Anda di halaman 1dari 29

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Mesin Sinkron

Mesin sinkron adalah mesin listrik yang dapat

digunakan sebagai motor bila diberikan energi listrik

dan sebaliknya dapat digunakan sebagai generator bila

diberikan energi mekanik.

Dengan demikian mesin sinkron dapat dibagi

dengan dua bagian, yaitu :

1. Generator Sinkron atau Altenator

2. Motor Sinkron

1.2 Generator Sinkron

Generator sinkron adalah mesin listrik yang dapat

merubah energi mekanik menjadi energi listrik AC.

Adapun frekuensi yang dihasilkan dari generator

sinkron ini sinkron dengan putaran dari generator.

Generator sinkron dengan definisi sinkronnya

mempunyai makna bahwa frekuensi listrik yang

dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis

generator tersebut Hubungan antara medan magnet

pada mesin dengan frekuensi listrik pada stator

ditunjukan pada Persamaan 1 dibawah ini:


𝑛𝑠𝑝
𝑓= ……………
120

1.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron (Gambar)

Adapun prinsip kerja dari generator sinkron

secara umum adalah Kumparan medan yang terdapat

pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi

tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap

kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang

mengalir melalui kumparan medan maka akan

menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu

adalah tetap.

Adanya perubahan fluks magnetik yang

melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl

induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut.

Gambar 1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron


1.2.2 Konstruksi Generator Sinkron

Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada

lilitan rotor untuk mengahasilkan mdan magnet rotor.

Rotor generator diputar oleh prime mover

menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.

1.2.2.1 Stator

Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan

ferromagnetik yang berbentuk laminasi untuk

mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti

ferromagnetik yang bagus berarti permebilitas dan

resistivitas dari bahan tinggi.

Gambar 1.4 Inti Stator dan Alur pada Stator

Gambar diatas, memperlihatkan alur stator

tempat kumparan jangkar. Belitan jangkar (stator)


yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga phasa,

ada dua tipe yaitu:

a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).

b. Belitan berlapis ganda (Double Layer

Winding).

1.2.2.2 Rotor

Untuk medan rotor yang digunakan

tergantung pada kecepatan mesin, mesin dengan

kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai

bentuk silinder. Sedangkan mesin dengan kecepatan

rendah seperti hydroelectric atau generator listrik

diesel mempunyai rotor kutub menonjol.

Gambar 1.7 Rotor Kutub Silinder


Gambar 1.8 Rotor Kutub Menonjol

Ada 2 jenis bentuk kutup magnet generator

sinkron pada rotornya yang dapat dijabarkan sebagai

berikut.

1. Rotor kutup sepatu atau menonjol (salient).

Pada kutub sepatu (salient), kutub magnet

menonjol keluar dari permukaan rotor. Rotor kutub

sepatu ini biasanya digunakan untuk rotor dengan

empat atau lebih kutub. Karena kutup rotornya

banyak, maka biasanya rotor ini digerakkan dengan

kecepatan yang rendah.

2. Rotor kutup silindris (non salient).

Kutup ini terdiri dari alur-alur dan gigi yang

yang dipasang untuk menempatkan kumparan medan.


Pada kutub silindris (non salient), konstruksi kutub

magnet rata dengan permukaan rotor yang

membentuk seperti silinder. Rotor silinder ini

umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan

empat kutub.

1.2.3 Jenis-Jenis Generator Sinkron

Berikut ini adalah beberapa klasifikasi atau

jenis-jenis dari generator sinkron yaitu :

Jenis dari generator sinkron berdasarkan

letak kutubnya dibagi menjadi, yaitu :

a. Generator kutub dalam : generator kutub

dalam mempunyai medan magnet yang

terletak pada bagian yang berputar

(rotor).

b. Generator kutub luar : generator kutub

luar mempunyai medan magnet yang

terletak pada bagian yang diam (stator)

Jenis dari generator sinkron berdasarkan

putaran medan dibagi menjadi, yaitu :

a. Generator sinkron.

b. Generator asinkron.

Jenis dari generator sinkron berdasarkan

jenis arus yang dibangkitkan dibagi menjadi, yaitu


a. Generator arus bolak-balik (AC)

b. Generator arus searah (AC)

Jenis dari generator sinkron jika dilihat dari

fasanya dibagi menjadi, yaitu :

a. Generator satu fasa.

b. Generator tiga fasa.

Jenis dari generator sinkron jika berdasarkan

rotornya dibagi menjadi, yaitu :

a. generator rotor kutub menonjol

b. generator rotor kutub rata (silindris)

Jenis dari generator sinkron berdasarkan

jenis sikatnya dibagi menjadi, yaitu :

a. Generator dengan sikat

b. Generator tanpa sikat

1.2.4 Hukum-Hukum Yang Berlaku Pada Generator

Sinkron

Berikut ini adalah beberapa hukum- hukum yang

ada digunakan pada generator sinkron yaitu :

1.2.4.1 Kaidah Tangan

Dalam menentukan arah arus dan tegangan

(Ggl atau EMF) yang timbul pada penghantar pada

setiap detik berlaku Hukum tangan kanan Fleming

perhatikan Gambar 1.10 berikut :


Gambar 1.10 Kaidah Tangan Kanan Flamming

Dimana :

a. Jempol menyatakan arah gerak F atau

perputaran penghantar.

b. Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit

dari kutub utara ke kutub selatan

c. Jari tengah menyatakan arah arus dan

tegangan.

1.2.4.2 Hukum Faraday

Michael faraday (1791-1867), seorang

ilmuwan jenius dari inggris menyatakan bahwa:

a) Jika sebuah penghantar memotong garis-

garis gaya dari suatu medan magnetik

(flux) yang konstan, maka pada

penghantar tersebut akan timbul tegangan

induksi.
b) Perubahan flux medan magnetik didalam

suatu rangkaian bahan penghantar, akan

menimbulkan tegangan induksi pada

rangkaian tersebut.

Gambar 1.2 akan menjelaskan mengenai

fenomena tersebut.

Gambar 1.2 Hukum Faraday, Induksi

Elektromagnetik

1.2.4.3 Hukum Lenz

Pada tahun 1835 seorang ilmuwan jenius

yang dilahirkan di Estonia, Heinrich Lenz (1804-

1865) menyatakan bahwa:

“arus induksi elektromagnetik dan gaya

akan selalu berusaha untuk saling meniadakan

(gaya aksi dan reaksi)”


Gambar 1.12 Percobaan Hukum Lenz

1.2.4.4 Gaya Lorentz

Gaya lorentz merupakan gabungan antara

gaya elektrik dan gaya magnetik pada suatu medan

elektromagnetik. Gaya Lorentz ditimbulkan karena

adanya muatan listrik yang bergerak atau karena

adanya arus listrik dalam suatu medan magnet. Arah

dari gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah

kuat arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada

(B)

1.2.4.5 Hukum Bio-Savart

Medan magnetik akan timbul pada

penghantar yang dialiri arus listrik. Konsep ini telah

diteliti oleh ilmuwan asal Denmark, yaitu Hans

Christian Oersted (1777-1851). Dari hasil

penelitiannya, Oersted mengemukakan bahwa jika


sebuah magnet didekatkan pada suatu penghantar

yang dialiri arus listrik, maka magnet tersebut akan

menyimpang (terjadi simpangan). Penyimpangan ini

dibuktikan dengan bergeraknya jarum kompas saat

didekatkan pada sebuah kawat yang berarus.

1.2.5 Rugi-Rugi Generator Sinkron

Adapun rugi rugi generator sinkron yaitu :

1.2.5.1 Rugi Listrik

Rugi listrik juga dikenal dengan rugi

tembaga yang terdiri dari kumparan armatur,

kumparan medan seri dan kumparan medan shunt.

Rugi kumparan armatur ( Par = Ia 2 ⋅ Ra)

sebesar sekitar 30 sampai 40% dari rugi total pada

beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan

shunt ( Psh = Ish 2 . Rsh ) bersama – sama dengan

kumparan medan seri ( Psr = Isr 2 . Rsr ) sebesar

sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh.

1.2.5.2 Rugi Besi

Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang

terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus pusar yang

timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi

mesin dengan hanya lilitan peneral utama yang

diberi tenaga pada generator sinkron, rugi ini


dialami oleh besi armatur, meskipun pembentukan

pulsa fluks yang berasal dari mulut celah akan

menyebabkan rugi pada besi medan juga, terutama

pada sepatu kutub atau permukaan besi medan.

Maka rugi besi dalam keadaan terbebani

ditentukan sebagai harga pada suatu tegangan yang

besarnya sama dengan tegangan ukuran yang

merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm

armatur pada saat terbebani.

1.2.5.3 Rugi Mekanik

Rugi mekanik terdiri dari :

a) Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan

sikat dan sumbu. Rugi ini dapat diukur

dengan menentukan masukan pada mesin

yang bekerja pada kecepatan yang

semestinya tetapi tidak diberi beban dan

tidak literal.

b) Rugi angina (windageloss) atau disebut juga

rugi buta (stray loss) akibat adanya celah

udara bagian rotor dan bagian stator. Besar

rugi mekanik sekitar 10 sampai 20% dari

rugi total pada beban penuh.


1.2.6 Hukum Terang Dan Hukum Gelap

Ada beberapa metode lampu sinkronisasi yang

dapat digunakan untuk mengetahui keadaan telah

sinkron pada pengoperasian paralel antar generator

sinkron yaitu.

1.2.6.1 Hukum Terang

Dalam metode ini, prinsipnya ialah

menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu R dengan

V, S dengan W, T dengan U seperti yang terlihat

pada gambar diatas. Jika antara fasa terdapat beda

tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama

terang dan generator siap untuk diparalel.

1.2.6.2 Hukum Gelap

Dalam metode ini, prinsipnya ialah

menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu R dengan

U, S dengan V, T dengan W seperti yang terlihat

pada gambar diatas. Jika rangkaian paralel benar

(urutan fasa nya sama) maka lampu L1 ,L2 dan L3

akan gelap secara bersamaan. Pada saat lampu nyala

terang maka beda phasanya besar, dan jika

lampunya redup maka beda phasanya kecil.


1.2.7 Cara Parallel Generator Sinkron

Keuntungan dari dilakukannya paralel alternator

ialah :

1. Mendapatkan daya yang lebih besar.

2. Untuk memudahkan penentuan kapasitas

generator,

3. Untuk menjamin kotinuitas ketersediaan

daya listrik.

4. Untuk menjamin kotinuitas ketersediaan

daya listrik.

1.2.7.1 Tegangan Sama

Dengan adanya tegangan kerja yang sama

diharapkan pada saat diparalel dengan beban

kosong power faktornya 1. Dengan power factor 1

berarti tegangan antara 2 generator persisi sama

jika 2 sumber tegangan itu berasal dari dua sumber

yang sifatnya statis misal dari battery atau

transformator maka tidak akan ada arus antara

keduanya.

Namun karena dua sumber merupakan

sumber tegangan yang dinamis (generator) Maka

power factornya akan terjadi deviasi naik dan turun

secara periodic bergantian dan berlawanan.


1.2.7.2 Urutan Phasa Sama Dan Sudut Phasa Sama

A. Urutan phase sama

Yang dimaksud urutan phase adalah

arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan

ini dalam dunia industri dikenal dengan

nama CW (clock wise) yang artinya searah

jarum jam dan CCW (counter clock wise)

yang artinya berlawanan dengan jarum jam.

Hal ini dapat diukur dengan alat phase

sequence type jarum.

B. Sudut phase sama

Mempunyai sudut phase yang sama

bisa diartikan, kedua phase dari 2 Generator

mempunyai sudut phase yang berhimpit

sama atau 0 derajat.

Dalam kenyataannya tidak

memungkinkan mempunyai sudut yang

berhimpit karena genset yang berputar

meskipun dilihat dari parameternya

mempunyai frekuensi yang sama namun

jika dilihat menggunakan synchronoscope

pasti bergerak labil.


1.2.7.3 Frekuensi

Frekuensi (Hertz) masing-masing generator

sama. Pada saat hendak paralel, dua buah genset

tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis.

Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka

genset tidak akan bisa paralel karena sudut

phasanya belum sesuai, maka salah satu harus

dikurang sedikit atau dilebihkan sedikit untuk

mendapatkan sudut phase yang tepat.

Frekuensi yang biasa digunakan dalam

bidang industri, kita mengenal 2 jenis frekuensi

yaitu Frekwensi 50 hz dan Frekwensi 60 hz.

Frekuensi berhubungan dengan kecepatan putaran

(RPM) pada penggerak generator.

1.2.8 Proteksi Generator Sinkron

Generator merupakan sumber energi listrik

didalam system tenaga listrik, maka perlu dilakukan

proteksi dari semua gangguan jangan sampai

mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan

sangat mengganggu penyediaan tenaga listrik.

1.2.8.1 Under Voltage

Under Voltage adalah penurunan tegangan

sebesar lebih dari 90% tegangan nominal dalam


waktu yang cukup lama atau lebih dari 1 menit, juga

termasuk gangguan long duration. Yang disebabkan

oleh pengkawatan yang kurang baik dan

pembebanan yang berlebih.

1.2.8.2 Over Voltage

Tegangan yang berlebihan melampaui batas

maksimum yangdiijinkan dapat berakibat

tembusnya (breakdown) design insulasi

yangakhirnya akan menimbulkan hubungan

singkat antara belitan.

1.2.8.3 Under Frekuensi

Under frequency relay pada generator

berfungsi sebagai pengaman kecepatan yang

kurang

Under frequency relay akan bekerja bila

frekuensi sistem lebih kecil atau kurang dari

frekuensi settingnya yang di butuh kan.

1.2.8.4 Over Frekuensi

Over frequency relay pada generator

berfungsi sebagai pengaman kecepatan lebih

(overspeed).
Overfrequency relay akan bekerja bila

frekuensi sistem lebih besar atau sama dengan

frekuensi settingnya.

1.2.8.5 Beban Penuh

Bila Generator diberi beban yang berubah-

ubah maka besarnya tegangan terminal V akan

berubah-ubah pula. Hal ini disebabkan adanya

kerugian tegangan pada:

1. Resistansi jangkar Ra

2. Reaktansi bocor jangkar XL

3. Reaksi Jangkar Xa

1.2.8.6 Kehilangan Medan Magnet (Eksitasi)

Untuk membangkitkan medan magnit pada

rotor, maka diperlukan arus searah ( DC ) yang

umumnya disebut penguat. Perangkat yang

berfungsi untuk mensupplai arus penguat ini

disebut eksiter ( Exciter ) / sistem eksitasi.

Saat generator diputar, Pilot Exciter yang

memiliki permanent magnet pada rotor (field)

coilnya akan membangkitkan tegangan AC. Power

ini kemudian akan menjadi sumber power untuk

AVR (Automatic Voltage Regulator).


1.2.8.7 Kehilangan Putaran

Bila terjadi gangguan pada rangkaian arus

penguat, sehingga medan penguat generator

menjadi lemah atau hilang, maka generator

mengalami kondisi “out of step” atau lepas dari

sinkronisasinya dengan system.

Hal ini dapat menimbulkan gangguan dalam

sistem khususnya. Oleh karenanya pada generator

yang mempunyai daya relatif besar disediakan

Loss of Field relay

1.2.8.8 Daya Balik

Daya balik merupakan suatu gangguan

berubahnya fungsi generator menjadi motor (beban)

pada sistem pembangkit listrik. Gangguan ini terjadi

pada sistem tenaga listrik yang terintegrasi

(Interconnected system).

Pada kondisi normal generator-generator yang

tersambung secara paralel akan bekerja secara

serentak dalam membangkitkan tenaga listrik.

1.2.9 Permanen Magnet Generator

Prinsip kerja generator sinkron dengan generator

sinkron magnet permanen sesungguhnya tidak jauh


berbeda. Penggunaan magnet permanen menghasilkan

medan magnet yang tetap sehingga tidak memerlukan

pencatuan arus searah untuk menghasilkan medan

magnet.

Generator sinkron magnet permanen merupakan

mesin listrik berputar dengan 3-fase stator klasik yang

seperti generator induksi pada umumnya. Rotornya

mempunyai magnet permanen yang terpasang pada

permukaan.

Dalam hal ini, Generator sinkron magnet

permanen hamper sama dengan motor induksi, dimana

medan magnet celah udara yang dihasilkan oleh magnet

permanen, sehingga medan magnet pada rotor konstan.

1.2.10 Perbedan Generator Sinkron Dengan Generator

Asinkron

Pada generator asinkron energi listrik dihasilkan

hanya oleh putaran rotor terhadap stator, sedangkan

pada generator sinkron energi listrik dihasilkan oleh

putaran rotor terhadap stator dan lilitan rotor yang

diumpani sumber arus DC.

Generator sinkron (sering disebut alternator)

adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah

daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron


dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator

sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

Generator induksi (Asinkron) adalah mesin

induksi yang bekerja sebagai generator,oleh karena itu

mesin induksi mempunyai persamaan dan konstruksi

yang sama untuk generator maupun untuk motor.

Generator ini mendapat eksitasi dari luar, syarat

utama tegangan dapat timbul untuk generator induksi

adalah jika Nr>Ns dengan Nr = kecepatan rotor dan Ns

= kecepatan sinkron

1.3 Motor Sinkron

1.3.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron (Gambar)

1.3.2 Konstruksi Motor Sinkron (Gambar)

1.3.3 Jenis-Jenis Motor Sinkron

1.3.3.1 Non-Excited Motor

1.3.3.2 Motor Arus Searah Langsung

1.3.4 Hukum-Hukum Motor Sinkron

1.3.4.1 Kaidah Tangan Kanan

1.3.4.2 Hukum Faraday

1.3.4.3 Hukum Lenz

1.3.4.4 Gaya Lorentz

1.3.4.5 Hukum Bio-Savart

1.3.5 Rugi-Rugi Motor Sinkron


1.3.5.1 Rugi-Rugi Inti

1.3.5.2 Rugi-Rugi Mekanik

1.3.5.3 Rugi-Rugi Belitan

1.3.5.4 Rugi-Rugi Strayload

1.3.5.5 Cara-Cara Menentukan Rugi-Rugi Pada

Motor

1.3.6 Proteksi Motor Sinkron

1.3.6.1 Under Voltage

1.3.6.2 Over Voltage

1.3.6.3 Under Frekuensi

1.3.6.4 Over Frekuensi

1.3.6.5 Kehilangan Putaran

1.3.6.6 Daya Balik

1.3.7 Perbedaan Motor Sinkron Dengan Motor

Asinkron
BAB II

PERCOBAAN STATOR TERHUBUNG

BINTANG

2.1 Percobaan beban nol

2.1.1 Tujuan percobaan

2.1.2 Teori singkat

2.1.3 Peralatan percobaan

2.1.4 Rangkaian percobaan

2.1.5 Prosedur percobaan

2.1.6 Data hasil percobaan

2.1.7 Analisa data

2.1.8 Grafik

2.1.9 Kesimpulan

2.2 Percobaan hubung singkat

2.2.1 Tujuan percobaan

2.2.2 Teori singkat

2.2.3 Peralatan percobaan

2.2.4 Rangkaian percobaan

2.2.5 Prosedur percobaan

2.2.6 Data hasil percobaan

2.2.7 Analisa data

2.2.8 Grafik
2.2.9 Kesimpulan

2.3 Percobaan berbeban

2.3.1 Tujuan percobaan

2.3.2 Teori singkat

2.3.3 Peralatan percobaan

2.3.4 Rangkaian percobaan

2.3.5 Prosedur percobaan

2.3.6 Data hasil percobaan

2.3.7 Analisa data

2.3.8 Grafik

2.3.9 Kesimpulan
BAB III

PERCOBAAN STATOR TERHUBUNG

BINTANG

3.1 Percobaan beban Nol

3.1.1 Tujuan Percobaan

3.1.2 Teori Singkat

3.1.3 Peralatan percobaan

3.1.4 Rangkaian percobaan

3.1.5 Prosedur Percobaan

3.1.6 Data hasil percobaan

3.1.7 Analisa data

3.1.8 Grafik

3.1.9 Kesimpulan

3.2 Percobaan hubung singkat

3.2.1 Tujuan Percobaan

3.2.2 Teori Singkat

3.2.3 Peralatan percobaan

3.2.4 Rangkaian percobaan

3.2.5 Prosedur Percobaan

3.2.6 Data hasil percobaan

3.2.7 Analisa data

3.2.8 Grafik
3.2.9 Kesimpulan

3.3 Percobaan berbeban

3.3.1 Tujuan Percobaan

3.3.2 Teori Singkat

3.3.3 Peralatan percobaan

3.3.4 Rangkaian percobaan

3.3.5 Prosedur Percobaan

3.3.6 Data hasil percobaan

3.3.7 Analisa data

3.3.8 Grafik

3.3.9 Kesimpulan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
FORMAT TULISAN

Garping : warna hijau metallic mygel

Judul : black blue mygel

Sub judul : orange mygel

Sub-sub judul : ungu mygel

sub-sub sub judul beserta isi : hitam mygel

gambar : tulis tangan kemudian di tebali dengan warna

pink metallic mygel

keterangan symbol pada gambar : warna coklat mygel

keterangan gambar : biru mygel

Tabel : Silver My Metal

Keterangan tabel : merah mygel

Isi tabel : black green mygel

Format untuk di luar garping : Emas My Metal

Pojok kiri atas : LABORATORIUM KONVERSI

ENERGI LISTRIK

Pokok kanan atas : MESIN SINKRON

Pojok kiri bawah : BAB … (isi sesuai bab yang

sdang di tulis)

Pojok kanan bawah : NAMA

NIM

GROUP
Tengah bawah : nomor halaman (black blue

mygel)

NB : Untuk Sub judul mohon digunakan angka

romawi

Contoh : I.1, II.2, III.3 disesuaikan

berdasarkan bab nya.

Anda mungkin juga menyukai