Anda di halaman 1dari 7

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN

TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN


PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

Muhammad Ade Nugroho, 1410017211121


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat.
muh_ade.nugroho@yahoo.com

Dalam prosesnya hal ini dapat ditempuh dengan cara


Abstrak - Sistem distribusi adalah sistem tenaga melakukan penyesuaian tap changer trafo dengan
listrik yang menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit mengoptimalkan kualitas tegangan trafo distribusi untuk
hingga disalurkan kepada konsumen. Penelitian ini dilatar meningkatkan kualitas tegangan yang baik dan stabil kepada
belakangi oleh permasalahan mengenai tegangan jatuh (drop pelanggan-pelanggan PLN khususnya pelanggan PLN Rayon
voltage) yang diterima pelanggan PT PLN (Persero) Rayon Muaralabuh. Penyesuaian tap changer trafo ini dituntut
Muaralabuh yang mengacu pada SPLN 1:1995 dengan sehandal mungkin sehingga dapat meminimalisir drop voltage
toleransi tegangan pelayanan yang masih diterima adalah yang diterima pelanggan. Optimalisasi kualitas tegangan trafo
maksimal +5% dari tegangan standar tegangan rendah (TR) distribusi dan penyesuaian tap changer trafo ini merupakan
pada sisi pangkal dan minimum -10% pada sisi ujung. Upaya salah satu metode dalam memecahkan masalah untuk
yang paling efektif dan efisien untuk menyelesaikan memperbaiki tegangan yang diterima di sisi pelanggan
permasalahan diatas adalah dengan pengaturan tapping trafo. sekaligus memperbaiki susut teknis distribusi Rayon
Tapping transfomator dibuat pada sisi tegangan tinggi dan Muralabuh dengan biaya yang murah dan hasil yang
dibagi dalam lima bagian. Dengan mengubah posisi tapping maksimal.
sama dengan mengubah jumlah belitan primer. Perubahan
nilai jumlah belitan primer akan mempengaruhi rasio II. LANDASAN TEORI
perbandingan belitan transformator. Perubahan rasio
perbandingan belitan ini menyebabkan perubahan tegangan Dari berbagai masalah yang timbul pada sistem tenaga
pada sisi tegangan tinggi. Penyesuaian tap changer trafo ini listrik mayoritas disebabkan oleh tegangan jatuh (drop voltage)
sudah diimplementasikan di PLN Rayon Muaralabuh yang diterima di sisi pelanggan. Drop voltage sendiri
sebanyak 30 trafo dengan saving 1810.51 kWh/Bulan. Apabila merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu
diasumsikan terdapat 95% beban yang diterima di titik penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara
pelanggan, maka setara dengan Rp. 1.339.779,- per bulan, dan umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban,
sekaligus dapat memperbaiki susut teknis distribusi Rayon serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar.
Muaralabuh yang semula 6,60% menjadi 6,59%. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau
Keywords - Tap changer trafo, optimalisasi dalam besaran volt. Besarnya batas atas dan bawah ditentukan
kualitas tegangan trafo, susut teknis distribusi. oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan jatuh
tegangan praktis pada batas – batas tertentu dengan hanya
menghitung besarnya tahanan masih dapat dipertimbangkan,
I. PENDAHULUAN namun pada sistem jaringan khususnya pada sistem tegangan
Indonesia merupakan negara yang sedang menengah masalah induktansi dan kapasitansinya
berkembang sehingga pertumbuhan energi listrik yang ada diperhitungkan karena nilainya cukup berarti (PT PLN
sebanding dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari (Persero), 2010: hal 20)
tehun ke tahun, tentunya tantangan dalam menjaga stabilitas
pasokan energi listrik semakin berat. Salah satu tantangan 2.1 Transformator
menjaga stabilitas pasokan energi listrik tersebut adalah Transformator atau sering disebut trafo adalah mesin
kualitas tegangan yang baik dan stabil. Penelitian ini listrik tidak bergerak yang berfungsi untuk menaikkan atau
difokuskan untuk optimalisasi kualitas tegangan trafo menurunkan tegangan. Transformator atau trafo ini bekerja
distribusi sekaligus meminimalisir tegangan jatuh (drop berdasarkan prinsip induksi elektromagnet dan hanya dapat
voltage) yang sering terjadi disisi pelanggan PT PLN (Persero) bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC). Ketika
Rayon Muaralabuh. Masyarakat yang berada jauh dari gardu kumparan primer dialiri arus AC (bolak – balik) maka akan
distribusi cenderung menerima tegangan yang nilainya lebih menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya.
kecil daripada di daerah yang dekat dengan gardu distribusi.
Ketika arus pada belitan primer dan sekunder
mengalir dengan arah yang berlawanan. Arus-arus ini
berinteraksi dengan fluks bocor diantara kedua belitan dan
menghasilkan gaya radial yang saling tolak-menolak. Gaya
radial ini menekan belitan dalam ke inti dan mendorong
pelitan luar menjauhi inti. Gaya yang berlawanan ini akan
menimbulkan gaya aksial jika tapping dibuat pada belitan
Gambar 2.1. Transformator transformator. Pada gambar diatas, belitan dengan tapping
akhir menimbulkan gaya aksial yang lebih besar dengan
belitan dengan tapping tengah. Pada keadaan hubung singkat,
gaya aksial yang timbul akan sangat besar. Sehingga posisi
tapping yang sering dipakai adalah tapping tengah.
Tapping transformator distribusi adalah dari tegangan
Keterangan : nominalnya. Jadi tegangan pada sisi primer transformator
Vp = Tegangan Primer distribusi mempunyai 5 tapping yaitu:

Vs = Tegangan Sekunder Tapping 1 = VN + (0,1 x VN)


Ip = Arus Primer Tapping 2 = VN + (0,05 x VN)
Tapping 3 = Vs
Is = Arus Sekunder Tapping 4 = Vs - (0,05 x Vs)
Np = Kump. Primer Tapping 5 = Vs + (0,1 x Vs)
Jumlah beliatan transformator distribusi 3 phasa :
Ns = Kump. Sekunder  Belitan primer dihubungkan Y
Ns = Kump. Sekunder

Dimana : = Tegangan per belitan


2.2 Tapping Transformator  Belitan primer terhubung ∆
Prinsip pengaturan tegangan sekunder berdasarkan
perubahan jumlah belitan primer atau sekunder.Vp, Np dan Vs,
Ns adalah parameter primer dan sekunder.
 Jumlah belitan sekunder per kaki, jika belitan
terhubung Z

Jika tap changer didesain beroperasi, ketika


transformator di luar rangkaian disebut changer tanpa beban.
Tap changer yang didesain beroperasi ketika transformator
dalam rangkaian disebut tap changer berbeban.

Jika Np berkurang, tegangan per belitan bertambah, sehingga


2.3 Tap Changer Berbeban
tegangan sekunder bertambah. Di sisi lain, jika Ns bertambah
sementara Np tetap, tegangan sekunder juga bertambah, maka Pengubah tapping ini biasanya digunakan untuk
bisa disimpulkan bahwa pengurangan belitan primer Np perubahan tegangan dalam periode waktu yang singkat.
mempunyai pengaruh yang sama dengan penambahan belitan Tegangan keluaran dapat diatur dengan tap changer, tanpa
Ns. Tapping dapat dibuat di awal, akhir dan tengah belitan menyebabkan gangguan terhadap sistem.
transformator, ditunjukan Gambar 2.2. berikut :

Gambar 2.5a. Tap Changer Berbeban


Gambar 2.2. Tapping Transformator
2.5b. Operasi dari segmen 1 ke segmen 2
Ketika perubahan tegangan dibutuhkan, stut dan 2.4 Tegangan Jatuh (Drop Voltage)
dipindahkan ke segmen 2 dengan urutan operasi sebagai
berikut : Drop Voltage ditimbulkan oleh arus yang mengalir
1. Buka saklar y, gambar ( b.I ). Arus masuk melalui melalui tahanan kawat, drop voltage (V) pada penghantar
reaktor pada bagian bawah. Reaktor menjadi sangat semakin besar jika arus (I) di dalam penghantar semakin besar
induktif dan tegangan jatuhnya besar. Oleh karena dan bergantung pada bahan atau penghantar (R) kawat itu
itu, reaktor harus didisain menahan arus beban penuh sendiri.
sesaat. Vdrop = I x ((R x cos phi) + (jX x sin phi))
2. Stut B tidak dialiri arus, sehingga bisa dipindahkan ke
segmen 2 tanpa percikan api. atau
3. Tutup saklar y, gambar ( b.III ). Belitan transformator
antara sadapan 1 dan 2 terhubung melalui reaktor.
Vdrop=
Impedansi reaktor besar, pada saat arus mengalir
dalam satu arah, arus sirkulasi yang mengalir melalui
reaktor dan sadapan belitan sangat kecil. Pada Keterangan :
keadaan ini, reaktor melindungi sadapan belitan dari
hubung singkat. Vdrop = Drop voltage
4. Buka saklar x. Arus masuk mengalir hanya melalui I = Arus
reaktor pada bagian atas, menyebabkan tegangan R = Hambatan
jatuh yang besar. Phi = Sudut Daya
5. Pindahkan stut A dari segmen 1 ke segmen 2 dan R = Resistant
tutup saklar x. Pada saat ini perpindahan sadapan 1 ke Z = Impedant
2 telah selesai. X = Reaktan

Jenis tap changer berbeban yang lain, juga dilengkapi Cos phi =
dengan reaktor sadapan tengah, diilustrasikan pada Gambar
2.5. Fungsi reaktor adalah melindungi sadapan belitan dari
hubungan singkat. Saklar 1, 2, 3, 4 dan 5 dihubungkan dengan Sin phi =
sadapan belitan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Penyesuaian Tap Changer Trafo 200 kVA

Penyesuaian tap changer tarfo distribusi tiga phasa


bertujuan untuk menjaga tegangan pada sisi tegangan sekunder
selalu konstan, meskipun terjadi perubahan tegangan pada sisi
Gambar 2.6. Tapping Berbeban tegangan tinggi. Data test belitan ini didapat dari penelitian
sebelumnya (Leonardus Siregar, 2013).
Tabel 3.1. Sample data Trafo Pasar Muaralabuh (200 kVA)
Saklar pada Gambar 2.6. ditutup selama operasi
normal, dengan saklar 2, 3, 4, 5 dibuka dan saklar 1 ditutup.
Pada saat ini, arus mengalir melalui reaktor bagian atas dan
reaktor bagian bawah dengan arah yang berlawanan.
Perubahan sadapan 1 ke sadapan 2, dilakukan dengan urutan
operasi sebagai berikut.
1. Buka saklar S. Sekarang arus total mengalir melalui
reaktor pada bagian atas dan tegangan jatuhnya besar.
2. Tutup saklar 2. Belitan antara sadapan 1 dan sadapan
2 terhubung melalui reaktor. Untuk sadapan trafo 19 kV dengan kapasitas trafo 200 kVA
3. Buka saklar 1. Sehingga arus mengalir melalui kualitas tegangan yang optimal dengan mengacu pada SPLN
reaktor pada bagian bawah dan tegangan jatuhnya 1:1995 di posisi Tap changer 4 dengan jumlah belitan 1956.
besar.
4. Tutup saklar S. Arus mengalir melalui kedua bagian
reaktor .
Untuk perubahan sadapan 2 ke sadapan 3, urutan operasi di
atas diulangi.
Gambar 3.2. Grafik posisi tap trafo 160 kVA terhadap belitan dan output
tegangan trafo distribusi

Dari Gambar 3.2., tersebut didapatkan data kualitas


tegangan yang optimal untuk trafo 160 kVA dengan output Vs
(tegangan di sisi sekunder trafo) 400 Volt di tapping 4 dengan
Vin (tegangan sadapan trafo) 19 kV untuk lokasi Trafo
Bendang.

Gambar 3.1. Grafik posisi tap trafo 200 kVA terhadap belitan dan output 3.3 Hasil Penyesuaian Tap Changer Trafo 100 kVA
tegangan trafo distribusi
Tabel 3.3. Sample data Trafo Pasir Talang (100 kVA)
Dari Gambar 3.1. tersebut didapatkan data kualitas
tegangan yang optimal untuk trafo 200 kVA dengan output Vs
(tegangan di sisi sekunder trafo) 411 Volt di tapping 4 dengan
Vin 19 kV untuk lokasi Trafo Pasar Muaralabuh yang berlokasi
dipusat perbelanjaan Kabupaten Solok Selatan.

3.2 Hasil Penyesuaian Tap Changer Trafo 160 kVA


Tabel 3.2. Sample data Trafo Bendang (160 kVA)

Sedangkan untuk Trafo Pasir Talang yang berkapasitas 100


kVA output kualitas tegangan yang optimal dengan mengacu
pada SPLN 1:1995 di posisi Tap changer 3 dengan Vin 20 kV,
hal ini dikarenakan lokasi Trafo Pasir Talang dekat dengan
sumber tegangan yang dikirim dari Gardu Hubung.

Untuk sadapan Trafo Bendang yang berkapasitas 160 kVA


diposisi Vin 19 kV output kualitas tegangan yang optimal
dengan mengacu pada SPLN 1:1995 di posisi Tap changer 4
dengan jumlah belitan 1564 selisih 392 jumlah belitan
dibandingkan dengan kapasitas trafo 200 kVA.

Gambar 3.3. Grafik posisi tap trafo 100 kVA terhadap belitan dan output
tegangan trafo distribusi
Dari Gambar 3.3. tersebut didapatkan data kualitas 3.5 Hasil Vs sebelum & sesudah penyesuaian Tap Changer
tegangan yang optimal untuk trafo 100 kVA dengan output Vs Data output tegangan trafo distribusi sebelum
(tegangan di sisi sekunder trafo) 404 Volt di tapping 3 dengan penyesuaian tap changer trafo sekaligus optimalisasi kualitas
Vin (tegangan sadapan trafo) 20 kV untuk lokasi Trafo Pasir tegangan trafo distribusi:
Talang yang dekat dengan sumber tegangan. Tabel 3.5.1. Rekap tegangan gardu sebelum penyesuaian Tap
Changer Trafo

3.4 Hasil Penyesuaian Tap Changer Trafo 50 kVA


Tabel 3.4. Sample data Trafo Pinang Awan (50 kVA)

Untuk Trafo Pinang Awan yang berkapasitas 50 kVA lebih


kecil dibandingkan dengan trafo yang lainnya, kualitas
tegangan yang optimal dengan mengacu pada SPLN 1:1995
untuk Trafo Pinang Awan di posisi Tap changer 4 Vin 19.5
kV dengan jumlah belitan 502.

R-S / R-T / S-T = Beda Tegangan


antar phasa (Volt)

Dari Tabel 3.5.1. tersebut merupakan data output tegangan


trafo distribusi sebelum dilakukannya penyesuaian tap changer
trafo dengan mayoritas tegangan output dibawah 380 V.
Data output tegangan trafo distribusi sesudah
penyesuaian tap changer trafo sekaligus optimalisasi kualitas
tegangan trafo distribusi

Gambar 3.4. Grafik posisi tap trafo 50 kVA terhadap belitan dan output
tegangan trafo distribusi

Dari Gambar 3.4. tersebut didapatkan data kualitas


tegangan yang optimal untuk trafo 50 kVA dengan output Vs
(tegangan di sisi sekunder trafo) 408 Volt di tapping 4 dengan
Vin (tegangan sadapan trafo) 19.5 kV untuk lokasi Trafo
Pinang Awan.
Tabel 3.5.2. Rekap tegangan gardu sesudah penyesuaian Tap Tabel 3.6. Saving penyesuaian Tap Changer Trafo
Changer Trafo

R-S / R-T / S-T = Beda Tegangan


antar phasa (Volt)

Dari Tabel 3.5.2. tersebut merupakan data output tegangan Dari Tabel 3.6. tersebut didapatkan 1810.51 kWh/Bulan
trafo distribusi setelah dilakukannya penyesuaian tap changer saving kWh yang didapat dari 30 buah trafo yang mengalami
trafo sekaligus optimalisasi kualitas tegangan trafo sesuai penyesuaian tap changer trafo dengan di asumsikan 95% beban
dengan sadapan yang diterima trafo tersebut. yang diterima di titik pelanggan, setara dengan Rp. 1.339.779,-
per bulan sesuai dengan nilai rata – rata rupiah per kWh Rayon
Muaralabuh.
3.6 Saving hasil penyesuaian tap changer trafo distribusi

Saving yang diperoleh dari penyesuaian 30 buah tap


IV. KESIMPULAN DAN SARAN
changer trafo :
4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan simulasi yang dilakukan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Salah satu penyebab tegangan jatuh (drop voltage)
yang mengacu pada SPLN 1:1995 di sisi pelanggan
salah satunya adalah tidak sesuainya tap changer trafo
dengan sadapan yang diterima trafo tersebut.
2) Untuk optimalisasi kualitas tegangan output Vs
(tegangan di sisi sekunder trafo) yaitu dengan
menyesuaiakan Vin (tegangan sadapan trafo) dengan
lokasi dan sadapan yang diterima trafo tersebut.
3) Semakin besar kapasitas trafo distribusi maka akan DAFTAR PUSTAKA
semakin banyak jumlah belitan disisi primer trafo
distribusi.
4) Dengan Optimalisasi kualitas tegangan trafo distribusi Endansari S, Dona., 1989 Studi Perhitungan Susut Teknis Pada Sistem
Distribusi Tenaga Listrik, Jurusan Elektro FTUI, Jakarta.
dan penyesuaian tap changer tersebut di dapatkan
1810.51 kWh/Bulan saving kWh yang diasumsikan Setiabudy, R., 2007, Material Teknik Listrik. Jakarta
95% beban yang diterima di titik pelanggan, setara
dengan Rp. 1.339.779,- per bulan. Siregar, Leonardus, 2013, Pengujian Tapping Transformator Distribusi 20 kV,
5) Dengan melakukan optimalisasi sekaligus Medan.
penyesuaian tap changer trafo untuk memperbaiki Suryatmo, F., 2005, Dasar – Dasar Teknik Listrik. Jakarta
kualitas tegangan di sisi pelanggan tersebut dapat
memperbaiki susut teknik Rayon Muaralabuh dari SPLN, 2010. PT PLN Persero.
6,60% menjadi 6,59% dengan target susut 5% di
tahun 2015. Zuhal., 1995, Dasar Tenaga Listrik. ITB. Bandung
6) Optimalisasi kualitas tegangan trafo distribusi dan
penyesuaian tap changer trafo tersebut memperbaiki
tegangan jatuh (drop voltage) di ujung pelanggan PT
PLN (Persero).

4.2 Saran
Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya, maka disarankan hal-
hal sebagai berikut:
1) Tegangan jatuh (drop voltage) dan optimalisasi
kualitas tegangan trafo sesuai dengan sadapan yang
diterima trafo tersebut merupakan salah satu
penyebab tidak stabilnya sistem penyaluran tenaga
listrik ke pelanggan PLN, oleh karena itu disarankan
untuk pekerjaan optimalisasi sekaligus penyesuaian
tap changer trafo dilakukan secara rutin dan
menyeluruh.
2) Dalam studi yang dilakukan untuk optimalisasi
kualitas tegangan trafo distribusi dibuat sebatas
melakukan perbandingan kapasitas trafo distribusi
berdasarkan belitan trafo (winding ratio), output
tegangan distribusi dan sadapan trafo tiap tiap lokasi
trafo distribusi. Untuk penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan perbandingan jenis penghantar dan
penampang kawat ke pelanggan PLN.
3) Dalam studi lebih lanjut, disarankan untuk
mengevaluasi tegangan ujung di sisi pelanggan PLN
baik sesudah ataupun sebelum dilakukannya
optimalisasi kualitas tegangan trafo distribusi agar
tegangan yang tersalurkan optimal di sisi pelanggan
PLN.

Anda mungkin juga menyukai