FISIKA INTI:
TEORI DAN
PENERAPANNYA
Abdurrouf
Fisika UB
2015
ii
Prakata
Fisika
Studi S1IntiFisika
(MAP4217)
UB dengan adalah salah
bobot satu mata
3 SKS. Mata kuliah
kuliah wajib
ini di- di Pro- untuk
desain gram
mahasiswa
Modern semester
di5semester 3,4, tetapi
yaitu mereka
baru akan yang sudah
mendapatk- men- dapatkan
anDengan
Fisika Fisika
Statistik di
semester
pembahasan dan Fisika Kuantum di semester 6.
yang terkait dengan konsep kuantum atau statistik akan demikian,
diberikan
Sebagai secara
matakualitatif.
kuliah wajib, Fisika Inti membutuhkan keberadaan
buku
silabusajar
Fisikasebagai pegangan.pada
Inti, mengacu Buku ajar ini2011,
kurikulum ditulisdanuntuk kebutuh-
diharapkan an
dapat
mengatasi
berisi konsepkelangkaan
dan contohbuku Fisika
soal inti
beserta dalam bahasaKon-
jawabannya. Indonesia. Buku
sep yang adaajar ini
juga
disajikan
mencernanya. dalam bentuk gambar, untuk membantu mahasiswa
Penulis berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa Fisika UB
peserta
ini. kuliah Fisika
Ucapan terima Inti,
kasihyang menjadi
juga sumber
disampaikan inspirasi
kepada penulisan
istri penulis diktat
(Triyuni
Kurniawati,
terkurangi S.Ag.,
waktu M.Pd.) dan
kebersamaannya putri kamiaktivitas
karena (Ifti, Biba,
ini. dan Naila)
Akhirnya, yang
kami
menunggu sumbang saran pembaca
tulisanuntuk keba- ikan naskah
ini bermanfaat, ini. Semoga
dan pahalanya bisa
tersampaikan pada almarhumah ibu penulis, Ibu Istiqomah.
Malang, Januari 2015 Penulis
iii
iv
Daftar Isi
1 Mengenal Inti 1
1.1 Sejarah Penemuan Inti . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Partikel Penyusun Inti . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Dimensi, Massa, dan Energi Inti ............................................... 10
1.3.1 Dimensi inti .................................................................. 10
1.3.2 Massa nukleon .............................................................. 13
1.3.3 Massa dan energi ikat inti.............................................. 15
v
3.3.1 Model alfa ..................................................................... 94
3.3.2 Model vibrasi ................................................................ 97
3.3.3 Model rotasi .................................................................. 99
3.3.4 Model Nilsson ............................................................. 101
vi
6 Reaksi Inti 161
6.1 Mengenal Reaksi Inti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 161
6.1.1 Klasifikasi reaksi inti . . . . . . . . . . . . . . . 163
6.1.2 Energetika pada reaksi inti . . . . . . . . . . . 166
6.1.3 Tampang reaksi inti . . . . . . . . . . . . . . . 170
6.2 Reaksi Fisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 175
6.2.1 Mengapa reaksi fisi? . . . . . . . . . . . . . . . 175
6.2.2 Energi pada reaksi fisi . . . . . . . . . . . . . . 179
6.3 Reaksi Fusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 183
6.3.1 Energi pada reaksi fusi . . . . . . . . . . . . . . 184
6.3.2 Reaksi fusi pada matahari . . . . . . . . . . . . 186
vii
viii
Daftar Gambar
1.1 Kerapatan nukleon hasil eksperimen ......................................... 11
1.2 Kerapatan teroretis nukleon ....................................................... 11
1.3 Jari-jari inti sebagai fungsi nomor massa A1/3 ........................... 12
1.4 Data isotop Carbon (Sumber: Krane, 1988). ............................. 19
ix
3.7 Momen quadrupol inti ............................................................... 61
3.8 3 Model potensial sentral ........................................................... 64
3.9 Tingkat
harmonis energi menurut model sumur potensial dan os- ilator 68
....................................................................................
3.10 Tingkat energi nukleon menurut model kopling spin Mayer 73
Jansen ........................................................................................
3.11 HHG sebagai pendeteksi spin inti .............................................. 77
3.12 Potensial netron (kiri) dan proton (kanan). ................................ 78
3.13 Tingkat energi proton dan netron dari potensial sentral
yang ditunjukkan pada gambar ?? ............................................. 79
3.14 Berbagai bentuk inti................................................................... 92
3.15 Fraksi energi ikat inti .................................................................. 95
3.16 Struktur inti menurut model alfa ................................................ 96
3.17 Berbagai model deformasi inti akibat vibrasi ............................ 98
3.18 Tingkatan energi menurut model Nillson, ............................... 103
3.19 Berbagai model inti dan pengelompokannya. .......................... 105
x
5.10 Skema peluruhan gamma pada Co-60. .................................... 155
6.1 Skema reaksi inti dalam kerangka laboratorium. ..................... 166
6.2 Skema reaksi inti dalam kerangka pusat massa (PM) . 168
6.3 Gambaran berkas sinar proyektil yang mengenai target. 171
6.4 Inti
180 produk hasilreaksi
reaksi fisi termal dar U-235 (Loveland, 2006).
6.5 Kecenderungan
183 fusi dan fisi, berdasarkan nomor massa A
xi
xii
Daftar Tabel
xiii
6.1 Jenis netron .............................................................................. 179
6.2 Distribusi energi hasil reaksi fisi untuk U-235 ........................ 181
xiv
Bab 1
Mengenal Inti
1.1 Sejarah Penemuan Inti
Sejarah penemuan
Model atom yang inti tidak
pertama bisa
kali dilepaskan keberadaan
menyarankan dari sejarahin-
penemuan atom.
ti atom adalah
model
percobaanatomHansRutherford (1911).
ErnestModel
GeigerUniversitas
dan Marsdenatom tersebut
(1909) yang bermula
dilakukan dari
di
Laboratorium Fisika
dilakukan atas kebenaran
petunjuk dari ErnestManchester.
Rutherford, Percoba-
dengan an
tujuan tersebut
untuk
membuktikan
Thomson. dari teori atom yang dikemu- kakan oleh
Pada eksperimen tersebut, sebuah lempengan emas tipis ditemba-
ki dengan
yang telahpartikel
mengenaialfa1 yang diemisikan
lempengan emasolehkemudian
unsur Radium. Partikel
dideteksi alfa
dengan
menggunakan
Rutherford layar yang
berpendapat
2 dilapisi
bahwa seng
apabila sulfidaatom
struktur (ZnS) sebagai
yang dikemu-detektor.
kakan
oleh Thomson
melewati partikel adalah
emas akan benar maka
mengalami sebagian besar berkas parti- kel alfa
gaya elektrostatik yang sangat lemah, yang
sehingga alfa kurang
dari arah semula, atau akan diteruskan
dari 1o. dengan sedikit penyimpangan arah
1Saat itu sudah diketahui bahwa partikel alfa bermuatan posisitif. Belakangan kita tahu
bahwa partikel alfa tidak lain adalah inti atom helium.
2Salah satu poin dari model Thomson adalah muatan positif tersebar merata di seluruh
inti
1
2 BAB 1. MENGENAL INTI
o Tetapi banyak
Meskipun apa yang diamati
partikel alfa Geiger
yang dan Marsden
mengalami sangat mengejutkan.
penyimpangan kurang dari
1 , tetapi
besar. ada sebagian
Bahkan juga yangkecil
mengalami
dari penyimpangan
partikel alfa dengan
terhambur sudut
ke arah sangat
Setelah merunut pola-pola partikel alfa yang ditembakkan ke semula.
lem-
peng
sebagian logam
besaremas, maka atom
ruang pada
dalam Rutherford
adalah mengambil kesimpulan
‘ruangbermuatan
kosong’, di bahwa
mana dengan
massa
atom terkonsentrasi
ukuran 10.000 kalitersebut pusat dibanding
lebih kecil atom yang ukuran positif
keseluruh- annuclei
atom.)
Konsentrasi
dan bermuatanmassa
positif, dinamakan
sehingga medan inti atom (nucleus,
elektrostatik yang jamak
ditimbulkannya
mampu membalikkan
diasumsikan partikel
mengelilingi inti alfa
atomyang
ter- juga bermuatan
sebut seperti positif. Elektron
planet-planet kita
mengelilingi matahari.
Selanjutnya, hasil percobaan Geiger-Marsden dapat diterangkan
Penyelesaian
Misalkan
dapat mendekatienergi kinetik jarak
intiTsampai elektron adalah
R. Pada T ,tersebut,
jarak sehingga partikel al- fa
kinetik partikel alfa diubah menjadi energi elektrosta- selu- ruh energi
tik. Karena muatan alfa adalah 2e sedang muatan inti emas adalah
× 10−28 Z Jm = T
2 2
Ze, maka T = 4πs1 02Ze R, atau R = 2e Z =4πs4,0 608
T
2, 88 × 10−15 ZT−15
MeV m. Karena T = 7, 7 MeV dan Z = 79, maka
R = 29,
kita pakai
−15 55satuan m ≈baru
× 10 jarak 10−15fisika
30 ×untuk m = 30intifm. Perhatikan
yaitu bahwa
fermi (fm), di se- karang
mana 1 fm
= 101 angstrom,
dalam m, Sebagai
di perbandingan,
mana 1 angstromsatuan
= 10 jarak
−10 m. dalam
Ini atomberarti
berarti, didefinisikan
jari-jari
inti jari-jari atom.
3
Kita akan membahas topik ini pada sub bab 1.2
100000
4 BAB 1. MENGENAL INTI
1.2 Partikel Penyusun Inti
Mengacu pada hasil percobaan Geiger-Marsden, diketahui bahwa inti
(i) mengandung
atomnya, proton
atau qinti ≈ +Ze, dandan
bermuatan positif sebanding
(ii) jari-jarinya dalam orde dengan (10no-
fm (iii) −15 mor
m).
Analisis
inti spektrometri
sebanding dengan massa
nomormemberikan
massa infoatomnya,
(A) tambahan bahwa
atau massa
minti ≈ bahwa
Amp.
Berdasarkan
inti terdiri asumsi (i)
atas menjanjikan dan
A proton dankarena(iii), fisikawan
(A−Z) ga- meng-
elektron. Model ajukan gagasan
proton-elektron ini
terlihat sangat
menghasilkan inti denganmodel muatan bungan
Ze ≈ +Ze danini A proton
massa dan
Amp. banyak Z elektron
Sekalipun demikian, proton-elektron mengalami
kesulitan
daknya ada terkait dengan
4 alasan yang‘kehadiran’ elektron bebas
menolak kehadiran elektrondalam
dalaminti.inti.
Seti-
• Alasan pertama
diprediksi terkait dengan spin inti, di mana nilai spin inti yang
eksperimen.oleh model proton elektron tidak sesuai dengan data
• Alasan
dimensi kedua terkait
inti dipandang ukuran
terlalu inti, Dengan analisis energi
Alas-ikat,
serupa muncul dari analisis asassempit bagi elektron
ketidakpastian bebas.
Heise- nberg. an
• Alasan
magnetik ketiga terkait dengan
intieksperimen.
model momen terlalu
proton elektron magnetik, tinggidi diban-
mana mo- men
dingkan
dengan data
• Alasan
kontinyu keempat terkait
dari partikel dengan peluruhan beta, di mana spek- trum
dengan
Alasan spektrum
serupa diskritbeta
muncul yang
dari
yang dipancarkan
disarankan
interaksi nuklir modelintiproton-
elek-
berten-elektron.
tangan
tron, di mana
akan
beradasulit
dalam memahami bagaimana
inti dan berinteraksi mungkin
dengan gayasepa- ro dari elektron
1.2. PARTIKEL PENYUSUN INTI 5
nuklir kuat, sementara
berinteraksi separo
dengan gaya yang lain berada di luar inti dan
Coulumb.
Penyelesaian
Contoh : Nilai spin gabungan partikel
2 k.
1
Hitunglah spin partikel hasil gabungan N partikel dengan spin
2k
2 2 2 1
untuk N ganjil
Contoh : Analisis spin inti
Hitunglah spin inti atom nitrogen menurut menurut proton-elektron,
Penyelesaian
Menurut
dan1elektron. model
Karena
bandingkan proton-elektron,
masing-masing
dengan inti N
proton
hasil eksperimen. terdiri
dan
Apa atas 14
elektron
kesimpulan proton
anda? dan
memiliki spin7
2 k, maka momen spin inti N harusnya merupakan kombinasi dari 21
4
2 k. Dengan demikian,
1
partikel dengan spin masing-masing partikel
momen spin inti N bisa jadi salah satu dari k, k, ....., 1 9 k, atau 21 k.
1 3
2 2 2 2
k.Contoh : Analisis
Inti berarti energi
analisis spin ikat
tidak mendukung model proton-elektron.
Hitunglah energi
Broglienya, ikat elektron-proton,
dan bandingkan carilahinti.
dengan dimensi panjang gelombang de
Apa kesimpulan
anda?
Penyelesaian
Karena
dengan elektron
proton adalah
melalui lepton,
ikatan maka ia yang
elektrostatis, hanyabesarnya
dapat berinteraksi
adalah
1 2
Ee−p = Ze
4πs .
r
0
Untuk kasus inti besar A = . 124, Z ≈ A = Σ62,
2 dan r adalah jari-jari
inti r = R = R0A = 1, 2 × 10 × 1241/3 = 5, 98 × 10−15 m.
1/3 −15
Dengan demikian
. Σ
9 62 × 1, 6 × 10−19 −14
Ee−p = 9 × 10 = 238 × 10
5, 98 × 10−15 J ≈ 15MeV.
Panjang gelombang de Broglie terkait elektron dengan energi 15 MeV
adalah
h/2π hc
= Ee−p/c =
λ = 2πE
. Σ .e−p Σ
k
e
e 626 × 10−34 × 3 × 108
p6,
= 22
=13 ×
2 × 7 × 238 × 10−14 10−15 m.
Karena jari-jari
sekarang) r = 5, inti
98 ×dalam
10−15 orde
m, 10−15 rm< sedangkan
berarti λe. Iniinti. (untuk
berarti kasus
analisis kita
energi
tidak mendukung keberadaan elektron bebas dalam
Contoh: Analisis ketidakpastian Heisenberg
Penyelesaian
1.2. PARTIKEL PENYUSUN INTI 7
(∆p)Ketidakpastian Heisenberg
(∆x) ≥ k. Jika ∆x untuk inti
adalah jari-jari kasus
R, 1maka
dimensi menyatakan bahwa
k h 6, 626 × 10−34 =11 10−20 kg m s
∆ = = 2 =
,× /.
p 7
2∆x 4πR 4 × 2 2 × 5 × 10−15
Kita ambil nilai ∆p sebagai nilai p. Selanjutnya, karena T = pc, maka
. Σ . Σ
T = 1, 1 × 10−20 × 3 × 108 = 3, 3 × 10−12 J = 20 MeV.
Ternyata
memiliki elektron atau partikel
energiproton-elektron.
sekitar 2-3 MeV, beta
satuyang
ordediamati
lebih padadari
peluruhan beta
teoretis
elektron model
bebas tidak Sekali
mungkin ditemui dilagi, hal
dalam ini kecil
inti. menun- nilai dugaan
jukkan bahwa
Contoh : Analisis momen magnetik inti
Hitung momen magnetik elektron, momen magnetik proton, dan ban-
trumnya?
Penyelesaian
Jika elektron
peluruhan dapat dijumpai sebagai partikelelektron
bebas dalam inti,proton.
maka
Dalam halbeta
spektrumnya ini, mestinya
partikel
bersifat
terjadi
beta
diskrit.
karena
harusnya
Faktanya,
tumbukan
bersifat monoe-
spektrum
de- ngan
nergetik sehingga
8 BAB 1. MENGENAL INTI
beta bersifat
peluruhan betakontinyu,
berasal yang
dari berartipartikel
pecahan elektron
lain,yang
yang dipancarkan
bermuatan pada
netral.
Partikelproton,
dengan ‘lain’ menjadi
inilah yang kemudian
partikel penyusun dinamakan
inti. netron dan, bersama
Kegagalan model proton elektron menuntun
mengajukan model proton-netron pada tahun 1920. Netron dipos- Rutherford untuk
tulatkan (i) memiliki massa hampir sama dengan massa netron, dan
(ii) bermuatan netral. Sebagai tambahan, netron yang spinnya 1 k,
2
bukanlah
mungkinbaru
partikel
gabungan
duadengan daridengan
proton spin
spin 1 k. Kita
partikel k bergabung
dan 1elektron,
ulangi,
karena dan
secara teoritis silkan
mengha- tidak
netron
Sebuah inti sekarang dapatƒ=dilambangkan
proton + elektron
dengan (1.1)
2
A
Z
2X. (1.2)
A
X,
1.2. PARTIKEL PENYUSUN INTI 9
atau X − A.
Model proton-netron menemukan momentumnya
mukan secara eksperimen oleh J. Chadwick setelah1932.
pada tahun netron
5 dite-
Contoh : Cara menuliskan inti
Suatu inti terdiri atas 7 proton dan 8 neutron. Bagaimana cara me-
nuliskan inti tersebut?
Penyelesaian
Inti dengan
tersebut sebagai715proton
N, 15N,adalah
atau Nnitrogen,
− 7. jadi kita dapat menuliskan inti
Contoh : Spin inti
7
Hitunglah spin inti atom nitrogen menurut menurut proton-netron,
yaitu
• isotop, yaitu nuklida yang memliki Z yang sama tetapi A ber-
beda, seperti 15O, 16O, 17O, dan 18O, serta 12N , 13N, 14N, dan
8 8 8 8 7 7 7
7
15N.
• isobar, yaitu nuklida yang memliki A yang sama tetapi Z ber-
beda, seperti 17O dan 17F
8 9
5Sekalipundemikian, perlu dicatat bahwa proton dan netron bukanlah partikel dasar.
Keduanya tersusun atas 3 quark. Kita akan membahasnya nanti.
1 BAB 1. MENGENAL INTI
0 • isoton, yaitu nuklida yang memliki A − Z yang sama tetapi Z
dan A berbeda, seperti 15N, 16O, dan 17F
7 8 9
• isomer,
memiliki yaitu nuklida yang
tingkat memiliki
berbeda,Zkarena
dan A yang sama, tetapi
dang berada padaenergi yang
keadaan tereksitasi, sepertisalah
180Tasatu
daninti
180mse-
Ta
73 73
serta 234Pa dan 234mPa
91 91
• ‘mirror
keduanyanuclei ’ (inti A
memiliki kaca
yangatausama,
inti cermin), Zyaitu duadan
tetapi dicirikan intiZdi
1 = N2 oleh
mana
Dengan
A. Contoh
3 kata lain,
inti3 dua dengan
cermin pasang
15 inti
Z cermin
berselisih
15 1 Z12 +=ZN
2 1=
.
adalah H dan He serta N dan O, sedang contoh inti cermin
1 2 7 8
dengan Z berselisih 2 adalah 18O dan 18Ne
8 10
Gambar
Conf. 1.1:Phys.,
Nucl. Kerapatan nukleon
Florence, 2,ofdalam
1983, p.eds. P.inti
Blasi(Sumber:
and B.Ricci,
Frois,Tipografia
Proc. Int.
Compositori
nukleon
Nucleus: Bologna,
(sumber:
A Trip
Press, 2001). into
Kedua theVol.
R.gambar
Mackintosh,
Heart
dikutip J. 221).
Matter,
dalam
Insert:
Al-Khalili,
The
Love- B.R.A.
Johns
land
Gambaran
Jonson
Hopkins
(2006)
kerapatan
andUniversity
T. Pena,
0 1/3
1/3 A = R 0 A 1 / 3, (1.4)
6 4πρ 1/3
di mana 1.3.
Gambar R =Kemiringan
1, 2 fm. KetergantungandR R pada A nilai diperlihatkan pada
Gambar 1.30ini,
Sejauh bernilai 1, 2 fm.kurva,
kita mengasumsikan
, menunjukkan
bahwa inti berbentuk
R0, dan untuk
bulat. Un- tuk
beberapa
dengan inti,<anggapan
220 A < 260) inidan
tidak benar.
inti Beberapa
aktinida (220 intiA jarang
< < (ra-
260) re earth,
mengalami
perubahan bentuk nanti
mendiskusikannya daridilingkaran
Bab 2. supaya bersifat stabil. Kita akan
d(A1/3 )
Gambar 1.3: Jari-jari inti sebagai fungsi nomor massa A1/3 (Sumber:
R. Engler
seperti et al.,oleh
dikutip Atomic Data1988).
Krane, and Nuclear data Tables 14, 509 (1974),
6Kadang-kadang dipakai R0 = 1, 4fm
1.3. DIMENSI, MASSA, DAN ENERGI INTI 13
Contoh : Kerapatan inti
. Σ6
Selanjutnya, karena 1 u = 1 12massa 12 C , maka
1, 9934 × 10−26 10−27 kg
1u = = 1 66
, × .
Selanjutnya,
energi Einstein,dengan12menggunakan
sebuah massa m dapatpersamaan ekivalensi
menghasilkan massa-
energi sebesar
E = mc2. (1.6)
Karena
ekivalen,itu, satuansatuan
di mana massamassa
juga =dapat dinyatakan
satuan energi
2 /c2.dalam
Salah satuan energi
satu satu- an
ekivalen yang
didefinisikan banyak
dalam dipakai
energi adalah
ekivalensinyaMeV/c
sebagai, di mana 1 u juga dapat
= 1, 4923933 × 10−10J.
Energi juga
adalah dapat
energi dinyatakan dalam
potensial satun eV (electron volt ), di mana
pada 1beda
eV
potensial 1 volt, atau 1 eVdari
= esebuah elektron
J = 1, 60217646 ×yang
10−19diletakkan
J.
8Pada sistem satuan atomik (atomic units), dipilih c = 1, sehingga hubungan massa
energi menjadi lebih simpel. Dalam hal ini faktor konversinya adalah 1 u = 931, 5MeV.
1.3. DIMENSI, MASSA, DAN ENERGI INTI 15
Dengan demikian
1, 4923933 × 10−10J
Energi (1 u) =
1, 602 × 10−19
kc = 197, 3 MeV fm
1.3.3 Massa dan energi ikat inti
Di antara sifat-sifat
massanya. Massa suatuinti inti
yangAX
dapat diukur
(yang dengan
terdiri atas Zketepatan
proton tinggi adalah
z
16 BAB 1. MENGENAL INTI
B (A, Z) = [Zmp + (A − Z) mn
. ΣΣ
− Matom − Zm e + Batom (A, Z) /c2 c2
1875, 5803MeV/c2.
Penyelesaian
Deuteron
Untuk adalah inti 2H, sehingga
menghitung akan terdiri atas 1 jika
proton dan 1 netron.
ekivalennya, sbb energi ikatnya,
1
lebih mudah digunakan massa
B = (mp + mn − mdeuteron) c2
= (938, 27 + 939, 57 − 1875, 58) MeV
= 2, 26 MeV.
Kuantitas
separasi lainSnyang
netron juga energi
maupun pentingseparasi
adalah energi
protonseparasi,
Sp. sebuahbaiksepa-
Energi ener-rasi
gi
netron adalah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan
A
netron (yang terluar) dari suatu inti X sehingga terbentuk inti baru
Z
Z
A−1
X, menurut reaksi
Z AX + S (A, Z) → A−1
Z X + n.
n
Z
18 BAB 1. MENGENAL INTI
A−1
hingga terbentuk inti baru Y, dapat dinyatakan sebagai
Z−1
A A−1
X + Sp (A, Z) → Y + p.
Z Z−1
ContohSp: (A,
Energi [m (A − 1,
Z) = separasi Z − 1) + mp − m (A, Z)] c2
netron (1.12)
Penyelesaian
Hitunglah energi separasi netron untuk untuk U-239.
= 4, 9ungkapan
Contoh : Mencari MeV. Sp dan Sn
Penyelesaian
Σ. Σ
Sn (A, Z) = Zmp + (A − 1) mn − B (A − 1, Z) /c2 + mn
. ΣΣ
− Zmp + Amn − B (A, Z) /c2 c2
= B (A, Z) − B (A − 1, Z) . (1.13)
Mr (atom) = Σimiyi,
di mana imdilakukan
jumlahan adalah massa atom isotop
pada semua dan ystabil
adalah
darikelimpahan atom. Pen-
atom tersebut.
Contoh : Menghitung massa relatif Mr
Penyelesaian
20 BAB 1. MENGENAL INTI
= 12, 011137 u
Data yang
dangkan lebih akurat
kelimpahan C-13 adalah C-12 memiliki
adalah 1,07%. kelimpahan
Dengan demikian, 98,93%
didapatk- an se-
Mr (carbon) = (12, 000000 × 0, 9893 + 13, 003355 × 0, 0107) u
= 12, 010736 u
= avA,
di mana av adalah suatu 2 Berdasarkan rumusan di atas, kita
dapat menghitung bahwakonstanta.
energi ikat inti per nukleon adalah f =
A
B
= av bernilai konstan. Hal ini tidak sesuai dengan data eksperimen
2Karena volume inti sebanding dengan nomor massanya A, maka ketergan- tungan B
pada A juga dapat diartikan sebagai ketergantungannya pada volume.
Dengan demikian, sangat logis untuk menuliskan energi tersebut sebagai energi volume dan
menuliskannya sebagai aV A, di mana indeks v untuk volum.
26 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
pada Gambar 2.2. Ini berarti harus ada
ikat.Untuk memahami kehadiran suku koreksi, suku koreksi pada ungkapan energi
model tetes cairan. Gaya inti antar nukleon kita lihat
hanya efektifasumsi
untukke-2 dari
tetangganyadengan
sebanding langsung.
jumlahDengan
nukleon demikian,
tetangganya, energi ikat
katakan inti per nukleon
nukleon
n.demikian,
Asumsi inilah
yang
diingatkita pakai
bahwa tidakdalam menentukan
semua inti mempunyainilai a . Sekalipun
n nukleon
v tetangga. Inti perlu
yang
ada disedikit.
lebih sepanjangInipermukaan
artinya bola,
nilai B tentunya
= a A akan
terlalu memiliki
besar dan jumlah
harus tetangga
dikurangi
oleh
A, inti
maka yang
luas ada di permukaan
permukaan bola bola. v Jika volume
sebanding bola2 /3sebanding dengan
2 3dengan A , sehingga faktor
koreksi akibat permuka-
urface.3 Sekarang adalah −aenergi
kita dapatanmenuliskan
/
sA , di ikatmana indeks s untuk s
inti sebagai
B = a v A − a sA 2 / 3 .
as
Persamaan
ungkapan terakhir
tersebut memberikan
belum benar karena kita f = av −nilai
memberikan . Terlihat
fraksi energi bahwa
ikat f
yang akan
mencapai naik
puncak sejalan
untuk dengan
kemudian kenaikan
turun. nomor massa
A 1/3 A, tanpa pernah
Faktor
saling koreksi
menjauh, berikutnya
yang tetunya muncul darinilai
mengurangi kecenderungan
energi proton
ikatnya. Jika un-
jumlahtuk
proton adalah Z dan maka energi ikat elektrosatisnya ada-
lah Bc ∝ R , dengan R adalah jari-jari inti. Karena proton tidak
(Ze)2 Ze2
mungkin berinteraksi dengan dirinya sendiri, maka B
Z(Z−1)e 2
c
∝ R − R =
nukleon . A,Selanjutnya,
maka R ∝ karena
A 1/3
, volumefaktor
sehingga intiZ (Z−sebanding
koreksi dengan
energi akibatjumlah
gaya
elektrostatis
Coulumb.
R atau
(Ze) 2
gaya Coloumb adalah
Dengan demikian, menurut model −a 1)
, di
c tetes cairan, mana indeks c untuk
3Dalam pembahasan energi ikat, energi ikat kita beri nilai positif. Dengan demikian,
faktor koreksi energi yang menguatkan ikatan kita beri nilai A
positif,
1/3 sedang faktor koreksi
energi yang melemahkan ikatan kita beri nilai negatif.
2.2. MODEL TETES CAIRAN 27
B = Bv − B s − Bc
= a A − a A2/3 − a Z (Z − 1)
v s c
. (2.2)
A1/3
B = Bv − Bs − Bc − Ba + Bp + Bm
(N − Z)2 δ
− ac Z (Z − 1) − a a A +
= avA − asA2/3 A1/3 + η.(2.3)
Gambar
yang 2.3: Plot
dari berbeda,
Ferbel pada fraksi
diplot energi
sebagai
Tabel ikat
fungsi
2.1. teoritis,
A, dengan
Perhatikan dihitung sampai faktor
menggunak-
kemiripannya an koreksi
koefisien
dengan hasila
eksperimen pada Gambar 2.2. 5
Rumusan
lengkapnyadi atas
formula juga dikenal sebagai
Bethe-Weizsäcker). formula Weizsäcker
Plot f ditunjukkan (atau
teoritis sebagai lebih
dengan berbagai
2.3. tingkat koreksi yang berbeda, padafungsi
GambarA,
Nilai (MeV)
avTabel 2.1:
14 Berbagai 16 set nilai konstanta
15.56 untuk
14 Persamaan
14.1 (2.3). 15.75
as 13 18 17.68 13.1 13 17.8
Sebagai persamaan
aca (av,0.60 semi-empiris,
as, ac, aa, dan
0.72ap), baik0.72 terdapat berbagai
yang diperoleh set nilai koe-
‘fitting’ data
0.146 dari 0.595 0.711fisien
5 Mengacu pada Carl Friedrich von Weizsäcker yang mengajukan rumusan ter- sebut pada
tahun a1935.
a 19 23.5 23.3 19.4 19 23.7
34 11 34 12 33.5 11.18
δ A3/4 A1/2 A3/4 A3/4 A3/4 A1/2
Ref. Beiser Meyerhof Ferbel Kaplan Wapstra Rohif
30 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
Gambar
asimetri, 2.4:
denganPlotmenggunakan
hatikan kemiripannya fraksi energi
satu sama ikat, dihitung
berbagai
lain. koefisiensampai dengan suku
yang berbeda. Per-
eksperimen
Tabel. maupun
2.1. Plot fraksidari perhitungan
energi teoritis,
yang dihitung seperti
dengan2.4. ditunjukkan
menggunakan pa- da
berbagai
set
set koefisien
koefisienyang berbeda
menghasilkan disajikan pada Gambar
kurvadekat
dengan posisi Terli-yang
puncak hat bahwa tiap
berbeda,
dengan puncak kurva Ferbel paling
56), seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. dekat dengan data experimen (A =
Penyelesaian
Contoh : Menghitung av secara kualitatif
Misalkan
melepaskaninteraksi antar
partikel nukleon dimodelkan
dengan dengan cara sebuahgane- tron
berubah jadi
menggunakan netron
model dan energi
tersebut,
tertentu
netron
hitunglah
pada
berubah proton,
jadi
nilai av pada
sehing-
proton.
rumus De- proton
ngan
energi ikat empiris (Pers. (2.3)).
1
Misalkan
perlu dipakaidalam
digarisbawahi asumsi Z = Nini= adalah
model A, maka ada beberapa hal yang
2
(Pers. (2.3)).
s . Σ . Σ
luaspenampang nuleon
luaspermukaaninti kerapatan relatif nukleon
pada permukaan inti
N = ×
4πR2A2/3
= 0 2
πR × ρR = 4ρRA 2/3.
0
as = 4ρRSRaV .
Jika dipakai ρR = dan SR = , maka didapatkan as = aV . Kondisi
1 1
2 2
q2 =3(Ze/R3)r2dr
dr
Bc = . Σ 1/3 .
4πε
10 R
e20 53AZ 2
Selanjutnya,
sendiri, makakarena Z proton tidak mungkin berinteraksi dengan di- rinya
. Σ . Σ
Bc = 1 e2 3 Z 2 − 1 e2 3 Z
4πε 0 R0 5 A1/3 4πε 0 R0 5 A1/3
. Σ
3 1 e2 Z (Z − 1)
=
.
5 4πε 0 R0 A1/3
Membandingkan hasil terakhir dengan Pers. (2.3), didapatkan bahwa
3 e2 1
ac = 35 4πε0 R0 joule 1
= 1, 44 MeV fm
= 0, 72 MeV.
5 1, 2fm
2
34 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
Gambar 2.6:
Perhatikan
1 Susunan
bahwa simetri
susunan 1 (kiri)dapat
asimetri dan susunan asimetri
diperoleh dengan(kanan).
merubah
(N − Z) proton menjadi (N − Z) netron, dan memindahkannya
2 2
2
sejauh (N − Z) tingkat lebih tinggi. Untuk itu diperlukan energi.
1
demikian
yaituUntuk
genapA nukleon
-genap,
genapmaka ada dua- kemungkinan
danberpasangan.
ganjil ganjil. kombinasi nilai N dan Z,
menyisakan
ikatnya maksimum,
A tak
sehingga suku
genap IniKombinasi
adalah
koreksinya bersifat
genap-
kondisi
ganjil
genap
di mana
menambah
tidak
energi
energi
ikat
dan dan berharga
satu proton positif. Kombinasi
tak berpasangan. ganjil
Ini adalah - ganjil
kondisi menyisakan
di manaenergisatu
energiikatnetron
ikatnya
minimum,
berharga sehingga
negatif. suku koreksinya bersifat mengurangi dan
Dengan Z
mengkuti logikagenap ganjil inti
di atas, berarti genap ganjil
cenderung stabil ji-
N genap ganjil ganjil genap
Stabil 148 5 53 48 254
Bermur
ka memiliki panjangproton-netron
kombinasi 22 4 bentuk
dalam 4 genap-genap
3 35
dan
Total 170 9 57 51 289
36 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
cenderung
bentuk tidak stabil
ganjil-ganjil. jikaisotop
Jumlah memiliki
stabilkombinasi proton-netron
untuk berbagai kombinasi dalam
Z dan
N disajkan pada Tabel 2.2.
Contoh : Menuliskan suku koreksi akibat sifat berpasangan
Tuliskan ungkapan matematis untuk suku koreksi akibat sifat berpa-
sangan.
Penyelesaian
Karena suku
proton-netron koreksi
ganjil genapakibat
dan sifat
genapberpasangan
ganjil,untukbernilai
bernilai nol untuk
positif untuk
kombinasi
ganjil, makagenap-genap,
nilainya dapatserta bernilai
dinyatakn negatif
sebagai kombinasi ganjil-
B = .( 1)Z + ( 1)N Σ ap .
1
− 3/4
A
−
p
2
Contoh : Menghitung B
Hitunglah nilai energi ikat dan fraksi energi ikat untuk inti 16O.
Penyelesaian
= 128, 45 MeV.
Ternyatatingkat
dengan nilai pendekatan SEMF cukup dekat dengan
validnilai sebenar- nya,
menghitung B. kesalahan
Modelfenomena
tetes cairan
2,13%, sehingga
dengan SEMF-nya
cukup untuk digunakan
berbagai eksperimen berikut. terbukti berhasil mene- rangkan
• Fraksi energi ikat, yaitu energi ikat per nukleon atau energi ikat
inti dibagi jumlah nukleon penyusunnya, f = AB . Fungsi f sam-
(2.5)
A3/4 +∂fγA1/2
di mana γ = ac
. Dengan
bisa meramalkan4anilai
a
memilih = 0,paling
∂A inti
A0 yang menghasilkan modelstabil.
ini juga
ditunjukkan oleh df = 0.
Penyelesaian
= 0. Kita nyatakan
( 2 )2
Z2 A− Z
B ≈ avA − asA2/3 − ac − aa
A1/3 ± δ +η.
A
Untuk A ganjil, maka δ = 0, sehingga
. Σ = 0,
dZ = − 2acZ1/3− 2aa (A − 2Z) (−2) = −Z
dB 2ac 8aa
+ 1/3 + 4a a
A A A A
atau
4aa A/2 Σ = . A/2
Z= . Σ= . Σ. (2.7)
2ac + 48a ac 2/3 +1 a
1 + 4aaA
c 2/3
A1/3 A 4aaA
40 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
Gambar 2.8: Panel kiri: kurva kestabilan inti (yang dikenal sebagai
kurva Segre), dihitung menurut pers. (2.6) (garis biru) dibandingkan
Z = A2 (garis merah). Panel kanan: data eksperimen untuk kestabilan
Jika dianggap Z = 1 A,2 maka rumusan untuk energi ikat inti ada-
Z2
B ≈ avA − asA2/3 − ac ,
lah A1/3
f= ≈ a v − a sA − ac 4/3 = av − asA − A .
A A 4
df
Inti paling stabil akan memiliki nomor massa A yang memenuhi dA =
Gambar 2.9: Energi Coulumb inti sebagai fungsi nomor massa A2/3
didapatkan
∆Bc = Bc (Z 2+ 1) − Bc (Z)
3e + 1) ( 1)]
= 1
[(
5 4πε0 R A1/3 Z Z−ZZ−
0
3 e2
=
Σ 1/3 Σ .
5 4πε 0 R10 2ZA
4πε0 0 5 0,71
e2
= 1, 43998 MeVfm, didapatkan R = 3 1,43998 ≈ 1, 2169 fm, cu-
2.2. MODEL TETES CAIRAN 43
Contoh
kup dekat: dengan
Mencariharga
ekspresi jari-jari
dugaan intiR(Beiser
teoretis 11.19)
0 = 1, 2fm.
0, 00296u. R = ac .
(∆M + ∆m) c2
Untuk pasangan inti cermin 15N dan 15O maka Z = 7, sehingga
7 8
2×7x1,2 fm
R = 0, 72 MeV × (0,00296+0,.0014)×931,5 MeV
= 2, 9782 fm.
44 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
Contoh : Kestabilan bintang netron
Dengan menggunakan
stabil. Bayangkan SEMF,
bintang dugalah
netron perangai
sebagai bintang
inti raksasa netron
yang supa- ya
tersu-
sun atas netron saja.
Penyelesaian
Jika sebuah
Karena ukuranbintang hanya
bintang terdiribesar,
sangat atas netron, berarti
suku Zpermukaan
maka sehingga = 0 dan Bc bisa
= 0.
diabaikan. Dengan
mencapai batas ataudemikian, persamaan
energi ikatnya energi
nol, adalah ukuran bintang
Akibat
yang perubahan
mengalami luas permukaan
perubahan adalah dan jari-jari,
energi maka komponen
permukaan Bs dan energi
energi
Coulumbnya Bc berubah. Dengan demikian
∆B = ∆Bs + ∆Bc
Σ. Σ Σ Σ. Σ Σ
2 2 1 2
=B 1+ s −1 +B 1− s −1
s2s 5
c
5
= (2 )
B s − Bc .
5 inti bersifat stabil, dalam arti deformasinya
Selama ∆B > 0, maka
tidak merusak inti. Karena Bs = asA2/3 dan Bc = ac Z (Z−1) , maka
A1/3
inti akan akan stabil selama Z(Z−1) < 2as .
A ac
Contoh : Plot massa inti sebagai fungsi Z
Gambar
hampiran 2.10: Plot energi
didapatkan
eksperimen dengan sebagai fungsiPersamaan
menggunakan Z, persamaan
untuk (2.8),
A =E135.
se- Ku-=nilai
(A,dang rva
(A, Z) AZm
bahwa e ]didapatkan
= 135 c2akan dengan
, di stabil
mana M
jika menggunakan
Z(A, Z) adalah
= 56. berat mo- lekul. Z) [M
Terlihat
−
maka didapatkan
Gambar 2.11:
Loveland, Gambaran gas fermion untuk netron dan proton (sum- ber:
2006).
adalah dΓ = V 4πp2dp (di mana p2 = p2 + p2 + p2), dan volume ‘bola
x y z
inti’ dalam 3koordinat
ketidakpastian 36 dimensi
Heisenberg, adalah Γakan
suatu demikian,
fermion = 4 πp 3
V . Mengacu
menempati pa- da
[(∆x) (∆p
tersedia x)] ≈inti
dalam (2πk) . Dengan
adalah jumlah3
keadaanruang sebesar
energi yang
4
πp V
3
volume bola = 3 = 4πp V
3
N=
ruang per partikel .
(2πk)3
3 (2πk)3
Model gas Fermi mempunyai dua cara pandang terhadap nukleon,
yaitu
• memandang
dengan denganproton dan A
jumlah netron sebagai partikel yang sama (isos- pin)
• memandang
masing denganproton dan netron
jumlah Z dansebagai
A − Z partikel berbeda, masing-
Dalam cara pandang
yaitu proton spin up (sisospin, tiap keadaan
= +1 ), proton energi
spin down (s dapat
= − 1 ),terisi
netron4 nukle- on,
spin up, dan netron spin down. Dengan demikian, jumlah keadaan
energinya adalah 2 2
16πp3V
N = . (2.9)
3(2πk)3
2.3. MODEL GAS FERMI 49
Jika seluruh
energi A nukleon
tertingginya ditempatkan
dikenal pada
sebagai keadaan
energi Fermi energi yang
Fermi (p(EF F).) Se- ada,
dengan maka
nilai
momentum
dengan tertingginya
memanfaatkan adalah
fakta bahwamomentum
volume spasial adalah lanjutnya
V = 4 πR 3
3 A0 dan N = A, maka didapatkan nilai momentum Fermi
k
p = (9π)1/3 .
F
2R0
2 2m
Dengan memanfaatkan hubungan E =2 p , didapatkan
k 2/3
EF = (9π) .
8mR2 0
Mengacu Persamaan (2.9), jumlah nukleon dengan energi antara E →
E + dE adalah
dN = 3 0 . Σ3 Ap2dp
16πp23V dp = 16πp2 4 πR3A dp = 3π
8 Rk0
(2πk) (2πk)3
.
4 R0 (2m) AE1/2dE.
3/ 2
=
Σ3
3π k
Dengan
dihitungmenggunakan
sebagai persamaan terakhir, energi rata-rata nukleon dapat
∫ EF ∫ EF 3/2
¯ EdN E dE 2 5/2
E
E= 0 = 3
E
∫0EF
dN ∫ EF
0 3 F
F
0 E1/2dE = 25 3/2 F
= 5 , (2.10)
E
sehingga energi total nukleonnya adalah3
E = ĒA = E A.
Penyelesaian
50 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
(9π) = (9π)
EF = 8mR20 8mc2R2 0 2
(197, 3 MeV fm)
=
(9π)2/3
∂V 3 V 5 3 V 5V 5
3π k
Σ3
k2 . Σ2/3 . 2Z Σ2/3
atau Ep F = 2mR20 9πZ
4A = EF A . Dengan cara yang sa-
ma dan dengan mengingat jumlah netron adalah A − Z, didapatkan
F 2mR20 4A F A
Contoh k:2 .
Menghitung Σsuku asimetri
. Σ
9π(A−Z) 2/3 2(A−Z) 2/3
n
E = =E .
Hitunglah energi asimetri Ba dengan menggunakan model gas Fermi.
Penyelesaian
= Z.Energi
Untuk asimetri
ituZ,kita adalah selisih
energi energi
kinetikjika
hitungmenggunakan total ƒ= Z terhadap
N untuk energi
kondisidiN ƒ= jika N
Z kita
dan
kondisi N =proton
perlakukan dengan model gasyang
Fermi, mana
memanfaatkan hasildan netron
yang sudahsebagai 2 gas fermi
ada, didapatkan berbeda. Dengan
∆E = EZƒ=N
tot
− EZ=N
tot
Σ Σ
3 p 3 n 3
= E FZ + E5 (A F − Z) − E A F
5 5
3 Σ
= EF Σ .
. Σ2/3Z + 2(A − Z) Σ2/3
5
2Z (A − Z) − A
A A
Σ. Σ Σ5/3 Σ
5/3+ .
= 35 EF A
2 2
A Z 2 (AA− Z) − 2
3 Σ
= EF A
10
. 2Z 5/3 Σ
Σ. A A
2Z + 2− − 2
Σ5/3
52 BAB 2. MODEL INTI KLASIK
= = EF A δ2∆E = EF
EF A 1 − A Σ2 10 9 3
3
1 2Z 3 10 1 (N −AZ)2
3 3 M
E (r) = nxEF −e − G ,
5 5 r
. 3n Σ2/3 . Σ2/3 . 2Σ2/3 1r2
di mana E F−e h 28me πV = h2 e π 4πr
8m 3n3 h2 e 9n
= 8m 4π ,
= 3
dan M = nmp. Kondisi setimbang didapatkan ketika dE = 0 atau
2 . Σ2/3 1 n2 m2 p
dr
3 − (−1) G
h
(−2). 8me 4π 9n 3 = 0, yang memberikan kita r = 0
xh2 9
Σ2/3
2
1r0
5 r02
xn . Bintang katai putih tidak mungkin memiliki
4mbintangjari-jari
2 netron, yang lebih
dengan kecil dari r0. Hasil
memanfaatkan yang
faktakita sama=dapat
bahwa 1 dandipakai untuk
e m4π
e dengan
massa minimum
Gnm 2
mp. yang
Dengan
p cara yang
dikenal sebagaisama, bisa xmendapatkan
batas Chadrasekkar.
meng-
m0ganti
atau
Keberhasilan
model gas fermi dalam menerangkan
suku asimetri serta nilai potensial kehadiran
inti menem- dan cara menghitung
sebagai nilai
loncatan yang pentingpatkannya
dalam memahami batu
per-
mewaan masing-masing.
55
56 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Penyelesaian
Contoh
Ca-40, inti dengan
Ca-48, Ni-48, bilangan
dan Pb-208.ajaib ganda antara lainmasing-masing
Keistimewan adalah He-4, O-16, inti
tersebut adalahdengan
adalah isotop sebagai N berikut.
= Z, yang He-4 adalah
terberat. isotopadalah
Ca-48 palingiso-
stabil. Ca-40
topdengan
ringan
dengan dengan
N/Z terkecil N/ZHe-3.
setelah terbesar, Ni-48
Pb-208 adalah
adalah isotopisotop
stabilringan dengan
terberat.
Lalu, bagaimanakah
eksperimen, diketahui sifat isotop
inti yang memiliki bilangan ajaib? Dari data
Kestabilannya terukur bahwa
dari fakta dengan
eksperimen bilangan
berikut. ajaib ber- sifat stabil.
• Jumlah inti stabil dengan bilangan ajaib
stabil yang lain (lihat Gambar 3.1 dan contoh soal). lebih banyak dibanding inti
• besar
Inti stabil dengan
dibanding intibilangan
stabil yangajaib
lainmemiliki kelimpahan
(lihat Gambar 3.2). isotop lebih
• Energi separasi
yang berarti netron
intidari
dengan dengan N
bilangan = bilangan ajaib
“mudah” + 1 sangat
diha- silkankecil,
separasi
besar netron
(lihat Gambar inti
3.3).lain denganajaib
Sebaliknya, nomor
energi massa satunetron
separasi angka dari
lebih
untuk
inti dengan
berarti sangatdengan
sulit Nuntuk
= bilangan
mengubah ajaib adalah
inti dengansangat tinggi,
magic yang
number
menjadi inti lain (lihat Gambar 3.4).
• Inti
(lihatstabil
Gambardengan
3.5).bilangan ajaib memiliki energi eksitasi yang besar
• Inti
yang rendah (lihat bilangan
stabil dengan Gambar 3.6). ajaib memiliki tampang reaksi ne- tron
• Inti
hampir nol (lihat Gambar 3.7). ajaib memiliki momen quadrupol
stabil dengan bilangan
• radioaktif
Inti stabil(lihat
dengancontoh bilangan
soal). ajaib merupakan akhir dari deret
3.1. MODEL KULIT 57
Gambar
(sumber: 3.1: Jumlah isotop stabil sebagai fungsi jumlah netron
http://ocw.mit.edu/courses/nuclear-engineering/22-
nuclear-physics-fall-2006/lecture-notes/) N .
101-applied-
Penyelesaian
Contoh : Menghitung isotop stabil dengan N = 20
Menurut Gambar 3.1, terdapat 5 isotop stabil dengan N = 20. Tu-
lislah kelima isotop tersebut
86 87
Keenam
Y89 90 isotop stabil
, N40=Zr49 , dan
danN42=Zr 92 dengan Nperbandingan,
= 50 adalah jumlah
36Kr , iso-
37Rbtop Sr88,
, 38stabil
untuk
39 51 .adalah
Sebagai
4.
58 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Gambar
kelimpahan3.2:tinggi
Kelimpahan isotop. Perhatikan bahwa isotop
Per- de- ngan
hanya
memilikiterjadi fpadaselalu
Fe-56terkait
yang dengan
tertinggi. memilikibilangan
(Sumber:
astr.gsu.edu/hbase/nuclear/shell2.html#c1)
ajaib.
kelimpahan ting- kecualian
gi karena
http://hyperphysics.phy-
Gambar
(A, Z). 3.3: Energihttp://ocw.mit.edu/courses/nuclear-
(Sumber: separasi netron sehingga menghasilkan
101-applied-nuclear-physics-fall-2006/lecture-notes/) iso- top X
engineering/22-
3.1. MODEL
Contoh KULIT energi separasi netron
: Menghitung 59
inti Kita gunakan SEMF2/3 (Persamaan (2.3)) untuk menghitung energi ikat
Z (Z − 1) (N − Z)2 12
− ac + s
A1/3
− aa A A1/2 ,
B = a v A − a sA
di mana snegatif
berharga = 0 jika A ganjil,
dan Zberharga positif jika N dan Z genap, dan
B 39Ca
329.65 MeV, B 40jika
Ca =N345.00 ganjil.dan
MeV, Dapat
B 41Cadihitung
= bahwa =
355.38 MeV. Selanjutnya, kita pakai Persamaan (1.13) untuk meng-
. Σ . Σ . Σ
hitung energi separasi netron,
.41 Σ . Σ . Σ
Sn Ca = B 41 Ca − B 40 Ca = 10, 38 MeV
.40 Σ . Σ . Σ
Sn Ca = B 40 Ca − B 39 Ca = 15, 35 MeV
Gambar
(1991)) 3.4: Energi ikat netron terakhir. (Sumber: Fruenfelder and Hanley
60 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Gambar 3.5: Energi eksitasi inti. (Sumber: Phys. Rev. Lett. 50, 432 (1950))
Gambar
Nucleus,
dalam 3.7: Momen quadrupol
Addison-Wesley
Loveland, 2006). inti (Sumber:
Publishing M. A. Preston,
Company, Physicsdikutip
1962, seperti of the
Penyelesaian
−V0 r≤R
V (r) = ∞ r>R
. (3.2)
orbital Xnl . k
2
Σ Nnl gnl Bilangan ajaib
Enl 2mR2
1s 3.142 9.872 2 2 2
interaksi dengan
dengan 1posilator tetangganya
harmonis
4.493 dengan gaya efektif
sederhana 36 dimensi.
20.187 8 yang
Dengan8 dimodelkan
demikian,
potensial inti dapat ditulis sebagai
1d 5.763 . 33.212 1 10 18 18
−V + mω 2r 2 2 r ≤ R 0
2s 6.283 39.476 2 20
)= . 20
1f 6.988
V (r 48.832 ∞ 14 34r > R 34 (3.4)
2p Σ.
7.725 Σ
59.676 . 6 Σ .
40 ΣΣ40
Potensialgabungan
sebagai pada persamaan di atas osilator
dari 3 +potensial dapat dipandang
harmonis 1+(secara kartesi-
dimensi, an)
sehingga
solusinya
1gE mengarah
N 8.183kenpolinomial
= x 66.961+ hermite,
n +18 dengan
+58 nenergi 58kω
2d 9.095 82.719 10 68 68
1 y 1 z 1
1h 9.356
. Σ87.535
2 22 2 90 2
3 88.831
3s 9.425
= N+ kω, 2 92 92 (3.5)
2f 10.417 108.514
2 14 106
di mana1i N = nx +n y +n z, adalah
10.513 bilangan kuantum
110.523 26 132 utama. Untuk132 se-
3p 10.904 118.897 6 138 2 138
2g 11.705 137.007 18 156 1
tiap nilai..N , jumlah
.. keadaan energi
.. terkait ..adalah.. (N + 1) (N ..+ 2).
66 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Tabel 3.2: Tingkat
dihasilkan, energi,3 jumlah
untuk model osilatorkeadaan energi,
harmonis serta bilangan ajaib yang
1 dimensi
.1 Σ Bil.
N E N kω gN
Jika
spin kitadan
memperhatikan
2 (nx,spin
dua jenis ny, energinya
nnukleon
z) yang mungkin, +yai-
gN = (Najaib tu
+ 2).up Tingkat
pendekatan
down, maka jumlah
energi
3 osilator 1 dimensi
keadaan
dan bilangan
disajikan ajaib yangadalah
pada Tabel dihasilkan
3.2.
1) (N
melalui
Penyelesaian
0
Contoh 3
: Mencari jumlah keadaan(0,0,0)
energi 2 2
1 5 (1,0,0), (0,1,0), (0,0,1) 6 8
Turunkan ungkapan jumlah (2,0,0), (0,2,0),energi
keadaan (0,0,2), (1,1,0),
pada model 3 OHS 1 di-
20
2
mensi. 7 (1,0,1), (0,1,1) 12
(3,0,0), (0,3,0), (0,0,3), (2,1,0),
(1,2,1), (2,0,1), (1,0,2), (0,1,2),
Karena
tidak lagi N = ntetapi
bebas, x + ny + nz, maka jika
mengikuti kita pilih n X, −maka nilai ny danada nz
untuk
Karena nx dapat diplih dari 0Nsampai
3 setiap 9 nilai n x , ada nxpola
−(0,2,1),
+ nkombinasi
y + nz = N
1(1,1,1)
dengan
nx. Ini
N , maka untuk
berarti
nilai
20 (n40
y, n z).
jumlah keadaan energi yang mungkin
(4,0,0), (tanpa
(0,4,0), memperhatikan
(0,0,4), (2,2,0), spinnya)
(2,0,2), (0,2,2), (3,1,0), (1,3,0),
adalah Σ nx=0 (N − nx + 1) = (N + 1) × N × (N − 1) ... × 2 × 1 =
N
n. Hal ini terjadi karena solusinya adalah persamaan Laguerre. Hal ini berbeda dengan
kasus atom hidrogenik, di mana solusinya adalah persamaan Legendre, sehingga l = 0, 1, ...
(n − 1).
68 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Gambar
osilator
tingkat 3.9:
energiTingkat
harmonis energi
(kanan).
yang sama menurut model
Potensial
dengan sumur harmo-
Woods-Saxon
potensial osilator potensial
meng-(ki-(sumber:
nis. ri) dan
hasilkan
http://ocw.mit.edu/courses/nuclear-engineering/22-
physics-fall-2006/lecture-notes/) 101-applied-nuclear-
(3.8)
1 + exp [(r − R) /a]
3.1. MODEL KULIT 69
di mana
j = l + s. (3.11)
l2 + s2 + 2l.s, sehingga
k2 Σ 2 2 2
Σ
ls=
. j − l −s .
2
− (l + 1) untuk j = l − 2
Dengan memanfaatkan hasil (3.12), potensial inti untuk r ≤ R dapat
ditulis sebagai .
. l +1 Σ l + 12
−l = 1 .
, j l− 2
V (r) = −V0 + α (3.13)
Persamaan
1 terakhir
) lebih(j terikat menunjukkan bahwa keadaan dengan spin paralel (j =anti
l+
paralel
Nilai energi = l − 1pada potensial spin
). Akibatnya, inti paralel
dibanding keadaan
memiliki dengan
energi lebihspin
rendah.
(3.13) adalah yang didapatkan dengan model potensial pada Persamaan
Σ .
Enlj2 . k2 Σ
2 l +1 l + 12
= X 2+ α −l , j = 1 ,
l− 2
nl
(3.14)
2mR2
.
72 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
. 2Σ
Bagian pertama dari Persamaan (3.14), k 2mR X22 , berasal
nl da-
ri pemecahan sumur potensial dan memberikan tingkat yang sama
dengan model sumur potensial, seperti disajikan pada Tabel 3.1. Ba-
. −l Σ
gian kedua, α + 1l
, muncul akibat kopling spin. Ternyata model
kopling
yaitu spin menyebabkan
tingkat energi dengansuatu
spin orbital terpecah
anti kedua
paralel danmenjadi
tingkat 2 sub orbi- tal,
spin parallel. Energi yang memisahkan sub orbital ter- energi dengan
sebut adalah
∆Ej = Enlanti paralel − Enlparalel
Σ k2 Σ Σ Σ k2 Σ Σ
= . Xnl2 + α (l
. Xnl2 + α
2mR 2 + 1) − 2mR 2 (−l)
= (2l + 1) α. (3.15)
Terlihat bahwa jarak tingkat energi antar sub orbital bergantung pada
l. Untuk
besar yang
darilsub
jarak besar, nilai
tingkat ∆Ej antar
energi juga cukup
orbital.besar sehingga
Sebagai mungkin
akibat- lebih
nya, sangat
mungkin
yang lebih orbital
rendah paralel
dibanding dari orbital
subsuborbitalyang lebih
anti1dpara- tinggi memiliki
lel dari orbitalenergi
yang
lebih
rendah rendah. Sebagai contoh, orbital 5/2 memiliki energi
energi lebih
rendah dari
dari sub
pendekatan sub orbital
orbital
kopling
1s
2p1/2
spin
. Atau, sub
3/2. Hasil
disa- jikan yangorbi-
pada
tal 1f7/2 dengan
didapatkan
Gambar
memiliki
3.10, dan
lebih
menggunakan
memberikan
bilangan
pendekatan ajaib
koplingyang
spinsesuai denganuntuk
dapat dipakai hasilmemahami
pengamatan,sebab Ini berarti
munculnya
bilangan ajaib pada inti.
Dengan
dicirikan oleh memanfaatkan model kulit, setiap keadaan energi nukleon
(nlj)x (3.16)
di mana
Gambar
Jansen. 3.10: Tingkat
(Sumber:
of Nuclear Shell M. G.energi
Mayer
Structure, nukleon
dan
Wiley, J. menurut
New H. modelElemen-
D. Jenson,
York, 1955). kopling tery
spinTheory
Mayer
74 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
. . . . 1/2 .
2 1p 1p 1d 2s 1d
Baik proton
sampai penuh,maupun
baru netron mengisi
kemudian orbit orbital
yang lebih
lebih rendah lebihseterusnya
da- hulu
sampai
pola nukleon terakhir.
berpasangan Padadahulu,
terlebih setiap sub nukleonbegitu
tinggi,
orbital, mengisi akan membentuk
berikutnya.
Pada Dengan
gilirannya, demikian,
perilaku inti orbitalsebelum
ditentukan terakhir
oleh ada tidak
tidaknya
keadaan
selalu
proton
energi
terisidan/atau
penuh.
netron tak berpasangan
proton dengan
dan netron dalam pada
inti, orbital
kita tera-mengelompokkan
dapat khir. Mengacu inti padadalam
jumlah4
jenis,
ditunjukkan nilai
pada padaspin pada
Tabel keadaan
3.4. menuliskan dasar, yang
Un- tuk intikonfigurasinya juga khas,
dengan nilai Z dari seperti
dan/atau N=
A − Zterbesar
ajaib yang besar, makanilai
kitaZbisa bilangan
kulit, kita akansebelum
menggunakannya atau N . Untuk
untuk memahami
menghitung keandalan
spin inti. model
Penyelesaian
jumlah jumlah
jp jn I
proton Tabel 3.4: Prediksi spin pada berbagai jenis inti
netron
genap genap 0 0 0
genap ganjil 0 bil. bulat + 1 2 bil. bulat + 1 2
15 O 1
. Σ21 Σ4 1
Σ2
Konfigurasi
ganjil protonbil.
genap bulat
untuk + adalah
2 bil.1sbulat
1/2 + , 2 bil.
3/2 bulat
, +1/2 2
ganjil ganjil bil. bulat + 1 2 bil. bulat + 1 2 bil.
. . bulat
1p 1p
yang berarti tidak ada proton tak berpasangan, atau jp = 0. Pada sisi
. Σ2 Σ4 Σ1
lain, konfigurasi netronnya adalah 1s1/2 , 3/2 , 1/2 . Ini
. .
1p 1p 2
berarti dalam 15O ada satu netron tak berpasangan dengan jn = 1 .
Dengan demikian momentum sudut total nukleon atau spin inti O−15
adalah I = Σjp + Σjn = 0 + 1 = 1 . 2 2 . Σ2
Konfigurasi proton dan netron untuk 16 O adalah 1s1/2 . , 3/2 Σ4
1p ,
. Σ2
1 1/2 , yang berarti dalam 16O tidak ada proton ataupun netron
p
yang tak berpasangan. Dengan demikian momentum sudut total nu-
kleon, atau momentum spin intimya, adalah I = 0 + 0 = 0.
. Σ2 Σ4
Konfigurasi proton untuk 17 O adalah 1s1/2 , 3/2 , 1/2 Σ2
. . ,
1p 1p
. Σ2 Σ4 Σ2
sedang untuk netron adalah 1s1/2 , 3/2 , 1/2 , 5/2 Σ1
. . . 2
.
1p 1p 1d
Ini
Dengan dalam 17spin
berartidemikian O adainti
satuOnetron
− 17,takadalah
berpasangan . dengan
I = 5 dengan Nilai data j = 5 hasil
spin .
perhitungan
eksperimen. untuk ketiga isotop tersebut sesuai hasil
Penyelesaian 2
Karena Z untuk
Karena Zn adalah
tersebut30, berarti ada maka
30 proton dan 33 keduanya
ne- tron.
dimulai kedua bilangan
dari bilangan
Konfigurasinya
cukup besar, konfigurasi
adalah ajaib terbesar, yang masih lebih kecil dari 30.
Contoh : Mencari momentum spin inti
. Σ2
• proton: [28] , 2d3/2
76 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
.
• netron: [28] , 2d 3/2 Σ4 . 5/2 Σ1
Dengan , Zn-63
1f ditentukan
di 1f5/2,demikian,
sehingga perilaku inti
spin dari Zn-63 adalah 5 . oleh netron tak ber- pasangan
Penyelesaian
Contoh : Mencari rasio Igenap : Iganjil pada molekul.
2
Carilah rasio Igenap : Iganjil pada molekul N2.
Penyelesaian
3.1. MODEL KULIT 77
Gambar
Advanced 3.11: Sinar
Energy HHG
Kyoto molekul
(panel N2 hasil
K.a)Miyazaki,
dan eksperimen di Institut of
(Sumber:
A. Gambar
Abdurrouf, andeksperimen:
F. H. M. Faisal, Phys.hasil
M.perhitungan
Rev. Kaku, teori
G. Miyaji,
Lett. 95, 243903 (panel b).
(2005); Phys.
Miyaji, Gambar teori:
Rev. Lett.F.98,
H.143001
M. Faisal, A. Abdurrouf, K. Miyazaki, and G.
(2007))
78 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Mo-95 memiliki 42 proton yang berarti semua protonnya berpa-
. jp =Σ0. Jumlah netronnya adalah 53, sehingga konfigurasinya
sangan,
adalah [50] 1g7/2 3, yang berart jn = 7 . Ini berarti spin Mo-95 ada-
2
2 4
lah 7 dan paritasnya adalah (−1) , sehingga paritasnya genap atau
postif,
Pb-207 memiliki 82 proton yang berarti semua protonnya berpa-
sangan, jp = 0. Jumlah netronnya adalah 125, sehingga konfigurasi-
. Σ10 Σ8 Σ6 Σ4 Σ2
nya adalah [82] 1h 9/2 , , , 3/2 , 1/2 , Σ13
,
. . . . .
2f 7/2 2f 5/2 3p 3p 1i 13/2
yang berarti jn = 13 . Ini berarti spin Pb-207 adalah 13 dan paritasnya
2 2
adalah (−1)6, sehingga paritasnya genap atau postif,
Sayangnya hasil pengukuran menunjukkan kalau spin Mo-95 ada-
lah 52 dan Pb-207 adalah 1 . Perbedaan
2 hasil ini memaksa fisikawan
Gambar
yang 3.13: Tingkat
ditunjukkan padaenergi
Gambarproton
3.12.(kiri) dan netron
(sumber: dari potensial sentral
Povh, 1995)
80 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
• mencoba mendefinisikan
sentral non kotak ditambahpotensial
potensialinti sebagai
kopling intijumlahan poten- sial
• mencoba memasukkan
proton mungkin berbeda efek Coloumb,
dari potensial sehingga
untuk netron.potensial untuk
Salah satu contoh potensial yang diusulkan disajikan
sedang tingkat energi yang dihasilkan disajikan pada Gambar pada Gambar
3.13. 3.12,
Dengan membandingkan kedua tingkat energi yang ada (Gambar
. . . . .
1h 2f 3p 1i 3p
3.1. MODEL KULIT 81
−
→ i=1 −
→ → →
−
I = ΣA l i + ΣA −
i=1 →
s i = l +− s. (3.18)
Perhatikan vektor.
jumlahan bahwa Kadang-kadang,
penjumlahan pada persamaan
spin inti jugadidinyatakan
atas adalah pen-
sebagai
jumlahan spin total proton dan spin total netron.
Penyelesaian
Contoh : Mencari rumusan spin inti
Turunkan ungkapan spin inti (Persamaan (3.17)) dari Persamaan
(3.18).
→ −
− →
= I p + I n.
Secara umum, I adalah bilangan bulat plus 1 untuk A ganjil dan
2
bilangan
dengan Abulat
genapjikamemiliki
A genap.spin
Dari
2 pengamatan,
0,
6 kecuali
10 intididapatkan
dengan
14 A bahwa
genap inti
tetapi Z dan N ganjil, yaitu H, Li, B, dan N.
1 3 5 7
inti Spin
padainti pada keadaan
keadaan dasar (groundstate).
tereksitasi state)Sebutan
dapat berbeda daritanpa
spin
keterangan
dengan spinlebih lanjut
I akan berarti (excited
spin
ke inti pada
(2Ikeadaan
spin inti
dasar.
daan.Suatu inti
masing dicirikan olehterdegenerasi
bilangan kuantum dalam
magnetik +spin
1) kea- Masing-
84 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
m I (yaitu
mana mI =proyeksi
−I, −I +spin I pada
1, ....., I − 1,sumbu
I. quantisasi, misalnya sumbu z), di
Kuantitas lain
merepresentasikan yang juga
sifat simetri diperlukan
fungsidenganadalahsuatu
gelombang paritas (parity
partikel. Jika),fungsi
yang
gelombangposisi
koordinat suatu partikel
y, z)dinyatakan
(x, memiliki θ menyatakan
danparitas Ψ (r, θ) dengan r menyatakan
partikelnya dikatakan positif jikaorientasi ruangnya, maka
π = (−1)l , (3.19)
di mana
positif l adalah bilangan
atau orbital. Suatu intiseperti
dikatakan memiliki paritas
(orbital
inti d), paritas
dikatakan
genap
4 (orbital
memiliki
jika l bernilai
g),paritas
6 (orbital i), genap,
negatif dan seterusnya. 0 (untuk orbital
Sebaliknya, s), 2
suatu
ganjil, seperti
seterusnya. 1 (untuk
Seringkali orbital
nilai suatu p), 3 atau
paritas
paritas
(orbital
ditulis ),ganjil
fbersama jika l h),
5 (orbital
dengan
bernilai
dan
spinnya
sebagai berikut
l
j π = I (−1) , (3.20)
dengan I adalah spin inti. Dengan demikian suatu inti dengan paritas
negatif dan I = 7 , dikatakan memiliki j = 7 −.
2 2
Contoh : Mencari paritas
Hasil eksperimen2 untuk nilai spin dan paritas dari beberapa inti ada-
lah sebagai berikut: Ca-43: 7 −,2Nb-93: 9 +,dan
2
Ba-137: 3 +. Jelaskan
2
maksud hasil tersebut.
7 −
Karena
paritasnya spin Ca-43
negatif,
43 Ca adalah
berarti , maka
l = 3 atau l =f 3. atau
orbital l = demi-
Dengan 4. Tetapi karena
kian, spin
pada inti
lengkapnya berasal
adalah 1f dari
93
7/2 . netron tak
29 + berpasangan di sub orbital f7/2, atau
Nilai spin dan paritas Nb adalah , artinya l = 4 atau l = 5.
41 2
Karena paritasnya positif, maka l = 4 atau sub orbitalnya 1f9/2.
20
Nilai spin dan paritas 137 Ba adalah 3 +, artinya l = 1 atau l = 2.
56 2
s N. sΣ
k ,
s
µ =g µ (3.22)
di mana g
menggabungkan
s = 5, 59 untuk
Pers. tak proton
(3.21) dan g =
dan (3.22),
s −3.83 untuk netron. De- ngan
didapatkan momen magnetik
total untuk inti tunggal berpasangan adalah
(j + 1) k2, sehingga
µ terhadap J adalah (µ.J) = µ j jk
Σ
µ (j + 1) = µ 1 (g + g )j (j Σ
1
g − g ) (l (l + 1) − s (s + 1)) ,
+ 1) + ( l s
2
atau N
2 l s
Σ Σ
N
1
(g s
+ 1(g −l g ) s(l − s) (l + s + 1) . (3.24)
2 l 2 (j + 1)
µ=µ + g )j
µN
2 (gl − gs)
1
Σ untukj = l −
j 2
Σjgl +
2(j+1)
2
µ= .
Persamaan terakhir
. Σ.juga dapat ditulis sebagai
Σ Σ
1
j − g + 1g µ untuk j = l + 1 (3.25)
2
l
2
s ΣN
= l
− 1 gs µN
j+1 2 2 2
µ j Σ. 3Σ 2 ,
j+ g
untuk j = l − 1
yang dikenal sebagai nilai Schmidt. Nilai magneton nukleon adalah
µN = 3, 1525 × 10−8 eV/T.5 Seringkali nilai µ dinyatakan dalam nu-
ngan j = l − s = 2 − 1 =2 3 , sehingga
2
3 Σ. Σ
2 2 3 3 1 − .
µ= +
2 2
× 0
− × Σ µN , .
3 +1 2 ( 3 83) = 1 15 nm
3.2. SIFAT-SIFAT INTI 89
Ternyata
-1,312 momen magnetik hasil eksperimen untuk ketiga inti tersebut adalah
137). nm (untuk Ba-43), 6,167 nm (untuk Nb-93), dan 0,9357 (untuk Ba-
Dari hasil di atas,
rumusan ternyata ada ketidaksesuaian antarakarena
hasil me- lalui
Schmidt Schmidt
sebenarnyadibangundan hasil
atas eksperimen
anggapan Hal iniyang
nukleon terjadi
bebas, rumusan
nilai pa- dahal
menjadi nilaitidak. Untuk
efektifnya, diitu
manadilakukan modifikasi pada gs dan gl
gsefektif = (0, 6 − 0, 7) gs
efektif
gl
= (0, 9 − 1, 0) gl.
Nilai yang dipakai biasanya adalah gefektif = 0, 7g dan gefektif =g.l
s s l
Nilai momen magnetik untuk Ca-43, Nb-93, dan Ba-137, berturut- turut
adalah Σ. Σ Σ
7 1 1
µ= − × 0 + × (0, 7 × −3.83) µ
2 2 2 Σ N = −1, 3405 nm
Σ
Σ. 1 1 × (0.7 × 5, 59) µ N = 5, 9565 nm
9 − × 1+
µ= 2 2 2
Σ. Σ
3 3 1 Σ
= = 32 + 0 , ×− . µN ,
µ µ × (0 7 3 83) = 0 805 nm
3
Sekarang momen 2 2 − ×
2 + 1 magnetik teoritis lebih dekat dengan hasil eksperi-
2
men, yaitu
(untuk -1,312 nm (untuk Ba-43), 6,167 nm (untuk Nb-93), dan 0,9357
Ba-137).
90 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Eksperimen
(nm) (Pers.Teori
(3.25))
Tabel 3.6: Nilai momen magnetik beberapaTeori
inti
(nm) efektif
(Pers. (3.25),
(nm) g )
Penyelesaian
Dari
Nb-93contoh sebelumnya,
adalah µ =µN5,=9565didapatkan bahwa momen
Ca-43magnetik
adalah µun-
= tuk
−1, 3405
Ca-43
Contoh :µFrekuensi
N , di mana
-1,312 3, 15µ-1,92
resonansi
, sedang
×N 10 untuk
−14 MeV/T. Selanjutnya,
-1,341 fre- kuensi
Nb-93 6,167 6,8 5,957
Hitunglah frekuensi NMR dari (a) Nb-93 dan (b) Ca-43, dalam medan
Ba-137 0,934 1,15 0,805
magnetik 1 tesla.
resonansi dapat dihitung dengan
ω = kω = µB/j
ν=
2π h,
2πk
di
43.mana nilainya adalah 37,67 MHz untuk Nb-93 dan 2.03 MHz untuk Ca-
3.2.3 Sifat elektrik inti
Momen
momen elektrik intielektrik.
quadrupol orde2 terendah yang bisamomen
berharga tidak nolelektrik
adalah
diberikan
dengan ψ,oleh Q =nilai
maka − rSecara
e 3zmomen 2
. Jika klasik,
fungsi elektrik
quadrupol gelombangquadrupol
intiarah
pada dinya- takan
z dapat
dinyatakan sebagai
. ∫ Σ Σ Σ
(Q) = ρψ ∗ 3z 2
− r 2
ψdτ,
Secara umum, terdapat 3 jenis bentuk inti, yaitu (3.26)
3.2. SIFAT-SIFAT INTI 91
• Inti berbentuk bola, sehingga r2 = x2 + y2 + z2 = 3z2 dan
(Q) = 0.
• Inti berbentuk oblate, x = y > z sehingga r2 = x 2+y 2+z 2 > 3z2
(j + 1) (2j + 1) B
Pers. (3.27) mengindikasikan bahwa Q = 0 jika j = 0, j = 1 , atau
2
QB = 0. QB adalah momen quadrapol dalam ‘body frame’. Nilai QB
diberikan oleh
2 . 2Σ
QB = Ze a − b , (3.28)
5
di
z) mana a
dan atau = R (1 + ε) − 1 /2
adalah
R (1 + ε) dengan
b = sumbu jari-jari
adalah sepanjang 2
sumbu
jari-jariparameter rotasi
sepanjangde-
sumbu (atau sumbu
tegakKaitan
lurus
rotasi
antara β, bentu inti, xy), ε adalah
dan nilai Q ditunjukkan pada Gambar formasi.
3.14
Contoh : Menyatakan QB sebagai fungsi ε
Penyelesaian
6Pada beberapa buku, dipakai sistem satuan atom dengan e = 1, sehingga satuan Q
adalah barn.
92 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Gambar
deformasi
tengah: 3.14:
β dan(εBerbagai
momen bentuk
0, Qquadrupol inti dan kaitannya
Q. kanan:
Panel kiri; (εdengan
oblate (ε>< 0,0,parameter
QQ >< 0),
(sumber: bola
Loveland, = 2006) = 0), dan prolate 0).
Kita gunakan Persamaan (3.28) untuk
pada parameter deformasi ε sebagai berikut B Q sehingga didapatkan ketergantungannnya
2 . R2 Σ
R 2 −
QB = Ze 2 .(1 + ε) 1 +ε
Σ
5 2 (1 + ε)3 − 1
2
=ZeR 1 +ε
2 .3ε + 3ε + ε
2 3
5 2
=ZeR Σ 1 +ε
5
. Σ
2 3ε (1 + ε)
≈ 5 ZeR 2
6
= ZeR2ε.
1 +ε
Penyelesaian
Pb-207
netron memiliki 82di
tak berpasangan proton
3p1/2.dan 125 netron.
Dengan Itu jberarti
demikian hanya
= 1 , dan ka- ada 1
2
rena itu maka Q = 0.
3.3. MODEL INTI YANG LAIN 93
Contoh : Menduga bentuk inti dari momen quadrupolnya
. −
Kedaan dasar dari 165Ho
67 stabil dengan I = Σ2 memiliki Q B =
3, 58 eb. Gunakan data ini untuk mencari nilai a dan b serta men-
duga bentuk inti.
Penyelesaian
. Σ
Dengan menggunakan Persamaan (3.28), didapatkan Q B = 2eZ a25 − b2 =
3, 58 b. Karena Z = 67, maka didapatkan a2 − b2 = 0, 13 b = 13 fm2.
Selanjutnya dengan memanfaatkan ekspresi kerapatan nukleon da-
A
lam intiA ρ = 4
πR3 , maka didapatkan A = 3 πR ρ = 3 πab ρ, atau
4 3 4 2 7
ab 2 3
= . Karena 3 −3
ρ = 0, 17 fm dan A = persamaan,
165, didapatkan 2 3
Selanjutnya
fm denganfm.memecahkan kedua dida-ab = 231,
patkan a =76,fm85.
inti dan b = 5.82
Ho-165
4πρ berbentuk Karena
prolate.a > b, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
3.3 Model Inti yang lain
Selain
karena berbagai keberhasilannya,
gagal menjelaskan modelsifat
beberapa kulit/ juga memiliki
fenomena intikekurang- an
lain, yang
menunjukkan
antara lain gerakan nukleon secara kolektif. Contoh fenomena ter- sebut
• Kurva
tetapi fraksi energi inti
menunjukkan f sebagai
adanya fungsi
puncak pada A tidak bersifatA‘smo-
inti dengan oth’,
kelipatan
4.
• Inti yang foton
spektrum turun yang
ke keadaan dasardapat
memancarkan foton. Da- ri
keadaan
spektrum eksitasi
yang inti. dipancarkan
Padayang
sederhana, tingkat
menunjukkan
dipelajari
eksitasi struktur
tertentu
adanya
tingkat
di- dapatkan
modus gerak
inti yang lain, bukan seperti yang digambarkan
yang justru memprediksi spektrum eksitasi yang lebih rumit.oleh model kulit,
7 Ingat bahwa a = R (1 + ε) dan b = R (1 + ε)−1/2 .
94 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
• Momen
nilai quadrupol
diberikanbahwa Lu-177
oleh wujud didapatkan
modelintikulit. 25 kali lebih besaryang
Momen dari besar
yang
menunjukkan
segala arah. Ini
Dengan kata lain, bukan
inti berupaquadrupol
mengalami bola
peru-yang simetris
bahan ke
bentuk
(deformasi). menandakan adanya gerak kolek- tif nukleon
tubuh inti, yang justru tidak dipertimbangkan oleh model kulit. dalam
• Pada hamburan
eksitasi. inelastik,perhitungan
Seringkali inti mengambil energi dari proyektil untuk
memberikan
perimen. penampang
Inimodus
menandakan lintang yangberdasarkan
lebih
suatu tertentu.
proses kecil
eksitasi
model
dari
kolektif data kulit
eks-
nukleon,
sesuai suatu gerak kolektif
Keseluruhan
model fenomena
inti alternatif di bisa
yang atas, mendorong ilmuwan untuk merumusk- an
mendiskusikan beberapa modelmenjelasakan fenomena
alternatif tersebut. tersebut. Kita akan
3.3.1 Model alfa
Sejauh
mana inti kita memandang
keduanya inti
dipandangkalau sebagai
sebagai kumpulan
partikel yangproton dan ‘langsung’
secara netron, di
membentuk
‘cluster’ inti.
lebih Bagaimana
dahulu, dan relevan
kemudian misalnya
cluster netron danyang
tersebut proton mem- bentuk
membetuk inti.
Cara pandang
seperti setiap ini
ditunjukkan menjadi
padaAGambar jika kita
3.15. melihat fraksi energi ikat inti,
bahwa
fraksi energi inti dengan
ikat yang kelipatan
lebih besar danDari
4 dari Zinti gambar 2tersebut,
kelipatan terlihat
selaluFakta
tetangganya. memiliki
inti
memunculkan
model alfa. modelide bahwa
Modelalfa, inti
alfa adalah terdiri atas
salah satu partikel alfa,
modelkumpulan atau
cluster dengandikenal sebagai
n =alfa,
4.
Dalam inti dipandang sebagai partikel
di mana antar
jumlahnya partikelpada
tergantung alfa jumlah
dihubungkan
partikeldengan
alfanya.ikatan 4alfa (αbond), yang
partikel alfa, sehingga jumlah αbond-nya adalah 0. IntiInti He terdiri atas 1
2
3.3. MODEL INTI YANG LAIN 95
B = n × Bα + m × Bbound.
Tabel 3.7 menunjukkan suatu hasil yang menarik, bahwa nilai energi
Bbond adalah bernilai konstan, sekitar 2,42 MeV. Hal ini merupakan
8Nilai m pada persamaan ini mengacu pada tabel 3.7, yang dihitung berdasark-
an bentuk yang dipilih dan tidak mengharuskan hubungan antar setiap partikel α. Jika setiap
partikel alfa dihubungkan, maka m = Σm−1i.
i=1
96 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
Gambar 3.16: Struktur inti menurut model alfa (Sumber Cook, 2005).
Contoh : bagi
dukungan Rumusan
modeluntuk
alfa. Bbound
Carilah rumusan untuk Bbound. Carilah nilai Bbound per ikatan untuk
Penyelesaian
inti 16
8 O.
Menurut
partikel model
alfaikatan
di mana alfa,
Bα energi
= 28, 3ikat inti sedang
MeV, B dipakai untuk
sisanya membentuk
dipakai untuk
membentuk
alfa dan memiliki malfa dengan
ikatan alfa,energi
maka Bbound. Jika inti terdiri atas n partikel
B − (n × Bα)
Bbound = m .
Untuk 16O, diketahui bahwa A = 16, B = 127, 62 MeV, n = 16 =4,
8 4
Gambar
dari 3.17: Panel atas: Berbagai model deformasi inti
danakibat vi- brasi,
dan kiri
(sumber:
sedang
ke kanan:
Lylle,
quadrupol
netron
monopol,
2001).
(kanan),
bulatan Panel
putih.
dipol,
bawah:
proton
(sumber:
quadrupol,
mekanisme
dilambangkan oktupol,
Cook, 2006)ter- jadinya
dengan heksadekapol
dipole
bulatan (kiri)
hitam
translasi.
dianggap Dipol teramati
timbulkesebagai sebagai
akibat eksitasi dengan 0 - 20 MeV.
gerakan kolektif proton dan gerkan Dipol
kolektif netron arah yang berlawanan.
• Quadrupol
lonjong (λ = gerakan
akibat 2), muncul sebagai
netron perubahan
danMeV.proton. bentuk inti ter-
Kuadrupol men-amati
jadi
sebagai
dan eksitasi
dipol yang dengan
tidak di atas 10
merubah bentuk Berbeda dengan
inti,demikian,
maka qu-monopol
drupol
menyebabkan
dapat perubahan bentuk inti. Dengan quadrupol
untuk dianggap
fonon
sebagai
vibrasi disebut vibrasi
fonon, danorde terendah.
untuk Ku-adrupol
kasusmomentum
qu- antisasidisebut
energi
= 2) quadrupol.
dijelaskan paritasFonon
dan dengan genap
teori
quadrupol
vibrasi
208
membawa
((−1)l).adalah
Sa- lah
‘ satudipole
giant
dua unit
fakta resonance’
yang (l
bisa
pada reaksi
sebagaitersebut(γ,n)
sebuah pada pada
peakenergi Pb. Giant dipole resonance ditunjukkan
besar pada distribusi penampang lintang total
proses
3.3. MODEL INTI YANG LAIN 99
γ yang datang.
• Oktupol
yang (λ = 3), muncul sebagai perubahan bentuk inti dalam
208Pb3 pada
arah
energiberbeda.
2,61 MeVContoh
di atasoktupol
energi antara lain adalah
dasarnya. eksitasi
Penyelesaian
Contoh : Menjelasan ‘giant dipole resonance’.
Menurut
frekuensi model vibrasi,
tertentu. γproton
yang bergetar
Foton proton, datang terhadap
inti netron
ke dengan pada sua-
berinteraksi tu
secara
elektromagnetik
frekuensi foton γ dengan
sesuaisehingga tapi
dengan getaran
frekuensitidak
getarsemakin netron. ne-
proton terhadap Apabila
tron,
maka terjadi resonansi proton
ditandai oleh puncak pada penampang lintang total. kuat. Kejadian ini
3.3.3 Model rotasi
Gerakan vibrasi
lingkarannya. inti dapatinimenyebabkan
Perubahan bersifat lunak deformasi
dalam arti bentuk
dapat inti darisehingga
hilang bentuk
inti kembali ke
terbedakan, bentuk
maka dasarnya,
sebuah rotasiyaitu
dapatlingkaran.
diamati Ka-
hanya rena intiintinya
jika bersifattidak
tak
berbentuk bentuknya
permanen lingkaran. Di alam
bukan terdapat
lingkaran, yaitu be- berapa
dengan inti inti
jarang yang
(150 secara
< Ainti
<
190) atau
terdeformasi aktinida
(deformed(A > 220).
nuclei Inti
). Salah ter- sebut
satudengan dikenal
efek rotasi sebagai
yang diketahui
teramati
adalah,
mempunyai inti momen
dengan jarang
magnetik atau
yangaktanida
sangat besar, A ganjil
dibandingkan dugaan
teoriSecara
dengan modelbentuk
umum, kulit. inti yang mengalami deformasi akan men-
θ=0
4 π 4 π
Kita hitung lebih dahulu
Σ . Σ Σ . Σ
1 5. Σ 2 5
= R 1+β 3 cos 0 − 1 = R 1 + β
2
a =R
Σ . . Σ Σ . Σ
1 5 π Σ 1 5
θ=π/2 = R 1 + β 3 cos2 − 1 = R 1 − β
b=R 4 π 2 4 π
.
3 5
a − b = Rβ
4 π
Dengan demikian, maka parameter deformasi β diberikan oleh
.
4 π a−b a−b
β= ≈ 1, 06 , (3.31)
Penyelesaian 3 5 R R
Contoh : Hubungan antar parameter deformasi
Kita evaluasi nilai keduanya pada saat θ = 0, di mana
Carilah hubungan antara β dan ε.Σ . Σ
2 5
a=R 1+β
a = R [1 + 4ε] . π .
Dari kedua hubungan di atas, didapatkan ε = 2 5 β = 1, 98β atau
4 π
ε
β = 1, 98.
2
Energi dari benda yang berotasi adalah E = J dengan
2I J adalah
^2 = J (J + 1) k2 sehingga
harus diganti dengan J
EJ = J (J + 1) . (3.32)
2Ik2 k2 2
Dengan demikian, akan didapatkan E1 = 0, E1 =2 ,E =6k ,
3 2I
Contoh2 : Menghitung energi rotasi. 2
E = 12k dan seterusnya. 2I 2I
Energi eksitasi pertama dari Er-164 adalah 91,4 keV di atas energi
Penyelesaian
+). Carilah nilai energi rotasinya +untuk sembarang J.
dasarnya (0Karena keadaan dasarnya adalah 0 , maka keadaan eksitasi perta-
manya adalah 2+. Eksitasi berikutnya adalah 4+, 6+, dan seterusnya.
2 2
Dengan menggunakan k 2I = 15, 2 keV, didapatkan E = k 22(2 +2I
1) =
91, 4 keV, E4 = 20 × 15, 2 = 305 keV, E6 = 42 × 15, 2 = 640 keV,
dan
pengukuran × 15,E2 2= =91,1097
E8 = 72adalah keV.
4 keV, E4 =Sebagai perbandingan,
300 keV, E6 = 614 keV,nilai
dan hasil
E8 =
1025 keV.
Pada kenyataanya, nilai momen inersia bervariasi, tergantung pa-
da bentuk intinya. Untuk inti rigid berbentuk ellips dipakai Irigid =
2
MR20(1 + 0, 31β) atau k = 6 keV. Untuk inti ‘cair’ berbentuk
5 2Irigid
ellip dipakai Icair = MR β atau = 90 keV.
9 2 k
8π 0 2Icair
Sekarang
drupol. kita bahas
Perubahan bentukefek
inti dari bentuk inti nilai
mempengaruhi terhadap momen kua-
quadrupol dalam ‘body-frame’), mengikuti persamaan QB (yaitu momen
3 2
QB = √ R0Zβ (1 + 0, 16β) .
5π
3.3.4 Model Nilsson
Sejauh ini kita telah
keberhasilannya. mendiskusikan
Pendekatan berbagai
independen (yang model intioleh
diwakili dengan segala
model gas
fermi yang merupakan
pendekatan pendekatan
kuantum) dan klasik
pendekatan dan
kolektifmodel kulit yang
(yang di- merupakan
10 BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
representasikan
model olehberhasil
cluster/alfa) model tetes cairan, model
menerangkan vibrasi,
berbagai modelinti,
rotasi, dan
2
caranya
Bohr danyang berbeda-beda.
B. Mottelson, Selanjutnya
tertarik untuk ilmuwan,
menggabungkandi perilaku
antara- nya
kedua
dengan
adalah
pendekatanA.
tersebut,
coba dalam
dijawab suatu
adalah: model yang
‘bagaimanakah konsisten.
bentuk Di antara pertanyaan yang
tingkat energi inti dan nilai
bilangan ajaib jika faktor deformasi inti diperhitungkan?’.
Ilmuwan yang pertama kali melakukan perhitungan berdasarkan
ide tersebut
masukkan adalah
faktor Nilsson.
deformasi intiIakemenggunakan
dalam rumusanmodel kulit, tetapi
potensialnya, me-
se- bagai
berikut
1
V (r) = mω2r2 (1 − 2βY
20 (θ, φ)) + CL.S + DL2. (3.33)
Perhatikan bahwa2 suku β merepresentasikan deformasi inti (lihat Per-
samaan
ekpresi (3.31)). inti,
potensial Sebagai
makakonsekuensi
bentukpada dari energi
tingkatan kehadiran faktor β dalam
pada faktor β, seperti ditunjukkan Gambar 3.18.pada inti bergan- tung
Penyelesaian
Contoh : Menghitung spin inti terdeformasi.
Na-23
proton tak mengandung
berpasangan 11 proton
yang dan 12 netron,
merupakan sumber sehingga
spin intiterdapat
Na-23. se- buah
Dengan
menggunakan
proton tak model kulit
berpasangan
5 (atau
tersebut menganggap
berada padainti
subberbentuk
kulit 1dbulat,
, β = 0),
sehingga
spinnya seharusnya
eksperimen, Hal ini . Ternyata
wajar, nilai ini tidak
berbeda de- ngan
5/2 hasil
melainkan
momenTerlihatprolate
kuadrupol Qdengan
dan β =karena
jari-jari 0.12 Na-23
(nilai
inti rata-rata β R).
bisa berbentuk
didapatkan
Meng-
lingkaran
acu padadari data
gambar
3.18. bahwa untuk β = 0.12, sub orbital
1d5/2 terpecah menjadi 3 keadaan sehingga proton bebas berada pada
2
Gambar
2005) 3.19: Berbagai model inti dan pengelompokannya (Sumber Cook,
BAB 3. MODEL INTI KUANTUM
106
Gambar 3.20: Berbagai model inti dan kronologi perumusannya (Sumber Cook, 2005)
Bab 4
107
108 BAB 4. GAYA ANTAR NUKLEON
isotop
sederhanadaridanhidrogen.
sekaligusDeuteron merupakan
mengandung interaksicontoh inti yang
antar nukleon. paling
Beri- kut
kita tinjau beberapa sifat deuteron.
4.1.1 Energi ikat
Energi
diamatiikat deuteron,
dengan yang
ketelitian jugamelalui
tinggi berarti salah
energi ikat
satu proton-netron,
dari cara ber- ikut.da- pat
• Mengukur
mudian massa deuteron
menghitung energi dengan
ikatnya spektroskopi
dengan menggunakanmassa, danmaan
Persa- ke-
(1.9)
Bdeuteron = [mp + mn − mdeuteron]c2.
Hasil
22463yang diperoleh
± 0, 00004 MeV.dengan metode ini adalah Bdeuteron = 2,
• Dengan menggunakan
netron, melalui reaksi reaksi penggabungan inti hidrogen dan
1
H + n → 2H + γ
dan mengukur
metode energi
ini, energi ikatdari sinar gamma
deuteron sama yang dipancarkan.
dengan Da-rangi
γ diku-
energidengan lam
dengan
disosiasienergi
adalahkinetik
Bdeuteronnetron. Hasil
= 2, 224589 ±yang diperoleh
0, 000002 MeV. metode
2
H + γ → 1H + n,
di mana energi
Hasil minimal γ merupakan nilai dari energi ikat deu- teron.
2, 224 yang diperoleh
± 0, 002 MeV. dengan metode fotodisosiasi adalah Bdeuteron =
4.1. DEUTERON 109
Dengan
untuk demikian, didapatkan fraksi energi ikat (yaitu energi per nu- kleon)
energi deuteron
model tetes
sebesar
ikat rata-rata inti,
cairan atau
1,112
yaitu MeV.
SEMF). sebesarNilai ini jauh
8,5 MeV lebih
(yang kecil
kita dari fraksi
dapatkan dari
4.1.2 Spin dan paritas
Karena
dari spindeuteron terdiri
netron, spin inti,atas
dan1 momentum
proton dan sudut
1 netron, maka berikut
l, sebagai spinnya berasal
→ −
− → →
− →
−
Dari hasil pengukuran, I = s p +bahwa
didapatkan s n +spin
l . deuteron adalah I = 1(4.1)
dan
paritasnya
adalah l = 0genap.
(orbitalIni berarti
s) atau l = 2nilai momentum
(orbital d). sudut deuteron adalah
Penyelesaian
Dengan mengacu
:paritasnya
Mencari pada Persamaan
nilai momentum (4.1) dan deuteron.
fakta bahwa spinadalah
deu- Contoh
genap, carilah nilai sudut untuk
momentum sudut teron 1 dan
yang mungkin.
sp + s n + l = 1
I=1−0=1
• mentum
proton dan netron paralel
sudutnya I = 1 + 1(s=p 2+ lsn) = −1, sehingga mo-
adalah dengan
Dari percobaan
genap. yang lain,
Karena adalah
paritas diketahui bahwa ,paritas dari deuteron ada- lah
sudut deuteron 0terkait
(orbitaldengan
s) atau 2(−1) berarti
(orbital d). bahwa mo- mentum
4.1.3 Momen magnetik
Deuteron
menganggap terdiri atas 1 proton
keduanya berada dan
pada1 netron
orbital tak berpasangan.
s, maka momen Ji-magnetik
ka kita
deuteron adalah
Karena = 1 , didapatkan
smaka µ = [(g(untuk
gsp = 5, 585691 sns + gspproton),
s) /k] µN dan gsn = −3.826084 (untuk
(4.2)
netron),
dingan, nilai µ = 0,
hasil eksperimen 879804
adalah µ =nm. Sebagai±perban-
0, 8574376 0, 0000004 nm.
Ini berarti Dengan
eksperimen. hasil perhitungan
kata tidak bagi
lain, peluang benar-benar dansama denganberada
hasil
di orbital
secara s (l =jika
teoritis 0) tidak bernilai
kita4%,
menganggap 100%.
hanyaHasilnetron
eksperimenproton
bisa untuk
direproduksi
s, sedangkan sisanya, ada di orbital d (l =96%
2). deute- ron berada di orbital
2
4.1. DEUTERON 111
Dengan
Contoh memanfaatkan
: Menghitung data
rasionilai momens magnetik
keadaan dan deuteron
d pada nilai ha-
deuteron. sil
eksperimen adalah µ = 0, 8574376 nm, hitunglah peluang deuteron
untuk berada pada keadaan momentum sudut d.
Penyelesaian
Dari analisis 0spin
deuteron dan paritas, diketahui bahwa momentum sudut
mnghitungadalah
rasionya. (orbital s) atau 2 (orbital d). Sekarang kita akan
= µs + x (µd − µs) ,
atau
µeksp − µs 0, 8574376 − 0, 879804
x= = = 0, 03925 ≈ 4%.
µd − µs 0, 310098 − 0, 879804
4.1.4 Momen quadrupol elektrik
Jika deuteron
adalah berada padahasil
nol.deuteron
Sayangnya, orbital s (l = 0), berarti
eksperimen momen quadru- polnya
menunjukkan
quadrupol adalah Q = 0, 00288 ± 0, 00002 barn. Se-bahwa momen
112 BAB 4. GAYA ANTAR NUKLEON
baliknya,
+ Q + Qjika
. deuteron hasil
Ternyata dianggap terdiri atas
eksperimen bisaorbital s dan d, secara
maka Qteoritis
= Qss
jika di
ada kitaorbital
sd menganggap
dd
d pada 96%
(l = 2). deuteron
Hasil berada
ini=sekali di direproduksi
orbi- tal s dan sisanya, 4%,
deuteron berada orbital d (l 2). lagi menunjukkan bahwa sebagian
4.1.5 Potensial dan jari-jari
Darifm.
2,1 percobaan hamburan,
Selanjutnya jika didapatkan bahwa
hasil tersebut jari-jari efektif
dimasukkan padadeuteron
persa- adalah
maan
Schrödinger, didapatkan kedalaman potensial deuteron adalah
-35 MeV. Ini berarti bahwa energi ikat deuteron jauh lebih dekat ke
puncak (V
sialnya sumur
= -35potensial
MeV). (V = 0 MeV), dibandingkan ke dasar poten-
4.2 Sifat Gaya Nuklir
Dari
gaya analsis(atau
deuteron,
nuklirkita
kuat,dapat menduga
nuclearsifat gayaKarena
antar gaya
nukleon atau
harusnuklir
bahwa bisa
gayamengimbangi
nuklir tersebutgaya
strong
harustolak
force).
elektrostatis,
memiliki maka
sifat sebagai
tersebut
kita bisa menduga
berikut:
1. Pada jarak gaya
dibanding dekat(tolak)
(radiusCoulumb.
inti), gaya (tarik) nuklir lebih kuat
2. Pada jarak atomik, gaya nuklir
molekul dapat dipahami sebagai dapat diabaikan,
akibat sehingga ikatan
gaya Coulumb
3. Beberapa
nuklir. partikel, seperti elektron, tidak dipengaruhi oleh gaya
Dari percobaan
gaya yang dilakukan kemudian, kita dapati tambahan sifat untuk
nuklir, yaitu
4.3. MODEL PERTUKARAN PARTIKEL. 113
1. Gaya
yang nuklir juga
bisa menjaga mengandung komponen repulsif (saling me- nolak)
nukleon berada pada jarak rata-rata antar partikel
yang tidak nol.
2. Gaya nuklir
demikian, tidak bergantung pada jenis
antarnukleonnya.
antarDengan
gaya antaratidak
serta nuklir adadan
proton
terhadap
perbedaan
netron.
muatan
antara
Sifat
(charge
gaya
ini dikenal
independen-
proton,independensi
sebagai
ce).
netron,
3
=
Gambar
nukleon. 4.1: Diagram
Perhatikan
yang dipertukarkan Feynmann
bahwa
kita tulis waktu untuk
sebagai berbagai
bergerak
garis jenis interaksi
dari bawah
putus-putus. ke atas.nukleon-
Partikel
• Interaksi
tidak di mana
berubah baik partikel
muatannya. pemberi
interaksi ini pion dengan
terkait maupunpion
penerima
netral pion
atau
π 0
. Contoh
indeks reaksinya adalah (p untuk proton dan n netron, serta
1 untuk
penerima pion) nukleon pemberi pion dan indeks 2 untuk nukleon
– n1 → n1 + π0 dan n2 + π0 → n2
– p1 → p1 + π0 dan p2 + π0 → p2
. Σ2
E 2 = (pc)2 + mc2 .
Selanjutnya kita pakai
sehingga didapatkan Ê2ungkapan
2 operator
= −k2 ∂ dan Ê 2=∇ik2 ,2∂dan
p̂2 = −k dan p̂ = −ik∇
1∂φ ∂t
. − .mc ∂t2
φ= .
∇ 2 Σ 2Σ c2 ∂t2
Persamaan
(φ ƒ=terakhir
φ (t)), dikenal sebagai persamaan Klein-Gordon. Untuk kasus
statis,
Helmholtz, atau k terakhir tereduksi menjadi persamaan
maka persamaan
. Σ
∇ 2 − k 2 φ = 0,
di mana
solusi k = bentuk
dalam mc/k. Dalam koordinat radial, persamaan terakhir memiliki
e−kr
r
φ=g . (4.4)
5Fakta bahwa pion terdiri atas 3 jenis partikel, serupa dengan nukleon yang bisa muncul
dalam 2 bentuk partikel. Gejala ini dikenal sebagai isospin.
6Fakta ini, juga persamaan (4.3), menunjukkan bahwa daya jangkau suatu in- teraksi
berbanding terbalik dengan massa partikel pembawabya.
4.3. MODEL PERTUKARAN PARTIKEL. 117
π+ π0 π−
massa (MeV/c2) Tabel 4.1: Sifat-sifat
139,6 pion135 139,6
muatan (e) +1 0 -1
isospin (T) +1 0 -1
spin (k) 0 0 0
paritas ganjil ganjil ganjil
modus peluruhan π− → µ− + νµ π → γ + γ +π+ → µ+ + νµ
p→
+
n p→
+ p p→ pn +
p+ + +pπ
+ π0πp +
n0+ p
modus pembentukan p + n → p + p + π−
V = −k .
r
4.4 Isospin
Kita akhiri
partikel, diskusiisospin
konsep ini dengan membahas
(asalnya dari konsepspin)
isobaric isospin. Dalam
adalah fisika
bilangan
kuantum(atau
partikel (tambahan)
lebih) yang
yang terkait massa
memiliki dengan interaksi
hampir sama kuat. Duainteraksi
dan ber- bu- ah
dengan
dianggap besar gaya kuat yang sama, sekalipun muatannya berbeda,
berbeda. sebagai
Syarat partikel
menghasruskan memilikiyang sama (isospin),
massa yang sama tetapi dalam
atau keadaan
ham- yang
pir sama
sama. Inilah asal kelompok partikel
istilah isobar tersebut
spin. Contoh memiliki
isospin dapatnomor
berupamassa yang
π0, dan π+) dan barion sigma (Σ−, Σ0, dan Σ+)
• empat partikel (isospin quartret ), misalnya barion delta (∆−,
TContoh : Menghitung
. Nilai isospin isospinpada
dicantumkan pionTabel 4.3
Penyelesaian
Hitunglah nilai isospin T dari pion.
1 = Karena terdapat
− berarti
3. πIni
untuk , T =31,jenis
danpion, maka
Tz = +1 nilaiπ+isospin
untuk , Tz = 0Tuntuk
-nya memenuhi 2T−1
π0, dan Tz = +
Contoh : Menghitung isospin nukleon
Penyelesaian
120 BAB 4. GAYA ANTAR NUKLEON
Karena terdapat 2 jenis nukleon, maka nilai isospin T -nya meme-
nuhi 2T + 1 = 3, yang berarti T = 1 , dan Tz = +1 untuk proton dan
2 2
2
Tz = − 1 untuk netron,
Jenis Jumlah Isospin Proyeksi Contoh
isospin partikel (T )isospin beberapa
Tabel 4.3: Nilai (Tz) jenis partikel partikel
singlet 1 0 0 barion lambda
Penyelesaian 1 1 , −1
doublet 2 2 2 2 nukleon, kaon
triplet
Untuk kasus3inti 1 1 Z proton
dengan
diberikan oleh Tz = (Z 1, 0,
dan
− N ).3 Dengan -1N pion,
netron,
demikian barion
nilai sigma
proyeksi
didapatkan spin
3 , 1, − 1 , 3
quarter 4 2 2 2 22 barion delta
1
quintet
• Si-32 (Z = 14 dan N = 18), maka T = (14 − 18) =X-4,
5 22 2, 1, 0, -1, -2 −2 X-32
z 2
1
Contoh : Menghitung Tz
1
Hitunglah nilai isospin Tz dari isospin kuintet A=32 (Si-32, P-32, S-
Peluruhan Radioaktif
5.1 Jenis Peluruhan dan Penyebabnya
Peluruhan
uranium radiokatif
(1896), mula-mulaoleh
dan kemudian diamati
Marieoleh
dan Henri Becquerel
Pierremenga-
Curie pa- pada
da unsur
thorium,
serta unsur
jangkau sertabaru
dayapolonium
ionisasinya dan radium.
pada suatu Dengan
materi, pada tahun cu1899
pada daya
Ernest
Rutherford
peluruhan memilah
alfa dan radioaktivitas
peluruhan betadengan menjadi
(yang sekarang dua kelompok,
dikenal sebagai yaitu
beta
negatif, untuk
diketahui dapat membedakannya
dihentikan oleh sehelai beta
papan po-sedangkan
tipis, sitif). Radiasi
radiasi alfa
beta
dapat menembus
aluminium. Pada papan
tahun tipisPaul
1900, tersebut,
Villard tetapi dihentikan
menemukan jenis oleh sehelai
radiasi ketiga
yang disebut
aluminium, sebagai
bahkan peluruhan
papan dari gam-
timbal. ma,
1 yang
Kelak sanggup
kita akan menembus
mengetahui sehelai
jenis
radiasi yang lain,
penangkapan posi-yaitu pemancaran
tron, seperti positron,
ditunjukkan padapenangkapan
5.1. elektron,
Tabeldigunakan dan
Dengan menggunakan metode J.J. Thomson yang un-
γ, sesuai dengan urutan penemuannya. Urutan tersebut ternyata juga terkait daya ionisasi dan
massanya.
121
Reaksi Dasar, reaksi inti, Gaya yang
Tabel 5.1: Jenis peluruhan radioaktif
Jenis reaksi Penyebab Mekanisme dan contoh peluruhan bekerja
Pemancaran partikel
BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
ukuranbesar
inti alfa mereduksi 2 p + 2 1n → 4 α + Q
1
terlalu ukuran inti 1 0 2
peluruhan alfa A X → A−4 XJ +4 α + Q gaya nuklir kuat
Z Z−2 2
232 U → 228 Th + α +Q
peluruhan beta 0 e− + ν
1n92→ 1p + 90 +Q
e
rasio N/P
melebihi nilai Dengan memacarkan
elektron, netron 0 1 −1
negatif (elektron) berubah menjadi AX → A XJ + 0 e− + ν gaya nuklir lemah
(N/P )stabil e +Q
Z Z+1 −1
proton 14 C → 14 N + 0 e− + ν +Q
6 7 −1 e
peluruhan beta 1p → 1n + 0e + + ν + Q
rasiodari
N/P e
kurang nilai Dengan memacarkan gaya nuklir lemah
positif (positron) positron,menjadi
proton 1 0 1J
(N/P )stabil berubah AX → A X + 0 e+ + νe + Q
Z Z−1 1
netron 64Cu → 64Ni + 0e+ + νe + Q
29 28 1
gaya nuklir lemah
penangkapan rasio N/P 1p + 0 e− → 1n + νe + Q
elektron Dengan menangkap
kurang dari nilai
(N/P )stabil 1 −1 0
elektron, proton A X + 0 e− →A
J
X + νe + Q
berubah menjadi
netron z64 −1 z−1
29
Cu + 01e− → 6428Ni + νe + Q
122
penangkapan
rasio N/P
1n + 0 e+ → 1 p + ν̄e + Q
5.2. PELURUHAN ALFA 123
rasio muatan
kesimpulan terhadap
bahwa massa
radiasi (e/m) dari radiasi
betamenunjukkan beta,
adalah elektron. dan sampai
Pada alfa pa- da
tahundan1901,
Rutherford
terjadi dan
ketika Frederick
suatu Soddy
intiradiasi
berubah menjadi inti bahwa
unsur radiasi
yang lain.Soddy beta
Se- telah
mempelajari
Kazimierz berbagai
Fajans bahwa
secara radiasi yang
terpisahbeta ada, pada
mengajukan hukum tahun 1913 dan
yang menyatakan
atomnya naik satu, sedangkan radiasimenghasilkan intipergeseran
alfa menghasilkan baru
intiyang
radiasi,
barunomor
yang
nomor atomnya
Seperti turun
halnya dua.peristiwa
semua dalam fisika, peluruhan radioaktif
juga harusyang
kekekalan memenuhi beberapa
harus dipenuhi, hukum
antara kekekalan. Di antara hukum
lain adalah
232 228
92 U → 90 Th + α + Q.
Tentunya
232 padakita
U yang bisatersebut
reaksi bertanya, mengapa
adalah partikel
partikel alfa, yang
dan dilepaskan
bukan oleh inti
tikel lain, seperti netron, 1H, 2H, 3H, 3He, 5He, ataupar-
partikel
1 1 1 2 2
kecil
adalah yang
92 lain? Jawabannya
satu-satunya adalah
reaksi yang pada nilai Q,
menghasilkan di manapositif.
Q bernilai peluruhan alfa
Penyelesaian
Contoh : Menghitung Q untuk berbagai modus peluruhan
Hitunglah energi yang dilepaskan jika 232U92meluruh dengan melepas-
kan 32He, alfa, dan 5He.
2
Σ .232 Σ .229 Σ .3 ΣΣ 2
Q = m 92 U − m 90 Th − m 2He c
= −9, 91 MeV
Σ .232 Σ . Σ .4 ΣΣ 2
Q = m 92 U − m 228 90 Th − m 2He c
= [232, 037156 u − 228, 028741 u − 4, 002603 u] × 931, 5 MeV/u
= 5, 41 MeV
Σ .232 Σ . Σ . ΣΣ
Q = m 92 U − m 227
90 Th − m 52He c2
= −2.58MeV
Hasil
terjadi perhitungan
secara menunjukkan
spontan pada bahwa
232 U, hanya peluruhan
karena Q-nya alfa yang
bernilai bisa
positif.
232U
Perhitungan
disajikan lebih
pada teliti
tabel serta
5.2. untuk
Untuk berbagai
isotop lain, modus peluruhan
ternyata peluruhan dari
α juga
selalu menghasilkan Q bernilai positif.
Penyelesaian
Contoh : Menghitung Q untuk berbagai 92 isotop
Hitunglah energi yang pada peluruhan alfa, jika inti induknya adalah
92
238U, 234U,
92 92 dan 23090Th.
Denganαmenggunakan
peluruhan adalah Persamaan 5.2, energi yang dilepaskan pada
126 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Tabel 5.2: Nilai
232U (Krane, energi
1992). yang dilepaskan Q pada berbagai modus pelu- ruhan
92 Q Q
Partikel yang Partikel yang
dilepaskan (MeV) dilepaskan (MeV)
4He
• Jika reaksinya adalah 92
n 238 U → Th
-7,26 234
90 + α + Q, maka +5,41
2
1H 5He
1 -6,12 2 -2,59
Σ 2.238 Σ .
-10,70 Σ . 6He ΣΣ
-6,19
Q = m 1H92 U − m 90Th − m 6He
234 2
4 2 c 2
3H -10,24 Li
= [238,1 050788 u −
3He 234, 043601 u37 − 4.002603-3,17
u] × 931, 5 MeV/u
2 -9,92 3Li -1,94
= 4, 27 MeV
Σ . Σ . Σ . ΣΣ 2
Q = m 234 92 U − m 23090Th − m 4 He2 c
= [234.040952 u − 230.033134 u − 4.002603 u] × 931, 5 MeV/u
= 4, 86 MeV
Σ . Σ . Σ . ΣΣ 2
Q = m 230 90 Th − m 22688Ra − m 4 He2 c
= [230.033134 u − 226.025410 u − 4.002603 u] × 931, 5 MeV/u
= 4, 77 MeV
Nilai
Lalu Q pada peluruhan
mengapa peluruhan α pada beberapa
α selalu isotop disajikan
menghasilkan Q α, pada Ta-ini
positif? beltidak
5.3.
lepas karena5.4.
pada Tabel tingginya
Fraksi fraksi
energienergi ikat dari
ikat partikel partikel
alfa, sepertiHal
ditunjukkan
f = 7, 075 MeV, adalah yang tertinggi di antara partikel yang lain.
A
NilaiUntuk
ikatnya. Q daripeluruhan
suatu reaksi juga
alfa, dapat
nilai dinyatakan
Q-nya adalah sebagai selisih energi
2 Z−2 Z
.4 Σ . Σ . Σ
A−4
Q =B He + B XJ − B AX . (5.3)
128 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Persamaan
inti produkdilebih
atas,besar
memberikan jaminan
dari energi bahwa jumlahan energi ikat pada
A−4 J
.ikat
A
Σinti induk. Bahkan, peluruhan
alfa selalu memenuhi f X >f X . Dengan meng-
. Σ
Σ
Z−2 Z − 2) (Z − 3)
(Z
Q = 28,SEMF, (A − 4) − asterakhir(A
3 + av persamaan − 4)2dinyatakan
/3
− ac
gunakan dapat
Σ (A− 4)1/3
sebagai
(A − Z)2 ap
−aΣ (A − 4)
a + (A − 4)3/4 Σ
2/3 Z (Z − 1) (A − 2Z)2 ap
− aa
− avA − asA − ac A1/3 + A3/4
A
. Z
Σ (5.4)
≈ 28, 3 − 4av + as8A −1/3 + 4ac Z 1 − 3A
3 a1/3
Σ
. 2Z 2
−4aa 1− A + 3apA− 7/4. (5.5)
Pada persamaan
induk. di atas antara
Perbandingan A dan Znilai
adalahQnomor massa
teoritis dan dihitung
yang nomor atom inti
Persamaan (5.4) dan nilai eksperimen dinyatakan pada Gam- bar 5.2.dengan
Contoh : Menghitung nilai Q dengan SEMF
Hitunglah alfa
peluruhan Q dengan
di mana menggunakan
inti induknya Persamaan
adalah Th-226,(5.4) Th-232,
dan (5.5) untuk
220,
MeV,dan
as bandingkan
= 16, 8 MeV,hasilnya
ac = 0, dengan
72 MeV,harga
aa =eksperimen.
23 MeV, dan Gunakan adan Th-
v = 15, 5
ap = 34 MeV.
Penyelesaian
MeV (Pers. (5.4)), 5,7 MeV (Pers. (5.5)), dan 4,08 MeV (eks-
5.2. PELURUHAN ALFA 129
perimen).
90 88 .226 90 Σ
• sedang
Untuk reaksi Σ → 222 Ra+α+Q, nilai f
. 226 Th Th = 7, 60 MeV,
f 222
88 Ra = 7, 64 MeV
90 88 90
.232 Σ
• Untuk reaksi Σ → 228 Ra+α+Q, nilai f
. 88232 Th Th = 7, 57 MeV,
sedang f 228 Ra = 7, 60 MeV
130 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
90 88 90
.226 Σ
• Untuk reaksi Σ → 216 Ra+α+Q, nilai f
. 88220 Th Th = 7, 62 MeV,
sedang f 222 Ra = 7, 646 MeV
Q = Tα + TX J . (5.7)
Misalkan
tumnya adalahinti induk X mula-mula diam, maka persamaan momen-
pX = pX J + pα = 0, (5.8)
Tα
. Σ . Σ
Q mα mX J
= 1 +mX J = Q. (5.9)
mX J + m α
Berikutnya,
maka karena
persamaan massa dapat
terakhir suatu inti sebanding
ditulis sebagaidengan nomor massa- nya,
. Σ . Σ
Ai − 4 4
Tα ≈ Q = Q 1− , (5.10)
(Ai − 4)+ 4 Ai
di mana menghasilkan
terakhir Ai adalah nomor =massa inti induk.
yangUntuk
berartiAihanya
= 200,2%
per-
darisamaan
yang dilepaskan dipakaiTαsebagai
98% energi
dari Q,rekoil inti. energi
5.2. PELURUHAN ALFA 131
Tabel 5.5:
berbagai Nilai(Cotingham
isotop energi yang
dandilepaskan
Greenwood,Q2004)
pada peluruhan alfa untuk
Reaksi Q T
5.2.3 Teori emisi alfa
yang terjadi (MeV) (MeV)
238U → 234Th + α + Q
Peluruhan alfa
klasik, tetapi 92tidak
bisa bisa
dijelaskan dijelaskan
dengan dengan
4,27 menggunakan
menggunakan 4,20 mekanika
Menurut
inti indukGamow,
dan 234UGurney,
kemudian 90 dan
terpisah Condon,
dari inti partikel
induk alfaalfamekanika
setelah terbentuk
berhasil
kuan- tum.
di dalam
melewati
potensial
berikut: inti. Teori
92
→mereka
230
90
Th + α
tentang+ Q peluruhan
4,86 dapat
4,78 ditulis sebagai
230Th → 226Ra + α + Q
90 88 4,77 4,69
226Ra → 222Rn + α + Q
• partikel alfa
88 bisa ada 86 sebagai suatu partikel
4,87 di dalam4,78inti
222Rn → 218Po + α + Q
• partikel semacam
86 84ini terus-menerus 5,59 5,49 gerak, tetapi
dalamrintangan
kedaaan
geraknya hanya
melingkunginya
218 Po → di214
dalam
Pb + inti
α +karena
Q adanya potensial yang
84 82 6,61 6,49
• sekalipun
secara 214 Po →partikel
energi αpeluang
210Pb +lebih +Qkecil dari potensial rintangan, te- tapi
partikel kuantum
tumbukan tersebut
84 terdapat
untuk melewati
82 kecil
7,84
rintangan(tetapi
7,68
setiaptidak
kali nol)
ter- bagi
jadi
210Po → 206Pb + α + Q
Misalkan
sehingga partikel
inti anaknya alfa memiliki
terbentuk dalamatom
nomor inti induk
5,41
Z = Z dengan
− 5,31
2. nomordemikian,
Dengan atom Zi,
energi potensial elektrostatik antara partikel alfa dengan
84 82 a
132 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Gambar
dari 5.3: Potensial yang harus dilewati oleh partikel alfa untuk lepas
inti anak.
Contoh
dan : Menghitung
jari-jari Coulumb rQ nilai Q dan pada
ditunjukkan Bef Gambar 5.3.
Hitunglah nilai Q , Bef , ref , dan rQ untuk peluruhan alfa dengan inti
Penyelesaian
induk adalah U-238.
Reaksi peluruhan alfanya adalah 238 U → 234
92
Th + α + Q. Dengan
90
.90
234
Σ . 92 Σ
Q = 28.3 + B Th − B 238 U = 4, 27 MeV.
T = e−2G, (5.13)
Bef . r rQ 2 . Bef
π
Q
1), maka
dapat ditulis cos−1
sebagai
ef
≈ − Q
sehingga persamaan terakhir
Σ . Σ
2rQ √ π Q
2G = 2µQ −2 .
k 2 Bef
Selanjutnya, kita dapat menghitung
pada potensial Coulumb, yang diberikan oleh frekuensi tumbukan partikel alfa
√
v 2 (V0 + Q) /µ
f=
Sekarang kita dapat menghitung = laju emisi peluruhan
. alfa sebagai (5.15)
hasil
samaankali(5.15))
frekuensi partikel
dan (5.14)).
peluang alfa menumbuk
partikel
2refUntuk alfa potensial
2ref untuk Coulumb
menembus (Per-
potensial
tersebut
diberikan(Persamaan
oleh potensial yang tebal, laju emisi alfa
√ . Σ .
2 (V0 + Q) /µ √ π Q
λ = fT = exp −2 2µQ −2 ΣΣ
2ref 2 Bef . (5.16)
Sekarang kita dengan mudah dapat mendefinisikan waktu paro seba-
gai
ln 2 ΣΣ
T = =
√ . Σ . .
1/2
λ 2 (V √ π
2ref0 ln2 exp 2 2µQ −2
(5.17)
+ Q) /µ Q 2 Bef
Hitunglah T1/2 untuk peluruhan alfa dari U-238, jika potensial intinya
adalah 30 MeV.
Penyelesaian
alfa Dari
238 Ucontoh
→ 234 sebelumnya,Q,didapatkan
α +fm, bahwa untuk reaksi B
peluruh- an
r29, 45 MeV,
ef ), maka
ref Th
dapat= 9,+ 16
dipakai
didapatkan
dan rQ = 64.2Q
pendekatan
= 4,
fm. 27 MeV,
Karena
potensial
= juga
Bef sehingga
tebal, Qef (dan rQ
dapat
dipakai
berikut Persamaan (5.14) untuk menghitung faktor Gamow, sebagai
92 90
G rQ . Σ . Σ
2 = 2 2 (µc2) Q Q
2
. . Σ
2 4× ×
π (kc)2 − Bef
2
234
238
=2× 64, 2 fm × 931, 5 MeV ×(197,
4, 27 MeV
3MeV.fm)2
Σ . Σ
π 4, 27 MeV
× 2− 2
a1/3 /3
α
4,A5 × +
10A9 taΣ fm memberikan
hun. Perhitungan hasil
dengan = 1, 3 × 109 rtahun,
T1/2menggunakan suatu
ef = 1, 4×
.
hasil yang lebih dekat dengan hasil eksperimen.
perubahanparitas
a ganjil → ada perubahan paritas
Untuk
memberi inti anak yang memiliki berbagai tingkat energi, Persamaan (5.20)
inti anak. kita batasan keadaan yang diijinkan dan tidak dii- jinkan pada
138 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Gambar
energi 5.4:
Th-234
peluruhan Pola peluruhan
(relatif
ditunjukkan alfa dari
terhadap
pada gambar U-234dasar)
keadaan
(sumber: menjadi
Lilley,danTh-234. Kea-relatif
intensitas
2001). daan
Penyelesaian
Contoh : Aturan seleksi pada peluruhan alfa
Tunjukkan penerapan
menjadi Th-234, aturan berada
jika U-238 seleksidalam
peluruhan alfa dasar
keadaan pada peluruhan
de- U-238
+
ngan I = 0 .
KarenaU-238
peluruhan U-238menjadi = 0+, maka
berada I Th-234 berdasarkan
dapat terjadi (IasalPersamaan (5.20),
Th-234+) ber- ada maka
pada
keadaan
dengan dengan
spin spindan
ganjil genap danganjil
parias parias
(Igenap
= ganjil =−).genap
+De- ataudemikian.
ngan keadaan
keadaan
+ − Th-234
+ yang mungkin adalah keadaan dasar 0 , serta
2 , 3 , 4 , dan seterusnya, seperti itunjukk- an pada Gambar 5.4. tereksitasi 1−,
5.3. PELURUHAN BETA 139
Contoh : Aturan seleksi pada peluruhan alfa
Salah satu sumber alfa adalah Am-241 yang meluruh menjadi Np-237.
Jika Am-241 berada pada keadaan dasar (I = 5 +), tentukan
2
kedaan
dari Np-237 yang terbentuk.
Penyelesaian
01 1 −1
n →1 p + 0 e.
Pada persamaan di atas, 0
pertama kali diamati, − e adalah
dikenal elektron,
sebagai partikelyang
beta.pada saat emisi tersebut
Reaksi
1
140 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Gambarpeluruhan
dengan 5.5: Gambaran peluruhan
tersebut. (Sumber: betawikipedia)
(kiri) dan diagram Feynman terkait
terakhir
demikian, sudah
masih memenuhi
ada hukum hukum
lain yangkekekalan
dilanggar, muatan
yaitu listrik. keke-
Meskipun
momentum
masing adalah 1
k.
sudut atau spin.
Dengan Spin netron,
demikian total proton,
spin danhukum
sebelum elektron
reak- si
kalan
masing-
adalah 1
k,
sedangkanW.total spin setelah reaksi adalah nol.bahwa
Untuk mengatasi hal
tersebut,
beta
diam juga
yang
Pauli
menghasilkan
sangat
(1930)
kecil.
mengajukan
suatu partikel
Partikel tersebut
gagasan
lain dengan
ke- mudianspin k,
1 reaksi
dikenal
peluruhan
dengan massa
sebagai anti
neutrino ν e . Dengan demikian, reaksi peluruhan beta dapat dituliskan
sebagai
10 1 −1
n2 →1 p + 0
e + ν e + Qβ . (5.21)
2
Secara umum, reaksi peluruhan β dapat ditulis sebagai
z z+1 −1
0 −
→ A X + e + ν e + Qβ − .
J
AX (5.22)
2
Pada persamaan di atas, notasi Q βdibahas pada Sub Bab 5.3.3. Pada dari
− dipakai untuk membedakannya Q
alfauntuk reaksi
terjadibeta
yangkarenanya yangperubahan
hanya lain, yangpengelompokkan
terkait dengan gayaelektron,
nuklir kuat. netron
Pada dan beta,
reaksi
reaksi
proton, dan
terjadi
perubahan proton menjadi netron, dan anti neutrino, sehingga
terkait dengan gaya nuklir lemah. Kita
5.3. PELURUHAN BETA 141
Pada Persamaan
dilepaskan, yang (5.21) dan reaksi
membuat Persamaan (5.22), Qβ−memenuhi
adalah energi
hu- yang
kekekalan
adalah massa-energi. Mengacupeluruhan beta
pada Persamaan (5.21), nilai kum
Qβ −
Qβ− = [mn − mp − me − mνe ] c 2
2
= 939, 573 MeV − 938, 280 MeV − 0, 511 MeV − mνe c
Sekarang
suatu kita mengacu
inti, dengan coba menghitung nilai Qβ(5.21).
pada Persamaan − untukDalam
peluruhan
hal beta dari
142 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
. Σ Σ
− MX J − (Z + 1) me + Σzi+1 Be,i − me c2 .
i i
Selanjutnya dengan pendekatan Σz+1Be,i ≈ Σz Be,i, maka didapatkan
Gambar
inti induk5.6: Plot jumlah
Bi-210. partikel
(Sumber: Krane,beta sebagai fungsi energi kinetik dari
1987).
0 1 1 1
n → 1 p + − 0 e + νe + Q β − .
Pada persamaan di atas −01e biasa dituliskan sebagai e− dan
dikenal
negatron.
tetap,
sebagai
Peluruhan
tetapi betaβmenghasilkan
partikel
nomor atomnya
(lengkapnya: inti
Z bertambah
betayang
negatif),
nomor elektron,
massanyaatau
A
Contoh peluruhan beta adalah 14
C → 14satu.
N + 0 e− + νe + Qβ− .
6 7 −1
Perhatikan bahwa rasio N/P = 4 14 C
3 pada 6 dan turun menjadi
7
N/P = 1 pada 14 N.
1
1 −1 0
p + 0e → 1n + νe + QEC . (5.30)
Penangkapan
tetap, elektron
tetapi 64nomor menghasilkan inti yang nomor massanya A
beta adalah Cu + 0eatomnya
−
→ 64NiZ+berkurang satu. energi
νe + QEC . Nilai Contoh pelu- ruhan
29 1 28
5.3. PELURUHAN BETA 145
yang terkait dengan reaksi penangkapan
J
sehingga menghasilkan inti baru X adalah elektron dari inti X
3
7Li + νe + QEC , sehingga 4 −1
= 0, 862 MeV.
5.3. PELURUHAN BETA 147
Seharusnya
massa Li-7 energi tersebut
jauhdipakai
lebih dibagi antara
besar massa Li-7 dan neutrino. Tetapiseluruh
karena
energi
MeV. tersebut sebagaidari
energi neutrino,
diam,kinetik
makaatau
neutrino, hampir ≈ 0,sama
akhirTνakan 862
denganKarena intipBe-7
nol, atau mula-mula maka momentum
ν = pLi = 0, 862 MeV/c. Dengan demikian
2
p2 (pLiLic)c2
2m (0, 862MeV)2
TLi = Li = =
2 mLi
= 56, 8 eV.
Contoh : Menghitung energi 2 × 7,penangkapan
pada 02u × 931, 5 MeV/u
positron
24 0+ 24 + ¯ + Q PC .
Hitunglah energi pada reaksi 11 Na + e1 → 12 Mg + ν e
Penyelesaian
= 5, 355 MeV.
5.3.4 Teori peluruhan beta
Ψ
akhir dan keadaan awal, akibat adanya potensial interaksi Vinteraksi.
Biasanya Vf i ditulis sebagai Vf i = g 2 |Mf i |2 , di mana |Mf i |2 adalah
∗ 2
elemen matriks dan diberikan oleh M fi = Ψf inal Vinteraksi Ψinitial
Keadaan awal direpresentasikan oleh Ψinitial = Ψnetron pada keadaan dτ .
. .
dasar, sedang keadaan∗ akhir∗ dinyatakan oleh gabungan dari 3 fungsi gelombang
dari 3 partikel, atau Ψf = Ψproton Ψ∗elektron Ψ∗anti neutrino .
148 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
ρ (Ef ) menyatakan rapat keadaan energi pada keadaan akhir.
(5.35)
dN
dt
elektron yang dihasilkan pada peluruhan beta. Dengan demikian, kita dapat
menulis
. .Karena = λN , maka pola λ yang merupakan pola bagi
N (pe) ∝ F (ZD, pe) p2 (Q e − T )2 . (5.36)
e
Persamaan
= Q,membuat terakhir maksimum
dan mencapai menunjukkan bahwa N bernilai Dengan
diberdasarkan
antara keduanya. nol bila demikian,
pe = 0 ataujika
Te
kita
akan
jumlahbernilai plotketika
nol partikel
pe =beta
0 dikenal
atau pe ju-
= pga momen-
, seperti tumnya, maka kurva
ditunjukkan pada
Gambar 5.8. Gambar tersebut sebagai
e maks
beta. Selanjutnya, Persamaan (5.36) dapat ditulis sebagai spektrum peluruhan
.
N (pe)
. N (pe ) ∝ (Q − T ) . (5.37)
Berdasarkan
akan persamaan
menghasilkan kurvaterakhir,
dengan maka
slopeplot
negatif. e Kurva sebagai fung- si Te,
sebagai kurva Kurie, kurva Fermi, atau
2 kurva Fermi-Kurie. 2tersebut dikenal
F (ZD, pe) p e F (Z ,p
D e )p e
5.3. PELURUHAN BETA 149
Gambar 5.8:
mentum dari
(Sumber: Panel
inti
Loveland, kiri:Cu-64.
induk
2006) plot jumlah partikelcontoh
Panel kanan: beta sebagai fungsiKurie
kurva Fermi- mo-
Kurva
cara Kurie
untuk memotongQ.sumbu-x di Q = Te, dan dapat dipakai seba- gai
menentukan
Contoh : Memplot N (p)
Hitunglah pe maks dan nilai pe yang memberikan jumlah elektron mak-
simum.
Penyelesaian
Energi kinetik
Selanjutnya karenamaksimum
T = Etotal −terjadi
Ediam bila
makaQ−T
Tee =
= 0 atau Te maks
p2c=2 Q.
+ m2c4 −
√
1
m
c.
2
e c . Dengan demikian, syarat Q − Te = 0 menghasilkan pee maks = e
(Q + mec2)2 − m2c4e. Misalkan untuk peluruhan beta dari Cu-64
dengan Q = 0, 5782 MeV, didapatkan
.
pe maks = (0, 5782 + 0, 511)2 − 0, 5112 = 0, 9619 MeV/c
D e e e e e
. √ Σ2
∝ F (Z , p ) p2 Q− p 2 c 2 + m2 c 4 + m c 2 .
150 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
λ (pe)= e
f (ZD, Q) , (5.38)
di mana 1
2π3k7
3
f (ZD, Q) = (m c) (m c2 ) 2
e e
∫ Σ1/2
. 2 2 m2ν c4
1− dpe
(Q − T )2e
× F (ZD, pe) pe (Q − Te)
adalah konstanta tak berdimensi yang dikenal sebagai integral Fermi,
dan nilainya ,693 Q.2 Se-
lanjutnya jikasudah
waktuditabelkan untuk beta
paro peluruhan berbagai adalahnilai
T1/2ZD= 0dan , maka
2 3 7
πk λ
didapatkan f T1/2 = 0, 693 2 5 4 2. (5.39)
g me c |Mfi |
Kuantitas
diukur f T1/2
dalam dikenal sebagai
eksperimen waktufparo
sedangkan dapatkomparatif,
dilihat dimen-di manaNilai
tabel. T1/2 fdapat
T1/2
bersifat
peluruhan khas ntuk
beta. setiap
Jika ln f peluruhan
T = 3 − beta
4, maka dan peluruhan
nilainya beta cirikan
yang jenis
terjadi
termasuk peluruhan yang sangat
1/2 diijinkan
|M 2 (super allowed decay ). Untuk
beberapa peluruhan beta, f i | 2 dapat dihitung dengan mudah
(misalnya
dimungkinkantransisi
untuk dari 0− nilai
ke 0−konstanta
menghitung , |M f i| = 2).
ke- Padapeluruhan
kuatan situasi tersebut,
beta g.
Selanjutnya juga dapat dihitung konstan-
m2c
ta tak berdimensi dari kekuatan peluruhan beta G = , di mana
k3
Pada
dua peluruhan
proton beta
diikuti duaganda, duadan
elektron netron secara
dua anti bersamaan
neutrino, tanpaberubah
melalui menjadi
keadaan
transisi,
ZA X →Z+2
A
XJJ + 2β + 2νe .
Peluruhan beta ganda bisa terjadi akibat salah satu dari hal berikut:
• Peluruhan beta (tunggal)
seleksi,merupakan
sekalipun tidak positif.
Q reaksinya mungkin terjadi karena
Sebaliknya atur-beta
peluruhan an
ganda transisi yang sangat diijinkan.
Contoh
mengikuti untuk
48 kasus ini
CaQ→= 0,Sc281
48 adalah
−
+ βMeV adalah
+ νeyang Ca-48.
makaharusnya Jika
energi yang Ca-48 melu-
dile- reak- siruh
paskan
yang adalah
spontan. Sekalipun demikian, karena spin merupakan
06+−,sedangkan
maka keadaan
peluruhan yang
tersebut mungkin
termasuk untuk Sc-48untuk
peluruhan
Ca-48
adalah
yang tidak 5adalah
4−,dijinkan
−, dan
orde kempat atau20keenam. Sebaliknya,
21
reak-
−
20Ca → 48
si 48 22Ti+2β +2νe mungkin menghasilkan Ti-48 dengan
52 53
5.4. PELURUHAN GAMMA 153
128Te → 128Xe + 2β− + 2ν mengha-
negatif. Sebaliknya, reaksi 52 54 e
silkan Q yang bernilai positif sehingga bisa berlangsung secara spontan.
Contoh unsur
Ge-76, Se-82,yang teramati mengalami peluruhan beta ganda adalah
Zr-96, Mo-100, Cd-116, Te-128, Te-130, Ba-130, Xe-136,Ca-48,
Nd-150, dan U-238.
5.4 Peluruhan Gamma
Peluruhan
atau gamma
berada terjadi bila
padaradiasi
keadaan suatu inti
tereksitasi X∗ X yang memiliki
, melepaskan energi energinya
kelebihan ber- lebih
dalam bentuk
tersebut dikenal gelombang
sebagai elektromagnetik atau fo- ton. Foton
gamma dapat ditulis sebagaisinar gamma. Dengan demikian, peluruhan
A
X∗ → A X + γ. (5.41)
Dalam
nomor peluruhan
massa A. gamma, tidak ada
Yang terjadi perubahan
hanyalah nomor keadaan
perubahan atom Z mau-
inti pun
dari
keadaan
atau ke tereksitasi
keadaan tingkat
dasar. tinggi ke
Masing-masing keadaan tereksitasi
transisi memilikiyang le- bih
energi rendah,
yang khas
(dari keV sampai
pada Gambar 5.9. MeV) dan intensitas yang berbeda, seperti ditunjukkan
Penyelesaian
Contoh : Menghitung energi dan intensitas sinar gamma
Gambar 5.9:
diberikan Skema
dalam peluruhan
satuan gamma pada
keV (Loveland, Zn-69. Energi gamma
2006).
beta atau alfa. Hal ini terjadi jika inti baru yang dihasilkan dalam pe-
5.4. PELURUHAN GAMMA 155
E i = Ef + E γ + T R . (5.42)
Selanjutnya dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dida-
patkan
(∆E)2
Eγ = ∆E − (5.43)
2mc2
Penyelesaian
Σ2ΣΣmc
2
1+ 2 .
Eγ ≈ mc2 Σ Σ
−1 + . 2 ∆E 1 1
1
∆E
1
mc2 .
∆E2 + −1 2
Σ . mc 2 2 2 mc2
. 2 Σ2ΣΣ!
−1 + − 1 mc
= mc2
Σ
1+
Σ2 ∆E
∆E 1 . Σ
∆E 2
− Eγ
= mc2 mc2 2 mc2
(∆E) 2
.
= ∆E − 2mc2
Perhatikan bahwa jika menderetkan sampai suku kedua, maka akan didapatkan Eγ =
∆E.
5.4. PELURUHAN GAMMA 157
Contoh : Menghitung energi rekoil inti
Hitunglah energi partikel γ yang dihasilkan dari inti Znm − 69, yang
beda energinya adalah 0,439 MeV.
Penyelesaian
2
Kita hitung dulu (∆E)2mc2 = (0,439 MeV)2 = 1, 5 × 10−6 MeV.
2×68,297×931,5 MeV
Dengan menggunakan Persamaan (5.43), didapatkan Eγ = ∆E −
(∆E)2
2mc2 = 0, 439 − 0, 000001 ≈ 0, 439 MeV. Dengan demikian, energi
(0,439 MeV)2
= 2×68,297×931,5 MeV
rekoil inti adalah TR = 1, 5× 10−6 MeV = 1, 5 eV.
5.4.2 Klasifikasi peluruhan gamma
Misalkan
memiliki sebelum
spin If . meluruh
Dengan inti memiliki spin
memanfaatkan Ii danpenjumlahan
hukum setelah meluruhmo-
mentum, maka foton harus memiliki spin
Persamaan di atas |If − Ii | ≤bahwa
menunjukkan l ≤ |Iftransisi
+ Ii | . dengan l = 0 ada- lah(5.44)
mungkin
foton γ yangterjadi untuk foton
dipancarkan tunggal.diberi
biasanya Padanama transisi, aturan 2l. tidak
setiapmenurut
Untuk 1 = 2 dan radiasinya dikenal sebagai dipol. Un- tuk l =
makal 2transisi
2sebuah =2 1= maka
4 dan 2radiasinya
dapat dikenalperubahan
menyebabkan sebagai quadrupol.
distribusi Di‘muatan’
sampingatau
itu,
distribusi ‘arus’
distribusi muatan dalam inti.sebagai
dikenal Suatu transisi
transisiyang menye-
elektrik, babkan
sedang perubahan
transisi yang
menyebabkan perubahan distribusi arus dikenal
Untuk masing-masing transisi, perubahan paritasnya adalah sebagai transisi magnetik.
. (5.45)
(−1)l+1 untuk transisi magnetik
∆π =
Sebagai contoh transisi dengan l = 1 yang terkait dengan perubahan
muatan dikenal
perubahan sebagai
paritas.. transisi transisi
Sebaliknya, dipol listrik (E1)
dengan l =dan terkait
1 yang dengan
terkait de-
.
(−1)l untuk transisi elektrik
158 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Tabel 5.6:
dalam MeVKlasifikasi radiasi γ. Pada tabel ini, E adalah energi gam- ma
(Krane, 1988).
λ (B, l) = . µp − Σ2 . Σ
8π (l + 1) l +1 mh∇ c 2l+1
l [(2l + 1)!!]2
. e2
× 0 c kc l +2
4πs k Σ . E Σ2l−1 . 3 Σ2 cR2 2
l−
(5.47)
. Σ 1/ 3
di mana R 1= R0A , dan n!! = 1 × 3 × .... × n. Biasanya dipa-
kai µp − 2
= 10. Terlihat bahwa nilai λ bergantung pada nilai
perubahan momentum l, energi yang dipnancarkan E, nomor massa A,
serta ∆π
l+1
B. Nilai λ disajikan pada Tabel 5.6.jenis transisi elektrik E atau magnetik
paritas yang menentukan
Contoh : Menghitung probabilitas radiasi γ
. Σ3
λ (E, l) = 16π 1, 43998 MeV fm E MeV
9 197, 3 MeV fm 197, 3 MeV fm
× A2/3,
4
. Σ2 23
Σ 2
3 .2, 9979 × 10 fm/s (1, 2fm)
160 BAB 5. PELURUHAN RADIOAKTIF
Contoh :didapatkan
sehingga Menghitung rasio[sintensitas
λ (E1) 14 (E γ[MeV])3 A2/3.
radiasi
−1] = 1 × 10
Penyelesaian
Hitunglah rasio E2 terhadap E1 untuk E = 100 MeV dan A = 100.
Untuk
ContohE :=Menentukan
100 MeV dan A =radiasi
jenis 100, didapatkan I (E1)
dan menghitung 6, 54 × 104.
= rasio
intensitasnya.
Penyelesaian
Dengan menggunakan aturan seleksi, carilah transisi yang mungkin
Kita dapatkan
menggunakan Tabelbahwa ≤ l ≤ 5 yang
5.6,4 transisi dan terjadi perubahan
mungkin adalahparitas.
M 4 dan Dengan
E5.
Probabilitas masing-masing
antara keadaan radiasi
eksitasi pertama adalah
0,349 MeV (9 +) pada Zn-49 ke kea-
2
daan dasarnya (1 −2).
λ (M 4) = 3, 27 × 10−64920, 3499 = 7, 66 × 10−6 s−1
λ(E5)
Reaksi Inti
6.1 Mengenal Reaksi Inti
Salah satu jenis reaksi yang kita kenal selama ini adalah reaksi kimia,
misalnya
2H2 + O2 → 2H2O
Na + Cl → Na+ + Cl− → NaCl
Pada reaksi
sehingga kimia molekul
terbentuk yang pertama terjadi
baru. sehingga
Pada reaksipengelompokan
kimia yang ulang
kedua atom
terja- di
perpindahan
negatif, yang elektron antar membentuk
kemudian atom terbentuk
molekul. ion positif
Pada reaksi dan ion
kimia,
perubahan terjadi pada tingkat atom atau elektron, tanpa merubah
inti.Berbeda dengan reaksi kimia, reaksi inti terjadi pada tingkat in- jenis
Reaksi intiα) bisa berupa pengelompokan ulang nukleon ti.
peluruhan
(misalnya atau perubahan
peluruhan β) pada suatu
suatu nukleon
inti, menjadi
sehingga nukleon (misalnya
terbentuk yangbaru.
inti lain
Reaksi spontan.
secara peluruhan merupakan
Meskipun salah satutidak
demikian, contoh reaksi
semua inti
reaksi yang
inti berlangsung
berlangsung
secara
ditembakspontan. Untukdengan
lebih dahulu kasus proyektil
tak spontan, suatu energi
(p) dengan inti target (T tertentu.
kinetik ) harus
Sebagai hasilnya akan terbentuk inti baru
161
162 BAB 6. REAKSI INTI
atau inti residu (R) dan partikel emisi (x). Reaksinya dapat ditulis sebagai
p + T → R + x, (6.1)
T (p, x) R. (6.2)
Jenis proyektil yang biasa dipakai antara lain adalah netron (n atau
1 atau 1inti
p), deuteron (d atau 2H), triton (t atau 3H),
Contoh :n), proton (p reaksi
Memahami
0 1 1 1
3He), atau partikel59 4He).27
helium-3 (h atau
Carilah inti xi pada reaksi berikut: alfa
Co (α x1) 59
(p,atau Ni, Suatu
Al (p,reak-
n)X2,
2 2
si inti antara lain harus
massa A, dan massa-energi. memenuhi hukum kekekalan nomor atom Z, nomor
. Σ
32 Si (α, γ) X , 197 Au 12 C, x 206 At, dan 116 Sn (x , p) 117 Sn.
3 4 5
Penyelesaian
• Untuk 59Co (p, x1) 59Ni, notasi lengkapnya adalah 59Co (p,
27 1
x ) 59Ni. 28
Kita pakai hukum kekekalan nomor atom (Z) dan nomor massa (A):
– hukum kekekalan Z: 27 + 1 = Zx1 + 28 → Zx1 = 0
– hukum kekekalan A: 59 + 1 = Ax1 + 59 → Ax1 = 1
– dapat
nomordisimpulkan bahwa xx11 =
massa 1, sehingga memiliki
n nomor atom 0 dan
• Untuk 27
hingga XAl (p, n) X , notasi lengkapnya adalah 27Al (p, n) Xatau
2 memiliki2 nomor atom 14 dan nomor massa 27, 2
se-
1Jika 13
kita ingin menyertakan energi reaksinya, maka penulisannya adalah
p + T → R + x + Q,
atau
T (p, x) R Q = ...MeV.
6.1. MENGENAL REAKSI INTI 163
X2 = 2714Si
• Untuk
hingga
36
32Si (α, γ) X , notasi lengkapnya adalah 32Si (α, γ) X se-
X3 memiliki nomor
3 atom 16 dan nomor massa 36, atau 3X3 =
S 14
.12 Σ 206
• Karena notasi lengkapnya adalah Au197
79 C,6x4 At,
85 maka x4
16
memiliki nomor atom 0 dan nomor massa 3, atau x4 = 3n
• Karena notasi lengkapnya adalah 116Sn50(x5, p) 117Sn,50maka x5
. Σ
mT
164 BAB 6. REAKSI INTI
inti reaktan)
produk sama dan
denganhamburan tak elastik
inti reaktan, tetapi(inelastic scattering,
dalam keadaan ji- ka inti
tereksitasi).
• Berdasarkan
fisi ukuran inti
(pembelahan, produk danlebih
reaktan,
kecilkita mengenal re-re- aksi
dan
dibanding fusi di
reaksireaktan). mana produk
(penggabungan,
Kedua jenis reaksi di ini
mana dibanding
produk
akan dibahas lebih aktan)
besar
tersendiri.
• Berdasarkan
kenal reaksi perpindahan
memungut (picknukleon dari proyektil
up reaction, bilape- ke
tar-inti
intilepasan gettarget,
mendapatkita
tambahan
reaction, nukleon
bila inti dari proyektil)
target dan reaksi
kehilangan nukle-
16 on karena
15 (stripping
diambil
41
proyektil).
(h,Mgα) dan
40Ca,Contoh
sedang reaksi pelepasan adalahkapan O (d, t) O dan(h, Ca
23Na
24 90Zr (d, p) 91contoh
Zr. reaksi tang- adalah d)
• Berdasarkan
mengenal kekekalan
reaksi di mana jumlah
jumlah proton
proton itu dan
dan ada jumlah
jumlah netron,
netronnya kita
tetap,
seperti peluruhan
melibatkan perubahan alfa.netron
Di samping
menjadijumlah
proton juga
(atau reaksi
se-dan yang
baliknya),
seperti
netronnya peluruhan beta, sehingga proton jumlah
kuat, sedangtidak
reaksitetap.
keduaReaksi pertamagaya
terkait dengan terkait
nuklirdengan
lemah.gaya nuklir
• Berdasarkan
langsung mekanisme
(direct reaction, terjadinya
di mana reaksi,langsung
reaktan kita mengenal
bere- reak-dan
aksi si
menghasilkan
langsung atau produk,
reaksi tanpa
majemuk melalui inti perantara),
(compound rea- dan reaksi
ction, di mana tak
reaktan bereaksi
kemudian meluruh membentuk
menjadi intiproduk).
inti majemuk se- dua
Ada bagaiperbedaan
perantara, yang
antara
reaksi
langsung langsung
berlangsungdan reaksi
dalam tak lang-
rentang sung.
10−18 − 10P−16ertama,
s (waktu reaksi tak
tersebut
sekaligus merupakan umur paro
6.1. MENGENAL REAKSI INTI 165
inti majemuk),
−22 dan lebih lama dibanding waktu
(10 s, yang merupakan waktu tempuh proyektil da- untuk reaksi langsung
lam inti). Kedua, distribusi anguler dari partikel emisi untuk
reaksi langsung
distribusi sejeniscenderung
dari reaksimemiliki puncak yang lebih tajam dibanding
tak langsung.
Suatu
dapat inti majemuk
meluruh bisa jadi merupakan hasil dari 2berbagai reaksi,jikan
dan
contoh berbagai reaksi majemuk dengan intiberbeda.
perantara.
dalam berbagai cara yang Berikut
20Ne∗ sebagai intidisa-
majemuk
19F +p
19 Ne + n
19F + p 20 Ne + γ
18 F + d
17 F + t
17 O + h
17 + h
16OO+α 20Ne∗ O+
14 →
6 Li
N+ → 16 α
12C + 8Be
N + Li
14 6
N + Li
10B + 10 B 13 7
12C + 8Be
11
10C + 9
B + 10Be
B
9B + 11B
Contoh : Menghitung waktu tempuh netron dalam inti.
0, 1726c
Q = T R + Tx − T p . (6.4)
Kita tinjaupada
diperlihatkan reaksi tersebut
Gambar dalam
6.1. koordinat
Prinsip laboratorium,
kekekalan momentumseperti
linier
6.1. MENGENAL REAKSI INTI 167
pp = px cos θ + pR cos φ
0 = px sin θ − pR sin φ.
Selanjutnya,
sebagai karena p = (2mT )1/2, maka persamaan di atas dapat ditulis
atau . Σ
mp 2
1− − (m T m T
. Σ
R x m p p p x x /
T=T 1 + mxR − T mR mR )1 2 cosθ.
Dengan memanfaatkan hasil terakhir, Persamaan (6.4) dapat ditulis sebagai
mx mp 2
(m T m T ) cos θ.
1/2
Q= T + T − (6.5)
x p p p x x
mR mR mR
Persamaan(m
dikontrol terakhir Tdapat
p dan kita
dipecahkan
p) nilai
atau karena(msemua
dapat diukur parameternya
Tx, θ).suatu
x, mR, pada Persa- da- pat
maan
tersebut
Jika Q memberi
dapat energi yang dilepaskan reaksi,Q.
Persamaan
emisi, T , (6.5)dihitung
Karena dapat
energi
dengan
dipakai
kinetik
memanfatkan
untuk menghitung
proyektil T
Persamaan
energisudah
biasanya
(6.3),
kinetik maka
partikel
diketahui,
maka
kinetikdengan
x mengetahui
rekoil inti residu TR Q dan T
dengan x, kita juga dapat
menggunakan p menghitung
Persamaan (6.4). energi
Gambar 6.2: Skema reaksi inti dalam kerangka pusat massa (PM)
seperti ditunjukkan
kekekalan momentumpada Gambar 6.2. Dengan menggunakan hukum
pm p
mp + mpusat
Selanjutnya, kita dapatkan energi kinetik T massa, sebagai beri- kut
1 1 . Σ2
(mp + mT ) v2 = mp
Tpm = 2 pm 2 (mp + mT ) vp
m p + mT
. Σ . Σ
1 mp mp
=
Pada persamaan di v2
m atas, 1 2 =T .
p p Tp = mpv adalahpenergi kinetik partikel
(6.6)
2 mp + mT 2 p mp + mT
dalam kerangka
proyektil dalam laboratorium. Selama reaksi, tidak seluruh energi
melainkan haruskerangka
demikian, energi dikurangilaboratorium
dengan
yang tersedia untuk
Tp dapat
energi kintik
reaksi
dipakai untuk
pusat massa
adalah
energi reaksi,
Tpm. Dengan
T0 = Tp − Tpm mT
. mp Σ . Σ (6.7)
1 =
− .
T
= Tp p
mp + mT mp + mT
6.1. MENGENAL REAKSI INTI 169
mT
T0 = Tp nya
Selanjut mpsuat , makaakan
u reaksi suatu reaksi akanbila
berlangsung berlangsung
Q + T0 ≥ bila
0. Karena
. +mTΣ
. Σ
mp + m T
T ≥ −Q . (6.8)
p . Σ
Nilai energi minimum proyektil Tp,minm=T−Q p T mTdikenal se-
m +m
bagai
bahwa energi
Q yangambang
berharga sebuahsehingga
negatif, reaksi (threshold
nilaimengalamienergy positif.
Tp berharga ). PerluUn-
diingat
tuk
proyektil
ketika mendekatibermuatan
inti target,positif, dia akan
yang besarnya diberikan gaya tolak Coloumb
oleh
1 (Zpe)(ZT e) e2 Z pZ T
= = = . Σ
Bc Bc 1/3
0 p T
4πε R +R 4πε R0 AT + Ap
0
ZpZT 1/3
= 1 22 MeV (6.9)
, . 1/3 1/3Σ
AT + Ap
Σendotermik harus
Dalam hal ini, nilai energi proyektil.Tp pada reaksi
memenuhi Tp ≥ B c − Q . (6.10)
mpm+T mT
Kelebihan
partikel energi
hasil partikel
reaksi, Tx dansebesar Bc akan
TR. Untuk reaksidipakai sebagai
eksotermik, energi
harus ki- netik
dipenuhi
Tp ≥ Bc. (6.11)
3
Jikatersebut
energi suatu reaksi eksotermik melepaskanT energi sebesar Q , xmaka
inti
padarekoil yang dipakai
Persamaan terbentuksebagai
R, atauenergi
(5.9), didapatkan = Tx +kinetik dari partikel
TR. Selanjutnya, emisi
dengan dan
mengacu
X
+ mR Σ
1 +QmmxR . mx m
R
T = = Q, (6.12)
til. 3Nilai Q yang dimaksud di sini juga mencakup kelebihan energi kinetik proyek-
170 BAB 6. REAKSI INTI
Contoh : Menghitung
dan R energi ambang. mreaksi Σ
1 +QmmRX x + mR
mx
T = = Q. (6.13)
Hitunglah energi ambang reaksi 14N (α, p) 17O.
Penyelesaian
Q = (mN−14 + mα − mp − mO−17) c2
= (14, 003074 + 4, 002603 − 1, 007276 − 16, 999131) × 931, 5
∆φ = −N φσ. (6.14)
Pada persamaan
penampang lintang atas, σ dikenalKarena
di (crosssection). sebagaiNσpenampang reaksi atau
berdimensi,
dipakai maka
adalah barntampang
(b), di lintang
mana 1 σ=
b −28 m2. luas.adalah
berdimensi
10 Satuan kuantitas
σ yang seringtak
Bagaimana
geometris, suatu ungkapan
proyektil dengan lintangRpσakan
tampangjari-jari untuk reaksi inti?
berinteraksi Se- cara
dengan inti
target
Dengan dengan jari-jari
kata lain, RT , jika
proyektil jarak
akanpusat keduanya
bereaksi adalah
dengandengan R ≤ (R
inti target p +berada
jika R ).
pada
Luas lingkaran
lingkaran yang
π (R berpusat )2dimeru-
p + RTnilai
inti target,
pakan permukaan jari jari
efektif Rp + RT T .
terjadinya
reaksi, dan
juga faktor dikenal
koreksi sebagai
terkait dengantampang
rasio lintang.
antara Sekalipun
energi demikian,
kinetik(lihat ada
proyektil
(dalam
(6.9)). koordinat pusat massa) kitaTpmdapatkan
dan gaya tolak Coulumb Pers.σ
terhadapDengan de-
energi proyektilmikian,
Tpm (lihat ungkapan
Pers. (6.6)), ketergantungan
sebagai berikut
. Bc Σ
)2 1 . (6.15)
T −
pm
σ = π (Rp + RT
172 BAB 6. REAKSI INTI
Contoh : reaksi
Tampang Menghitung σ diukur secara eksperimen.4
nilaidapat
nuklir juga
Hitunglah tampang reaksi Ca-48 dan Pb-208, jika energi kinetik Pb-
. p ΣT . Σ
Rp + RT = R0 A1/3 + A1/3 = 1, 2 fm 481/3 + 2081/3 = 11, 47 fm,
φ (partikel/s)= .
Contoh : Menghitung φ ne (coulumb/partikel)
Penyelesaian
Karena
dahulu kita aktivitas didefinisikan
hitung semua komponen sebagai
yang23terlibat, 1 − e.−λt , maka Σlebih
A = φNσyaitu
−3
( 0,5×10 ) (
× 6,02×10 )
m/A = = 1, 44× 1018 atom/cm2
• N = BM × NA 208
• σ = 3 × 10−30 cm2
• φ= 0,5×10−6
1,602×10−19
= 3, 12 × 1012 ion/s
6.2. REAKSI FISI 175
• λ = ln 55
2
= 1, 26 × 10−2 s−1
Dengan demikian, aktivitas dari inti yang terbentuk adalah A = 7, 2
peluruhan/detik.
6.2 Reaksi Fisi
6.2.1 Mengapa reaksi fisi?
Reaksi fisi
adalah nuklir (nuclear
pembelahan fision
inti berat reaction)
menjadi duaatau dikenal sebagai reaksi fisi
Pembelahan
sebagai fungsiini menghasilkan
fraksi energi
energi ikat inti, yangbuah
f , sebagai
inti yang
besarnya lebih ringan.
berikut dapat dinyatakan
Q = (mreaktan − Σmproduk) × c2
= −Breaktan +ΣBproduk
= −Areaktanfreaktan + Σ (Aprodukfproduk) . (6.19) Mengingat
inti produk
fraksi energibiasanya memilikijuga
ikat produknya nomor
tidakmassa A yang
berbeda jauhhampir sama, maka
sehingga dapat dipakai pendekatan
ΣAproduk fproduk ≈ f¯produk ΣAproduk = Areaktan f¯produk ,
Dengan f¯produk adalah
di manademikian, nilai(6.19)
Persamaan rata-rata
dapatdari fraksisebagai
didekati energi ikat produk.
. Σ
Q = Areaktan f¯produk − freaktan ,
yang menunjukkan
> freaktan .6 Ini bahwabahwa
berarti reaksi fisi akanfisi
reaksi menghasilkan
terjadi energi jika f¯produk
nomor massa Areaktan yang besar, dan menghasilkan intipada in- ti dengan
6Secara umum selisih antara f
produk dan freaktan adalah 0,9 MeV. Karena untuk
uranium A = 235, maka energi yang dilepaskan pada reaksi fisi adalah sekitar 210
MeV.
176 BAB 6. REAKSI INTI
baru
inti dengan A
dengan f produk yang lebih kecil, tetapi tidak akan lebih
terbesar, yaitu Fe-56. Dapat disimpulkan kecil56dari
bahwa <
A produk < Areaktan.
Penyelesaian
Contoh : Menghitung energi reaksi fisi
Misalkan U-236
energi yang membelah
dilepaskan menjadi
dengan 2 inti yang sama
menggunakan besar. massa
pendekatan Hitunglah
dan
pendekatan energi ikat
= 193, 38 MeV
Q = 2 × BPd−119 − BU−238
= 2 × 118 × fP d−118 − 236 × fU−236
= 2 × 118 × 8, 21 − 236 × 7, 41
= 189, 88 MeV
Lalu,
dan mengapaMenurut
reaktan? terjadi perbedaan energi ikat
model SEMF, yang
energi begitu
ikat besar
inti inti antara
terdistri- produk
busi atas
komponen-komponennya
menjadi 2 inti lebih (lihat Pers. (2.3)). Jika suatu berat membelah
dilepaskan, jikayang
kita hitung ringan
sampaiyang
suku besarnya
asimetris,sama, maka energi yang
6.2. REAKSI FISI 177
adalah
Q = 2 × Bp − Br
= (2Bv,p − Bv,r) − (2 × Bs,p − Bs,r) − (2 × Bc,p − Bc,r)
− (2 × Ba,p − Ba,r)
Pada persamaan terkahir, indeks p dan r masing-masing untuk pro- duk
dan reaktan.
Penyelesaian
Contoh : Menghitung komponen energi reaksi fisi
Misalkan U-236 membelah menjadi 2 inti yang sama besar. Hitunglah
(i) perubahan(iii)
permukaan, komponen energi
perubahan volume,energi
komponen (ii) perubahan
Coulumb,komponen
serta energi
(iv) perubahan komponen energi asimetri.
= 2 × [avA]Pd−118 − [avA]U−236
= av × [2 × 118 − 236]
= 0MeV
= 177, 28 MeV
178 BAB 6. REAKSI INTI
= −367, 70 MeV
= aa A Pd−118
− 2 × A U−236
Σ 542 27 2 Σ a
−2 ×
= 23, 3 × 236 118
≈ 0 MeV
≈ 0, 53 MeV
Terlihat
= 189, 88bahwa
MeV, −∆B −∆B
Q = ∆Bvdengan c −∆B a = 0−177, 28+367,
Q ter-70+ − 0, 53
kait0 dengan
perubahan energisama hasil
permukaans dan sebelumnya.
energi Coulumb. Nlai
Nilai
Jenis Energi
Tabel
netron termal6.1: Jenis netron
0,025 eV
netron epitermal 1 eV
energi permukaan.
inti akan Nilai ∆B
mengurangi v negatif,
energi menunjukkan
Coulomb. bahwa faktor
pembelah- an
pembelahan
berat. inti adalah karena
netron lambat tingginya 1 Ini
gaya
keV berarti,
tolak Coulumb padautama
inti
6.2.2 Energi pada reaksi
netron cepatfisi 100 keV - 10 MeV
Pada kenyataanya,
meluruh jika banyak reaksi
ditembak fisi tidak
dengan terjadi
sebuah secara
partikel spontan.
ringan. Suatu
Salah satuinti akan
partikel
ringan yang
bermuatan sehingga dipakai sebagai
tidakcontoh
mengalami proyektil adalah
efekadalah
gaya netron,
tolak karena
Coulumb tidak
ketika
mendekati inti. Salah satu reaksi fisi
Gambar 6.4: Inti produk hasil reaksi fisi termal dar U-235 (Loveland,
2006).
inti stabilmasih
tersebut dengan A = 141netron,
kelebihan harusnya memiliki
sehingga Z =mengalami
akan 58. Ini berarti keduabeta
peluruhan inti
sampai didapatkan kondisi yang stabil.
93 93 93 93 6
Rb 6 detik Sr 7 menit Y 10 jam Zr 10 tahun 93Nb
37 −−−−−−→38 −−−−−−−→39 −−−−−−→ 40 −−−−−−−−−→41
141 141 141 141
Cs 25 detik Ba 18 menit La 4 jam Ce 33 hari 141Pr
55 −−−−−−−→56 −−−−−−−−→57 −−−−−→ 58 −−−−−−→59
Inti Nb-93
Contoh dan Pr-141 dalam
: Menghitung energihal ini merupakan
reaksi fisi produk akhir fisi.
141
Tinjau reaksi 235 1
236 ∗
93 Cs + 2 n10 + Q .
Penyelesaian 92 U + 0n → 92 U → 37 Rb + 55
Pada reaksi di atas, 93Rb dan 141Cs bukan produk akhir. Rb-93
• Tuliskan reaksinya 37 55
= 206MeV
Energi pada
dilepaskan yangwaktu
dihasilkan
reaksi, pada
sedangreaksi fisi yang
sebagian sebagian
lain akan
akan langsung
dile- paskan
kemudian,pada
disajikan setelah reaktor
Tabel dimatikan.
6.2. Pada Tipikal
akhirnya distribusi
semua energi
ener- untuk
gi tersebut U-235
akan
diubah menjadi energi termal yang ditransfer pada
dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ter- tentu. material di sekitarnya,
182
Contoh : Menghitung energi reaksi fisi BAB 6. REAKSI INTI
4
He + 9Be → 12C + 1n
γ + 9Be → 8Be + 1n
t + d → α + 1n
92235 01
U+ n →4193Nb +59141Pr + 210n + 8e + 8νe + Q.
Pada reaksi
jumlah fisi (seperti
berlipat. pada contohnetron
Jikafisi
dibiarkan, terakhir)
ini juga dihasilkan
akanHal
menumbuk netron, dengan
U-235 dan
menghasilkan reaksi baru, begitu seterusnya. ini
6.3. REAKSI FUSI 183
Gambar
massa A. 6.5: Kecenderungan reaksi fusi dan fisi, berdasarkan nomor
dikenal
tersebut sebagai reaksi
dibiarkan berantai. Pada
takcara
terkendali. Padakasus bom nuklir,
reaktor reaksi beran- tai
dikendalikan
ini dapat dengan
dilakukan denganmengendalikan jumlahnuklir,
netron biasanya reaksinya
pa- da reaktor. Hal
mudah menyerap netron, yaitumenarik
kadmium atau
ataumendorong
Cd, masuk bahan yang
6.3 Reaksi Fusi
Jika inti berat
membelah (denganinti
diri menjadi fraksi energi ikat f(tetapi
yangdengan
rendah) cenderung
untuk menghasilkan
ringan. Inti(yang
ringan energi,yang
(dengan
lebih situasi
ftentunya
yang
ringan
rendah) sebaliknya
bila bergabung
f lebih
terjadi
dengan
besar)
pada inti
inti
ringan
Reaksi lain
ini dikenaljuga memiliki
sebagai reaksi f rendah)
penggabungan akan dapat
atau me-
fusi lepaskan
(fusion energi.
reaction).
Inti hasil
yang fusi mestinya
merupakan puncak memiliki
kurva f . nomor massa tidak lebih besar dari 56,
Contoh : Menghitung energi reaksi fusi
Berapakah
hasilkan α?energi
Berapayang dihasilkan
energi bila 4 buahper
yang dihasilkan proton bergabung
nukleonnya? meng-
Ban-
dingkan dengan energi per nukleon dari reaksi fisi.
184 BAB 6. REAKSI INTI
Penyelesaian
Q ≈ (4mp − mα)c2
d + d → h + n (Q = 3, 3 MeV)
d + d → t + p (Q = 4, 0 MeV)
d + t → α + n (Q = 17, 6 MeV).
Dua reaksi
reaksi pertama dikenal
ketiga sebagai reaksi deutero-deuteron (D-D),
Padase-reaksi
dang
terakhir,
alfa energidikenal
dan netron. sebesarsebagai
Reaksi 17,6
ini
reaksi
bisaMeV
deuteron-triton
dibagi
menghasilkansebagai (D-T).
netronenergi
cepat. kinetik partikel
Penyelesaian
Contoh : Menghitung energi kinetik netron
Energi
(6.12), kinetik netron dapat dihitung dengan menggunakan Pers.
di mana
. X Σ
mR
T = mx + mR Q
. 4, 001506 Σ
= 17, 6 = 14 ,0567 MeV ,
1, 008664 + 4, 001506
sehingga termasuk dalam kategori netron cepat.
Sebagaimana
yang sama, makalayaknya interaksi
proyektil antara dua
mengalami gayapartikel dengan mu-
tolak Coulumb ke- atan
tika mendekati inti target. Untuk reaksi D-T, didapatkan BC =
1, 2 MeV 21/31+311/3 ≈ 0, 44 MeV. Sekalipun demikian, beberapa re-
×
aksi
keV. D-T dapatini
Peristiwa berlangsung
merupakan sekalipun energi
salah satualfa.
contohpartikel datang cuma
efek terobosan 1-10
(tunnelling
), seperti
lintang yangnetron
reaksi terjadi padadapat
cepat peluruhan Dengan
didekati dengan de- mikian, tampang
186 BAB 6. REAKSI INTI
σ ∝ 1 e−2G, dengan
Persamaan (5.14), v adalah kecepatan proyektil dan G diberikan oleh
atau
v2
1 πZpZT
G= .
4πε
Pada akhirnya, laju reaksi diberikan kv harga harap (σv). Ka-
oleh
rena partikel
aksinya adalah mengikuti distribusi 0Maxwell-Boltzman, maka laju re-
∫
0 ∞v21
∫ ∞
0
v e−2G emv /2kT v 2 dv e−2G eE/kT dE.
2
(σv) ∝ ∝
6.3.2 Reaksi fusi pada matahari
Salah satudasar
Material contoh reaksi fusi
penyusun adalah
matahari reaksi 1yang
adalah
2H, sebagai
terjadi
H, yang pada matahari.
kemudian berfusi
dengan inti sejenis membentuk berikut
1
H + 1H → 2H + e+ + νe (Q = 1, 44 MeV) .
2
H + 1H → 3He + γ (Q = 5, 49 MeV) .
3
He + 3He → 4He + 21H + γ (Q = 12, 86 MeV) .
3 He + 4 He → 7Be + γ
7Be + e− → 7Be + νe
7Be + 1 H → 24He
− − − − −− −− − − − − −−
4 1 H + e− → 4 He + e+ + 2νe + 2γ
1H +1H 2 H + e+ + ν
→ e
dan 2 H+ H1 3
7He +γ
→ 8BeB
8Be+ +γ γ
3He + 4He + e + + νe
→
7Be + 1 H
Selain siklus p − p, juga dikenal 24He
→ sikus nitrogen atau CNO cycle, sebagai
berikut
8B
→
12C + 1 H → 13 N + γ
8Be →
−−−−−
13 N
−− → 13 C + e+ + ν
−−−−−− e
−
−−
13C + 1 H → 14 N+γ
→ 4
41+
14 N H1 H → He +152e O+++γ 2νe + 3γ
15 O → 15 N + e+ + νe
15 N + 1 H → 12 C
+4He
− − − − −− −− −−−−−−−−−
7
Perlu dicatat di sini, sekalipun matahari dianggap memiliki temperatur mak- roskopis
yang sama, tetapi partikel penyusunnya memiliki kecepatan yang bervari- asi, mengikuti
distribusi Maxwell-Boltzmann. Dengan demikian, temperatur tiap partikel juga bervariasi.
Bibliografi
[1] Abdurrouf,
struktur Mg,Pengukuran
Si, V, Fe, Cu, tampang reaksiS1,
dan Zr, Skripsi neutron cepat
Fisika UB pada bahan
(1994).
[2] Abragam,
(1961) A, The Principles of Nuclear Magnetism, Oxford UP
[3] Adrovic, Feriz (ed.), Gamma Radiation, InTech, Kroasia (2012)
[4] Arias, J.Springer,
Physics, and M. London
Lozano,(2002)
Advanced Course in Modern Nuclear
[5] Basdevant, J.L., J. Rich, and
Physics: From Nuclear Structure M.toSpiro, Fundamentals
Cosmology, Springer,inNew
Nuclear
York
(2005)
[6] Bethe, H, Elementary Nuclear Theory, John Wiley & Sons (1947)
[7] Beiser,
Liong), A, Konsep
Penerbit Fisika Modern
Erlangga (1990) (edisi ke-4), (penerjemah The How
[8] Bitter,
Inc., Francis, Nuclear
Cambridge, Physics (1st edition), Addison-Wesley Press
Mass (1950)
[9] Boboshin,
nucleus and I, et al., Investigation
its surface of quadrupole deformation of
ference on Nuclear
10.1051/ndata:07103 Datadynamic
(2007)
vibrations,
for Science and International
Technology, Con-
DOI:
[10] Braghin, F.L., Symmetry Energy Coefficients for Asymmetric
Matter, Brazilian Journal of Physics, 33 (2) (June 2003) Nuclear
189
190 BIBLIOGRAFI
[11] Carter, Vena, Advanced Nuclear Physics (1st edition), Global- Media,
Delhi (2009)
[12] Chandra, Ramesh, Nuclear
edition), Lippincott Medicine
Williams Physics:
& Wilkins, The Basics
Philadelphia (6th
(2004)
[13] Cook, Norman D., Models of the Atomic Nucleus: with
Software (1st edition), Springer, Berlin Hidelberg (2006) Intera- ctive
[14] Cottingham,
Physics (2ndW.N. and Cambridge
edition), D.A. Greenwood, Introduction
UP, cambridge to Nuclear
(2004)
[15] Das, A and T Ferbel, Introduction to Nuclear and
(2nd edition), Word Scientific, Singapore (2003) Particle Physi- cs
195
196 BIBLIOGRAFI
Modelalfa.
alfa adalah
Model model
alfa inti yang mengibaratkan
merupakan salah satu intimodel
tersusun atas partikel
cluster,
menganggap
sekedar protoninti
dantersusun atas cluster proton dan netron,
netron bebas lebihyang
dari
Modelkumpulan
Gas Fermi adalah model inti yang mengibaratkan
proton dan netron yang membentuk gas Fermion. Model inti seba- gai
gas
inti Fermi berhasil menerangkan potensial inti serta ener- gi asimetri
Modelberbagai
Kulit adalah model inti yangModel
tingkat mengibaratkan nukleonmenerangk-
tersusun dalam
munculnya
inti bilanganenergi. kulitelektrik,
ajaib pada inti, sifat berhasil spin, dan magnetik an
Modelmodel
Nilsson adalah model inti yang menggabungkan model kulit dan
vibrasi
Modelrotasi
rotasisehingga
adalah model yang membayangkan
dapat dianggap sebagai sebuah intirotor
selalu menga- lami
Modelseperti
tetes cairan
sebuah adalah model
tetes cairan. inti, di mana inti
Dalam model tetes diibaratkan memi-
energiliki
ikatsifat
tersusun
energi atas energi
volume), partikel
energi akibatpenyusunnya
faktor per- (ataucairan,
mukaan, yang dikenal
serta
inti
sebagai
energiberhasil
akibat
gaya tolak coulumb
menerangkan kestabilan inti antar proton. Model tetes cairan
Modelnukleon
Yukawa adalah model ini yang mengasumsikan bahwa gaya antar
keduanya dalam inti terjadi karena pertukaran pion di an- tara
Modelvibrasi
vibrasi sehingga
adalah modelinti yang membayangkan
mengalami perubahan intibentuk
selalu meng- alami
dari oblate,
lingkaran, dan prolate
Netron adalah massa
memiliki partikel subatomik
940MeV/c 2 atauyang tidak× 10
1, 6749 bermuatan
−27kg, dan(netral) dan
BIBLIOGRAFI 197
SEMFenergi
(semiikat.
empirical
SEMF mass formulae)
dapat adalah
diterangkan formula
dengan semi empiris secara
untuk
bersama-sama
kulit model tetes cairan, model gasmenggu-
Fer- mi, nakan
serta model
.
198 BIBLIOGRAFI
Sifat elektrik
elektrik inti
inti adalahdapat
yang sifatdiukur
inti terkait
dan dengan
tidak respon
bernilai elektriknya.
nol Sifat
ada- lah momen
quadrupol inti
Sifat magnetik inti adalah
Sifat magnetik sifatdapat
inti yang inti terkait
diukur dengan respon magnetik
adalah momen magne- tiknya.
inti
Sifat mekanik
Sifat mekanik inti yang dapat diukur antara lain adalah momen nya.
inti adalah sifat inti terkait dengan respon mekanik- spin
inti
Spin adalah arah putaran suatu partikel. Proyeksi spin suatu par-
tikel tunggal pada sumbu tertentu dapat bernilai +1 atau −21 . 2