ditunjukkan dengan meningkatnya kontrol diri pada materi ruang dan waktu sehingga menimbulkan evolusi ekonomi, gaya hidup, dan pola pikir yang semakin sekuler. Dunia pendidikan juga turut merasakan dampak dari kemodernan. Semua penemuan teknologi canggih saat ini mempunyai efek yang tidak terduga. Perkembangan peradaban yang semakin maju membawa pengaruh yang signifikan, terlihat dari sikap yang ditampilkan dalam kehidupan keseharian telah jauh dari kepribadian bangsa. Anies Baswedan (Mantan Mendikbud RI) : -Indonesia menjadi peringkat 103 dunia, negara yang dunia pendidikannya diwarnai aksi suap- menyuap dan pungutan liar. -Oktober hingga November 2015, angka kekerasan yang melibatkan siswa di dalam dan luar sekolah di Indonesia mencapai 230 kasus. -Kejahatan terorganisir juga menjadi masalah dalam pendidikan di Indonesia, bahkan mengenai hal ini Indonesia berada di peringkat 109 dunia.
Sumber : Ika Akbarwati, Anies Baswedan Nyatakan
Pendidikan Indonesia Gawat Darurat, diakses 16/08/2016 11:15 a.m http://www.selasar.com/budaya Adapun kasus datang dari dunia pendidikan, misalnya baru-baru ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional terjadi peristiwa seorang mahasiswa FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) yang tega melukai leher dan menebas tangan dosennya sendiri hingga tewas. Kejadian ini sangatlah miris mengingat dilakukan oleh seseorang yang berpendidikan tinggi.
Sumber: Mei Leandha, Cekcok Soal Skripsi
Mahasiswa Bunuh Dosennya, diakses 2016/05/02 10:45 a.m (http://regional.kompas.com) Amanat UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan harus mampu mengemban misi pembentukan karakter (character building) sehingga melahirkan peserta didik yang dapat berpartisipasi dalam mengisi pembangunan dan berperan sebagai agent of change di masa sekarang dan masa yang akan datang tanpa mengabaikan ajaran agama dan meninggalkan karakter mulia. Identifikasi Masalah
Degradasi moral yang Pendidikan pada dasarnya
Media pertelevisian dialami bangsa menghasilkan peserta yang kurang Indonesia didik yang tidak hanya memperioritaskan cerdas secara akal pendidikan pengetahuan semata tapi juga membentuk karakter Tantangan zaman yang menuntut Peserta didik setelah menempuh generasi muda harus memiliki karakter jenjang pendidikan tertentu, untuk mampu bersaing di era menyesuaikan antara ilmu yang globalisasi diperoleh dengan memperbaiki sikapnya
a. Untuk mengetahui pemikiran KH. Hasyim Asyari dan
TUJUAN Hamka tentang pendidikan karakter PENELITIAN b. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pemikiran KH. Hasyim Asyari dan Hamka tentang pendidikan karakter KH. Hasyim Asyari & Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) Keduanya adalah ulama yang memiliki integritas dan keteguhan dalam ilmu agama serta banyak melahirkan karya. Keduanya dikenal sangat peduli dengan nasib pendidikan umat serta berwawasan jauh ke depan. Dalam hal pendidikan, keduanya memfokuskan pentingnya pendidikan karakter atau budi pekerti dalam proses pendidikan. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif
kualitatif, dengan metode komparasi dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan/library research, yaitu pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Metode komparasi, membandingkan secara objektif dari pemikiran dua tokoh atau lebih mengenai substansi yang akan dikaji diliihat dari persamaan dan perbedaan dengan mengunakan pendekatan historis dan filosofis. KH. Hasyim Asyari HAMKA
Pendidikan karakter perspektif Pendidikan karakter dalam
KH. Hasyim Asyari adalah perspektif Hamka adalah usaha adanya usaha yang mendorong bersama dari orang tua, guru terbentuknya karakter yang dan masyarakat untuk positif dalam berperilaku adalah membangun budi pekerti dengan menghayati nilai-nilai Pendidikan orang tua, luhur dan berpegang teguh pada pengetahuan dasar agama, dan ketauhidan keteladanan guru sebagai Segala kondisi yang terjadi, para pelengkap terbentuknya pelaku pendidikan senantiasa kesempurnaan jiwa yang meresponnya dengan kebaikan berdasarkan pada nilai-nilai budi dan akhlaq al-karimah budi pekerti luhur Persamaan Pemikiran Pendidikan Karakter KH. Hasyim Asyari & Hamka Menjadikan pendidikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan perhatian khusus dalam mendidik akhlak melalui pendidikan budi pekerti. Tujuan pendidikan adalah mengamalkan ilmu pengetahuan dan meraih Ridho Allah Pendidik adalah teladan bagi muridnya, memiliki perilaku terpuji dan menjauhkan diri dari sifat tercela Peserta didik mengembangkan potensi akal sebagai anugrah yang istimewa Pendidikan karakter mempengaruhi fitrah manusia dengan lingkungannya. No. Aspek KH. Hasyim Asyari HAMKA 1. Pendidikan Berorientasi pada wahyu dan pendekatan Berorientasi pada kebebasan diri melalui cara sufi berpikir dan prinsip pendidikan Hati menjadi sentral pendidikan yang ketauhidan Akal (alat/sarana) untuk mencapai kesempurnaan jiwa 2. Tujuan Pendidikan Mencapai Ridho Allah dan meraih Beriman kepada Allah dan kebahagiaan dunia dan akhirat membentuk anak-anak berkhidmat Dimensi keilmuan, pengamalan, dan kepada akal dan ilmu religius Dimensi ilmu, amal (akhlak), dan keadilan 3. Pendidik Pendidik adalah makhluk terbaik/ulama Menjadi teladan bagi siswanya (pewaris nabi) Menyesuaikan perkembangan Pendidik tidak pernah salah jasmaniah dan mental spiritual Menjaga akhlak dalam pendidikan siswa 4. Peserta didik Tidak ada alasan untuk berlawanan Bersikap kritis kepada guru (tidak dengan guru taqlid buta) Mensucikan diri/hati terlebih dahulu Rindu dan cinta kepada ilmu 5. Paradigma Pendidikan Karakter Segala kondisi yang terjadi meresponnya Fitrah setiap manusia pada dengan kebaikan budi dan akhlaq al- dasarnya berbuat kebajikan dan karimah. tunduk kepada Khaliqnya. Dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, Pengaruh pendidikan orang tua sekolah dan masyarakat dan agama
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita