Anda di halaman 1dari 27

BAB'

SEBELAS
KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS

Pada tahun 1918 salah satu cara yang paling ampuh untuk menangani rangkaian fasa-
majemuk (poly-phase = berfasa banyak) tak seimbang telah dibahas C.L. Fortescue di
hadapan suatu sidang American Institute of Electrical Engineers.f Sejak saat itu,
metode komponen simetds menjadi sangat penting dan merupakan pokok pembahasan
berbagai artikel dan penyelidikan uji-coba. Gangguan tak simetris pada sistem trans-
misi, yang dapat terjadi karena hubungan singkat, impedansi antar saluran, impedansi
dari satu atau dua saluran ke tanah, atau penghantar yang terbuka, dipelajari dengan
metoda komponen simetris ini.

I 1,I SINTESIS FASOR TAK SIMETRJS DARI


KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRISNYA
Karya Fortescue membuktikan bahwa suatu sistem tak seimbang yang terdiri dari z
fasor yang berhubungan (related) dapat diuraikan menjadi n buah sistem dengan fasor
seimbang yang dinamakan knmponen-komponen simetis (slmmetical components)
dari fasor aslinya. n buah fasor pada setiap himpunan komponennya adalah sama pan-
jang, dan sudut di antara fasor yang bersebelahan dalam himpunan itu sama besarnya.
Meskipun metoda ini berlaku untuk setiap sistem fasa"majemuk lak seimbang, kita
akan membatasi pembahasan kita pada sistem tiga-fasa saja.
Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dad sistem tiga-fasa dapat di
uraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen itu
adalah:

1. Komponen urutan-positif (positive sequence components) yang tediri dali tiga


fasor yang sama besarnya, terpisal satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120o,
dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya.
2. Komponen urutan-negatif yang tediri dari tiga fasor yang sama besarnya, teryisah
satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120", dan mempunyai urutan fasa yang
berlawanan dengan fasor aslinya.

tC. L. Fortoscue, "Method of Symmetric.l Coordiiat6 Applied to the Solution of Polyphase Net-
wotks," Tiant AIEE, 'tol, 3?, halaftan 1027-1140,1918.
Komponen-komponen Simetfis 261

3. Komponen urutan nol yang terdiri dari tiga fasot yang sama besarnya dan dengan
penggeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain.

Telah menjadi kebiasaan umum, ketika memecahkan permasalahan dengan meng-


gunakan komponen simetris bahwa ketiga fasa dari sistem dinyatakan sebagai4 ,, dan
c dengan cam yang demikian sehingga urutan fasa tegangan dan arus dalam sistem
adalah abc. Jadi, urutan fasa komponen urutan-Positif dari fasor tak seimbang itu
adalah abc, sedangkan uruta'n fasa dari komponen urutan-negatif adalah acD. Jika
fasor aslinya adalah tegangan, maka tegangan tersebut dapat dinyatakan dengan I/o,
V6, dan Vo. Ketiga himpunan komponen simetris dinyatakan dengan subskrip tam-
bahan I untuk komponen urutan-positif, 2 untu\ komponen urutan negatif, dan 0
untuk komponen urutan nol. Komponen urutan-Positif dari Yo, V6, dan I/. adalah
Vor Vu, dan t/cl. Demikian pula, komponen urutan-negatif adalah Va, V62,.dan
2"2, sedangkan komponen urutan nol adalah V"6, V6s, dz\ V.o. Gambar 11.1 me'
nunjukkan tiga himpunan komponen simetris semacam itu. Fasor arus akan dinyata-
kan denganl dengan subskrip seperti untuk tegangan tersebut.
Karena setiap fasor tak seimbang, yang asli adalah jumlah komponen, fasor asli
yang dinyatakan dalam suku-suku komponennya adalah

Vo= Vot * Voz t 4o (l l.l )


' (r 1.2)
h= Vo,+ Voz + ho
V": V"t + 42 + 4o (11.3)

Sintesis himpunan tiga fasor tak seimbang dari ketiga himpunan komponen simetris
dalam Gambar I l.l
diperlihatkan pada Gambar ll'2.

V"r

\.,.-
I

I
\*"
I
vtr
Komponen-komponen Komponen.komponen Komponen'kompongn
urutan-positil urutan-negatit urutan'nol

Grmbar ll.l Tiga himpunan fasor seimbang yang merupakan komponen sifietris dari tiga fasor
tak-s€imbaflg.

G.mbar 11.2. Penjumlahan secara grafis kompone&


komponen pada Gambar 11.1 untuk mendapatkan tiga
fasor tak seimbang,
262 Analfiis StutemTe aga Lirtik

Bemracam-macam keuntungan da analisis sistem daya dengan metoda komponen


simetris akan berangsur-angsur menjadi jelas bila kita menerapkan metoda ini untuk
menelaah gangguan tak simetds pada sistem yang lepas dari gangguan tersebut adalah
simetris. Cukup untuk kita sebutkan di sini bahwa metoda i1u terdiri da mendapat-
kan komponen simetris arus pada gangguan. K€mudian nilai arus dan tegangan pada
berbagai titik dalam sistem dapat diperoleh. Metoda yang cukup sederhana ini dapat
memberikan ramalan yang seksama tentang perilaku sistem itu.

I I.2 OPERATOR.OPERATOR
Karena adanya pergesemn fasa pada komponen simetris tegangan dan arus dalam
sistem tiga-fasa, akan sangat memudahkan bila kita mempunyai metoda penulisan
cepat untuk menunjukkan perputaran fasor dengan 120'. Hasil-kali dua buah bilangan
kompleks adalah hasil-kali besarannya dan jumlah sudut fasanya. Jika bilangan kom'
pleks yang menyatakan fasor dikalikan dengan bilangan kompleks yang besarnya satu
dan sudutnya 0, bilangan kompleks yang dihasilkan adalah fasor yang sama besar
dengan fasor aslinya tetapi fasanya tergeser dengan sudut 0.
Bilangan kompleks dengan besar satu dan $dut 0 merupakan operator yang me'
mutar fasor yang dikenakannya melalui sudut 0.
Kita sudah kenal dengan operator /, yang menyebabkan Perputaran sebesar 90o,
dan operator - l, yang menyebabkan perputaran sebesar 180o. Penggunaan opentori
sebanyak dua kali berturut-turut akan menyebabkan perPutaran melalui 90" + 9Oo,
yang membawa kita pada kesimpulan bahwa 7 x I menyebabkan p€rputaran sebesar
180', dan karena itu kita ingat kembali bahwa/2 adalah sama dengan - 1. Pangkat-
pangkat yang lain dari operatorl dapat diperoleh dengan analisis yang serupa.
Huruf a biasanya digunakan untuk menunjukkan operator yang menyebabkan
perputaran sebesar 120" dalam arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Operator
semacam ini adalah bilalingan kompleks yang besarnya satu dan sudutnya l2O' dan di'
definisikan sebagai

a=lh?o":ld2 t= -O,5 * iO,866

Jika operator a dikenakan pada fasor dua kali berturut-turut, maka fasor itu akan di-
putar dengan sudut sebesar 240o. Untuk pongenaan tiga kali berturut-turut fasor akan
diputar derigan 360o. Iadi,

o2 : rlW-: -0,5 - i0,866


dan
a':tl@=r/y:r
Gambar I 1.3 memperlihatkan fasor yang melukiskan berbagai pangkat dad a

C'.obqr I1.3 Dirgrm faso! berbag.i paJgkat


dsri opcrator a
K omponen-kompolen Simetis 263

I I.3
KOMPONEN SMETRIS FASOR TAK SIMETRIS
Telah kita lihat pada Gambar I1.2 sintesis tiga fasor tak simetris dari tiga himpunan
fasor simetris. Sintesis itu telah dilakukan sesuai dengan Persamaan (ll.l) sampai
dengan (l1.3). Sekarang marilah kita periksa persamaan tersebut untuk menentukan
bagaimana menguraikan ketiga fasor tak simetris itu inenjadi komponen simetrisnya.
Mula-mula, kita perhatikan bahwa banyaknya kuantitas yang diketahui dapat di
kurangi dengan menyatakan masing-masing komponen V5 dan V" sebagai hasil-kali
fungsi operator a dan komponen I/o- Dengan berpedoman pada Gambar I l.l, hubung-
an berikut dapat diperikm kebenarannya:

Vu: a24r V4 : aVol

Voz: aVo V"z = u2V"2 (l1.4)


Vto = 4o V"o : V"o

Dengan mengulangi Persamaan (ll.l) dan memasukkan Persamaan (11.4) ke dalam


Persamaan(l 1.2) dan (l I .3) dihasilkan
V"= Vd + Vd + Vd) (l1.5)
Vt=a2Va+oV42+V.o (l r.6)
v,: ov"t + a2v.2 + v"o (11.?)
atau dalam bentuk matriks

lfl=ll :, :lIH (11.8)


Ly.
j a Lr o,
)14,)
Untuk memudahkan kita misalkan
[r r ll
A=ll a' a l ( l r.e)
Lt " u'|1

Maka, seperti dapat dibuktikan dengan mudah

3lr : :,1 (r l.r0)


^,=rli u'ol
dan dengan memprakalikan kedua sisi Persamaan (l 1.8) dengan A- t diperoleh

fv""l ,lr I r'l[41


l=ilt
lt", :
a ,'2llv,l
,,
(r1.ll)
Lr,,l lr "ll4J
yang menunjukkan pada kita bagaimana menguraikan tiga fasor tak simetris menjadi
komponen simetrisnya. Hubungan ini demikian pentingnya sehingga kita dapat menu-
lis masing-masing persamaan itu dalam bentuk yang biasa" Dari Persamaan (ll.ll),
kita pemleh
ve: l(% +
+ 4l vb (lr.12)
V,r:l(V.+aVr+o2V,) (l1.13)
v.z=+(v.+a2vb+av,l (11.14)

Jika diperlukan, komponen Vm, Var V62,Va6, Va1, dan V.2 dapal diperoleh dari
Persamaan (l1.4).
264 KomPonat"komqoa'n Shnelrlt

Persamaan (1 l.l2)menunjukkan bahwa tidak akan ada komponen urutan'nol jika


jumlah fasor tak seimbang itu sama dengan nol. Karcna jumlah fasor tegangan antar
saluran pada sistem tiga-fasa selalu nol, maka komponen urutan-nol tidak pernah ter'
dapat dalam tegangan saluran itu, tanpa memandang besamya ketidakseimbangannya'
Jur ah ketiga fasor tegangan saluran ke netral tidak selalu harus sama dengan nol, dan
tegangan ke netral dapat mengandung komponen urutan-nol.
Persamaan yang terdahulu sebenamya daPat pula ditulis untuk setiap himpunan
fasor yang berhubungan, dan kita dapat pula menuliskannya untuk arus sebagai ganti
tegangan. Persamaan te$ebut dapat diselesaikan baik secara analitis maupun secara
grafis. Karena beberapa persamaan yang terdahulu sangat mendasar, madlah kita tulie
kan ringkasannya untuk aru9arus:

Io: Ia I Ioz* Ia (11. r 5)

Ib: a2I"t + aI"2 + Ioo (11.16)

I,=aIotiazl"z4Iao 1 (11.17)

.to=*(r.+ID+t.) (11.18)

1", = \(1, + alb + o2I"\ (1l.le)


1,2: +U"+ azlb + aI") (11.20)

Dalam sistem ti$-fasa, jumlah arus saluran sama dengan arus In dalam jalur kembali
lewat netral. Jadi,
I,+ Ib+ I": I" (11.21)

Dengan membandingkan Persamaan (l l.l8) dan (l 1.21) kita Percleh

I":3l,o (tt.22l

Jika lidak ada jalur yang melalui netral dari sistem tiga-fasa, /n adalah nol, dan arus
saluran tidak mengandung komPonen urutan'nol. Suatu beban dengan hubungan-A
tidak menyediakan jalur ke netral, dan karena itu arus saluran yang mengalir ke beban
yang dihubungkan-A tidak dapat mengandung komponen urutan'nol.

Contoh 11.1 Salah satu pengantar saluran tiga'fasa terbuka. Arus yang mengalir ke
beban yang dihubungkan-A melalui saluran a adalah l0A' Dengan arus dalam
saluran a sebagai pedoman dan dengan memisalkan bahwa saluran c terbuks,
hitunglah komponen simetris arus salurannya.

JAVABAN: Gambar I 1.4 adalah diagram rangkaian itu. Arus saluran adalah

1. = lolq A ,, = l0/180q A t.=0A


Dari Persamaan (l l.l8) sampai dengan (l 1.20)

r.o : + 10/180' + 0) : I
*(1010"
l"r =+(1010'+ 10480" + 120'+0)
= s - j2,89 = s,78 t-30" A
t", = *(lolE + 10/180' + 2,10' + 0)
a5* j2,89 = s,.?8l3.OjA
K o m p o nan- ko m po nen S lme t l3 '265

I"=loE amp

Can$rr 11.4. Rangkaian untuk Contoh 11.1. L=o

Dari Persamaan (l I .4)


Iu = 5,78 /-l5o'A r.r :5,78/9oo A
,!, = 5,?8/l5oo A Ia: s,'18 I-90" e
Im=0 I.o:0
Kita lihat bahwa komponen lcr danlc2 mempunyai nilai tertentu meskipun salur.
an c terbuka dan tidak dapat mengalirkan arus bersih (net current). Oleh karena
itu, seperti yang diharapkan, jumlah komponen pada saluran c adalah nol. Sudah
tentu, jumlah komponen pada saluran a adalah 100:4, dan jumlah komponen
pada saluran , adalah l0A!9.'A.

II.4 PERGESERAN FASA KOMPONEN SMETRIS


DALAM BANGKU TRANSFOR.TT{ATOR Y.A
Dalam membahas komponen simetris untuk transformator tiga.fas4 perlu kita pelajari
dulu metoda standar untuk menandai terminal transformator. Dalam Bagian 6.5 telah
kita bahas penempatan titik pada salah satu ujung masing-masing gulungan pada inti
besi yang sama dari transformator untuk menunjukkan bahwa arus yang mengalt dari
terminal yang ditandai titik ke terminal yang tidak ditandai dari setiap kumparan
menghasilkan ggm (gaya gerak magnet = magnetomotive force) yang bekerja pada arah
yang sama dalam rangkaian magn€tis itu. Kita catat pula bahwa, jika pengaruh yang
kecil dari arus magnetisasi (arus magnet = magnetizing current) diabaikan, arus/1 dan
12 yang mengalir dalam dua gulungan saja pada inti transformator yang sama, akan ber.
fasa sama jika kita pilih sebagai arus positif arus yang memasuki terminal yang bertan.
da pada satu gulungan dan yang meninggalkan terminal yang bertanda pada gulungan
yang lain.
Pemberian tanda standar untuk transformator dua.gulungan fasa-tunggal ialah
dengan menggantikan titik pada gulungan tegangan-tinggi dan gulungan tegangan{en.
dah dengan lll
dan ,Y1 . Ujung lain dari gulungan ditandai dengan I12 dan X2. Gambar
I 1.5 m€nunjukkan titik dan tanda standar bersama-sama, dan 1o dan 1" haruslah sefasa"
Dalam Bagian 6.5 telah kita lihat bahwa titik pada gulungan transformator fasa.tunggal
menunjukkan bahn'a jatuh-tegangan dari teminal yang ditandai ke terminal tanpa
tanda adalah sefasa- Jadi, dalam transformator fasa.tunggal terminal llr dan X1 adalah
positif terhadap 112 dan X2 pada waktu yang sama. Jika arah panah yang ditandai /s
dalam Gambar I1.5 dibalik sedangkan arah panah 1o tetap sama, 4 dan Io akan ber.
beda fasa sebesar 180'. Oleh karena itu, arus primer dan sekurtder dapat sefasa atau
berbeda fasa 180", tergantung pada arah yang dianggap positifuntuk aliran arus. Demi-
kian pula, tegangan primer dan sekunder dapat sefasa atau berbeda fasa 180", tergan-
"lrl*
266 Analislt Slstem Tenqo Llstrlk

Camb3r I1.5 Diagram skema gulungan transformato! fas&tung_


gal yalg memperlihatkan tand:a staodar dan arah yang dimisal
kan positif untuk alus primer dan s€kundet, x2

I"
(d) Diagram hubungon

vo,t

Urutan positif Urutan nogatif


(r) Komponen-komponon tegang6n

Gamb.r I1.5 Diagram hubungaa perkawatan dan farl teganS3n ufltuk transformator tiga-fasa yang
dihubungkan Y-A di mana sfui Y adalah sisi tegangan-tin8gi

tung pada teminal mana yang dianggap Positif untuk menetapkan jatuh tegangannya
masing-masing.
Terminal tegangan-tinggr pada transformator tiga-fasa ditandai dengn Hy H2,
dan /ip,
sedangkan teminal tegangan-rendahnya ditandai Xr, X2 , dan ,Y3. Pada trans-
formator Y-Y atau A-A tandanya adalah sedemikian rupa sehingga tegangan ke netml
dad terminal He II2, dan H1 adalah sefasa dengan tegangan ke netral dari terminal
Xy X2, dan X3.
Gambar 11.6a adalah diagram hubungan Perkanratan suatu transformator Y'4.
Terminal tegangan"Iingt Hb H2, dan H3 dihubungkan berturut'turut pada fasal /, 8,
dan C dan urutan fasanya adalah,{BC Susunan dan notasi diagram ilu sesuai dengan
perjanjian yang akan kita ikuti dalam seluruh perhitungan kita. Gulungan yang digani-
barkan dalam arah sejajar adalah yang digandengkan secara mag[etis dengan menggu.
lungnya pada inti yang sana. Bila huruf besar diberikan pada fasa salah satu sisi trans-
formator, maka huruf kecil diberikan pada fasa dengan sisi yang lain. Sudah jadi ke-
biasaan untuk menggunakan huruf besar pada sisi tegangan-tinggi transformator dan
huruf kecil untuk sisi tegangan-rendahnya. Pada Gambar ll.6a, gulungan 1ir' adalah
fasa pada sisi yang dihubungkan-Y yang digandengkan secara magnetis dengan gulung-
an fasa Dc pada sisi yang terhubung-A Letak titik pada gulungan tadi menunjukkan
bahwa Vay adalah sefasa dengan V6". Kelak akan kita teliti pula kasus di mana sisi
I o mp o n e n. ko m po n en S im e tris 267

jang teihubung-Y adalah gulungan tegangan rendah. Jika 111 adalah terminal di mana
uluran,4 dihubungkan, biasanya fasa B dihubungkan ke 112 dan fasa C ke f13.
Stahdar yang dipakai di Amerika untuk menandai terminalterminal H, d.an X1
.!ada transformator Y-A mensyaratkan bahwa jatuh-tegangan urutan-positif dari FI1 ke
rerral mendahului jatuh-tegangan urutan-positif dad Xr ke netral dengan 30o, tanpa
nemp€rhatikan apakah gulungan Y atau A berada pada sisi tegangan'tinggi. Demikian
pula, tegangan darLH2 ke netral mendahului tegangan dari X2 ke netral dengan 30o,
dan tegangan dari I13. ke netral mendahului tegangan dari X3 ke netral dengan 30o.
Diagram fasor untuk' komponen urutan tegangan ditunjukkan dalam Gambar I1.6r.
Kita menunjukkan tegangan urutan-positif l/,at'1 sebaga\ VAr dan tegangan ke netral
iainnya dengan cara yang sama, dan kita lihat bahwa 2,4 1 mendahului V6, d.engan
dengan 30", yang memungkinkan kita untuk nlenentukan bahwa terminal di mana fasa
b dihubungkan harus ditandai X1.
Gambar I l.7a menunjukkan hubungan fasa ke teminal transformator sedemikian
rupa sehingga tegangan u ru tan-positif ke netral I// I mendahului tegangan urutan-posi-
tif ke netral V6y dengan 30". Tetapi sebenarnya tidak perlu menandai saluran yang
terhubung pada terminal transformator seperti yan8 telah kita lakukan itu, karena
tidak ada standar yang telah disetujui bersama untuk tanda seperti itu. Sering sekali
saluran-saluran ditandai seperti ditunjukkan pada Gambar 11.7b. Kita akan mengikuti
pola dan Gambar 11,7a yang sesuai dengan hubungan perkawatan dan diagram fasor
Gambar I1.6 karena pemberian tanda semacam itu sangat memudahkan untuk perhi-
tungan. Jika lebih disukai skema pada Gambar 11.7b, hanya perlu untuk menukar a
dengan b, b dengan c, dan c dengan a dalam pekerjaan yang berikutnya.
Penelitian diagram fasor urutan-positif dan negatif dari Gambar 11.6 menunjuk-
kan bahwa Zo1 mendahului V11 dengan 90o dan bahwa Vo2 te lnggal dari Va2 de-
ngan 90o. Diagram ini memperlihatkan Z,a 1 yang sefasa dengan t/,4 2, yang tidak perlu
selalu benar, tetapi pergeseran fasa antara Va1 dar' Va2 tidak mengubah hubungan
90o antara Val danVol atau antara Va2,danVo2.
Karena arah yang telah ditetapkan untuk 1d dalam Gambar I l.6d ialah yang me-
ninggalkan titik pada gulungan transformator dan arah 1rc juga meninggalkan titik
pada gulungannya, maka arus ini berbeda fasa 180". Oleh karena itu, hubungan fasa
antara arus Y dan A adalah seperti diperlihatkan dalam Gambar 11.8. Kita perhatikan
bahwa 1o1 mendahului lay dengan 90" dan Ia2 tertinggal dari 1,a 2 dengan 90o.
Dengan meringkaskan hubungan antara komponen simetris arus saluran pada kedua
sisi transformator itu diperoleh

Va: + jVn 1.1: tjl11


(l r.23)
4z: - jVtz Ia2= -jl/2

(d) ,r{ I mendahului /x, dengan 30o (r) ,?l mendshului ,/al dengan 30o

Gambar il,7 Tanda saluran yar8 dihubungkan ke transformator Y-A tiga-fasa-


268 Analit t Sist m Tenoga Listrik

\-,
,, ("

Komponen.komPonen Komponen-komponon
urutan-positif urutan-negatif

C,ambar 11,8 Fasor arus tt.nsformator tiga-fasa yang dihubuqkan Y-A di mana sisi Y adalah sisi
tegallgan-tinegirlya.

(a) Diagram hubungsn perkawatan

Urutan-positif Urutan-negrtif
(r) Komponen'kgmponen tegangan

Gambar 11.9. Diagram hubunga[ perkawatan dan phasor-phasor tegangan ultuk suatu transforma-
tor tiga-fasa yarg tethubung Y-a di mana sisi a adalah sisi tega[gan-tingginya.

di mana setiap tegangan dan arus dinyatakan dalam per satuan. Impedansi transforma-
tor dan arus magnetisasi diabaikan, dengan demikian menjelaskan mengapa besar per
satuan tegangaIr dan arus tepat sama pada kedua sisi transformator itu (misalnya lllo1 |
sama dengan lZ,a 1 l).
Hingga saat ini, pembahasan kita tentang transformator Y-A hanya terbatas pada
gulungan tegangan-tingginya yang dihubungkan secara Y. Gambar I1.9 menunjukkan
gulungan yang terhubung-A pada sisi tegangan-tinggi transformator. Gambar itu me-
nunjukkan bahwa untuk mendapatkan tegangan urutan-positif dari llr ke netral yang
mendalrului tegangan urutan-positif dari X1 ke netral dengan 3O", YBgl dan Vo1
harus berbeda fasa 180', dan arus /sg1 dan lar juga harus berbeda fasa l80o seperti
terlihat dalam Gambar I1.10. Diagram fasor untuk tegangan dan arus membuktikan
bahwa Persamaan (l 1.23) masih tetap b€rlaku.
Kita telah memisalkan bahwa daya mengalir dari gulungan tegangan-tinggi ke gu-
lungan tegangan-rendah dengan menunjukkan Ia, IB, Ig yang menuju trhnsformator
dan Io, I6 dan /c yang meninggalkan transformator. Seandainya kita memisalkan aliran
daya ke arah yang berlawanan, hubungan-hubungan tegangannya akan tetap sama
tetapi semua arus saluran akan ditunjukkan dengan arah yang berlawanan. Tetapi hal
K o m p onen- ko m pofi en Slme a7ds
269

Iu

,<,"
Ioz

Komponen-komponen Komponen-komponen
urutan-pogitif urutan-negatif

Gambar ll.l0 Fasor arus transfomator tiga-fala yang telhubung Y-A di mana sisi A adalah siri
regangan-tir8ginya.

ini tidak akan menimbulkan perubahan pada sudut-sudut fasa arus saluran primer dan
sekunder antam yang satu terhadap yang lainnya. Karena itu Persamaan (1 l 23) berla.
ku baik untuk tegalgan maupun untuk arus tanpa memandang gulungan mana yang
primer.

Contoh 11.2 Tiga buah resistor yang identik terhubung.Y pada sisi tegangan-ren.
dah Y dari transformator A-Y. Tegangan pada beban resistor itu adalah

lll.bl :0,8 per satuan lvh"l =1,2 per satuan lt-l = l,0per satuan

Misalkan bahwa netral beban tidak dihubungkan pada netral sekunder transfor-
mator. Hitunglah tegangan dan arus saluran dalam per satuan pada sisi A trans.
formator.

JAWABAN: Dengan memisalkan sudut sebesar 180' untuk Z"o dan dengan
mengguMkan hukum kosinus untuk mendapatkan sudut-sudut tegangan saluran
yang lain, kita peroleh

I/o : 0,81!2,!oper satuan


4. : l,il /=!!iL Per satuan
lz- : 1,0 L!-Ed Per satuan

Komponen simetris tegangan saluran adalah


vd=tr@,BlB2,B'+ r,2lJzct -4t,4" + 1,0/240" + l80o)
= f{o,r + ro,zla + o,237 + it,r77 + 0,s + 10,866)
:
=O,2'7g + iO,946 O,985173,6" per satuan (dasar tegangan antar-saluran)
t/.,, =:(0,s/82.8' + t,zlult - 4r,4o + 1,0!2q: + 1801
= +(1,0 + i0,?94 - 1,13 8 -10,383 + 0,s - 10,866)
=-0,179 -i\,l52 = 0,2351220,3o per satuan (dasar tegangan antar-salur"an)

Untuk menentukan tegangan ke netral urutan-positif dan negatif perlu kita


periksa dulu selisih fasa antara tegangan saluran dan tegangan fasa dari beban yang
terhubung Y-seimbang untuk urutan positif dan negatif. Baiklah kita tinjau Gam.
bar I l.l l, di mana Vo61, dan Vabz secae sembarang diambil sebagai pedoman.
270 Aaolitis Sistem Tenaga Lktrik

Komponen-komponen Komponen-komponen
urutan-positif urutan-negatif

Cambar ll.ll, Komponen-komponen ututan?ositif da$ _negatif dari tegangan-tegangan aII-


tar-salura[ dan antara saluran ke letral suatu sistem tiga-fasa'

Pilihan pedoman ini tidak berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh. Kita lihat
bahwa
v*,:iv*,r-to" (t|.24\

dan

v-'=Lrzv*,M (l1.25)

Kita dapatkan Z- sebagai jumlah komponen-komponennya:

V-=V-t+V-z (11.26)

Teganganke netral lainnya diperoleh dengan mendapatkan komponennya dari


Vonl dan Van2 merufllt Persamaan (11.4). Jika tegangan ke netral itu adalah
dalam per satuan dengan berpedoman pada tegangan dasar ke netral dan tegangan
saluran adalah dalam per satuan dengan berpedoman pada tegangan dasar antar-
saluran, faktor l/€ harus dihilangkan dalam Persamaan (11.24), dar' (11.25).
Jika kedua tegangan itu berpedoman pada dasar yang sama, maka persamaan itu
sudah benar seperti apa yang sama, maka persamaan itu sudah benar seperti apa
yang diberikan.
Tidak adanya hubungan netral berarti bahwa arus urutan'nol juga tidak ada'
Oleh karena itu, tegangan fasa pada beban hanya mengandung komponen urutan-
positif dan -negatif saja. Tegangan fasa diperoleh dari Persamaan (11.24) dan (11.25\
dan faktor I /Vt diabaikan, kar€na tegangan saluran dinyatakan dalam suku-suku
tegangan d.asar antar-saluran dan tegangan fasianya dikehendaki dalam per satuan de'
ngan tegangan dasar ke netral. Jadi,
V^r =o,9851:6,e" - lo"
=0,98514f ,60 per satuan (dasar tegalgan dari salumn ke netral)
v& =0,2351220'3" + 30"
=0,235125O3o per satuan (dasat tegangan dari saluran ke netral)
Karena masing-masing resistor memPunyai impedansi sebesar 1,0/{ per satuan,

1.,:4 =o,985t43,6" Per satuan


l,0p_
-- =J;L
1",
1,0L0:
- =o,235125o,3' Per satuan
tr omponen. komponei S,mctrk

Arah yang dimisalkan positif untuk arus tersebut ialah dari catu daya ke arah
primer A transformator dan meninggalkan sisi Y menuju beban.
Dengan mengalikan kedua sisi Persamaan (11.23) dengan l, kita dapatkan
untuk siii tegangan-tinggi transformator

V,qr : -iVar = o,98st-46.4" : 0,680 - iO,?13


V,ez : lVaz = o,23st-t9.7o = 0,22r -i},O'tg
Va =VAr+VAa: o,got - io,792
1,201:!J;: p€r satuan

YBr = a2 V,ar= o,9ss/193,6' -0,9s8 - io,232


Vg2 : aVa2 = o,235ltoo,3" -o,o42 + iO,232
V6 = Vet * Vsz= -1,0
l,Ollf per satuan

Vs1 : aVal = 0,985/73.6' 0,2'18 + io,944


Vs2 : az Va2= o'2358n,f = -0,179 - iO,152
VC -- VCr i VC, = o,o99 + i0,792
0,8/82,9o per satuan

VtB = V,q. - Vs = o,901 -i0,'192+ 1,0 = 1,901 - i0,?92


= 2,061-22,6o pq satuan (dasar tegangan saluran-netral)

= ?!! t-zz,a: l,lgt-22,6o per satuan (dasar tegangan antar-saluran)


,fr
VBc = vs*Yc = -1,0 - 0,099 -i0,'192: -1,099 - iO,792
= 1,355/215.8o per satuan (dasar tegangan antar'saluruo)
= -::-:: : 0.1821215.8' per satuan (dasar tegangan anta!-saluran-
t-355
./1
Vc"t = Vc-Ve= O,O99 * jO,792 - O,9Ol +iO,792 = -0,802+i1,584
= 1,7811-t6J pet satuan (dasar tegangan saluian-netral)
: l+ llrc,g" = 1,o21ll16.9o per satuan (dasar tagangan antar-saluran)
Vr-
Kerena impedansi beban pada masing-masing fasanya adalah resistansi sebesar
1,010' per satuan, Iar dan I/u I didaPatkan mempunyai nilai-nilai Per satuan yang
identik dalam soal ini, Demikian pula.Io, dan /o, adalah identik dalam per satu-
an. Karena itu, L harus identik dengan Zl yang dinyatakan dalam per satuan.
Jadi
I,t: l,2Ol-41,3" per satuan
' 13= 1,0f!{ Per satuan
lc : 0,80/82.90 per satuan
Bila soal-soal yang menyangkut gangguan tak-simetds dipecahkan, kompongn-
nilai positif dan -negatif didapatkan secara terpisah dan pergeseran fasa dimazuk
kan dalam perhitungan, bila diperlukan, dengan menggunakan Persamaan (l1.23).
Program-program komputer digital dapat dituliskan untuk memperhitungkan
pengaruh pergeseran fasa ini.
Z7Z Anattslt Sbrem Tenoga Ltsdk

I I.5 DAYA DENGAN KOMPONEN SIMETRIS SEBAGAI SUKUNYA


Jika komponen simetris arus dan tegangan diketahui maka daya yang terpakai pada'
rangkaian tiga-fasa dapat langsung dihitung dari komponen te$ebut. P€ragaajr pernya-
taan ini merupakan contoh yang baik dari manipulasi matriks komponen simetris.
Daya kompleks total yang mengalir ke dalam rangkaian tiga-fasa melalui tiga salur-
an 4 D, dan c adalah

S=P +iQ=V,It +V6It +V,I! (r.27)


di mana Yo, V6, dan V" adalah tegangan ke netral pada terminal dan.Io, Ib, sefia lc
adalah arus yang mengalir ke dalam rangkaian pada ketiga saluran tersebut. Di sini,
sarnbungan netral boleh ada atau diaba'rkan. Dalam notasi matriks

s: t% (u.28)
^ "li:l':lff [il]'
di mana pasangan (conjugate) matriks diartikan terdiri dari beberapa unsur yang meru-
pakan pasangan un$rr yang bersesuaian pada matdks aslinya-
Untuk memperkenalkan komponen simetris tegangan dan arus, kita Sunakan Per.
samaan (11.8) dan (l 1.9) untuk mendapatkan

s : [AvlrlAr]. (11.2e)

di mana

v=lv,, l
lv-l dan l=lI"'l
[r.".]
(1r.30)
Lv.) Lr.'J

Anran pembalikan (reversal rule) pada aljabar matriks menyatakan bahwa trans-
pose hasil-kali dua buah matriks sama dengan hasil-kali transpose-transpose matriks itu
dengan urutan yang terbalik. Jadi sesuai dengan aturan ini

[Av]r : vrAr (1r.31)


dan juga
s:vrAa[Allr=vrArArI* (1r.32)

Dengan memperhatikan bahwa Ar = A dan bahwa a dan a? adalah pasangan, kita da.
patkan

s:Iva
lr r tllr r r'l[r""]'
'uli : :,lli :, z'll',:',1
v"r (r r.33)

atau, karena ArA* sama dengan

lr
r lo r ol
o ol

[o o rJ
f r-l*
S = 3[Va V.r valr.l (r r.34)

It.,)
X. o mpo e n- ko mpo nen Sirne trls 273

Jadi, daya kompleks adalah


v"tI + vblt + v,Il = 3volt + lvrll + 3v2li (11.35)

yang menunjukkan bagaimana daya kompleks dapat dihitung dari komponen simetris
tegangan dan arus rangkaian tiga-fasa seimbang.

I1.6 IMPEDANSI SERI TAK SIMETRIS


Kita lidak dapat mengabaikan pentingnya sistem yang dalam keadaan normal adalah
seimbang dan menjadi tak seimbang hanya karena timbulnya gangguan tak simetris.
Akan tetapi, marilah kita lihat persamaan rangkaian tiga'fasa bila impedansi serinya
tidak sama. Kita akan sampai pada suatu kesimpulan penting dalam analisis dengan
komponen simetris. Gambar 11,12 menunjukkan bagian yang tak simetris dad s.gatu
sistem dengan tiga impedansi seri yang tidak sama, yaitu Zo,26, dan Zc' likakila
misalkan bahwa tidak ada induktansi bersama (tidak ada gandengan) antara ketiga
impedansi tersebut, jatuh-tegangan pada bagian sistem yang diPerlihatkan itu diberikan
ol€h persamaan matriks

lv-1 [2" o o I II.l (11.36)

L7:l=fs '; 2.ll',1


dan dengan suku-suku komponen simetds tegangan dan arus
lv-.,f lz. o o.l [I.J
lo zD
o
o lAlI.,I
z"]
(l1.37)
Lv-,1 [o
^lv-,1= J.,)
di mana A adalah matriks yang didefinisikan dengan Persamaan (l 1.9). Dengan mem-
prakalikan kedua sisi persamaan itu dengan A-1 dihasilkan Persamaan matriks dad
mana kita peroleh
v-.t : tl.lz. + Zb+ z,) + *1.2(2. + a2zo + oz"1
+ lIa(2.+ ozo + o2z,\
v-.2: tl,lz" + Lzb + a2z'l + lI"2(2" + zb + z"\ (l r.38)
+ lld,(z" + 0226 + az,,
v-.o: tl.t(2, + o2zr + az,l + y"r(z,+ azt + azz.l
+ tI e(2" + zt + z,)
Jika impedanslimpedansi dibuat sama (yaitu b a Za = Zo = Z"), Persamaan
(I 1.38) menjadi
v-.r-- Idzn v-.2: Iozzo v-'o = Iazo (11'39)

\2"
" 1AAAA c'
- Is
6 *vww,! Z^ .,i
b'

C..mb.r I l.l2 Bagian siltem tiga-far8 yang menunjuk- 42"


kan t8a impedansi reri ysng ti(hk s.ma" c*lWWc'
234 Anatbls Slstem Tenwo Littrlk

G.mbat 11.13. Diagram rangkaian suatu tenelator


tanpa-beban yaig ditanahkan mehlui suatu reaktansi.
Ernf masing-masirg fatu ini E a E b, dan E, L
^d^lth

yang
,,'^ Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa kompolen simetris dari arus tak seimbang
r, mengalir pada beban Y-seimbang atau pada impedansi seri seimbang akan menghasil-
.i kan tegangan jatuh dengan urutan yang sama, asalkan tidak terdapat gandengan di
.,-':'. antara fasa-fasa itu. Tetapi jika impedansinya tidak sama, Pelsamaan (11.38) menun'
i lukkan bahwa jatuh tegangan pada salah satu urutan akan teryantung pada arus Pada
' ketiga urutannya. Jika ada gandengan di antam ketiga imPedansi tadi dalam Gambar
I'' tt.t3, misalnya induktanslbersama, matriks bujursangkar pada Persanaan (11.36),
dan (11.37) akan mengandung unsur di luar'diagonal dan Persamaan (11'38) akan
mempunyai suku-suku tambahan.
Meskipun arus dalam setiap penghantar saluran transmisi tiga-fasa mengimbas
tegangan dalam fasa lalnnya, namun prosedur reaktansi yang dihitung akan menghi-
langkan pertimbangan gandengan itu. lnduktansisendiri yang dihitung atas dasar trans-
posisi lengkdp memasukkan pengaruh reaktansi bersama. Pemisalan transposisi ini
menghasilkan imp€dansi seri yang sama. Jadi, arus komponen dari urutan yang mana-
pun hanya akan menghasilkan jatuh-tegangan dengan urutan yang sama pada saluran
transnisi; jadi, arus urutan-positif hanya menghasilkan jaluh-tegangan urutan-nol saja'
Persamaan (11.38) berlaku untuk beban Y-tak-seimbang karena titik a', b', dan c'
dapat dihubungkan untuk membentuk sebuah netral. Kita dapat juga mempelajari
variasi persamaan ini untuk hal-hal khusus, misalnya untuk beban fasa'tunggal di mana
Zt = Z" = 0, tetaPi kita skan membatasi pembahasan pada sistem yang seimbang sebe-
lum gangguan terjadi. ---

11.7 IMPEDANSI URUTAN DAN JARINGAN URUTAN


Dalam setiap bagian rangkaian, jatuh tegangan yang disebabkan oleh arus dengan
urutan tertentu tergantung pada impedansi bagian rangkaian itu terhadap arus dengan
urutan t€rsebut. Impedansi setiap bagian suatu jaringan yang seimbang terhadap arus
salah satu uutan dapat berbeda dengan impedansi terhadap arus dari urutan yang lain.
Impedansi suatu rungkaian yang hanya mengalir arus urutan-positif disebut
impeda si terhudap arus urutan-Wsitif. Demikian pula, bila hanya ada arus urutan-
negatif, impedansinya dinamakan impedansi tethadap arus urutan-negatif. Jika hanya
ada arus urutan nol, impedansinya dinamakan impedonsi terhadap arus urutan-nol.
Sebutan impedansi rangkaian terhadap arus dari urutan yang berbeda, ini biasanya
disingkat menjadi istilah yang sebenarnya kurang jelas a inya, yaitu impedansi urut'
ot-positif, impedansi urutan-negatif dan impedansi urutan-nol.
<omPonen-konqonen Simetris ns
Analisis gangguan tak simetris pada sistem yang simetris terdiri dari penentuan
lomponen simetris dad arus tak seimbang yang mengalir, Karena arus komponen dari
:alah satu urutan fasa menimbulkan tegangan-jatuh dengan urutan yang sama dan tidak
rergantung pada arus dad urutan yang lain, dalam suatu sistem yang seimbang, arus
lari salah satu urutan dapat dianggap mengalir dalam jaringan bebas yang terdiri hanya
dari impedansi terhadap arus dari urutan itu saja. Rangkaian ekivalen fasa-tunggal yang
hanya terdiri dari impedansi terhadap arus salah satu urutan saja dinamakan jaringan
urutan xntnk urutan teltentu jaringan. Jaringan urutan ini meliputi setiap emf yang
dibangkitkan pada urutan yang sama, Jaringan urutan yang mengalirkan arus Io1, Ip,
dan ldo diantarhubungkan untuk melukiskan berbagai keadaan gangguan tak seimbang.
Oleh karena itu, untuk menghitung pengaruh gangguan dengan m€tode komponen
simetris, adalah penting sekali untuk menentukan impedansi urutannya dan meng-
gabungkannya untuk membentuk jaringan urutan masing-masing.

11.8 JARINGAN URUTAN GENERATOR TAK BERBEBAN


Suatu generator tak berbeban, yang ditanahkan melalui reaktor, dapat Anda lihat
dalam Gambar ll.l3. Bila gangguan (yang tidak dipedihatkan dalam gambar) terjadi
pada terminal generator itu, maka I o, 16, dan 1" akan mengalil dalam salurannya. JIka
gangguan tersebut melibatkan tanah, arus yang mengalir ke netral generator dinyata'
kan sebagai "lr. Salah satu atau dua dari arus saluran dapat sama dengan nol, tetapi arus
itu dapat diuraikan ke dalam komponen simetrisnya tanpa memandang bagaimana
ketakseimbangannya.
Menggambar jadngan urutan itu adalah sangat mudah. Tegangan yang dibangkit-
kan hanyalah dari urutan-positif saja, karena generator tadi dirancang untuk mencatu
tegangan tiga-fasa seimbang. Oleh karena itu, jaringan urutan-positif terdiri dari suatu
emf dalam hubungan seri dengan impedansi urutan-positif generator itu. Jalingan
urutan-negatif dan urutan-nol tidak mengandung emf tetapi mencakup impedansi
generator terhadap arus urutan-negatif dan -nol. Komponen urutan arus ditunjukkan
pada Gambar 11.14. Arus itu mengalir melalui impedansi urutannya sendiri, seperti
ditunjukkan oleh subskrip yang bersesuaian pada impedansi yang diperlihatkan dalam
gambar itu. Jaringan urutan yang terlihat pada Gambar I1.14 adalah rangkaian ekiva'
len fasa-tunggal dari rangkaian tiga-fasa yang seimbang yang dianggap dilalui oleh
komponen simetuis arus tiga-fasa yang seimbang yang dianggap dilalui oleh komponen
simetris arus tak seimbangnya. Emf yang dibangkitkan pada jaringan trrutan-positif
adalah tegangan terminal ke netral padzi keadaan tak berbeban, yang juga sama dengan
tegangan internal peralihan dan sub-peralihan karena generatomya tidak dibebani.
Reaktansi pada jaringan urutan-Positif adalah reaktansi sub'peralihan, Peralihan, 4tau
serempak, tergantung pada apakah keadaan yang sedang dibahas itu dalam keadaan
sub-peralihan, peralihan, atau keadaan-tetap.
Rel pedoman untuk jaringan urutan-positif dan -negatif adalah netral generator
tersebut. Bagi komponen urutan-positif dan -negatif itu sendiri netral generator berada
pada potensial tanah jika di antara netral tanah terdapat sambungan yang mempunyai
impedansi tertentu atau nol, karena sambungan tersebut tidak akan mengalirkan arus
urutan-positif atau -negatif.
Arus yang mengalir pada impedansi Zn di arftaft netral dan tanah adalah 31oe.
Dengan berpedoman pada Gambar I l.l.l€, kita lihal bzhwa iatuh tegangan urutan nol
dari titik a ke tanah adalah - 3laozn - IosZso, di mana Zeo adalah impedansi urutan
nol per fasa pada generator itu. Jaringan urutan-nolnya, yang merupakan mngkaian
fasa-iunggal yang dianggap hanya mengalirkan arus ututan-nol salah satu fasanya,
276 Analitis Slstem Teuga L|ttrik

Rel pedoman
zr
+

l- IDr

I"r
(a ) Jalur-jalur arus urutan-positif (b) Jala-jala urutan-positif

Ioz

Rel pedoman

(c ) Jalur-ialur arus urutan-negatif ( d) Jala-jala urutan-negatif


I^^

Rel pedoman

I,o

(e) Jalur.islur arus urutan-nol (f) Jala-iala urutan nol

G.mbar 11.1,1. Jalur yang digambarkan uDtuk arus pada setiap urutan dalam generato! d.n jalingan
urutan yarg berr$uaiar.

dengan demikian harus mempunyai impedansi strbesat 3Zn + Zso, seperti t€rlihat
dalam Gambar 1l-14/. Impedansi urutan-nol total di mana mengalir arus I.o adalah

Zo :32" * Zo (11.40)

Biasanya, komponen arus dan tegangan untuk fasa a diperoleh dari persamaan
yang ditentukan oleh iaringan urutannya. Persamaan untuk komponen jatuh tegangan
dad titik a fasa a ke rel pedoman (atau tanah) adalah, sebagaimana dapat diturunkan
dari Gambar 11.14,

4t: E"- IaZr (11.4r )

Voz= - I"zZz (t.421


Va : - IaZo (11.43)

di mana Eo adalah tegangan tanpa-beban urutan-positif ke netral, Z 1 dzn 22 impedxv


si uutan.positif dan .negatif generator, dan Ze didefinisikan oleh Persamaan (11.40).
Persamaan di atas yang berlaku untuk setiap generaior yang mengalirkan arus seimbang
merupakan titik tolak untuk menuunkan persamaan tadi untuk komponen arus dari
Komponen-komponen Simefrs 277

b€rmacam-macam jenisgangguan. Persamaan itu berlaku untuk generator yang dibebani


dalam keadaan-tetap. Bila kita menghitung keadaan peral.ihan atau sub-peralihan,
maka persamaan itu berlaku untuk generator yang dibebani hanya jika E , atau E' ,
digantikan dengan Eo.

I 1.9IMPEDANSI URUTAN PADA UNSUR RANGKAIAN


Impedansi urutan-positif dan -negatif dari rangkaian yang linier, simetris, dan statis
adalah identik karena impedansi rangkaian semacam itu tidak teqantung pada urutan
fasanya asal tegangan yang dikenakan seimbang. Impedansi saluran tlansmisi terhadap
arus urutan-nol berbeda dengan imp€dansinya terhadap arus urutan-Positif dan
urutan-negatifnya.
Impedansi mesin berputar terhadap arus dari ketiga urutan tersebut, pada umum'
nya berbeda untuk masing-masing urutan. mmf ynng ditimbulkan oleh arus jangkar
urutan-negatif berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putalan rotor di
mana terdapat gulungan medan dc-nya. Tidak seperti fluks yang dibangkitkan oleh
arus urutan-positif yang berada dalam keadaan berhenti (stationary) terhadap rotor,
fluks yang dibangkitkan oleh arus urutan-n€gatif bergerak dengan cepat menyapu
permukaan rotor. Arus yang diimbas pada gulungan medan dan peredam oleh fluks
jangkar yang berputar mencegah fluks menembus rotornya. Keadaan ini sama dengan
fluks yang berubah dengan cepat segera setelah terjadinya hubungan-singkat pada
terminal mesin. Jalur fluks sama dengan yang kita jumpai dalam perhitungan untuk
reaktansi sub-peralihan. Jadi, dalam suatu mesin dengan rotor berbentuk silinder,
reaktansi sub-peralihan dan reaktansi urutan negatif adalah sarna Nilai-nilai yang
diberikan dalam Tabel A.4 membenarkan pernyataan ini.
Jika arus yang mengalir pada gulungan jangkar mesin tiga-fasa hanyalah arus
urutan-nol, maka arus dan mmf pada salah satu fasanya mencaPai maksimum pada
waktu yang sama seperti arus dan mmf pada setiap fasa yang lain. Gulungan tersebut
tersebar di sekeliling jangkar sedemikian rupa sehingga titik mmf maksimum yang di-
bangkitkan oleh salah satu fasa dipisahkan 120 derajat listrik dalam ruang dari titik
mmf maksimum s€tiap fasa yang lain. Jika mmf yang ditimbulkan oleh arus masing'
rnasing fasa mempunyai distribusi dalam ruang yang berbentuk sinusoida sempurna,
gafik mmf di sekeliling jangkar akan memberikan tiga buah lengkungan berbentuk
sinusoida yanS jumlahnya di setiap titik akan sama dengan nol. Tidak akan ada fluks
yang ditimbulkan pada celah-udara, dan satu-satunya reaktansi dari setiap gulungan
fasa adalah yang disebabkan oleh kebocoran dan lilitan ujung. Dalam mesin yang
sesungguhnya, distribusi gulungan tidak menghasilkan mmf yang berbentuk sinusoida
murni. Fluks yang dihasilkan dari jumlah mmf. Ini memang sangat kecil, tetapi cukup
rnembuat reaktansi uruatan-nol agak lebih tinggi daripada dalam keadaan idealnya
di mana tidak ada fluks celah-udara yang disebabkan oleh arus ututan nolt.
Dalam menuruntan persamaan induktansi dan kapasitansi gluran transmisi
yang ditransposisikan, kita telah memisalkan arus tiga-fasa yang seimbang t€tapi kita
tidak menetapkan urutan fasanya. Oleh kuena itu, persamaan yang dihasilkan berlaku
baik untuk impedansi urutan-positif maupun impedansi urutan-negatif. Bila hanya arus

i Pembaca yang ingin mempel4iad imped.nli-imped{dl mesin dapat rlelihat ya pada buku-buku
semecam Ceotral Station Engineers of Westhghou* Electric Colpotatiolx, Electical Tlansmission
and Distribution Reletence Book, 4th ed., Bab 6, halaman 145-194, E8st Pittsbugh, Pa, 1964;
atau A. E. Fitzgerald, C. Kingsley, Jr., and A. Kusko, Erectic Machlnery, 3rd ed., B.b 5 dan 9,
Mcctaw-Hill Book Compatry, New York, l9?1,
278 Anandt Sb',m Tenqa Lisartk

urutan-nol yang mengalir dalam saluran transmisi arus pada setiap fasi| adalah identik.
Arus itu kembali melalui tanah, melalui kawat tanah di atas tian8, atau melalui kedua-
duanya. Karena arus urutan-nol pada setiaP penghantar fasa identik (bukan hangt
sama besarnya dan tergeser dalam fasa sejauh 120' dan arus fasa yang lain), medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus urutan-nol akan berbeda sekali dengan medan
magnet yang ditimbulkan arus urutan-positif atau urutan-neBatif. Beda dalam medan
magnet ini mengakibatkan bahn a reaktansi induktif urutan-nol saluran transmisi
.di atas tiang menjadi 2 sampai 3 kali lebih besar dari reaktansi urutan'positif' Per'
bandingan ini m€ngarah ke bagian yang lebih tinggi dad daerah yang telah ditetapkan
untuk saluran rangkaian-ganda dan saluran tanpa kawat tanah.
Sbbuah transformator dalam rangkaian t!a'fasa dapat terdfui dari tiga unit transfor'
mator fasa-tunggal, atau dapat juga berupa transformator tiga'fasa langsrng. Meskipun
impedansi seri urutan-nol dari unit tiga'fasa itu dapat sedikit berbeda dari nilai urutan'
positif dan negatifnya, $Jdah menjadi kebiasan untuk menganggap bahwa impedansi
seri untuk semua urutan adalah sama, tanPa memandang jenis transfomator tersebut.
Tabel A.5 memberikan reaktansi transformator. Untuk transfomator 1000 kVA atau
yang lebih besar, reaktansi dan impedansinya hampir sama. Untuk menyederhanakan
perhitungan, kita akan mengabaikan saja admitansi s&lnl, yang memperhitungkan ada'
nya arus penguatan (arciting current).
Impedansi urutan-nol dari beban s€imbang yang teftubung'Y dan 'A akan sama
dengan impedansi urutan positif dan urutan'negatifnya. Jaringan urutan-nol untuk
beban s€macam ini akan kita bahas dalam Bagian I I ' I I '

I I.IO JARINGAN URUTAN-POSITIF DAN NEGATIF


Tujuan kita mendapatkan nilai impedansi urutan sistem daya ialah untuk memungkin'
kan kita menyusun jaringan urutan bagi keseluruhan sistem itu. Jaringan uruian ter-
tentu menunjukkan semua jalur aliran arus dari urutan itu dalam sistem'
Dalam Bab 6 telah kita bahas penyusunan beberapa jadngan urutan'Positif yang
agak kompleks. PeraLihan dari jaringan untan'Positif ke jadngan urutan'negatif sangat
sederhana. Generator dan motol seremPak tiga'fasa hanya mempunyai tegangan inter-
na1 urutan positif, karena mesin tersebut dirancang untuk membangkitkan tegangan
yang seimbang. Karena imPedansi urutan-Positif dan -negatif sana dalam sistem sime'
fiis statis, tentu saja pengubahan jaringan urutan-positif menjadi jaringan urutan-nega'
tif rtapat dicapai hanya dengan mengubalL bila perlu, impedansi yang mewakili mesin
berputar itu saja dan dengan mengabaikan emf'nya. Pengabaian emf ini didasarkan
pudu bahwa tegangan yang dibangkitkan adalah seimbang dan bahwa tidak
"nggupun
tegangan urutan-negatifyang diimbas dari sumber luar.
ada
Karena semua titik netral dari sistem tiga-fasa simetris berada pada potensial yang
sama bila di dalamnya mengalir arus tiga-fasa seimbang maka semua titik netal harus
terletak pada potensial yang sama baik untuk arus urutan-positif maupun untuk arus
urutan-negatif. Oleh karena itu, titik netral sistem tiga-fasa simetris adalah potensial
pedoman yang logis untuk menetapkan jatuh-tegngan urutan-Positif dan 'netaif, dan
merupakan rel pedoman bagi jaringan urutan positif dan -negatif. Impedansi yang ter'
hubung di antam titik netral mesin dan tanah bukan merupakan bagian jaringan urut-
an.positif atau pun jaringan urutan-negatif, karena baik arus uotan'Positif mauPun
urutan-negatif tidak dapat mengalir dalam impedansi yang dihubungkan sePerti itu.
K omp onen lo mrynen Slmcfrs 279

Rel pedom€n

Gnb.r ll.l5. J.lhgao ututan-


legatif untuk contoh 11.3,

Jaringan urutan-negatif, seperti juga halnya dengan jaringan urutan-positif dalam


Bab 6, dapat mengandung rangkaian ekivalen lengkap dari bagian sistem atau dapat
juga disederhanakan dengan mengabaikan rcsistansi sed dan admintansi dunt
Contoh 11,3 Gambarlah jaringan urutan-negatif untuk sistem yang telah di.
lukiskan dalam Contoh 6.10. Misalkan bahwa reaktansi urutan.negatif dari masing-
masing mesin sama dengan reaktansi sub.peralihannya. Abaikanlah resistansi.

J,lwA'Blx: Karena semua reaktansi urutan-negatif sistem tersebut sama dengan


reaktansi urutan.positifnya, jaringan urutan-negatifnya identik dengan jaringan
urutanpositif dari Gambar 6.30 kecuali bahwa emf.emf telah dihitangkan dari
jaringan urutan negatif te$ebut, Jaringan yang diminta dilukiskan dalam Gambar
11.15.

I I.I I JARINGAN URUTAN.NOL


Bagi arus urutan-nol, sistem tiga.fasa bekerja seperti fasa.tunggal, karena arus urutan-
nol selalu sama dalam besar dan fasanya di setiap titik pada semua fasa sistem tenebut.
Oleh karena itu, arus urutan-nol hanya akan mengalir jika terdapat jalur kembali yang
membcntuk rangkaian lengkap. Pedoman untuk tegangan urutan-nol ialah potensial
tanah pada titik dalam sistem itu dimana setiap tegangan tertentu ditetapkan. Karena
arus urutaFnol dapat mengalir dalam tanah, tanah tidak selalu harus berpotensial sama
pada semua titik dan rel pedoman pada jaringan urutan.nol tidak merupakan suatu
tanah dengan potensial yang seragam. Impedansi tanah dan kawat tanah harus di
masukkan ke dalam impedansi urutan.nol dari saluran transnisi, dan rangkaian kem.
bali jaringan urutan-nol ialah penghantar dengan impedansi nol, yan! merupakan rel
pedoman untuk sislem itu. Karena impedansi tanah dimasukkan ke dalam impedansi
urutan-nol, maka tegangan yang diukur terhadap rel pedoman jaringan urutan.nol itu
akan memberikan tegangan ke tanah yang benar.
Dalam suatu rangkaian yang terhubung-Y, di mana tidak ada hubungan dari netral
ke tanah atau ke titik netral lain dalam rangkaian itu, jumlah arus yang mengalir ke
dalam netral pada ketiga fasanya adalah nol Karena arus jumlahnya nol tidak mem-
punyai komponen uutan-nol, impedansi terhadap arus urutan-nol di luar titik netral
adalah tak terhingga; kenyataan ini ditunjukkan oleh rangkaian terbuka dalam jaringan
urutan-nol di antara nefal rangkaian yang terhubung-Y tersebut dan rel pedoman,
seperti terlihat dalam Gambar I 1.16c.
Jika netral suatu rangkaian yang terhubung-Y ditanahkan melalui impedansi nol,
maka hubungan impedansi-nol disisipkan untuk menghubungkan titik netral pada rel
pedoman jaringan urutan.nol, seperti dituniukkan dalam Gambar l1.l6b.
Jika impedansi Z'' disisipkan di antara netral dan tanah rangkaian yang terhubung.
Y, maka impedansi *bespI 32, harus ditempatkan di antan netral dan rel pedoman
280 Analbls Sbtem Tenqa Lbrtlk

(a)

(6)

(c)

Gambat 11.16. Iorlngan umta&nol untuk bebsr ysng terhubung-Y,

jaringan urutan-nolnya, seperti ditunjukkan dalam Gambar ll.l6c. Seperti telah di-
jelaskan dalam Bagian I1.8, jatuh tegangan urutan-nol yang disebabkan oleh Ido yang
mengalir melalui 3Zn dalxn jaringan urutan-nol sama seperti dalam sistem yang se-
sungguhnya di mana 3/oe mengalir melalui Zn. Impedansi ysng tedid dari resistor
atau reaktor biasanya dihubungkan di antara netml generatot dan tanah untuk
membatasi arus urutan.nol pada saat gangguan terjadi. Impedansi resistor atau reaktor
pembatas"arus s€macam itu dilukiskan dalarn jaringan urutan.nol dengan cata seperti
yang telah diuraikan.
Karena tidak dilengkapi dengan jalur kernbali, tentu saja, rangkaian dalam hubung-
an-A akan memberikan impedansi yang tak terhingga terhadap arus salumn urutan-
nol. Jaringan urutan-nolnya terbuka pada rangkaian yang terhubung-A tersebut. Arus
urutan-nol dapat berputar di dalanr rangkaian A, karena A merupakan rangkaian seri
tertutup bagi afls berfasa-tunggal yang berputar. Nama arus seperti itu harus di
bangkitkan dalam A dengan pengimbasan (induction) dari sumber luar atau oleh
tegangan yang dibangkitkan dalam urutan-nol. Rangkaian A dan jaringan urutan-
nolnya diperlihatkan dalam Gambar ll.l7. Bahkan ada tegangan urutan-nol yang
dibangkitkaa pada fasa A, tidak terdapat tegangan urulan.nol di antara terminal A
ters€bui, karena kenaikan tdgangan dalam sctiap fasa generator itu diimbangi oleh
jatuh tegangan pada impedansi urutan-nol dari masing-masing fasa.
x om p onen- kofiponen Slm e'/ct 28t

GJnb.r lf.l7. Beban ydrg


terhubung.A dan jariogar
u!1rtan-lroloya.

Rangkaian ekivalen urutan-nol untuk transformator tiga-fasa s€pantasnya kita


b€rikan perhatian khusus. Berbagai kombinasi yang mungkin dari gulungan primer
dan sekunder yang terhubung dalam Y atau A sudah tentu mengubah pula jaringan
urutan.nolnya. Teori transformator memungkinkan kita untuk membuat rangkaian
ekivalen jaringan urutan-nol. Kita ingat bahwa tidak ada arus yang mengalir di dalam
kumparan primer suatu transformator kecuali jika ada arus yang mengalir pada kum-
paran sckundenya, bila arus magnetisasi yang relatif kecil itu kita abaikan. Kita
juga mengetahui bahwa arus primer ditentukan oleh arus sekunder dan perbandingan
lilitan gulungnya, dengan kembali mengabaikan arus magnetisasinya. Prinsip inilah
yang akan kita pakai sebagai pegangan dalam menganalisis masing-masing keadaan.
&lanjutnya, kita akan membaha's lima kemungkinan hubungan transfotmator dua-
gulungan. Hubungan ini terlihat dalam Gambar I 1.18, Panah dalam diagram hubungan
menunjukkan jalur yang mungkin dialiri oleh arus urutan-nol. Tidak adanya panah
berarti bahwa hubungan transformator adalah sedemikian sehingga arus urutan-nol
ddak dapat mengalir. Rangkaian ekivalen yang mendekati untuk urutan-nol, di mana
resistansi dan jalur arus magnetisasi diabaikan, terlihat pada Gambar 11.18 untuk
masing-masing hubungan. Huruf P dan O memberikan titik yang bersesuaian pada
diagram hubungan dan rangkaian ekivalen. Alasan yang membenarkan rangkaian eki-
valen untuk masing-masing hubungan tersebut adalah sebagai berikut.

I(rrulr 1: Bangku Y-Y, dengan Sotu Ditanahkan. Jika ada satu dari netral
bangku Y-Y tidak ditanahkan, maka arus urutan-nol tidak dapat mengalir pada kedua
gulungan. Tidak adanya jalur melalui salah satu gulungan mencegah mengalirnya arus
pada gulungan yang lainnya. Jadi, terdapat rangkaian terbuka untuk arus urutan-nol
di antara kedua bagian dari sistem yang dihubungkan oleh transformator itu.

KTADAAN 2: Bangku Y-Y, dmgan Kedua NetruInya Ditanahkan Bila kedua netral
bangku Y-Y ditanahkan akan terdaPat jalur lewat transformator untuk arus urutan-nol
kedua gulungannya. Asalkan arus urutan-nol itu dapat mengikuti rangkaian lengkap di
luar transformator pada kedua sisinya, arus itu dapat mengalir pada kedua gulungan
transformator tersebut. Dalam jarhgan urutan-nol, titik-titik pada kedua sisi transfor'
mator dihubungkan oleh impedansi urutan-nol transformator dengan cara yang sama
seperti pada jaringan urutan-positif dan -negatifnya.

l(r.e.oaa.N 3: Beban Y-4


Y ditanahkan. Jika netral bangku Y-A ditanahkan, arus
urutan-nolnya akan mempunyai jalur ke tanah melalui Y karena arus imbasnya yang
bersesuaian dapat-beredar di dalam A. Arus urutan-nol yang beredar di dalam A untuk
mengimbangi arus urutan-nol di dalam Y tidak dapat mengalir pada saluran yang
terhubung ke-A. Rangkaian ekivalennya harus meflyediakan jalur dari salumn pada
sisi Y melalui resistansi dan reaktansi bocot ekivalen transfomator ke rel pedoman.
Suatu rangkaian terbuka harus terdapat di antara saluran dan rel pedoman pada sisi
A. Jika hubungan antam netral dan tanah mengandung imPedansi Zn, maka rangkaian
282 Aaalilit Sittem Tenaga Li.strik

I RANGKAIAN EKIvALEN
LAitBAiid HUBUNGANI URUTAN.NOL
,2oa
.----J-dduIL ---i
f.e
"-JJt

Rel pedomsn

dJtf-e
++
G td+
.__J
oZ.o
'------J-!rfi-\--------

Rel pedornan
j

"-lJ(f-e it \
ir2
g> ;e Rel podoman

'.J.ufin-
"Zoa
tt" ---:

Y>
Rel pedoman

4tat-,
AA
flel pedoman

Cambrr 11.18. Ralgkaian ekivalen urutan-rol banSku translotmatot (tratrsformer banks)


bersama dengan diaFam hubungan dan lamba4nya untuk diagram s aris.

ekivalen urutan-nolnya harus memPunyai impedansi sebesat 3 Zn yang sering dengan


resistansi dan reaktansi bocor ekivalen transformator untuk menghubungkan saluran
pada sisi Y ke tanah.

I(Erp,c.lN 4: Bangku Y-A, Y tidak ditanahkan. Bila Y tidak ditanahkan sama


halnya dengan keadaan di mafia impedansi Zn di antara netral dan tanah adalah tak
terhingga. Impedansi 3 Zn pada rangkaian ekivalen dalam keadaan-3 untuk impedansi
urutan-nol menjadi tak terhingga. Arus urutan-nol tidak dapat mengalir pada gulungan
transformator itu.

IGroelr 5: Bangku A-A. Karena rangkaian A tidak menyediakan jalur kembali


untuk arus urutan.nol, arus urutan-nol tidak dapat mengalir ke dalam bangku A-A,
meskipun arus tersebut dapat beredar di dalam gulungan A-nya.

Rangkaian ekivalen urutan-nol yang secara terpisah telah ditentukan untuk


berbagai bagian sistem, dengan mudah dapat digabungkan untuk membentuk jaringan
urutan-nol yang lengkap. Gambar 11.19 dan 11.20 menunjukkan diagram segaris
Kofiponen-komqoien Slme''ls 283

untuk dua sistem daya yang kecil dan jadngan urutan-nolnya yang sesuai tel4h diseder-
hanakan dengan mengabaikan resistansi dan administrasi shuntnya.

Contoh 11.4. Gambarlah jaringan urutan-nol untuk sistem yang telah diuraikan
dalam Contoh 6.10. Misalkan bahwa reaktansi urutan-nol untuk genentor dan
motor itu adalah 0.05 per satuan. Reaktansi pembatas arus sebesar 0,4o masing-
masing terpasang pada netral generator dan motor yang lebih besar. Reaktansi
urutan-nol saluran transmisinya adalah l,5o/km.

JAWABAN: Reaktansi bocor urutan-nol untuk transformator sama dengan reak-


tansi urutan-positifnya. Jadi, untuk transformator itu, Xo = 0.0857 per satuan
dan 0,0915 per satuan, seperti dalam Gambar 6.10.
Reaktansi urutan-nol untuk generator dan motor adalah

Generator: Xo: Q05 per satuan

Motor t: xo:o,osffi(*!I)': Ooo86 per satuan


Motor 2: Xo : eOs*1P(jlj)' : on?2 per satuan

<)a

Gambrr 11.19. Diagam segaris


sistem daya kecil drn jaingan
urutan-nol yang sc$rai.

f) :-+

-.- o-.]':
,i&E
v l,ut ta:: vr tx
w\rzl
Llv
\
<ra +YY

Garrbor 11.20. Diagram se$ris sirtem daya kecil d.tl jarirgratr urutan-rol yang cesrai.
284 AnaINt Slstem Tenrya Listtik

Dalam rangkaian generatot

z dzsar =(l$ = t,rr n

dan dalam rangkaian motor

Z d64 : 03,e1 : q635 e

Dalam jaringan impedansi untuk generator

32, = 3 o'wPer satuan


#=
dan untuk motor

32,: 3 per satuan


#:1,890
Untuk saluran tran$nisi

, = Aa-rru! = 0,5,s5 per satuan


"
Jaringan urutan-nolnya terlihat pada Gambar I l 21.

1I.I2 RINGKASAN
Tegangan dan arus tak seimbang dapat diuraikan ke dalam komponen simetrisnya.
Soal.soal akan diselesaikan dengan menangani masing-masing himpunan komponen
secara terpisah dal kemudian menggabungkan hasilnya.
Dalam jadngan seimbang yang tidak mempunyai gandengan (coupling) antara
beberapa fasa, arus salah satu urutan fasa mengimbas jatuh-tegangan dengan urutan
yang sama saja. Impedansi elemen rangkaian terhadap arus yang berbeda urutannya
tidak perlu selalu sama.
Suatu pengetahuan tentalg jaringan urutan-positif diperlukan untuk studi beban
pada sistem daya, untuk perhitungan gangguan, dan untuk studi kestabilan. Jika
perhitungan gangguan atau studi kestabilan itu menyangkut gangguan tidak simetris
pada sistem yang selebihnya adalah simetris, diperlukan juga jadngan urutan-negatif
dan urutan-nol. Diperlukan perhatian khusus untuk mengsintesis jaringan urutan-nol,
karenajaringan urutan.nol ini mungkin sangat berbeda dari yang lain.

io,o857 jol445 jo&9t5

Gamb.t lf.2l. tari$gan urutan.nol untuk Contoh 11.4.


X omp oren- kompone n S ime ds 285

SOALSOAL

1l.l HituruLh perlyataan be kut dalam bentuk polar (kutub):


(a) a- I
lb) l - o'+.t
lcl a2 + o+j
kll je + ot
V11.2 Jlk^ Vsr, = sObL, van = )0f29' , dN t/dro = l08qq v, tentukanlah secara analitis tegang-
an ke netral Vo* V6n dan ,/cn, dan tunjukkan juga secara Srafis jumlah kofiponen simetrk yang
dikrikan yang menentukan tegangan ssluran ke netal.
- .(l.J fiLa teminal d eratu genelato! terbuka, sedangkail kedua terrninal lahnya ierhubung satu
- dinean yatlg lail, dan di antara hubungan ini dan tanah teldapat. hubung-singkat, maka nilai yang
khas urtuk komponen arus simetris pada fasa a adalah Iu = 6OOf-90" A,Id^ = 25Of9X A, dan
tr, = 35Ol9X A. Hitunglah arur yang mengali ke tanah dan arus pada rnasirig-masing fasa gene-
mtot.
11.4 Tentukan komponen simetris ketiga arus |a= l0,h:, Ib = 10p3q', d.n tc = 10f1!9: A.
11.5 Arus yang merya& dalam salutar meruju ke beban seimbau yaflg terhubung dalam A
adalah Io = IOOIY_, Ib = t41,4 < 225', dan .1" = 160/qO' A. Tentukanlah iumus umum untuk
hubung,an antara kofiponen simetris a
s saluran yang mengalt rn€nuju beban yatg torhubung-A
dan arus fasa dalam beban itu, yaitu anti[a lar danrdb. dan anlara Id" dan/o5r. Mulailah dengan
mengg:unblu diagram fasor dali arus saluran dan fasa irrutan-positu dan -negatif, Hitunglah /cb
dalarn ampere dari komponen $imetlis arus saluran yang diberikan.

ll.6 Tegangan pada terminal dad beban seimbang yang terdi dali tiga buah lesfutor l&fl yarg
terhubung-Y aaabn vo6 = loo0' , Vue. 80,8 / - f2i, 44',.d aa vca = gotJ2tD v. Tentukanlah
tumuS umum unfuk hubungar ztntara komponen sirnetds tegatgatr saluran dan fasa, yaitu di
.ntata Vobr drr. vo da'l' di artata Vo6, dan Zonz. Misalkan bahva lidak ada hubung.n ke
netral beban. Hitunglah arus saluran dad komponen simettis tegangan salutal yang dibetikan.
ll,? Hitunglah daya yang terpakai pada ketiga resistot l$c, dalam Soal 11.6 dari komponen
simetris aru$ dan tegangan. Pertahankanlah jawaban Anda.
ll.8 Tiga buah tlandormasi fasa-tunggalrdihubungkan sepetti terlihat dalam Gambat 11 22 untuk
membentuk ttansfotmator Y-a. Gulungu tegangan-tingginya terhubung.Y dengan tanda kutub
s€perti yang ditunjukkan. Culungan yant digandeng s€cara ftagnetis digsmbarkas dalam arsh yang
sejaj.r, Tentukanlah petretnpalan tarda kutub yang besar pada Sulunga! tegangan-rendah. Tunjuk.
kanlah termhal yatB dibe.i angka pada tisi tegangan-tendah (4) detgan huruf 4 ,, dat c di mana
.Iar rilendahului tor dengan 30' dan (D) deng,an huruf a', D', dan c' sehingga ldr berbeda faca
sebesar 90' terhadap IAI
ll.9Misalkan bahwa arus yang ditetapkan dalam Soal 11.5 mengalir menuju beban dad salulan
yang terhubung te sfuiY dari tnnsformator A-Y dengan tatitg l0 MVA, 13,2a/66Y kv. Tentu.
kat ah atus yang mngalir dalam saluran pada sisi A dergan mergubah komporen simetris atus ke

G.rnb[ 11.22. Rangkaian untuk Soa.l 11.8.


286 A'?allsk Slstem Tetaga Ltstrlk

dalam per satuan detlgan dasa! aating trandormator dan dengan komponen limetds arus ke dalam
per satuan dqnEEFdada-.€tieei&C€rirntor dan dengan menggeser komponen menurut Penarna- .

atl (11.23). Ujilah hasilnya deng]an menghitung arus di setisp fasa gulullgan A dalam ampere lang-
glng dari arus pada sisi Y dengan mengalikan dengan perbandingan jumlah lilitafl guhlngan. Leng-
kapilah pengujiafl tersebut detlgi.n menghitung arus slumn dali arus fasa pada sisi A.
I l.l0 Tegangan seimbang tiga-fasa lebesar 100 V artar-saluian dikenakan pada bebar yang redid
dari tiga buah resistor yang dihubungkan"Y. Netral da beban itu tidak ditanahkan. R€sistansi
pada fas. d adalah 10O, pada fasa , 20O, dan pada fasa c 30O. Pilihlah I/ob s€bagai referensi
dar tentukar arus pada fasa a dan t€gangan y.n.
ll,ll Gambarlah jaringan impedansi urutan-negatif dan urutan-lol untuk sistem daya dalam Soal
6.15. Tuliskan niLi dari semua reaktansi dalafi per satual dengan dasat 50 MVA, 13,8 kV dalam
rangkaian geretator 1. Belilah huluf pada jaringan yang belsesraian dengan dia$am segiarisnya.
Netral dad generator 1 dan 3 dihubungkan ke tanah melalui reaktor pembatas a s yang mempu.
nyai .eaktansi sebosar 5%, masing-mashg terhadap dasar mesin ke mana rcaktor tersebut dihubung-
kat. Masing-masing genelator rneftpunyai reaktansi urutan-nol sebest 2O/o daa 5%, deogan dasar
Iatingnya s€ndiri. Reaktansi urutalFlol salulall transrnisinya adalah 2l0o dari, ke C dan 259f,l
H\keE
(t t.tU.Camtartatr jaringan impedansi urutan-negatif dan -nol untuk sistem daya dalam Soal 6.16.
fu6h SO MvA, 138 kV sebagai dasar dalam $aluran tnnsrnisi 40-o itu, dan tuliskanlah semua
reaktaNi dalam per satuan. Reaktansi ututatu€atif masing-masir8 mesin serempak adalah sarna
dengan reaktansi srb.peralihannya. Reaktansi urutan-nol masing-masing mesin adalah 8% den8an
dasar ratingnya sendiri. Netual dari mesir itu dihubuotkan ke tanah melalui .eaklor pembataearus
yatg ffernpunyai reaktansi sebeSer 5%, masing-masing terhadap dasar mesin ke mala reaktor
telsebut dihubungkar. Misalkan bahwa reaktansi ututan-rol salur&n transmisi dal?Ji 3OV% dati
r€sktansi ulutan-po$itifnya.

Anda mungkin juga menyukai