6.
6 Konsep SEB MENLH & MENDAGRI Pelaksanaan Pasal
121 UU 32/2009
1
Pendahuluan
Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Ekonomi
Menguntungkan
Sosial secara ekonomi
Diterima (economically
secara viable)
sosial Pembangunan
Berkelanjutan
(socially
acceptable)
Ramah lingkungan
(environmentally
Lingkungan sound)
Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
(WCED Our Common Future)
THE EGG OF SUSTAIABILITY: ANALOGI PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN Kualitas LH Kualitas
(Ecosystem Manusia OUTCOME
Well-Being) (Human
Well-Being)
TIDAK
BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN
HIDUP TIDAK
BERKELANJUTAN
TIDAK
BERKELANJUTAN
BERKELANJUTAN
MANUSIA
KETERANGAN:
MENINGKAT MENURUN
Hubungan antara Sistem Sosial Manusia & Ekosistem/Lingkungan
PERUBAHAN-PERUBAHAN ALAMI
INTERAKSI SOSIAL (People-to-people Pressures)
(Naturally-caused environmental changes)
KOOPERASI KOLABORASI, KOMPETISI,
KONFLIK
Iklim, tanah (edafis), topografi, geologi, physiografi
Sumber: Konsep tersebut dimodifikasi dari konsep yang terdapat dalam buku Strategies for National Sustainable Development (Carew-Reid et all 1994)
2a Konservasi Sistem
Penyangga Kehidupan
2b Konservasi
Keanekaragaman Hayati
Sumber: Scott Bedbury (Mantan Chief Marketing Strategis di Nike and Starbucks)
dalam Hermawan Kartajaya (2005)
Note: Triple Bottom Line merupakan jargon teknis di dunia bisnis yang diciptakan oleh John
Elkington dan diketengahan untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul Ecology of
Tomorrows World (1980) Sumber: Noke Kiroyan (Chairman Rio Tinto), 2005.
TrippleBottomline = 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Berdasarkan Triple Bottomline tersebut, Jika Ingin terus bertahan dan
berkelanjutan maka kegiatan Bisnis/investasi harus:
Ekonomi Menguntungkan
secara ekonomi
(economically
viable)
Ramah lingkungan
(environmentally
sound)
Lingkungan Hidup Sosial
Diterima secara sosial
(socially acceptable)
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia:
Sustainable Growth with Equity
Presiden SBY:
Indonesia memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun Empat Pilar Strategi
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Pembangunan
Hidup. Undang-undang ini secara tegas mengamanatkan
internalisasi aspek lingkungan hidup, dalam berbagai
ranah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan 1. Pro-growth,
rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam untuk
menggerakan per-tumbuhan ekonomi, kita jalankan 2. Pro-poor,
dengan tidak mengorbankan daya dukung, daya 3. Pro-job and
tampung, dan produktivitas lingkungan.
4. Pro-environment
Indonesia terus mencari keseimbangan yang tepat antara
kepentingan pembangunan ekonomi dengan kepentingan
pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2005, saya
perkenalkan tiga pilar strategi pembangunan sosial-
ekonomi yaitu pro-growth, pro-poor, dan pro- Sustainable
job. Kemudian, sejak tahun 2007 kami tambahkan
lagi pro-environment. Berbagai kebijakan pemerintah Growth with Equity
yang dilandaskan pada keempat pilar ini, yang sejatinya
adalah sustainable growth with equity.
Sumber: SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN ASIA PACIFIC HUMAN DEVELOPMENT REPORT
(APHDR) 2012 Jakarta, 10 Mei 2012
Izin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit Equty
1986 UU Lingkungan
tonggak awal Hidup
(PP Nomor 29
tahun 1986)
Peraturan
Pemerintah
tentang AMDAL
2009
UU 32/2009
Inovasi Kebijakan:
1997
PP No 27/2012 UU 23/1997
Merupakan PP
Generasi Ke-4 (empat) 1982
yang mengatur tentang
UU 4/1982 15
Amdal di Indonesia
Semangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
1. Menghindari terjadinya birokrasi baru. Dalam PP ini,
Izin lingkungan diintegrasikan ke dalam proses Amdal
dan UKL-UPL;
2. Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
harus lebih streamlining dan bermutu, serta menuntut
profesionalisme, akuntabilitas dan integritas semua
pihak;
3. Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah;
4. Penegakan hukum atas pelanggar Amdal-UK-UPL dan
Izin Lingkungan;
5. Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat;
6. Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan;
7. Izin Lingkungan = Filter Investasi Hijau
Pro-Lingkungan dan Pro-Investasi Hijau
Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU
Lingkungan Hidup di Indonesia (1982, 1997 dan 2009)
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
Hanya ada dua pasal Ada tiga pasal yang mengatur Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal,
yang mengatur atau atau menyebutkan tentang yaitu:
menyebutkan tentang Amdal, yaitu: 1. Pasal 1 angka 11 dan angka 35: Pengertian Amdal dan
AMDAL, yaitu: keterkaitan amdal dan izin lingkungan;
1. Pasal 1 angka 20: Pengertian 2. Pasal 22: Dampak penting dan Amdal
1. Pasal 1 angka 10 tentang Amdal; 3. Pasal 23: Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal;
terkait dengan 2. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2): 4. Pasal 24: Dokumen Amdal dan SKKL
Pengertian AMDAL; Kewajiban Amdal bagi 5. Pasal 25: Dokumen Amdal
2. Pasal 16: Kewajiban Setiap rencana yang 6. Pasal 26: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan
Amdal bagi Setiap diperkirakan mempunyai dokumen Amdal
rencana yang dampak penting terhadap 7. Pasal 27: Pihak lain dalam penyusunan dokumen
diperkirakan lingkungan Amdal;
mempunyai dampak Amanah untuk menyusun 8. Pasal 28: Sertifikasi penyusunan Amdal;
penting terhadap PP terkait dengan 9. Pasal 29: Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal;
lingkungan penentuan rencana usaha 10. Pasal 30: Anggota KPA, Tim Teknis dan Sekretariat
dan/atua kegiatan yang KPA;
berdampak besar dan 11. Pasal 31: Hasil penilaian Amdal dan penetapan SKKL;
penting terhadap LH, 12. Pasal 32: Amdal untuk golongan ekonomi lemah;
penyusunan dan penilaian 13. Pasal 36: Keterkaitan amdal , SKKL dan izin lingkungan
AMDAL 14. Pasal 37: keterkaitan permohonan izin lingkungan
3. Pasal 18: Keterkaitan Amdal dengan Amdal;
dengan penerbitan izin usaha
dan/atau kegiatan
Lanjutan - Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di
Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
4. Dokumen PIL, KA-ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA, ANDAL, RKL-RPL
Amdal ANDAL, RKL, RPL RKL, RPL RKL, RPL dan RE
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia
6. Lisensi Komisi Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota Lisensi KPA Pusat &
Penilai Amdal sejak 2008 Lisensi KPA Provinsi
(2010) dan
KPA Kab/Kota (2008)
7. Proses 1) PIL = 30 hari 1) KA-ANDAL = 12 1) KA-ANDAL = 75 hari 1. KA = 30 hari
Penilaian & 2) KA-ANDAL = 30 hari 2) ANDAL & RKL-RPL = 2. ANDAL & RKL-RPL =
waktu hari 2) ANDAL & RKL- 75 hari 75 hari
3) ANDAL = 90 hari RPL = 45 hari
4) RKL-RPL = 30 hari
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia
Tujuan utama Izin Lingkungan : menetapkan tingkat kinerja yang diperlukan oleh suatu usaha
dan/atau kegiatan yang diikat secara hukum (legally binding commitment and performance) agar
tetap memenuhi BML & KBKL dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.
Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem
Pembangunan Berkelanjutan lainnya di Indonesia
Sistem Sistem Perbankan: Izin Usaha dan/atau
Penataan Green Banking Kegiatan
Ruang
Izin Pinjam
Izin
Pakai Kawasan
Lokasi
Hutan
AMDAL & Izin
Lingkungan
Sistem Perizinan Sektor
UKL-UPL
Melalui sistem Izin
Kajian Dampak PPLH
Lingkungan (KDL) Audit LH
dan Izin Sistem Kajian
Lingkungan, Dampak Lingkungan Sistem Perizinan
Kementerian Lingkungan Sistem Penaatan
Lingkungan Hidup Lingkungan
telah membangun
interkoneksitas Pengawasan
Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan
Sistem Lingkungan
Pembangunan
PUU Panduan Teknis Kelembagaan SDM
Berkelanjutan Penegakan
GREEN Hukum
ECONOMY) di Sistem Informasi Pandanaan Lingkungan
Indonesia
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
KLHS a Instrumen
h
ekonomi LH
Tata ruang b
i PUU berbasis LH
Baku mutu LH c
Anggaran
Kriteria baku j berbasis LH
kerusakan LH d
k Analisis risiko LH
AMDAL e
l Audit LH
UKL-UPL f
Perizinan g Lingkungan m Instrumen lain
sesuai kebutuhan
Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan
lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai
instrument lingkungan hidup lainnya
Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Keterkaitan Amdal, UKL-
UKL-UPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH Lainnya
Pengembangan Usaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Pra- Usaha/ Kegiatan Tahap
KRP Konstruksi, Konstruksi &Operasi
Pasca Operasi
RTRW/RDTR
Amdal ARLH Tata Ruang
Implementasi Audit
atau Izin
Paska
LH Usaha/
RPPLH KLHS UKL-UPL Lingkungan &
Kegiatan
Izin PPLH
serta
Izin Continuous
ARLH Izin Improvement ARLH
Lingkungan Pinjam Pencana Penutupan
Pakai Usaha dan/atau
Kawasan kegiatan serta
Pengawasan
Daya Dukung & Hutan
Lingkungan Hidup
Persetujuannya
Daya Tampung atau
ARLH Pelepasan
Lingkungan Penaatan BML KBKL Pemanfaatan
Kawasan
Hidup HPK Ruang Paska
Hasil ERA merupakan Penegakan Hukum Usaha/Kegiatan
bagian dari Amdal Lingkungan Hidup
Instrumen
Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH
Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
Proses Penilaian Amdal oleh KPA; Lingkungan Hidup &
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH,
Proses Pemeriksaan UKL-UPL Penegakan Hukum
atau Gubernur, atau Gubernur, atau
oleh Instansi LH Lingkungan
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota
Pengambil Keputusan
Rencana Usaha
dan//atau Kegiatan
dan
RTRW
Amdal atau Izin
UKL-UPL Lingkungan Izin PPLH
TOOL
Ruang, Lingkungan
AMDAL & Izin Yang aman, nyaman,
TOOL Lingkungan produktif
(PP No. 27 Tahun 2012) dan berkelanjutan
RTRWP
Pelaksanaan pembangunan
Perizinan
Rencana Penetapan pedoman pelaksanaan SPM
Rinci
Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.
Penyusunan
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perangkat Insetif
Kabupaten
Pelaksanaan pembangunan
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan 36
Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
Kajian Daya
RTR PULAU / KEPULAUAN Dukung & Daya
RTRW NASIONAL
RTR KWS STRA. NASIONAL Tampung LH
WILAYAH
serta KLHS
RTRW PROVINSI RTR KWS STRA. PROVINSI
Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta
Penentuan Kelayakan Lingkungan
Amdal dan Tata Ruang
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Kontruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci dan Konstruksi
Dampak Penting
Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
LH dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal apabila:
lokasi rencana 1 lokasi rencana usaha dan/atau 2 usaha dan/atau
3
usaha dan/atau kegiatannya berada pada kegiatannya
kegiatannya berada kabupaten/kota yang telah dilakukan dalam
di kawasan yang memiliki rencana detail tata rangka tanggap
telah memiliki Amdal ruang kabupaten/kota dan darurat bencana
kawasan rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota
Rencana Rencana
Usaha Usaha
dan/atau
Kegiatan Kawasan Kawasan dan/atau
sesuai Kegiatan
dengan
Rencana
Budidaya Lindung diizinkan
Tata oleh PUU
Ruang PSDA
Terbatas
Tetap
PP 26/2008-RTRWN
Konversi Kawasan Budi Daya Nasional
Hutan Hutan
Perikanan Industri Pariwisata Pemukiman Lainnya
Produksi Rakyat 40
RTRWN menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi
ruang utk investasi (Pasal 20 ayat (2) huruf e)
Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)
Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;
Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu
Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
Contoh Rencana Pembangunan SUTET di Jateng dalam Rencana Tata
Ruang Pulau Jawa dan RTRW Provinsi Jawa Tengah
Batas proyek
1 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan
panas bumi;
2. Penelitian dan pengembangan di bidang
terluar yang Kawasan Lindung
ilmu pengetahuan;
bersinggungan Yang tercantum dalam
Lampiran Permen LH & 3. Yang menunjang pelestarian kawasan
dengan batas
terluar dari telah ditetapkan sesuai lindung;
kawasan dengan PUU 4. Yang terkait dengan kepentingan
pertahanan dan keamanan negara yang
lindung
2 Dampak
tidak berdampak penting terhadap
lingkungan;
potensial
5. Budidaya yang secara nyata tidak
Dampak potensial dari
berdampak penting bagi lingkungan
rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan
dilaksanakan tersebut
3 hidup;
6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk
secara nyata asli dengan luasan tetap dan tidak
mempengaruhi kawasan Keterangan: mengurangi fungsi lindung kawasan dan
lindung terdekat = Rencana Usaha di bawah pengawasan ketat.
dan/atau kegiatan
Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan
Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai
Dalam Peraturan dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
MENLH No. 05 Tahun
2012
1. Kawasan Hutan a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;
Lindung b. kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli
dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan, dan di bawah pengawasan ketat
2. Kawasan bergambut a. wisata alam tanpa merubah bentang alam
3. Kawasan Resapan a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
Air kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan
terbangun yang sudah ada
15. Kawasan imbuhan air a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
tanah kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air
hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada
lahan terbangun yang sudah ada
Kawasan Lindung
Sempadan Pantai = 100
meter
Garis batas sempadan pantai
Pasal 38
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan.
(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan
pola pertambangan terbuka.
(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan
oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2010
TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 3
Pasal 5
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan ketentuan:
a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:
1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan
2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;
b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan
dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan:
1. turunnya permukaan tanah;
2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan
3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada hutan
lindung diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 6
(1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan
hutan.
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta
pengenaan sanksi (Pasal 35)
RPPLH
1 Pasal 10 Ayat (5) UU No. 32/2009:
RPPLH menjadi dasar penyusunan
dan dimuat dalam rencana
RPJP pembangunan jangka panjang dan
rencana pembangunan jangka
menengah
RPJMN
Pasal 12 ayat (1) Salah satu Instrumen PPLH
UU No. 32/2009: Pemanfaatan sumber
pada tahap rencana Proyek
Pemanfaatan daya alam i.e.
Pemanfaatan SDA adalah
sumber daya Pertambangan,
alam dilakukan
berdasarkan 2 Migas, Kehutanan AMDAL
RPPLH
Peran Inventarisasi
INVENTARISASI SDA
SDA: Basis RPPLH
JENIS YANG
DIMANFAATKAN
Sumber Daya Alam (SDA)
BENTUK
Hayati Terbarukan PENGUASAAN
Rencana
Rencana RPPLH
Rencana pengendalian, Rencana
pemeliharaan menjadi
pemanfaatan pemantauan, adaptasi dan
dan serta dasar
dan/atau mitigasi
perlindungan pendayagunaan penyusunan
terhadap
pencadangan kualitas dan pelestarian dan dimuat
perubahan
SDA dan/atau SDA dalam RPJP
iklim.
fungsi LH & RPJM
Nilai tambah
Daya Inventarisasi
pemanfaatan
Dukung/Daya GRK
SDA
Tampung
Pola Konsumsi
Produksi
Berkelanjutan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....
Daerah:
Maju,
Makmur
& Hijau
Sustainable
KAJIAN ANALISIS LINGKUNGAN Growth with
Equity
KLHS
Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009
4
Ketentuan-Ketentuan PUU Bidang
Ketentuan-
PPLH yang terkait dengan AMDAL
Ketentuan--Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009
Ketentuan
Kriteria Dampak Kajian dampak LH; Disusun oleh pemrakarsa;
Penting Evaluasi kegiatan disekitar; Keterlibatan masyarakat;
Kriteria usaha SPT Masyarakat Bantuan pihak lain (penyusun
dan/atau kegiatan Prakiraan besaran & sifat penting dampak perorangan dan LPJP)
berdampak penting RKP-RPL Sertifikasi penyusun amdal
5
Penyusunan
Dokumen Amdal
bagi Golongan
Ekonomi Lemah
UU 32/2009 Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009
Pembagian Jenis Usaha dan
dan//atau Kegiatan Berdasarkan Dokumen LH
Jenis Rencana Usaha Dampak Lingkungan dan Dokumen
dan/atau kegiatan Lingkungan
Pasal 34 UU 32/2009
Batas dokumen Peraturan Gub. atau
UKL-UPL Bupati/Walikota
Rencana Usaha
dan//atau Kegiatan
dan
Permohonan Pembatalan
Pengumuan Pengumuman permohonan
dan Penerbitan Izin Izin Lingkungan
Izin Lingkungan Lingkungan Izin Pengumuman keputusan
Lingkungan Izin Lingkungan
2 3
1 Izin
Izin Lingkungan Lingkungan
4 dan Izin Usaha persyaratan
Izin Izin Usaha
Lingkungan dan/atau
Kegiatan
5 Perubahan Izin lingkungan
Izin Lingkungan dicabut, izin
usaha
dibatalkan;
1 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut tentang Amdal Telah diterbitkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Izin Lingkungan
Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai izin
lingkungan diatur dalam peraturan pemerintah
2 Pasal 22 ayat (2): Jenis usaha dan/atau Telah terbit Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
ditetapkan dengan peraturan Menteri yang Wajib Memiliki Amdal
3 Pasal 28 ayat (4): Ketentuan lebih lanjut Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010 tentang
mengenai sertifikasi dan kriteria kompetensi Sertifikasi Kompetensi Penyusun Analisis
penyusunan Amdal daitur dengan peraturan Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan
Menteri Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi
Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Telah direvisi dan Rancangan Peraturan
MENLH sudah disampaikan ke Biro Hukum dan
Humas KLH Desember 2012)
81
Lanjutan Pengembangan Kebijakan Sistem KDL
No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkait PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun
Kajian Dampak Lingkungan
dalam UU 32 Tahun 2009
4 Pasal 29 ayat (3): Persyaratan dan Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentang
tatacara lisensi diatur dengan peraturan Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Analisis
Menteri Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Sudah tersusun
Rancangan Peraturan MENLH dan sudah diajukan ke
Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2013)
5 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut mengenai Telah diterbitkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
UKL-UPL dan SPPL diatur dengan tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
peraturan Menteri Sebagai revisi Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 tentang
UKL-UPL dan SPPL
6 Pasal 121: Usaha dan/atau kegiatan yang Peraturan MENLH No. 14 tahun 2010 tentang Dokumen
telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah
tetapi belum memiliki dokumen amdal atau Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
UKL-UPL Dokumen Lingkungan Hidup
SE MENLH Nomor 14134/MENLH/KP/12/2013
7 Pasal 47 ayat (3): Ketentuan lebih lanjut Telah tersusun Draft awal RPP Analisis Resiko Lingkungan
mengenai analisis resiko lingkungan hidup Hidup (ARLH)
diatur dalam Peraturan pemerintah
8 Pasal 52: ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit
audit lingkungan hidup diatur dengan lingkungan hidup yang menggantikan Keputusan MENLH
Peraturan Menteri No. 42 tahun 1994, Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001
dan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010
Struktur PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin LIngkungan
Bab V
Bab II Bab III Komisi
Penyusunan Penilaian Penilai
Amdal Amdal Amdal
Bab VI
Penyusunan Pemeriksaan Pembinaan
UKL-UPL UKL-UPL dan Evaluasi
Instansi LH Kinerja
Pemeriksa
UKL-UPL
Bab I
Ketentuan Umum BAB VII
Sanksi
Catatan: Permohonan Penerbitan Adminsitratif
1. Permohonan izin lingkungan
bersamaan dengan pengajuan Izin Izin
penilan Andal & RKL-RP atau Lingkungan Lingkungan
pengajuan Pemeriksaan UKL-UPL; Bab IX
2. Penerbitan izin lingkungan
Bab IV Ketentuan
bersamaam dengan penerbitan
SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL Penutup
4 Tata cara penilaian kerangka acuan 3. Tata Laksana Penilaian dan Telah diundangkan Peraturan MENLH
(Pasal 26); Pemeriksaan Dokumen Lingkungan No. 8 Tahun 2013 tentang Tata
serta Penerbitan Izin Lingkungan Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
5 Tata cara penilaian Andal dan RKL-RPL
Dokumen Lingkungan serta Penerbitan
(Pasal 35)
Keterangan: Revisi Izin Lingkungan
6 Pemeriksanaan UKL-UPL (Pasal 41); Peraturan MENLH No. 05/2008,
Peraturan MENLH No. 24 Tahun
7 Tata cara penerbitan izin lingkungan 2009 dan
(Pasal 52); Peraturan MENLH No. 13/2010,
8 Tata kerja komisi penilai Amdal (Pasal
63);
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan
10 Tata Cara dan persyaratan 5. Standar dan Telah tersusun Rencangan Peraturan MENLH
untuk mendirikan LPJP Sertifikasi Kompetensi tentang Standar dan Sertitikasi Kompetensi
Dokumen Amdal (Pasal 10 Penyusun Dokumen Penyusun Dokumen Amdal sebagai revisi
ayat (3); Amdal Peraturan MENLH No. 7 Tahun 2010
11 Sertifikasi kompetensi
penyusun Amdal, Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH
penyelenggaran pendidikan sudah disampaikan oleh Deputi VII MENLH
dan pelatihan penyusun Amdal, kepada Biro Hukum dan Humas KLH untuk
lembaga sertifikasi penyusun dilakukan pembahasan, finalisasi dan
Amdal (Pasal 11 ayat (6)); penetapan (Desember 2012)
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan
No Peraturan MENLH yang Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH
diamanatkan oleh PP No. 27
Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
12 Persyaratan dan Tata Cara 6. Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010; draft
Lisensi (Pasal 58 ayat (2) revisi telah disampaikan ke biro hukum dan
Humas (Desember 2013)
13 Tata cara pembinaan dan 7. Tata cara pembinaan dan evaluasi Peraturan MENLH No. 25 Tahun 2009, draft
evaluasi kinerja (Pasal 67) kinerja KPA dan Pemeriksa UKL-UPL revisi telah disampaikan ke biro hukum dan
di Daerah Humas (Desember 2013)
4 Pengecualian untuk usaha 8. Pengecualian untuk usaha dan/atau Rancangan Peraturan MENLH tentang
dan/atau kegiatan lokasinya kegiatan lokasinya berada dalam Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan
berada dalam kabupaten/kota kabupaten/kota yang telah memiliki lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang
yang telah memiliki RDTR RDTR telah memiliki RDTR akan disusun kemudian
(Pasal 13 ayat (3)); Syarat Sistem KLHS yang mendukung
SE MENLH 14160/MENLH/PDAL/12/2013
DITOLAK DITOLAK
Pemrakarsa
Tidak Tidak Ya
Usaha/Keg.
sedang /telah
Ya Ya dilakukan
konstruksi/
Dokumen KA- atau operasi/ pasca
Sesuai operasi
ANDAL & RKL-RPL Sesuai dengan RTRW
Persyaratan
Nasional, Provinsi &
Administrasi
Kab/Kota
AMDAL
SK Kelayakan LH dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
SK Kelayakan LH dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
SK Kelayakan LH dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota
Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Izin Lingkungan
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;
2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
3. Berakhirnya izin lingkungan.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut
mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Lanjutan
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan
Pemeriksaan UKL-
Penyusunan Permohonan Izin Lingkungan UPL dan Penerbitan
dan Pemeriksaan UKL/UPL Rekomendasi UKL-
UKL-UPL UPL dapat dilakukan
oleh:
Biaya Pemeriksaan Administrasi a. Pejabat yang
Penyusunan ditunjuk oleh
UKL-UPL oleh
Pemrakarsa Menteri;
Pengumuman Permohonan Izin b. Kepala Instansi LH
Lingkungan Provinsi; atau
c. Kepala Instansi LH
Pemrakarsa Kab/Kota.
Pemeriksaan Substansi UKL/UPL Pasal 40 PP 27/2012
Catatan: Jangka waktu
Pemeriksaan Teknis UKL- Jasa Pemeriksaan
UPL: 14 Hari Kerja, Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dibebankan
kepada Pemrakarsa
termasuk pengumuman Persetujuan UKL-UPL & sesuai SBU/PNBP
permohonan izin lingkungan Izin Lingkungan Biaya Adm Penerbitan
DAN Rekomendasi UKL-UPL dan
tidak termasuk perbaikan/ Izin Lingkungan dibebankan
penyempurnaan Pengumuman Izin Lingkungan kepada Pemrakarsa (PNBP)
Kriteria Persetujuan /Penolakan UKL-UPL terhadap Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
(emic view);
6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai penting
secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan
Sumber: Pasal 27 ayat (1) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Rekomendasi UKL-
UKL-UPL
MENTERI
GUBERNUR Menerbitkan
Bupati/Walikota Rekomendasi
UKL-UPL
Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL
Pemeriksaan
Teknis 1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya
1 persetujuan UKL-UPL;
UKL--UPL
UKL 2 Peryataan persetujuan UKL-UPL
2.
Sumber: Pasal 38 PP 27/2012 3.
3 persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
Izin Lingkungan sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-
RPL.
4 jumlah dan jenis izin PPLH yang
1.
Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal diwajibkan (Jika wajib memiliki izin
ini tidak diatur/tidak ada PPLH)
Muatan Rekomendasi Persetujuan
UKL--UPL
UKL
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
3. upaya pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak
lain;
4. pernyataan persetujuan UKL-UPL;
5. dasar pertimbangan persetujuan persetujuan
UKL-UPL;
6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan
7. tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL.
Sumber: Pasal 27 ayat (3) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana
Usaha dan
dan//atau Kegiatan Wajib UKL
UKL--UPL
UKL-UPL
Rekomendasi dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
Rekomendasi dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
Rekomendasi dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota
Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Izin Lingkungan Untuk Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib UKL-UPL
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam rekomendasi
persetujuan UKL-UPL
2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
3. Berakhirnya izin lingkungan.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut
mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki UKL-UPL- Lanjutan
Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki UKL-UPL - Lanjutan
c. Sistem, Mekanisme Tata cara pelayanan yang Sesuai dengan PP 27/2012 dan Peraturan MENLH
dan Prosedur dibakukan terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin
Lingkungan
d. Jangka waktu Jangka waktu yang 1. AMDAL: 30 hari KA, 75 hari Andal & RKL-RPL, 10
penyelesaian diperlukan untuk hari SKKL & Izin Lingkungan:
menyelesaikan seluruh 2. UKL-UPL= 14 Hari;
proses pelayanan dari setiap
jenis pelayanan
e. Biaya /Tarif Ongkos yang dikenakan sesuai PNPB & SBU (Pasal 68 dan 69 PP 27/2012) &
Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal,
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan
No Standar Pelayanan Penjelasan Pasal 21 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan
Publik (Pasal 21 UU UU No. 25/2009 & Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan
25/2009 & Pasal 25 PP Peraturan MENPAN & RB UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
96/2012) No. 25/2012
f. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang 1. Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal: SKKL
diberikan dan diterima sesuai dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU;
dengan ketentuan yang telah 2. Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL:
ditetapkan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL dan Izin
Lingkungan sesuai dengan PUU
g. Sarana, Prasana dan Peralatan dan fasilitas yang 1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin
Fasilitas diperlukan Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH
No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi
KPA i.e. Kelembagaan, UPT, sekretariat,
ruang rapat, Lab, Sistem informasi, dll
2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin
Lingkungan: Instansi LH beserta SKPD
tterkait, UPT, Ruang Rapat, Sistem Informasi
h. Kompetensi Pelaksana Kemampuan yang dimiliki 1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin
oleh pelaksanaan: Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH
pengetahuan, keahlian, No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi
ketrampilan dan pengalaman KPA terkait dengan persyaratan ketua KPA,
Tim Teknis dan Tenaga Ahli;
2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin
Lingkungan: terkait dengan kompetensi
personil penatalaksanaan pemeriksa an
UKL-UPL
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan
No Standar Pelayanan Penjelasan Pasal 21 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan
Publik (Pasal 21 UU UU No. 25/2009 & Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan
25/2009 & Pasal 25 PP Peraturan MENPAN & RB UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
96/2012) No. 25/2012
i. Pengawasan Internal Pengendalian yang dilakukan Dilakukan oleh Ketua KPA, Ketua Tim Teknis dan
oleh Pimpinan kerja atau Kepala Sekretariat serta Deputi MENLH atau
atasan langsung Kepala Instansi LH
j. Penanganan Pengaduan, Tata cara pelaksanaan Sesuai dengan Peraturan MENLH terkait dengan
Saran dan Masukan penanangan pengaduan dan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja
tindak lanjut Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin
Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009)
k. Jumlah Pelaksana Tersedianya pelaksana sesuai
dengan beban kerja
l. Jaminan Pelayanan Memberikan kepastian Pengembangan Sistem informasi
pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan
m. Jaminan Keselamatan dan Kepastian memberikan rasa
Keamanan Pelayanan aman dan bebas dari bahaya,
risiko dan keraguan
n. Evaluasi Kinerja Pelaksana Penilaian untuk mengeathui Sesuai dengan Pasal 66 PP 27/2012 dan
seberapa jauh pelaksanaan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan
kegiatan sesuai dengan standar dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal,
pelayanan UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH
No.25/2009)
Izin Lingkungan dan Izin PPLH
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
Proses Penilaian Amdal oleh KPA;
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH, Lingkungan Hidup &
Proses Pemeriksaan UKL-UPL
atau Gubernur, atau Gubernur, atau Penegakan Hukum
oleh Instansi LH
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota Lingkungan
Detailing
Integrasi Izin PPLH dari Izin
ke dalam Izin Izin Izin PPLH yang
Lingkungan (Pasal Izin PPLH sudah
Pembuangan Pemanfaatan
123 UU 32/2009) lainnya disebutkan
Air Limbah LB3
dalam Izin
Lingkungan
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan dalam PP Bidang Peraturan MENLH
UU No. 32/2009 PPLH
1. Izin Pembuangan Pasal 20 ayat 3 PP 82/2001 Peraturan MENLH No. 1
Air Linbah ke Sungai Huruf b. tentang PKA Tahun 2010: Tata
& PPA Laksanana Pengendalian
Pencemaran air
Kesehatan &
3 Keselamatan
Dampak Manusia
Penting
1 terhadap Ancaman
Lingkungan
Hidup Ekosistem &
2 Kehidupan
Usaha dan/atau Kegiatan Perubahan LH yang
sangat mendasar
Wajib
Pengkajian Risiko
Analisis Risiko
Pengelolaan Resiko
Lingkungan Hidup (ARLH)
Komunikasi Risiko
Sumber: Pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH
Prinsip Dasar Risk Assessment
Menentukan Identifikasi Risiko: Daftar
Konteks Risiko
Analisis Risiko: Dampak dan
Risk Assessment
Komunikasi dan Konsultasi
Kemungkinan (probabilitas),
Tingkat risiko ditentukan
ERA
(Environmental Risk
(Ecological Risk
Assessment - EcoRA)
sedang terjadi sebagai akibat
pemajanan satu stresor
atau lebih.
Assessment)
Proses evaluasi risiko yang
Kajian Risiko merugikan terhadap
manusia yang
Kesehatan
2 Manusia - HHRA kemungkinan akan atau
sedang terjadi sebagai
(Human Health cological akibat pemajanan satu
Risk Assessment-HHRA) stresor atau lebih
Akses Informasi, Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan dan Pengawasan LH
huruf e UU 32/2009:
Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk Pasal 52 ayat (2) UU
menetapkan dan Peraturan MENLH tentang 32/2009 :
melaksanakan kebijakan Hak mendapatkan akses
mengenai amdal dan UKL- Pelaporan Pelaksanaan informasi dalam memenuhi
UPL
Izin Lingkungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat
waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL
d Kerusakan
Mangrove
e Kerusakan
Lamun b Kerusakan Terumbu
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009
Karang
Audit Lingkungan Hidup
Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
(Pasal 1, angka 28 UU 32/2009)
Tingkat
Ketaatan Persyaratan
Hukum dan
Kebijakan yang
ditetapkan
Pemerintah
Jenis Audit Lingkungan Hidup
Sukarela 1 Audit LH 2 Wajib
Seluruh Jenis a1. Berkala bagi kegiatan
Usaha dan/atau berisiko tinggi
Kegiatan seperti: Petrokimia,
Kilang MIGAS, PLTN
[Daftar Jenis Usaha/Keg.
Alat pemantauan beresiko tinggi Lamp. 1] &
dan pengelolaan usulan dari Komisi dan Usulan
lingkungan hidup dari K/L
yang bersifat
internal b1. Kegiatan yang
menunjukkan
ketidaktaatan terhadap
PUU, dgn kriteria:
Dugaan pelanggaran PUU Bidang PPLH;
pelanggaran tersebut telah terjadi paling
sedikit 3 (tiga) kali dan berpotensi tetap
terjadi lagi di masa datang; dan
belum diketahui sumber dan/atau
penyebab ketidaktaatannya.
Sumber: Rancangan Peraturan MENLH tentang Audit Lingkungan
Pelaksanaan Audit Lingkungan
Auditor LH 1 Informasi yg meliputi
1.
tujuan dan proses
pelaksanaan audit
2 Temuan audit
2.
3
3. Kesimpulan audit
Audit LH 4. Data dan informasi
5
pendukung
Dokumen Audit LH
Kriteria kompetensi mencakup kemampuan:
Sertifikat Kompetensi Memahami prinsip, metodologi dan tata
Auditor Lingkungan laksana audit Lingkungan Hidup
Hidup Melakukan audit LH yang meliputi: tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengambilan
kesimpulan dan pelaporan;
Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan
LSK sebagai tindak lanjut audit lingkungan
Auditor LH Sumber: Penjelasan pasal 49 dan Pasal 50-51 UU 32/2009
Keputusan/Peraturan MENLH Terkait
Audit Lingkungan
11. Keputusan MENLH No. 42 Tahun
1994 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
Peraturan
22. Keputusan MENLH No. 30 Tahun MENLH No. 03
2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tahun 2013
Audit Lingkungan Hidup yang
Diwajibkan tentang Audit
Lingkungan
31. Peraturan
MENLH No. Hidup
17 Tahun 2010
tentang Audit
Lingkungan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan
Perubahan Izin LIngkungan
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan
Pasal 40 ayat (3) mengalami perubahan, Penanggung
1
UU No. 32 Tahun 2009
tentang PPLH
Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
wajib Memperbarui Izin Lingkungan
1
Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP
Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
2 Peraturan MENLH
Tentang Pedoman
Pasal 50 dan 51 3 Perubahan Izin
PP No. 27 Tahun 2012 Lingkungan
tentang Izin Lingkungan
1. jenis-jenis perubahan;
1. Lima jenis perubahan usaha 2. kriteria perubahan dan
dan/atau kegiatan secara umum; jenis dokumen LH
2. Mekanisme perubahan Izin 3. Muatan dokumen LH
Lingkungan secara umum 4. Tata cara
Perubahan Izin Lingkungan
Pemraksara yang 1. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH;
telah memiliki 2. Dengan melalui penyusunan dokumen LH
dokumen LH dan a. Wajib Amdal: Amdal Baru (Pengembangan)
Persetujuannya atau Adendum Andal & RKL-RPL;
sebelum b. UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan atau
berlakunya PP
Amdal Baru Pengembangan
27/2012
Perubahan Pelaksanaan
Pemegang Izin Perubahan Izin
Usaha dan/atau Perubahan Usaha
Lingkungan Lingkungan
Kegiatan dan/atau Kegiatan
1 2 3 4
Jenis-jenis Kriteria Muatan Tata cara
perubahan usaha perubahan
dan/atau kegiatan
perubahan dokumen keputusan
yang dapat usaha dan/atau lingkungan kelayakan
menyebabkan kegiatan dan hidup untuk lingkungan,
terjadinya jenis dokumen Perubahan perubahan
perubahan izin rekomendasi UKL-
lingkungan (5 Jenis lingkungan Usaha UPL dan penerbitan
Perubahan Usaha hidup yang dan/atau perubahan izin
dan/atau Kegiatan) wajib disusun Kegiatan lingkungan
huruf e UU 32/2009:
Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk Pasal 65 ayat (2) UU
menetapkan dan Peraturan MENLH tentang 32/2009 :
melaksanakan kebijakan Hak mendapatkan akses
mengenai amdal dan UKL- Pelaporan Pelaksanaan informasi dalam memenuhi
UPL
Izin Lingkungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
Pasal 2: Tujuan Peraturan MENLH tentang Pedoman
Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas
Perusahaan/Pemegang Izin
Lingkungan
B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
C. Deskripsi Kegiatan
D. Perkembangan Lingkungan
Sekitar
PPLH Berwenang:
melakukan pemantauan;
meminta keterangan;
membuat salinan dari dokumen
dan/atau membuat catatan yang Tingkat
diperlukan;
memasuki tempat tertentu; Implementasi Ketaatan
memotret;
membuat rekaman audio visual;
Izin Lingkungan & Izin PPLH serta
mengambil sampel; Continuous Improvement PUU Bid. PPLH
memeriksa peralatan;
memeriksa instalasi dan/atau Menetapkan Izin
alat transportasi; dan/atau c Pejabat Pengawas
menghentikan pelanggaran Lingkungan
tertentu. Lingkungan Hidup
(Psl 74)
Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009
PENGAWASAN LAPIS KEDUA
(second line inspection)
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN
Izin LH
diterbitkan
PEMDA
Izin Kinerja
Lingkungan PROPENEN
Pelaksanaan
Izin dalam
Lingkungan PPLH
Pelaksanaan Izin
Lingkungan & Izin PPLH
Melaksanakan
= tidak Persyaratan dan
memiliki izin Kewajiban dalam
lingkungan Izin Lingkungan &
Izin PPLH
Membuat dan
menyampaikan
laporan pelaksanaan
PELANGGARAN terhadap terhadap
Ketentuan Pasal 53 PP No. 27 Pelanggaran persyaratan dan
PENAATAN terhadap terhadap
Tahun 2012 tentang Izin kewajiban dalam izin
Ketentuan Pasal 53 PP Pasal 109 UU
Lingkungan, dikenakan sanksi Lingkungan
No. 27 Tahun 2012 Administrasi Pasal 71 PP No. No. 32/2009
tentang Izin Lingkungan 27/2012 PP 27/2012
6 Penegakan Hukum Lingkungan
SANKSI
PIDANA
PENYELESAIAN PENYELESAIAN
SENGKETA LH UU SENGKETA LH
DI LUAR DI PENGADILAN
PENGADILAN PPLH
SANKSI
ADMINISTRASI
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
DALAM
UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
FUNGSI FUNGSI
FUNGSI
3 BM Air Laut
Ketentuan Pidana (3)
Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda
maks 3 miliar rupiah
PENANGGUNG JAWAB USAHA
dan/atau KEGIATAN
3
Melanggar 2
Baku Mutu Melanggar Baku Mutu
Gangguan Emisi
1
Melanggar Baku
Mutu Air Limbah
Izin PPLH
Pemrakarsa Pelaksanaan
Usaha dan/atau
Proses Izin Usaha Kegiatan
Rencana Usaha Pelaksanaan Izin
Izin dan/atau
dan/atau Amdal atau Lingkungan Lingkungan & Izin
Kegiatan
UKL-UPL Kegiatan PPLH
a
Kegiatan Produksi &
PSC Paska Operasi
Eksplorasi
c e
Persyaratan administratif,
teknis, dan lingkungan.
Izin usaha penyediaan tenaga listrik Persyaratan lingkungan berlaku
(Pasal 19 a) ketentuan PUU di bidang PPLH.
Eksplorasi
IUP EKSPLORASI
Penyelidikan
Umum
Eksplorasi FS
IUP OPERASI PRODUKSI
Pengajuan Bersamaan
Pengajuan dgn Pengajuan IUP
Operasi Produksi
Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Reklamasi oleh Pemegang IUP(K) Ekplorasi
Lahan yang tidak digunakan
padatahap operasi Kualitas air permukaan, air
produksi. tanah, air laut, dan tanah
lubang pengeboran, sumur serta udara berdasarkan
uji, parit uji, dan/atau BML dan KBKL
sarana penunjang Perlindungan dan pemulihan
keanekaragaman hayati;
Penjaminan terhadap
Lahan terganggu pada kegiatan stabilitas dan keamanan
timbunan batuan penutup,
eksplorasi kolam tailing, lahan bekas
tambang, dan
struktur buatan lainnya;
Wajib memenuhi prinsip: pemanfaatan lahan bekas
Reklamasi a. Perlindungan dan
tambang sesuai dengan
peruntukannya;
pengelolaan memperhatikan nilai-nilai
lingkungan hidup sosial dan budaya setempat;
Pemegang IUP pertambangan; dan dan
Eksplorasi dan IUPK perlindungan terhadap
b. keselamatan dan kuantitas air tanah
Eksplorasi kesehatan kerja
Sumber: Pasal 2 Ayat (1) and ayat (3), Pasal 3 dan Pasal 19 PP 78/2010)
TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG
IUP EKSPLORASI
Penyelidikan
Umum
Eksplorasi FS
IUP OPERASI PRODUKSI
Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Reklamasi & Pasca Tambang oleh Pemegang
IUP(K) Operasi Produksi
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi Kualitas air permukaan, air
tanah, air laut, dan tanah
wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang (Pasal 2
serta udara berdasarkan
ayat (2) PP 78/2010) BML dan KBKL
Perlindungan dan pemulihan
Reklamasi dan pascatambang dilakukan terhadap lahan keanekaragaman hayati;
terganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistem Penjaminan terhadap
dan metode: stabilitas dan keamanan
a. penambangan terbuka; dan timbunan batuan penutup,
b. penambangan bawah tanah kolam tailing, lahan bekas
tambang, dan
(Pasal 2 ayat (4) PP 78/2010)
struktur buatan lainnya;
pemanfaatan lahan bekas
Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang tambang sesuai dengan
IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib peruntukannya;
memenuhi prinsip: memperhatikan nilai-nilai
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sosial dan budaya setempat;
pertambangan; dan
b. keselamatan dan kesehatan kerja; dan perlindungan terhadap
kuantitas air tanah
c. konservasi mineral dan batubara
Pasal 3 ayat 2 PP 78/2010 Pasal 4 ayat (1) PP 78/2010
Dampaknya Lingkungan Hidup dari Produksi Tembaga dan Kewajiban Pemegang IUP
Pemegang IUP dan
IUPK wajib menjamin
penerapan standar dan
baku mutu lingkungan
sesuai dengan
karakteristik suatu
daerah (Pasal 97 UU
4/2009);
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
Pemegang IUP dan IUPK wajib: pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang;
a. menerapkan kaidah teknik upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
pertambangan yang baik pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat,
b. mematuhi batas toleransi daya cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media
dukung lingkungan lingkungan
Pasal 95 UU 4/2009 Pasal 96 UU 4/2009
Pasal 25 UU No 18/2004 tentang
Perkebunan: Pelestarian Lingkungan
Hidup
1. Wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup &
mencegah kerusakannya;
2. Sebelum memperoleh izin usaha perkebunan (a) wajib,
membuat AMDAL, (b) analisis dan manajemen risiko (hasil
rekayasa Genetik), (c) pernyataan kesanggupan untuk
menyediakan sarana, prasarana, dan system tanggap
darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan
3. wajib menerapkan AMDAL dan melaksanakan UKL/UPL
dan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup
4. Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL, Permohonan Izin ditolak
5. tidak menerapkan AMDAL atau RKL/RPL, izin usahanya,
dicabut
Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan
Pasal 26 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan: Setiap orang yang melakukan usaha
perikanan (kecuali nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil) pembudidayaan dan
pengolahan ikan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No.
2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan
Amdal,, Izin Lingkungan dan IMB
Amdal
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratan
tata bagunan sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP 36/2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung..
Setiap bangunan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting
harus didahului dengan menyertakan AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005). terkait
dengan hal tersebut, Pasal 14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP No. 36 Tahun
2005 secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang akan mendirikan
bangunan gedung wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
IMB tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunan
gedung fungsi khusus oleh Pemerinatah.
Salah satu persyaratan atau kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajuan
permohonan IMB gedung adalah AMDAL
RTRW/RDTR
PP No 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait dengan
penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila:
a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan
ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;.
b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan
pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadap
pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atas
tanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut;
c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dokumen LH dan Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
Salah satu
persyaratan
teknis
permohonan izin Amdal atau UKL-UPL
pinjam pakai dan Izin Lingkungan
kawasan hutan
Izin Pinjam
Salah satu Pakai Kawasan
persyaratan IUP Explorasi
administratif atau IUP
Hutan
permohonan izin
pinjam pakai Exploitasi Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan
kawasan hutan MIGAS MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
Izin Reklamasi
1. Pasal 15: Pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap orang yang akan
melaksanakan reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan
reklamasi;
2. Pasal 18: Permohonan izin pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 wajib dilengkapi dengan:
a. izin lokasi;
b. rencana induk reklamasi;
c. izin lingkungan;
d. dokumen studi kelayakan teknis dan ekonomi finansial;
e. dokumen rancangan detail reklamasi;
f. metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; dan
g. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan
3. Pasal 19: Izin pelaksanaan reklamasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun dengan
mempertimbangkan metode dan jadwal reklamasi;
4. Pasal 20: Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila:
a. tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi; dan/atau
b. izin lingkungan dicabut
Sumber: Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir
dan Pulai-Pulau Kecil
Amdal dalam Tahapan Pelaksanaan Proyek KPS
Dilampiri
dengan
SKKLH & Izin Dokumen
Proses Penyusunan Lingkungan Pelaksanaan RKL-RPL/
Penapisan Wajib AMDAL. Izin Lingkungan pada
Dokumen AMDAL sudah
Pada tahap ini
Amdal atau UKL- diterbitkan tahap:
UPL, dan sdh diperoleh Pra-kontruksi,
Penyusunan KA SKKLH dan Izin Konstruksi dan
Pengadaan IEE KA ANDAL RKL-RPL Lingkungan operasi komersial
Konsultan Amdal IEE = Initial Environmental Examination
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah
Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar
penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan)
Sumber: Pasal 6 aayat (1)
Pengadaan Tanah untuk
dokumen dan ayat (4) Perpres 71/2012
perencanaan Kepentingan Pembangunan
Pengadaan Perencanaan Infrastruktur MIGAS
Tanah disusun
1 Pasal 2 Perpres 71 Tahun 2012
berdasarkan
studi kelayakan
Persiapan 2
Amdal atau
UKL-UPL Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi
& Izin
Lingkungan
Pelaksanaan
3
PENTING DIPERHATIKAN!
Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah
4
pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai
dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi
UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan) Penyerahan Hasil
6
Konsep SEB MENLH & MENDAGRI
Pelaksanaan Pasal 121 UU
32/2009
www. dadu-online.com
Infrastruktur PUU Sektor
Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
PP 29 Tahun 1986;
1986
SEMDAL Berlaku selama 13 Tahun
(1986-1993)
Upaya 2012
Penegakan
Pasal 121 UU 32/2009
Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010
(PP27/2012)
Hukum DELH/DPLH SE MENLH 27 Desember 2013
Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)
Undang-undang No. 32 tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 121
SE-MENLH tentang
Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009
1. Usaha dan/atau Belum Memiliki
Kegiatan sudah DELH atau DPLH
memiliki Izin Usaha Sanksi Administrasi
yang Telah
SEBELUM 3 Oktober
Disetujui
SE- Teguran Tertulis (Paling
2009, Lambat 18 bulan setelah
2. Sudah beroperasi MENLH SE)
SEBELUM 3 Oktober Tidak Penyusunan dan Penilaian
2009; DELH/DPLH (6 Bulan)
3. Lokasi usaha Berlaku Izin Lingkungan
dan/atau kegiatan
sesuai dengan
rencana tata ruang,;
1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Jika Tidak
dan,
Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan
4. belum memiliki
dokumen lingkungan 2. belum memiliki dokumen lingkungan Pasal 109
UU32/2009
Waktu/Time Line UU 32/2009 PP 27/2012 Saat ini
3 Okt 2011
3 Okt 2009 23 Feb 2012
Timeline Pelaksaan SE-
SE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009
Batas akhir penerbitan
SE-MENLH Pasal Batas akhir
persetujuan DELH/DPLH dan Izin
121 UU 32/2009 penerapan sanksi
Lingkungan untuk penerapan
(mulai berlaku 27 Administrasi
sanksi Administrasi
Desember 2013) (27 Juni 2015)
27 Juni 2015
Penegakan Hukum
Administrasi LH:
Penerapan sanksi
administrasi
27 Des teguran tertulis 27 Juni 27 Des
2013 2015 2015
Keterangan: (PENTING)
Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)
bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin
lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).
Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan
penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH
Tindak Lanjut Pelaksanaan SE-
SE-MENLH tentang
Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
Instansi Lingkungan Hidup Pusat,
kewenangangannya mendelegasikan kepada
Provinsi, atau kabupaten/kota
Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan
sesuai dengan kewenangannya
sanksi Administratif teguran tertulis
Penerbitan
Inventarisasi Usaha keputusan
Usaha dan/atau
dan/atau kegiatan Penyusunan Penilaian
sesuai dengan
kegiatan sesuai DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH
DELH/DPLH DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH dan Izin
Lingkungan
Penanggung Jawab Usaha
dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)
Menjadi
dasar
1. MENLH;
2. Gubernur; atau
Keputusan Izin 3. Bupati/Walikota
Sesuai dengan kewenangannya, sesuai
Lingkungan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (PUU)
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: