Anda di halaman 1dari 10

Pesan pesan Al Qur’an untuk mu wahai pendidik

Muhammad Erwin Dalimunthe, S.Si

Seorang Pendidik adalah seorang yang mengemban tugas kenabian


yang berdasarkan kognitif membawa sekumpulan orang dari
ketidaktahuan, menjadi mengetahui, dari adab yang kurang baik
menjadi lebih baik secara afektif dan mengamalkan ilmu
pengetahuan itu dengan baik berdasarkan ilmu yang diperoleh
ditinjau dari segi Psikomotorik.
Oleh karenanya seorang pendidik harus membekali dirinya dengan
sifat sifat kenabian yang dicontohkan Rasulullah ‫ ﷺ‬agar kemudian
dapat menularkan sifat mulia tersebut kepada anak didiknya.
Tidak sampai disitu kita juga sebagai pendidik harus mengetahu
dan menguasai metode yang digunakan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
mendidik agar dapat mengulang sejarah melahirkan generasi
terbaik sebagaiman para sahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mulia dan
luar biasa menebarkan kebaikan di duapertiga bumi yang
sebelumnya dipenuhi kegelapan. 
Pada kesempatan ini kita akan mencoba menggali Metode
pembelajaran yang telah diterapkan Rasulullah ‫ ﷺ‬jauh sebelum
teori teori pembelajaran disampaikan oleh para ahli psikologi dan
ahli pendidikan. Metode ini terbukti berhasil mencetak generasi
terbaik sepanjang zaman. Dengan Metode yang sama kita berharap
mampu melahirkan generasi terbaik pada zamannya yang minimal
mampu mengubah bangsanya menjadi baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafur negeri yang dipenuhi kebaikan karena
masyarakatnya taat kepada Allah ‫ ﷻ‬dan negeri yang dipenuhi
ampunan Allah ‫ﷻ‬.
Metode ini diambil dari ayat ayat Al Qur’an yang berkaitan
pendidikan, karenanya tulisan ini bertemakan “Pesan pesan Al
Qur’an untuk mu wahai pendidik ” agar kita sebagai pendidik
terpanggil untuk mengamalkannya.

1. Seorang pendidik hendaklah menyampaikan tujuan , manfaat


dan dampak dari materi yang akan diajarkan. Hal ini dapat
menjadikan daya tarik bagi pelajar untuk lebih fokus, tekun dan
sungguh sungguh. Seorang pelajar akan lebih tertarik jika
mengetahui tujuan suatu materi pembelajaran dan manfaat dari
materi yang akan diajarkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫س‬َ ‫َوا َّت َبع ُْوا َما َت ْتلُوا ال َّش ٰيطِ يْنُ َع ٰلى م ُْلكِ ُس َلي ْٰم َن  َۚ و َما َک َف َر ُس َلي ْٰمنُ َو ٰلـكِنَّ ال َّش ٰيـطِ ي َْن َك َفر ُْوا ي َُعلِّم ُْو َن ال َّنا‬
ُ‫ت  َۗ و َما ي َُعلِّ ٰم ِن ِمنْ اَ َح ٍد َح ٰ ّتى َيقُ ْواَل ۤ ِا َّن َما َنحْ ن‬ َ ‫ت َو َما ر ُْو‬
َ ‫ْن ِب َبا ِب َل َها ر ُْو‬ ِ ‫السِّحْ َر َو َم ۤا ا ُ ْن ِز َل َع َلى ْال َم َلـکَي‬
‫ضٓا رِّ ي َْن ِبهٖ ِمنْ اَ َح ٍد ِااَّل ِب ِا‬ َ ‫فِ ْت َن ٌة َفاَل َت ْكفُرْ  ۗ  َف َي َت َعلَّم ُْو َن ِم ْن ُه َما َما ُي َفرِّ قُ ْو َن ِبهٖ َبي َْن ْال َمرْ ِء َو َز ْو ِجهٖ   َۗ و َما ُه ْم ِب‬
 ۗ ‫ْذ ِن هّٰللا ِ  َۗ و َي َت َعلَّم ُْو َن َما َيضُرُّ ُه ْم َواَل َي ْن َف ُع ُه ْم  َۗ و َل َق ْد َعلِم ُْوا َل َم ِن ا ْش َت ٰرٮ ُه َما َل ٗه فِى ااْل ٰ خ َِر ِة ِمنْ َخاَل ٍق‬
‫س َما َش َر ْوا ِب ۤ ٖه اَ ْنفُ َس ُه ْم ۗ  َل ْو َکا ُن ْوا َيعْ َلم ُْو َن‬ َ ‫َو َل ِبْئ‬
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada
masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-
setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia
dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia,
yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan
sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya
kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka
mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang
(dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya.
Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya
kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang
mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan
sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa membeli
(menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan
di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang
menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 102)

2.  Seorang pendidik menjadikan Ayat ayat Allah sebagai pembuka


pembelajarannya, yang dengannya diajarkan Ilmu pengetahuan,
dan Hikmah atau manfaatnya bagi pembelajar dan manusia secara
umum. Dengannya pula pendidik membersihkan niat dan persepsi
peserta didik dalam belajar untuk lebih mentaati Allah dalam
segala tingkah lakunya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ت‬َ ‫ك اَ ْن‬ َ ‫ِك َوي َُعلِّ ُم ُه ُم ْالك ِٰت‬


َ ‫ب َوا ْلح ِْك َم َة َو ي َُز ِّكي ِْه ْم ۗ  ِا َّن‬ َ ‫ث فِي ِْه ْم َرس ُْواًل ِّم ْن ُه ْم َي ْتلُ ْوا َع َلي ِْه ْم ٰا ٰيت‬
ْ ‫َر َّب َنا َوا ب َْع‬
‫ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬
“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri yang akan membacakan kepada mereka
ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka
dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa,
Maha Bijaksana.””
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 129)

3.  Seorang pendidik mengajarkan sesuatu yang baru dan menarik


yang belum diketahui oleh peserta didik agar mereka tertarik dan
tidak merasa bosan. Artinya seorang pendidik harus memiliki
pengetahuan yang luas  dan metode yang berpariasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Mengambil reperensi yang
banyak, bukan hanya teks book yang ada pada siswa. Dalam
mengajarkan pengetahuan seorang pendidik harus fleksibel dan
tidak kaku dalam menyikapi situasi dan kondisi

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫َف ِا نْ ِخ ْف ُت ْم َف ِر َجاـ اًل اَ ْو ر ُْك َبا ًنا ۚ  َف ِا َذ ۤا اَ ِم ْن ُت ْم َفا ْذ ُکرُوا هّٰللا َ َک َما َعلَّ َمکُ ْم مَّا َل ْم َت ُك ْو ُن ْوا َتعْ َلم ُْو َن‬
“Jika kamu takut (ada bahaya), sholatlah sambil berjalan kaki
atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman, maka ingatlah
Allah (sholatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu
apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 239)

4.  Seorang pendidik hendaknya mengingatkan kepada anak


didiknya bahwa segala ilmu milik Allah, karenanya mintalah
kepada Allah agar Allah memudahkan bagi kita ilmu yang sedang
kita pelajari.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ٗ ‫َف َه َزم ُْو ُه ْم ِب ِا ْذ ِن هّٰللا ِ  َۗ و َق َت َل‬


ِ ‫ك َوا ْل ِحکْ َم َة َو َعلَّ َم ٗه ِممَّا َي َشٓا ُء  َۗ و َل ْواَل دَ ْف ُع‬َ ‫ت َو ٰا ٰتٮ ُه ُ ْالم ُْل‬ َ ‫دَاو ُد َجا لُ ْو‬
‫ت ااْل َ رْ ضُ َو ٰلـکِنَّ هّٰللا َ ُذ ْو َفضْ ٍل َع َلى ْال ٰع َل ِمي َْن‬ ِ َ‫ض لَّ َف َسد‬ ٍ ْ‫ض ُه ْم ِب َبع‬َ ْ‫س َبع‬ َ ‫ال َّنا‬
“Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Daud
membunuh Jalut. Kemudian, Allah memberinya (Daud) kerajaan,
dan Hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Dan kalau
Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang
lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia
(yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 251)

5.  Seorang pendidik hendaknya mengajak anak didiknya untuk


taat kepada Allah, bukan taat dan tunduk kepada sebagai seorang
guru.  Seorang pendidik janganlah mengeksploitasi siswanya tapi
tanamkan adab kepadanya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫س ُك ْو ُن ْوا عِ َبا ًدا لِّيْ ِمنْ ُد ْو ِن‬ ِ ‫ب َوا ْلح ُْك َم َوا ل ُّنبُوَّ َة ُث َّم َيقُ ْو َل لِل َّنا‬ َ ‫َما َكا َن لِ َب َش ٍر اَنْ يُّْؤ ِت َي ُه ُ ْالك ِٰت‬
َ ‫  َو ٰلـ ِكنْ ُك ْو ُن ْوا َربَّا ِن ٖ ّي َن ِب َما ُك ْن ُت ْم ُت َعلِّم ُْو َن ْالك ِٰت‬
‫ب َو ِب َما ُك ْن ُت ْم َت ْد ُرس ُْو َن‬
“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah,
serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada
manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,”
tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah,
karena kamu mengajarkan Kitab dan karena kamu
mempelajarinya!””
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 79)

6.  Seorang pendidik itu harus memiliki komitmen dan teguh


dalam memegang prinsip pendidikan yang telah  diajarkan oleh
Allah dalam Al Quran dan dicontohkan oleh Rasulullah sebagai
teladan yang sukses dalam mendidik
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫هّٰللا‬
َ ‫ك  َۗ و َما يُضِ لُّ ْو َن ِااَّل ۤ اَ ْنفُ َس ُه ْم َو َما َيضُرُّ ْو َن‬
‫ك‬ َ ‫َّت َّطٓاِئ َف ٌة ِّم ْن ُه ْم اَنْ يُّضِ لُّ ْو‬
ْ ‫ْك َو َرحْ َم ُت ٗه َل َهم‬َ ‫َو َل ْواَل َفضْ ُل ِ َع َلي‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ْك عَظِ ْيمًا‬َ ‫ك َما َل ْم َت ُكنْ َتعْ َل ُم  َۗ و َكا َن َفضْ ُل ِ َع َلي‬ َ ‫ب َوا ْلح ِْك َم َة َو َعلَّ َم‬ َ ‫ْك ْالك ِٰت‬َ ‫ِمنْ َشيْ ٍء  َۗ واَ ْن َز َل ُ َع َلي‬
“Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu
(Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras
untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya
sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Dan (juga
karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah
(Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang
belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu
itu sangat besar.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 113)

7.  Seorang pendidik hendaknya senantiasa mendampingi,


membimbing dan membantu anak didiknya untuk
mengaktualisasikan ilmu yang diajarkannya agar semakin kuat
motivasi anak didiknya untuk maju

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫هّٰللا‬
‫س‬ َ ‫س ۗ  ُت َكلِّ ُم ال َّنا‬ ِ ‫ك ِبر ُْو ِح ْالقُ ُد‬ َ ‫ْك َو َع ٰلى َوا لِدَ ت‬
َ ‫ِك ۘ ا ِْذ اَي َّْد ُّت‬ َ ‫ْسى اب َْن َمرْ َي َم ْاذ ُكرْ ِنعْ َم ِتيْ َع َلي‬ َ ‫ا ِْذ َقا َل ُ ٰي ِعي‬
‫ْن َك َه ْيـَئ ـ ِة‬ ِّ ‫ب َوا ْلح ِْك َم َة َوا ل َّت ْو ٰرٮ َة َوا اْل ِ ْن ِج ْي َل  َۚ و ِا ْذ َت ْخلُ ُق م َِن‬
ِ ‫الطي‬ َ ‫ك ْالـك ِٰت‬ َ ‫فِيْ ْال َم ْه ِد َو َك ْهاًل   َۚ و ِا ْذ َعلَّمْ ُت‬
‫ج ْال َم ْو ٰتى‬ ‫ص ِب ِا ْذ ِنيْ   َۚ و ِا ْذ ُت ْخ ِر ُـ‬َ ‫الطي ِْر ِب ِا ْذ ِنيْ َف َتـ ْنفُ ُخ فِ ْي َها َف َت ُك ْونُ َطيْرً ا ِۢبا ِْذ ِنيْ َو ُتب ِْرُئ ااْل َ ْك َم َه َوا اْل َ ب َْر‬ َّ
‫ت َف َقا َل الَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا ِم ْن ُه ْم ِانْ ٰه َذ ۤا ِااَّل سِ حْ ٌر‬ َ ‫ت َب ِن ۤيْ ِاسْ َرٓا ِء ْي َل َع ْن‬
ِ ‫ك ا ِْذ ِجْئ َت ُه ْم ِبا ْل َبي ِّٰن‬ ُ ‫ِب ِا ْذ ِنيْ   َۚ و ِا ْذ َك َف ْف‬
ٌ‫م ُِّبيْن‬
“Dan ingatlah, ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam!
Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku
menguatkanmu dengan Ruhulqudus. Engkau dapat berbicara
dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa.
Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga)
Hikmah, Taurat, dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk
dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau
meniupnya, laIu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan
seizin-Ku. Dan ingatlah, ketika engkau menyembuhkan orang yang
buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-
Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari
kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatIah ketika Aku
menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di
kala engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-
keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka
berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang  nyata.””
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 110)

8  Seorang pendidik seharusnyalah menguatkan anak didiknya,


bahwa keberadaannya sebagai pelajar merupakan pilihan dari
begitu banyak orang yang ingin menuntut ilmu ditempat yang baik
dengan pengelolaan baik, sehingga tak selayaknya dia menyia-
nyiakan kesempatan berharga tersebut dan menyia nyiakan
pengorbanan orang tuanya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ۤ
َ ‫ْك َو َع ٰلى ٰا ِل َيعْ قُ ْو‬
‫ب َك َم ۤا اَ َت َّم َها‬ َ ‫ث َو ُي ِت ُّم ِنعْ َم َت ٗه َع َلي‬ِ ‫ُك ِمنْ َتْأ ِوي ِْل ااْل َۤ َحا ِد ْي‬
َ ‫ُّك َوي َُعلِّم‬ َ ‫َو َك ٰذل َِك َيجْ َت ِبي‬
َ ‫ْك َرب‬
‫َّك َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ َ ‫ْك ِمنْ َق ْب ُل ِاب ْٰر ِه ْي َم َو ِا سْ ٰح َق ۗ اِنَّ َرب‬ َ ‫َع ٰلى اَ َب َوي‬
“Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi nabi)
dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan
menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga
Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan
Ishaq. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
(QS. Yusuf 12: Ayat 6)

9.  Seorang pendidik selayaknyalah mengajarkan ketaatan kepada


orang tua, guru atau kepada pemimpin dibatasi oleh ketaatan
kepada Allah. Janganlah seorang pendidik memerintahkan atau
mengajarkan taat atas kehendaknya tanpa dasar ketaatan kepada
Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫هّٰللا‬
‫ب‬ ِ ‫ْث اَ َم َر ُه ْم اَب ُْو ُه ْم ۗ  َما َكا َن ي ُْغ ِنيْ َع ْن ُه ْم م َِّن ِ ِمنْ َشيْ ٍء ِااَّل َحا َج ًة ِفيْ َن ْف‬
َ ‫س َيعْ قُ ْو‬ ُ ‫دَخلُ ْوا ِمنْ َحي‬
َ ‫َو َلمَّا‬
ٰ
ِ ‫ضٮ َها  َۗ و ِا َّن ٗه َل ُذ ْو عِ ْل ٍم لِّ َما َعلَّمْ ٰن ُه َولكِنَّ اَ ْك َث َر ال َّنا‬
‫س اَل َيعْ َلم ُْو َن‬ ٰ ‫َق‬
“Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka,
(masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikit pun keputusan
Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang
telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai
pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS. Yusuf 12: Ayat 68)

10.  Seorang pendidik menanamkan rasa syukur kepada Allah atas


karunia yang begitu banyak dan perasaan khawatiran atas
kehidupan hari akhir serta berharap diwafatkan sebagai muslim
dan dibangkitkan bersama orang orang soleh.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ت َولِيّٖ فِى‬ َ ‫ض ۗ اَ ْن‬ ِ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬ ِ ‫ث ۚ  َفا طِ َر الس َّٰم ٰو‬ ِ ‫َربِّ َق ْد ٰا َت ْي َت ِنيْ م َِن ْالم ُْلكِ َو َعلَّمْ َت ِنيْ ِمنْ َتْأ ِوي ِْل ااْل َ َحا ِد ْي‬
ّ ٰ ‫ال ُّد ْن َيا َوا اْل ٰ خ َِر ِة ۚ  َت َو َّف ِنيْ مُسْ لِمًا وَّ اَ ْل ِح ْق ِنيْ ِبا ل‬
‫صلِ ِحي َْن‬
“Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan
kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku
sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi,
Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang
saleh.””
(QS. Yusuf 12: Ayat 101)

11  Seorang pendidik sebaiknya selalu menanamkan rasa ingin tahu


dan penasaran agar anak didiknya menjadi pelajar yang haus akan
ilmu pengetahuan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ۤ
َ ْ‫ُك َع ٰلى اَنْ ُت َعلِّ َم ِن ِممَّا عُلِّم‬
‫ت ُر ْش ًدا‬ َ ‫َقا َل َل ٗه م ُْو ٰسى َه ْل اَ َّت ِبع‬
“Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar
engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah
diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?””
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 66)

12.  Seorang pendidik hendaklah menjadikan Al Qu’an sebagai


sumber belajar utama dan rujukan dibanding sumber belajar
lainnya. Jangan sampai Al Qu’an hanya sebagai stempel untuk
membenarkan berbagai sumber ajar lainnya.  Dan janganlah
jadikan syair, lagu, musik sebagai sarana utama dalam proses
pembelajaran.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ٌ‫  َو َما َعلَّ ٰمْن ُه ال ِّشعْ َر َو َما َي ۢ ْن َب ِغيْ َل ٗه ۗ  ِانْ ه َُو ِااَّل ذ ِْك ٌر وَّ قُرْ ٰا نٌ م ُِّبيْن‬
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan
bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain
hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas,”
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 69)

13.   Seorang pendidik hendaklah mengajarkan anak didiknya


untuk berbicara yang jelas, santun dan menjaga adab adabnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫َعلَّ َم ُه ْال َب َيا َن‬


“mengajarnya pandai berbicara.”
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 4)

14.   Seorang pendidik hendaklah mempringatkan anak didiknya


untuk menjauhi hal hal larangan Allah, agar mereka terhindar dari
murka Allah di dunia dan di akhirat. Dan seorang pendidik
hendaknya melarang anak didiknya dari perbuatan tercela baik
yang kecil maupun yang besar.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ب َوا ْلح ِْك َم َة َو ِا نْ َكا‬ َ ‫ث فِى ااْل ُ ِّم ٖ ّي َن َرس ُْواًل ِّم ْن ُه ْم َي ْتلُ ْوا َع َلي ِْه ْم ٰا ٰيتِهٖ َوي َُز ِّكي ِْه ْم َوي َُعلِّ ُم ُه ُم ْالك ِٰت‬
َ ‫ه َُو الَّ ِذيْ َب َع‬
ٍ ‫ض ٰل ٍل م ُِّبي‬
‫ْن‬ َ ْ‫  ُن ْوا ِمنْ َق ْب ُل َلفِي‬
“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta
huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah),
meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang
nyata,”
(QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 2)

15.  Seorang pendidik hendaknya memiliki sarana penunjang yang


memadai untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, agar lebih mudah
dipahami dan lebih mudah diingat.
Saat ini media pembelajaran sangat tersebar luas dan sangat
pariatif, karenanya seorang pendidik hendaknya trampil dan mahir
menggunakan berbagai media untuk diramu menjadi media
pembelajaran yang menarik saat disajikan dalam proses
pembelajaran.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ الَّ ِذيْ َعلَّ َم ِبا ْل َق َل ِم‬


“Yang mengajar (manusia) dengan pena.”
(QS. Al-‘Alaq 96: Ayat 4)

Demikianlah pesan pesan yang dapat saya ambil dari Al Qur’an


bagi para pendidik semoga dapat bermanfaat dan menjadi bekal
kita  mendidik generasi unggul.

Peulis bernama Muhammad Erwin Dalimunthe, S.Si, akrab disapa


Erwin. Lahir di Medan, 16 Desember 1976 dari pasangan Bapak
Zainal Abidin Dalimunthe dan Ibu Faridah Hasibuan.

Saat ini Penulis menjadi staf pendidik di SMPIT Al Fityan Medan,


Sumatera Utara. Penulis memiliki motto ” Jadilah Manusia Terbaik
Yang Banyak Manfaatnya Bagi Manusia Lain”.

Penulis bisa dihubungi di :

Email : erwindalimunthe23@gmail.com

Fb : Muhammad Erwin Dalimunthe


Hp/wa : 082363198875

Anda mungkin juga menyukai