Anda di halaman 1dari 13

STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN

KH. HASYIM ASYARI DAN HAMKA


TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER

NURIAH MIFTAHUL JANNAH


NIM. 1112011000024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Latar Belakang Masalah

Problematika masyarakat modern


ditunjukkan dengan meningkatnya kontrol diri
pada materi ruang dan waktu sehingga
menimbulkan evolusi ekonomi, gaya hidup, dan
pola pikir yang semakin sekuler. Dunia
pendidikan juga turut merasakan dampak dari
kemodernan. Semua penemuan teknologi canggih
saat ini mempunyai efek yang tidak terduga.
Perkembangan peradaban yang semakin maju
membawa pengaruh yang signifikan, terlihat dari
sikap yang ditampilkan dalam kehidupan
keseharian telah jauh dari kepribadian bangsa.
Anies Baswedan (Mantan Mendikbud RI) :
-Indonesia menjadi peringkat 103 dunia, negara yang
dunia pendidikannya diwarnai aksi suap- menyuap dan
pungutan liar.
-Oktober hingga November 2015, angka kekerasan yang
melibatkan siswa di dalam dan luar sekolah di
Indonesia mencapai 230 kasus.
-Kejahatan terorganisir juga menjadi masalah dalam
pendidikan di Indonesia, bahkan mengenai hal ini
Indonesia berada di peringkat 109 dunia.

Sumber : Ika Akbarwati, Anies Baswedan Nyatakan


Pendidikan Indonesia Gawat Darurat, diakses
16/08/2016 11:15 a.m http://www.selasar.com/budaya
Adapun kasus datang dari dunia pendidikan,
misalnya baru-baru ini bertepatan dengan Hari
Pendidikan Nasional terjadi peristiwa seorang
mahasiswa FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan) yang tega melukai leher dan menebas
tangan dosennya sendiri hingga tewas. Kejadian ini
sangatlah miris mengingat dilakukan oleh
seseorang yang berpendidikan tinggi.

Sumber: Mei Leandha, Cekcok Soal Skripsi


Mahasiswa Bunuh Dosennya, diakses
2016/05/02 10:45 a.m
(http://regional.kompas.com)
Amanat UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003
bahwa pendidikan harus mampu mengemban
misi pembentukan karakter (character building)
sehingga melahirkan peserta didik yang dapat
berpartisipasi dalam mengisi pembangunan dan
berperan sebagai agent of change di masa
sekarang dan masa yang akan datang tanpa
mengabaikan ajaran agama dan meninggalkan
karakter mulia.
Identifikasi Masalah

Degradasi moral yang Pendidikan pada dasarnya


Media pertelevisian
dialami bangsa menghasilkan peserta
yang kurang
Indonesia didik yang tidak hanya
memperioritaskan
cerdas secara akal
pendidikan
pengetahuan semata tapi
juga membentuk karakter
Tantangan zaman yang menuntut
Peserta didik setelah menempuh
generasi muda harus memiliki karakter
jenjang pendidikan tertentu,
untuk mampu bersaing di era
menyesuaikan antara ilmu yang
globalisasi
diperoleh dengan memperbaiki
sikapnya

a. Untuk mengetahui pemikiran KH. Hasyim Asyari dan


TUJUAN Hamka tentang pendidikan karakter
PENELITIAN b. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan
pemikiran KH. Hasyim Asyari dan Hamka tentang
pendidikan karakter
KH. Hasyim Asyari & Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (HAMKA)
Keduanya adalah ulama yang memiliki
integritas dan keteguhan dalam ilmu agama
serta banyak melahirkan karya.
Keduanya dikenal sangat peduli dengan
nasib pendidikan umat serta berwawasan jauh
ke depan.
Dalam hal pendidikan, keduanya
memfokuskan pentingnya pendidikan karakter
atau budi pekerti dalam proses pendidikan.
Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif


kualitatif, dengan metode komparasi dan jenis
penelitian yang digunakan adalah kepustakaan/library
research, yaitu pengumpulan data yang bersifat
kepustakaan.
Metode komparasi, membandingkan secara objektif dari
pemikiran dua tokoh atau lebih mengenai substansi yang akan
dikaji diliihat dari persamaan dan perbedaan dengan
mengunakan pendekatan historis dan filosofis.
KH. Hasyim Asyari HAMKA

Pendidikan karakter perspektif Pendidikan karakter dalam


KH. Hasyim Asyari adalah perspektif Hamka adalah usaha
adanya usaha yang mendorong bersama dari orang tua, guru
terbentuknya karakter yang dan masyarakat untuk
positif dalam berperilaku adalah membangun budi pekerti
dengan menghayati nilai-nilai Pendidikan orang tua,
luhur dan berpegang teguh pada pengetahuan dasar agama, dan
ketauhidan keteladanan guru sebagai
Segala kondisi yang terjadi, para pelengkap terbentuknya
pelaku pendidikan senantiasa kesempurnaan jiwa yang
meresponnya dengan kebaikan berdasarkan pada nilai-nilai
budi dan akhlaq al-karimah budi pekerti luhur
Persamaan Pemikiran Pendidikan Karakter
KH. Hasyim Asyari & Hamka
Menjadikan pendidikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
memberikan perhatian khusus dalam mendidik akhlak melalui
pendidikan budi pekerti.
Tujuan pendidikan adalah mengamalkan ilmu pengetahuan dan meraih
Ridho Allah
Pendidik adalah teladan bagi muridnya, memiliki perilaku terpuji dan
menjauhkan diri dari sifat tercela
Peserta didik mengembangkan potensi akal sebagai anugrah yang
istimewa
Pendidikan karakter mempengaruhi fitrah manusia dengan
lingkungannya.
No. Aspek KH. Hasyim Asyari HAMKA
1. Pendidikan Berorientasi pada wahyu dan pendekatan Berorientasi pada kebebasan
diri melalui cara sufi berpikir dan prinsip pendidikan
Hati menjadi sentral pendidikan yang ketauhidan
Akal (alat/sarana) untuk mencapai
kesempurnaan jiwa
2. Tujuan Pendidikan Mencapai Ridho Allah dan meraih Beriman kepada Allah dan
kebahagiaan dunia dan akhirat membentuk anak-anak berkhidmat
Dimensi keilmuan, pengamalan, dan kepada akal dan ilmu
religius Dimensi ilmu, amal (akhlak), dan
keadilan
3. Pendidik Pendidik adalah makhluk terbaik/ulama Menjadi teladan bagi siswanya
(pewaris nabi) Menyesuaikan perkembangan
Pendidik tidak pernah salah jasmaniah dan mental spiritual
Menjaga akhlak dalam pendidikan siswa
4. Peserta didik Tidak ada alasan untuk berlawanan Bersikap kritis kepada guru (tidak
dengan guru taqlid buta)
Mensucikan diri/hati terlebih dahulu Rindu dan cinta kepada ilmu
5. Paradigma Pendidikan Karakter Segala kondisi yang terjadi meresponnya Fitrah setiap manusia pada
dengan kebaikan budi dan akhlaq al- dasarnya berbuat kebajikan dan
karimah. tunduk kepada Khaliqnya.
Dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, Pengaruh pendidikan orang tua
sekolah dan masyarakat dan agama

Anda mungkin juga menyukai