Anda di halaman 1dari 3

4 Kompetensi Guru

1 Kompetensi pedagogik
2 Kompetensi kepribadian
3 Kompetensi profesional
4 kompetensi sosial

1. Kompetensi pedagogik
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, guru sekurang-kurangnya harus memiliki 8 kompetensi pedagogik,
yaitu:
a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
b. pemahaman terhadap peserta didik;
c. pengembangan kurikulum atau silabus;
d. perancangan pembelajaran;
e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f. pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g. evaluasi hasil belajar; dan
h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

(1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan


Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam. Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan guru
dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan tindakan pendidikan. Keputusan yang tepat juga akan
meminimalisasi kesalahan guru dalam menangani peserta didiknya. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu
menguasai berbagai landasan/wawasan kependidikan seperti teori belajar dan prinsip-prinsip belajar.

(2) Pemahaman terhadap peserta didik


Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk meng-aktualisasikan kemampuannya di kelas. Pemahaman
peserta didik yaitu memahami karakteristik peserta didik yang berubah kecakapan dan kepribadian. Setiap individu memiliki
keunikan karena setiap individu mempunyai kecakapan dan kepribadian yang berbeda-beda. Oleh karena itu seyogyanya guru
memperhatikan aspek kecakapan dan kepribadian peserta didik sebelum mengambil keputusan dalam pengelolaan
pembelajaran.

(3) Pengembangan kurikulum atau silabus


Guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan
lokal.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (Barnawi, 2012: 131).
Prinsip pengembangan kurikulum :
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Relevan
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Belajar sepanjang hayat
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan
oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2007:191).
Prinsip pengembangan silabus :
- Ilmiah
- Relevan
- Sistematis
- Konsisten
- Memadai
- Actual dan konstektual
- Fleksibel
- Menyeluruh
(4) Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, yang bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program
pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen
program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya
dukung lainnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-
komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaanya untuk
membentuk kompetensi. Dalam pengembangan RPP guru diberi kebebasan untuk mengubah dan menyesuaikan silabus dengan
kondisi sekolah serta karakterisitik materi maupun peserta didik.

(5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis


Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber
daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang
diinginkan. Menurut Mulyasa (2006) kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh penerapan metode
pendidikan konvensional, anti dialog, proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realitas
masyarakat.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor eksternal
maupun faktor internal. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pembelajaran menyangkut tiga hal: pretes,
proses, dan posttes.

(6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran


Teknologi pembelajaran merupakan sarana pendukung untuk membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data, informasi materi pembelajaran, dan variasi budaya. Dalam hal ini guru
dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisir, menganalisis dan memilih informasi yang paling tepat dan berkaitan
langsung dengan pembentukan kompetensi peserta didik serta tujuan pembelajaran.

(7) Evaluasi hasil belajar


Guru harus mampu melakukan kegiat-an evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi bertujuan
untuk menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pembentukan kompetensi peserta didik , yang dapat dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian program.

(8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Pengembangan peserta didik merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara antara lain: kegiatan ekstrakulikuler, pengayaan
dan remedial bagi peserta didik yang hasil belajarnya di bawah standar, dan kegiatan bimbingan konseling.

Dalil Tahfidz

“Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkanya” (HR.Bukhari).

ًّ ِ َّ‫اللَّواقا ُمواَّالص ٰلوةََّّوانْف ُق ْواَّ ِمماَّرز ْقٰنٰ ُ َّْم‬


َّ‫ِساَّوعَل ِنيةََّّي ْر ُج ْونََّّ ِِتارةََّّل َّْنَّت ُب ْور‬ َِّ ّ ٰ ََّّ‫ِانََّّ ِاَّل ْينََّّي ْتلُ ْونََّّ ِك ٰتب‬
‫ِل ُيو ِف ّ َُي ْمَّ ُا ُج ْور ُ ُْهَّوي ِزيْد ُ ُْهَّ ِّم ْنَّفضْ ِ ه ٖۗلَّ ِانهَّٗغ ُف ْو ٌرَّش ُك ْو ٌَّر‬
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan salat dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada
mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. (Al – Fatir 29:30)
Dalil SLB
١١َّ–َّ‫اللَّبِماَّت ْعملُ ْونََّّخب ْ ٌَِّي‬ َّٖۗ ‫اللَّ ِاَّل ْينََّّ ٰامنُ ْواَّ ِمنْ ُ َّْكَّو ِاَّل ْينََّّ ُا ْوتُواَّالْ ِع َّْلَّدر ٰج‬
َُّ ّ ٰ ‫تَّو‬ َُّ ّ ٰ َِّ ‫ ي ْرف َّع‬............
.......... niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

٤َّ-َّ‫َّا َّْوَّيذك َُّرَّفت ْنفع َُّهَّ ِّاَّل ْك ٰر َّٖۗى‬٣-َّ‫َّوماَّيُدْ ِريْكََّّلع َّٗلَّيز ٰ ّ َّٰك‬٢-َّ‫َّا َّْنَّج ۤاءَُّهَّ ْاْل ْ ْٰع َّٖۗى‬١-َّ‫عَّبسََّّوتو ٰ ّ َّٰل‬
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling (1), karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah
bin Ummi Maktum) (2), Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari
dosa) (3), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya? (4) (Q.S Abasa 1-4)

Dalil Pondok Pesantren


َّّ ِ ُ َّ‫وماََّكنََّّالْ ُمؤْ ِمنُ ْونََّّ ِلي ْن ِف ُر ْواَّ َۤكف َّٖۗةَّفل ْوْلََّّنفرََّّ ِم َّْن‬
١٢٢َّ-َََّّّࣖ‫كَّ ِف ْرقةََّّ ِّمٰنْ ُ َّْمَّط ۤاىف ٌَّةَّ ِلّيتفقه ُْواَّ ِ َّفَّ ِّال ْي َِّنَّو ِل ُي ْن ِذ ُر ْواَّق ْومهُ َّْمَّ ِاذاَّرج ُع ْوٰاَّ ِالَيْ ِ َّْمَّلعلهُ َّْمَّ َْيذ ُر ْون‬
ِٕ
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari
setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.
(Q.S At-Taubah : 122)

Anda mungkin juga menyukai