MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN DAN PUBLIKASI
MODEL – MODEL PENGEMBANGAN PADA DESAIN RESEARCH
KELOMPOK 8
ANGGOTA : 1. DODOKEN AYU (17033009)
KELAS : B 2017
JURUSAN FISIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
lancar dengan tepat waktu.
Kami selaku pembuat makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing ibu Prof.Dr.Festiyed, M.S, atas arahannya dalam pembuatan makalah model
– model pengembangan desain research, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
meskipun dalam pembuatan makalah ini masih masih terdapat beberapa kekurangan-
kekurangan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat dan dapat membantu kelancaran proses
perkuliahan Metodologi Penelitian dan Publikasi dan juga bemanfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.
Penulis
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................3
BAB II MATERI......................................................................................................4
BAB IV PENUTUP..................................................................................................29
A. Kesimpulan..............................................................................................28
B. Saran.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Landasan Teoritis
2. Landasan Yuridis
Permenristekdikti Nomor 20 Tahun 2018 tentang penelitian menyatakan
bahwa Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu
asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik
kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
3. Landasan Religius
a. Surah An Nur Ayat 35
1
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-
lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan
Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu “.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian desain research?
2
C. Tujuan
3
BAB II
MATERI
A. Pengertian Desain Research
Menurut Gravemeijer dan Cobb, tujuan dari uji coba desain adalah
menguji dan meningkatkan dugaan teori pembelajaran lokal (a conjecture
local instruction theory) yang sudah dikembangkan pada fase pertama, serta
mengembangkan pemahaman bagaimana desain tersebut bekerja. Menurut
Gravemeijer dan Cobb, kunci dari proses pengujian, peningkatan, dan
pemahaman adalah proses siklik yang terintegrasi dari desain dan proses
analisis.
Menurut Gravemeijer dan Cobb (dalam Akker, Gravemeijer,
McKeney, dan Nieveen, 2006), jantung dari penelitian pengembangan terletak
pada proses siklik dari proses pembuatan/pembuatan ulang desain dan
menguji aktivitas pembelajaran dan aspek-aspek lain yang ada dalam desain.
Dalam setiap siklus, tim peneliti membuat suatu eksperimen pikiran antisipasi
(an anticipatory thought experiment) dengan membayangkan bagaimana
aktivitas pembelajaran yang diusulkan dapat direalisasikan dalam interaksi di
dalam kelas, dan apa yang siswa pelajari setelah berpartisipasi dalam aktivitas
pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Selama pembuatan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas dan dalam peninjauan kembali, peneliti mencoba
untuk menganalisis proses aktual partisipasi dan belajar siswa. Berdasarkan
hasil analisis ini, peneliti membuat keputusan tentang kevalidan dugaan teori
pembelajaran lokal yang diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran,
pembentukan norma-norma tertentu, dan revisi aspek-aspek tertentu dari
desain. Uji coba desain terdiri atas proses-proses siklik dari eksperimen
pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction
experiment). Proses siklik dari eksperimen pikiran (thought experiment) dan
eksperimen pembelajaran (instruction experiment) digambarkan oleh
Freudenthal seperti tampak dalam gambar 1
7
Gambar 1 Penelitian pengembangan, suatu akumulasi proses-proses siklik
(Gravemeijer, 2006, 25)
Kita dapat membuat hubungan antara siklus-siklus kecil dari
eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen pembelajaran
(instruction experiment) dengan siklus pembelajaran matematika yang dibuat
oleh Simon (1995). Menurut ide Simon, seorang guru matematika harus
mencoba mengantisipasi aktivitas mental apa yang terjadi pada diri siswa
ketika siswa berpartisipasi dalam suatu aktivitas pembelajaran. Kemudian
guru akan mencoba untuk menemukan tingkat proses berpikir siswa yang
kemudian dihipotesiskan oleh guru selama proses pembuatan aktivitas
pembelajaran berlangsung yang kemudian direvisi setelah pelaksanaan
aktivitas pembelajaran. Untuk mengkarakteristikan proses berpikir guru,
Simon mengenalkan istilah “hypothetical learning trajectory” yang
dideskripsikan sebagai suatu pertimbangan terhadap tujuan pembelajaran,
aktivitas belajar, dan proses berpikir dan belajar yang dipergunakan oleh
siswa. Siklus pembelajaran matematika dapat digambarkan sebagai menduga,
membuat, dan merevisi hypothetical learning trajectory.
Dalam uji coba desain, siklus kecil dari eksperimen pikiran (thought
experiment) dan eksperimen pembelajaran (instruction experiment)
menyediakan pengembangan teori pembelajaran lokal. Dalam kenyataannya,
8
ada relasi reflektif antara eksperimen pikiran (thought experiment) dan
eksperimen pembelajaran (instruction experiment) dengan teori pembelajaran
lokal yang dikembangkan. Di satu sisi, dugaan teori pembelajaran lokal
mengarahkan eksperimen pikiran (thought experiment) dan eksperimen
pembelajaran (instruction experiment), di lain sisi, eksperimen
pikiran(thought experiment) dan eksperimen pembelajaran
(instruction experiment) mempertajam teori pembelajaran lokal
(seperti digambarkan dalam gambar 2)
Gambar 2 Relasi refletif antara teori dan uji coba (Gravemeijer dan
McKeney. 2006, 28)
1. Valid
Menurut Plomp (2001), ada dua macam validitas yang perlu dipenuhi
suatu produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan untuk
dikatakan valid, yaitu validitas isi dan validitas konstruksi. Menurut Plomp
(2001), suatu produk dikatakan memenuhi validitas isi jika produk ini
dibuat dengan menggunakan teori-teori yang kokoh (state-of-the-art
knowledge). Menurut Plomp (2001), suatu produk dikatakan memenuhi
validitas konstruksi jika semua komponen dalam suatu intervensi
terkoneksi secara baik satu sama lain.
9
2. Kebergunaan
3. Efisien
1. Pendekatan yang sistematis, artinya ada suatu proses siklik dari analisis,
pengembangan desain, evaluasi, dan revisi dalam implementasi oleh Plomp
disebut konsistensi internal.
2. Pendekatan relasional, mengarah pada persetujuan kegunaan produk di
antara pengguna produk atau dengan kata lain kegunaan produk sering
diuji oleh pengguna oleh Plomp disebut konsistensi eksternal.
3. Model Mc Kenney
Selain validation theory dan development study, ada satu lagi model
penelitian relevan dengan educational design research, yaitu didactical
design research. Istilah model ini memang secara spesifik tidak
dieksplisitkan, tetapi melihat istilah yang digunakan yaitu ‘didactical’,
model penelitian memiliki relevansi dengan design research atau merupakan
model pengembangan dari kedua jenis sebelumnya.
a. Validition Study
b. Development Study
Tahap Disain :
Tahap Pengembangan :
Apa yang menjadi peran penting dari ICT dan media dalam hal
perancangan situasi pembelajaran, aktivitas pedagogis dan lingkungan
belajar ?
Apa bahan dan sumber yang dikembangkan untuk mendukung
penciptaan situasi pembelajaran, aktivitas pedagogis dan lingkungan
belajar ?
Apa peran guru dalam pembelajaran ?
Tahap Interaksi :
Tahap Evaluasi
Bagaimana nantinya siswa dapat menilai apa yang telah mereka pelajari
secara formatif ? Bagaimana nantinya kegiatan pembelajaran direkam ?
Bagaiman aspek ini berhubungan dengan proses formal dari penilaian
sumatif, ujian akhir dan akreditasi ?
Bagaimana nantinya kualitas situasi pembelajaran, aktivitas pedagogis
dan lingkungan belajar dapat dinilai ?
Bagaimana nantinya kualitas dari pengalaman belajar siswa dapat dinilai
?
16
Untuk memahami gambaran masing-masing hubungan antar komponen,
dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, yaitu :
Model situasi didaktis apa yang dikembangkan? Situasi belajar seperti apa yang
terjadi? Apakah siswa berhasil/kesulitan? Apakah terjadi perubahan situasi
didaktis? Apa dasarnya? Situasi pedagogis apa yang dikembangkan? Mengapa
situasi didaktis dikembangkan seperti itu? Mengapa situasi belajar berkembang
seperti itu? Mengapa ada Siswa yang berhasil/tidak berhasil? Mengapa situasi
pedagogis Yang dikembangkan seperti itu? Mengapa berdampak/tidak
Berdampak? Bagaimana situasi didaktis/pedagogis berkembang? Bagaimana
situasi belajar diintervensi? Bagaimana dampaknya terhadap Perubahan situasi
didaktis/ pedagogis?
Hubungan Didaktis (HD)
17
c) Mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan
didaktis maupun pedagogis yang dilakukan,
d)Melakukan tindakan didaktis maupun pedagogis lanjutan berdasarkan hasil
analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran.
Metapedadidaktik meliputi tiga kompenen yang terintegrasi, yaitu
kesatuan fleksibilitas dan koherensi. Komponen kesatuan berkenaan dengan
kemamuan guru dalam memandang modifikasi segitiga didaktis sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Komponen felksibilitas berkenaan dengan bahwa skenario
pembelajaran hanyalah prediksi, karena dalam proses pembelajaran situsi bisa
berubah, di sinilah peran guru untuk mempu melakukan antisipasi. Sementara
komponen kohorensi berkenaan dengan situasi didaktis pedagogis yang selalu
dinamis selama prores pembelajaran mendorong guru untuk melakukan
intervensi baik bersifat pedagogis maupun didaktis dengan tetap menjaga
koherensi antar komponen tersebut.
Rangkaian aktivitas dalam kerangka berpikir metapedadidaktik meliputi
sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Aktivitas berpikir guru sebelum
pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas guru dalam merancang situasi
didaktis yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran meliputi
rekontestualisasi, repesonalisasi dan prediksi respon. Aktivitas berpikir guru
selama proses pembelajaran lebih menekankan kepada analisis
metapedadidaktik terhadap siatuasi didaktis, respon siswa serta analisis interaksi
yang berdampak pada perubahan situasi didaktis selama pembelajaran.
Semantara pada tahap sesudah pembelajaran, aktivitas guru lebih menekankan
pada refleksi guru terhadap proses pembelajaran dikaitkan dengan apa yang
telah direncakanan. Menurut Suryadi (2010 : 74), tiga langkah berpikir guru
tersebut dapat dirangkai dalam suatu kegiatan penelitian yang disebut Didactical
Design Research. Didactical Design Research terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis)
yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP,
b) Analisis metapedadidaktif,
c) Analisis restrosfektif (restrospective analysis) yakni analisis yang
mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis
metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Design
Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus
18
disempurnakan melalui tiga tahapan Didactical Design Research.
19
BAB III
PEMBAHASAN
CONTOH PENELITIAN : PENERAPAN DESAIN MODEL PLOMP PADA
PENGEMBANGAN BUKU TEKS BERBASIS GUIDED INQUIRI DI SMA
NEGERI 2 PAYAKUMBUH
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan model plomp. Penelitian ini diperlukan untuk
pengembangan buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 dengan tujuan memperhatikan
kelayakan materi, kelayakan bahasa, dan kelayakan grafis dengan menggunakan desain
model pengembangan yang sesuai.
B. Rencana Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah buku - buku teks yang digunakan siswa di SMA.
3. Waktu penelitian
Penelitian ini sejalan dengan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan
Plomp. Menurut Rochmad model Plomp dinilai sesuai digunakan oleh mahasiswa
S1, S2, maupun S3 yang melakukan penelitian pengembangan. Model Plomp
dipandang lebih luwes dan fleksibel disbanding model pengembangan lain,
dikarenakan pada setiap fase kegiatannya dapat disesuaikan dengan karakteristik
penelitiannya. Penerapan model Plomp menggunakan lima fase, tetapi dengan
melihat kondisi penelitian dapat diterapkan hanya empat fase saja, yakni :
(1) Fase investigasi awal dilakukan dengan menganalisis masalah atau
menganalisis kebutuhan seperti mengumpulkan dan menganalisis invormasi,
definisi masalah, dan rencana lanjutan dari projek.
20
(2) Fase Desain bertujuan untuk mendesain pemecahan masalah dengan
hasil rencana kerja atau rencana tertulis yang akan direalisasikan pada fase
realisasi.
(3) Fase realisasi/konstruksi dilakukan dengan kegiatan produksi seperti
pengembangan buku teks.
(4) Fase tes, evaluasi, dan revisi dilakukan dengan proses pengumpulan,
memproses, dan menganalisis informasi secara sistematik guna memperoleh
hasil dari pemecahan masalah (Rochmad, 2012).
Penilaian pengembangan buku teks guru maupun buku teks siswa mengacu
pada BSNP dengan penilaian kelayakan materi, kelayakan bahasa, dan kelayakan
grafis (BSNP, 2014). Teknik analisis data untuk intepretasi skor kelayakan buku teks
menggunakan skala likert dengan lima indikator. Berikut ini tebel intepretasi skor
kelayakan buku teks baik buku teks guru maupun buku teks peserta didik/
Tabel 1
Kriteria Interpretasi Skor Kelayakan Buku Teks
D. Instrumen Penelitian
1. Lembaran observasi
Lembaran observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu selama
proses pembelajaran berlangsung.
2. Catatan lapangan.
21
Catatan lapangan berkaitan dengan kejadian-kejadian yang dianggap penting selama
proses pembelajaran berlangsung. Kejadian-kejadian tersebut akan dianalisa untuk
menentukan buku buku teks yang akan digunakan untuk berikutnya.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan
Desain Model Plomp Pada Pengembangan Buku Teks Berbasis Guided Inquiry.
G. Penjelasan Istilah
1. Model plomp pada pengembangan buku teks berbasis guided inquiri merupakan
proses untuk pengembangan buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 dengan
memperhatikan kelayakan materi, kelayakan bahasa, dan kelayakan grafis dengan
menggunakan desain model pengembangan yang sesuai.
3. Prestasi belajar fisika merupakan hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan penelitian
pada buku teks dengan menerapkan model plomp.
H. Hasil Penelitian
1. Fase Investigasi Awal
Fase investigasi awal dalam model Plomp dikenal juga dengan istilah
22
analisis masalah atau analisis kebutuhan. Dalam fase ini dilakukan
pengumpulan dan menganalisis informasi mengenai ketersediaan buku
literatur di pasaran. Survei pasar menunjukkan terdapat tiga buku, yakni buku
fisika sma kelas X,XI,XII karya marthen kanginan dengan penerbit erlangga.
Sehingga ditemukan kurangnya ketersediaan buku fisika SMA kelas X,XI,XII
oleh pemerintah.
2. Fase Desain
Fase desain bertujuan untuk mendesain pemecahan masalah yang
telah teridentifikasi pada fase investigasi awal. Desain pemecahan masalah
nantinya akan menghasilkan rencana kerja atau rencana tertulis, yang akan
direalisasi pada fase realisasi/konstruksi. Fase desain pada penelitian ini
adalah mendesain format buku teks guru dan buku teks peserta didik.
Evalusi format pada buku teks peserta didik ditambahkan :
(1) Panduan penggunaan buku
(2) Deskripsi KI dan KD, pada bagian pendahuluan;
(3) Kompetensi Dasar
(4) Tujuan pembelajaran
(5) Kata motivasi (quote)
(6) Soal latihan
(7) Fitur berselancar internet
(8) Fitur kegiatan literasi
(9) Fitur tugas projek
(10) Soal evaluasi pada bagian isi
(11) Profil penulis pada bagian akhir
23
(8) Pengayaan
(9) Remidial pada bagian isi
3. Fase Realisasi/Konstruksi
Gambar 1
Gambar 2
24
berarti dapat digunakan tanpa revisi.
Gambar 3
Gambar 4
25
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
26
Skor Kelayakan Grafis Buku guru
I. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan pengembangan bahan
ajar dapat menggunakan model Plomp dikarenakan model tersebut lebih fleksibel
dan luwes. Hasil penilaian kelayakan materi, bahasa, dan grafis buku teks peserta
didik ditemukan rata-rata skor 95% dengan kriteria “Sangat Valid” sehingga buku
teks peserta didik LAYAK digunakan dalam pembelajaran. Hasil penilaian
kelayakan materi, bahasa, dan grafis buku teks guru ditemukan rata-rata skor 94%
dengan kriteria “Sangat Valid” sehingga buku guru LAYAK digunakan dalam
pembelajaran
2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah untuk
peneliti selanjutnya, dapat mengembangan bahan ajar fisika SMA kelas X,XI,XII.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan sebuah rencana prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, obyektif, akurat dan ekonomis.
Dengan kata lain desain penelitian sangat diperlukan oleh peneliti untuk mengarahkan
kerja penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Fungsi desain reseach ini
untuk merancang/mengembangkan suatu intervensi (seperti program, strategi dan
materi pembelajaran, produk dan sistem) dengan tujuan untuk memecahkan masalah
pendidikan yang kompleks dan untuk mengembangkan pengetahuan (teori) tentang
suatu karakteristik dari intervensi serta proses prancangan dan pengembangan
tersebut.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, yang tentunya jauh dari kesempuranaan,
dapat menambah wawasan bagi pembacanya, serta penulis juga berharap agar kita
mengetahui, dan memahami teori penelitian, dengan kita mengetahui teori penelitian
serta penerapan tentu saja kita akan lebih mengetahui alam itu sendiri, karna pada
dasarnya manusia bergantung pada alam. Dan rekomendasi dari penulis agar kita
lebih banyak membaca karna dengan banyak membaca kita telah membuka jendela
dunia.
28
DAFTAR PUSTAKA
Gravemeijer dan Cobb (2006). “Design Research from a Learning Perspective, dalam
Educational Design Research. New York : Routledge
UPI
29