Anda di halaman 1dari 11

INDIKATOR2 PONPES MODERN TAHFIDZ QUR’AN PAUD SLB SEKOLAH ISLAM

TERPADU
DEVINISI Tahfidz Al-Quran adalah Pendidikan Anak Usia Dini Pengertian Pendidikan Luar Pendidikan Islam Terpadu
proses untuk memelihara, (PAUD) pada hakikatnya ialah Biasa adalah merupakan adalah program yang
menjaga dan melestarikan pendidikan yang pendidikan bagi peserta didik memadukan antara
kemurnian Al-Quran yang diselenggarakan dengan yang memiliki tingkat pendidikan umum dan
diturunkan kepada Rasulullah tujuan untuk memfasilitasi kesulitan dalam mengikuti pendidikan agama, antara
saw di luar kepala agar tidak pertumbuhan dan proses pembelajaran karena pengembangan potensi
terjadi perubahan dan perkembangan anak secara kelainan fisik, emosional, intelektual (fikriyah),
pemalsuan serta dapat menyeluruh atau mental social, tapi memiliki emosional (ruhiyah) dan fisik
menjaga dari kelupaan baik menekankan pada potensi kecerdasan dan bakat (jasadiyah), dan antara
secara keseluruhan maupun pengembangan seluruh aspek istimewa. sekolah, orang tua dan
sebagiannya. kepribadian anak. masyarakat sebagai pihak
yang memiliki tugas dan
tanggung jawab terhadap
dunia pendidikan.
VISI MISI VISI : VISI Visi Visi : VISI :
"Unggul Dalam Ilmu, Mewujudkan generasi “Membentuk anak yang “Terwujudnya pelayanan “Menjadi Lembaga
Terampil Dalam Amal, Dan Pemimpin yang hafal Al cerdas, baik dan terampil pendidikan yang optimal bagi Pendidikan Islami terbaik
Mulia Dalam Akhlak" Qur`an dan memiliki berakhlak mulia, anak berkebutuhan khusus yang dapat memberikan
kepribadian Islam, Sholeh/sholihah sehingga agar mandiri dapat berperan kontribusi kepada
Misi : Berwawasan Global dan terwujud anak yang kreatif serta dalam kehidupan pembangunan bangsa,
1. Mendidik Peserta didik peduli pada lingkungan. dan mandiri.” bermasyarakat yang dilandasi negara, dan agama”
memiliki Kesadaran oleh iman dan taqwa”
Ketuhanan (spiritual MISI Misi
makrifat). 1) Menciptakan generasi 1. Melaksanakan Misi : MISI :
2. Mengamalkan Al Qur’an unggul pejuang Al Qur`an pembelajaran aktif, 1. Membentuk 1. Menghasilkan
dan Sunnah Rasulullah 2) Menumbuhkan jiwa kreatif, efektif dan kepribadian anak yang berbudi lulusan yang cerdas secara
SAW pemimpin sesuai bakat inovatif. pekerti yang luhur. intelektual dan berwatak
3. Membudayakan berkata dan minatnya dan 2. Mendidik anak secara 2. Menjalankan syariat islami yang kokoh sebagai
sopan, tawadhu`, menjadikan Al Qur`an optimal sesuai dengan agama sesuai yang dianut. bekal untuk memasuki
qana`ah, saling sebagai petunjuk kemampuan anak. 3. Memberikan jenjang pendidikan yang lebih
menghargai dan saling hidupnya. 3. Menyiapkan anak didik ke pelayanan pendidikan anak tinggi.
membantu 3) Memperkuat jenjang pendidikan dasar berkebutuhan khusus sesuai 2. Menuju sekolah
4. Meningkatkan kemauan pembelajaran agama dengan ketercapaian dengan kemampuan dan pokasi unggul sebagai “Center of
dan kemampuan Islam,Menanamkan nilai- Kompetensi Dasar sesuai yang dimiliki secara optimal Excellent”
berkomunikasi secara nilai Iman, Islam, dan, tahapan perkembangan Memberikan pelatihan dan
lisan dan tulisan. Ihsan. anak. keterampilan sebagai bekal
5. Melatih berbahasa Arab 4) Menumbuhkan kesadaran hidup mandiri ditengah
dan Inggris. orangtua dalam masyarakat.
6. Mengembangkan potensi menjalankan proses
peserta didik berjiwa amanah pendidikan.
mandiri, beretos kerja 5) Menciptakan lingkungan
keras, wirausaha, sekolah yang kondusif
kompetetif dan jujur. dengan para guru sebagai
7. Mempersiapkan peserta Uswatun hasananh.
didik untuk dapat lulus 6) Menjadikan sekolah
dalam Ujian Nasional sebagai aktifitas dakwah,
8. Mempersiapkan peserta yang merupakan
didik menjadi Hafizh Al pekerjaan mulia yang
Qur’an menuntut dedikasi
tinggi,loyalitas, kerja keras
dan tanggung jawab.

KURIKULUM Adapun kurikulum kurikulum tahfidz dimana Kurikulum Tingkat Satuan Kurikulum SLB ini adalah KURIKULUM NASIONAL
pendidikan dalam lembaga ini anak lebih didekatkan dan Pendidikan (KTSP) untuk kurikulum operasional yang •.Pend. Agama Islam
seperti kebanyakan diakrabkan dengan beberapa PAUD adalah kurikulum disusun dan dilaksanakan di • Bahasa Indonesia
diterapkan pada saat ini mata pelajaran, terutama Al- operasional yang masing-masing satuan • Bahasa Inggris
adalah: Qur’an sebagai sumber dikembangkan dan pendidikan (SDLB, SMPLB, • Matematika
Madrasah dengan 70% keimanan, pendidikan, dan dilaksanakan sesuai dengan dan SMALB) untuk peserta • Seni Budaya &
kurikulum pesantren + 30% perjuangan serta pedoman karakteristik satuan PAUD. didik dengan jenis kelainan Keterampilan
kurikulum sekolah umum. hidup. Adapun mata Artinya, kurikulum ini dibuat Tunanetra, Tunarungu, dan •Muatan Lokal : Bahasa
Sekolah Islam dengan 30% pelajaran yang diajarkan oleh satuan pendidikan Tunagrahita. Sunda, TIKOM, PLH
kurikulum pesantren + 70% adalah : disesuaikan dengan Menurut Indrajaya dan Indina • IPA
kurikulum sekolah umum • Tahfidz Qur’an (Sebagai karakteristik satuan PAUD Raga, 2019 Kurikulum • IPS
mata pelajaran utama) seperti keadaan lingkungan, Pendidikan Khusus • PKn
• Praktek Wudhu peserta didik, pendidik, diklasifikasikan menjadi; • Penjaskes
• Fiqih praktek dan Bacaan sarana dan prasarana, biaya, 1. Kurkulum pendidikan khusus
Sholat dan nilai-nilai yang mendasari, • SDLB A B D E KURIKULUM KHAS SDIT
• Hafalan Asmaul Husna serta program yang akan • SMPLB A B D E • Ummi
• Baca Tulis Al-Qur’an dan dilakukan oleh sat uan PAUD. • SMALB A B D E • Kitabah
Iqra (BTAI) A. = Tuna Netra • Ilmu Tajwid
• Hafalan doa-doa harian B. = Tuna Rungu • Fiqh
D. = Tuna Daksa • Akikah akhlak
E. = Tuna Laras • Bahasa Arab
2.Kurikulum pendidikan • Tahfidz Alquran
khusus; • Tarikh
• SDLB C C1 D1 G • Hafalan Doa
• SMPLB C C1 D1 G
• SMALB C C1 D1 G
C = Tunagraha Ringan
D1 = Tuna Daksa
C1= Tunagraha Sedang
G = Tuna Ganda
MODEL DAN Secara umum metode Adapun Teknik-teknik Model Pembelajaran : model dan metode Melaksanaan proses
METODE pembelajaran yang Menghafal Metode Kauny  model pembelajaran pembelajaran bagi siswa pembelajaran dengan
diterapkan pondok pesantren Quantum Memory adalah sentra, berkebutuhan khusus adalah konsep Pendidikan berbasis
PEMBELAJARAN mencakup dua aspek, yaitu sebagai berikut :  -model pembelajaran sebagai berikut; karakter yang melibatkan 3
metode yang bersifat a. Baby Reading area Komunikasi ( Communication). (tiga) aspek yaitu :
tradisional (salaf) dan metode  -model pembelajaran 1. Komunikasi merupakan alat
pembelajaran modern (Talaqqi) kelompok dengan yang paling utama bagi 1. Moral Knowing
(tajdid). Namun secara rinci kegiatan pengaman.. pendidik sebagai bahan Memahami dengan baik
dapat disebutkan beberapa
b. Membuat Alur Metode pembelajaran yang pada anak tentang arti
model pembelajaran (Skenario)  -Metode Bercerita menghubungkan pendidik kebaikan. Mengapa
pesantren yaitu model  -Metode Tanya Jawab dan anak didik menjadi harus berperilaku baik,
sorogan, wetonan c. Teknik Mind Mapping  -Metode Karyawisata baik, dengan terwujudnya dan apa berperilaku
(bandongan), musyawarah  -Metode Demonstrasi komunikasi yang baik akan baik.
(bahtsul masa’il), pengajian d. Jembatan Kaitan demonstrasi memperoleh pembelajaran 2. Moral Feeling
pasaran, muhafadzah Kata (asosiasi kata)  -Metode Sosiodrama serta ilmu cepat diterima Membangun kecintaan
(hapalan), demonstrasi, atau Bermain Peran atau diperoleh peserta didik berperilaku baik, pada
muhawarah, dan mudzakarah e. Visualisasi  -Metode Eksperimen yang berkebutuhan khusus. anak untuk menjadi:
metode proyek 2. Tugas Analisis ( Task sumber pembentukan
f. Berpikir Positif  -Metode Proyek Metode Analysis ) karakter positif.
(Positive Thinking) proyek Metode pengajaran ini 3. Moral Action Proses
 -Metode Pemberian dilakukan dengan cara belajar dilakukan
Tugas pendidik menjelaskan dengan metode
tugas-tugas yang harus Contextual Teaching:
dilaksanakan sesuai Learning yang
indikator kompetensi. Hal mengubah pengetahuan
ini bertujuan untuk moral menjadi tindakan
mengukur sampai nyata dan secara proses
sejauhmana kemampuan dilakukan dalam bentuk
anak dalam memperoleh pembiasaan agar
pengajaran yang sesuai menjadi Moral
dengan indikator Behaviour.
kompetensi Intruksi
langsung ( Direct
Intruction )
3. Metode direct intruktion
bertujuan untuk menunjang
belajar anak demi memberi
perkembangan dalam
kemampuan baik
kognitif,afektif dan
psikomotorik anak
berkebutuhan khusus.
4. Promts
Seorang pendidik memberi
bantuan kepada anak
didiknya berupa informasi
penjelas atau tambahan guna
menghasilkan respon yang
benar dan cepat.
Metode Promts ini terbagi
menjadi beberapa bagian
diantaranya;
a. Verbal Promts, yaitu
metode pembelajaran
tambahan / informasi
tambahan secara langsung
melalui lisan.
b. Gestural Promts; yaitu
metode pembelajaran
tambahan / informasi
tambahan secara langsung
melalui gerakan tubuh
c. Modelling; yaitu metode
pembelajaran tambahan /
informasi tambahan melalui
praktek
d. Psycal Promts; yaitu
metode pembelajaran
tambahan secara langsung
di praktekan dengan anak
didik
e. Peer Tutorial yaitu metode
pembelajaran yang
dilaksanakan oleh Peserta
didik secara berpasangan.
5. Kooperatif ( Cooperative
Learning )Metode
pembelajaran yang
dilakukan secara
berkelompok
CIRI KHAS / Meskipun tidak ada kriteria Kekhasan PAUD Keistimewaan Sekolah Luar
KEISTIMEWAAN yang pasti, tetapi beberapa 1) Program pelatihannya Pendidikan anak usia dini di Biasa
unsur yang menjadi ciri khas dijalankan secaraIndonesia memiliki kekhasan 1. Ada rasa ketenangan pada
pondok pesantren modern profesional. dibanding dengan yang anak luar biasa karena
adalah sebagai berikut: 2) Metode pembelajarannya diterapkan di berbagai keadaan yang homogen
a) Penekanan pada sangat sistematis,mudah negara. Kekhasan tersebut 2. Komunikasi yang mudah
bahasa asing Arab dan Inggris dan cepat. pada: dan lancar
dalam percakapan. 3) Bisa diselenggarakan 3. Metode pembelajaran yang
b) Memiliki sekolah dalam bentuk pelatihan, o cakupan rentang usia, khusus sesuai dengan
formal dibawah kurikulum workshop, seminar dan sasaran anak usia dini di kondisi dan kemampuan
Diknas dan/atau Kemenag bahkan forum pengajian. Indonesia dari 0 – 6 anak
dari 4) Menggunakan metodologi tahun, sedangkan di 4. Guru dan latar belakang
SD/MI MTS/SMP MA/SMA yang jelas dan berbegai negara mencapai pendidikan luar biasa
maupun sekolah tinggi. berdasarkan riset serta uji usia 8 tahun; 5. Mudahnya kerjasama
c) Penguasaan atau coba. Bisa diajarkan oleh o program layanan anak dengan multidisipliner
porsi terhadap kitab kuning siapa pun yang telah usia dini di Indonesia 6. Sarana dan prasana yang
kurang menguasai metodenya terdiri atas Taman Kanak- sesuai
d) Tidak lagi memakai dan diajarkan kepada Kanak (untuk anak 4-6 7. Merasa diakui kesamaan
sistem pengajian tradisional siapa pun yang mau tahun), Kelompok haknya dengan anak normal
seperti sorogan, wetonan, belajar. Bermain (prioritas anak 8. Lebih banyak mengenal
dan 5) Teknik menghafal bisa usia 2-4 tahun), Taman kehidupan normal
bandongan. dilakukan oleh siapa saja, Penitipan Anak (prioritas 9. Harga diri anak meningkat
e) Memakai buku-buku baik yang sudah bisa usia 0-6 tahun), dan 10. Motivasi belajar meningkat
literatur bahasa Arab membaca Al-Qur’an Satuan PAUD Sejenis dan bergairah
kontemporer (bukan klasik / maupun yang buta huruf. (anak 0-6 tahun);
kitab kuning) 6) Menggunakan relaksasi jalur pendidikan. Taman
Secara administratif mirip untuk menghafal. Kanak-Kanak masuk
seperti administrasi sekolah 7) Membangkitkan dalam jalur pendidikan
formal, misalnya pendaftaran ketajaman panca indra formal, sedangkan
dengan sistem seleksi dan kemampuan bawah Kelompok Bermain,
sehingga tidak semua calon sadar dalam menghafal. Taman Penitipan Anak,
santri diterima, biaya masuk 8) Menggunakan teknik dan Satuan PAUD Sejenis
umumnya lebih tinggi dari cerita dan masuk dalam jalur
pesantren salaf, dan lain gambar/ilustrasi untuk pendidikan non formal.
sebagainya. membuat simpul ingatan
Dari sisi kualitas keilmuan: ketika mengingat ayat
berbahasa Arab percakapan yang dihafal.
lancar tapi kurang dalam 9) Sangat menekankan
kemampuan penguasaan pentingnya makhraj,
literatur kitab kuning karya tajwid dan kefasihan sejak
para ulama salaf dan pertama kali menghafal.
gramatika bahasa Arab, serta 10) Bisa digunakan kapan saja
penguasan terhadap disiplin dan di mana saja, tidak
ilmu keislaman (tafsir, ilmu memerlukan tempat
hadits, fiqih, ushul fiqh dan khusus, bahkan bisa
lain sebagainya) kurang ditempat yang ramai
dibanding pesantren salaf. sekalipun.
11) Praktis dan efektif, serta
hasilnya bisa langsung
dicapai dalam pelatihan
maupun sesudahnya.
ANISIS SWOT
A. KEKUATAN 1. Pada umumnya, pendidikan Strength atau kekuatan Kekuatan 1) keadaan ekonomi orang
pesantren tidak memiliki mampu menambah semangat adalah situasi atau kondisi , Faktor Kesiapan Peserta Didik, tua atau wali murid mayoritas
prasarana dan sarana yang dan antusiasme peserta didik sda, sdm yang merupakan Faktor Kesiapan Guru dan menengah ke atas,
cukup memadai (fisik, dalam mengikuti pelajaran kekuatan dari lembaga. Faktor Manajemen 2) peran aktif orang tua
personal, dan finasial) untuk dari awal sampai akhir, selain Strength ini bersifat internal. Sekolah. terhadap perkembangan
menunjang kegiatan belajar itu peserta didik juga tidak Contoh : SDIT,
mengajar. jenuh karena selama ini 1. Guru banyak 3) sarana dan prasarana
2. Pemilikan lembaga oleh metode yang sering dipakai (kuantitatif) dan (fasilitas) sekolah yang
keluarga dan kelompok, cenderung ceramah yang berpengalaman (kualitatif) memadai dan mencukupi,
yang kemudian sering mungkin membosankan bagi 2. Sarpras lengkap 4) guru (SDM) berusia muda,
memunculkan sikap siswa. 3. Lembaga unggulan dedikatif, dan berkualitas,
otoriter, tidak proposional 5) adanya buku komunikasi
dalam pengelolaannya. (penghubung guru dan orang
3. Lulusan pesantren tua),
mengalami kesulitan dalam 6) adanya guru pendamping
memasuki dunia kerja. ketika pembelajaran di kelas
4. Kurangnya kemampuan dan pembiasaan baik lainya
dalam menalar, karena seperti ketika sholat jama’ah
doktrin harus menghafal dan sholat dhuha. Meskipun
sehingga juga banyak yang secara umum relatif sama
kurang memahami dan sesuai, namun ada satu
pelajaran yang dihafalnya. hal yang menjadi khas dalam
5. Fanatik terhadap salah satu faktor pendukung
pendapat (madzhab) manajemen pendidikan Islam
tertentu dengan tanpa terpadu dalam membentuk
mempelajari madzhab siswa berakhlak mulia, yaitu
lainnya, sehingga jika ada buku komunikasi sebagai
persoalan dalam masalah penghubung antara orang tua
fiqih terjadi pertentangan dengan guru kelas masing-
dan saling menyalahkan. masing di SDIT Dengan
adanya buku komunikasi itu,
antara orang tua dan guru
bisa saling memberikan
feedback, saran, kritikan,
masukan, atau bahkan
keterangan tentang
perkembangan akademik dan
non akademik anaknya
selama sehari di sekolahan.

B. Kelemahan a. Ada beberapa faktor Weaknesses atau kelemahan faktor penghambat


1) Pada umumnya, kelemahan yang harus kelemahan adalah Faktor Sarana Dan manajamen pendidikan
pendidikan pesantren segera dibenahi oleh para Adalah kelemahan yang Prasarana, Faktor Budaya (sekolah) Islam terpadu
tidak memiliki prasarana pengelola pendidikan, terdapat di lembaga Sekolah, dan Faktor dalam membentuk siswa
dan sarana yang cukup antara lain yaitu: Weaknesses ini juga bersifat Kecenderungan Pembelajaran berakhlak mulia di SDIT yaitu
memadai(fisik, personal, 1) Lemahnya SDM dalam internal. Tatap Muka. 1) belum optimalnya
dan finasial) untuk lembaga pendidikan Contoh : komunikasi orang tua dan
menunjang kegiatan 2) Sarana dan prasarana 1. Iklim di sekolah yang guru,
belajar mengajar. yang masih sebatas pada tidak kondusif 2) Sebagian peserta didik ada
2) Pemilikan lembaga oleh sarana wajib saja 2. Kepemimpinan yang yang merasa kecapekan, letih
keluarga dan kelompok, 3) kurangnya konsentrasi kurang baik dan kejenuhan (bosan)
yang kemudian sering anak dan motivasi anak 3. SDM kurang karena full day school,
memunculkan sikap dalam belajar. berkompeten 3) Sebagian guru juga
otoriter, tidak proposional 4. Komunikasi yang merasakan keletihan dan
dalam pengelolaannya. kurang efektif antara kecapekan, karena berbagai
3) Lulusan pesantren pengelola dan macam aktivitas.
mengalami kesulitan pendidik/karyawan
dalam memasuki dunia
kerja.
4) Kurangnya kemampuan
dalam menalar, karena
doktrin harus menghafal
sehingga juga banyak yang
kurang memahami
pelajaran yang dihafalnya.
5) Fanatik terhadap salah
satu pendapat (madzhab)
tertentu dengan tanpa
mempelajari madzhab
lainnya, sehingga jika ada
persoalan dalam masalah
fiqih terjadi pertentangan
dan saling menyalahkan.
C. PELUANG 1) Adanya tradisi 1) sesungguhnya metode 1.Peluang kerjasama dengan peluang
keagamaan dan yang variatif dapat lembaga profesional psikologi adalah Faktor Masyarakat,
kepemimpinan (informal) menghindarkan dari 2.Peluang menjadi lembaga Faktor
pada pesantren yang kejenuhan, sehingga percontohan Sponsor, Faktor Dukungan
merupakan potensi nasional setidaknya peserta didik 3. Peluang menjadi PAUD Orang Tua Atau Wali Murid
untuk pembangunan, selalu tertarik untuk inklusi dan Faktor Lingkungan Sosial
khususnya pembinaan mencoba sesuatu yang baru Sekolah. Dan yang menjadi
keimanan dan ketakwaan faktor hambatan adalah
yang menjadi tujuan Faktor Dukungan Pemerintah,
pendidikan nasional. Harus
diakui bahwa peranan para
tokoh pesantren masih
menduduki dominasi tinggi
dalam masyarakat. Oleh
karena itu, program
pembangunan yang tidak
disertai kepemihakan
mereka dapat saja
terbengkalai. Pendapat
mereka yang bersifat
apolitis diperhatikan semua
pihak.[19]
2) Tradisi keagamaan
pada pesantren terlihat
sangat kuat dan tidak
mudah untuk dimasuki oleh
paham-paham dari luar
yang akan merusak sendi-
sendi tradisi kegamaan
tersebut.
3) Lembaga pendidikan
pesantren masih diterima
sebagai lembaga
pendidikan alternatif.
Keterbatasan tempat dan
kurang cerahnya harapan
lulusan sekolah umum
menolong kedudukan
lembaga pendidikan Islam
(pesantren) untuk selalu
dapat melaksanakan
program studinya, baik
secara menyeluruh maupun
secara terbatas.
4) Keterikatan
psikologis orang tua muslim
dengan lembaga pendidikan
agama masih kuat.
Walaupun terasa bahwa
lembaga pendidikan
pesantren masih banyak
kekurangan secara umum
tidak menggoyahkan
keterkaitan psikologis dan
emosional orang tua
muslim pada lembaga
pendidikan tersebut.[20]
5) Kuantitas lembaga
pendidikan pesantren yang
berjumlah sangat banyak,
membuat keberadaan
pesantren sangat
berpengaruh dan menjadi
perhatian sistem
pendidikan nasional.

D. ANCAMAN 1)Lembaga pesantren 1) Pada dasarnya, guru 1. Anak usia dini dari 1. Kekurangan sosial dan
memberikan kesan adalah dalang dalam sebuah lingkungan sekitar yang emosi anak kurang optimal
tradisional sehingga tidak kelas, sedangkan peserta jumlahnya semakin sedikit. karena sosialisasi terbatas
menjadi pilihan untuk didik adalah wayangnya, 2. Banyaknya lembaga 2. Penyelenggaraan
kemajuan. sehingga mau dibawa PAUD yang lebih baik dan pendidikan yang relatif
2)Pesantren dikesankan kemana kelas tersebut, mau berkualitas berdiri di sekitar mahal
eksklusif. dibentuk seperti apa peserta lembaga kita. 3. Bebas bersaing
3)Kurang mengikuti didiknya, semua tergantung 4. Egoistik, menumbuhkan
perkembangan kitab-kitab dari usaha guru itu. kesenjangan kualitas
terbaru dengan pendidikan ( Muhammad
problematika yang terjadi di 2) sekolah haruslah Reza, Juni 2021)
masyarakat. senantiasa memperhatikan
4)Pola kehidupannya kebutuhan guru dan peserta
mencontoh para sufi, didik. Baik dari segi media
sehingga dalam pandangan pembelajaran, sarana dan
kebanyakan orang, terlihat prasarana serta kondisi yang
kumuh dan tidak terawat lingkungan yang stabil, guna
dengan baik serta kurang tercapainya ketuntasan
memperhatikan unsur pembelajaran
keduniawian.
Sistem organisasi yang
sentralistik, di mana semua
kebijakan dan orientasi
program ditentukan oleh
kyai,[21]menjadikan
ketergantungan kepada
sosok sentral, dan menjadi
ancaman serius ketika sang
kyai wafat.

DALIL NAQLI DAN UNDANG – UNDANG / PERATURAN PEMERINTAH RI TENTANG

PEDOMAN HUKUM PONPES MODERN TAHFIZ QUR’AN PAUD SLB SEKOLAH ISLAM TERPADU

AL-QUR’AN
/HADITS

1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1


dikatakan bahwa tiap-tiap
UNDANG – warga negara berhak
UNDANG TENTANG mendapatkan pengajaran.
SISTEM
PENDIDIKAN 2. Undang-undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN ) No 20 Tahun 2003
Bab I Pasal 1 Ayat 18 Wajib
Belajar adalah program
pendidikan minimal yang
harus di ikuti oleh warga
Negara Indonesia atas
tanggung jawab pemerintah
dan pemerintah daerah .

Bab II pasal 4 (1) pendidikan


diselenggarakan secara
demokratis berdasarkan
HAM . agama ,cultural dan
kemajemukan bangsa.

3.Bab IV pasal 5 (1) setiap


warga Negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu baik
yang memiliki kelainan fisik,
emosional ,mental, intelektual
atau social berhak
memperoleh pendidikan
khusus

4.Bab V pasal 12(1)huruf


b.mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan
bakat,minat,dan
kemampuannya.

5.Bab VI .bagaian
kesebelas .Pendidikan khusus
dan pendidikan khusus, pasal
32 (1)pendidikan khusus bagi
peserta yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena
kelainan fisik
emosional,mental,social,atau
memiliki potensi kecerdasan

Anda mungkin juga menyukai