DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
2. Standar proses;
3. Standar kompetensi lulusan;
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;
5. Standar sarana dan prasarana;
6. Standar pengelolaan;
7. Standar pembiayaan;
8. Standar penilaian pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
ت ٰانَٓا َء الَّ ْي ِل َسا ِجدًا َّوقَٓائِ ًما يَّحْ َذ ُر ااْل ٰ ِخ َرةَ َويَرْ جُوْ ا َرحْ َمةَ َرب ِّٖه ۗ قُلْ هَلْ يَ ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل
ٌ ِاَ َّم ْن هُ َو قَان
بِ يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر اُولُوا ااْل َ ْلبَا
"(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah
pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sebenarnya hanya orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran."
ٰ ضهُ ْم َعلَى ْال َم ٰلٓئِ َك ِة فَقَا َل اَ ۢ ْنبِـئُوْ نِ ْي بِا َ ْس َمٓا ِء ٰۤهؤُٓاَل ِء اِ ْن ُك ْنتُ ْم
َص ِدقِ ْين َ َو َعلَّ َم ٰا َد َم ااْل َ ْس َمٓا َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر
"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua
(benda) ini, jika kamu yang benar!"
َ َّك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َسنُ ۗ اِ َّن َرب
َ ك ه َُو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َ ِّع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب ُ اُ ْد
ََوه َُو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,
dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
ٰ َوهّٰللا ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َشيْــئًا ۙ َّو َج َع َل لَـ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َب
َْص َر َوااْل َ ْفئِ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن
4
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar
kamu bersyukur."
5
Pembelajaran juga diartikan dengan usaha untuk memberdayakan semua potensi
anak didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran harus
mampu mendorong untuk terbentuknya kemampuan, yaitu mengetahui, memahami,
melakukan sesuatu dan mengaktualisasikan diri.. Agar kemampuan tersebut dapat
dibentuk, maka kegiatan pembelajaran harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
Desain pembelajaran sendiri menurut Shambaugh (2006) yang dikutip oleh Wina
Sanjaya adalah “ An intellectual process to help teachers systematically analyze learner
needs and construct structures possibilities to responsively address those needs.” Jadi
dengan demikian, suatu desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan
siswa dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab
kebutuhan tersebut. Sejalan dengan pengertian di atas, Gagne (1992) menjelaskan bahwa
desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di mana proses
belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang.
Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua factor yakni faktor
internal dan faktor eksternal. Factor internal adalah factor yang berkaitan dengan kondisi
yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya
belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu yang belajar. Faktor
eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan
penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Desain
pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan
kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Gagne, kondisi internal dapat
dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal.
6
belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten untuk dapat mencapai
tujuan instruksional tertentu.
Desain instruksional ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap sistem instruksional yang sedang
didesain, sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem instruksional tersebut
dapat memuaskan hati pendesainnya. Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional
dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan
pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas
yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan
serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
Desain Instruksional sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan pendekatan sistem Instruksional. Pendekatan sistem dalam Instruksional
lebih produktif untuk semua tujuan Instruksional, di mana setiap komponen bekerja dan
berfungsi untuk mencapai tujuan Instruksional. Komponen seperti instruktur, peserta
didik, materi, kegiatan Instruksional, sistem penyajian materi, dan kinerja lingkungan
belajar saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil Instruksional
pebelajar yang dikehendaki.
Dari beberapa pengertian diatas, maka desain instruksional berkenaan dengan
proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi
pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil
belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai
tujuan termasuk metode, teknik, dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik
evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan evaluasi untuk mengukur atau
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
7
menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki siswa.
b. Gaya belajar
Gaya belajar setiap siswa memiliki perbedaan, ada yang bertipe auditif, visual
dan kinetetis. Siswa yang bertipe auditif akan dapat menangkap informasi lebih
banyak melalui pendengaran, dengan demikian desain pembelajaran dirancang
agar siswa lebih banyak mendengar melalui berbagai media, misal radio atau tape
recorder.
2. Berpijak pada pendekatan sistem
System adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan. Melalui pendekatan system, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan
tetapi juga akan terhindar dari ketidakpastian. Hal ini disebabkan melalui pendekatan
system dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang mungkin dapat
menghambat terhadap pencapaian tujuan.
3. Teruji secara empiris
Sebelum digunakan, sebuah desain intruksional harus teruji dahulu efektivitas
dan efisiensinya secara empiris. Melalui pengujian secara empiris dapat dilihat
berbagai kelemahan dan berbagai kendala yang mungkin muncul sehingga jauh
sebelumnya dapat diantisipasi.
8
2.6 Model – model Desain Instruksional
Pada sistem intruksional, kita hadapkan pada tiga buah pertanyaan penting yakni
bagaiman cara mendesain suatu program, struktur program yang bagaimana yang akan
dipergunakan, dan pola mengajar apa yang akan diterapkan sehubungan dengan
pelaksanaan progrm yang telah didesain itu. Dimuka telah dijelaskan bahwa desain
sistem pembelajaran berbeda dengan perencanaan sistem pembelajaran. Walaupun
perencanaan pembelajaran berkaitan dengan desain pembelajaran keduanya punya posisi
yang berbeda. Ada beberapa model-model desain intruksional yang dapat ditawarkan
antara lain :
1. Model Kemp
Model desain sistem intruksional dikembangkan oleh Kemp merupakan model
yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran
terdiri atas komponen-komponen yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
tujuan dan berbagai kendala timbul. Model desain yang dikembangkan Kemp :
Komponen-komponen dalam suatu desain intruksional menurut Kemp adalah :
a. Hasil yang ingin dicapai
b. Analisis tes mata pelajaran
c. Tujuan khusus belajar
d. Aktivitas belajar
e. Sumber belajar
f. Layanan pendukung
g. Evaluasi belajar
h. Tes awal
i. Karakteristik belajar
Kesembilan komponen itu merupakan siklus yang terus-menerus direvisi setelah
dievaluasi baik evaluasi sumatif maupun evaluasi formatif, serta diarahkan untuk
menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang ingin dicapai, prioritas dan berbagai
kendala yang muncul. Menurut sumber lainnya, model Kemp merupakan sistem
pengajaran yang sederhana yang mana dibagi menjadi delapan langkah yaitu :
a. Menentukan tujuan instruksional umum, yaitu tujuan yang ingin dicapai untuk
masing-masing pokok pembahasan;
b. Menganalisis karakteristik peserta didik;
c. Menentukan tujuan instruksional khusus;
9
d. Menentukan materi pelajaran sesuai dengan tujuan intruksional khusus yang
telah dirumuskan;
e. Menetapkan pengajaran awal;
f. Menentukan strategi belajar mengajar dan sumber belajar yang sesuai dengan
tujuan intruksional khusus;
g. Mengkoordinasi sarana penunjang yang meliputi biaya, fasilitas, peralatan,
waktu, dan tenaga;
h. Mengadakan evaluasi untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program
secara keseluruhan
10
e. Pelaksanaan program, yakni kegiatan mengadakan prates, menyampaikan materi
pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.
3. Model Banathy
Model desain system pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model-model
sebelumnya. Model ini memandang bahwa penyusunan system instruksional
dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain
suatu program pembelajaran yakni:
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan sistem
maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai
oleh siswa atau peserta didik
b. Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes
dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan
tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai
keberhasilannya
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventasikan
seluruh kegiatan belajar mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai
dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat
diterapkan
d. Merancang sistem, yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap
komponen sistem, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan
e. Mengimplementasikan dan melakukan control kualitas system, yakni melatih
sekaligus menilai efektivitas system, melakukan penempatan dan melaksanakan
evaluasi
f. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi
Jika kita lihat langkah 1 dan 4 merupakan tahapan dalam rangka proses rancangan,
sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan sesudah
dirumuskan.
11
mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus
selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni skenario pelaksanaan
pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu
dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir
dari desain ini adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Model Dick and Cery termasuk ke dalam model prosedural. Langkah-
langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah :
a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran;
b. Melaksanakan analisi pembelajaran;
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa;
d. Merumuskan tujuan performansi;
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan;
f. Mengembangkan strategi pembelajaran;
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran;
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif;
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah, setiap langkah sangat jelas
maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar
untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and
Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah
yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and
Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan
berikutnya.
Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan
pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun
sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di
mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan
pembangunan. Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata
pelajaran dimaksudkan agar pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa
dapat mengetahui di mampu melakukan hal-hal yang berkaitan dengan materi pada
akhir pembelajaran, adanya hubungan antara tiap komponen khususnya strategi
pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, menerangkan langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena dengan
adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan mempunyai ide-ide
yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju. Potensi yang ada pada diri
manusia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, apabila dia manfaat kan dengan
sebaik mungkin kearah yang positif. Kurikulum terus berubah karena potensi siswa,
kondisi pendidikan, persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan
persaingan terjadi pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu:
(a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b)
Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai
sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber
belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f)
Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan
penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h)
Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses
pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran
merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian,
serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala
makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: Pembelajar (pihak yang
menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal
dan pra syarat. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi
yang akan dikuasai oleh pembelajar. Konsep tujuan pengajaran atau pembelajaran
menitik beratkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan (performace) sebagai suatu
jenis output yang terdapat dari siswa, yang dapat diamati dan menunjukan bahwa siswa
tersebut telah melakukan kegiatan belajar.
13
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model
prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk
mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam
pelajaran atau lebih.
14
DAFTAR PUSTAKA
UUD tentang Standar Nasional Pendidikan, No 19 tahun 2005. 2005. Jakarta : Depdiknas.
Arifin, Zainal.2009.Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam Departemen
Agama RI.
Hamelik, Oemar.2005.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Limbong, Masdar.2009.Perencanaan Pembelajaran Agama Islam.Medan : STAI Al-Hikmah.
Rohani, Ahmad.2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina.2008.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Supriatna, Dadang.2009.Konsep Dasar Desain Pembelajaran. Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak Dan
Pendidikan Luar Biasa.
Yamin, Martinis.2011.Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta : Gaung Persada.
15