listrik. Pada dasarnya
listrik dibangkitkan oleh Generator yang digerakkan oleh beberapa jenis energi penggerak salah
satunya adalah air, batu bara, panas bumi, angin dan lain sebagainya. Pada sistem pembangkitan,
level tegangan disesuaikan dengan spesifikasi generator pembangkit yang digunakan, biasanya
berkisar antara 11 s/d 24 kV. Untuk pembangkit yang berkapasitas lebih besar biasanya
menggunakan level tegangan yang lebih tinggi. Tenaga listrik yang dihasilkan di pembangkit,
tegangannya akan dinaikkan oleh trafo step-up untuk dikirimkan ke sistem interkoneksi
transmisi.

2. Transmisi
Transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa sejumlah konduktor yang
dipasang membentang sepanjang jarak antara pusat pembangkit sampai pusat beban. Seacara
ringkas fungsi dari transmisi adalah menyalurkan tenaga listrik. Pada transmisi diperlukan
efisiensi yang tinggi agar daya yang disalurkan tidak banyak hilang maka dipilih level tegangan
yang lebih tinggi untuk disalurkan dikarenakan untuk mengurangi rugi-rugi daya dan turun
tegangan kecil pada saat penyaluran. Pada umunya, level tegangan pada transmisi ≥ 70 kV.

3. Distribusi
Setelah proses penyaluran, maka tegangan kembali diturunkan di Gardu Induk sesuai kebutuhan
untuk didistribusikan ke beban. Sehingga jaringan distribusi dalam operasinya tidak bisa
dipisahkan dari GI sisi distribusi yang berada di ujung transmisi yang berfungsi mengatur level
tegangan transmisi sesuai dengan level tegangan distribusi untuk disalurkan ke beban. Beban
adalah peralatan listrik di lokasi konsumen yang memanfaatkan energi listrik dari sistem
tersebut. Beban dari konsumen terbagi atas beberapa klasifikasi tegangan mulai konsumen
tegangan rendah (KTR), konsumen tegangan menengah (KTM) dan konsumen tegangan tinggi
(KTT). Proses dimulai dari tegangan keluaran dari GI sisi distribusi sebesar 20 kV yang
kemudian menuju beban konsumen 20 kV atau diturunkan oleh trafo pada tiang distribusi untuk
konsumen 380V/220V. Namun untuk KTT, tegangan dari transmisi langsung disalurkan melalui
bay penghantar pada Gardu Induk apabila tegangan sudah sesuai dengan beban KTT.
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
Gambar Segitiga daya

Hubungan ketiga besaran daya tersebut dinyatakan dengan : atau sering


dinyatakan dalam bentuk S = P + j Q. Pada segitiga daya, antara daya semu (S) dan daya
aktif (P) akan membentuk sudut tertentu (Ɵ), yang besarnya dipengaruhi oleh nilai
masing- masing daya tersebut. Sudut inilah yang menjadikan adanya nilai faktor daya
atau cos Ɵ yang merupakan perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Daya
semu (S) inilah yang mempengaruhi nilai arus yang mengalir pada jaringan. Hubungan
antara tegangan dan arus jaringan adalah:
Daya semu = tegangan sistem x arus yang mengalir pada jaringan atau S = V x I
Daya aktif = daya semu x faktor daya atau P = S x cos Ɵ

Ada dua cara kerja tap changer:

1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa beroperasi
untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban, disebut “Off
Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban, disebut “On Load Tap
Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.

Beberapa kegunaan dari kapasitor bank:


 Memperbaiki Power Factor (faktor daya)
 Mensuply daya reaktif sehingga mamaksimalkan penggunaan daya komplek (KVA)
 Mengurangi jatuh tegangan (Voltage drop)
 Menghindarikelebihanbebantransformer
 Memberikan tambahan dayatersedia
 Menghindari kenaikan arus/suhu pada kabel
 Menghemat daya / efesiensi
 mengawetkan instalasi & Peralatan Listrik
 Kapasitor bank juga mengurangi rugi – rugi lainnya pada instalasi listrik
Untuk memperbaiki atau mengkopensasi drop tegangan agar tegangan pada sisi
penerima di usahakan tetap maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti:
 Penambahan kapasitor bank
 Tranformer Tap Changing
 Penambahan Eksitasi padagenerator
Gangguan simetris merupakan jenis gangguan yang menghasilkan magnitude dan fasa
tegangan dan arus gangguan yang memiliki nilai yang sama antara ketiga fasanya.
Gangguan ini terdiri dari gangguan tiga fasa dan gangguan tiga fasa ke tanah.
Gangguan asimetris adalah jenis gangguan yang menghasilkan magnitude dan fasa tegangan
dan arus gangguan yang memiliki nilai yang berbeda antara ketiga fasanya. Untuk
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
menganalisa gangguan asimetris digunakan konsep komponen simetris yang dicetuskan
C.L. Fortesque pada tahun 1918.
Pada saat starting maka besarnya torsi akan mencapai 2 kalinya besar beban penuh,
sehinga untuk mengurangi lonjakan arus dibutuhkan metode starting. Metode-metode
starting tersebut antara lain.
 Direct online starting (DOL)
Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering
dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil. Pengertian
penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di swich On ke
sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu
mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting
 Y-Δstarting
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor
yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star
ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan
stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus
dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed
normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja
dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.
 Soft starting
Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor. Prisip
kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor. Pertama-tama motor
hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsipun juga rendah. Pada level
ini motor hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya
tegangan akan dinaikan secara bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan
berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal.
 Auto trafo starting
Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tap tegangan sekunder
autotransformer terendah. Setelah beberapa saat motor dipercepat tap autotransformer
diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh.
 Kapasitor
Ada 3 macam motor kapasitor:
1. Motor kapasitor start (starting capacitor motor)
Motor ini adalah merupakan jelmaan dari motor fasa belah, tetapi mempunyai kapasitor
yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan sakelar sentrifugal, secara konstruktif sama
persis, hanya ditambah satu unit kapasitor untuk memperbesar kopel awal (start).
2. Motor kapasitor tetap/ running (permanent capacitor motor)
Motor listrik ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu,
terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung langsung paralel dengan sumber
listrik.
3. Motor kapasitor start running (start-running capacitor motor)
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
Jenis motor listrik ini adalah perpaduan antara motor kapasitor startdan motor kapasitor
running , dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah untuk memperioleh kopel awal
yang lebih besar dan kopel jalan yang merata.
Beberapa tipe jaringan sistem distribusi:
A.  Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem distribusi yang
paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini  terdapat beberapa penyulang yang menyuplai
beberapa gardu distribusi secara radial.

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi
adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau
diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah
dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan  sistem  lainnya. Kurangnya
keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur  utama yang menyuplai gardu distribusi,
sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut
padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling  ujung kurang baik,
hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
B.  Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan penting yang
tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini memiliki minimal dua
penyulang sekaligus dengan  tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer
Switch,  setiap penyulangterkoneksi ke gardu  pelanggan khusus tersebut sehingga  bila salah
satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik

C.  Jaringan Lingkar (Loop)


Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa ini
dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian

D.  Jaringan Spindel


Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola
Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik
dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang
cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya
digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran
kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel
berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi
yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan
rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
E.  Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan untuk kota besar yang
mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan
penyulang cadangan.
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik

Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang
konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.

Spesifikasi sebagai berikut:


 6 bus
 3 generator
 6 load/beban
 7 saluran transmisi
Achmad Fachrureza
1710631160021
Sistem tenaga Listrik

Anda mungkin juga menyukai