Anda di halaman 1dari 200

Kebijakan PPLH dan PSDA

Terkait dengan AMDAL

Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES


Kabid Pengembangan Sistem KDL

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)


Deputi I Bidang Tata Lingkungan
Asdep Kajian Dampak Lingkungan
Data Nara Sumber
1 Nama : Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES
2. Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Sistem Kajian
Dampak Lingkungan pada Unit Asdep Kajian
Dampak Lingkungan Deputi I MENLH Bidang Tata
Lingkungan
3. Pendidikan : S2 Master in Environmental Studies (MES) Faculty
of Environmental Studies York University, Toronto
Canada (1998-2000)
S1 Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru Kalimantan Selatan (1988-1994)
4. Alamat : Kementerian Lingkungan Hidup
Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas Gedung A
Lantai 6 Jakarta Timur 13410
Telp: 021-85904925, Fax: 021-85906168
Email: thiaerik@gmail.com
Topik Bahasan Kebijakan PPLH dan PSDA
Terkait AMDAL
1.
1 Pendahuluan

2. Pengantar Keterkaitan antara AMDAL UKL-UPL dengan


2 sistem perizinan dan Instrumen PPLH Lainnya

33. Tata Ruang, Amdal dan Kawasan Lindung


44. Ketentuan-ketentuan dalam PUU bidang PPLH terkait
dengan AMDAL, UKL UPL, Izin lingkungan dan izin
PPLH

55. PUU sector yang berkaitan dengan AMDAL, UKL-UPL,


Izin lingkungan

6.
6 Konsep SEB MENLH & MENDAGRI Pelaksanaan Pasal
121 UU 32/2009
1
Pendahuluan
Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

Ekonomi
Menguntungkan
Sosial secara ekonomi
Diterima (economically
secara viable)
sosial Pembangunan
Berkelanjutan
(socially
acceptable)

Ramah lingkungan
(environmentally
Lingkungan sound)
Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
(WCED Our Common Future)
THE EGG OF SUSTAIABILITY: ANALOGI PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN Kualitas LH Kualitas
(Ecosystem Manusia OUTCOME
Well-Being) (Human
Well-Being)
TIDAK
BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN
HIDUP TIDAK
BERKELANJUTAN

TIDAK
BERKELANJUTAN

BERKELANJUTAN

MANUSIA
KETERANGAN:

MENINGKAT MENURUN
Hubungan antara Sistem Sosial Manusia & Ekosistem/Lingkungan

EKOSISTEM (Ecological System)

KONDISI KUALITAS KONDISI EKOSISTEM:


RESPON STRUKTUR DAN FUNGSI
HIDUP MANUSIA
EKOSISTEM
(the Standard of Living)
ALIRAN ENERGI
(Energy Flow)

RESPON MANUSIA (Human Responses)


TATA NILAI
(Values) SIKLUS
MATERI
(Mineral
Cycles)
TEKNOLOGI PENGETAHUAN
TEKANAN
(Technology) (Knowledge) MANUSIA SIKLUS AIR
TERHADP (Water Cycle)
EKOSISTEM

KELEMBAGAAN DINAMIKA KOMUNITAS


(Institutions) (Community Dynamics)

PERUBAHAN-PERUBAHAN ALAMI
INTERAKSI SOSIAL (People-to-people Pressures)
(Naturally-caused environmental changes)
KOOPERASI KOLABORASI, KOMPETISI,
KONFLIK
Iklim, tanah (edafis), topografi, geologi, physiografi

SISTEM-SISTEM SOSIAL MANUSIA


(Human Social Systems)

Sumber: Konsep tersebut dimodifikasi dari konsep yang terdapat dalam buku Strategies for National Sustainable Development (Carew-Reid et all 1994)

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN = KUALITAS HIDUP &


KUALITAS LINGKUNGAN (Ingat! Telur Berkelanjutan)
Dua Pilar Pembangunan Berkelanjutan
(The Twin Pillars of Sustainable Development)

2 Peningkatan Kualitas 1 Peningkatan


(Kelestarian Fungsi) Kesejahteraan/
Lingkungan Hidup Kualitas Hidup
Manusia

2a Konservasi Sistem
Penyangga Kehidupan
2b Konservasi
Keanekaragaman Hayati

2c Pastikan pemanfaatan SDA


yang dapat diperbaharui
berlangsung secara
berkelanjutan i.e. tanah, Kesehatan, pendidikan,
TSL, hutan etc. akses terhadap SDA
yang dibutuhan bagia
2d Cegah deplesi SDA yang tidak 2e Pastikan pemanfaatan SDA kehidupan yang layak,
dapat diperbaharui i.e. tetap berada di dalam batas income per kapita
mineral, minyak, gas dan daya dukung LH (Carrying
batubara Capacity)

Sumber: IUCN/WWF/UNEP, 1991


Pembangunan Berkelanjutan & Triple Bottomline
Kegiatan Bisnis Perusahaan/Investasi
Kinerja Perusahaan dievaluasi dari tiga dimensi:
Dimensi Keuntungan Financial (Financial
Result);
Dampaknya terhadap orang (karyawan
perusahaan dan komunitas di sekitar
perusahaan);
Dampaknya terhadap lingkungan

Sumber: Scott Bedbury (Mantan Chief Marketing Strategis di Nike and Starbucks)
dalam Hermawan Kartajaya (2005)

Note: Triple Bottom Line merupakan jargon teknis di dunia bisnis yang diciptakan oleh John
Elkington dan diketengahan untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul Ecology of
Tomorrows World (1980) Sumber: Noke Kiroyan (Chairman Rio Tinto), 2005.
TrippleBottomline = 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Berdasarkan Triple Bottomline tersebut, Jika Ingin terus bertahan dan
berkelanjutan maka kegiatan Bisnis/investasi harus:

Ekonomi Menguntungkan
secara ekonomi
(economically
viable)

Ramah lingkungan
(environmentally
sound)
Lingkungan Hidup Sosial
Diterima secara sosial
(socially acceptable)
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia:
Sustainable Growth with Equity
Presiden SBY:
Indonesia memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun Empat Pilar Strategi
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Pembangunan
Hidup. Undang-undang ini secara tegas mengamanatkan
internalisasi aspek lingkungan hidup, dalam berbagai
ranah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan 1. Pro-growth,
rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam untuk
menggerakan per-tumbuhan ekonomi, kita jalankan 2. Pro-poor,
dengan tidak mengorbankan daya dukung, daya 3. Pro-job and
tampung, dan produktivitas lingkungan.
4. Pro-environment
Indonesia terus mencari keseimbangan yang tepat antara
kepentingan pembangunan ekonomi dengan kepentingan
pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2005, saya
perkenalkan tiga pilar strategi pembangunan sosial-
ekonomi yaitu pro-growth, pro-poor, dan pro- Sustainable
job. Kemudian, sejak tahun 2007 kami tambahkan
lagi pro-environment. Berbagai kebijakan pemerintah Growth with Equity
yang dilandaskan pada keempat pilar ini, yang sejatinya
adalah sustainable growth with equity.
Sumber: SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN ASIA PACIFIC HUMAN DEVELOPMENT REPORT
(APHDR) 2012 Jakarta, 10 Mei 2012
Izin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit Equty

UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1): KLHS Instrumen


ekonomi LH
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
Tata ruang
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
PUU
lingkungan hidup yang baik dan BML berbasis LH
sehat ... KBKL Anggaran
berbasis LH
Kualitas Lingkungan Hidup AMDAL
Sustainable ARLH
Growth with UKL-UPL
Equity Perizinan Audit LH
Instrumen lain sesuai kebutuhan
Kegiatan Ekonomi
Sosial Instrument PPLH
Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: Perekonomian nasional [i.e. Perkebunan,
Pertambangan, MIGAS dll ] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Rio Declaration on Environment and
Development

Prinsip ke-17 dari Deklarasi Rio

Environmental Impact Assessment (EIA)


sebagai instrument nasional, yang harus
dilakukan untuk rencana usaha dan/atau
kegiatan yang menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan dan menjadi subyek
pengambilan keputusan dari pihak yang
berwenanang
Agenda 21 Pembangunan Berkelanjutan
Agenda 21 menyatakan bahwa pemerintah harus:

Mendorong pengembangan berbagai metodologi yang tepat untuk


mengintegrasikan pengambilan keputusan terkait dengan energi,
lingkungan dan sosial untuk pembangunan berkelanjutan melalui
Environmental Impact Assessment (EIA);
Mengembangkan, meningkatkan dan menerapkan Environmental Impact
Assessment to mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan;
Melaksanakan analisis investasi dan studi kelayakan, yang mencakup
Environmental Impact Assessment untuk membangun perusahan
pemroses yang berbasis hasil hutan;
Menerapkan prosedur Environmental Impact Assessment yang tepat
untuk rencana proyek yang menimbulkan dampak penting terhadap
kehati, menyediakan informasi yang tepat untuk mendorong
peninagkatan peran serta masyarakat, dan mendorong kajian dampak
lingkungan dari kebijakan dan program yang relevan terhadap kehati
1999 2010 2012 PP Nomor 27 tahun 2012:
Perbaikan
Integrasi Izin Lingkungan
(PP Nomor 27 revitalisasi dalam Proses Amdal &
tahun 1999)
UKL-UPL & Streamlining
1993
Pengembangan
(PP Nomor 51 tahun 1993

1986 UU Lingkungan
tonggak awal Hidup
(PP Nomor 29
tahun 1986)
Peraturan
Pemerintah
tentang AMDAL
2009
UU 32/2009

Inovasi Kebijakan:
1997
PP No 27/2012 UU 23/1997
Merupakan PP
Generasi Ke-4 (empat) 1982
yang mengatur tentang
UU 4/1982 15
Amdal di Indonesia
Semangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
1. Menghindari terjadinya birokrasi baru. Dalam PP ini,
Izin lingkungan diintegrasikan ke dalam proses Amdal
dan UKL-UPL;
2. Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
harus lebih streamlining dan bermutu, serta menuntut
profesionalisme, akuntabilitas dan integritas semua
pihak;
3. Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah;
4. Penegakan hukum atas pelanggar Amdal-UK-UPL dan
Izin Lingkungan;
5. Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat;
6. Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan;
7. Izin Lingkungan = Filter Investasi Hijau
Pro-Lingkungan dan Pro-Investasi Hijau
Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU
Lingkungan Hidup di Indonesia (1982, 1997 dan 2009)
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009

Hanya ada dua pasal Ada tiga pasal yang mengatur Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal,
yang mengatur atau atau menyebutkan tentang yaitu:
menyebutkan tentang Amdal, yaitu: 1. Pasal 1 angka 11 dan angka 35: Pengertian Amdal dan
AMDAL, yaitu: keterkaitan amdal dan izin lingkungan;
1. Pasal 1 angka 20: Pengertian 2. Pasal 22: Dampak penting dan Amdal
1. Pasal 1 angka 10 tentang Amdal; 3. Pasal 23: Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal;
terkait dengan 2. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2): 4. Pasal 24: Dokumen Amdal dan SKKL
Pengertian AMDAL; Kewajiban Amdal bagi 5. Pasal 25: Dokumen Amdal
2. Pasal 16: Kewajiban Setiap rencana yang 6. Pasal 26: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan
Amdal bagi Setiap diperkirakan mempunyai dokumen Amdal
rencana yang dampak penting terhadap 7. Pasal 27: Pihak lain dalam penyusunan dokumen
diperkirakan lingkungan Amdal;
mempunyai dampak Amanah untuk menyusun 8. Pasal 28: Sertifikasi penyusunan Amdal;
penting terhadap PP terkait dengan 9. Pasal 29: Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal;
lingkungan penentuan rencana usaha 10. Pasal 30: Anggota KPA, Tim Teknis dan Sekretariat
dan/atua kegiatan yang KPA;
berdampak besar dan 11. Pasal 31: Hasil penilaian Amdal dan penetapan SKKL;
penting terhadap LH, 12. Pasal 32: Amdal untuk golongan ekonomi lemah;
penyusunan dan penilaian 13. Pasal 36: Keterkaitan amdal , SKKL dan izin lingkungan
AMDAL 14. Pasal 37: keterkaitan permohonan izin lingkungan
3. Pasal 18: Keterkaitan Amdal dengan Amdal;
dengan penerbitan izin usaha
dan/atau kegiatan
Lanjutan - Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di
Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009

Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal,


yaitu:

15. Pasal 40: Keterkaitan izin lingkungan dengan izin


usaha dan/atau kegiatan;
16. Pasal 63: Tugas dan wewenangan pemerintah,
pemprov dan pemkab/kota dalam penetapan dan
pelaksanaan kebijakan Amdal;
17. Pasal 65: hak masyarakat untuk mengajukan usul
dan/atau keberatan terhadap rencana usaha
dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak
penting;
18. Pasal 69: larangan menyusun Amdal tanpa sertifikat
kompetensi;
19. Pasal 93: gugartan adminsitrasi penerbitan izin
lingkungan tanpa Amdal
20. Pasal 110: tindakan pidana terhadap penyusun Amdal
tanpa sertifikat kompetensi;
21. Pasal 111: tindakan pidana Penerbitan izin lingkungan
tanpa Amdal
22. Pasal 121: ketentuan peralihan terkait dengan Usaha
dan/atau kegiatan tanpa dokumen Amdal;
23. Pasal 122: ketentuan peralihan penerapan sertifikasi
kompetensi penyusun Amdal
Evolusi Pengaturan tentang Amdal di Indonesia sesuai dengan
PP 29/1986, PP 51/1993, PP27/1999 dan PP 27/2012
No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0

1. Dasar Hukum UU 4/1982 UU 4/1982 UU 23/1997 UU 32/2009


PP 29/1986 PP 51/1993 PP 27/1999 PP 27/2012

2. Definisi Hasil studi Hasil studi Kajian mengenai Kajian mengenai


Amdal mengenai dampak mengenai dampak dampak besar dan dampak prnting suatu
suatu kegiatan penting suatu prnting suatu usaha usaha dan/atau
yang direncanakan usaha dan/atau dan/atau kegiatan kegiatan yang
terhadap kegiatan yang yang direncanakan direncanakan pada
lingkungan, hidup direncanakan pada lingkungan lingkungan hidup, yang
yang diperlukan terhadap hidup, yang diperlukan bagi proses
bagi proses lingkungan, hidup diperlukan bagi pengambilan
pengambilan yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang
keputusan bagi proses keputusan tentang penyelenggaraan
pengambilan penyelenggaraan usaha dan/atau
keputusan usaha dan/atau kegiatan
kegiatan
3. Penapisan Dua tahap: 1) Satu tahap: dengan Satu tahap: dengan Satu tahap: dengan
berdasarkan uraian daftar kegiatan daftar kegiatan wajib daftar kegiatan wajib
kegiatan, 2) wajib Amdal Amdal Amdal
berdasarkan PIL

4. Dokumen PIL, KA-ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA, ANDAL, RKL-RPL
Amdal ANDAL, RKL, RPL RKL, RPL RKL, RPL dan RE
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia

No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0


PP 29/2986 PP 51/1993 PP 27/1999 PP 27/2012
5. Sertifikasi Tanpa persyaratan Tanpa persyaratan persyaratan sertifikasi persyaratan sertifikasi
Kompetensi sertifikasi sertifikasi kompetensi (2008) kompetensi
Penyusun kompetensi kompetensi
Amdal
6. Komisi Penilai Komisi Pusat: Komisi Pusat: Komisi Penilai Komisi Penilai Amdal
AMDAL (KPA) Departemen atau Departemen Amdal Pusat: Pusat: KLH
LPND Sektoral atau LPND BPEDAL/KLH Komisi Penilai Amdal
Komisi Daerah: Sektoral Komisi Penilai Provinsi: Instansi LH
Daerah Tingkat I Komisi Daerah: Amdal Provinsi: Provinsi
Provinsi Daerah Tingkat I Instansi LH Provinsi Komisi Penilai Amdal
Provinsi Kabupaten/Kota:
Komisi Penilai Sejak Tahun 2000: Instansi LH Kab/Kota
Amdal Terpadu/ Komisi Penilai Amdal
Multisektoral : Kabupaten/Kota
BAPEDAL

6. Lisensi Komisi Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota Lisensi KPA Pusat &
Penilai Amdal sejak 2008 Lisensi KPA Provinsi
(2010) dan
KPA Kab/Kota (2008)
7. Proses 1) PIL = 30 hari 1) KA-ANDAL = 12 1) KA-ANDAL = 75 hari 1. KA = 30 hari
Penilaian & 2) KA-ANDAL = 30 hari 2) ANDAL & RKL-RPL = 2. ANDAL & RKL-RPL =
waktu hari 2) ANDAL & RKL- 75 hari 75 hari
3) ANDAL = 90 hari RPL = 45 hari
4) RKL-RPL = 30 hari
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia

No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0


PP 29/2986 PP 51/1993 PP 27/1999 PP 27/2012
8. Alternatif SEMDAL (PEL, UKL-UPL untuk UKL-UPL untuk UKL-UPL untuk rencana
AMDAL SEL, RKL-RPL) rencana kegiatan rencana kegiatan kegiatan yang tidak berdampak
untuk kegiatan yang tidak yang tidak penting
sudah berjalan berdampak berdampak penting
penting
9. Keterbukaan Pengumuman Pengumuman Pengumuman dan Pengumuman dan akses
Informasi dan akses dan akses akses dokumen dokumen
dokumen dokumen
10. Keterlibatan Saran dan Saran dan Saran, pendapat Saran, pendapat dan
Masyarakat masukan lisan masukan lisan dan tanggapan tanggapan sejak awal,
atau tertulis atau tertulis sejak awal, konsultasi masyarakat (KA) dan
sebelum sebelum konsultasi keterwakilan dalam KPA, saran,
pemberian izin keputusan masyarakat (KA- pendapat dan tanggapan
persetujuan ANDAL) dan masyarakat terkait izin
Amdal keterwakilan dalam lingkungan (ANDAL & RKL-RPL
KPA serta Keputusan Izin
Lingkungan

11. Keputusan Persetujuan Persetujuan Keputusan Keputusan Kelayakan


AMDAL Amdal Kelayakan Lingkungan
Lingkungan Izin Lingkungan
12. Mekanisme Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada
Banding
2
Pengantar Ket
Keterkaitan
erkaitan Amdal,
UKL--UPL dan Sistem Perizinan serta
UKL
Instrumen PPLH Lainnya
PERIZINAN LINGKUNGAN
Izin lingkungan:
Izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup (PPLH)
Usaha dan
dan//atau
Kegiatan

Izin PPLH merupakan pengembangan dari instrumen izin


lingkungan.
Izin PPLH merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari izin
lingkungan
Pengertian dan Konsep Dasar Izin Lingkungan
Instrumen tata Usaha dan/atau
usaha negara Izin Lingkungan Kegiatan
untuk
pengendalian 1. Izin yang diberikan
pencemaran kepada setiap orang
dan/atau 2. yang melakukan usaha
kerusakan dan/atau kegiatan wajib
lingkungan Amdal atau UKL-UPL
3. dalam rangka
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. sebagai prasyarat untuk
Kualitas memperoleh izin usaha
Lingkungan dan/atau kegiatan
Efektivitas Izin Lingkungan: Usaha/Kegiatan Ramah
Lingkungan dan Kualitas LH yang baik dan sehat
Proses Amdal & UKL- Implementasi Izin
UPL sesuai NSPK Lingkungan & Pengawasan
Ekonomi
Sosial
Izin Lingkungan
sebagai Sustainable
Safeguard yang Growth
Effektif with Equity

Rencana Usaha dan/atau


Disetujui Lingkungan
Kegiatan ramah lingkungan
Usaha dan/atau Kegiatan
Ramah Lingkungan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
tidak ramah lingkungan Ditolak

Tujuan utama Izin Lingkungan : menetapkan tingkat kinerja yang diperlukan oleh suatu usaha
dan/atau kegiatan yang diikat secara hukum (legally binding commitment and performance) agar
tetap memenuhi BML & KBKL dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.
Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem
Pembangunan Berkelanjutan lainnya di Indonesia
Sistem Sistem Perbankan: Izin Usaha dan/atau
Penataan Green Banking Kegiatan
Ruang
Izin Pinjam
Izin
Pakai Kawasan
Lokasi
Hutan
AMDAL & Izin
Lingkungan
Sistem Perizinan Sektor
UKL-UPL
Melalui sistem Izin
Kajian Dampak PPLH
Lingkungan (KDL) Audit LH
dan Izin Sistem Kajian
Lingkungan, Dampak Lingkungan Sistem Perizinan
Kementerian Lingkungan Sistem Penaatan
Lingkungan Hidup Lingkungan
telah membangun
interkoneksitas Pengawasan
Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan
Sistem Lingkungan
Pembangunan
PUU Panduan Teknis Kelembagaan SDM
Berkelanjutan Penegakan
GREEN Hukum
ECONOMY) di Sistem Informasi Pandanaan Lingkungan
Indonesia
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
KLHS a Instrumen
h
ekonomi LH
Tata ruang b
i PUU berbasis LH
Baku mutu LH c
Anggaran
Kriteria baku j berbasis LH
kerusakan LH d
k Analisis risiko LH
AMDAL e
l Audit LH
UKL-UPL f
Perizinan g Lingkungan m Instrumen lain
sesuai kebutuhan

Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan
lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai
instrument lingkungan hidup lainnya
Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Keterkaitan Amdal, UKL-
UKL-UPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH Lainnya
Pengembangan Usaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Pra- Usaha/ Kegiatan Tahap
KRP Konstruksi, Konstruksi &Operasi
Pasca Operasi

Izin PPLH BML KBKL


Tata Ruang
Rencana izin Pelaksanaan Penutupan
Usaha Usaha usaha Usaha
dan/atau dan/atau dan/atau dan/atau
kegiatan kegiatan kegiatan Kegiatan

RTRW/RDTR
Amdal ARLH Tata Ruang
Implementasi Audit
atau Izin
Paska
LH Usaha/
RPPLH KLHS UKL-UPL Lingkungan &
Kegiatan
Izin PPLH
serta
Izin Continuous
ARLH Izin Improvement ARLH
Lingkungan Pinjam Pencana Penutupan
Pakai Usaha dan/atau
Kawasan kegiatan serta
Pengawasan
Daya Dukung & Hutan
Lingkungan Hidup
Persetujuannya
Daya Tampung atau
ARLH Pelepasan
Lingkungan Penaatan BML KBKL Pemanfaatan
Kawasan
Hidup HPK Ruang Paska
Hasil ERA merupakan Penegakan Hukum Usaha/Kegiatan
bagian dari Amdal Lingkungan Hidup
Instrumen
Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH
Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
Proses Penilaian Amdal oleh KPA; Lingkungan Hidup &
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH,
Proses Pemeriksaan UKL-UPL Penegakan Hukum
atau Gubernur, atau Gubernur, atau
oleh Instansi LH Lingkungan
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota

Pemrakarsa Izin PPLH Pelaksanaan


Usaha dan/atau
Rencana Usaha Proses Izin Usaha Kegiatan
Izin Pelaksanaan Izin
dan/atau Amdal atau Lingkungan
dan/atau
Kegiatan Lingkungan & Izin
UKL-UPL Kegiatan
PPLH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL Diterbitkan oleh Menteri terkait,


oleh Pemrakarsa Gubernur, atau Bupati/Walikota
Penaatan terhadap
IZIN LINGKUNGAN merupakan Jantung-nya Sistem Perizinan di BML & KBKL
Indonesia. Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usaha
dan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya izin
lingkungan.
Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau UKL-
UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan dinilai oleh
KPA atau diperiksa oleh Instansi LH; Penurunan Beban
Pencemaran dan Laju
Izin lingkungan instrumen utama penurunan Beban Pencemaran Kerusakan LH
Lingkungan dan Laju Kerusakan Lingkungan & Pengawasan LH
Izin Lingkungan: Produk Proses Amdal atau UKL-UPL
Izin lingkungan = diterbitkan pada
Proses penyusunan tarap perencanaan & persyaratan
Usaha dan/atau dan Penilaian Amdal untuk memperoleh izin usaha
Kegiatan Wajib dan/atau kegiatan
AMDAL
IZIN Usaha
IZIN
Wajib Memiliki dan/atau
LINGKUNGAN
Kegiatan
Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib
Izin
UKL/UPL
Proses penyusunan
dan Pemeriksaan
PPLH Izin PPLH, antara
lain:
a. Izin pembuangan air
UKL-UPL limbah ke sungai;
Catatan: Usaha dan/atau b. Izin pemanatan air
Kegiatan wajib SPPL tidak 1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap limbah untuk aplikasi
wajib memiliki izin lingkungan operasional. ke tanah
c. Izin pembuangan air
2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan limbah ke laut
persyaratan dan kewajiban izin d. Izin injeksi air limbah
lingkungan yang harus ditaati oleh e. Izin PLB3
perusahaan
Esensi Dasar Amdal & UKL-
UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin
Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan
Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)

Pengambil Keputusan

Rencana Usaha
dan//atau Kegiatan
dan

AMDAL atau UKL


UKL--UPL =
Menyediakan Informasi Izin Lingkungan

Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL:


Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan, dan
Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pengembangan KRP & Tahap
Perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan

izin Usaha Pelaksanaan


Rencana Usaha dan/atau usaha dan/atau
dan/atau Kegiatan kegiatan
kegiatan

RTRW
Amdal atau Izin
UKL-UPL Lingkungan Izin PPLH

PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan


PerMenLH N0. 05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang
KLHS wajib dilengkapi dengan Amdal ;
PerMenLH No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan;
PerMenLH No. 17/2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
& Izin Lingkungan
PerMenLH 13/2010 tentang UKL-UPK dan SPPL (PerMenLH 8/2013);
PerMenLH No. PerMenLH No. 07/2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal
09/2011 tentang dan Persyaratan LPJP Dokumen Amdal;
Pedoman Umum PerMenLH No. 15/2010 tentang Persyaratan dan tatacara lisensi Komisi Penilai
Amdal;
Kajian Lingkungan PerMenLH No. 5/2008 Tata Kerja Komisi Penilai Amdal (PerMenLH 8/2013)
Hidup Strategis PerMenLH No. 24/2009 Penilaian Dokumen Amdal (PeMenLH 8/2013)
(KLHS); PerMenLH No. 25/2009 tentang Binwas Komisi Penilai Amdal Daerah
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha
dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH Penaatan
Dampak terhadap Baku
Mutu
Penting & Lingkungan
Dampak LH (BML) & Kriteria
Baku Kerusakan
Pelaksanaan Usaha dan/atau
lainnya Lingkungan
(KBKL)
Kegiatan
KepMenLH No. 45 Tahun 2005
Implementasi tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
Audit LH Persyaratan &
(LAPORAN PELAKSANAAN IZIN
Kewajiban dalam Izin LINGKUNGAN)
Lingkungan & Izin PPLH
Peraturan MENLH No. 03 Tahun serta Continuous KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH
dan PPLHD
2013 tentang Audit Lingkungan Improvement KepMenLH No.56 Th 2002 tentang
Hidup sebagai revisi dari: Pedoman Umum Pengawasan LH
KepMenLH No. 42 Tahun 1994 KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata
KepMenLH No. 30 Tahun 2001 Kerja PPLH
KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata
PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Pengawasan Kerja PPLHD;
Lingkungan Hidup Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013:
Penerapan Sanksi Administrasi
3
Tata Ruang, Kawasan Lindung dan AMDAL
Isu Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
TATA RUANG LINGKUNGAN

Perlindungan dan Pengelolaan


Penataan Ruang
Lingkungan Hidup
(UU No. 26 Tahun 2007) (UU No. 32 Tahun 2009)

TOOL

Ruang, Lingkungan
AMDAL & Izin Yang aman, nyaman,
TOOL Lingkungan produktif
(PP No. 27 Tahun 2012) dan berkelanjutan

1. Dalam perlindungan & pengelolaan lingkungan, penataan ruang


merupakan ujung tombak sebab proses perubahan lingkungan diawali dengan
proses perubahan ruang.
35
2. Dalam penataan ruang: perlindungan & pengelolaan lingkungan hidup menjadi
kunci untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
Pelaksanaan Penataan Ruang
pelaksanaan rencana tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfatn ruang

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Pemanfaatan


Tata Ruang Ruang Ruang
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWN
Penyusunan
Nasional

Perumusan program sektoral Nasional


RTRWN
Pelaksanaan pembangunan
Rencana Penyusunan & penetapan SPM
Rinci
Penetapan standar kualitas lingkungan
Peraturan Zonasi
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWP
Penyusunan
Perumusan program sektoral provinsi
Provinsi

RTRWP
Pelaksanaan pembangunan
Perizinan
Rencana Penetapan pedoman pelaksanaan SPM
Rinci
Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.

Penyusunan
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perangkat Insetif
Kabupaten

Perumusan program sektoral kabupaten


RTRWKab
Pelaksanaan pembangunan dan Disinsentif
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan

Penyusunan Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK Sanksi


RTRWKot Perumusan program sektoral Kota
Kota

Pelaksanaan pembangunan
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan 36
Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
Kajian Daya
RTR PULAU / KEPULAUAN Dukung & Daya
RTRW NASIONAL
RTR KWS STRA. NASIONAL Tampung LH
WILAYAH

serta KLHS
RTRW PROVINSI RTR KWS STRA. PROVINSI

RTRW KABUPATEN RTR KWS STRA KABUPATEN


Pasal 13 ayat (1)
RDTR WIL KABUPATEN
Huruf a PP
RTR KWS METROPOLITAN
27/2012:
Pengecualian
PERKOTAAN

RTR KWS PERKOTAAN DLM AMDAL di RDTR


WIL KABUPATEN dan/atau RTR
RTRW KOTA
RTR BAGIAN WIL KOTA Kawasan
Strategis
RTR KWS STRA KOTA
Kab/Kota
RDTR WIL KOTA

Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta
Penentuan Kelayakan Lingkungan
Amdal dan Tata Ruang
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Kontruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci dan Konstruksi

Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha


dan/atau kegiatan Tidak sesuai
dengan
rencana tata
KA 1 ruang,
ANDAL 2 dokumen
Lokasi rencana usaha Amdal tidak
RKL-RPL 3 dan/atau kegiatan dapat dinilai
Dokumen AMDAL wajib sesuai dengan dan wajib
rencana tata ruang dikembalikan
kepada
pemrakarsa
Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Pengecualian Jenis Usaha/Kegiatan Wajib Amdal
Dalam PP 27/1999: Amdal Kawasan RKL-RPL Rinci
Usaha dan/atau Kegiatan (pasal 4), Ketentuan Amdal dan RDTR belum diatur

Dampak Penting

Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
LH dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal apabila:
lokasi rencana 1 lokasi rencana usaha dan/atau 2 usaha dan/atau
3
usaha dan/atau kegiatannya berada pada kegiatannya
kegiatannya berada kabupaten/kota yang telah dilakukan dalam
di kawasan yang memiliki rencana detail tata rangka tanggap
telah memiliki Amdal ruang kabupaten/kota dan darurat bencana
kawasan rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota

UKL/UPL Sumber: Pasal 13 PP 27/2012 Izin Lingkungan


Pola Ruang dan AMDAL
Pola Ruang
UU 26/2007 dan PP 26/2008

Rencana Rencana
Usaha Usaha
dan/atau
Kegiatan Kawasan Kawasan dan/atau
sesuai Kegiatan
dengan
Rencana
Budidaya Lindung diizinkan
Tata oleh PUU
Ruang PSDA

Terbatas

Tetap
PP 26/2008-RTRWN
Konversi Kawasan Budi Daya Nasional

Hutan Hutan
Perikanan Industri Pariwisata Pemukiman Lainnya
Produksi Rakyat 40
RTRWN menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi
ruang utk investasi (Pasal 20 ayat (2) huruf e)

RTRW Provinsi menjadi pedoman utk penetapan lokasi


dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 23 ayat (2) huruf e)

RTRW Kabupaten menjadi pedoman utk penetapan lokasi


dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 26 ayat (2) huruf e)
Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal,
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Rencana Usaha Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
dan/atau Kegiatan atau
Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Tidak
Apakah Lokasinya ya
Sesuai dengan
Rencana Tata Apakah lokasinya berada
di dalam ya Apakah termasuk usaha
Ruang, dan/atau Sesuai
Kawasan Hutan Primer & dan/atau Kegiatan yang
Sesuai dengan Lahan Gambut dalam Peta DIKECUALIKAN?
Ketentuan PUU Indikatif Penundaan Izin
PPLH & SDA Baru (PIPIB) ?
Tidak
Tidak Sesuai
Ditolak Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211 Ditolak

Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)
Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;
Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu
Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
Contoh Rencana Pembangunan SUTET di Jateng dalam Rencana Tata
Ruang Pulau Jawa dan RTRW Provinsi Jawa Tengah

Arahan Jaringan SUTET di


Semarang dan Sekitarnya dalam
PERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR
PULAU JAWA)
Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa
Dalam Peta Struktur Ruang tercatat Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010)
Jalur:
Jepara-Kudus-Demak-Semarang-Ungaran Dalam Peta Struktur Ruang tercatat dengan Jalur:
Jepara-Wd Gunung Rowo-Demak-Semarang-
Ungaran
Surat Men PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN tgl 19 April 2012
Nomor TR.03 03-Mn/237 perihal Rekomendasi thd renc pengembangan
PLTU Btg:
Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg terletak dan memanfaatkan wil
daratan Kab. Batang sudah sesuai dgn PP 26/2008, Perda Prov. Jateng
6/2010, Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang.
Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg memanfaatkan wil laut harus
memperhatikan keberadaan Kws Taman Wisata Alam Laut Daerah
(sebagaimana PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, ) dan Kawasan
Konservasi Laut Daerah sebagimana Perda Kab. Batang 07/2011 ttg
RTRW Kab. Batang.
Diperlukan AMDAL dan Izin Lingkungan thd Renc. Pembangunan
PLTU Kab. Batang.
Pemkab. Batang agar menyiapkan RDTR pada Kws yg mengakomodasi
Renc. Pemb. PLTU Batang, termasuk ketentuan zonasi wilayah baik
daratan maupun laut.
Kepmen. Kelautan dan Perikanan tanggal 14 Juni 2012 No. Kep.29/Men/2012 ttg
Penetapan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ujungnegoro Roban Kab.
Batang Prov. Jateng. :
Menetapkan sebagian wilayah pesisir Kab Batang Sbg Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng.
Kws tsb ditetapkan sebagai Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng.
Sesuai Pasal 28 ayat (4) UU 27/2007, kws konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan
dgn peraturan menteri.
Analisis :
a. Perlu dikaji konsistensi kesesuaian amanah UU 27/2007 yg mengatur penetapan kws konservasi pesisir dan
pulau-pulau kecil seharusnya dgn peraturan menteri, tetapi utk Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng hanya dengan keputusan menteri.
b. Kepmen Kelautan dan Perikanan mengatur obyek pesisir dan pulau-pulau kecil Ujungnegoro Roban dgn fungsi
sbg taman pesisir berbeda dgn obyek dan fungsi yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ttg RTRWN (Lamp VIII No. 313 )
yg menetapkan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional.
c. Dikeluarkannya Kepmen Kelautan Dan Perikanan tgl 14 Juni 2012 tsb tdk dlm konteks mengatur pengelolaan
Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP
26/2008 ( sebagaimana ketentuan Pasal 6 ayat (5) UU 26/2007 : ruang laut dan ruang udara, pengelolaan nya
diatur dgn UU tersendiri).
d. Kepmen Kelautan Dan Perikanan No. Kep.29/Men/2012 tdk mengatur pengalihan obyek dan fungsi maupun
pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan
dlm PP26/2008.
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) Inpres 10/2011 (2011-
(2011-2013)
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium)
masih boleh Lahan Gambut di dalam dan di luar
Tidak Boleh Ada
ada izin baru kawasan Hutan
Izin Baru
Catatan: Tidak semua
jenis kawasan lindung ini
dicantumkan dalam
Lampiran III Peraturan
MENLH No. 05/2012
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri
ini: Catatan :
1. Kawasan hutan lindung Tidak semua kawasan
2. Kawasan bergambut lindung yang tercantum
3. Kawasan Resapan Air
dalam PP No. 26/2008 dan
4. Sempadan Pantai
5. Sempadan Sungai Keppres 32/1990
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk dicantumkan dalam daftar
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut kawasan lindung di
8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Peraturan MENLH Ini;
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan lindungan =
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut kawasan yang telah
11. Taman Hutan Raya DITETAPKAN sebagai
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut
kawasan lindung
13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
14. Kawasan Cagar Alam Geologi Usaha dan/atau kegiatan di
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah kawasan lindung adalah
16. Sempadan Mata Air usaha dan/atau kegiatan
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah yang diizinkan sesuai
18. Kawasan Pengungsian Satwa dengan ketentuan PUU
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Kawasan lindung wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan
kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
lokasinya berada di dalam kawasan lindung
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
yang berada di dalam dan/atau berbatasan
diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, langsung dengan kawasan lindung yang
misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di dikecualikan dari kewajiban menyusun
kawasan lindung Amdal adalah rencana usaha dan/atau
kegiatan:

Batas proyek
1 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan
panas bumi;
2. Penelitian dan pengembangan di bidang
terluar yang Kawasan Lindung
ilmu pengetahuan;
bersinggungan Yang tercantum dalam
Lampiran Permen LH & 3. Yang menunjang pelestarian kawasan
dengan batas
terluar dari telah ditetapkan sesuai lindung;
kawasan dengan PUU 4. Yang terkait dengan kepentingan
pertahanan dan keamanan negara yang
lindung
2 Dampak
tidak berdampak penting terhadap
lingkungan;
potensial
5. Budidaya yang secara nyata tidak
Dampak potensial dari
berdampak penting bagi lingkungan
rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan
dilaksanakan tersebut
3 hidup;
6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk
secara nyata asli dengan luasan tetap dan tidak
mempengaruhi kawasan Keterangan: mengurangi fungsi lindung kawasan dan
lindung terdekat = Rencana Usaha di bawah pengawasan ketat.
dan/atau kegiatan
Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan
Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai
Dalam Peraturan dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
MENLH No. 05 Tahun
2012
1. Kawasan Hutan a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;
Lindung b. kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli
dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan, dan di bawah pengawasan ketat
2. Kawasan bergambut a. wisata alam tanpa merubah bentang alam
3. Kawasan Resapan a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
Air kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan
terbangun yang sudah ada

4. Sempadan Pantai a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;


b. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk
mencegah abrasi;
c. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang
kegiatan rekreasi pantai;
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai
dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan
Dalam Peraturan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan
MENLH No. 05 Tahun Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
2012
5. Sempadan Sungai a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka
6. Kawasan sekitar hijau;
danau/waduk b. bangunan untuk pengelolaan badan air
dan/atau pemanfaatan air;
c. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk
menunjang fungsi taman rekreasi;

7. Suaka margasatwa dan a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam;


suaka margasatwa laut b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk
8. Cagar alam dan cagar menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud
alam laut pada huruf a;

9. Kawasan pantai a. kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata


berhutan bakau alam
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai
dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional
Dalam Peraturan Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun
MENLH No. 05 2008
Tahun 2012
10. Taman Nasional a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;
atau taman b. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya
nasional laut hanya diizinkan bagi penduduk asli di zona penyangga
dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan, dan di bawah pengawasan ketat

11. Taman hutan raya a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam;


b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang
kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a;

12. Taman Wisata a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;


Alam dan Taman b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang
Wisata Alam Laut kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai
dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung
Lindung Dalam Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106
Peraturan PP No. 26 Tahun 2008
MENLH No. 05
Tahun 2012
13. Kawasan cagar a. penelitian, pendidikan, dan pariwisata; dan
budaya dan b. pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang
ilmu tidak sesuai dengan fungsi kawasan
pengetahuan
14. Kawasan cagar a. pariwisata tanpa mengubah bentang alam
alam geologi b. kegiatan penggalian dibatasi hanya untuk penelitian
arkeologi dan geologi
c. pelindungan bentang alam yang memiliki ciri langka
dan/atau bersifat indah untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, budaya, dan/atau pariwisata.
d. pelindungan kawasan yang memiki ciri langka berupa
proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan/atau pariwisata.
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai
dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Dalam Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional
Peraturan MENLH No. 05 Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun
Tahun 2012 2008

15. Kawasan imbuhan air a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
tanah kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air
hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada
lahan terbangun yang sudah ada

16. Sempadan mata air a. ruang terbuka hijau


17. Kawasan perlindungan a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;
plasma nutfah b. pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan
18. Kawasan pengungsian a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;
satwa b. pelestarian flora dan fauna endemik kawasan;
19. Terumbu Karang a. pariwisata bahari
20. Kawasan koridor bagi
jenis satwa atau biota
laut yang dilindungi
Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan
KPA sesuai dengan PP 28/2011
No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Kawasam Pelestarian Alam
Alam (KSA) (KPA)
Cagar Suaka Taman Taman Taman
Alam (CA) Marga- Nasion Wisata Hutan
satwa al (TN) Alam Raya
(SM) (TWA) (Tahura)
1. penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan
2. pendidikan dan peningkatan
kesadartahuan konservasi alam
koleksi kekayaan keanekaragaman
hayati
3. penyerapan dan/atau penyimpanan
karbon
4. pemanfaatan air serta energi air,
panas, dan angin serta wisata alam
terbatas
5. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar
Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan
KPA sesuai dengan PP 28/2011
No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Kawasam Pelestarian Alam
Alam (KSA) (KPA)
Cagar Suaka Taman Taman Taman
Alam Marga- Nasion Wisata Hutan
(CA) satwa al (TN) Alam Raya
(SM) (TWA) (Tahura)
6. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk
penunjang budidaya
7. pemanfaatan tradisional oleh masyarakat
setempat.
6. pembinaan populasi melalui penangkaran
dalam rangka pengembangbiakan satwa
atau
perbanyakan tumbuhan secara buatan
dalam lingkungan yang semi alami.
7. pembinaan populasi dalam rangka
penetasan telur dan/atau pembesaran
anakan yang diambil dari Alam
Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan Lindung Sempadan Pantai Mangrove
PP 26/2008 Pasal 57 ayat (5), Keppres Keppres 32/1990 Pasal
32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan 26: Perlindungan
terhadap kawasan
Lindung, Pasal 27 dan Kepmen LH No. 201 pantai berhutan bakau
Tahun 2004 dilakukan untuk
melestarikan hutan
bakau sebagai
pembentuk ekosistem
hutan bakau dan
tempat
berkembangbiaknya
berbagai biota laut
disamping sebagai
KAWASAN LINDUNG Sempadan pantai pelindung pantai dan
hutan mangrove = 130 x nilai rata-rata pengisian air laut serta
perbedaan air pasang tertinggi dan perlindungan usaha
budidaya di
terendah tahunan, DIUKUR dari garis belakangnya
air surut teredah

26/2008 Kawasan pantai berhutan bakau


Pasal 101 ayat 3 PP 26/2008:
pemanfaatan utk keg. Pendidikan, penelitan & wisata alam,
pelarangan pemanfaatan kayu bakau, pengurangan luas dan
pencemaran ekosistem bakau
Kriteria Kawasan Lindung Sempadan Pantai
Zonasi untuk sempadan pantai: Pemanfaatan untuk RTH, Pengembangan struktur
alami dan struktur buatan untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai, Pelarangan
pendirian bangunan, Pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas,
nilai ekologis, dan estetika kawasan (Pasal 100 ayat (1) PP 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN)

Kawasan Lindung
Sempadan Pantai = 100
meter
Garis batas sempadan pantai

Berdasarkan PP 26/2008 Pasal 56 ayat (2), Keppres 32/1990 Pasal 14:


Sempadan pantai diukur 100 meter dari garis pasang tertinggi
Perlindungan Ekosistem
Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan Kawasan Lindung
(Pasal 52 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN)

Zonasi Terumbu Karang


Pemanfaatan untuk wisata bahari
Pelarangan kegiatan penangkapan ikan dan
pengambilan terumbu karang
Pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan
pencemaran air
(Pasal 103 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN)
Larangan
penambangan terumbu karang yg menimbulkan
kerusakan, pengambilan terumbu karang di kawasan
konservasi, penggunaan peralatan, cara tau metode lain
yg merusak ekosistem terumbu karang

(Pasal 35 UU 27/2007 tentang PWP & PPK)


Kawasan Lindung Sempadan Sungai
S. Bone di Kab. Bolmong, Prop. Sulut PP 82/2001
Pengelolaan
Kualitas Air &
Pengendalian
PP 26 Tahun 2008 tentang Tata Pencemaran Air
Ruang Nasional &
Keppres 32/1990 tentang
Kawasan Lindung
Zonasi sempadan sungai
Pemanfaatan Ruang utk
RTH;
Pelarangan mendirikan
bangunan
Pasal 100 ayat 2 PP 26/2008
Sungai
Pasal 38 UU 41/1999 tentang Kehutanan

Pasal 38
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan.
(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan
pola pertambangan terbuka.
(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan
oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2010
TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Pasal 3

(1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2


hanya dapat dilakukan di dalam:
a. kawasan hutan produksi; dan/atau
b. kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai batasan luas dan jangka waktu
tertentu serta kelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan peraturan Menteri.
Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang
Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010
Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan
yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan:
1. religi;
2. pertambangan;
3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru
dan terbarukan;
4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun
relay televisi;
5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum
untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;
7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;
8. fasilitas umum;
9. industri terkait kehutanan;
10. pertahanan dan keamanan;
11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau
12. penampungan sementara korban bencana alam.
Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
Pertambangan di Kawasan Hutan Lindung (PP 24/2010)

Pasal 5
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan ketentuan:
a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:
1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan
2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;
b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan
dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang
mengakibatkan:
1. turunnya permukaan tanah;
2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan
3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada hutan
lindung diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 6
(1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan
hutan.
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta
pengenaan sanksi (Pasal 35)

Izin pemanfaatan ruang yg tidak sesuai dgn RTRW dibatalkan oleh


Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal
37 ayat (2))

Izin pemanfaatan ruang yg dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak


melalui prosedur yg benar, batal demi hukum (Pasal
37 ayat (3))

Izin pemanfaatan ruang yg diperoleh melalui prosedur yg benar


tetapi kemudian terbukti tidak sesuai RTRW, dibatalkan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
(Pasal 37 ayat (4))
Dlm pemanfaatan ruang, setiap orang wajib menaati rencana tata ruang yg
telah ditetapkan (Pasal 61 huruf a).

Setiap orang yg tidak menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan


sebagaimana dimaksud dlm Pasal 61 huruf a yg mengakibatkan perubahan
fungsi ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 69
ayat (1)).

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan


kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana
dgn pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling banyak
Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (2)).

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan


kematian orang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
(Pasal 69 ayat (3)).
Pasal 74 ayat (1)
Dlm hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69,
Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72 dilakukan oleh suatu
korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yg dpt dijatuhkan terhadap korporasi
berupa pidana denda dgn pemberatan 3 (tiga) kali dari
pidana denda sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69,
Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72.
Pasal 74 ayat (2)
Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
korporasi dpt dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum.
Pasal 37 ayat (7)
Setiap pejabat pemerintah yg berwenang menerbitkan izin
pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yg tidak
sesuai dgn rencana tata ruang.
Pasal 73 ayat (1)
Setiap pejabat pemerintah yg berwenang yg menerbitkan
izin tidak sesuai dgn rencana tata ruang, dipidana dgn
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 73 ayat (2)
Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pelaku dpt dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian
secara tidak dgn hormat dari jabatannya.
Keterkaitan RPPLH dengan RPJP dan RPJM, Pemanfaatan
Sumber Daya Alam serta Amdal

RPPLH
1 Pasal 10 Ayat (5) UU No. 32/2009:
RPPLH menjadi dasar penyusunan
dan dimuat dalam rencana
RPJP pembangunan jangka panjang dan
rencana pembangunan jangka
menengah

RPJMN
Pasal 12 ayat (1) Salah satu Instrumen PPLH
UU No. 32/2009: Pemanfaatan sumber
pada tahap rencana Proyek
Pemanfaatan daya alam i.e.
Pemanfaatan SDA adalah
sumber daya Pertambangan,
alam dilakukan
berdasarkan 2 Migas, Kehutanan AMDAL
RPPLH
Peran Inventarisasi
INVENTARISASI SDA
SDA: Basis RPPLH

Sesuai UU No 32/2009, tujuan INVENTARISASI SDA untuk:


a/. PENETAPAN EKOREGION, b/. PENETAPAN DD dan DT, c/.
PEMANFAATAN DAN PENCADANGAN SDA, d/. INPUT RPPLH
RPPLH & Inventarisasi Lingkungan Hidup: Basis Data Sistem Informasi
Amdal, UKL-
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Inventarisasi POTENSI DAN
KETERSEDIAAN
Lingkungan Hidup
BENTUK
KERUSAKAN
Data & Informasi

JENIS YANG
DIMANFAATKAN
Sumber Daya Alam (SDA)
BENTUK
Hayati Terbarukan PENGUASAAN

Non- Tidak PENGETAHUAN


Hayati Terbaharukan PENGELOLAAN
KONFLIK DAN
RPPLH disusun berdasarkan hasil inventarisasi LH; PENYEBAB KONFLIK
RPPLH besarta data dan informasi LH merupakan basis data PENGELOLAAN
yang sangat berharga untuk mendukung distem informasi
(DSS) Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam kaitannya
dengan penentuaan kelayakan Lingkungan Hidup;
Muatan RPPLH
Neraca SDA (Pasal 10 ayat 4,5) UU32/2010)
Valuasi Ekonopmi
SDA Kerentanan

Rencana
Rencana RPPLH
Rencana pengendalian, Rencana
pemeliharaan menjadi
pemanfaatan pemantauan, adaptasi dan
dan serta dasar
dan/atau mitigasi
perlindungan pendayagunaan penyusunan
terhadap
pencadangan kualitas dan pelestarian dan dimuat
perubahan
SDA dan/atau SDA dalam RPJP
iklim.
fungsi LH & RPJM

Nilai tambah
Daya Inventarisasi
pemanfaatan
Dukung/Daya GRK
SDA
Tampung
Pola Konsumsi
Produksi
Berkelanjutan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....

Daerah:
Maju,
Makmur
& Hijau

RTRW, RPJP, RPJM dan KRP Pembangunan Berkelanjutan

Apa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau SEA?


Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
(Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) & AMDAL
KLHS = Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau KRP (Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)

Kebijakan Rencana Program Proyek Tujuan Utama

Sustainable
KAJIAN ANALISIS LINGKUNGAN Growth with
Equity

Kajian Lingkungan Hidup Strategik (KLHS) AMDAL KLHS dapat


atau mengisi ruang
KLHS Kebijakan UKL-UPL yang tidak dapat
diselesaikan
KLHS Tata Ruang KLHS Sektor oleh Amdal,
Catatan: Kebijakan:
termasuk
UKL-UPL dan
penyusunan PUU Izin Lingkungan
KLHS Regional / Program
(pasal 44 UUPLH)
Partidario (2000, 2003)
Muatan KLHS
KLHS memuat KAJIAN antara lain:
Efisiensi Pemanfaatan Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung
Sumberdaya Alam d a Lingkungan Hidup untuk Pembangunan

Perkiraan Mengenai Dampak dan


Tingkat Kerentanan dan
Kapasitas Adaptasi
e b RiSIKO LINGKUNGAN
terhadap Perubahan Iklim
HIDUP
Tingkat Ketahanan dan
Potensi Keanekaragaman f Kinerja layanan/jasa ekosistem
hayati
c

KLHS
Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009
4
Ketentuan-Ketentuan PUU Bidang
Ketentuan-
PPLH yang terkait dengan AMDAL
Ketentuan--Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009
Ketentuan
Kriteria Dampak Kajian dampak LH; Disusun oleh pemrakarsa;
Penting Evaluasi kegiatan disekitar; Keterlibatan masyarakat;
Kriteria usaha SPT Masyarakat Bantuan pihak lain (penyusun
dan/atau kegiatan Prakiraan besaran & sifat penting dampak perorangan dan LPJP)
berdampak penting RKP-RPL Sertifikasi penyusun amdal

Usaha Muatan Penyusunan Komisi Penilai


dan/atau Dokumen Dokumen Amdal (KPA);
kegiatan Amdal Amdal
Lisensi KPA;
Keanggotaan KPA
Wajib Amdal 2
1 3 Tim Teknis dan
Penilaian Sekretariat KPA;
Keputusan
4 Dokumen Kelayakan atau
Amdal Ketidaklayakan LH
Amdal

5
Penyusunan
Dokumen Amdal
bagi Golongan
Ekonomi Lemah
UU 32/2009 Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009
Pembagian Jenis Usaha dan
dan//atau Kegiatan Berdasarkan Dokumen LH
Jenis Rencana Usaha Dampak Lingkungan dan Dokumen
dan/atau kegiatan Lingkungan

USAHA DAN/ATAU Kegiatan AMDAL


KEGIATAN berdampak
WAJIB AMDAL penting terhadap
LH Peraturan MENLH
Pasal 22-33 UU 32/2009 Wajib
Batas AMDAL No 05/2012
Memiliki Izin
Lingkungan

USAHA DAN/ATAU Kegiatan tidak


KEGIATAN berdampak UKL-UPL
WAJIB UKL/UPL penting terhadap
LH

Pasal 34 UU 32/2009
Batas dokumen Peraturan Gub. atau
UKL-UPL Bupati/Walikota

USAHA DAN/ATAU Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & Tidak Wajib


KEGIATAN WAJIB SPPL tidak berdampak penting serta SPPL Memiliki Izin
Pasal 35 UU 32/2009 Kegiatan usaha mikro dan kecil Lingkungan
Esensi Dasar Amdal & UKL-
UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan terkait dengan Penerbitan Izin Lingkungan.
Pengambil Keputusan

Rencana Usaha
dan//atau Kegiatan
dan

AMDAL atau UKL


UKL--UPL =
Menyediakan Informasi Izin Lingkungan

Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL:


Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan, dan
Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
Ketentuan--Ketentuan Izin Lingkungan dalam UU No. 32 Tahun 2009
Ketentuan
Usaha dan/kegiatan wajib memiliki izin lingkungan;
Izin Lingkungan dan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL;
Pihak yang berwenamg menerbitkan Izin Lingkungan: Menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota
Porohonan Izin lingkungan ditolak tanpa dilengkapai dengan Amdal atau UKL-UPL

Pembatan Izin Lingkungan oleh Menteri, Guburnur, atau


Bupati/walikota;
Pembatan Izin Lingkungan oleh PTUN

Permohonan Pembatalan
Pengumuan Pengumuman permohonan
dan Penerbitan Izin Izin Lingkungan
Izin Lingkungan Lingkungan Izin Pengumuman keputusan
Lingkungan Izin Lingkungan
2 3
1 Izin
Izin Lingkungan Lingkungan
4 dan Izin Usaha persyaratan
Izin Izin Usaha
Lingkungan dan/atau
Kegiatan
5 Perubahan Izin lingkungan
Izin Lingkungan dicabut, izin
usaha
dibatalkan;

Usaha dan/kegiatan berubah wajib


UU 32/2009 memperbaharui izin lingkungan
Pengembangan Kebijakan Sistem Kajian Dampak Lingkungan
Sesuai Mandat UU 32 tahun 2009
No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkait PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah
Kajian Dampak Lingkungan Disusun
dalam UU 32 Tahun 2009

1 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut tentang Amdal Telah diterbitkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Izin Lingkungan
Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai izin
lingkungan diatur dalam peraturan pemerintah

2 Pasal 22 ayat (2): Jenis usaha dan/atau Telah terbit Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
ditetapkan dengan peraturan Menteri yang Wajib Memiliki Amdal

3 Pasal 28 ayat (4): Ketentuan lebih lanjut Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010 tentang
mengenai sertifikasi dan kriteria kompetensi Sertifikasi Kompetensi Penyusun Analisis
penyusunan Amdal daitur dengan peraturan Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan
Menteri Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi
Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Telah direvisi dan Rancangan Peraturan
MENLH sudah disampaikan ke Biro Hukum dan
Humas KLH Desember 2012)

81
Lanjutan Pengembangan Kebijakan Sistem KDL
No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkait PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun
Kajian Dampak Lingkungan
dalam UU 32 Tahun 2009

4 Pasal 29 ayat (3): Persyaratan dan Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentang
tatacara lisensi diatur dengan peraturan Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Analisis
Menteri Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Sudah tersusun
Rancangan Peraturan MENLH dan sudah diajukan ke
Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2013)
5 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut mengenai Telah diterbitkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012
UKL-UPL dan SPPL diatur dengan tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
peraturan Menteri Sebagai revisi Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 tentang
UKL-UPL dan SPPL
6 Pasal 121: Usaha dan/atau kegiatan yang Peraturan MENLH No. 14 tahun 2010 tentang Dokumen
telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah
tetapi belum memiliki dokumen amdal atau Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
UKL-UPL Dokumen Lingkungan Hidup
SE MENLH Nomor 14134/MENLH/KP/12/2013
7 Pasal 47 ayat (3): Ketentuan lebih lanjut Telah tersusun Draft awal RPP Analisis Resiko Lingkungan
mengenai analisis resiko lingkungan hidup Hidup (ARLH)
diatur dalam Peraturan pemerintah
8 Pasal 52: ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit
audit lingkungan hidup diatur dengan lingkungan hidup yang menggantikan Keputusan MENLH
Peraturan Menteri No. 42 tahun 1994, Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001
dan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010
Struktur PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin LIngkungan

Bab V
Bab II Bab III Komisi
Penyusunan Penilaian Penilai
Amdal Amdal Amdal
Bab VI
Penyusunan Pemeriksaan Pembinaan
UKL-UPL UKL-UPL dan Evaluasi
Instansi LH Kinerja
Pemeriksa
UKL-UPL
Bab I
Ketentuan Umum BAB VII
Sanksi
Catatan: Permohonan Penerbitan Adminsitratif
1. Permohonan izin lingkungan
bersamaan dengan pengajuan Izin Izin
penilan Andal & RKL-RP atau Lingkungan Lingkungan
pengajuan Pemeriksaan UKL-UPL; Bab IX
2. Penerbitan izin lingkungan
Bab IV Ketentuan
bersamaam dengan penerbitan
SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL Penutup

Bab VII Pendanaan


Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012
No Peraturan MENLH yang diamanatkan Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH
oleh PP No. 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan
1 Tata cara penyusunan dokumen Amdal 1. Pedoman Penyusunan Dokumen Telah diundangkan Peraturan MENLH
(Pasal 6); Lingkungan (Amdal, UKL-UPL dan No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
SPPL) Penyusunan Dokumen Lingkungan
2 Tata cara penyusunan UKL-UPL (Pasal
Hidup, sebagai Revisi Peraturan
16);
Keterangan: Revisi MENLH No. 8/2006 dan Peraturan
Peraturan MENLH No. 08/2006 dan MENLH No. 13 Tahun 2010
Peraturan MENLH No. 13/2010
3 Tata cara pengikutsertaan masyarakat 2. Pedoman Keterlibatan Masyarakat Telah diundangkan Peraturan MENLH
dalam Amdal (Pasal 9 ayat (6)); dalam proses Amdal dan Izin No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman
Lingkungan Keterlibatan Masyarakay dalam proses
Amdal dan Izin Lingkungan, Revisi
Keterangan: Revisi Kepdal 08/2000 Kepdal 08/2000

4 Tata cara penilaian kerangka acuan 3. Tata Laksana Penilaian dan Telah diundangkan Peraturan MENLH
(Pasal 26); Pemeriksaan Dokumen Lingkungan No. 8 Tahun 2013 tentang Tata
serta Penerbitan Izin Lingkungan Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
5 Tata cara penilaian Andal dan RKL-RPL
Dokumen Lingkungan serta Penerbitan
(Pasal 35)
Keterangan: Revisi Izin Lingkungan
6 Pemeriksanaan UKL-UPL (Pasal 41); Peraturan MENLH No. 05/2008,
Peraturan MENLH No. 24 Tahun
7 Tata cara penerbitan izin lingkungan 2009 dan
(Pasal 52); Peraturan MENLH No. 13/2010,
8 Tata kerja komisi penilai Amdal (Pasal
63);
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan

No Peraturan MENLH yang Group Peraturan Status Peraturan MENLH


diamanatkan oleh PP No. 27 MENLH
Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
9. Kriteria perubahan usaha 4. Pedoman Perubahan Telah tersusun Rancangan Peraturan MENLH
dan/atau kegiatan dan tata Izin Lingkungan tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
cara perubahan keputusan
kelayakan lingkungan, Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH
perubahan rekomendasi UKL- sudah disampaikan oleh Deputi I MENLH
UPL dan penerbitan perubahan kepada Biro Hukum dan Humas KLH untuk
izin lingkungan (Pasal 50 ayat dilakukan pembahasan, finalisasi dan
(8)); penetapan (Desember 2012)

10 Tata Cara dan persyaratan 5. Standar dan Telah tersusun Rencangan Peraturan MENLH
untuk mendirikan LPJP Sertifikasi Kompetensi tentang Standar dan Sertitikasi Kompetensi
Dokumen Amdal (Pasal 10 Penyusun Dokumen Penyusun Dokumen Amdal sebagai revisi
ayat (3); Amdal Peraturan MENLH No. 7 Tahun 2010
11 Sertifikasi kompetensi
penyusun Amdal, Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH
penyelenggaran pendidikan sudah disampaikan oleh Deputi VII MENLH
dan pelatihan penyusun Amdal, kepada Biro Hukum dan Humas KLH untuk
lembaga sertifikasi penyusun dilakukan pembahasan, finalisasi dan
Amdal (Pasal 11 ayat (6)); penetapan (Desember 2012)
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan
No Peraturan MENLH yang Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH
diamanatkan oleh PP No. 27
Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
12 Persyaratan dan Tata Cara 6. Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010; draft
Lisensi (Pasal 58 ayat (2) revisi telah disampaikan ke biro hukum dan
Humas (Desember 2013)
13 Tata cara pembinaan dan 7. Tata cara pembinaan dan evaluasi Peraturan MENLH No. 25 Tahun 2009, draft
evaluasi kinerja (Pasal 67) kinerja KPA dan Pemeriksa UKL-UPL revisi telah disampaikan ke biro hukum dan
di Daerah Humas (Desember 2013)

4 Pengecualian untuk usaha 8. Pengecualian untuk usaha dan/atau Rancangan Peraturan MENLH tentang
dan/atau kegiatan lokasinya kegiatan lokasinya berada dalam Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan
berada dalam kabupaten/kota kabupaten/kota yang telah memiliki lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang
yang telah memiliki RDTR RDTR telah memiliki RDTR akan disusun kemudian
(Pasal 13 ayat (3)); Syarat Sistem KLHS yang mendukung
SE MENLH 14160/MENLH/PDAL/12/2013

15 9. Draft Revisi Keputusan MENLH No. 45 Draft PERMENLH tentang Pelaporan


Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Izin Lingkungan telah disampaikan
Penyusunan Laporan RKL-RPL ke Biro Hukum dan Humas (Desember 2013)
16 10. Draft PERMENLH tentang Sistem Draft PERMENLH tentang Sistem Informasi
Informasi Amdal, UKL-UPL dan Izin Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah
Lingkungan disampaikan ke Biro Hukum dan Humas
(Desember 2013)
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan
Izin lingkungan =
Usaha Proses penyusunan persyaratan untuk
memperoleh izin
dan/atau dan Penilaian Amdal
usaha dan/atau
Kegiatan kegiatan
Wajib AMDAL
IZIN Usaha
IZIN
Wajib Memiliki dan/atau
LINGKUNGAN
Kegiatan
Usaha
dan/atau
Kegiatan Proses penyusunan
dan Pemeriksaan Setiap usaha dan/atau kegiatan
Wajib UKL/UPL UKL-UPL yang wajib memiliki Amdal atau
UKL-UPL wajib memiliki izin
lingkungan
Catatan: Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL tidak
wajib memiliki izin lingkungan Sumber: Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal bupati/walikota
1
Pengumuman Jasa Penilaian Amdal dibebankan Biaya Adm Penerbitan SKKL dan
SPT dari kepada Pemrakarsa sesuai SBU/PNBP Izin Lingkungan dibebankan
dan Pengumuman kepada Pemrakarsa sesuai PNBP
Konsultasi = 10 hari Kerja
Publik Penilaian Kerangka Acuan Paling lambat 5 hari kerja
30 hari kerja setelah diterbitkan
3 4 5 6
2
Pengajuan Penilaian Penerbitan Pengumuman Izin
Penyusunan Penilaian 15
Penilaian KA oleh Persetujuan Lingkungan
Kerangka KA oleh
Kerangka Sekretariat KA oleh Ketua
Acuan (KA) Tim Teknis
Acuan KPA KPA 14a
Penerbitan:
1. Keputusan
Biaya Penyusunan 7 Kelayakan
Penyusunan
Amdal oleh
ANDAL dan Lingkungan; dan
Pemrakarsa RKL-RPL 2. izin Lingkungan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Pengajuan Permohonan Izin 8 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman Layak 10 hari
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan Lingkungan kerja
9 11 12
RKL-RPL Penilaian Penilaian Penilaian
ANDAL & 14b
Satu surat ANDAL & ANDAL & Keputusan
RKL-RPL RKL oleh RKL-RPL Ketidaklayakan LH
permohonan
Sekretariat Tim Teknis oleh KPA
KPA
Tidak Layak
Integrasi Izin Lingkungan Lingkungan
dalam Proses AMDAL Pengumuman Permohonan Rekomendasi
10
Izin Lingkungan KPA 13
Tahapan Penilaian Dokumen AMDAL
Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013

DITOLAK DITOLAK
Pemrakarsa
Tidak Tidak Ya

Usaha/Keg.
sedang /telah
Ya Ya dilakukan
konstruksi/
Dokumen KA- atau operasi/ pasca
Sesuai operasi
ANDAL & RKL-RPL Sesuai dengan RTRW
Persyaratan
Nasional, Provinsi &
Administrasi
Kab/Kota

UJI ADMINSITRASI UJI TAHAP PROYEK


(gunakan panduan 01 atau 02 Lamp VI) (Panduan 03 Lamp VI) Tidak

1. Lakukan Uji konsistensi


Ya 2. Lakukan uji keharusan
Ya
Rencana usaha 3. Lakukan uji kedalaman
dan/atau Kegiatan 4. Lakukan uji relevansi
Dokumen sesuai
disepakati atau layak dengan persyaratan
Dokumen dijadikan lingkungan hidup mutu dokumen
lamp. SK Persetujuan
KA atau SK Kelayakan Tidak Tidak
Lingkungan & Izin Masukan untuk UJI KUALITAS
DITOLAK (gunakan panduan 04
Lingkungan Perbaikan Dokumen Lampuran VI)
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013


10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
entitas dan/atau spesies kunci (key species);
memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013


Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup

MENTERI Jangka waktu penetapan

GUBERNUR 10 Hari Kerja Keputusan Kelayakan


Bupati/Walikota Lingkungan atau
Ketidaklayakan

Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan


Rekomendasi Hasil 1 Dasar pertimbangan dikeluarkannya
1.
penetapan; dan
Penilai an Andal & RKL-
2 Pernyataan kelayakan lingkungan usaha
2.
RPL dari Komisi Penilai dan/atau kegiatan;
Amdal 3 Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai
3.
dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.
Sumber: Pasal 32-33 PP 27/2012
Izin Lingkungan
4 Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak
4.
terkait
Dalam PP 27/1999: tidak datur sedetil atau
serinci ini. SKKL sudah termasuk 75 hari 5 jumlah dan jenis izin PPLH yang
1.
penilaian Andal dan RKL-RPL. Muatan SKKL diwajibkan (Jika wajib memiliki izin
juga belum/tidak diatur PPLH)
Muatan Keputusan kelayakan
lingkungan hidup
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
3. rencana pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak
lain;
4. pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;
5. dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;
6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan
7. tanggal penetapan Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup
Sumber: Pasal 16 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana
Usaha dan
dan//atau Kegiatan Wajib Amdal

AMDAL
SK Kelayakan LH dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
SK Kelayakan LH dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
SK Kelayakan LH dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan hidup

Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Izin Lingkungan
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;
2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
3. Berakhirnya izin lingkungan.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut
mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.

Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya


izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: Izin
Lingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetap
berlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidak
dicabut;
Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan


lingkungan;
2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:
a. nama perusahaan;
b. jenis usaha dan/atau kegiatan;
c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
d. alamat kantor; dan
e. lokasi kegiatan;
3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; dan
b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;
c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Lanjutan

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:


a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam)
bulan sekali;
c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila
direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup
deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan

6. hal-hal lain, antara lain:


a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum
dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila
di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal
37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib
memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan
pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74
Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku
selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas
usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan
8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Proses Penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan

Pemrakarsa Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Pemeriksaan UKL-
Penyusunan Permohonan Izin Lingkungan UPL dan Penerbitan
dan Pemeriksaan UKL/UPL Rekomendasi UKL-
UKL-UPL UPL dapat dilakukan
oleh:
Biaya Pemeriksaan Administrasi a. Pejabat yang
Penyusunan ditunjuk oleh
UKL-UPL oleh
Pemrakarsa Menteri;
Pengumuman Permohonan Izin b. Kepala Instansi LH
Lingkungan Provinsi; atau
c. Kepala Instansi LH
Pemrakarsa Kab/Kota.
Pemeriksaan Substansi UKL/UPL Pasal 40 PP 27/2012
Catatan: Jangka waktu
Pemeriksaan Teknis UKL- Jasa Pemeriksaan
UPL: 14 Hari Kerja, Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dibebankan
kepada Pemrakarsa
termasuk pengumuman Persetujuan UKL-UPL & sesuai SBU/PNBP
permohonan izin lingkungan Izin Lingkungan Biaya Adm Penerbitan
DAN Rekomendasi UKL-UPL dan
tidak termasuk perbaikan/ Izin Lingkungan dibebankan
penyempurnaan Pengumuman Izin Lingkungan kepada Pemrakarsa (PNBP)
Kriteria Persetujuan /Penolakan UKL-UPL terhadap Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;

2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;

3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan;

4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan

5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
(emic view);

6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai penting
secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).

7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;

8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan

Sumber: Pasal 27 ayat (1) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Rekomendasi UKL-
UKL-UPL
MENTERI
GUBERNUR Menerbitkan
Bupati/Walikota Rekomendasi
UKL-UPL
Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL
Pemeriksaan
Teknis 1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya
1 persetujuan UKL-UPL;
UKL--UPL
UKL 2 Peryataan persetujuan UKL-UPL
2.
Sumber: Pasal 38 PP 27/2012 3.
3 persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
Izin Lingkungan sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-
RPL.
4 jumlah dan jenis izin PPLH yang
1.
Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal diwajibkan (Jika wajib memiliki izin
ini tidak diatur/tidak ada PPLH)
Muatan Rekomendasi Persetujuan
UKL--UPL
UKL
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
3. upaya pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak
lain;
4. pernyataan persetujuan UKL-UPL;
5. dasar pertimbangan persetujuan persetujuan
UKL-UPL;
6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan
7. tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL.
Sumber: Pasal 27 ayat (3) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana
Usaha dan
dan//atau Kegiatan Wajib UKL
UKL--UPL

UKL-UPL
Rekomendasi dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
Rekomendasi dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
Rekomendasi dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


bersamaan dengan diterbitkannya rekomendasi persetujuan UKL-UPL

Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Izin Lingkungan Untuk Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib UKL-UPL
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam rekomendasi
persetujuan UKL-UPL
2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
3. Berakhirnya izin lingkungan.
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut
mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.

Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya


izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: Izin
Lingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetap
berlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidak
dicabut;
Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan YANG Wajib Memiliki UKL-UPL

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa rekomendasi persetujuan UKL-


UPL;
2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:
a. nama perusahaan;
b. jenis usaha dan/atau kegiatan;
c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
d. alamat kantor; dan
e. lokasi kegiatan;
3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam UKL-UPL; dan
b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;
c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki UKL-UPL- Lanjutan

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:


a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam)
bulan sekali;
c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila
direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup
deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki UKL-UPL - Lanjutan

6. hal-hal lain, antara lain:


a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum
dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila
di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal
37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib
memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan
pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74
Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku
selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas
usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan
8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan
Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Penting untuk Diperhatikan!!!
SKKL Proses yang Benar
Penyusunan Penilaian
Amdal Amdal Izin
Lingkungan Izin lingkungan wajib
diterbitkan bersamaan
Rekomendasi dengan SKKL atau
Penyusunan Pemeriksaan UKL_UPL Rekomendasi UKL-UPL
UKL-UPL UKL-UPL Izin sejak PP 27/2013
Lingkungan diberlakukan (23 Feb 2012)

Penyusunan Penilaian Proses yang SALAH


Amdal Amdal SKKL Izin lingkungan TIDAK
DITERBITKAN, walaupun
SKKL atau Rekomendasi
Penyusunan Pemeriksaan Rekomendasi UKL-UPL sudah diterbitkan
UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL
1. Tidak ada alasan untuk tidak menerbitkan Izin Lingkungan setelah Potensi Pelanggaran Pasal
berlakunya PP 27/2012. 109 dan 111 ayat (2)
2. PP 27/2012 telah menjelaskan proses penerbitan izin lingkungan yang UU 32/2009
diintegrasikan dengan proses Amdal atau UKL-UPL.
Peranaan Instrumen Izin Lingkungan
Instrumen PPLH Instumen
Instrumen pengendalian
pencegahan dan/atau
pemanfaatan ruang + PIBIB
pencemaran lingkungan a (Morotorium)
hidup e Pasal 4 dan Pasal 14 ayat (2)
(Pasal 14 UU 32/2009)
dan ayat (3) PP 27/2012)

Persyaratan untuk Basis pengawasan


memperoleh Izin Usaha b lingkungan hidup terkait
f dengan ketaatan
dan/atau Kegitan
(Pasal 40 ayat 1 UU 32/2009) penanggung jawab
(Pasal 72 UU 32/2009)

Payung Izin PPLH Basis penyediaan dana


(Pasal 48 ayat 2 PP 27/2012) c penjaminan untuk
g pemulihan fungsi
lingkungan hidup
Basis pengembangan (Pasal 55 UU 32/2009
environmental management danPasal 53 aayat (1) huruf C
systems (EMS), termasuk d PP 27/2012
pelaksanaan Audit lingkungan h Instrumen green banking
(Kriteria Audit)
(Pasal 53 ayat 1 PP 27/2012)
Izin Lingkungan (Peraturan Bank Indonesia No. 7
tahun 2005)
Tantangan Penerapan Izin Lingkungan

Pelaksanaan Good Pengawasan & Integrasi Izin


Governance Penegakan Hukum Lingkungan
ke dalam Izin
Usaha
dan/atau
Pemenuhan Standar Kegiatan
Pelayanan Publik Integrasi sistem
Informasi Amdal,
UKL-UPL dan Izin Penulisan Izin
Integrasi Izin PPLH ke Lingkungan Pusat Lingkungan
dalam Izin dan Daerah & Sektor (Permit
Lingkungan Writing)
Pemenuhan Standar Pelayanan Publik & Pelaksanaan Good
Governance dalam Proses Amdal, UKL-
UKL-UPL & Izin Lingkungan
Pelayanan Publik (UU Standar Pelayanan Publik
25/2009 & PP96/2012): Standar pelayanan publik menurut
Kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka UU 25/209 & PP 96/2012
kebutuhan pelayanan sesuai
dengan PUU bagi setiap
warganegara atau penduduk 1. Dasar hukum:
atas: Barang; Jasa; dan/atau 2. Peryaratan:
Pelayanan administratif 3. Sistem, Mekanisme dan Prosedur:
Yang disediakan oleh 4. Jangka waktu:
penyelenggara pelayanan 5. Biaya/tarif:
publik 6. Produk/Hasil pelayanan:
7. Sarana, prasarana dan fasilitas:
8. Kompetensi pelaksana:
9. Pengawasan Internal
1. Proses Amdal UKL-UPL 10. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
dan Izin Lingkungan , & 11. Jumlah Pelaksana
2. Penerapannya sesuai 12. Jaminan Pelayanan
dengan Prinsip-Prinsip 13. Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan
Good Governance 14. Evaluasi Kinerja Pelaksana
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan
No Standar Pelayanan Penjelasan Pasal 21 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan
Publik (Pasal 21 UU UU No. 25/2009 & Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan UKL-
25/2009 & Pasal 25 Peraturan MENPAN & RB UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
PP 96/2012) No. 25/2012
a. Dasar hukum PUU yang menjadi dasar 1. UU No. 32/2009 tentang PPLH
penyelenggaraan pelayanan 2. PP No. 27/2012 Izin Lingkungan;
3. Peraturan MENLH terkait dengan Amdal, UKL-
UPL & Izin Lingkungan

b. Persyaratan Syarat yang harus dipenuhi Persyaratan (Pasal 43 PP 27/2012):


(adminitratif maupun teknis) 1. Dokumen Amdal atau UKL-UPL;
2. Dokumen Pendirian Usaha dan/atau kegiatan;
3. Profil Usaha dan/atau kegiatan

c. Sistem, Mekanisme Tata cara pelayanan yang Sesuai dengan PP 27/2012 dan Peraturan MENLH
dan Prosedur dibakukan terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin
Lingkungan

d. Jangka waktu Jangka waktu yang 1. AMDAL: 30 hari KA, 75 hari Andal & RKL-RPL, 10
penyelesaian diperlukan untuk hari SKKL & Izin Lingkungan:
menyelesaikan seluruh 2. UKL-UPL= 14 Hari;
proses pelayanan dari setiap
jenis pelayanan
e. Biaya /Tarif Ongkos yang dikenakan sesuai PNPB & SBU (Pasal 68 dan 69 PP 27/2012) &
Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal,
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan
No Standar Pelayanan Penjelasan Pasal 21 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan
Publik (Pasal 21 UU UU No. 25/2009 & Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan
25/2009 & Pasal 25 PP Peraturan MENPAN & RB UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
96/2012) No. 25/2012
f. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang 1. Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal: SKKL
diberikan dan diterima sesuai dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU;
dengan ketentuan yang telah 2. Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL:
ditetapkan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL dan Izin
Lingkungan sesuai dengan PUU
g. Sarana, Prasana dan Peralatan dan fasilitas yang 1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin
Fasilitas diperlukan Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH
No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi
KPA i.e. Kelembagaan, UPT, sekretariat,
ruang rapat, Lab, Sistem informasi, dll
2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin
Lingkungan: Instansi LH beserta SKPD
tterkait, UPT, Ruang Rapat, Sistem Informasi
h. Kompetensi Pelaksana Kemampuan yang dimiliki 1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin
oleh pelaksanaan: Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH
pengetahuan, keahlian, No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi
ketrampilan dan pengalaman KPA terkait dengan persyaratan ketua KPA,
Tim Teknis dan Tenaga Ahli;
2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin
Lingkungan: terkait dengan kompetensi
personil penatalaksanaan pemeriksa an
UKL-UPL
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan
No Standar Pelayanan Penjelasan Pasal 21 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan
Publik (Pasal 21 UU UU No. 25/2009 & Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan
25/2009 & Pasal 25 PP Peraturan MENPAN & RB UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
96/2012) No. 25/2012
i. Pengawasan Internal Pengendalian yang dilakukan Dilakukan oleh Ketua KPA, Ketua Tim Teknis dan
oleh Pimpinan kerja atau Kepala Sekretariat serta Deputi MENLH atau
atasan langsung Kepala Instansi LH
j. Penanganan Pengaduan, Tata cara pelaksanaan Sesuai dengan Peraturan MENLH terkait dengan
Saran dan Masukan penanangan pengaduan dan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja
tindak lanjut Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin
Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009)
k. Jumlah Pelaksana Tersedianya pelaksana sesuai
dengan beban kerja
l. Jaminan Pelayanan Memberikan kepastian Pengembangan Sistem informasi
pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan
m. Jaminan Keselamatan dan Kepastian memberikan rasa
Keamanan Pelayanan aman dan bebas dari bahaya,
risiko dan keraguan
n. Evaluasi Kinerja Pelaksana Penilaian untuk mengeathui Sesuai dengan Pasal 66 PP 27/2012 dan
seberapa jauh pelaksanaan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan
kegiatan sesuai dengan standar dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal,
pelayanan UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH
No.25/2009)
Izin Lingkungan dan Izin PPLH
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
Proses Penilaian Amdal oleh KPA;
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH, Lingkungan Hidup &
Proses Pemeriksaan UKL-UPL
atau Gubernur, atau Gubernur, atau Penegakan Hukum
oleh Instansi LH
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota Lingkungan

Pemrakarsa Izin PPLH Pelaksanaan


Usaha dan/atau
Rencana Usaha Izin Usaha Kegiatan
Proses Amdal Izin Pelaksanaan Izin
dan/atau dan/atau
atau UKL-UPL Lingkungan Lingkungan & Izin
Kegiatan Kegiatan
PPLH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL Diterbitkan oleh Menteri terkait,


oleh Pemrakarsa Gubernur, atau Bupati/Walikota
Penaatan terhadap
1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap operasional. BML & KBKL
2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan persyaratan dan kewajiban izin
lingkungan yang harus ditaati oleh perusahaan
3. Izin PPLH, antara lain:
a. Izin pembuangan air limbah ke sungai;
b. Izin pemanatan air limbah untuk aplikasi ke tanah
Penurunan Beban
c. Izin pembuangan air limbah ke laut
Pencemaran dan Laju
d. Izin injeksi air limbah Kerusakan LH
e. Izin PLB3
SKKL atau Rekomendasi UKL UKL--UPL, Izin Lingkungan &
Izin PPLH, serta Izin Usaha dan
dan//atau kegiatan

SKKLH Izin Lingkungan Izin Usaha


(Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup) Persyaratan dan kewajiban
persyaratan
dan/atau
dalam SKKLH dan Rek. UKL-UPL
Persyaratan dan kewajiban yang
kegiatan
Ber-transformasi menjadi ditetapkan oleh Menteri, Gub,
atau bupati/walikota
Tidak semua
JUMLAH DAN JENIS
Rekomendasi rencana usaha
IZIN PPLH dan/atau kegiatan
Persetujuan UKL-UPL Berakhirnya Izin Lingkungan
memerlukan izin
PPLH

Detailing
Integrasi Izin PPLH dari Izin
ke dalam Izin Izin Izin PPLH yang
Lingkungan (Pasal Izin PPLH sudah
Pembuangan Pemanfaatan
123 UU 32/2009) lainnya disebutkan
Air Limbah LB3
dalam Izin
Lingkungan
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan dalam PP Bidang Peraturan MENLH
UU No. 32/2009 PPLH
1. Izin Pembuangan Pasal 20 ayat 3 PP 82/2001 Peraturan MENLH No. 1
Air Linbah ke Sungai Huruf b. tentang PKA Tahun 2010: Tata
& PPA Laksanana Pengendalian
Pencemaran air

2. Izin pemanfaatan Pasal 20 ayat 3 PP 82/2001 Peraturan MENLH No. 1


air limbah untuk Huruf b. tentang PKA Tahun 2010: Tata
aplikasi ke Tanah & PPA Laksanana Pengendalian
(Land Application) Pencemaran air

3. Izin Pembuangan air Pasal 20 ayat 3 PP No. 19 Peraturan MENLH No 12


limbah ke laut Huruf b. Tahun 1999 Tahun 2006 :Persyaratan
tentang dan Tata Cara
Pengendalian Pembuangan Air Limbah
Pencemaran Ke laut
dan/atau
Kerusakan
Laut
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan PP Bidang PPLH Peraturan MENLH
dalam UU No.
32/2009
4. Izin Injeksi Air Pasal 20 ayat 3 Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2007:
Limbah bagi Huruf b. Persyaratan dan Tata Cara Pengelolaan
Usaha Air Limbah bagi Usaha dan/Atau
dan/atau Kegiatan Hulu Minyak Dan Gas Serta
Kegiatan Hulu Panas Bumi dengan Cara Injeksi
Migas & Panas
Bumi
5. Izin Pasal 59 ayat PP 18 Tahun a. Peraturan MENLH No. 18 Tahun 2009:
Pengelolaan (4), ayat (5) 1999 Tata Cara Perizinan PLB3
LB3 dan ayat (6) Pengelolaan LB3 b.Peraturan MENLH No. 30 Tahun 2009:
serta Pasal 102 Tata Laksana Perizinan dan
Pengawasan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta
Pengawasan Pemulihan Akibat
Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah

6. Izin Dumping Pasal 60, Pasal


Limbah 61, Pasal 104
Izin Pembuangan Air Limbah Ke Sungai
1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan
Persyaratan administrasi terdiri pembuangan air limbah ke sumber air
atas: diselenggarakan melalui tahapan:
a. isian formulir permohonan izin; a. pengajuan permohonan izin;
b. izin yang berkaitan dengan usaha b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan
dan/atau kegiatan; dan c. penetapan izin
c. dokumen Amdal , UKL-UPL, 2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana
atau dokomen lain yang dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi
dipersamakan dengan dokumen persyaratan:
dimaksud.
a. administrasi; dan
b. teknis.
Kajian dampak pembuangan Persyaratan teknis terdiri atas:
air limbah menggunakan a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah,
dokumen Amdal atau serta efisiensi energi dan sumberdaya yang harus
dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau
UKL-UPL kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah;
apabila dalam dokumen dan
tersebut telah memuat secara b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap
lengkap kajian dampak pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas
pembuangan air limbah tanah dan air tanah, serta kesehatan masyarakat.
Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Ke Tanah
1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan
Persyaratan administrasi terdiri pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi
atas: pada tanah diselenggarakan melalui tahapan:
a. isian formulir permohonan izin;
a. pengajuan permohonan izin;
b. izin yang berkaitan dengan usaha
dan/atau kegiatan; dan b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan
c. penetapan izin.
c. dokumen Amdal , UKL-UPL, 2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana
atau dokumen lain yang dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi
dipersamakan dengan dokumen
dimaksud. persyaratan:
a. administrasi; dan
b. teknis.
dampak pemanfaatan air limbah Persyaratan teknis terdiri atas:
ke tanah untuk aplikasi pada a. kajian pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada
tanah menggunakan tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman,
kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat;
dokumen Amdal atau b. kajian potensi dampak dari kegiatan pemanfaatan air limbah
ke tanah untuk aplikasi pada tanah terhadap pembudidayaan
UKL-UPL ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan
apabila dalam dokumen tersebut kesehatan masyarakat; dan
telah memuat secara lengkap c. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, efisiensi
kajian dampak pemanfaatan air energi dan sumberdaya yang dilakukan usaha dan/atau kegiatan
limbah pada tanah yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah termasuk
rencana pemulihan bila terjadi pencemaran.
Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air
limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri;
2) Menteri dapat mendelegasikan wewenang pemberian izin pembuangan air
limbah ke laut kepada Gubernur.
3) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan
air limbah ke laut wajib mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah ke
laut sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini ke
dalam kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau di dalam
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup;
4) Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi usaha dan/atau kegiatan
yang sudah beroperasi dan melakukan pembuangan air limbah ke laut tetapi
belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II
Peraturan Menteri ini wajib melakukan kajian pembuangan air limbah ke laut.
Analisis Risiko Lingkungan Hidup
Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) dapat menjadi bagian dari KLHS dan AMDAL tahap perencanaan
dan Pelaksanaan Izin Lingkungan pada tahap operasi, serta penutupan usaha dan/atau kegiatan

Kesehatan &
3 Keselamatan
Dampak Manusia
Penting
1 terhadap Ancaman
Lingkungan
Hidup Ekosistem &
2 Kehidupan
Usaha dan/atau Kegiatan Perubahan LH yang
sangat mendasar
Wajib
Pengkajian Risiko
Analisis Risiko
Pengelolaan Resiko
Lingkungan Hidup (ARLH)
Komunikasi Risiko
Sumber: Pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH
Prinsip Dasar Risk Assessment
Menentukan Identifikasi Risiko: Daftar
Konteks Risiko
Analisis Risiko: Dampak dan
Risk Assessment
Komunikasi dan Konsultasi

Kemungkinan (probabilitas),
Tingkat risiko ditentukan

Monitoring & Review


kombinasi antara dampak dan
Identifikasi Risiko kemungkinan;
Evaluasi Risiko:
membandingkan antara hasil
Analisis Risiko analisis risiko dengan kriteria
risiko, kemudian ditentukan
apakah peringkat risiko dapat
diterima atau ditolak.
Evaluasi Risiko
Tingkat risiko yang dapat
diterima adalah batas
toleransi risiko dengan
Pengelolaan Risiko mempertimbangkan aspek
biaya dan manfaat
Sumber: Susilo & Kaho, 2010 (PPM Manajemen)
Pengertian Kajian Risiko Lingkungan Hidup (ERA)
Kajian Resiko Lingkungan (environmental risk assessment)
adalah kajian yang meliputi analisis risiko ekologis dan analisis
risiko kesehatan manusia.

Proses evaluasi risiko yang


Kajian Risiko merugikan terhadap
lingkungan yang
1 Ekologis - EcoRA kemungkinan akan atau

ERA
(Environmental Risk
(Ecological Risk
Assessment - EcoRA)
sedang terjadi sebagai akibat
pemajanan satu stresor
atau lebih.

Assessment)
Proses evaluasi risiko yang
Kajian Risiko merugikan terhadap
manusia yang
Kesehatan
2 Manusia - HHRA kemungkinan akan atau
sedang terjadi sebagai
(Human Health cological akibat pemajanan satu
Risk Assessment-HHRA) stresor atau lebih
Akses Informasi, Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan dan Pengawasan LH

Pasal 72 dan Pasal 63 ayat


Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban
(1) huruf o dalam UU Penanggung Jawab
Memberikan informasi terkait
32/2009 : Pembinaan dan Usaha dan/atau PPLH secara benar, akurat dan
Pengawasan Penaatan Perizinan Kegiatan
Lingkungan tepat waktu;
Penguatan Demokrasi Pasal 53 PP 27/2012
Lingkungan : Kewajiban menyampaikan
akss informasi; laporan persyaratan dan
akses partisipasi; kewajiban dalam izin lingkungan
penguatan hak-hak masyarakat
setiap 6 bulan sekali
dalam PPLH.
(Penjelasan Umum
UU 32/2009 angka 8) Instansi
Pemerintah;
Masyarakat/

Pasal 63 ayat (1)


Informasi PPLH Publik

huruf e UU 32/2009:
Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk Pasal 52 ayat (2) UU
menetapkan dan Peraturan MENLH tentang 32/2009 :
melaksanakan kebijakan Hak mendapatkan akses
mengenai amdal dan UKL- Pelaporan Pelaksanaan informasi dalam memenuhi
UPL
Izin Lingkungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat
waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL

Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk:


a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
izin lingkungan;
b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin
lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota; dan
c. Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi
lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU; -
(diberlakukan jika sudah ada PP yang mengatur
tentang dana penjaminan)
Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
Sumber: Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha
dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH Penaatan
Dampak terhadap Baku
Mutu
Penting & Lingkungan
Dampak LH (BML) & Kriteria
Baku Kerusakan
Pelaksanaan Usaha dan/atau
lainnya Lingkungan
(KBKL)
Kegiatan
KepMenLH No. 45 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan
Implementasi Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
Audit LH Persyaratan Izin (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN
Lingkungan & Izin PPLH LINGKUNGAN)
serta Continuous
Peraturan MENLH No. 03 Tahun KepMenLH No.07 Th 2001 tentang
Improvement PPLH dan PPLHD
2013 tentang Audit Lingkungan
Hidup sebagai revisi dari: KepMenLH No.56 Th 2002 tentang
KepMenLH No. 42 Tahun 1994 Pedoman Umum Pengawasan LH
KepMenLH No. 30 Tahun 2001 KepMenLH No.57 Th 2002 tentang
PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Pengawasan Tata Kerja PPLH
KepMenLH No.58 Th 2002 tentang
Lingkungan Hidup Tata Kerja PPLHD
d Baku Mutu
Udara Ambien Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)
Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a)
mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen
Baku
e lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga
Mutu
Emisi melampau BML yang telah ditetapkan.

g Baku Mutu Lain


sesui Iptek
d Baku Mutu Udara
PPU Perkotaan
Ambien e Baku Mutu Emisi
TPA

a Muka Air Tanah


Baku Mutu Air
b Baku Mutu Air
f Baku Mutu
Limbah
Gangguan

c Baku Mutu Air Laut

Sumber: Pasal 20 UU 32/2009


Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)
Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL

Kriteria Baku Kriteria Baku


1 Kerusakan
c Kerusakan LH-
Kebakaran 2 Kerusakan Akibat
Hutan/Lahan
Ekosistem Perubahan Iklim
g Kerusakan Kenaikan suhu
Karst SLR
f Kerusakan gambut
Badai
a Kerusakan Tanah h Kerusakan ekosistem Kekeringan
untuk Produksi lainnya sesuai iptek
Biomassa

d Kerusakan
Mangrove

e Kerusakan
Lamun b Kerusakan Terumbu
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009
Karang
Audit Lingkungan Hidup
Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
(Pasal 1, angka 28 UU 32/2009)

PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Tingkat
Ketaatan Persyaratan
Hukum dan
Kebijakan yang
ditetapkan
Pemerintah
Jenis Audit Lingkungan Hidup
Sukarela 1 Audit LH 2 Wajib
Seluruh Jenis a1. Berkala bagi kegiatan
Usaha dan/atau berisiko tinggi
Kegiatan seperti: Petrokimia,
Kilang MIGAS, PLTN
[Daftar Jenis Usaha/Keg.
Alat pemantauan beresiko tinggi Lamp. 1] &
dan pengelolaan usulan dari Komisi dan Usulan
lingkungan hidup dari K/L
yang bersifat
internal b1. Kegiatan yang
menunjukkan
ketidaktaatan terhadap
PUU, dgn kriteria:
Dugaan pelanggaran PUU Bidang PPLH;
pelanggaran tersebut telah terjadi paling
sedikit 3 (tiga) kali dan berpotensi tetap
terjadi lagi di masa datang; dan
belum diketahui sumber dan/atau
penyebab ketidaktaatannya.
Sumber: Rancangan Peraturan MENLH tentang Audit Lingkungan
Pelaksanaan Audit Lingkungan
Auditor LH 1 Informasi yg meliputi
1.
tujuan dan proses
pelaksanaan audit
2 Temuan audit
2.
3
3. Kesimpulan audit
Audit LH 4. Data dan informasi
5
pendukung

Dokumen Audit LH
Kriteria kompetensi mencakup kemampuan:
Sertifikat Kompetensi Memahami prinsip, metodologi dan tata
Auditor Lingkungan laksana audit Lingkungan Hidup
Hidup Melakukan audit LH yang meliputi: tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengambilan
kesimpulan dan pelaporan;
Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan
LSK sebagai tindak lanjut audit lingkungan
Auditor LH Sumber: Penjelasan pasal 49 dan Pasal 50-51 UU 32/2009
Keputusan/Peraturan MENLH Terkait
Audit Lingkungan
11. Keputusan MENLH No. 42 Tahun
1994 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
Peraturan
22. Keputusan MENLH No. 30 Tahun MENLH No. 03
2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tahun 2013
Audit Lingkungan Hidup yang
Diwajibkan tentang Audit
Lingkungan
31. Peraturan
MENLH No. Hidup
17 Tahun 2010
tentang Audit
Lingkungan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan
Perubahan Izin LIngkungan
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan
Pasal 40 ayat (3) mengalami perubahan, Penanggung
1
UU No. 32 Tahun 2009
tentang PPLH
Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
wajib Memperbarui Izin Lingkungan
1
Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP
Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan

2 Peraturan MENLH
Tentang Pedoman
Pasal 50 dan 51 3 Perubahan Izin
PP No. 27 Tahun 2012 Lingkungan
tentang Izin Lingkungan
1. jenis-jenis perubahan;
1. Lima jenis perubahan usaha 2. kriteria perubahan dan
dan/atau kegiatan secara umum; jenis dokumen LH
2. Mekanisme perubahan Izin 3. Muatan dokumen LH
Lingkungan secara umum 4. Tata cara
Perubahan Izin Lingkungan
Pemraksara yang 1. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH;
telah memiliki 2. Dengan melalui penyusunan dokumen LH
dokumen LH dan a. Wajib Amdal: Amdal Baru (Pengembangan)
Persetujuannya atau Adendum Andal & RKL-RPL;
sebelum b. UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan atau
berlakunya PP
Amdal Baru Pengembangan
27/2012

Perubahan Pelaksanaan
Pemegang Izin Perubahan Izin
Usaha dan/atau Perubahan Usaha
Lingkungan Lingkungan
Kegiatan dan/atau Kegiatan

Pemraksara yang 1. Perubahan kepemilikan;


telah memiliki Perubahan Usaha
2. Perubahan pengelolaan & pemantauan LH;
dokumen LH dan dan/atau kegiatan tidak
3. Perubahan yang berpengaruh terhadap LH
SKKL atau dapat dilakukan
(ada 9 Kriteria)
Rekomendasi UKL- sebelum diterbitkannya
4. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH
UPL dan Izin perubahan izin
atau ARLH)
Lingkungan lingkungan, kecualai
5. Rencana Usaha/Kegiatan tidak
setelah berlakunya untuk perubahan
dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin
PP 27/2012 kepemilikan
Lingkungan diterbitkan
Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup
Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
Kata kunci BERPENGARUH Hanya
rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan yang BERPENGARUH terhadap lingkungan
yang wajib mengajukan perubahan izin
1. Alat-alat Produksi lingkungan.
2. Kapasitas Produksi
3. Spesifikasi teknik Kriteria
4. Sarana Usaha dan/atau Perubahan
kegiatan
yang lebih
5. Perluasan Lahan dan
Bangunan
detail
6. Waktu dan Durasi Operasi
7. Usaha dan/atau Kegiatan
dalam Kawasan yang belum
a b
Adendum
8.
dilingkup
Perubahan Kebijakan
AMDAL Andal &
Pemerintah BARU RKL-RPL
9. Perubahan LH yang
mendasar akibat peristiwa Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan
alam atau akibat lain ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012
Konsep Rancangan Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
Pedoman perubahan izin lingkungan ini bertujuan
untuk menjabarkan lebih rinci mengenai:

1 2 3 4
Jenis-jenis Kriteria Muatan Tata cara
perubahan usaha perubahan
dan/atau kegiatan
perubahan dokumen keputusan
yang dapat usaha dan/atau lingkungan kelayakan
menyebabkan kegiatan dan hidup untuk lingkungan,
terjadinya jenis dokumen Perubahan perubahan
perubahan izin rekomendasi UKL-
lingkungan (5 Jenis lingkungan Usaha UPL dan penerbitan
Perubahan Usaha hidup yang dan/atau perubahan izin
dan/atau Kegiatan) wajib disusun Kegiatan lingkungan

BAB II BAB III BAB IV BAB V


Jenis Perubahan Usaha dan
dan//atau Kegiatan serta ruang terjadinya
perubahan usaha dan
dan//atau kegiatan
Ruang Perubahan Usaha
dan/atau Kegiatan
Di dalam Di
No Jenis perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan/atau dalam
berbatasan wilayah
dengan batas studi**
proyek*
1. Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang x
berpengaruh terhadap lingkungan hidup
2. Penambahan kapasitas produksi; x
3. Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi x
lingkungan;
4. Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan; X
5. Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan. x
6. Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau x
kegiatan;
7. Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum x
tercakup dalam izin lingkungan;
8. Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan
dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
9. Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar x
akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan
pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan
dilaksanakan
10 Perubahan RKL-RPL
Kriteria Perubahan Usaha dan/Atau Kegiatan dan Jenis Dokumen LH
yang Wajib Disusun untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
No Kriteria Perubahan AMDAL BARU ANDENDUM ANDAL dan RKL-RPL
1. Skala/Besaran skala besaran rencana perubahan skala besaran rencana perubahan
Rencana Perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut usaha dan/atau kegiatan tersebut
Usaha dan/atau sama dengan atau lebih besar lebih kecil dari skala besaran jenis
Kegiatan dari skala besaran jenis rencana rencana usaha dan/atau kegiatan
usaha dan/atau kegiatan yang yang wajib memiliki Amdal seperti
wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1
tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
LingkunganHidup Nomor 05 Tahun 2012
Tahun 2012

2. Dampak penting Rencana perubahan akan Tidak terdapat dampak penting


yang ditimbulkan berpotensi menimbulkan baru atau dampak penting yang
akibat rencana dampak penting baru timbul akibat perubahan tersebut
perubahan usaha sudah dikaji dalam Amdal
dan/atau kegiatan sebelumnya

3. Batas wilayah studi Rencana perubahan akan Rencana perubahan dimaksud


Amdal berpotensi mengubah batas tidak mengubah batas wilayah
wilayah studi studi
Format Adendum ANDAL dan RKL-RPL Saat Ini
Contoh: Adendum ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Pengembangan
Lapangan Migas Berupa Penambahan Sumur-Sumur Baru di BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Wiayah Perairan Lepas Pantai Tenggara Sumatera Provinsi 1. Komponen Geofisik-Kimia
2. Komponen Sosekbud
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI (Hanya pada dampak dari rencana
BAB I PENDAHULUAN penambahan)
1. Latar belakang: i.e. alasan penambahan 1. Dampak Penting yang Ditelaah;
2. Proses Pelingkupan
kegiatan, arahan dari instansi lingkungan hidup,
3. Identifikasi DampakPotensial
jenis dokumen LH yang telah dimiliki, kegiatan 4. Evaluasi Dampak Potensial
eksisting dan rencana penambahan sumur baru; 5. Batas Wilayah Studi: Batas Andal dan RKl-RPL tambahan
2. Tujuan dan Manfaat saja.
3. Peraturan Perudang-Undangan 6. Batas Waktu Kajian

BAB V PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PENTING


BAB II RENCANA KEGIATAN
1. Prakiraan Dampak penting (Dampak pemboran
1. Identitas Pemrakasrasa dan Penyusun Adendum terhadap penurunan kualitas air dan biota perairan,
ANDAL dan RKL-RPL; serta dampak kegiatan operasi produksi terhadap
2. Lokasi usaha dan/atau kegiatan; penurunan kualitas air dan dampak turunnya gangguan
3. Sejarah Pengembangan dan Kegiatan yang Telah biota;
Berjalan; 2. Evaluasi Dampak Penting
3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan
4. Kegiatan yang sedang berjalan (Eksisting)
4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
a. Produksi Lapangan
b. Proses Produksi Migas dan penyalurannya BAB VII RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
c. dst LINGKUNGAN HIDUP
d. Pengelolaan dan pemantauan LH yang 1. Jenis Dampak Penting Sama Seperti Pada Dokumen
sudah dilakukan Lingkungan sebelumnya;
2. Rencana Pengelolaan LH
e. Perizinan
3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
5. Rencana Kegiatan Tambahan
Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin lingkungan terkait dengan rencana
perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin Lingkungan: Instansi
lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau pakar terkait melakukan telaahan
terhadap rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjut
proses perubahan izin lingkungan*)
3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL: Penangggung jawab usaha
dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan (Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-
RPL) sesuai dengan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan
4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal
dan RKL-RPL;
5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan penilaian Amdal Baru
atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;
6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan: Menteri, Gubernur
atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya menerbitkan perubahan keputusan kelayakan
lingkungan dan perubahan izin lingkungan
Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa melakukan perubahan
keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan perubahan izin lingkungan
Dasar Hukum Penyusunan Peraturan MENLH tentang
Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam
Pasal 72 dan Pasal 63 ayat
Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban
(1) huruf o dalam UU Penanggung Jawab
Memberikan informasi terkait
32/2009 : Pembinaan dan Usaha dan/atau PPLH secara benar, akurat dan
Pengawasan Penaatan Perizinan Kegiatan
Lingkungan tepat waktu;
Penguatan Demokrasi Pasal 53 PP 27/2012
Lingkungan : Kewajiban menyampaikan
akss informasi; laporan persyartan dan kewajiban
akses partisipasi; dalam izin lingkungan setiap 6
penguatan hak-hak masyarakat
bulan sekali
dalam PPLH.
(Penjelasan Umum
UU 32/2009 angka 8) Instansi
Pemerintah;
Masyarakat/

Pasal 63 ayat (1)


Informasi PPLH Publik

huruf e UU 32/2009:
Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk Pasal 65 ayat (2) UU
menetapkan dan Peraturan MENLH tentang 32/2009 :
melaksanakan kebijakan Hak mendapatkan akses
mengenai amdal dan UKL- Pelaporan Pelaksanaan informasi dalam memenuhi
UPL
Izin Lingkungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
Pasal 2: Tujuan Peraturan MENLH tentang Pedoman
Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam

Pedoman mengenai tata cara


Pemrakarsa penyusunan dan penyampaian
laporan pelaksanaan persyaratan
dan kewajiban dalam izin
lingkungan (LAPORAN
PELAKSANAAN IZIN
LINGKUNGAN)

Peraturan MENLH tentang Pedoman untuk melakukan


Pedoman Pelaporan evaluasi kualitas laporan
Pelaksanaan Izin pelaksanaan izin lingkungan dan
Lingkungam substansi serta evaluasi status
ketaatan pemegang izin
Instansi LH & lingkungan berdasarkan laporan
PPLH pelaksanaan izin lingkungan
Sistematika Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Kepmenlh 45/2005

1 BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas
Perusahaan/Pemegang Izin
Lingkungan
B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
C. Deskripsi Kegiatan
D. Perkembangan Lingkungan
Sekitar

2 BAB II PELAKSANAAN DAN


3 BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai efektivitas EVALUASI
pengelolaan lingkungan hidup dan A. Pelaksanaan Persyaratan dan
kendala-kendala yang dihadapi;
Kewajiban yang tercantum dalam
Kesimpulan mengenai kesesuaian
hasil pelaksanaan pengelolaan Izin Lingkungan;
dan pemantauan lingkungan B. Evaluasi
dengan rencana pengelolaan dan 1. Evaluasi Kecendrungan
pemantauan dalam dokumen
2. Evaluasi Tingkat Kritis
RKL-RPL atau dalam Formulir
UKL-UPL 3. Evaluasi Penaatan
Identitas Pemegang Izin Lingk
Bab I
Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)
Identitas Izin Lingkungan
Muatan Laporan Pelaksanaan Izin
PENDAHULUAN Nama kegiatan Periode Laporan
Izin PPLH yg dimiliki Tahap Kegiatan
Matriks RKL/UKL/.
Bab II Matriks RPL/UPL/.
DESKRIPSI Denah/Peta Lokasi
KEGIATAN
Pengelolaan yg telah dilakukan dan Hasilnya
Pemantauan yg telah dilakukan dan Hasilnya
Bab III (Lampirkan bukti foto, data pengamatan, hasil uji Lab, dll)
PELAKSANAAN
PENGELOLAAN Evaluasi Kecenderungan
PEMANTAUAN Evaluasi Tingkat Kritis
Evaluasi Penaatan
Bab IV
EVALUASI Kesesuaian/ketidak sesuaian antara KL dan PL dlm Dok. Lingk
Kesesuaian Jenis Dampak di Dok. Lingk. Terhadap Realita di lapangan
Dampak yang tidak tertulis dalam Dok. Lingk. (bila ada)
Keberhasilan pengelolaan dampak (+ dan - )
Bab V Ketidak berhasilan pengelolaan dampak (+ dan - )
KESIMPULAN dll

Usulan penambahan/pengurangan dampak yang


Bab VI perlu dikelola
SARAN Usulan perubahan bentuk pengelolaan
Usulan perubahan bentuk pemantauan
REKOMENDASI
Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)

I. PENDAHULUAN II DESKRIPSI KEGIATAN


2.1 Periode Laporan: Semester I/II*) Tahun
..
1.1 Identitas Pemegang Izin Lingkungan
a. Nama lengkap :
2.2 Tahap Kegiatan:
b. Jabatan :
PraKonstruksi/Konstruksi/Operasi/Pasca
c. Alamat :
Operasi *)
d. No. Telp dan Fax :
e. E Mail :
2.3 Matriks RKL/UKL yang telah disetujui
1.2 Izin Lingkungan yang dimiliki
Tuliskan Matriks sesuai dengan Tahap
a. Nomor :
kegiatan yang dilaporkan
b. Dikeluarkan oleh :
c. Tanggal :
2.4 Matriks RPL/UPL yang telah disetujui
1.3 Kegiatan yang memiliki Izin Lingkungan
Tuliskan Matriks sesuai dengan Tahap
a. Nama/Jenis kegiatan :
kegiatan yang dilaporkan
b. Alamat Lokasi Kegiatan :
c. No. Telp dan Fax:
2.5 Denah/Peta Lokasi Kegiatan yang
d. E Mail :
Dilaporkan
1.4 Izin PPLH yang telah dimiliki:
a. Tuliskan koordinat lokasi setiap
a. Izin .. No.. Dikeluarkan oleh
sudut lokasi
b. Izin .. No.. Dikeluarkan oleh
b. Sebutkan kegiatan di sekitar lokasi
c. Izin .. No.. Dikeluarkan oleh
(Sebelah utara, timur laut, timur,
d. dst
tenggara, selatan, barat daya,
barat dan barat laut)
Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)

III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN dan PEMANTAUAN


3.1 Pengelolaan yang telah dilakukan IV. EVALUASI
a. Tuliskan (dalam bentuk matriks)
Pengelolaan yang telah dilakukan, 4.1 Evaluasi Kecenderungan
memenuhi RKL/UKL yang telah disetujui - Perlu data time series (minimal
3 data setiap 6 bulan)
b. Tuliskan (dalam bentuk matriks)
- Kalau dalam RPL/UPL
Pengelolaan lainnya yang dilakukan menetapkan Pemantauan 1X
namun tidak tertulis dalam RKL/UKL per tahun ?
3.2 Pemantauan yang telah dilakukan
a. Tuliskan (dalam bentuk matriks) 4.2 Evaluasi Tingkat Kritis
Pemantauan yang telah dilakukan, PERLU PEDOMAN YG JELAS !
memenuhi RPL/UPL yang telah disetujui Satu parameter > Baku mutu,
b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) adalah Pencemaran
Pemantauan lainnya yang dilakukan
namun tidak tertulis dalam RPL/UPL 4.3 Evaluasi Penaatan
3.3 Pengelolaan dan Pemantauan terkait Izin Perlu terkait dengan Izin
PPLH ? Lingkungan
(Izin PPLH dikeluarkan setelah Izin Lingk !!) Perlu terkait dengan Izin PPLH

Hasil pengelolaan dan pemantauan lengkapi


dengan foto/diagram/bukti lainnya
Hasil analisis laboratorium agar dilampirkan
Tata Cara Penyampaian Laporan Pelaksanaan Izin Terhadap Persyaratan dan
Kewajiban dalam Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)
Pemegang Izin
Lingkungan & Izin
PPLH 8
1 PPLH atau
Implementasi PPLHD
Persyaratan & melakukan
5
Kewajiban dalam Izin evaluasi Laporan
Lingkungan & Izin
PPLH serta
Continuous Menugaskan
Improvement 6
4 Laporan Hasil
2 Evaluasi
Frekuensi
Laporan Pelaksanaan 6 (enam)
Terhadap Persyaratan bulan sekali Menteri,
dan Kewajiban dalam gubernur, atau Tanggapan
Izin Lingkungan: 3 bupati/walikota
Hardcopy;
7
Softcopy
File elektronik i.e. Memiliki
Sistem Informasi Memiliki
Aksesi Aksesi
Amdal, UKL-UPL & Izin Masyarakat atau
Lingkungan; Publik
Website
Pengawasan Lingkungan Hidup
Menteri dapat mendelegasikan
a Pengawasan
Gubernur
kewenangannya dalam
melakukan pengawasan
kepada pejabat/instansi
Bupati/Walikota teknis yang bertanggung
(sesuai kewenangannya) jawab di bidang
PENANGGUNG JAWAB b perlindungan dan
USAHA dan/atau KEGIATAN pengelolaan lingkungan
hidup

PPLH Berwenang:
melakukan pemantauan;
meminta keterangan;
membuat salinan dari dokumen
dan/atau membuat catatan yang Tingkat
diperlukan;
memasuki tempat tertentu; Implementasi Ketaatan
memotret;
membuat rekaman audio visual;
Izin Lingkungan & Izin PPLH serta
mengambil sampel; Continuous Improvement PUU Bid. PPLH
memeriksa peralatan;
memeriksa instalasi dan/atau Menetapkan Izin
alat transportasi; dan/atau c Pejabat Pengawas
menghentikan pelanggaran Lingkungan
tertentu. Lingkungan Hidup
(Psl 74)
Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009
PENGAWASAN LAPIS KEDUA
(second line inspection)
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Izin LH
diterbitkan
PEMDA

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung


jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh
pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran
yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH
Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pengawasan Penaatan LH
Keputusan MENLH No. 56 Tahun 2002
Memantau
Data dan
informasi Mengevaluasi
secara umum
berupa fakta- Menetapkan Status
fakta Ketaatan
kinerja atau
status Penanggungjawab
ketaatan Usaha dan atau 1. Kewajiban yang tercantum
Kegiatan dalam PUU PPLH.
2. Kewajiban untuk melakukan
pengelolaan lingkungan dan
Ruang Lingkup Pengawasan pemantauan lingkungan
Aspek PUU PPLH sebagaimana tercantum
dalam dokumen AMDAL atau
Aspek Perizinan UKL-UPL atau persyaratan
Aspek Kesiagaan dan Tanggap lingkungan yang tercantum
Darurat, dalam izin yang terkait
Penegakan Hukum terhadap Izin Lingkungan
Penegakan hukum, Tantangan Pasal 98-100 UU 32/2009:
yang harus dijawab untuk Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) dan Kriteria
meningkatkan efektivitas izin Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL) Penjara dan
lingkungan Denda

Pasal 111 UU 32/2009


(1) Pejabat yang
menerbitkan izin
lingkungan tanpa
Amdal atau UKL-
UPL: penjara dan
denda;
(2) Pejabat yang
menerbitkan izin
usaha dan/atau
kegiatan tanpa izin
lingkungan: Penjara
dan Denda
Pasal 71 PP 27/2012:
Pasa 109 UU 32/2009: usaha dan/atau Sanksi Admnistrasi kepada pemegang izin
lingkungan yang melanggar ketentuan pasal 53 PP
kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan: 27/2012: tidak melaksanaan izin lingkungan dan
Penjara dan denda tidak melaporkan pelaksanaan izin lingkungan
Sanksi Administratif
Pasal 53: Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan: (a) menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
izin lingkungan, (b) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan
kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan (c) Menyediakan dana
penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU. Laporan disampaikan secara
berkala setiap 6 (enam) bulan

Pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana


1 dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif
yang meliputi:
teguran tertulis;
paksaan pemerintah;
pembekuan izin lingkungan; atau
pencabutan izin lingkungan

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat


2 (1) di terapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

Sumber: Pasal 71 PP 27/2012 Izin Lingkungan


Integrasi PP 27/2012
27/2012 dalam PROPER
Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib Amdal atau UKL-UPL (PROPONEN)

Melaksanakan Persyaratan dan Kewajiban dalam


Amdal/ Izin Lingkungan & Izin PPLH
UKL-UPL Membuat dan menyampaikan laporan
pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban
dalam izin Lingkungan
(Pasal 53 PP 27 Tahun 2012)

Izin Kinerja
Lingkungan PROPENEN
Pelaksanaan
Izin dalam
Lingkungan PPLH

Kriteria Kriteria Pengendalian Pencemaran Lingkungan;


Kriteria Pengelolaan LB3
Pelaksanaan
Kriteria Pengendalian Kerusakan Lingkungan;
Izin Lingkungan Kriteria Beyond Compliiance
Kriteria PROPER & Ketentuan
Ketentuan--Ketentuan dalam PP 27/2012

Kriteria PROPER BIRU, MERAH dan HITAM terkait PROPONEN


Pelaksanaan AMDAL atau UKL
UKL--UPL Memiliki Amdal/UKL-UPL
dan Izin Lingkungan serta
Izin PPLH

Pelaksanaan Izin
Lingkungan & Izin PPLH

Melaksanakan
= tidak Persyaratan dan
memiliki izin Kewajiban dalam
lingkungan Izin Lingkungan &
Izin PPLH
Membuat dan
menyampaikan
laporan pelaksanaan
PELANGGARAN terhadap terhadap
Ketentuan Pasal 53 PP No. 27 Pelanggaran persyaratan dan
PENAATAN terhadap terhadap
Tahun 2012 tentang Izin kewajiban dalam izin
Ketentuan Pasal 53 PP Pasal 109 UU
Lingkungan, dikenakan sanksi Lingkungan
No. 27 Tahun 2012 Administrasi Pasal 71 PP No. No. 32/2009
tentang Izin Lingkungan 27/2012 PP 27/2012
6 Penegakan Hukum Lingkungan
SANKSI
PIDANA

PENYELESAIAN PENYELESAIAN
SENGKETA LH UU SENGKETA LH
DI LUAR DI PENGADILAN
PENGADILAN PPLH

SANKSI
ADMINISTRASI
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
DALAM
UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

ADMINISTRASI PIDANA PERDATA


(Pasal 76 sd 83) (pasal 93 sd 120) (pasal 83 sd 93)

FUNGSI FUNGSI
FUNGSI

Ganti Rugi dan


Pencegahan dan Efek Jera dan Pemulihan
penanggulangan Efek Derita Lingkungan
Ketentuan Pidana terkait Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan dan
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan
Pidana Denda (rupiah)
Jenis
Akibat Minimu Maksimum Minimum Maksimu
Pelanggaran
m m
> BM/KBK 3 tahun 10 tahun 3 millir 10 miliar
Sengaja Orang Luka 4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar
Orang Mati 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar
> BM/KBK 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
Lalai Orang Luka 2 tahun 6 tahun 2 miliar 6 miliar
Orang Mati 3 tahun 9 tahun 3 miliar 9 miliar

1 BM Udara Ambien 2 BM Air


4 KBK Lingkungan

3 BM Air Laut
Ketentuan Pidana (3)
Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda
maks 3 miliar rupiah
PENANGGUNG JAWAB USAHA
dan/atau KEGIATAN

3
Melanggar 2
Baku Mutu Melanggar Baku Mutu
Gangguan Emisi
1
Melanggar Baku
Mutu Air Limbah

Tindak pidana dijatuhkan bila:


* Sanksi administrasi tidak dilaksanakan, atau
* Perbuatan dilakukan lebih dari 1 (satu) kali
Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3
Pelanggaran Pidana Denda (rupiah)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Mengelola limbah B3
1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
tanpa izin
Tidak mengelola limbah
1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
B3 yang dihasilkannya
Dumping - 3 tahun - 3 miliar
Memasukkan limbah 4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar
Memasukkan limbah B3 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar
Memasukkan B3 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar

Contoh Limbah B3 impor yg mengandung Polychlorinated


Biphenyl (PCBs). Dokumen Impor skrap logam
Ketentuan Pidana terkait
dengan Pembakaran
Hutan dan/atau Lahan

Pelanggaran Pidana Denda (rupiah)


Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Membakar lahan 3 tahun 10 tahun 3 miliar 10 miliar
Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan
dan Dokumen Lingkungan
Pelanggaran Pidana Denda (rupiah)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Melakukan usaha
dan/atau kegiatan 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
tanpa izin lingkungan
Menyusun AMDAL
tanpa memiliki sertifikat
- 3 tahun - 3 miliar
kompetensi penyusun
AMDAL
Menerbitkan izin
lingkungan tanpa
- 3 tahun - 3 miliar
dilengkapi AMDAL atau
UKL--UPL
UKL
Menerbitkan izin usaha
tanpa dilengkapi izin - 3 tahun - 3 miliar
lingkungan
Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan
Penegakan Hukum Lingkungan
Pelanggaran Pidana Denda (rupiah)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Tidak melakukan
- 1 tahun - 500 juta
pengawasan
Memberikan informasi
- 1 tahun - 1 miliar
palsu
Tidak melaksanakan
perintah paksaan - 1 tahun - 1 miliar
pemerintah
Menghalang-halangi
Menghalang-
pejabat pengawas - 1 tahun - 500 juta
dan/atau PPNS
5
PUU Sektor yang Terkait dengan
Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Amdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
Proses Penilaian Amdal oleh KPA;
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH, Lingkungan Hidup &
Proses Pemeriksaan UKL-UPL
atau Gubernur, atau Gubernur, atau Penegakan Hukum
oleh Instansi LH
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota Lingkungan

Izin PPLH
Pemrakarsa Pelaksanaan
Usaha dan/atau
Proses Izin Usaha Kegiatan
Rencana Usaha Pelaksanaan Izin
Izin dan/atau
dan/atau Amdal atau Lingkungan Lingkungan & Izin
Kegiatan
UKL-UPL Kegiatan PPLH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL Diterbitkan oleh Menteri terkait,


oleh Pemrakarsa Gubernur, atau Bupati/Walikota
Penaatan terhadap
BML & KBKL
Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usaha
dan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya
izin lingkungan. Amdal atau UKL-UPL dan Izin
Lingkungan merupakan salah satu persyaratan Izin
Usaha dan/atau Kegiatan
Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau Penurunan Beban
UKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan Pencemaran dan Laju
dinilai oleh KPA atau diperiksa oleh Instansi LH; Kerusakan LH
AMDAL & PERIZINAN

Hasil studi Amdal sebagai


persyaratan dalam penerbitan izin
lokasi
Amanat Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha Migas
dalam UU 22 Tahun 2001 dan PP 35 Tahun 2004
Pasal 40 ayat (2) dan ayat (3):
Pengelolaan LH: Badan usaha atau bentuk usaha tetap
menjamin.....pengelolaan lingkungan hidup dan
mentaati ketentuan PUU dalam kegiatan usaha MIGAS :
Pencegahan
Penanggulangan
Kegiatan Hulu MIGAS Pemulihan
Eksplorasi Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
Eksploitasi termasuk kewajiban paska operasi
Pasal 2: Salatu satu asasnya: Pasal 41 ayat (1) dan Pasal 42 huruf g: Salatu satu
Berwasasan lingkungan pengawasan kegitan migas terkait dengan penaatan
ketentuan PUU adalah aspek pengelolaan lingkungan
Pasal 3 huruf f ; Salah satu hidup
Tujuannya: ....tetap menjaga
kelestrian lingkungan hidup PP 35/2004 Kegiatan Usaha Hulu MIGAS:
Pasal 26 huruf k: muatan KKS Pengelolaan LH;
Pasal 11 ayat 3 huruf k: Salah Pasal 39 ayat (2) dan ayat 4 huruf a: salah satu kaidah keteknikan yang
satu muatan Kontrak Kerja Sama baik Pengelolaan LH;
(KKS/PSC): ketentuan Pasal 72 dan pasal 73: Pengelolaan LH sesuai dengan ketentuan PUU;
Pasal 87 huruf m dan Pasal 88 huruf e: Pembinaaan dan Pengawasan
pengelolaan lingkungan hidup
terkait dengan pengelolaan LH
Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas
dalam UU No. 22 Tahun 2001 Migas
1 Survei Umum
Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan
informasi kondisi geologi untuk memperkirakan letak dan potensi
sumber daya Minyak dan Gas Bumi di luar Wilayah Kerja

2 Kegiatan Usaha Hulu Eksplorasi


Kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi
geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak
dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan;

3 Kegiatan Usaha Hulu Eksploitasi


Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas
Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran
dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,
penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian
Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang
mendukungnya
Sumber: Pasal 1 dan Pasal 5 UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas
keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan
Lingkungan Secara Umum
Proses Amdal atau
Proses UKL-UPL UKL-UPL Izin
PPLH
Izin
b PPLH d
Izin Izin Lingkungan
Lingkungan

a
Kegiatan Produksi &
PSC Paska Operasi
Eksplorasi
c e

Pengawasan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan


Lingkungan Hidup dan
Penegakan Hukum
Penaatan terhadap Izin Lingkungan
Keterkaitan Perizinan Lingkungan dengan Usaha Kegiatan Hulu MIGAS
Production -Izin pembuangan -Izin pembuangan
Sharing -Izin Survey limbah limbah
Contract (PSC) (Kehutanan) Pengembangan -Izin penyimpanan B3 -Izin penyimpanan B3
atau kontrak bagi -Izin Safety Izin Waste -Izin incenerator -Izin incenerator
hasil -Izin marine facility -Izin marine facility
-Technical -Security clearance mud
(offshore) (offshore)
-Environment
due diligence Exploration Exploration Rencana Project Execution Pasca
-Commercial PSC Seismic Drilling Pengembangan / Konstruksi
Operasi
Operasi
-Political -Well -Decommissioning
AFE Approval AFE Approval -EPC Contracting
-dsb Optimization tambahan -Rehabilitation
BP Migas BP Migas
(revisions) -Side track -Abandonment
- Mercury form well,
Eksplorasi flaring
waste,emissions
unpredicted Paska
Izin Produksi Opreasi
Lingkungan
Environmental Baseline Study POD POD Revisi
BP Migas untuk keseluruhan Preparation Approval POD
blok (6 bln) Peraturan Baru Izin Justification (di BP Migas)
(draft) PPLH (tech.,env.,ec. FS
menentukan apa
yg akan
Proses dikembangkan
Izin Proses Amdal
UKL-UPL Lingkungan atau UKL-UPL
Mencakup tahapan produksi &
Front End Detailed Izin
Design Designed paska operasi
PPLH
(banyak opsi)
Catatan:
Jenis Perizinan Lingkungan untuk MIGAS:
Survey Umum tidak 1. Eksplorasi: Izin Lingkungan proses UKL-UPL dan Izin
memerlukan dokumen LH IDEAL AMDAL PPLH
(Nature of Activity 2. Produksi dan Paska Operasi: Izin Lingkungan
dan Izin Lingkungan sudah tahu)
melalui proses Amdal atau UKL-UPL dan Izin PPLH
Izin Lingkungan dan Izin Usaha Tenaga Listrik
Izin Usaha untuk Penyedian Tenaga Listrik PP 14 Tahun 2012
UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
tentang Kegiatan Usaha
Penyedian Tenaga Listrik

Pasal 13 ayat (1) dan ayat (7)

Persyaratan administratif,
teknis, dan lingkungan.
Izin usaha penyediaan tenaga listrik Persyaratan lingkungan berlaku
(Pasal 19 a) ketentuan PUU di bidang PPLH.

Izin operasi Pasal 29 ayat (1) dan ayat (4) PP


(Pasal 19b) 14/2012:
Persyaratan administratif,
Pasal 42: Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan teknis, dan lingkungan.;
wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan Persyaratan lingkungan berlaku
dalam PUU di bidang lingkungan hidup. ketentuan PUU di bidang PPLH
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
Persyaratan IUP Eksplorasi: Clear & Clean
a. administratif; (C&C) + Green
b. teknis;
c. lingkungan; dan
Pernyataan
Kegiatan IUP d. finansial.
untuk
Eksplorasi IUP Eksplorasi terdiri atas: mematuhi
a. mineral logam; ketentuan
kondisi geologi Penyelidikan
regional Umum
b. batubara; PUU di
& indikasi c. mineral bukan logam; dan/atau bidang
adanya d. batuan.
mineralisasi PPLH.

informasi secara Eksplorasi


terperinci dan teliti Studi
Kelayakan
Kelayakan ekonomis dan teknis (FS)
usaha pertambangan, termasuk
kelayakan lingkungan serta Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 dan Pasal 22 Ayat (2), Pasal 23, Pasal 26,
perencanaan pascatambang Pasal 29 Ayat (2)PP No. 23/2010)
Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi
Persyaratan IUP Operasi Produksi
IUP Operasi Produksi adalah izin
usaha yang diberikan setelah selesai a. administratif;
Clear & Clean
b. teknis;
pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk (C&C) + Green
c. lingkungan;
melakukan tahapan kegiatan dan
operasi produksi d. finansial.

Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha 1. pernyataan kesanggupan


pertambangan yang meliputi untuk mematuhi ketentuan
konstruksi, PUU di bidang PPLH; dan
penambangan, 2. persetujuan dokumen
pengolahan, pemurnian, termasuk
lingkungan hidup sesuai
pengangkutan dan
penjualan, serta dengan ketentuan PUU
sarana pengendalian dampak lingkungan
sesuai dengan hasil studi kelayakan. (Pasal 26 PP No. 23/2010)

Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009


Kegiatan Pertambangan & Pembangunan Berkelanjutan

Eksplorasi

Dalam rangka mendukung


pembangunan nasional yang
berkesinambungan, tujuan
pengelolaan mineral dan
batubara menjamin manfaat
pertambangan mineral dan
batubara
secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan hidup
Sumber: Pasal 3 UU No. 4 Tahun 2009
tentang Minerba

Sustainable Forest Good Mining Sustainable Land Use


Management Practice Management
Sumber: Dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
TATA LAKSANA RENCANA REKLAMASI
Pasal 2 Ayat (1) PP 78/2010: Pemegang IUP Eksplorasi
dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi

IUP EKSPLORASI
Penyelidikan
Umum
Eksplorasi FS
IUP OPERASI PRODUKSI
Pengajuan Bersamaan
Pengajuan dgn Pengajuan IUP
Operasi Produksi

Rencana Reklamasi Tahap Rencana reklamasi paling sedikit memuat:


Rencana Reklamasi
Operasi Produksi 1. Tata guna lahan sebelum dan sesudah
Tahap Eksplorasi
ditambang
2. Rencana bukaan lahan
3. Program Reklamasi terhadap lahan
terganggu
4. Kriteria Keberhasilan
Pasal 5 PP 78/2010: Disusun berdasarkan 5. Rencara biaya
DOKUMEN LH Yang telah disetujui

Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Reklamasi oleh Pemegang IUP(K) Ekplorasi
Lahan yang tidak digunakan
padatahap operasi Kualitas air permukaan, air
produksi. tanah, air laut, dan tanah
lubang pengeboran, sumur serta udara berdasarkan
uji, parit uji, dan/atau BML dan KBKL
sarana penunjang Perlindungan dan pemulihan
keanekaragaman hayati;
Penjaminan terhadap
Lahan terganggu pada kegiatan stabilitas dan keamanan
timbunan batuan penutup,
eksplorasi kolam tailing, lahan bekas
tambang, dan
struktur buatan lainnya;
Wajib memenuhi prinsip: pemanfaatan lahan bekas
Reklamasi a. Perlindungan dan
tambang sesuai dengan
peruntukannya;
pengelolaan memperhatikan nilai-nilai
lingkungan hidup sosial dan budaya setempat;
Pemegang IUP pertambangan; dan dan
Eksplorasi dan IUPK perlindungan terhadap
b. keselamatan dan kuantitas air tanah
Eksplorasi kesehatan kerja
Sumber: Pasal 2 Ayat (1) and ayat (3), Pasal 3 dan Pasal 19 PP 78/2010)
TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG

IUP EKSPLORASI

Penyelidikan
Umum
Eksplorasi FS
IUP OPERASI PRODUKSI

Pengajuan Bersamaan dgn Rencana pascatambang memuat:


Pengajuan IUP OP 1. Profil wilayah
2. Deskripsi kegiatan pertambangan
3. Rona Lingkungan akhir
4. Program pascatambang
5. Kriteria keberhasilan
6. Rencana biaya
Disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL Yang telah
disetujui

Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Reklamasi & Pasca Tambang oleh Pemegang
IUP(K) Operasi Produksi
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi Kualitas air permukaan, air
tanah, air laut, dan tanah
wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang (Pasal 2
serta udara berdasarkan
ayat (2) PP 78/2010) BML dan KBKL
Perlindungan dan pemulihan
Reklamasi dan pascatambang dilakukan terhadap lahan keanekaragaman hayati;
terganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistem Penjaminan terhadap
dan metode: stabilitas dan keamanan
a. penambangan terbuka; dan timbunan batuan penutup,
b. penambangan bawah tanah kolam tailing, lahan bekas
tambang, dan
(Pasal 2 ayat (4) PP 78/2010)
struktur buatan lainnya;
pemanfaatan lahan bekas
Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang tambang sesuai dengan
IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib peruntukannya;
memenuhi prinsip: memperhatikan nilai-nilai
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sosial dan budaya setempat;
pertambangan; dan
b. keselamatan dan kesehatan kerja; dan perlindungan terhadap
kuantitas air tanah
c. konservasi mineral dan batubara
Pasal 3 ayat 2 PP 78/2010 Pasal 4 ayat (1) PP 78/2010
Dampaknya Lingkungan Hidup dari Produksi Tembaga dan Kewajiban Pemegang IUP
Pemegang IUP dan
IUPK wajib menjamin
penerapan standar dan
baku mutu lingkungan
sesuai dengan
karakteristik suatu
daerah (Pasal 97 UU
4/2009);

Pemegang IUP dan IUPK wajib


menjaga kelestarian fungsi dan daya
dukung sumber daya air yang
bersangkutan sesuaidengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan (Pasal 98 UU 4/2009)

Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
Pemegang IUP dan IUPK wajib: pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang;
a. menerapkan kaidah teknik upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
pertambangan yang baik pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat,
b. mematuhi batas toleransi daya cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media
dukung lingkungan lingkungan
Pasal 95 UU 4/2009 Pasal 96 UU 4/2009
Pasal 25 UU No 18/2004 tentang
Perkebunan: Pelestarian Lingkungan
Hidup
1. Wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup &
mencegah kerusakannya;
2. Sebelum memperoleh izin usaha perkebunan (a) wajib,
membuat AMDAL, (b) analisis dan manajemen risiko (hasil
rekayasa Genetik), (c) pernyataan kesanggupan untuk
menyediakan sarana, prasarana, dan system tanggap
darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan
3. wajib menerapkan AMDAL dan melaksanakan UKL/UPL
dan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup
4. Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL, Permohonan Izin ditolak
5. tidak menerapkan AMDAL atau RKL/RPL, izin usahanya,
dicabut
Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan
Pasal 26 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan: Setiap orang yang melakukan usaha
perikanan (kecuali nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil) pembudidayaan dan
pengolahan ikan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)

Izin Usaha Perikanan (IUP) salah satu persyaratan


Pembudidayaan Ikan adalah AMDAL sesuai
dengan ketentuan PUU

Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No.
2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan
Amdal,, Izin Lingkungan dan IMB
Amdal
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratan
tata bagunan sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP 36/2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung..
Setiap bangunan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting
harus didahului dengan menyertakan AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005). terkait
dengan hal tersebut, Pasal 14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP No. 36 Tahun
2005 secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang akan mendirikan
bangunan gedung wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
IMB tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunan
gedung fungsi khusus oleh Pemerinatah.
Salah satu persyaratan atau kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajuan
permohonan IMB gedung adalah AMDAL

RTRW/RDTR
PP No 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah

1. Pasal 8 dan Pasal 13: Penggunaan dan pemanfaatan


tanah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah serta
harus memelihara tanah dan mencegah kerusakan
tanah;
2. Pasal 14: Dalam penggunaan dan pemanfaatan
tanah, pemegang hak atas tanah wajib mengikuti
persyaratan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan (seperti: persyaratan AMDAL
penjelasan pasal 14)
PP 18 Tahun 2010: Usaha Budidaya Tanaman

Pasal 8 ayat (1): Penetapan luas maksimum lahan untuk setiap


jenis usaha budidaya tanaman didasarkan pada ketersediaan,
kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian fungsi
lingkungan hidup khususnya konservasi tanah

Pasal 11 ayat (1) huruf (j): Untuk mendapatkan izin usaha....


pemohon harus memenuhi persyaratan......j. hasil analisis
mengenai dampak lingkungan atau upaya pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup
PP 16/2004: Pemanfaatan Ruang di Atas dan Dibawah Tanah serta Amdal

Contoh pemanfaatan ruang di


atas tanah, Saluran Udara
Tegangan Tinggi atau Ekstra
Tinggi (SUTT/SUTET),

Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait dengan
penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila:
a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan
ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;.
b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan
pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadap
pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atas
tanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut;
c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dokumen LH dan Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
Salah satu
persyaratan
teknis
permohonan izin Amdal atau UKL-UPL
pinjam pakai dan Izin Lingkungan
kawasan hutan

Izin Pinjam
Salah satu Pakai Kawasan
persyaratan IUP Explorasi
administratif atau IUP
Hutan
permohonan izin
pinjam pakai Exploitasi Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan
kawasan hutan MIGAS MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
Izin Reklamasi
1. Pasal 15: Pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap orang yang akan
melaksanakan reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan
reklamasi;
2. Pasal 18: Permohonan izin pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 wajib dilengkapi dengan:
a. izin lokasi;
b. rencana induk reklamasi;
c. izin lingkungan;
d. dokumen studi kelayakan teknis dan ekonomi finansial;
e. dokumen rancangan detail reklamasi;
f. metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; dan
g. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan
3. Pasal 19: Izin pelaksanaan reklamasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun dengan
mempertimbangkan metode dan jadwal reklamasi;
4. Pasal 20: Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila:
a. tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi; dan/atau
b. izin lingkungan dicabut

Sumber: Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir
dan Pulai-Pulau Kecil
Amdal dalam Tahapan Pelaksanaan Proyek KPS

Pasal 4 ayat( 3):


Kajian Pendukung

Dilampiri
dengan
SKKLH & Izin Dokumen
Proses Penyusunan Lingkungan Pelaksanaan RKL-RPL/
Penapisan Wajib AMDAL. Izin Lingkungan pada
Dokumen AMDAL sudah
Pada tahap ini
Amdal atau UKL- diterbitkan tahap:
UPL, dan sdh diperoleh Pra-kontruksi,
Penyusunan KA SKKLH dan Izin Konstruksi dan
Pengadaan IEE KA ANDAL RKL-RPL Lingkungan operasi komersial
Konsultan Amdal IEE = Initial Environmental Examination
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS

Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah
Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar
penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan)
Sumber: Pasal 6 aayat (1)
Pengadaan Tanah untuk
dokumen dan ayat (4) Perpres 71/2012
perencanaan Kepentingan Pembangunan
Pengadaan Perencanaan Infrastruktur MIGAS
Tanah disusun
1 Pasal 2 Perpres 71 Tahun 2012
berdasarkan
studi kelayakan
Persiapan 2
Amdal atau
UKL-UPL Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi
& Izin
Lingkungan

Pelaksanaan
3
PENTING DIPERHATIKAN!
Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah
4
pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai
dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi
UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan) Penyerahan Hasil
6
Konsep SEB MENLH & MENDAGRI
Pelaksanaan Pasal 121 UU
32/2009
www. dadu-online.com
Infrastruktur PUU Sektor
Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
PP 29 Tahun 1986;
1986
SEMDAL Berlaku selama 13 Tahun
(1986-1993)

Upaya Keputusan MENLH No. 30 Tahun


Pemutihan 1999 tentang Panduan
DPL Penyusunan Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Berlaku selama 3 Bulan
(12 Okt 199-31 Des 1999)
2001
Peraturan MENLH No. 12 Tahun
DPPL 2007
Berlaku selama 2 Tahun Audit LH Wajib
(2007-2009) sesuai dengan
Keputusan
Pasal 121 UU 32/2009 MENLH No. 30
DELH/DPLH Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010 Tahun 2001
Berlaku selama 2 Tahun (2009-2011)

Upaya 2012
Penegakan

Pasal 121 UU 32/2009
Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010
(PP27/2012)
Hukum DELH/DPLH SE MENLH 27 Desember 2013
Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)
Undang-undang No. 32 tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 121

(1) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini,dalam waktu paling


lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki
dokumen amdal wajib menyelesaikan Audit Lingkungan Hidup.

(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, dalam waktu paling


lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-
UPL wajib membuat Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DPLH).
Isi SE-MENLH B1413-4/MENLH/KP/12/2013
Tanggal 27 Desember 2013
1. Target SE Usaha dan/atau Kegiatan yang sudah miliki izin usaha dan/atau kegiatan
sebalum UU 32/2009 (Kriterianya Sesuai dengan Peraturan MENLH No. 14
Tahun 2010)
2. Kebijakan a. Bentuk Kebijakan: Penerapan Sanksi Administrasi berupa teguran
tertulis Perintah membuat dokumen LH (BUKAN PEMUTIHAN);
b. Pelaksana kebijakan: MENLH, Gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya;
c. Waktu penerapan sanksi administrasi: 18 Bulan (27 Desember 2013-27
Juli 2015).
d. Waktu penyelesaian dan mendapat keputusan dokumen LH: 6 (enam)
bulan sejak sanksi teguran tertulis diterbitkan
3. Dokumen LH a. DELH untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
b. DPLH untuk Usaha dam/atau Kegiatan Wajiab UKL-UPL
c. Tata cara penyusunan dan penilaiannya sesuai dengan Peraturan MENLH
No 14 Tahun 2010
4. DELH dan DPLH Keputusan Dokumen LH (DELH/DPLH) digunakan sebagai dasar penerbitan
serta Izin izin lingkungan
Lingkungan
5. Tindak lanjut Tidak menyelesaikan kewajiban membuat dan mendapat keputusan
SE MENLH DELH/DPLH sampai batas yang telah ditentukan (6 bulan setelah mendapat
sanksi administrasi)- Dikenakan pasal 109 UU 32/2009
SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009: Penegakan Hukum untuk Usaha dan/atau Kegiatan
sudah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan

SE-MENLH tentang
Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009
1. Usaha dan/atau Belum Memiliki
Kegiatan sudah DELH atau DPLH
memiliki Izin Usaha Sanksi Administrasi
yang Telah
SEBELUM 3 Oktober
Disetujui
SE- Teguran Tertulis (Paling
2009, Lambat 18 bulan setelah
2. Sudah beroperasi MENLH SE)
SEBELUM 3 Oktober Tidak Penyusunan dan Penilaian
2009; DELH/DPLH (6 Bulan)
3. Lokasi usaha Berlaku Izin Lingkungan
dan/atau kegiatan
sesuai dengan
rencana tata ruang,;
1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Jika Tidak
dan,
Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan
4. belum memiliki
dokumen lingkungan 2. belum memiliki dokumen lingkungan Pasal 109
UU32/2009
Waktu/Time Line UU 32/2009 PP 27/2012 Saat ini
3 Okt 2011
3 Okt 2009 23 Feb 2012
Timeline Pelaksaan SE-
SE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009
Batas akhir penerbitan
SE-MENLH Pasal Batas akhir
persetujuan DELH/DPLH dan Izin
121 UU 32/2009 penerapan sanksi
Lingkungan untuk penerapan
(mulai berlaku 27 Administrasi
sanksi Administrasi
Desember 2013) (27 Juni 2015)
27 Juni 2015

Penegakan Hukum
Administrasi LH:
Penerapan sanksi
administrasi
27 Des teguran tertulis 27 Juni 27 Des
2013 2015 2015

Masa penyusunan, penilian/pemeriksaan DELH/DPLH dan


Penerbitan Izin Lingkungan

Keterangan: (PENTING)
Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)
bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin
lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).
Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan
penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH
Tindak Lanjut Pelaksanaan SE-
SE-MENLH tentang
Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
Instansi Lingkungan Hidup Pusat,
kewenangangannya mendelegasikan kepada
Provinsi, atau kabupaten/kota
Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan
sesuai dengan kewenangannya
sanksi Administratif teguran tertulis

Penerbitan
Inventarisasi Usaha keputusan
Usaha dan/atau
dan/atau kegiatan Penyusunan Penilaian
sesuai dengan
kegiatan sesuai DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH
DELH/DPLH DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH dan Izin
Lingkungan
Penanggung Jawab Usaha
dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)

1. Sekretaris Membantu dalam


Jenderal, penyusunan Kriteria Penyusun DELH: Auditor
2. Sekretaris DELH/DPLH Lingkungan Hidup yang telah
Kementerian, memiliki sertifikat kompetensi
3. Sekretaris Utama atau Sesuai dengan Kriteria
LPNK, Pembinaan
dalam Surat Deputi No.
4. Kepala SKPD oleh Instansi Lingkungan
096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014
Hidup
(butir angka 4)
Kriteria Penyusun DELH
Auditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikasi
kompetensi Auditor LH
Atau
1) Telah memiliki sertifikat penyusun Amdal; dan
2) Pernah mengikuti kursus audit (audit LH, audit mutu, EMS,
K3/HSE dan/atau pengenalan audit)
Atau
1) Pendidikan minimal S1;
2) Pengalaman kerja terkait dengan pengelolaan LH minimal 3 tahun;
3) Pelatihan audit SML ISO 14000, diklat teknis pengelolaan lingkungan
hidup
4) Pengalaman audit lingkungan hidup SML minimal 3 kali atau
penyusun dokumen Amdal minimal 5 dokumen (dalam 5 tahun
terakhir);
Keputusan DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan

1. Deputi I MENLH Bidang Tata


Lingkungan;
Keputusan 2. Kepala Instansi Lingkungan Provinsi;
atau
DELH atau DPLH 3. Kepala Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/kota
Sesuai dengan kewenangannya

Menjadi
dasar
1. MENLH;
2. Gubernur; atau
Keputusan Izin 3. Bupati/Walikota
Sesuai dengan kewenangannya, sesuai
Lingkungan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (PUU)
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)


Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410


Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925
http://www.menlh.go.id/

Anda mungkin juga menyukai