Anda di halaman 1dari 48

TANGGAL TAMPIL :

RABU, 3 MARET 2020

MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN DAN PUBLIKASI
CONTOH PENELITIAN KUALITATIF BIDANG PENDIDIKAN ( R&D
DAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS )

KELOMPOK 5
ANGGOTA : 1. FAUZIAH ALKHORIZA S (17033012)

2. HALIMA AINI (17033014)

3. ANNISA FADILLA (17033049)

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA ( S1 )

KELAS : B 2017

JADWAL : SELASA, 13:20 – 15:50 ( FMA 02211 )

DOSEN : Prof. Dr. FESTIYED, M.S

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar dengan
tepat waktu.

Kami selaku pembuat makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing ibu Prof.Dr.Festiyed, M.S, atas arahannya dalam pembuatan makalah Contoh
Penelitian Kualitatif Bidang Pendidikan ( R&D dan Penelitian Tindakan Kelas ), sehingga
kami dapat menyusun makalah ini meskipun dalam pembuatan makalah ini masih masih
terdapat beberapa kekurangan-kekurangan.

Kami selaku pembuat makalah menyadari keterbatasan kemampuan kami sehingga


dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya masukan, saran maupun kritik yang dapat membantu dan membangun
guna menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat dan dapat membantu kelancaran proses
perkuliahan Metodologi Penelitian dan Publikasi dan juga bemanfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.

Padang, 02 Maret 2020

Penulis,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................4

MATERI.....................................................................................................................................4

A. PENELITIAN R&D............................................................................................................4

B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS................................................................................18

BAB III.....................................................................................................................................34

PEMBAHASAN.......................................................................................................................34

BAB IV.....................................................................................................................................43

PENUTUP.................................................................................................................................43

A. Kesimpulan....................................................................................................................43

B. Saran..............................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................44

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Landasan Teoritis

Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk


mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk
menguji teori

Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks


kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-
hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif (Ani W,
2008)

2. Landasan Yuridis
Permenristekdikti Nomor 20 Tahun 2018 tentang penelitian menyatakan
bahwa Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau
hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah
bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
3. Landasan Religius
a. Surah An Nur Ayat 35

‫اح فِي‬ ِ ٍِ ِ ِ ‫السماو‬


ْ ‫اح ۖ ال ِْم‬
ُ َ‫صب‬ ْ ‫ض ۚ َمثَ ُل نُو ِره َك ِم ْش َكاة ف َيها م‬
ٌ َ‫صب‬ ِ ‫ات َواأْل َْر‬ ُ ُ‫اللَّهُ ن‬
َ َ َّ ‫ور‬

‫ي يُوقَ ُد ِم ْن َش َج َر ٍة ُمبَ َار َك ٍة َز ْيتُونٍَة اَل َش ْرقِيَّ ٍة َواَل‬ ٌ ‫اجةُ َكأ ََّن َها َك ْو َك‬
ٌّ ‫ب ُد ِّر‬ ُّ ۖ ‫اج ٍ&ة‬
َ ‫الز َج‬ َ ‫ُز َج‬

‫ور َعلَ ٰى نُو ٍر ۗ َي ْه ِدي اللَّهُ لِنُو ِر ِه َم ْن‬


ٌ ُ‫ار ۚ ن‬
ٌ َ‫س ْسهُ ن‬
ِ ُ ‫غَ ْربِيَّ ٍة يَ َك‬
َ ‫اد َز ْي ُت َها يُضيءُ َولَ ْو لَ ْم تَ ْم‬
ِ ٍ ِ ِ ‫ال لِلن‬
ٌ ‫َّاس ۗ َواللَّهُ ب ُك ِّل َش ْيء عَل‬
‫يم‬ &َ َ‫ب اللَّهُ اأْل َْمث‬
ُ ‫ض ِر‬
ْ َ‫شاءُ ۚ َوي‬
َ َ‫ي‬
“ Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula
di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing
kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu “.

b. Surah Yunus Ayat 101

‫&ات َوالنُّ ُذ ُر َع ْن َق& & ْ&وٍم اَل‬


ُ & & َ‫ض ۚ َو َما ُتغْنِي اآْل ي‬ َّ ‫قُ & & ِ&ل انْظُ & & ُ&روا َم& &&اذَا& فِي ال‬
&ِ ‫س& & & َم َاو‬
ِ ‫ات َواأْل َْر‬

َ‫ُي ْؤ ِم &نُ& & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & & &&ون‬
“ Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
orang-orang yang tidak beriman "

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denagan penelitian R&D ?

2. Bagaimana proses penelitian R&D ?

3. Apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas ?

4. Bagaimana proses penelitian tindakan kelas ?

5. Bagaimana contoh penelitian tersebut ?

2
C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud denagan penelitian R&D ?

2. Mengetahui bagaimana proses penelitian R&D ?

3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas ?

4. Mengetahui bagaimana proses penelitian tindakan kelas ?

5. Mengetahui bagaimana contoh penelitian tersebut ?

3
BAB II

MATERI

A. PENELITIAN R&D

1. Pengertian Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan menghasilkan


dan mengembangkan produk berupa prototipe, desain, materi pembelajaran, media,
strategi pembelajaran, alat evaluasi pendidikan, dsb. Penelitian untuk memecahkan
masalah praktis dalam dunia pendidikan, masalah di kelas, yang dihadapi dosen/guru
dalam pembelajaran.Penelitian bukan untuk menguji teori, menguji hipotesis, namun
menguji dan menyempurnakan produk (Soenarto, 2008)

Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk


mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk
menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian
pengembangan sebagai berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop


and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as
the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product
to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the
setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies
found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is
repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally
defined objectives.

4
Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-
langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari
mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian
dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk
memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam
program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji
menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.

Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai


suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi
program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
kepraktisan, dan efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat
menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.

Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan


berdasarkan dua tujuan yakni :

a. Pengembangan prototipe produk

b. Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe


produk tersebut

Sedangkan Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan


atas dua tipe sebagai berikut.

a. Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau
program tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses
pengembangan serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi
program tersebut

b. Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang


dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.

5
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan
dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang
dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan
sistem pengelolaan dalam pembelajaran

2. Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan

Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :

a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung
jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas
pembelajaran.

b. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar


yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.

c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.

d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media


pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

Sedangkan motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker


(1999) antara lain :

a. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti


eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang
tidak memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam
pendidikan.

6
b. Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia
pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner
(interaktif dan siklis).

c. Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi


yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.

3. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Pengembangan

Pada rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian pengembangan biasanya


berisi dua informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi
pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan
masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah rumusan masalah
penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah benar.

Penambahan beberapa sub-masalah untuk merinci rumusan masalah (utama)


bisa saja dilakukan selama tidak mengurangi kejelasan makna dari rumusan masalah
tersebut, misalnya tetap hanya akan menghasilkan sebuah produk perangkat
pembelajaran dalam satu penelitian pengembangan. Rumusan masalah penelitian
pengembangan bisa dirinci menjadi beberapa sub-masalah apabila perangkat
pembelajaran yang akan dikembangkan bisa dibagi menjadi beberapa bagian.

Menurut Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan dibedakan berdasarkan


pengembangan pada bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi,
dan pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya:

a. Pada bagian kurikulum

Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang


pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk
menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai
hal dari jenis ini pada situasi ke depan.

b. Pada bagian teknologi dan media

Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional,


pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah
spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
7
c. Pada bagian pelajaran dan instruksi

Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan


pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari
pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk
berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.

8
d. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis

Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan


para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik
bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian
dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong
secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses
pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional

4. Model-Model penelitian dan Pengembangan

Berikut akan diuraikan model-model pengembangan dari berbagai ahli sebagai


berikut:

a. Model Pengembangan Perangkat menurut Kemp

Menurut Kemp (dalam, Trianto, 2007: 53) Pengembangan perangkat


merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan
berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini
dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut. Pengembangan
perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk
dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku
secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses
pengembangan itu dimulai dari tujuan.

Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan


perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan
pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:

1) Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah


mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta
yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,
teknik maupun strategi yang digunakan guru.

9
2) Analisis Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu
maupun kelompok.

3) Analisis Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi
suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan
tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa
(LKS)

4) Merumuskan Indikator,  Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk


mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan
mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.

5) Penyusunan Instrumen Evaluasi,  Bertujuan untuk  menilai hasil belajar,


kriteria  penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini
dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang
telah dirumuskan.

6) Strategi Pembelajaran,  Pada tahap  ini pemilihan strategi belajar mengajar


yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model,
pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan 
pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Pemilihan media atau sumber belajar,  Keberhasilan pembelajaran sangat


tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih,
jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati,
maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

8) Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan


melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau
membuat bahan.

9) Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.

10
10) Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan
pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

b. Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey,


yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam, Trianto, 2007: 61).
Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp,
tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan
perencanaan tersebut.

Dari model di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Identifikasi Tujuan (Identity Instruyctional Goals). Tahap awal model ini


adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswan dapat melakukannya
ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan
pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga
berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need assesment.,  atau dari
pengalaman praktek dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas.

2) Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a goal Analysis). Setelah


mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar
yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan
menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep
dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.\

3) Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/ Karakteristik Siswa (Identity Entry


Behaviours, Characteristic) Ketika melakukan analisis terhadap
keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang
perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah
dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk
diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada
hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran

11
4) Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives) Berdasarkan
analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.

5) Pengembangan Tes Acuan Patokan (developing criterian-referenced test


items). Pengembangan Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan, pengebangan butir assesmen untuk mengukur kemampuan
siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan

6) Pengembangan strategi Pengajaran (develop instructional strategy).


Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan
mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi
akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan
balikan, testing, yang dilakukan lewat aktivitas.

7) Pengembangan atau Memilih Pengajaran (develop and select instructional


materials). Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan
pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan
panduan guru.

8) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (design and conduct


formative evaluation). Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang
akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan
pengajaran.

9) Menulis Perangkat (design and conduct summative evaluation). Hasil-hasil


pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.
Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/
diimplementasikan di kelas.

10) Revisi Pengajaran (instructional revitions). Tahap ini mengulangi siklus


pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta
diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil
implementasi dari pakar/validator.
12
c. Model Pengembangan 4-D

Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan


perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop
(Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu
Pendefinisian, Perancangan,

Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007 : 65 –
68).

1) Tahap Pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan


mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari
batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5
langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis
tugas. (d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.

2) Tahap Perencanaan (Design ). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe


perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a)
Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun
berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi
Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar
mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan
materi pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini
misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang
sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.

13
3) Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar.
Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan
revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran,
dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan
(c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih
lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

4) Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan


perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di
kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk
menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

d. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus
pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat
evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5)
pelaksanaan pengembangan. Sesuai bagan di atas, perumusan tujuan menjadi dasar
bagi penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan
kegiatan belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang
selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya
dievaluasi, dan selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi
pengembangan program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat  evaluasi.

e. Proses Penelitian Pengembangan

14
Penelitian Pengembangan biasanya dimulai dengan identifikasi masalah
pembelajaran yang ditemui di kelas oleh guru yang akan melakukan penelitian.
Yang dimaksud masalah pembelajaran.dalam penelitian pengembangan adalah
masalah yang terkait dengan perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar,
lembar kerja siswa, media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar,
dsb.Perangkat pembelajaran dianggap menjadi masalah karena belum ada, atau ada
tetapi tidak memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada tetapi perlu diperbaiki,
dsb. Tentunya tidak semua masalah perangkat pembelajaran akan diselesaikan
sekaligus, satu masalah perangkat pembelajaran saja yang dipilih sebagai prioritas
untuk diselesaikan lebih dulu.

Tahap berikutnya adalah mengkaji teoritentang pengembangan perangkat


pembelajaran yang relevan dengan yang akan dikembangkan. Setelah menguasai
teori terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian
bekerja mengembangkandraft perangkat pembelajaran berdasarkan teori yang
relevan yang telah dipelajari.Setelah selesai dikembangkan, draft harus
berulangkali direview sendiri oleh peneliti atau dibantu oleh teman sejawat (peer
review).

Setelah diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, draft tersebut


dimintakan masukan kepada para ahliyang relevan (expert validation).Masukan
dari para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft. Setelah draft direvisi
berdasar masukan dari para ahli, langkah berikutnya adalah menguji-coba draft
tersebut. Uji-cobadisesuaikan dengan penggunaan perangkat. Bila yang
dikembangkan adalah bahan ajar, maka uji-cobanya adalah digunakan untuk
mengajar kepada siswa yang akan membutuhkan perangkat tersebut. Uji-coba bisa
dilakukan pada beberapa bagian saja terhadap sekelompok kecil siswa, atau satu
kelas. Bila yang diuji-coba adalah silabus, maka uji-cobanya adalah terhadap guru
yang akan menggunakan silabus tersebut. Kegiatan uji-cobanya adalah meminta
guru menggunakan silabus untuk menyusun Rencana Program Pembelajaran
(RPP).

15
Tujuan uji-coba adalah untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat diterima atau tidak.Dari hasil uji-coba, beberapa bagian
mungkin memerlukan revisi. Kegiatan terakhir adalah revisi terhadap draft
menjadi draft akhir perangkat pembelajaran tersebut.

Menurut Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yaitu :

a) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).

Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan


mencakup:

a. tinjauan ulang literatur,

b. konsultasi tenaga ahli,

c. analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait, dan

d. studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan.

b) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)

Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan


dalam mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.

c) Uji empiris (empirical testing)

Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari
intervensi.

d) Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation,analysis,


and reflection on process and outcome).

Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan


metodologi rancangan dan pengembangan penelitian.
5. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2008)
adalah :
1. Potensi dan Masalah

16
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah
adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dapat
diatasi melalui penelitian pengembangan dengan cara meneliti sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. 
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditujukan secara faktual dan up to date,
maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk sesuatu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut.
3. Desain produk
Dalam bidang pendidikan, penelitian pengembangan menghasilkan produk
yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang
berkualitas dan relevan dengan kubutuhan.Produk pendidikan misalnya kurikulun
yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media
pendidikan, buku ajar, modul, ompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi dan
lain-lain.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research & Development bermacam-
macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat
enerji, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomic, dan bermanfaat ganda.
(contoh komputer yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar, analisis
berfungsi sebagai TV, Tape, kamera , Telepon d1l).
Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian
R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang
jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk
pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu,
metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga
kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk
model pembelajar tertentu, model unit produksi model manajemen, sistem
pembinaan pegawai, system penggajian dan lain-lain. Misalnya peneliti akan
menghasilkan metode mengajar baru maka peneliti harus membuat rancangan
metode menagajar baru.  

17
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk itu secara raasional baik atau efektif. Dikatakan sacara rasional, karena
validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasioanal, belum
fakta di lapangan.
Validasi desain dapat diadakan dengan menghadirkan beberapa pakar atau
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para
ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
diperbaiki dengan cara merubah desain
6. Ujicoba Produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk harus dapat langsung diuji coba,
setelah divalidasi dan revisi.Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi
penggunaan produk baru tersebut.Setelah disimulasikan maka dapat diuji cobakan
pada kelompok yang terbatas. Pengujian dapat dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi apakah produk  baru tersebut efektif dan efisien atau
dalam hal ini memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk
lain.
Untuk itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen yaitu 
membandingkan efektifitas produk baru dengan produk lama 
7. Revisi Produk
Apabila dalam pengujian produk di dapat hasil yang kurang memuaskan maka
dapat direvisi lagi  dan setelah direvisi maka perlu diuji cobakan lagi.
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah uji coba terhadap produk berhasil maka selanjutnya produk tersebut
diterapkan dalam lingkup yang lebih luas.Dalam pelaksanaannya, produk baru
tersebut harus tetap di nilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk
perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada lembaga yang lebih
luas terdapat kekurangan dan kelemahan.Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat
produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk.Evaluasi dilakukan untuk

18
mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
10. Pembuatan Produk Masal
Bila produk yang dihasilkan tersebut telah efektif dalam beberapa kali
pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan pada lembaga pendidikan yang
lain.
6. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Research and Development
a. Kelebihan :
1) Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang
memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2) Pendekatan R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/ model
yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga
diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model yang selalu actual
sesuai dengan tuntutan kekinian
3) Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat
teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis
4) Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif , mulai dari
metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
b. Kelemahan :
1) Pada prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relatif panjang;
karena prosedur yang harus ditempuhpun relatif kompleks.
2) Pendekatan R & D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and now” ,
Penelitian R & D tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada
dasarnya penelitian R & D pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.
B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Definisi penelitian tindakan kelas
Terdapat beberapa pengertian /definisi dari penelitian tindakan kelas yaitu antara lain:
a. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action
Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di
kelas tersebut.
b. Menurut Amat Jaedun (2008), penelitian tindakan kelas PTK adalah salah satu
jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas

19
pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan media, teknik
evaluasi dsb) (Jaedun,2008).
c. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan
permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran (Sukanti, 2008). 
d. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas
yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan
hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif
(Ani W, 2008). 
e. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas, hasilnya
berlaku spesifik sehingga tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau ketempat
yang lain dan analisis datanya cukup dengan mendeskripsikan data yang
terkumpul.
Dari pengertian-pengertian penelitian tindakan kelas tersebut diatas, dapat
diambil suatu pemahaman bahwa penelitan tindakan kelas merupakan penelitian
yang bersifat kasuistik dan berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada
didalam kelas yang dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan
yang terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
2. Manfaat penelitian tindakan kelas
Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak manfaat
yang bisa diperoleh. Manfaat itu antara lain dapat dikaji dari beberapa pembelajaran
di kelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain meliputi:
1. inovasi pembelajaran;
2. pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas;
3. peningkatan profesionalisme guru.
Secara ringkas pada dasarnya penelitian tindakan kelas memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. membantu guru memperbaiki kualitas pembelajarannya;
2. meningkatkan profesionalitas guru;
3. meningkatkan rasa percaya diri guru;
4. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
3. Tujuan penelitian tindakan kelas

20
PTK memiliki sejumlah tujuan sebagai berikut.
1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran
di sekolah.
2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran
dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
5) Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan khususnya di
sekolah dalam melakukan penelitian berbasis tindakan (PBT).
6) Meningkatkan kerjasama profesional di antara pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah dengan dosen di perguruan tinggi kependidikan.
4. Bidang kajian penelitian tindakan kelas
1) Adapun ruang lingkup bidang kajian PTK oleh guru meliputi:
2) masalah belajar siswa sekolah (termasuk di dalam tema ini, antara lain: masalah
belajar di kelas, kesalahan kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, dan
sebagainya).
3) desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema ini, antara lain:
masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi
dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, dan sebagainya).
4) alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini, antara lain:
masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar
kelas, dan sebagainya).
5) sistem evaluasi (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan
hasil pembelajaran, pengembangan instrumen evaluasi berbasis kompetensi, dan
sebagainya).
6) masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah implementasi
KTSP, interaksi guru siswa, siswa bahan belajar, dan lingkungan pembelajaran,
dan sebagainya).
5. Metode penelitian tindakan kelas
Menurut KBBI metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Metode
penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

21
melaksanakan penelitian. Secara khusus, metode penelitian dalam PTK berbeda
dengan metode penelitian pada umumnya sesuai dengan karakteristik PTK
sendiri. Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Sedangkan penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya
adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi
atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan. Pada
dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu
pengetahuan.
Jadi metode penelitian PTK adalah suatu cara atau prosedur yang
didilakukan oleh peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan
penelitian tersebut. Secara sistematis dalam sebuah penelitian, metode terletak setelah
kajian teori tepatnya metode penelitian ada pada BAB 3. Isi dari metode penelitian
menurut kunandar, (2008: 120-132) yaitu:
a. setting penelitian; tempat penelitian, waktu penelitian, siklus PTK
b. persiapan PTK
c. subjek penelitian
d. sumber data; siswa, guru, teman sejawat dan kolaborator
e. teknik pengumpulan data; teknik pengumpulan data PTK, alat pengumpul data
PTK
f. indikator kerja; siswa, guru
g. analisis data
h. prosedur penelitian; siklus 1, siklus 2, siklus 3
i. personalia penelitian
j. rencana pembiayaan
k. rencana kerja.
Berikut penjelasan isi metode penelitian dalam PTK:
a) Setting Penelitian
Menjelaskan tentang tempat dan waktu PTK dilakukan serta berapa siklus PTK
yang akan dilakukan.
a. Tempat penelitian
Contoh:

22
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mataram untuk mata
pelajaran pengetahuan sosial kelas V.
b. Waktu penelitian
Contoh:
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2015,
yaitu bulan juli sampai dengan November 2014. Penentuan waktu penelitian
mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif
dikelas.
c. Siklus PTK
Contoh:
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran pengetahuan
sosial melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD
b) Persiapan PTK
Dalam persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi
dasar (KI/KD pada kurtilas) yang dijadikan PTK. Peneliti juga menguraikan
instrument yang diperlukan dalam PTK (Lembar observasi, RPP, Lembar
evaluasi, LKS, dan lain-lain).
Contoh:
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, Kompetensi Dasar (KD)
a. kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
b. kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa 1) lembar
kerja siswa; 2) lembar pengamatan diskusi; 3) lembar evaluasi. Dalam
persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat
secara heterogen.
c) Subjek Penelitian
PTK dilaksanakan dikelas mana dan jumlah siswa yang menjadi sasaran PTK.
Contoh:

23
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas tujuh yang
terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19
siswa.
d) Sumber Data
Sumber data dalam PTK, seperti siswa, guru, teman sejawat dan lain-lain.
Contoh sumber data PTK:
a. Siswa
b. Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar
c. Guru
d. Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif
dengan tipe jigsaw dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran
e. Teman sejawat dan kolaborator
f. Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun
guru.
e) Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian
formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan
yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana
kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data
kualitatif adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang
tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan
motivasinya. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase,
sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif.
Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian
diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan
reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang
seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk
mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu,
intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (ajeg, tepat, dan akurat)
untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan

24
sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan
skalanya rusak sehingga hasil pengukuran selalu berubah-berubah padahal
barang-barang yang diukur adalah sama.
Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang
valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan
tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu
mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa.
Peneliti PTK harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang
dikumpulkan memanng valid.
Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru
(peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber
untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student
feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan
data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam
tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni
menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau
triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat,
dan jenis; (3) source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data
dari berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni
menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental triangulation
atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka berbagai jenis alat atau
instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni
menggunakan berbagai metode atau cara analisis.
Suatu hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila
berkolaborasi bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia sendiri yang
melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan data
termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru (peneliti)
PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak diperbolehkan
(dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga hasil penelitiannya
bias, guru peneliti tidaka akan dapat memperbaiki masalah pembelajaran dikelas.
Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data seperti:
dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal, video, foto-

25
foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Ccontoh tekhnik alat
pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:
a. Teknik pengumpulan data PTK
1) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
2) Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
3) Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
4) Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil
siklus PTK
b. Alat pengumpulan data PTK
1) Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa
2) Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat
altivitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika
3) Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
4) Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
5) Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan
f) Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu criteria yang digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki  mutu
PBM di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara
mengukurnya). Contoh indikator kinerja misalnya:
1) Siswa
a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian. Misalnya sekurang-kurangnya 80%
siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-soal tentang peta, lebih dari
75% siswa dapat membaca dan membuat peta sesuai kaidah-kaidah
kartografis.
b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
2) Guru

26
a. Dokumentasi: kehadiran siswa.
b. Observasi: Hasil observasi.
g) Analisis Data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian
tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan
penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau
pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung
menganalisis apa yang diamatinya, situasi dan suasana kelas, cara guru
mengajar, hubungan guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan
lain-lain. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan
jantungnya PTK, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam
kegiatan PTK. Oleh karena itu, seorang peneliti perlu memahami tekhnik
analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang
tinggi.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti, yakni:
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya,
mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.
b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat dengan
tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif, pandangan atau
sikap  siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa
mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,
motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat  dianalisis secara kualitatif.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar:
dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan
dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan
menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi
pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian
diketegorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

27
h) Siklus Penelitian
Siklus 1 PTK:
a. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara
lain sebagai berikut.
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Membuat rencana pelaksana pembelajaran.
3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.
4) Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka
pemecahan masalah.
5) Membuat lembar kerja siswa.
6) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.
7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario
kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
c. Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan
produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang
telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara
perekamannya.
d. Analisis dan refleksi. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan, serta criteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.
Siklus 2 PTK:
a. Perencanaan
b. Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama.
c. Pelaksanaan
d. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran
hasil  refleksi pada siklus pertama.
e. Pengamatan
f. Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran.
g. Refleksi

28
h. Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menyusun rencana (replaning) untuk siklus ketiga.
Siklus 3 PTK:
a. Perencanaan
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus kedua.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil
refleksi pada siklus kedua.
c. Pengamatan
Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran.
d. Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang
telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan (treatment) tertentu.
i) Personalia Penelitian
Sebutkan tim peneliti yang terlibat dalam PTK disertai dengan rincian dan beban
tugas masing-masing anggota PTK.
Tabel 1.  Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No. Nama Tugas Jam Kerja Per Minggu
1. Guru peneliti (Pelaksana)
a.………………… 10 jam
b………………….
c………………….
2. Kolaborator( Mitra) a…………………. 5 jam
b………………….
c………………….

j) Rencana Pembiayaan
Rencana pembiayaan berupa uraian yang mengungkap semua biaya yang
diperlukan untuk melakukan PTK. Rencana pembiayaan PTK ini akan lebih baik
bila ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mudah dipahami oleh pihak yang
berkepentingan. Rencana pembiayaan digunakan sebagai transparansi
penggunaan biaya penelitian dan mengarahkan peneliti agar berhati-hati dalam

29
mengeluarkan biaya penelitian. Juga digunakan sebagai pertanggungjawaban
kepada sponsor atau pihak yang memberikan dana penelitian.
Tabel 2. Rencana Pembiayaan
No. Jenis penggunaan Jumlah (Rp.) Keterangan
1. ATK Rp.
2. Transportasi Rp.
3. Foto Kopi Rp.
4. Pengumpulan data Rp.
5. Analisis Data Rp.
6. Penyusunan draft awal Rp.
7. Seminar Rp.
8. Perbaikan laporan Rp.
9. Penggandaan laporan Rp.

Catatan: Rencana pembiayaan ini dicantumkan apabila kegiatan PTK dibiayai


oleh pihak lain atau sponsor.
k) Rencana Kerja
Rencana kerja berupa urut-urutan kerja mulai dari awal kegiatan sampai
penyusunan laporan PTK. Urutan kegiatan tersebut mencakup jenis kegiatan apa
saja yang akan dilakukan dan kapan akan dilaksanakan. Rencana kerja berfungsi
mengarahkan peneliti agar penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tabel 3. Rencana Kerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No. Jenis Kegiatan Bulan ke
1. Penyusunan 1 2 3 4 5 6
Proposal
2. Pelaksanaan X
Siklus 1
3. Pelaksanaan X
siklus 2
4. Pelaksanaan X
Siklus 3
5. Tabulasi dan X X X X
analisis data
6. Penyusunan X
laporan PTK
7. Seminar hasil X
PTK
8. Perbaikan X

30
Laporan PTK
9. Penjilidan X

l) Daftar Pustaka
Disusun berdasarkan abjad nama pengarang atau penulis. Dalam pnyusunan
daftar pustaka tersebut dapat digunakan model MILA (Modern Language
Association), modl APA (American Psychological Association), atau model lain
yang biasa digunakan oleh masyarakat akademik. Gunakan referensi terbaru dan
referensi yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanyalah referensi yang
digunakan untuk PTK.
Prinsip penyusunan daftar pustaka model APA adalah sebagai berikut.
a. Baliklah semua nama pengarang dan gunakan nama inisial. Bila ada dua atau
tiga pengarang gunakan tanda (&). Pisahkan nama dengan koma. Susun
daftar sesuai alphabet.
b. Sebutkan semua nama pengarang, jangan menggunakan dkk.
c. Tempatkan tahun penerbitan segera setelah nama pengarang.
d. Garis bawahi judul dan subjudul untuk buku, pakai huruf besar untuk nama
judul dan subjudul, lainnya semua huruf kecil.
Contoh:
Patterson, F., & Linden, E. (1980). The Education of KOKO, New
York:  HoltRinehart and Winston.
m) Lampiran
Bahan-bahan yang perlu dilampirkan adalah:
a. Instrumen penelitian,
b. Data-data penting,
c. Daftar riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae),
d. Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.
6. Prosedur penelitian tindakan kelas
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah/prosedur umum
yang dapat dilakukan meliputi :
a. Pengembangan/penetapan fokus masalah penelitian
b. Perencanaan tindaan perbaikan
c. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
d. Analisis dan refleksi
e. Perencanaan tindak lanjut
31
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1) Pengembangan/Penetapan Fokus Penelitian
a. Merasakan adanya masalah
Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-
benar merupakan masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek
pembelajaran yang dikelolanya, bukan masalah yang disarankan, apalagi
disarankan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari siswa,
guru, bahan ajar, kurikulum, hasil belajar, dan interaksi pembelajaran.
b. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan
awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat
dari gagasan-gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk
memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.
c. Analisis Masalah
Setelah memperoleh sekian banyak permasalahan melalui proses identifikasi,
maka selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut
untuk menentukan urgensi mengatasinya. Dalam hal ini nantinya akan
ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi (pembatasan
masalah).
d. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan
masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional.
7. Perencanaan Tindakan
a) Perumusan/Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
b) Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat maka peneliti dapat
melakukan:
1) kajian teoritik dibidang pembelajaran
2) kajian hasil penelitian yang relevan
3) diskusi dengan teman sejawat
4) kajian pendapat para pakar
5) merefleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
c) Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
Pada langkah ini peneliti perlu mengkaji kelaikan dari sejumlah hipotesis tindakan
yang diperolehnya baik dari segi jarak antara kondisi riil dengan situasi ideal yang

32
dijadikan rujukan. Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik, ini berarti
bahwa implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diperolehnya
harus dapat diamati oleh guru selaku peneliti.
d) Persiapan Tindakan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini diantaranya:
1) membuat skenario pembelajaran
2) mempersiapkan fasilitas/sarana pendukung yang diperlukan
3) mempersiapkan cara merekan dan menganalisis data
4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (jika dipandang perlu)
8. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
a. Pelaksanaan Tindakan
Setelah semua kegiatan persiapan selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang
telah direncanakan kemudian dilakukan dalam situasi yang nyata. Kegiatan ini
merupakan kegiatan pokok dalam siklus penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan
pelaksanaan tindakan ini juga dibarengi kegiatan observasi dan intrepretasi serta
kegiatan refleksi.
b. Observasi dan Interpretasi
Dalam penelitian tindakan kelas, observasi merupakan upaya untuk merekam
segala peristiwa/kegiatan yang yang terjadi selama tindakan perbaikan itu
berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Hal penting untuk dicatat pada
kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil
observasi.
c. Diskusi balikan
Observasi yang dilakukan akan memberikan kemanfaatan yang banyak jika
pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Diskusi balikan sebaiknya
dilakukan tidak terlalu lama dari waktu observasi, bertolak dari rekaman data yang
dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan bersama-sama antara pelaku tindakan
perbaikan dan pengamat, dan pembahasan mengacu pada penetapan sasaran dan
strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan selanjutnya.
9. Analisis dan Refleksi
a. Analisis data
Analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,
mengabstraksikan, mengorganisasikan secara urut/sistematis dan rasional untuk

33
menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan penelitian tindakan kelas.
Analisis data yang bersifat kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data yaitu proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian
data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data yaitu proses
penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi
tabular, matriks, representasi grafis maupun lainnya. Sedangkan penyimpulan
adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisir tersebut
dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau rumusan yang singkat dan padat.
Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis
statistik.
b. Refleksi
Dalam penelitian tindakan kelas, refleksi merupakan upaya untuk mengkaji
apa yang telah dan atau yang tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum
berhasil dituntaskan melalui tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil dari
refleksi ini akan digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam
upaya mencapai tujuan penelitian tindakan kelas yang ditetapkan. Dengan
perkataan lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan
dalam mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam
rangka mencapai akhir.
10. Perencanaan Tindak Lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah
dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau
belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan,
maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan
perbaikan sebelumnya atau bila perlu dengan menyusun tindakan perbaikan yang
betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan perkataan lain, jika
masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan pengatasannya, maka
penelitian tindakan kelas harus dilanjutkan pada siklus 2 dengan prosedur yang sama
seperti siklus ke 1 yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Dan jika pada siklus 2
permasalahan telah terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka tidak perlu
dilanjutkan siklus 3. Namun jika pada siklus 2 masalahnya belum

34
terselesaikan/hasilnya belum memuaskan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3,
dan seterusnya.
Dalam dalam penelitian tindakan kelas jumlah siklus sebenarnya tidak dapat
ditentukan lebih dahulu, hal ini tergantung kepada permasalahannya. Ada penelitian
tindakan kelas yang mungkin cukup satu siklus, tetapi ada juga yang memerlukan
beberapa siklus. Dengan demikian banyak sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian
tindakan kelas tergantung kepada terselesaikannya masalah yang diteliti

35
BAB III

PEMBAHASAN
CONTOH PENELITIAN : MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI
SMA NEGERI 1 RUMBIO JAYA

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru
di kelas, sehingga aktivitas belajar fisika siswa semakin meningkat.

B. Rencana Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 1 yang berjumlah 26 siswa.

3. Waktu penelitian

Penelitian ini sejalan dengan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Alokasi waktu untuk pelajaran fisika dalam satu minggu di kelas XII adalah 4 jam
pelajaran dengan dua kali pertemuan dengan waktu 2 x 45 menit. Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral Kemmis dan
Taggart (Wiriaatmadja: 66). Rancangan penelitian ini memiliki empat tahap yaitu
perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observer), dan refleksi (reflect).
Rancangan penelitian ini di atas dapat digambar sebagai berikut:

36
R
E
F
PLAN
L
E
OBSERVE C
T

A
C
T

R
E REVISED
F
L
E
OBSERVE C PLAN
T

A
C
T

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

1. Tahap perencanaan (plan)

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Merancang RPP

b. Membuat lembaran kerja siswa (LKS)

c. Menetapkan observer. Untuk mengisi lembar observasi pelaksanaan


pembelajaran diperlukan seorang observer,dalam hal ini peneliti berkolaborasi
dengan guru satu bidang studi. Dalam pengisiannya terlebih dahulu diadakan
kesepakatan cara pengisian lembar observasi tersebut.
37
2. Tahap tindakan (act)

Secara umum tahap pelaksanaan pembelajaran melalui 3 tahap:

a. Tahap menyajikan materi.

b. Tahap latihan soal-soal dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

c. Tahap diskusi kelompok dan presentase hasil diskusi.

3. Tahap pengamatan (observe)

Selama proses belajar dicatat segala kejadian dan segala perubahan yang terjadi pada
lembar observasi sebagai akibat dari tindakan yang sudah dilakukan. Pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh satu orang observer selama proses
pembelajaran berlangsung. Indikatoraktivitas yang diamati observer telah
didiskusikan sebelum pengamatan.Aktivitas diamati selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menghitung jumlah siswa yang terlibat pada setiap indikator.
Guru yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat atau guru fisika
disekolah yang sama. Data yang diperoleh selanjutnya didiskusikan bersama untuk
mendapat kesimpulan yang lebih akurat.

4. Tahap refleksi (reflect)

Kesimpulan yang didapat akan dijadikan pedoman untuk perencanaan siklus


berikutnya, untuk mengubah atau memperbaiki tindakan selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembaran observasi

Lembaran observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu selama
proses pembelajaran berlangsung.

2. Catatan lapangan.

Catatan lapangan berkaitan dengan kejadian-kejadian yang dianggap penting selama


proses pembelajaran berlangsung. Kejadian-kejadian tersebut akan dianalisa untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan lembaran

38
observasi atau lembaran pengamatan. Lembar observasi di isi oleh seorang rekan
sejawat yang bertindak sebagai observer.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
deskriptif, yaitu untuk melihat gambaran aktivitas belajar fisika siswa. Aktivitas
belajar siswa dianalisis dalam bentuk persentase. Jumlah siswa yang terlibat dalam
masing-masing aktivitas dihitung dengan rumus:
F
P  x100% N

Keterangan:

P = angka persentase aktivitas.

F = frekuensi aktivitas.

N = banyak siswa.

(Suharsimi Arikunto, 2002:183)

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 272) interpretasi aktivitas belajar adalah seperti
pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar

Persentase Kriteria
81 – 100 Baik sekali
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Kurang sekali

Sedangkan indikator keberhasilan dalam penelitian ini untuk aktivitas- aktivitas


belajar siswa peneliti tetapkan sebagai berikut:

a. Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru sudah tergolong pada


interpretasi aktivitas baik sekali (81% – 100%).

b. Aktivitassiswa mengajukan pertanyaan sudah tergolong pada


interpretasi baik (61% – 80%).

c. Aktivitas siswa menjawab pertanyaan sudah tergolong pada interpretasi baik


(61% – 80%).

d. Aktivitas siswa mengerjakan soal-soal latihan secara kelompok sudah tergolong


39
pada interpretasi aktivitas baik sekali (81% – 100%).

e. Aktivitas siswa menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal sudah tergolong


pada interpretasi aktivitas baik sekali (81% – 100%).

f. Aktivitas siswa berdiskusi sudah tergolong pada interpretasi baik (61%- 80%).

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan
model pembelajaran berbasis masalah (PBI) dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa.

G. Penjelasan Istilah

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan proses untuk menemukan


kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi
yang baru. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam
menyesaikan soal soal yang terdiri dari kemampuan menganalisis soal, kemampuan
mengtransformasi soal dan kemampuan melakukan hitungan.

2. Aktivitas Belajar merupakan aktivitas siswa dalam mempelajari fisika untuk


menyelesaikan soal-soal, menganalisa soal dan melakukan perhitungan sesuai dengan
materi yang dipelajari.

3. Prestasi belajar fisika merupakan hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran
berbasis masalah

H. Hasil Penelitian

Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I


No Aktivitas Siswa Pertemuan Ke Rata- Kriteria
(angka dan %) rata aktivitas
I II (%)

40
1 Siswa memperhatikan 23 24 Baik
penjelasan guru. (88,46) (92,31) 90,38
sekali
2 Siswa mengajukan 15 16
pertanyaan (57,69) (61,54) 59,62 Cukup
3 Siswa menjawab 14 15
pertanyaan (53,85) (57,69) 55,77 Cukup
4 Siswa mengerjakan soal- 14 15
soal latihan (53,85) (57,69) 55,77 Cukup
5 Siswa menggunakan rumus 15 16
(57,69) (61,54) 59,62 Cukup
6 Siswa berdiskusi 20 22 Baik
(76,92) (84,62) 80,77 Sekali
100,00

90,00

80,00

70,00
Pertemuan 1
60,00
Pertemuan 2
50,00
Rata-Rata
40,00

30,00

20,00 1 2 3 4 5 6

10,00
Gambar 4.1 : Diagram Aktivitas belajar fisika Siswa pada Siklus I
0,00

Keterangan:

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru

2. Siswa mengajukan pertanyaan

3. Siswa menjawab pertanyaan

4. Siswa mengerjakan soal-soal secara kelompok

5. Siswa menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal

6. Siswa berdiskusi

Tabel 4.2 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II

41
No Aktivitas Siswa Pertemuan Ke Rata- Kriteria
(angka dan %) rata aktivitas
I II (%)
1 Siswa memperhatikan 25 26 Baik
penjelasan guru. (96,15) (100,00) 98,08
Sekali
2 Siswa mengajukan 18 20
Pertanyaan (69,23) (76,92) 73,08 Cukup
3 Siswa menjawab 19 21
76,92 Baik
Pertanyaan (73,08) (80,77)
4 Siswa mengerjakan soal- 21 23
soal latihan (80,77) (88,46) 84,62 Baik
5 Siswa menggunakan rumus 19 21
(73,08) (80,77) 76,92 Cukup
6 Siswa berdiskusi 23 25 Baik
(88,46) (96,15) 92,31 Sekali

120,00

100,00

80,00
Pertemuan 1
60,00
Pertemuan 2
Rata-Rata
40,00
20,00

0,00
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Siswa pada Siklus II

I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan
bahwa: “Aktivitas belajar fisika yang berupa aktivitas siswa memperhatikan penjelasan
guru, siswa mengajukan pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan, siswa mengerjakan
soal-soal latihan secara kelompok, siswa menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal-

42
soal, dan siswa berdiskusi mengalami peningkatan dengan menggunakan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah (PBI)

43
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian pengembangan
merupakan penelitian yang bertujuan menghasilkan dan mengembangkan produk berupa
prototipe, desain, materi pembelajaran, media, strategi pembelajaran, alat evaluasi
pendidikan, dsb. Penelitian untuk memecahkan masalah praktis dalam dunia pendidikan,
masalah di kelas, yang dihadapi dosen/guru dalam pembelajaran. Penelitian bukan untuk
menguji teori, menguji hipotesis, namun menguji dan menyempurnakan produk.

Sedangkan Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks
kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal
baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, yang tentunya jauh dari kesempuranaan,
dapat menambah wawasan bagi pembacanya, serta penulis  juga berharap agar kita
mengetahui, dan memahami teori penelitian, dengan kita mengetahui teori penelitian
serta penerapan tentu saja kita akan lebih mengetahui alam itu sendiri, karna pada
dasarnya manusia bergantung pada alam. Dan rekomendasi dari penulis agar kita
lebih banyak membaca karna dengan banyak membaca kita telah membuka jendela
dunia.

44
DAFTAR PUSTAKA

Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian


UNY

Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol.
VI. No. 1. Tahun 2008.

Edi Prajitno. 2008. Metode Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Pelatihan
PTK Bagi Guru Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY.

Rochiati Wiriatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan


Kelas.  Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

Tim Pelatih proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Jakarta: DIKTI

45

Anda mungkin juga menyukai