Anda di halaman 1dari 142

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA

Kemagnetan
Penulis:
Saiful Anam, S.Pd, Gr.

Penyunting:
DR. Muhardjito, M.S.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI _________________________________________________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR _________________________________________________________________ 7
DAFTAR TABEL ____________________________________________________________________ 9
PENDAHULUAN__________________________________________________________________ 11
KOMPETENSI DASAR ___________________________________________________________ 13
A. Target Kompetensi_________________________________________________________ 13
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 13
APLIKASI DI DUNIA NYATA____________________________________________________ 17
A. Kompas _____________________________________________________________________ 17
B. Speaker _____________________________________________________________________ 18
C. Motor Listrik _______________________________________________________________ 19
D. Trafo ________________________________________________________________________ 20
E. Generator ___________________________________________________________________ 21
SOAL-SOAL UN/USBN___________________________________________________________ 23
BAHAN PEMBELAJARAN _______________________________________________________ 29
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 29
Aktivitas 1 __________________________________________________________________ 30
Aktivitas 2 __________________________________________________________________ 33
Aktivitas 3 __________________________________________________________________ 36
Aktivitas 4 __________________________________________________________________ 39
Aktivitas 5 __________________________________________________________________ 41
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 45
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Gaya Magnet ____________________ 45
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2. Cara Membuat Magnet ________ 46

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 3. Kemagnetan Bumi ______________ 47


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 4. Kemagnetan Bahan dan Fluks
Magnet ______________________________________________________________________ 48
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 5. Percobaan Oersted _____________ 49
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 6. Hukum Biot-Savart _____________ 51
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 7. Gaya Lorentz ____________________ 53
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 8. GGL Induksi _____________________ 55
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 9. GGL Induksi Diri ________________ 56
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 10. Generator ______________________ 58
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 11. Transformator ________________ 59
C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 61
Magnet ______________________________________________________________________ 61
Hukum Biot-Savart _________________________________________________________ 71
Gaya Lorentz ________________________________________________________________ 88
Gaya Gerak Listrik __________________________________________________________ 95
PENGEMBANGAN PENILAIAN ________________________________________________ 123
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 123
B. Mengembangkan Soal HOTS _____________________________________________ 128
KESIMPULAN ___________________________________________________________________ 137
UMPAN BALIK__________________________________________________________________ 138

6
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Kompas .................................................................................................................17


Gambar 2. Speaker .................................................................................................................18
Gambar 3. Motor listrik ........................................................................................................19
Gambar 4. Trafo .......................................................................................................................20
Gambar 5. Generator .............................................................................................................21
Gambar 6. Sifat kutub-kutub kemagnetan ....................................................................62
Gambar 7. Garis gaya magnet pada serbuk besi .........................................................62
Gambar 8. Kutub sejenis tolak-menolak ........................................................................63
Gambar 9. Kutub sejenis tarik-menarik .........................................................................63
Gambar 10. Garis gaya magnet ..........................................................................................63
Gambar 11. Bumi sebagai magnet...................................................................................64
Gambar 12. Bahan ferromagnetik ....................................................................................65
Gambar 13. Bahan paramagnetik .....................................................................................66
Gambar 14. Bahan diamagnetik ........................................................................................67
Gambar 15. Sudut antara arah B dengan arah normal bidang..............................67
Gambar 16. Induksi magnet ...............................................................................................70
Gambar 17. Cara membuat dengan gosokan magnet ...............................................70
Gambar 18. Rangkaian percobaan Oersted ..................................................................71
Gambar 19. Induksi magnet di titik P .............................................................................73
Gambar 20. Induksi magnet akibat kawat melingkar berarus listrik ................75
Gambar 21. Induksi magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik ...............76
Gambar 22. Induksi magnetik di sekitar kawat lurus pendek berarus listrik 76
Gambar 23. Induksi magnetik di sekitar arus listrik melingkar..........................80
Gambar 24. Induksi magnetik di pusat kawat melingkar yang berarus listrik
.............................................................................................................................................82
Gambar 25. Induksi magnetik di pusat kumparan tipis .........................................83

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 26. Induksi magnetik pada solenoida .......................................................... 84


Gambar 27. Induksi magnetic di pusat toroida ......................................................... 87
Gambar 28. Gaya Lorentz pada kawat penghantar dalam medan magnet..... 88
Gambar 29. Kaidah tangan kanan................................................................................... 89
Gambar 30. Gaya Lorentz pada muatan bebas bergerak dalam medan magnet
............................................................................................................................................ 91
Gambar 31. Gaya Lorentz pada dua kawat sejajar berarus listrik ...................... 93
Gambar 32. Gaya gerak listrik satu lilitan .................................................................... 97
Gambar 33. Rangkaian GGL Induksi Diri ................................................................... 100
Gambar 34. Grafik induktansi diri ................................................................................. 101
Gambar 35. Rangkaian Induktor murni ..................................................................... 103
Gambar 36. Rangkaian induktansi silang .................................................................. 105
Gambar 37. Induktor Ruhmkoff .................................................................................... 107
Gambar 38. Generator listrik arus bolak-balik ......................................................... 110
Gambar 39. Generator listrik arus searah .................................................................. 111
Gambar 40. Dinamo sepeda ............................................................................................ 112
Gambar 41. Transformator .............................................................................................. 113
Gambar 42. Transmisi listrik jarak jauh ..................................................................... 119

8
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar ...................................................................................13


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)......................................................14

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran ini disusun sebagai salah satu pilihan sumber bahan ajar
bagi guru untuk memahami Kemagnetan Kelompok Teknologi dan Rekayasa.
Melalui pembahasan materi yang ada pada unit pembelajaran ini, guru dapat
memiliki pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didik
yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi dalam
unit pembelajaran ini merupakan penerapan untuk guru sendiri yang
nantinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Demi memudahkan guru mempelajari konten/isi dan cara mengajarkan,


dalam unit pembelajaran ini dimuat kompetensi dasar yang memuat target
kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan bacaan, soal-soal
UN/USBN sebagai acuan dalam menyusun soal setingkat, deskripsi aktivitas
pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), prosedur pengembangan
soal HOTS. Semua komponen dalam unit pembelajaran ini dikembangkan
dengan tujuan agar guru mudah menjadi fasilitator di kelas, dan mendorong
peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

12
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Pengembangan unit pembelajaran ini berdasarkan Kompetensi Dasar kelas X


SMK Kelompok Teknologi dan Rekayasa

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas/Semester

3.14 Menerapkan hukum-hukum 1. Menerapkan hukum-hukum X/2


kemagnetan dalam persoalan kemagnetan dalam persoalan
sehari-hari. sehari-hari.

4.14 Mendemonstrasikan 1. Mendemonstrasikan X/2


percobaan yang berkaitan percobaan yang berkaitan
dengan konsep kemagnetan dengan konsep kemagnetan.
dan elektromagnet.
2. Mendemonstrasikan
percobaan yang berkaitan
dengan konsep
elektromagnet.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi dikembangkan berdasarkan Kompetensi


Dasar. Fungsi dari Indikator Pencapaian Kompetensi adalah sebagai acuan

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

guru dalam mengukur ketercapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar


3.14 dan 4.14 dikembangkan menjadi beberapa indikator ranah pengetahuan
dan indikator ranah keterampilan.

Agar guru lebih mudah menentukan indikator yang sesuai dengan


kompetensi dasar, maka indikator pencapaian kompetensi (IPK) dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan
indikator pengayaan. Berikut rincian IPK yang dikembangkan berdasarkan
Kompetensi Dasar 3.14 dan 4.14 kelas X.

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.14.1. Menjelaskan magnet 4.14.1. Membuat ilustrasi gaya magnet
3.14.2. Mengidentifikasi sifat magnet 4.14.2. Merancang percobaan kemagnetan
3.14.3. Membedakan antara magnet alam 4.14.3. Melaksanakan percobaan kemagnetan
dengan magnet buatan 4.14.4. Menyajikan hasil identifikasi magnet
3.14.4. Mengidentifikasi kemagnetan bumi 4.14.5. Membuat ringkasan kemagnetan bumi
3.14.5. Menjelaskan kemagnetan bahan 4.14.6. Menyajikan hasil identifikasi kemagnetan
3.14.6. Membedakan bahan-bahan magnetik bumi
3.14.7. Menjelaskan fluks magnetik 4.14.7. Menyajikan hasil diskusi tentang
3.14.8. Memecahkan masalah fluks magnetik kemagnetan bahan dan fluks magnetik
3.14.9. Menjelaskan hukum Oersted dan Biot- 4.14.8. Membuat arah induksi magnetik
Savart percobaan hukum Oersted
3.14.10. Membedakan antara hukum Oersted 4.14.9. Melaksanakan percobaan hukum Oersted
dengan hukum Biot-Savart 4.14.10. Menyajikan hasil percobaan hukum
3.14.11. Memecahkan masalah induksi magnetik Oersted
menggunakan hukum Oersted dan 4.14.11. Membuat arah gaya Lorentz
hukum Biot-Savart 4.14.12. Melaksanakan percobaan gaya Lorentz
3.14.12. Menjelaskan gaya Lorentz 4.14.13. Menyajikan hasil percobaan gaya
3.14.13. Menjelaskan konsep gaya gerak listrik Lorentz
3.14.14. Memecahkan masalah dengan
menggunakan konsep gaya gerak listrik

IPK Kunci

14
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


3.14.15. Menerapkan hukum-hukum 4.14.14. Mendemonstrasikan percobaan yang
kemagnetan dalam persoalan sehari- berkaitan dengan konsep kemagnetan.
hari. 4.14.15. Mendemonstrasikan percobaan yang
3.14.16. Menganalisis hubungan antara gaya berkaitan dengan konsep elektromagnet.
Lorentz dengan hukum Biot-Savart,
hukum Oersted

IPK Pengayaan
3.14.17. Menemukan komponen dalam kipas
angin

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

16
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Kompas

Coba Saudara bayangkan jika Saudara pergi ke suatu tempat tidak


mengetahui arahnya, apa yang akan terjadi? Bayangkan seandainya magnet
tidak ada, apa kita bisa hidup seperti zaman seperti ini?

Gambar 1. Kompas
Saudara jika pergi ke kota lain, atau pulau lain, bahkan ke luar negeri.
Saudara akan merasa kebingungan jika tidak mengetahui arah, minimal arah
utama yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Oleh karena itu, sangat
diperlukan alat penunjuk arah yang sangat akurat yaitu kompas. Kompas
atau alat penunjuk arah menggunakan prinsip magnet, dimana yang
ditunjukkan oleh kompas arah utara, karena ada gaya tarik-menarik antara
dua kutub magnet yang berbeda. Hal itu semua dikarenakan dalam bumi

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terdapat magnet bumi. Apa yang ditunjukkan arah utara kompas, maka di
dalam bumi ada kutub selatan magnet bumi dan sebaliknya.

Selain itu, dalam dunia modern saat ini. Perangkat elektronik, seperti TV, bel
listrik, ponsel, komputer, dan lainnya sangat memerlukan magnet. Jika
mengandalkan magnet asli dari alam, akan kesulitan produksi skala besar
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena itu, perlu adanya magnet
buatan yang memiliki sifat sama dengan magnet asli serta mudah dalam
mendapatkannya. Dalam unit pembelajaran ini, akan kita pelajari bagaimana
cara kerja kompas, cara membuat magnet, dan sifat kemagnetan bumi, serta
bahan apa saja yang dapat digunakan membuat magnet.

B. Speaker

Saudara bisa membayangkan jika Saudara berada di lokasi yang banyak


orang misalnya di stasiun kereta api, terminal, atau mengikuti kegiatan
ceramah tanpa adanya alat bantu suara yaitu pengeras suara atau speaker.
Sangat sulit kita menerima informasi dari sumbernya tanpa adanya speaker.

Gambar 2. Speaker

Speaker bekerja dengan penjelasan singkat yaitu elektromagnet berada di


antara medan magnet tetap. Antara elektromagnet dengan magnet tetap

18
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

berinteraksi yaitu kutub positif elektromagnet tertarik oleh kutub negatif


magnet tetap dan kutub negatif elektromagnet ditolak oleh kutub negatif
magnet tetap. Ketika ada pertukaran kutub elektromagnet, bertukar pula
arah gaya tarikannya. Dengan cara seperti itu, arus listrik bolak-balik secara
kontinu membalikkan dorongan magnet antara koil suara dengan magnet
tetap.

C. Motor Listrik

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai alat-alat yang bergerak


tanpa bantuan manusia seperti power window dalam mobil, mesin cuci,
mixer, mesin jahit listrik. Dengan adanya teknologi seperti itu, pekerjaan kita
terasa lebih mudah. Semua penggerak alat tersebut adalah motor listrik.

Gambar 3. Motor listrik


Motor listrik adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
gerak. Prinsip kerja dari motor listrik yaitu arus listrik yang mengalir melalui
kumparan di dalam medan magnet akan mengalami gaya yang digunakan
untuk memutar kumparan. Pada motor induksi, arus bolak-balik diberikan
pada kumparan tetap (stator) yang menimbulkan medan magnetik sekaligus
menghasilkan arus listrik dalam kumparan berputar (rotor) yang

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mengelilinginya. Pada motor sinkron, arus bolak-balik pada stator akan


menghasilkan medan magnet yang berputar dan terkunci dalam medan
rotor. Oleh karena itu, rotor berputar dengan kelajuan yang sama dengan
putaran medan stator.

D. Trafo

Listrik yang kita terima dari PLN 220 V, padahal alat elektronika yang kita
gunakan memerlukan tegangan bermacam-macam. Jika kita paksakan
menggunakan listrik yang ada pada alat elektronika, akan menyebabkan
kerusakan bahkan kebakaran. Oleh karena itu, kita memerlukan alat listrik
yang berfungsi mengubah tegangan sesuai dengan kebutuhan yaitu trafo.

Gambar 4. Trafo
Trafo atau transformator ada dua jenis yaitu trafo step-up dan trafo step-
down. Trafo step-up berfungsi menaikkan tegangan, sedangkan trafo step-
down berfungsi menurunkan tegangan. Jadi tegangan listrik dari PLN 220 V
diubah menjadi tegangan yang lebih rendah sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum masuk rangkaian elektronika pada alat, tegangan 220 V dari PLN
dihubungkan dengan trafo step-down terlebih dahulu untuk diturunkan.
Misal alat listrik kita membutuhkan 25 V. Jika kita paksa langsung
dihubungkan dengan PLN, alat tersebut akan rusak. Ada beberapa alat yang
menggunakan trafo antara lain adaptor, transmisi daya listrik jarak jauh.

20
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

E. Generator

Kita bisa membayangkan jika saat ini belum ditemukan pembangkit listrik,
malam menjadi gelap karena penerangan hanya mengandalkan minyak.
Aktivitas malam hari hanya istirahat. Pekerjaan tidak dapat dilakukan pada
malam hari, itu kalau berada di negeri kita yang setiap hari bisa menikmati
terangnya cahaya matahari. Tetapi di negeri yang memiliki 4 musim, maka
hanya menikmati kehidupan siang 3 bulan. Selebihnya tidak ada aktivitas
yang bermanfaat.

Gambar 5. Generator
Setelah ditemukan generator, atau alat penghasil energi listrik. Maka kita bisa
merasakan apa yang terjadi saat ini. Malam bisa melakukan aktivitas, seperti
siang hari. Apalagi listrik merupakan bentuk energi yang mudah diubah
menjadi energi lainnya. Seperti energi cahaya pada lampu, energi panas pada
seterika, penanak nasi listrik, energi gerak seperti kipas angin.

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

22
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

SOAL-SOAL UN/USBN

USBN 2018/2019

No. Soal
1 Sebuah toroida memiliki panjang 20 cm dengan 1000 lilitan. Apabila arus yang
mengalir sebesar 10 Ampere. Besar induksi magnetnya adalah ... . ( μ0= 4π. 10-7
wb/A)
A. 2 π . 10-2 T
B. 4 π . 10-2 T
C. 6 π . 10-2 T
D. 7 π . 10-2 T
E. 8π . 10-2 T

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

3.14.11. Memecahkan masalah induksi magnetik


Indikator yang :
bersesuaian menggunakan hukum Oersted dan hukum Biot-Savart

Diketahui : Arus listrik, panjang toroida dan kumparan

Ditanyakan : besar induksi magnetik

Materi yang : Hukum Biot-Savart


dibutuhkan

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

USBN 2018/2019

No. Soal

2 Kawat lurus dialiri arus listrik 7 A diletakkan 2 cm dari medan magnet. Tentukan
besarnya induksi elektromagnetik di sekitar kawat tersebut. (μo = 4π x 10-7 Wb A-1
m-1)

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang 3.14.11. Memecahkan masalah induksi magnetik menggunakan


:
bersesuaian hukum Oersted dan hukum Biot-Savart

Diketahui : Arus listrik dan jarak

Ditanyakan : besar induksi magnetik

Materi yang
: Hukum Oersted
dibutuhkan

24
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

USBN Tahun 2018-2019

No. Soal
3 Arus listrik mengalir sepanjang kawat listrik bertegangan tinggi dari selatan ke
utara. Arah medan magnetik yang diakibatkan arus listrik di atas kawat tersebut
adalah …

A. selatan

B. utara

C. timur

D. barat

E. tenggara

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang
: 3.14.12. Menjelaskan gaya Lorentz
bersesuaian

Diketahui : Arah arus listrik

Ditanyakan : Arah medan gaya magnetik

Materi yang
: Gaya Lorentz
dibutuhkan

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

USBN Tahun 2018-2019

No. Soal
4 Kawat lurus sepanjang 20 cm dialiri arus listrik 2A dan diletakkan dalam medan
magnet 0,4 T. Gaya Lorentz yang dialami kawat jika diletakkan tegak lurus arah
medan magnet sebesar . . . .

A. 0,16 N

B. 0,24 N

C. 0,32 N

D. 0,64 N

E. 0,80 N

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.14.12. Menjelaskan gaya Lorentz


bersesuaian

Diketahui : Panjang kawat, arus listrik dan medan magnet

Ditanyakan : Besar gaya Lorentz

Materi yang : Gaya Lorentz


dibutuhkan

26
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

US SMK 2018

No. Soal

5 Sebuah kumparan terdiri atas 50 lilitan berada dalam fluks magnet yang berubah
terhadap waktu dinyatakan dengan  = 5t2 + 10t + 1, dimana  dalam weber dan t
dalam detik. Besar GGL induksi yang terjadi pada ujung-ujung kumparan saat t = 2
detik adalah…

A. 1.500 V

B. 1.000 V

C. 950 V

D. 900 V

E. 700 V

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang 3.14.14. Memecahkan masalah dengan menggunakan konsep


:
bersesuaian gaya gerak listrik

Diketahui : Lilitan, persamaan fluks, dan waktu

Ditanyakan : GGL Induksi

Materi yang
: GGL Induksi
dibutuhkan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

US SMK 2017

No. Soal
6 Sebuah trafo step down memiliki tegangan primer 220 volt dan tegangan sekunder
110 volt. Pada kumparan primer mengalir arus 3 ampere dan trafo memiliki
efisiensi 60%. Daya yang hilang akibat panas atau penyebab lainnya adalah…

A. 264 W

B. 396 W

C. 464 W

D. 482 W

E. 660 W

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

3.14.15. Menerapkan hukum-hukum kemagnetan dalam


Indikator yang :
bersesuaian persoalan sehari-hari.

Diketahui : Tegangan primer, sekunder, arus primer, dan efisiensi

Ditanyakan : Daya yang hilang

Materi yang : Transformator


dibutuhkan

28
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat Saudara implementasikan ketika akan
membelajarkan topik kemagnetan. Bahan pembelajaran dikembangkan
dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian
aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang digunakan, dan
bahan bacaan.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
kemagnetan. Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari lima aktivitas
yaitu: (1) Sifat-sifat Magnet; (2) Kemagnetan Bumi, Kemagnetan Bahan, dan
Fluks Magnet, Hukum Oersted dan Biot-Savart; (3) Gaya Lorentz; (4) Gaya
Gerak Listrik; (5) Generator dan Transformator. Model Pembelajaran yang
digunakan untuk aktivitas (1), (3) dan (5) dalam contoh ini adalah Discovery
Learning dengan sintaks sebagai berikut:
1. Memberi rangsangan (stimulation)
2. Mengidentifikasi masalah (problem statement)
3. Mengolah data (data collection)
4. Menverifikasi (data processing)
5. Menyimpulkan (generalization)
Adapun model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas (2), adalah
model Jigsaw dengan sintaks sebagai berikut:

1. pembentukan kelompok heterogen,

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. diskusi kelompok ahli,


3. diskusi kelompok asal,
4. presentasi,
5. evaluasi.
Adapun model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas (4) adalah model
inkuiri terbimbing dengan sintaks sebagai berikut:
1. Mengamati
2. Mengajukan pertanyaan
3. Mengajukan dugaan dan kemungkinan jawaban
4. Mengumpulkan data
5. Menganalisis data
6. Merumuskan kesimpulan
Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai
dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

Aktivitas 1

Magnet merupakan benda yang mampu menarik logam lain. Magnet


digunakan dalam kehidupan sehari-hari saat ini seperti pada mesin cuci, di
mana mesin cuci bisa berputar karena adanya motor listrik. Di mana dalam
motor listrik tersebut ada magnet agar motor listrik bergerak. Oleh karena
itu, kita perlu mempelajari bagaimana sifat magnet dan bagaimana cara
membuat magnet. Karena jika kita mengandalkan dari magnet tetap, atau
magnet asli dari alam. Peralatan yang memerlukan magnet akan kesulitan
melanjutkan produksi barang-barang dalam jumlah besar yang diperlukan
saat ini.

Pencapaian tujuan tersebut, Saudara akan melaksanakan aktivitas berikut: 1)


merumuskan, 2) praktik, 3) menyimpulkan, 4) presentasi. Aktivitas
pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.14.2, dan 4.14.4 dengan model

30
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

pembelajaran Discovery Learning. Pada pertemuan ke-1 ini, sintaks yang akan
dicapai yaitu: 1) Pemberian rangsangan, 2) Identifikasi masalah, 3)
Pengumpulan data, 4) Pengolahan data, 5) Pembuktian data, 6) Menarik
kesimpulan. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Sifat-sifat Magnet
Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Menjelaskan gaya magnet
b. Membuat magnet
c. Mempresentasikan sifat-sifat magnet

Alokasi Waktu: 3 x 45’


Alat dan Bahan yang digunakan:
1. magnet batang
2. tali
3. paku besar atau batang besi
4. Paku kecil
5. Jarum
6. Peniti
7. Baterai
8. Kawat kabel

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
yaitu tentang sifat-sifat magnet yang sudah dipelajari di SMP.

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat magnet


dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati dua magnet yang didekatkan, kemudian
menanggapi dengan memberikan komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan sifat-
sifat magnet melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Mengapa magnet tersebut tarik-menarik?
b. Mengapa magnet tersebut tolak-menolak?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 1. Gaya Magnet dan LKPD 2. Cara
Membuat Magnet
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet
Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 1 dan LKPD 2
Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang sifat-sifat magnet, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

32
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang sifat-sifat magnet
berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang induksi magnetik dan kemagnetan.

Aktivitas 2

Dalam bumi terdapat magnet besar yang dapat kita rasakan secara langsung
dengan melihat adanya penunjukkan arah dari jarum kompas. Selain itu,
tidak semua bahan bisa dijadikan untuk membuat magnet tidak tetap. Oleh
karena itu, kita akan mempelajari apa saja manfaat dari kemagnetan bumi,
bagaimana sifat mikroskopik dari bahan magnetik. Semuanya akan kita
pelajari pada aktivitas pembelajaran ke-2.

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.14.4, 3.14.5, 3.14.7,


3.14.9 dan 4.14.6, 4.14.7, 4.14.11 dengan model pembelajaran Jigsaw. Pada
pertemuan ke-2 ini, sintaks yang akan dicapai yaitu: 1) pembentukan
kelompok, 2) diskusi kelompok ahli, 3) diskusi kelompok asal, 4) presentasi,
5) evaluasi. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Kemagnetan Bumi, Kemagnetan Bahan, Fluks Magnet, Hukum Oersted,


dan Hukum Biot-Savart

Tujuan Aktivitas Pembelajaran

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik


mampu:
a. Menjelaskan kemagnetan bumi
b. Menjelaskan kemagnetan bahan dan fluks magnet
c. Menyelidiki adanya medan magnet di sekitar kawat yang dialiri arus
listrik.
d. Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat yang berarus listrik
e. Mengaplikasikan hukum Biot-Savart
Alokasi Waktu: 3 x 45’
Alat dan Bahan yang digunakan:
1. buku fisika materi kemagnetan
2. internet
3. baterai,
4. kabel penghubung,
5. kompas,
6. ampermeter,
7. saklar,
8. busur derajat,
9. kawat nikelin

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
yaitu tentang magnet bumi dan induksi magnetik yang sudah dipelajari
di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat magnet
dalam kehidupan sehari-hari

34
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Membentuk Kelompok Heterogen


4. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 4 sampai 6
orang tiap kelompok
5. Tiap kelompok dalam kelompok diberi LKPD 3. Kemagnetan Bumi,
LKPD 4. Kemagnetan Bahan dan Fluks magnet, LKPD 5. Percobaan
Oersted, dan LPKD 6. Hukum Biot-Savart
6. Setiap kelompok menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam
kelompok ahli
Diskusi Kelompok Ahli
7. Peserta didik yang membahas topik LKPD 1 bertemu dengan peserta
didik dari kelompok lain yang mendapat tugas membahas LKPD 1.
8. Peserta didik yang membahas topik lain juga bertemu untuk
menyelesaikan tugas LKPD yang sama.
9. Kelompok ahli mendiskusikan topik yang menjadi tanggung jawabnya.
Diskusi Kelompok Heterogen
10. Setelah tugas LKPD selesai, kelompok ahli kembali ke kelompok
heterogen asal untuk menjelaskan materi pada anggota lain.
11. Menyelesaikan tugas kelompok heterogen
Presentasi
12. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok heterogen
13. Kelompok heterogen lain menanggapi hasil presentasi
Evaluasi
14. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang
materi yang telah didiskusikan
15. Peserta didik mengerjakan tes individual.

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 3

Magnet memiliki medan magnet berada di kawat atau konduktor yang dialiri
arus listrik, di mana kawat berarus listrik akan menghasilkan induksi
magnetik. Hal ini akan menyebabkan gaya magnet atau disebut gaya Lorentz.
Hampir semua alat elektronika yang menghasilkan gerak menggunakan
prinsip gaya Lorentz. Dalam aktivitas pembelajaran ini akan kita bahas gaya
Lorentz.

Pencapaian tujuan tersebut, Saudara akan melaksanakan aktivitas berikut: 1)


merumuskan, 2) praktik, 3) menyimpulkan, 4) presentasi. Aktivitas
pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.14.12, dan 4.14.12 dengan
model pembelajaran Discovery Learning. Pada pertemuan ke-3 ini, sintaks
yang akan dicapai yaitu: 1) Pemberian rangsangan, 2) Identifikasi masalah, 3)
Pengumpulan data, 4) Pengolahan data, 5) Pembuktian data, 6) Menarik
kesimpulan. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Gaya Lorentz
Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Mengamati terjadinya gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan
magnet
b. Mengamati arah gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan magnet

Alokasi Waktu: 3 x 45’


Alat dan Bahan yang digunakan:
1. batang magnet dua buah
2. seutas kawat kabel serabut/alumunium foil 50 cm
3. adaptor
4. saklar jembatan 1 buah

36
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

5. ampermeter
6. rheostat 1 buah
7. statif 1 buah
8. kabel konektor

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang gaya Lorentz serta lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
hukum Biot-Savart
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat hukum Biot-
Savart dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati kawat yang dialiri arus listrik berada dalam
pengaruh medan magnet, kemudian menanggapi dengan memberikan
komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan gaya Lorentz
melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Mengapa kawat yang dialiri arus listrik bengkok?
b. Bagaimana jika kawat tersebut dijauhkan dari medan magnet?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 7. Gaya Lorentz
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan LKPD 7 dengan menggali informasi dari referensi yang
sudah disiapkan yaitu buku dan internet serta alat percobaan

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 7
Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang gaya Lorentz, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan
Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang gaya Lorentz berdasarkan
hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang gaya gerak listrik

38
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Aktivitas 4

Pada pembelajaran sebelumnya, kita pelajari bahwa kawat yang dialiri arus
listrik akan menghasilkan induksi magnet. Untuk pembelajaran ini adalah
kebalikannya yaitu bahwa magnet yang digerakkan berada dalam kumparan
akan menghasilkan arus listrik. Konsep ini disebut dengan gaya gerak listrik.

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.14.14, dan 4.14.14


dengan model pembelajaran inkuiri. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x
45’.

Gaya Gerak Listrik


Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan
menggunakan medan magnet
b. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi diri
c. Menyelidiki peristiwa induksi diri dalam kumparan
Alokasi Waktu: 3 x 45’
Alat dan Bahan yang digunakan:
1. sebuah magnet batang
2. sebuah kumparan
3. galvanometer
4. kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan
5. inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
6. galvanometer/voltmeter (1 buah)
7. magnet batang (2 buah)
8. kabel penghubung secukupnya

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang yaitu GGL Induksi dan GGL Induksi
Diri serta lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
gaya Lorentz
Mengamati
3. Peserta didik mengamati demontrasi guru tentang magnet batang yang
digerakkan di kumparan yang dihungkan dengan galvanometer
kemudian menanggapi dengan memberikan komentar
Mengajukan Pertanyaan
4. Peserta didik mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan
muncul antara lain:
a. Mengapa jarum penunjuk galvanometer bergerak?
b. Bagaimana gerakan jarum penunjuk galvanometer jika batang
magnet digerakkan lebih cepat?
Mengajukan Dugaan dan Kemungkinan Jawaban
5. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 5 sampai 6
orang tiap kelompok
6. Peserta didik mempelajari LKPD 8. GGL Induksi dan LKPD 9. GGL
Induksi Diri
7. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok mengajukan dugaan
dan kemungkinan jawabannya yaitu merancang sebuah percobaan
untuk membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan
menggunakan medan magnet pada LKPD 8 dan untuk menyelidiki
faktor GGL Induksi Diri disediakan dengan batuan LKPD 9
8. Peserta didik mengkonsultasikan rancangan pecobaannya kepada guru
dan memperbaiki rancangannya jika ada yang salah atau kurang

40
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Mengumpulkan Data
9. Pesera didik Peserta didik melaksanakan percobaan secara
berkelompok untuk membuktikan bahwa arus listrik dapat
dibangkitkan dengan menggunakan medan magnet dan untuk
menyelidiki faktor GGL Induksi Diri sesuai rancangan yang sudah
dibuat dengan penuh tanggungjawab
Menganalisis Data
10. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok untuk mengolah hasil
percobaan dan membuat laporan praktikum
Merumuskan Kesimpulan
11. Peserta didik Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya tentang hasil percobaannya, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi dengan memberikan masukan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang GGL Induksi dan GGL
Induksi Diri berdasarkan hasil diskusi dan menambahkan catatan yang
diperlukan
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang generator dan transformator

Aktivitas 5

Dunia akan gelap gulita pada malam hari dan di negara yang tidak setiap hari
melihat sinar matahari akan kesulitan melakukan aktivitas jika tidak
ditemukan pembangkit listrik atau dikenal dengan sebutan generator.

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Dengan adanya generator, listrik dihasilkan dan energi listrik mudah diubah
ke bentuk energi lain sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas pembelajaran ini
akan mempelajari tentang aplikasi dari magnet dan elektromagnet.

Pencapaian tujuan tersebut, Saudara akan melaksanakan aktivitas berikut: 1)


merumuskan, 2) praktik, 3) menyimpulkan, 4) presentasi. Aktivitas
pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.14.15, 4.14.14, dan 4.14.15
dengan model pembelajaran Discovery Learning. Pada pertemuan ke-1 ini,
sintaks yang akan dicapai yaitu: 1) Pemberian rangsangan, 2) Identifikasi
masalah, 3) Pengumpulan data, 4) Pengolahan data, 5) Pembuktian data, 6)
Menarik kesimpulan. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Generator dan Transformator


Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu memahami bahwa:
a. Suatu kumparan melingkupi medan magnet yang berubah-ubah, maka
pada penghantar timbul arus induksi (ggl induksi).
b. Prinsip kerja transformator sebagai alat pengubah tegangan listrik AC
Alokasi Waktu: 3 x 45’
Alat dan Bahan yang digunakan:
1. 1 buah kumparan 6500 lilitan.
2. 1 buah kumparan 1500 lilitan.
3. 1 buah milivoltmeter.
4. Kabel penghubung
5. Kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan
6. Multitester / voltmeter AC (0 – 150 v) (2 buah)
7. Catu daya (1 buah)
8. Inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
9. Kabel penghubung secukupnya

42
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
yaitu tentang gaya gerak listrik.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat generator
dan transformator dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati kumparan yang didekatkan dengan magnet
batang, kemudian menanggapi dengan memberikan komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
generator melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Bagaimana simpangan jarum penunjuk pada milivoltmeter?
b. Bagaimana pula simpangan jarum penunjuk pada milivoltmeter jika
kumparan diganti?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 10. Generator dan LKPD 11.
Transformator
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet
Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 10 dan LKPD 11

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang generator dan transformator, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan
Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang generator dan
transformator berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

44
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Gaya Magnet

Tujuan: Menyelidiki gaya magnet

Alat dan Bahan:

1. 2 magnet batang
2. tali

Langkah Kerja:

1. Gantunglah magnet batang pada seutas tali


2. Ambillah magnet yang lain, lalu dekatkan pada salah satu ujung magnet
yang digantung tadi. Apa yang terjadi?
3. Dekatkan ujung magnet yang Saudara pegang dengan ujung lain dari
magnet yang digantung. Apa yang terjadi?
4. Tukarlah ujung magnet yang Saudara pegang, lalu lakukan kembali
kegiatan di atas.
5. Saudara buat kesimpulan!

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2. Cara Membuat Magnet

Tujuan: Membuat magnet


Alat dan Bahan:
➢ magnet batang
➢ paku besar atau batang besi
➢ paku kecil
➢ jarum
➢ peniti
➢ baterai
➢ kawat kabel

Langkah Kerja
1) Dekatkan batang besi pada paku kecil, jarum dan peniti. Amati apakah
batang besi dapat menarik paku kecil, jarum dan peniti?
2) Gosoklah magnet pada batang besi secara berulang-ulang dengan satu
arah!
3) Dekatkan batang besi yang telah digosok dengan magnet pada paku kecil,
jarum dan peniti!
4) Buatlah kesimpulan!

46
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 3. Kemagnetan Bumi

Tujuan: Menjelaskan kemagnetan bumi

Alat dan Bahan:

➢ buku fisika materi kemagnetan

➢ internet

Langkah Kerja

1) Jawablah soal-soal berikut!

a) Apa bukti bahwa di dalam bumi ada magnet bumi?

b) Apa perbedaan antara inklinasi dengan deklinasi?

c) Mengapa kompas selalu menunjuk arah utara dan selatan?

d) Jelaskan pengaruh adanya lapisan magnetosfer!

e) Jelaskan tentang medan magnet bumi atau medan geomagnetik!

f) Ada teori yang menjelaskan asal dari medan magnet bumi yaitu
diantaranya teori geomagnet dan teori dinamo. Jelaskan masing-
masing teori tersebut!

2) Buatlah kesimpulan tentang kemagnetan bumi mulai dari bukti adanya


magnet bumi, asal usul magnet bumi sampai manfaat adanya magnet
bumi!

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 4. Kemagnetan Bahan


dan Fluks Magnet

Tujuan: Menjelaskan kemagnetan bahan dan fluks magnet


Alat dan Bahan:
➢ buku fisika materi kemagnetan
➢ internet

Langkah Kerja
1) Jawablah soal-soal berikut!
a. Apa yang dimaksud dengan benda magnet?
b. Apa kelemahan membuat secara induksi?
c. Bagaimana cara menentukan kutub magnet?
d. Apa yang dimaksud dengan magnet elementer?
e. Mengapa baja sukar menjadi magnet dibandingkan dengan besi?
f. Jelaskan tentang diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik!
g. Jelaskan tentang bahan antiferromagnetik!
h. Jelaskan tentang bahan ferrimagnetik dan ferrit!
i. Apa yang dimaksud dengan fluks magnetik?
j. Jelaskan tentang hukum Gauss untuk magnetisme!
k. Jelaskan tentang fluks magnet yang melalui bidang terbuka!

2) Buatlah kesimpulan!

48
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 5. Percobaan Oersted

Tujuan Percobaan:

1. Menyelidiki adanya medan magnet di sekitar kawat yang dialiri arus


listrik.
2. Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat yang berarus listrik.

Alat dan Bahan: baterai, kabel penghubung, kompas, ampermeter, saklar,


busur derajat, kawat nikelin

Langkah Kegiatan:

1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar berikut!

2. Aturlah letak kompas sehingga posisi jarum kompas sejajar dengan


penghantar pada saat saklar terbuka!
3. Tegangan baterai 3 V.

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Tutuplah saklar dan amati penyimpangan jarum kompas. Catatlah arah


penyimpangan dan ukurlah besar penyimpangan menggunakan busur
derajat!
5. Ukurlah kuat arus listrik menggunakan ampermeter!
6. Bukalah saklar dan ganti sumber tegangan 6 V, 9 V, dan 12 V!

Hasil Pengamatan

Saudara isi besar simpangan () dan kuat arus listrik (i) pada tabel berikut!

No Tegangan Arah simpangan Besar simpangan () Kuat arus listrik (i)
(V) (kiri/kanan)

1 3

2 6

3 9

4 12

Pertanyaan:

1. Mengapa jarum kompas menyimpang ketika saklar ditutup?


2. Apa pengaruh tegangan yang digunakan terhadap besar simpangan
jarum kompas dan kuat arus listrik?
3. Buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik (i) dengan besar
simpangan () jarum kompas!

50
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 6. Hukum Biot-Savart

Tujuan: Mengaplikasikan hukum Biot-Savart

Alat dan Bahan:

➢ buku fisika materi kemagnetan


➢ internet

Langkah Kerja

1) Jawablah soal-soal berikut!

a) Kapan kumparan yang dialiri arus listrik dikatakan sebagai solenoida?

b) Dua kawat panjang sejajar seperti pada gambar di bawah ini. Kuat
arus pada masing-masing kawat 9 A dan 6 A. Bila jarak antara kedua
kawat 1,5 m. Di mana letak suatu titik terhadap titik Q yang memiliki
induksi magnetik = nol?

c) Kawat melingkar dengan jari-jari 60 cm dan dilalui arus listrik 10 A.


Suatu titik terletak pada sumbu lingkaran kawat sejauh 80 cm dari
pusat lingkaran. Apabila suatu titik yang terletak pada sumbu
lingkaran sejauh r terhadap kawat melingkar memuliki harga sin  =
0,75. Berapa besarnya besar induksi magnetik di titik tersebut?

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d) Kawat penghantar berbentuk lingkaran dengan jari-jari 8 cm dan


dialiri arus listrik sebesar 10 A. Tentukan besar induksi magnetik di
pusat lingkaran!

e) Suatu kumparan terdiri atas 1000 lilitan dan memiliki diameter


penampang kumparan 4 cm. Panjang kumparan 25,12 cm dan kuat
arus yang lewat pada kawat kumparan 10 A. Berapa induksi magnetik
pada suatu titik yang terletak di ujung panjang sumbu kumparannya?

f) Sebuah kumparan dengan 300 lilitan dialiri arus 2 A dibengkokkan


membentuk lingkaran (toroida) dengan jari-jari 5 cm. Tentukan
induksi magnetik di sumbu toroida!

2) Simpulkan rumusan hukum Biot-Savart

52
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 7. Gaya Lorentz

Tujuan Percobaan
➢ Mengamati terjadinya gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan
magnet
➢ Mengamati arah gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan magnet

Alat dan Bahan:


➢ batang magnet dua buah
➢ seutas kawat kabel serabut / alumunium foil 50 cm
➢ adaptor
➢ saklar jembatan 1 buah
➢ ampermeter
➢ rheostat 1 buah
➢ statif 1 buah
➢ kabel konektor

Langkah Percobaan
a) Rangkailah alat seperti gambar berikut!

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b) Letakkan di kiri dan kanan kawat magnet batang, atur kedudukan


rheostat, hubungkan saklar, lalu amati apa yang terjadi pada kawat?
c) Ulangi percobaan di atas! Ubah letak batang magnet di atas dan di bawah
dari kawat
d) Ulangi percobaan di atas! Ubah arus listrik

Data Hasil Pengamatan

Kesimpulan

54
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 8. GGL Induksi

Tujuan
Membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan menggunakan
medan magnet.

Alat dan Bahan:


a. sebuah magnet batang
b. sebuah kumparan
c. galvanometer

Cara Kerja
1. Hubungkan ujung-ujung kumparan dengan kawat penghantar pada
galvanometer!
2. Letakkan magnet batang di depan kumparan-kumparan, jangan
digerakkan! Perhatikan posisi jarum penunjuk pada galvanometer!
Apakah jarum penunjuk galvanometer bergerak?

3. Doronglah magnet batang ke dalam kumparan dengan kutub utara di


depan! Perhatikan posisi jarum penunjuk pada galvanometer! Apakah
jarum penunjuk galvanometer bergerak? Ke arah mana bergeraknya?

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Keluarkan magnet batang dari dalam kumparan! Perhatikan posisi jarum


penunjuk pada Galvanometer! Apakah jarum penunjuk Galvanometer
bergerak? Ke arah mana bergeraknya?
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan ini!

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 9. GGL Induksi Diri

Tujuan
➢ Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi diri
➢ Menyelidiki peristiwa induksi diri dalam kumparan

Alat dan Bahan:


➢ kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan
➢ inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
➢ galvanometer/voltmeter (1 buah)
➢ magnet batang (2 buah)
➢ kabel penghubung secukupnya

Langkah Kegiatan
1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar di bawah (gunakan
kumparan 300 lilitan).

56
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

2. Amati apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang
dipegang di atas kumparan tanpa digerakkan?
3. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang ditarik ke
atas perlahan-lahan menjauh kumparan?
4. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang
digerakkan secara perlahan-lahan menjauhi dan mendekati kumparan?
5. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang
digerakkan secara cepat menjauhi dan mendekati kumparan?
6. Apa yang terjadi jika menggunakan dua buah magnet batang dengan cara
disatukan.
7. Lakukan percobaan berikutnya dengan menggunakan kumparan 600,
1200, dan 12000 lilitan. Catat dan masukkan hasilnya dalam tabel
berikut ini.
Jumlah lilitan 300 600 1200 12.000
Simpangan Galvanometer

8. Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi besarnya ggl induksi?


Sebutkan!
9. Kesimpulan apa yang Saudara peroleh dari hasil percobaan ini? Jelaskan!

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 10. Generator

Tujuan: Suatu kumparan melingkupi medan magnet yang berubah-ubah,


maka pada penghantar timbul arus induksi (ggl induksi).

Alat
➢ 1 buah kumparan 6500 lilitan.
➢ 1 buah kumparan 1500 lilitan.
➢ 1 buah milivoltmeter.
➢ Kabel konektor.

Langkah kerja
a). Rangkai alat seperti pada gambar di bawah ini

(Sumber: Modul Fisika SMK 2004 E-Book Pdf. Penulis: Hainur Rasjid)

b) Gunakanlah kumparan 500 lilitan.


c) Gerakkanlah magnet batang menjauhi dan mendekati kumparan.
d) Catatlah besar arus induksi yang terjadi
e) Ulangi langkah di atas dengan mengubah kumparan 1000 lilitan.
f) Bandingkan hasilnya antara arus induksi pada kumparan 500 lilitan
dengan kumparan 1000 lilitan.
g) Jika gerakan maju mundur magnet dipercepat, bagaimana dengan arus
induksi pada kedua kumparan tersebut.
h) Tuliskan kesimpulan dari percobaan generator sederhana di atas.

58
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 11. Transformator

Tujuan: Prinsip kerja transformator sebagai alat pengubah tegangan listrik


AC

Alat dan Bahan:


➢ kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan
➢ multitester / voltmeter AC (0 – 150 v) (2 buah)
➢ catu daya (1 buah)
➢ inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
➢ kabel penghubung secukupnya

Langkah Kegiatan
1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar di bawah.
2. Pasanglah kumparan primer (kumparan 1) dan kumparan sekunder
(kumparan 2) dengan jumlah lilitan yang berbeda, lalu ukurlah dengan
voltmeter pada
kumparan primer dan sekunder catat hasil pengukurannya.

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Ulangi langkah no. 2 dengan mengganti-ganti kumparan 1 atau kumparan


2 seperti pada tabel di bawah.
No Kumparan Kumparan Tegangan Tegangan N2/N1 V2/V1 N1.V2/N2.V1
(N1) (N2) (V1) (V2)
1 300 1200
2 600 12.000
3 600 12.000
4 1200 600
5 1200 12.000
6 12.000 1200

4. Apakah yang dimaksud dengan efisiensi transformator dari hasil


percobaan di atas? Jelaskan!
5. Kesimpulan apakah yang Saudara peroleh dari percobaan tersebut?

60
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

C. Bahan Bacaan

Magnet

1. Kutub Magnet

Setiap magnet, apapun bentuknya selalu mempunyai dua kutub magnet yaitu
kutub utara dan kutub selatan. Hal tersebut bisa kita lihat pada magnet jarum
yang dapat berputar pada porosnya yaitu kompas. Dalam keadaan diam,
salah satu ujung magnet akan menunjuk ke arah utara, sedangkan ujung yang
lain menunjuk ke arah selatan. Ujung kompas yang menunjuk ke arah utara
disebut kutub utara, sedangkan ujung kompas yang menunjuk ke arah
selatan disebut kutub selatan. Kita dapat membuat kompas sederhana
dengan cara meletakkan magnet batang yang kecil pada sebatang kayu di
dalam mangkok. Magnet akan bergerak bebas mengarah ke posisi utara-
selatan. Magnet dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran meliputi magnet
batang, tapal kuda, dan cakram. Jika dua magnet saling didekatkan, mereka
saling mengerahkan gaya, yaitu gaya magnet. Jika dua kutub utara saling
didekatkan, kedua kutub tersebut akan tolak-menolak. Demikian juga halnya
jika dua kutub selatan saling didekatkan. Namun, jika kutub utara salah satu
magnet didekatkan ke kutub selatan magnet lain, kutub-kutub tersebut akan
tarik-menarik. Aturan untuk kutub-kutub magnet tersebut berbunyi: Kutub-
kutub senama tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama tarik-menarik.
Kutub magnet selalu ditemukan berpasangan, kutub utara dan kutub selatan.
Jika sebuah magnet dipotong menjadi dua buah, dihasilkan dua magnet yang
lebih kecil masing-masing mempunyai satu kutub utara dan satu kutub
selatan. Prosedur ini dapat diulang-ulang, namun selalu dihasilkan sebuah
magnet lengkap yang terdiri dari dua kutub (Gambar 6).

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Sifat kutub-kutub kemagnetan


(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

2. Medan Magnet

Medan magnet adalah daerah di mana sebuah benda yang berada dalam
ruang tersebut mendapat gaya magnet. Semakin besar kekuatan magnet,
semakin besar pula medan magnetnya. Medan magnet digambarkan sebagai
garis-garis lengkung yang disebut garis gaya magnet (Gambar 7). Garis gaya
magnet bermula di kutub utara dan berakhir di kutub selatan. Bila magnet-
magnet kecil diletakkan dalam medan magnet, maka magnet-magnet kecil
akan menempatkan dirinya menurut garis gaya magnet. Bentuk garis gaya
magnet dinyatakan dengan spketrum magnet.

Gambar 7. Garis gaya magnet pada serbuk besi


(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

Gambar 8 menggambarkan garis-garis gaya yang terdapat di antara kutub-


kutub senama dua magnet batang. Pola serbuk besi memperlihatkan kutub-
kutub sejenis tolak-menolak. Gambar 9 menggambarkan garis gaya magnet
yang terdapat di antara kutub-kutub tak senama dua buah magnet batang.

62
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 8. Kutub sejenis tolak-menolak


(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

Gambar 9. Kutub sejenis tarik-menarik


(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

Medan magnet yang ada di sekitar magnet dapat digambarkan dengan garis
gaya magnet yang keluar dari kutub utara menuju ke kutub selatan.

Gambar 10. Garis gaya magnet

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Garis-garis gaya magnet tidak pernah berpotongan

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Garis-garis gaya magnet selalu mengarah radial keluar dari kutub utara
menuju ke kutub selatan

c. Kuat medan magnet dinyatakan dengan rapat dan renggangnya garis


gaya magnet (yang rapat menyatakan medan gaya magnet yang kuat dan
dan yang renggang menyatakan medan gaya magnet yang lemah)

3. Kemagnetan Bumi

Bumi dapat dianggap sebagai magnet yang sangat besar (Gambar 11). Kutub
selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi, sedangkan kutub
utaranya berada di sekitar kutub selatan bumi. Oleh karena itu, jarum
kompas selalu mengarah kurang lebih ke arah utara-selatan.

Gambar 11. Bumi sebagai magnet


Penyimpangan arah jarum kompas dari arah utara-selatan yang sebenarnya
disebut deklinasi. Sedangkan inklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh
magnet jarum dengan arah mendatar. Inklinasi di berbagai tempat di bumi
tidak sama. Inklinasi yang terbesar (90) terdapat di dua tempat yaitu di
belahan bumi utara dan di belahan bumi selatan. Tempat-tempat ini disebut
kutub magnet bumi. Garis yang menghubungkan tempat-tempat di bumi yang
inklinasinya nol disebut khatulistiwa magnet bumi (aklin).

64
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

4. Sifat Kemagnetan Suatu Bahan

Berdasarkan kuat atau lemahnya pengaruh medan magnet terhadap suatu


bahan, maka bahan-bahan tersebut dapat kita bagi menjadi tiga golongan,
yaitu:

a. Bahan Ferromagnetik

Bahan yang ditarik dengan kuat oleh medan magnet disebut bahan
ferromagnetik. Contoh: baja, besi, kobalt, nikel

Gambar 12. Bahan ferromagnetik


Keterangan Gambar 12 di atas, pada awalnya bahan ferromagnetik belum
dipengaruhi oleh medan magnet dari luar. Resultan medan magnetnya masih
belum teratur atau terarah. Kemudian bahan tadi dipengaruhi oleh medan
magnet dari luar sehingga resultan medan magnet bahan menjadi terarah
sesuai dengan medan magnet yang mempengaruhi. Setelah medan magnet
luar dihilangkan, ternyata resultan medan magnet bahan tadi masih tetap
terarah dan tidak kembali seperti semula.

Hal ini dikarenakan bahan ferromagnetik dapat menimbulkan induksi besar.


Berarti permeabilitas bahan juga besar, dan lebih besar dari nol. Bahan
seperti ini sangat mudah untuk dibuat magnet permanen.

b. Bahan Paramagnetik

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bahan paramagnetik adalah bahan yang ditarik dengan lemah oleh magnet.
Bila bahan ini diberi pengaruh medan magnet, maka sebagian besar magnet
atomisnya mengikuti arah medan magnet dan ada sebagian kecil justru
melawan arah medan luar.

Gambar 13. Bahan paramagnetik


Dalam pengaruh medan magnet luar, bahan paramagnetik termasuk cukup
baik, karena dapat menimbulkan medan magnetik yang cukup besar, berarti
permeabilitas bahan lebih tinggi dari 0, tetapi masih lebih kecil bila
dibanding bahan ferromagnetik. Contoh bahan paramagnetik: mangan,
platina, alumunium, magnesium, timah, wolfram oksigen, dan udara.

c. Bahan Diamagnetik

Bahan diamagnetik adalah bahan yang ditolak oleh magnet meskipun bahan
ini bukan magnet. Bahan ini sangat sulit dipengaruhi oleh medan magnet
luar, bahkan apabila diberi pengaruh medan magnet dari luar, maka resultan
medan atomisnya akan membentuk arah yang melawan arah medan magnet
luar.

Bila magnet ini dimasukkan ke dalam medan magnet luar, maka akan
menimbulkan induksi magnet yang lebih kecil dibanding bahan
paramagnetik. Berarti bahwa  bahan lebih kecil dari 0. Contoh bahan
diamagnetik: mismuth, timbal, antimon, air raksa, perak emas, air, fosfor, dan
tembaga.

66
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 14. Bahan diamagnetik


Keterangan: arah panah ke kiri adalah arah medan atomis.

5. Flux Magnetik ()

Agar lebih mudah memahami tentang fluks magnetik, maka fluks magnetik
digambarkan sejumlah garis medan magnetik yang memotong tegak lurus
suatu bidang. Fluks magnetik  didefinisikan sebagai hasil kali antara
komponen induksi magnetik tegak lurus bidang B ⊥ dengan luas bidang A
atau secara matematis ditulis dalam persamaan:

Gambar 15. Sudut antara arah B dengan arah normal bidang

 = (B cos ) . A ..( 1)

dengan:  = fluks magnetik (weber = Wb)

B = induksi magnetik (tesla = T)

 = sudut antara arah B dengan arah normal bidang

A = luas penampang (m2)

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal

Suatu kumparan yang panjangnya 25 cm dan lebarnya 8 cm diletakkan dalam


medan magnetik homogen dengan induksi magnetik 20  10-4 T. Tentukan
fluks magnetik yang menembus kumparan tersebut, jika arah induksi
magnetik:

a. searah dengan arah normal bidang persegi panjang!

b. membentuk sudut 30 terhadap bidang persegi panjang!

Penyelesaian

Diketahui: A = 25 cm  8 cm = 200 cm2 = 200  10-4 m2

B = 20  10-4 T

Ditanya: ?

Jawab: Fluks magnetik  dihitung dengan persamaan  = (B cos ) . A

a) B searah dengan n artinya  = 0, cos 0 = 1

 = (20  10-4 ) ( 1 ) (200  10-4)

 = 4  10-5 Wb

b) B membentuk sudut 30 terhadap bidang, artinya:  = 90 – 30 = 60,

cos 60 = ½

 = (20  10-4 ) ( ½ ) (200  10-4)

 = 2  10-5 Wb

68
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

6. Hipotesis Weber

Untuk menjelaskan berbagai hal tentang magnet, Weber menggunakan


beberapa hipotesis (dugaan) sebagai berikut:

a. Besi dan baja terdiri dari atom-atom magnetik yang dinamakan magnet
elementer. Masing-amsing atom mempunyai kutub utara dan kutub
selatan. Bila magnet batang dipotong menjadi dua bagian atau lebih, maka
bagian-bagian itu sendiri merupakan magnet baru. Pemotongan dapat
dilanjutkan sampai bagian yang terkecil (atom magnet) selalu terdapat
dua kutub magnet.
b. Magnet elementer besi mudah diarahkan, sedangkan magnet elementer
baja sulit diarahkan. Oleh karena itu besi mudah dijadikan sebagai
magnet, sedangkan baja lebih sulit dijadikan magnet tetapi sekali baja
menjadi magnet maka magnet baja sulit dihilangkan atau disebut dengan
magnet permanen.
c. Pada besi dan baja yang tidak bersifat magnet, letak magnet elementernya
tidak teratur. Sebagian besar magnet elementer membentuk lingkaran
tertutup. Kutub utara magnet elementer berhadapan dengan kutub
selatan magnet elementer yang lain.
d. Pada besi atau baja yang bersifat magnet, letak magnet elementernya
teratur. Kutub-kutub utara magnet mengarah arah yang sama sedangkan
kutub-kutub selatan magnet mengarah yang berlawanan.

7. Cara Membuat Magnet

a. Induksi Magnetik

Menginduksikan magnet adalah memberikan sifat magnet kepada besi atau


baja tanpa disentuhkan. Caranya adalah dengan mendekatkan sebatang besi
atau baja ke magnet batang yang kuat (Gambar 16). Ujung besi yang dekat ke
salah satu kutub magnet akan memperoleh kutub yang berlawanan dengan

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kutub magnet itu. Misal, A adalah kutub utara magnet batang. Ujung C pada
batang besi (misalnya paku) menjadi kutub selatan. Jika ujung D dicelupkan
ke dalam serbuk besi, maka ada serbuk besi yang melekat pada paku.

Gambar 16. Induksi magnet

b. Sentuhan/Gosokan

Cara membuat magnet yang paling sederhana adalah menyentuhkan besi


atau baja dengan magnet batang. Ada dua cara mengerjakannya, yaitu
sentuhan tunggal dan sentuhan bercabang (Gambar 17). Pada sentuhan
tunggal (Gambar 17 a), batang besi atau baja disentuh beberapa kali dari
ujung ke ujung dengan menggunakan magnet permanen. Cara membuat
magnet sentuhan yang baik adalah dengan metode sentuhan bercabang. Pada
metode ini, batang digosok secara serempak dari tengah ke ujungnya dengan
dua kutub magnet batang yang berlawanan (Gambar 17 b)

Gambar 17. Cara membuat dengan gosokan magnet

70
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Hukum Biot-Savart

Di sekeliling kawat penghantar yang berarus listrik terdapat medan magnet.


Arah medan magnet tergantung dari arah arus listrik. Kuat medan magnet di
sekitar kawat berarus listrik tergantung pada kuat arus listrik dan jarak
suatu titik terhadap kawat. Untuk mengetahui lebih dalam hasil pengamatan
Oersted dan pengaruh yang ditimbulkan, mari kita pelajari bahasan berikut
ini

1. Percobaan Oersted

Perhatikan percobaan pada gambar di bawah ini

Gambar 18. Rangkaian percobaan Oersted

Ketika saklar masih terbuka, jarum kompas yang diletakkan di bawah


penghantar berarah utara-selatan (Gambar 18.a). Jika saklar ditutup, arus
listrik mengalir, ternyata jarum kompas menyimpang dari kedudukan semula
(Gambar 18.b). Jika arah arus diubah dengan menukar letak kutub-kutub
baterai, jarum kompas menyimpang kearah yang berlawanan dari percobaan
b (Gambar 18.c). jika sebelumnya jarum kompas menyimpang ke kiri, maka
dengan berbaliknya arus yang melalui penghantar, jarum kompas
menyimpang ke kanan.

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Apabila jarum kompas diletakkan di atas penghantar seperti Gambar 18.d.


Jarum kompas berputar ke arah yang berlawanan dengan arah perputaran
ketika kedudukan seperti gambar sebelumnya. Arah putaran jarum kompas
yang diletakkan di atas penghantar ditunjukkan Gambar 18.e dan Gambar
18.f

Gambar 18. Rangkaian percobaan Oersted

Dari percobaan Oersted dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Di sekitar penghantar yang dialiri arus listrik terdapat medan magnetik.

 Arah gaya magnetik yang menyimpangkan jarum kompas bergantung


pada arah arus listrik yang mengalir dalam penghantar.

2. Hubungan Medan Magnetik, Kuat Arus, dan Jarak antara jarum Kompas
dari Penghantar

Penyimpangan arah jarum kompas di sekitar penghantar berarus


menunjukkan adanya medan magnetik. Besar kecilnya medan magnetik pada
penghantar berarus listrik dapat diketahui oleh besar kecilnya sudut
penyimpangan jarum kompas. Untuk menyelidiki hubungan antara medan
magnetik B dengan kuat arus listrik i, kita perbesar kuat arus I dengan cara
menambah baterai, misal; dari satu baterai menjadi dua baterai, kemudian
kita amati sudut penyimpangan jarum kompas. Ternyata sudut

72
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

penyimpangannya menjadi lebih besar, yaitu menjadi dua kali semula. Kita
simpulkan bahwa medan magnetik B sebanding dengan kuat arus listrik (B 
i).

Apabila jarak antara jarum kompas dari penghantar a yang berarus listrik (i),
kita jauhkan menjadi dua kali semula, ternyata sudut simpangannya menjadi
lebih kecil, yaitu menjadi setengah kali semula. Kita simpulkan bahwa medan
magnet B yang ditimbulkan oleh penghantar berarus listrik berbanding
terbalik dengan jarak antara titik (jarum kompas) dari penghantar (a), atau
secara matematis : B  1/a

Gambar 19. Induksi magnet di titik P

Dua kesimpulan di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besar


kecilnya medan magnetik di sekitar panghantar panjang lurus berarus listrik
yang dinyatakan dengan persamaan:

i
B=k
a ….(2)

di mana: k = tetapan yang besarnya 2  10-7 N/A2

B = medan magnet (Wb/m2)

i = arus listrik (A)

a = jarak titik ke kawat (m)

Contoh Soal

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kawat lurus yang dialiri arus listrik sebesar 10 A dari arah timur ke barat.
Tentukan besar dan arah induksi magnetik di titik P yang berada tepat di
bawah kawat tersebut berjarak 10 cm!

Penyelesaian

Diketahui: i = 10 A

a = 10 cm = 10-1 m

Ditanya: B?

i
Jawab: B = k
a

10
= 2  10-7
10 −1

= 2  10-5 Wb/m2

Arah induksi magnet dapat ditentukan dengan kaidah genggaman tangan


kanan. Arus listrik berarah dari timur ke barat. Dengan demikian, titik P yang
berada di bawah kawat akan memiliki induksi magnet berarah ke selatan.
Jadi besar induksi magnet di titik P adalah 2  10-5 Wb/m2 dengan arah ke
selatan.

3. Percobaan Biot-Savart

74
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 20. Induksi magnet akibat kawat melingkar berarus listrik

Induksi magnetik di titik P yang ditimbulkan oleh elemen arus sepanjang l


yang dilalui arus listrik i dan berjarak r, maka induksi magnetik di titik P
semakin besar bila:

• Arus listrik yang mengalir diperbesar

• Elemen arus listrik diperpanjang

• Jarak titik P terhadap elemen arus diperkecil

• Sinus sudut antara garis singgung pada elemen arus dengan garis r
diperbesar

• Arah induksi magnetik di titik P selalu tegak lurus dengan garis r.

Berdasarkan hasil percobaan di atas, secara matematis dapat ditulis sebagai


berikut:

i.dl. sin .
dB = k
r2 …(3)

dB = besar induksi magnetik (wb/m)

k = konstanta = 10-7 wb/A.m

dl = panjang elemen arus listrik (m)

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

i = arus listrik (A)

 = sudut antara arah arus listrik dengan r

r = jarak antara dl dengan titik P (m)

a. Induksi Magnetik di Sekitar Kawat Lurus Berarus Listrik

Akibat elemen berarus listrik sepanjang dl dan sejauh PQ terhadap titik P,


maka besar induksi magnetik di titik P menurut percobaan Biot-Savart
adalah:

Gambar 21. Induksi magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik


i
B= k (sin . 2 − sin .1 )....(3)
a

Berdasarkan Gambar 22 di bawah, persamaan di atas dapat ditulis:

Gambar 22. Induksi magnetik di sekitar kawat lurus pendek berarus listrik

76
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

i
B = k [cos. − cos(180 −  )]....(4)
a

Sudut 180 -  dan  merupakan sudut yang dibentuk oleh arah arus listrik
dengan jarak titik P ke masing-masing batas elemen arus.

1) Induksi magnetik di sekitar kawat lurus pendek berarus listrik

Persamaan yang telah kita temukan adalah besarnya induksi magnetik di


sekitar kawat lurus pendek berarus listrik, yaitu:

i
B = k [cos. − cos(180 −  )]...(5)
a

2) Induksi magnetik di sekitar kawat lurus panjang berarus listrik

Dalam hal ini berlaku:  = 0 dan  = 0, sehingga diperoleh:

i
B = 2 k .....(6)
a

Dengan: B = induksi magnetik (T)

i = arus listrik (A)

a = jarak antara kawat penghantar dengan suatu titik (m)

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal

Perhatikan gambar di bawah ini!

panjang kawat QR = 8 m dan jarak PR = 10 m. Berapa induksi induksi


magnetik di titik P karena pengaruh arus listrik sepanjang kawat QR?

Penyelesaian

(PQ)2 = (PR)2 – (QR)2

a2 = 102 - 82

a=6m

i
B = k [cos.90 − cos(180 −  )]
a

10 −7.3
= [0 − (− cos. )]
6

 8
= 5. 10-8 [0 –  −  ] = 4. 10-8 tesla
 10 

Contoh Soal

Dua kawat panjang sejajar seperti pada gambar di bawah ini. Kuat arus pada
masing-masing kawat 9 A dan 6 A. Bila jarak antara kedua kawat 1,5 m.
Berapa besar induksi magnetik di titik P dan ke mana arahnya?

78
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Penyelesaian

i1
B1 = 2 k
PQ

9
= 2 . 10-7
0,75

= 2,4 . 10-6 tesla

i2
B2 = 2 k
PR

6
= 2 . 10-7
0,75

= 1,6 . 10-6 tesla

Bp = B1 - B2

= 2,4 . 10-6 - 1,6 . 10-6 = 8. 10-7 tesla

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Induksi magnetik di Sekitar Arus Listrik Melingkar

Gambar 23. Induksi magnetik di sekitar arus listrik melingkar

Titik P terletak di sumbu kawat melingkar berarus listrik berjarak r terhadap


dl. Besarnya induksi magnetik di sekitar elemen arus menurut Amper atau
Biot-Savart adalah:

i.dl
dB = k
r2

Vektor dB dapat diuraikan menjadi dB cos  dan dB sin . Dalam hal ini
komponen vektor dB cos  tiap elemen arus sepanjang lingkaran kawat
saling meniadakan, maka yang tinggalah hanya komponen-komponen dB sin
 tiap elemen arus sepanjang lingkaran kawat melingkar yang arahnya
searah dan sejajar pada sumbu lingkaran (PO). Sehingga resultan induksi
magnetik di titik P merupakan jumlah aljabar masing-masing induksi
magnetik oleh masing-masing elemen sepanjang kawat melingkar.

 o .i.R. sin .
Bp = …(4)
2r 2

Dengan: O = 4.10-7 T.m/A

i = kuat arus listrik (A)

R = jari-jari lingkaran (m)

80
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

r2 = R2 + x2

Contoh Soal

Kawat melingkar dengan jari-jari 60 cm dan dilalui arus listrik 10 A. Suatu


titik terletak pada sumbu lingkaran kawat sejauh 80 cm dari pusat lingkaran.
Berapa induksi magnetik di titik tersebut?

Penyelesaian

Diketahui: i = 10 A

R = 0,6 m

x = 0,8 m

Ditanya: B?

Jawab: r2 = R2 + x2

= (0,6)2 + (0,8)2

r =1m

i.2R. sin .
B= k
r2

10 −7.10.2.3,14.0,6. 01, 6
=
12

= 2,26 . 10-6 tesla

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Induksi magnetik di pusat kawat melingkar yang berarus listrik

Gambar 24. Induksi magnetik di pusat kawat melingkar yang berarus listrik

 o .i.R. sin .90  o .i


Bo = 2
→ Bo = ....(5)
2R 2R

Contoh Soal

Lingkaran kawat terletak pada bidang horizontal dengan jari-jari lingkaran


4 cm dan dilalui arus listrik 10 A. Tentukan induksi magnetik di pusat
lingkaran dan ke mana arahnya bila arah arus listriknya searah putaran
jarum jam?

Penyelesaian

Diketahui: R = 4 cm = 4 . 10-2 m

i = 10 A

Ditanya Bo?

 o .i
Jawab: Bo =
2R

4k.i
=
2R

82
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

4 .10 −7.10
= = 5 . 10-5 tesla.
2.4 .10 −2

Arah Bo ke atas

d. Induksi magnetik di pusat kumparan tipis

Pada dasarnya sama dengan induksi magnetik di pusat kawat melingkar dan
bedanya hanya pada jumlah lilitannya, dalam hal ini lilitan lebih dari satu.
 o .i
Induksi magnetik di pusat kawat melingkar: Bo =
2R

Gambar 25. Induksi magnetik di pusat kumparan tipis

Berdasarkan rumus tersebut, maka induksi magnetik di pusat kumparan tipis


adalah:

 o .i.N
Bo = ...(6)
2R

Contoh Soal

Suatu kumparan tipis terdapat 10 lilitan dengan jari-jari lingkaran 12 cm. Bila
pada kumparan tersebut mengalir arus listrik 6 A, berapa besar induksi
magnetik di pusat lingkaran?

Penyelesaian

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diketahui: N = 10 lilitan

R = 12 cm = 0,12 m

i=6A

Ditanya: Bo?

 o .i.N
Jawab: Bo =
2R

4 .10 −7.6.10
=
2.0,12

= 3,14 . 10-4 tesla

e. Induksi Magnetik pada Sumbu Kumparan Tidak Tipis (Solenoida)

Gambar 26. Induksi magnetik pada solenoida

Untuk seluruh lilitan sepanjang l menimbulkan induksi magnetik di titik P


adalah:

 o .i.N
B= [cos 1 – cos2) .. (7)
2.l

84
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Induksi magnetik pada sumbu kumparan panjang (Solenoida)

Solenoida adalah kumparan panjang dengan lilitan yang rapat. Ketentuan


suatu kumparan disebut solenoida adalah bila panjang kumparan 5 kali lebih
besar panjang diameter penampang kumparan (l > 5d). Medan magnet yang
ditimbulkan oleh kumparan lebih kuat daripada medan magnet yang
ditimbulkan oleh sebuah lingkaran. Bila di dalam kumparan ditempatkan inti
besi lunak, maka kemagnetan menjadi lebih kuat. Susunan kumparan dengan
inti besi lunak di dalamnya disebut elektromagnet.

Elektromagnet mempunyai sifat yaitu kemagnetan semakin kuat bila lilitan


semakin banyak, arus listrik semakin besar, kemagnetan hilang sama sekali
jika arus listrik diputus, kekuatan magnet dapat diubah dengan mengubah
kuat arus listrik, dan kutub-kutub elektromagnet dapat dibalik.

1) Induksi magnetik di tengah-tengah panjang solenoida

Berdasarkan persamaan (7), dalam hal ini:

1 = 0 dan 2 =180

 o .i.N
B= ..(8)
.l

2) Induksi magnetik di ujung panjang solenoida

Dalam hal ini:

1 = 0 dan 2 =90

Diperoleh persamaan:

 o .i.N
B= ...(9)
2.l

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal

Suatu kumparan terdiri atas 1000 lilitan dan memiliki diameter penampang
kumparan 4 cm. Bila panjang kumparan 25,12 cm dan kuat arus yang lewat
pada kawat kumparan 10 A, berapa induksi magnetik pada suatu titik yang
terletak di tengah-tengah panjang sumbu kumparannya?

Penyelesaian

Diketahui: N = 1000 lilitan, d = 4 cm

i = 10 A, l = 25,12 cm = 25,12 10-2 m

Ditanya: B di tengah?

 o .i.N
Jawab: B =
.l

4 .10 −7.10.1000
=
25,12.10 −2

= 5 . 10-2 tesla

f. Induksi Magnetik di Pusat Toroida

Arus listrik yang melalui toroida menimbulkan garis-garis medan magnetik


membentuk lingkaran dengan jari-jari rata-rata R. Maka induksi magnetik di
dalam kumparan (di titik P) adalah sama dengan induksi magnetik di tengah-
 o .i.N
tengah panjang sumbu solenoida, yaitu: Bp =
.l

86
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 27. Induksi magnetic di pusat toroida


(Sumber: Fisika SMU 1999. Penulis: A.R. Supriyadi)

Karena l adalah panjang kumparan-kumparan toroida yang berupa keliling


lingkaran, maka l = 2R. Sehingga persamaan di atas menjadi:

 o .i.N
Bp = ...(10)
2R

N = banyak kumparan

i = arus listrik (A)

R = jari-jari (m)

Contoh Soal

Sebuah toroida dengan jari-jari 20 cm dialiri arus listrik sebesar 10 A. Jika


kuat medan magnet yang ditimbulkan oleh sebuah toroida sebesar 1,8.10-4 T.
Berapa banyak lilitan toroida tersebut?

Penyelesaian

Diketahui: R = 20 cm = 0,2 m

B = 1,8.10-4 T

i = 10 A

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ditanya: N?

 o .i.N
Jawab: B=
2R

4 .10 −7 .10.N
1,8.10-4 T =
2 .0,2

N = 18 lilitan

Gaya Lorentz

Suatu penghantar berarus listrik yang berada dalam medan magnetik akan
mengalami gaya yang disebut gaya Lorentz. Arah gaya Lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (i) dan arah induksi magnetik (B).

1. Gaya Lorentz pada Kawat Penghantar dalam Medan Magnet

Gambar 28. Gaya Lorentz pada kawat penghantar dalam medan magnet

Berdasarkan Gambar 28, ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan:

• Arah medan magnet ke kanan

• Arah arus listrik menuju ke pembaca

• Arah gaya Lorentz menuju ke atas, terbukti kawat melengkung ke atas

88
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh penghantar berarus listrik yang
berada di dalam medan magnet berbanding lurus dengan:

• Kuat arus yang mengalir pada penghantar

• Kuat medan magnet luar yang melingkupi penghantar

• Panjang elemen arus (panjang penghantar) yang berada di dalam medan


magnet

• Sinus sudut antara arah arus listrik dengan arah medan magnet.

Bila dinyatakan dengan persamaan matematis akan diperoleh persamaan:

FL = i . B . l sin  …(11)

FL = gaya Lorentz (N)

i = arus listrik (A)

B = medan magnet (T)

l = panjang penghantar (m)

 = sudut yang dibentuk antara B dengan i

Arah gaya Lorentz ditentukan oleh arah arus listrik dan arah medan magnet.
Hal ini dengan mudah kita peragakan dengan kaidah tangan kanan.

Gambar 29. Kaidah tangan kanan

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Arah ibu jari = arah arus listrik


Arah empat jari = arah medan magnet
Arah gaya Lorentz tegak lurus meninggalkan telapak tangan.

Contoh Soal

Perhatikan penghantar berarus listrik berada dalam medan magnet homogen


yang seperti gambar di bawah ini!

Medan magnet homogen sebesar 2 . 10-4 tesla searah dengan Y positif.


Apabila panjang penghantar listrik yang berada di dalam medan magnet 50
cm, tentukan:

a. besar gaya Lorentz pada kawat penghantar?

b. arah gaya Lorentz?

Penyelesaian

a. FL = i . B . l sin 

= 8 . 2 . 10-4 . 0,5 . sin 90

= 8 . 10-4 N

b. Berdasarkan kaidah tangan kanan, maka arah gaya Lorentz adalah searah
dengan sumbu X positif.

90
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

2. Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak Bebas dalam Medan Magnet

Gerak muatan listrik dalam medan magnet sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, misalkan gerak elektron pada tabung sinar katoda, gerak partikel
bermuatan dalam siklotron, gerak elektron yang diproyeksikan dalam layar
televisi, gerak elektron dalam spektrograf massa dan sebagainya. Muatan
listrik (misal elektron), bergerak bebas di udara dalam medan magnet secara
tegak lurus, maka lintasan elektron tidak dapat lurus, melainkan berbelok
dengan arah tertentu. Apabila kecepatan elektron tersebut konstan dan
berada dalam medan magnet homogen yang luas, maka lintasannya berupa
lingkaran.

Gambar 30. Gaya Lorentz pada muatan bebas bergerak dalam medan magnet

Berangkat dari rumus FL = i . B . l sin , maka diperoleh:

q q
F L= . B . l sin → i = .
t t

l
FL = v B . q.sin  …(12) → karena v =
t

FL = gaya Lorentz (N)


q = muatan listrik (C)
v = kecepatan gerak muatan listrik (m/s)
B = medan magnet (tesla)

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 = sudut yang dibentuk oleh arah gerak muatan dengan arah medan magnet
Arah gaya Lorentz yang dialami sebuah partikel bermuatan q yang bergerak
dalam sebuah medan magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat medan
dan arah dari kecepatan partikel bermuatan tersebut. Bila muatan q positif,
maka arah v searah dengan i. Sedangkan bila muatan q negatif, maka arah v
berlawanan dengan i. Berdasarkan Gambar 41 di atas, besarnya jari-jari
lintasan muatan dapat ditentukan sebagai berikut: Yang berfungsi sebagai
gaya sentripetal adalah gaya Lorentz:
mv
R= ...(13)
qB

Dengan: R = jari-jari lintasan partikel (m)


B = kuat medan magnet (T)
q = muatan liastrik (C)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)

Contoh Soal
Suatu elektron bergerak ke timur dengan kecepatan 2 . 104 m/s kemudian
memasuki medan magnet homogen sebesar 5 . 10-3 tesla yang arahnya ke
selatan. Berapa gaya Lorentz yang bekerja pada elektron dan ke mana arah
gaya Lorentz saat elektron masuk medan magnet?
Penyelesaian

Diketahui: v = 2 . 104 m/s

B = 5 . 10-3 tesla

Ditanya: FL?

Jawab: FL = q.v.B sin 

= 1,6 . 10-19 . 2 . 104 . 5 . 10-3 . sin 90

92
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

= 1,6 . 10-17 N

Arah gaya Lorentz ke atas, bila elektron bergerak ke timur berarti arah arus
listrik bergerak ke barat.

3. Gaya Lorentz pada Dua Kawat Sejajar Berarus Listrik

Dua kawat lurus panjang berarus listrik masing-masing menimbulkan medan


magnet di sekitarnya dengan arah melingkar dengan pusat di masing-masing
kawat penghantarnya.

Gambar 31. Gaya Lorentz pada dua kawat sejajar berarus listrik

Agar gambar mudah dipahami, maka medan magnet yang ditimbulkan oleh
kuat arus kedua (i2) tidak digambar. Medan magnet yang dihasilkan kuat arus
pertama (i1) sebesar B1 mengenai kuat arus i2 secara tegak lurus
meninggalkan pembaca. Maka pada kawat kedua terkena gaya Lorentz
sebesar:

2.i1 .i 2 .l
FL2 = k ...(14)
a

Sedangkan gaya Lorentz yang bekerja pada kawat pertama adalah:

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2.i1 .i 2 .l
FL1 = k ...(15)
a

Dengan: F = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antar kawat (N)


i1 = kuat arus kawat pertama (A)
i2 = kuat arus kawat kedua (A)
a = jarak kedua kawat (m)

Besar FL1 = FL2→ arahnya saling mendekati, bila arah arusnya sejajar dan
searah. Arahnya saling menjauhi, bila arah arusnya sejajar tetapi berlawanan
arah. Apabila jarak antara kedua penghantar 1 meter dan gaya Lorentz per
meter 2 .10-7 N, maka kuat arus yang mengalir pada masing-masing
penghantar besarnya 1 A.

Contoh Soal

Dua kawat lurus panjang sejajar berarus listrik searah masing-masing 9 A


dan 3 A. Apabila jarak antara dua kawat tersebut 12 cm, tentukan besar gaya
Lorentz yang bekerja pada penghantar tiap meter dan ke mana arahnya?

Penyelesaian

Diketahui: i1 = 9 A

i2 = 3 A

a = 12 cm = 0,12 m

l = 1m

Ditanya: FL dan arahnya?

2.i1 .i2 .l
Jawab: FL = k
a

94
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

2.9.3.1
= 10-7 .
0,12

= 4,5 . 10-5 N

FL = FL1 = FL2 dan FL1 berlawanan arah dengan FL2 yang bersifat tarik-
menarik.

Gaya Gerak Listrik

Hukum Faraday yang diawali dari sifat magnet dapat ditimbulkan oleh arus
listrik. Peristiwa sebaliknya dapat juga terjadi yaitu arus listrik dapat
ditimbulkan oleh magnet. Berikut kita akan membahas Gaya Gerak Listrik
(GGL) induksi dan induktor sebagai alat penghasil listrik.

1. Besar GGl Induksi

Ketika magnet batang digerakkan keluar masuk kumparan akan timbul arus
listrik induksi. Arus induksi ini dapat diamati jika kumparan dihubungkan
dengan galvanometer. Percobaan Faraday menunjukkan bila jumlah garis
gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan berubah, maka pada ujung-
ujung kumparan timbul gaya gerak listrik induksi atau disingkat GGL induksi.
Besar GGL induksi bergantung pada cepatnya perubahan fluks magnetik
dalam kumparan dan sebanding dengan jumlah lilitan kumparannya. GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan (PQ) semakin besar, bila kecepatan
berubahnya fluks magnetik yang di dalam kumparan semakin besar dan
Jumlah lilitan kumparan semakin besar. Hal di atas telah dikemukakan oleh
Faraday secara matematis sebagai berikut.

d d ( B. A)
=-N atau  = - N ...(16)
dt dt

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 = ggl induksi pada ujung-ujung kumparan (volt)

N = jumlah lilitan

d
= kecepatan berubahnya jumlah garis gaya magnet yang berada di dalam
dt
kumparan (wb/s)

B = kuat medan magnet (tesla)

A = luas bingkai kumparan (m2)

Perubahan fluks magnet dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu


memperbesar perubahan induksi magnet B, memperbesar luas bidang A yang
ditembus medan magnet, dan memperkecil sudut antara garis normal
dengan arah medan magnet.

Contoh Soal

Suatu kumparan terdiri dari 100 lilitan. Kumparan tersebut berada di dalam
medan magnet yang mempunyai fluks magnetik 2 .10-4 wb. Apabila fluks
magnetik dihilangkan dalam waktu 0,01 sekon, berapa ggl induksi pada
ujung-ujung kawat kumparan?

Penyelesaian

Diketahui: N = 100 lilitan, 1 = 2 .10-4 wb, 2 = 0, t = 0,01 s

Ditanya: ?

d ( 2 − 1 )
Jawab:  = - N
dt

96
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

(0 − 2.10 −4 )
= -100 .
0,01

= 2 volt

2. Gaya Gerak Listrik Induksi satu lilitan

Kawat PQ sepanjang l dapat bergerak bebas ke kanan dengan kecepatan v,


memotong garis-garis gaya magnet secara tegak lurus sejauh ds dalam selang
waktu dt. Di saat kawat PQ bergerak ke kanan, di ujung-ujung kawat PQ
terjadi ggl induksi yang menyebabkan terjadinya arus listrik induksi yang
mengalir pada rangkaian tertutup PQRP.

Gambar 32. Gaya gerak listrik satu lilitan

Arus listrik yang lewat kawat sepanjang l menimbulkan medan magnet di


sekitarnya yang arahnya menentang dengan arah medan magnet yang
dipotongnya (diubahnya).

Berdasarkan Gambar 32 di atas. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan


menggunakan aturan tangan kanan. Arah ibu jari sesuai dengan arah gerakan
penghantar l (arah v), sedangkan arah keempat jari tangan menunjukan arah
medan magnet (B). Dengan demikian, arah telapak tangan mendorong
menunjukkan arah arus induksi. Dengan menerapkan aturan tersebut, arah

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

medan magnet yang telah ada mendekati pembaca, sehingga arah medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus induksi arahnya harus melawan dengan
arah medan magnet yang telah ada, yaitu menjauhi pembaca untuk daerah
yang telah dipotongnya (sebelah kiri kawat l). Dapat ditentukan arah arus
induksi yang mengalir pada kawat l, yaitu dari P ke Q.

Usaha yang dilakukan untuk menggerakkan kawat PQ sejauh ds adalah


sebagai berikut:

W = -B.i.l.ds …(18)

Energi listrik yang lewat hambatan R, selama dt adalah: W = i2.R.dt …(19)

Dari persamaan (18) dan (19) diperoleh:

i. R = -B.l.v ..( 20)

Berdasarkan hukum Ohm (i.R = V atau ), diperoleh:

 = -B.l.v atau  = -B.l.v. sin  …(21)

 = sudut antara B dengan v

 = ggl induksi pada ujung-ujung kawat penghantar (V)

B = kuat medan magnet (tesla)

l = panjang kawat penghantar (m)

v = kelajuan gerak penghantar (m/s)

Tanda (-) pada rumus di atas dinyatakan oleh Lenz. Di bawah ini ada suatu
kegiatan untuk menemukan hukum Lenz tersebut. Mengamati arah arus
listrik induksi pada galvanometer, maka kita dapat menentukan kutub-kutub

98
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

magnet di ujung-ujung kumparan yang ditimbulkan oleh arus listrik induksi


pada kumparan. Kumparan yang berarus listrik bersifat sebagai magnet
batang. Oleh karena itu, kumparan yang berarus listrik dapat menimbulkan
arus induksi pada kumparan yang lain. Arus dalam kumparan yang langsung
berhubungan dengan sumber arus disebut arus primer. Arus induksi yang
terjadi dalam kumparan dihubungkan dengan galvanometer disebut arus
sekunder.

Secara umum dapat dikatakan bahwa:“Arus induksi yang timbul arahnya


sedemikian, sehingga menimbulkan medan magnet yang menentang
penyebab timbulnya arus induksi itu”

Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum Lenz. Dari hukum Lenz ini tanda
(-), dari rumus ggl induksi yaitu  = -B.l.v dapat kita mengerti. Artinya saat
kita menciptakan energi listrik, saat itu pula muncul energi yang
menentangnya. Hal ini memang sesuai dengan hukum kekekalan energi, yaitu
energi tidak daapt muncul begitu saja, tanpa ada energi sebelumnya.

Contoh Soal

Suatu penghantar berbentuk huruf L berada di dalam medan magnet


homogen seperti Gambar di bawah ini.

Tentukan ggl induksi di ujung-ujung kawat, bila PQ = 2 m, QR = 1 m dan


kecepatan gerak kawat 10 m/s. a. digerakkan ke kanan! b. digerakkan ke
atas!

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penyelesaian

a.  = -B.l.v

= - 2 . 10-2 . 2 . 100

= - 4 volt

b.  = -B.l.v

= - 2 . 10-2 . 2 . 100

= - 2 volt

3. GGL Induksi Diri

GGL Induksi Diri adalah gaya gerak listrik induksi yang terjadi di dalam suatu
rangkaian penghantar akibat perubahan kuat arus listrik yang mengalir di
dalam rangkaian ini. Misalnya induksi diri pada kumparan:

Gambar 33. Rangkaian GGL Induksi Diri

Saat S ditutup, dalam kumparan terjadi perubahan fluks magnetik dalam


kumparan (dari tidak ada menjadi ada). Akibatnya, pada ujung-ujung

100
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

kumparan, yaitu titik P dan Q, terjadi ggl induksi yang arahnya menentang
sumber tegangan E. Besarnya ggl induksi diri adalah sebagai berikut:

di
=-L ...(22)
dt

 = ggl induksi diri (volt)

L = induktansi diri (Henry)

di
= kecepatan berubahnya kuat arus listrik (A/s)
dt

Saat S ditutup (disambung), lampu R berpijar terang, berarti kuat arus yang
lewat A2 lebih besar dibanding lewat A1. Kemudian kuat arus yang lewat A1
berangsur-angsur membesar dan kuat arus yang lewat A2 berangsur-angsur
menurun, hingga stabil. Apabila kuat arus yang lewat A1 dan A2 telah stabil,
maka berlaku hukum Ohm. Saat S dibuka (diputus), lampu tidak langsung
padam. Hal ini menunjukkan bahwa pada kumparan terjadi ggl induksi,
karena adanya perubahan kuat arus listrik dari ada menjadi tidak ada.

Gambar 34. Grafik induktansi diri

Berdasarkan grafik tersebut (Gambar 34), induktansi diri (L) mempunyai


sifat menghambat terjadinya perubahan arus listrik. Arus listrik yang

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mengalir tidak segera maksimum bila saklar ditutup dan arus listrik tidak
segera mengecil bila saklar dibuka.

Tanda minus (-) pada persamaan ggl induksi diri merupakan kesesuaian
dengan hukum Lenz. Apabila pada kumparan terjadi perubahan kuat arus
listrik, maka:

a. Di dalam kumparan tersebut terjadi perubahan fluks magnetik, sehingga


di ujung-ujung kumparan terjadi ggl induksi. Menurut Faraday besarnya:

d d ( B. A)
=-N atau  = - N (23)
dt dt

b. Di ujung-ujung kawat kumparan terjadi ggl induksi diri yang besarnya:

di
=-L (24)
dt

Dengan menggabungkan persamaan (23) dan (24), maka induktansi diri


suatu kumparan dapat ditulis:

d ( B. A)
L = N … (25)
di

Induktansi diri (L) adalah GGL yang terjadi dalam suatu penghantar dan
terjadi perubahan kuat arus 1 A setiap sekon. besar induktansi diri suatu
penghantar dirumuskan sebagai berikut:

L= …(26)

dengan: L = induktansi diri (H)

N = jumlah lilitan kumparan

 = fluks magnet (Wb)

102
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

i = kuat arus listrik (A)

Pada solenoida (kumparan panjang) besar induktansi adalah:

N 2 . 0 . A
L= ...(27)
l

Dengan: L = induktansi diri (Henry)

0 = 4k wb (A/m)

A = luas penampang kumparan (m2)

N = jumlah lilitan

l = panjang kumparan (m)

4. Energi dalam Induktor

Energi ini berasal dari energi listrik yang menimbulkan medan magnet dalam
induktor dan energi dalam induktor disebut energi potensial magnetik.

Gambar 35. Rangkaian Induktor murni

Energi yang tersimpan dalam medan magnet sama dengan usaha yang
dilakukan sumber tegangan untuk melawan ggl induksi diri (), agar arus
listrik yang lewat rangkaian dapat naik dari 0 sampai i selama t. Saat saklar
S ditutup, besarnya usaha yang dilakukan sumber tegangan adalah:

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

W = ½ . L.i2 …(28)

W = energi potensial magnetik dalam induktor (J)

L = induktansi diri (henry)

i = kuat arus listrik (A)

Contoh Soal

Suatu toroida mempunyai luas penampang 1 cm2 dengan keliling 80 cm. Jika
jumlah lilitan 5000, berapa energi yang tersimpan dalam toroida jika dialiri
arus listrik 25 mA?

Penyelesaian

Diketahui: A = 1 cm2 = 10-4 m2 , l = 80 cm = 0,8 m

N = 5000 lilitan, i = 25 mA = 25.10-3 A

Ditanyakan: L?

Jawab: n = N/l

= 5000/0,8

= 6250 lilitan/m

V = A.l

= 10-4 . 0,8 = 8.10-5 m3

L = O.n2.V

= 4.10-7.62502. 8.10-5

= 1,25.10-3 H

104
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

W = ½ . L.i2

= ½ . 1,25.10-3 .( 25.10-3 )2

= 3,9.10-7 J

Generator dan Transformator

Peralatan yang menggunakan penerapan induksi elektromagnetik yaitu

1. Induktansi Timbal Balik

Pada dua kumparan yang berdekatan, kedua kumparan akan saling


menginduksi kumparan lainnya disebut induktansi silang. Ketika kumparan
pertama dialiri arus listrik akan timbul medan magnet yang menginduksi
kumparan kedua. Sebaliknya, kumparan kedua juga akan menginduksi
kumparan pertama.

Gambar 36. Rangkaian induktansi silang


(Sumber: Fisika SMK 2004. Penulis: Sutedjo)

Besarnya GGL induksi di S karena pengaruh perubahan fluks magnet di


kumparan P sebesar d1 dalam waktu dt.

d 1
2 = -N2 ...(29)
dt

GGl di S karena perubahan arus di dalam waktu dt.

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

di1
2 = - M ...(30)
dt

Pada persamaan tersebut muncul besaran yang disebut induktansi silang


(M). Dari kedua persamaan di atas, didapatkan induktansi silang:

N 2 . 1
M= …(31)
i1

Dari persamaan baru dapat didefinisikan bahwa suatu pasangan kumparan


mempunyai induktansi timbal balik sebesar 1 henry, apabila: Perubahan arus
listrik sebesar 1 amper dalam 1 detik dari kumparan yang satu menimbulkan
GGL induksi sebesar 1 volt pada kumparan yang lain. Persamaan itu dapat
 o .iN 1
dinyatakan dalam bentuk lain. Pada kumpuran berlaku B = ,
l
 o .iN 1
sedangkan 1 = BA, maka: 1 = A .. (32)
l

Sekarang persamaan (31) digabungkan dengan persamaan (32), sehingga


N 2 . N 1 .N 2
diperoleh: M= atau M = o A …(33)
i l

dengan: M = induktansi silang (H)

N1 = kumparan primer (lilitan)

N2 = kumparan sekunder (lilitan)

A = luas penampang (m2)

l = panjang kumparan (m)

2. Induktor Ruhmkoff

Induktor Ruhmkoff adalah kumparan induksi yang digunakan untuk


memperoleh tegangan tinggi dengan menggunakan arus searah. Pada

106
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

dasarnya, Induktor Ruhmkoff terdiri dari inti berupa batang-batang besi


lunak yang disekat satu sama lain. Inti dikelilingi oleh lilitan kawat yang
jumlahnya sedikit dan mendapat aliran listrik primer dari baterai.

Gambar 37. Induktor Ruhmkoff


(Sumber: Fisika SMK 2004. Penulis: Sutedjo)

Gambar 37 di atas memperlihatkan gambar Induktor Ruhmkoff. Induktor


Ruhmkoff terdiri dari dua lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan sekunder S.
Jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder dengan
sumbu kedua kumparan tersebut berimpit menjadi satu bagian. Induktor
Ruhmkoff ini sebagai kumparan pembangkit tegangan tinggi bolak-balik
dengan sumber tegangan rendah searah. Pada mobil disebut koil, di mana
kumparan primernya dihubungkan dengan pemutus arus (platina) sedang
ujung kumparan sekunder dengan busi.

Contoh Soal

Suatu solenoida panjang 20 cm dan luas penampang 2 cm2 memiliki 1500


lilitan. Solenoida yang lain kecil, pendek memiliki solenoida tersebut di dekat
pusatnya dengan 200 lilitan. Tentukan:

a. induktansi silang!

b. Besar GGL induksi yang timbul pada solenoida kecil, jika arus yang
mengalir pada solenoida besarnya berubah dari 0,2 A ke 0,3 A dalam
waktu 0,2 sekon!

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penyelesaian

Diketahui: l = 0,2 m, A = 2 . 10-4 m2

N1 = 1500 lilitan, N2 = 200 lilitan

di1 (0,3 − 0,2)


= = -0,5 A/s
dt 0,2

Ditanya: a. M? b. 2?

N 1 .N 2
Jawab: a. M = o A
l

4 .10 −7.1500 .200


= 2 . 10-4
0,2

= 3,77 . 10-4 henry

di1
b. 2 = - M
dt

= -3,77 . 10-4 . (0,5)

= 1,88 . 10-4 volt

3. Generator

Dinamo yang berukuran besar disebut generator listrik. Prinsip ini


ditemukan oleh Michel Faraday. Generator listrik adalah mesin yang
mengubah energi kinetik menjadi energi listrik (kebalikan dari motor
listrik). Faraday menemukan bahwa arus listrik akan timbul bila kumparan
kawat digerakkan melewati medan magnet. jika suatu magnet didekatkan

108
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

dengan kumparan kawat, arus listrik akan mengalir melalui kawat. Jika
magnet ditarik menjauh, maka arus akan mengalir dengan arah berlawanan.
Selama medan magnetik terus bergerak, arus listrik akan mengalir terus.

Generator terdiri atas dua bagian utama. Stator atau bagian yang diam terdiri
atas kumparan-kumparan tembaga. Kumparan ini ditanam dalam celah inti
besi. Rotor terdiri atas magnet yang menghasilkan fluks magnetik. Rotor
memiliki poros yang berputar melalui pusat stator. Jika rotor bergerak, fluks
magnetik yang dilingkupi kumparan dalam stator berubah secara periodik
terhadap waktu. perubahan fluks magnetik ini menimbulkan GGL induksi
bolak-balik.

a. Generator arus bolak-balik

Generator pada dasarnya terdiri dari sebuah kumparan yang jumlah


lilitannya sangat banyak dan sebuah magnet tetap dengan kuat medan
magnet yang besar. Kumparan berada dalam medan magnet homogen.
Generator bekerja berdasarkan induksi magnetik. Gambar 50 di bawah
adalah diagram generator listrik yang sudah disederhanakan. Rotasi
kumparan menimbulkan perubahan fluks magnetik sehingga menimbulkan
ggl induksi pada terminal kumparan. Ggl induksi yang terjadi berubah
terhadap waktu seperti gambar. Setiap siklus (periode) dari ggl induksi
berarti sekali putaran penuh dari kumparan di dalam medan magnetik. Posisi
bidang kumparan terhadap garis medan magnetik menentukan ggl induksi
maksimum atau ggl induksi minimum.

Perhatikan Gambar 38. Perubahan fluks magnetik pada saat bidang


kumparan membentuk sudut  terhadap garis magnetik adalah  = AB cos
t, dengan  adalah kecepatan sudut (rad/s) dan t adalah waktu (s).
sehingga besar ggl induksi yang dihasilkan generator adalah:

ind = NAB  sin t = maks sin t .. (34)

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ggl induksi berbentuk gelombang sinusoida dengan nilai maksimum terjadi


saat sin t = 1. sehingga persamaan (34) menjadi :maks = NAB  .. (35)

Gambar 38. Generator listrik arus bolak-balik


(Sumber: PR Fisika SMA 2001. Penerbit: Intan Pariwara)

Berdasarkan persamaan (35), untuk memperbesar ggl induksi atau untuk


menghasilkan arus listrik induksi yang besar dapat dilakukan dengan sebagai
berikut: 1) menggunakan kumparan yang terdiri dari banyak lilitan

2) menggunakan magnet yang lebih kuat

3) menggunakan inti besi lunak pada kumparan

4) memutar kumparan lebih cepat

b. Generator arus searah

110
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 39. Generator listrik arus searah


(Sumber: PR Fisika SMA 2001. Penerbit: Intan Pariwara)

Generator arus searah dapat dibuat dengan mengganti kedua cincin luncur
pada alternator dengan cincin belah (komutator) seperti Gambar 39 di atas.
Terminal ujung kumparan dihubungkan dengan cincin belah. Putaran
kumparan yang konstan menghasilkan ggl induksi yang polaritasnya tidak
berubah. Pada alternator, ggl induksi berubah arahnya setiap setengah
putaran karena kumparan berotasi melalui posisi garis tengah. Akan tetapi,
pada generator arus searah, hubungan kumparan kepada sikat berganti
setiap setengah putaran sehingga ggl induksi tidak akan terbalik persis
seperti mekanik yang terjadi pada motor listrik.

4. Dinamo sepeda

Alat ini menggunakan magnet permanen yang kecil dan berputar dekat
kumparan (Gambar 40 di bawah) Jika ban sepeda berputar, magnet ikut
berputar sehingga menimbulkan ggl induksi pada kumparan. Akibatnya arus
listrik mengalir melalui kabel menuju lampu sepeda. Makin kuat kita
mengayuh sepeda, makin cepat pula magnet berputar sehingga kuat arus
listrik makin besar dan nyala lampu makin terang. Magnet yang berputar
disebut rotor dan kumparan yang diam disebut stator

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 40. Dinamo sepeda


(Sumber: PR Fisika SMA 2001. Penerbit: Intan Pariwara)

Contoh Soal

Generator memiliki kumparan dengan 200 lilitan dan luas penampang 0,04
m2 berputar dengan laju anguler 20 rad/s di dalam medan magnetik
homogen 0,5 T. Berapa ggl induksi maksimum yang dihasilkan oleh generator
tersebut?

Penyelesaian

Diketahui: N = 200, A = 0,04 m2

B = 0,5 T,  = 20 rad/s

Ditanya: maks?

Jawab: maks = NAB 

= 200 . 0,04 . 0,5 . 20

= 80 volt

112
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

5. Prinsip Kerja Transformator

a. Pengertian Trafo

Transformator atau trafo merupakan alat yang digunakan untuk mengubah


tegangan bolak-balik dari tegangan tertentu ke tegangan yang dikehendaki
tanpa kehilangan daya yang cukup besar. Trafo mempunyai inti besi yang tak
berujung dan terdiri dari beberapa lapisan tipis yang disekat satu sama yang
lain. Pada inti besi terdapat dua kumparan. Kumparan yang dihubungkan ke
sumber arus yang hendak diubah tegangannya disebut kumparan primer.
Kumparan tempat keluarnya tegangan yang baru disebut kumparan
sekunder.

Gambar 41. Transformator


(Sumber: PR Fisika SMA 2001. Penerbit: Intan Pariwara)

Trafo bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang ditemukan


oleh Faraday, sehingga harus ada perubahan fluks magnetik. Oleh karena itu,
trafo hanya dapat mengubah arus bolak-balik dan tidak dapat mengubah
besar tegangan searah. Arus bolak-balik pada kumparan primer
menimbulkan induksi magnetik yang berubah-ubah. Fluks magnetik yang
terjadi akan mengalir melalui inti besi melewati kumparan sekunder. Karena
induksi magnetik berubah-ubah, maka fluks magnetik juga berubah-ubah.
Akibatnya, timbul ggl induksi s pada kumparan sekunder dan p pada
kumparan primer sebagai berikut:

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 
s = -Ns dan p = -Np ...(36)
t t

  N
karena pada kedua kumparan adalah sama, maka: s = s ...(37)
t p Np

Pada trafo s disebut tegangan sekunder (Vs) dan p disebut tegangan


sekunder (Vp) sehingga diperoleh persamaan untuk trafo sebagai berikut:

Vs N
= s ..(38)
Vp N p

Persamaan tersebut mempunyai arti bahwa perbandingan tegangan (ggl


induksi) pada trafo sama dengan perbandingan lilitanya.

Berdasarkan pengubahan tegangan, ada dua jenis trafo yaitu:

1) Trafo step up, digunakan untuk menaikkan/memperbesar tegangan


bolak-balik suatu sumber. ciri-ciriya: Vs> Vp, Ns> Np, is< ip

2) Trafo step down, digunakan untuk menurunkan tegangan bolak-balik


suatu sumber. ciri-ciriya: Vs< Vp, Ns< Np, is> ip

b. Efisiensi Trafo

Pada pengukuran yang lebih teliti didapatkan bahwa tegangan sekunder


sebenarnya lebih kecil daripada nilai yang sebenarnya. Berkurangnya
tegangan ini disebabkan inti besi di dalam trafo terus-menerus dimagnetkan
sehingga energi elektromagnet berubah menjadi panas. Selain iitu, hembatan
kumparan primer juga menimbulkan kerugian energi dalam bentuk panas.
Pada kenyataannya suatu trafo selalu mengalami kebocoran yaitu energi
yang masuk lebih besar daripada energi yang keluar. Dengan kata lain, daya
masukan (Pin) lebih besar daripada daya keluaran (Pout). Oleh karena itu, tiap

114
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

trafo mempunyai efisiensi tertentu. Nilai efisiensi trafo () dirumuskan


sebagai berikut:

POut
=  100% …(39)
PIn

Pada trafo, daya output (Pout) adalah daya sekunder (Ps), sedangkan daya
input (Pin) adalah daya primer (Pp), maka persamaan di atas menjadi:

Ps V s .i s
=  100% atau  =  100% …(40)
Pp V p .i p

Keterangan: is = kuat arus pada kumparan sekunder (A)

ip = kuat arus pada kumparan primer (A)

 = efisiensi trafo

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Vp = tegangan pada kumparan primer (volt)

Vs = tegangan pada kumparan sekunder (volt)

c. Trafo Ideal dan Tidak Ideal

1) Trafo Ideal

Pada trafo ideal, daya hilang (kebocoran) diabaikan, sehingga daya listrik
pada kumparan primer diteruskan seluruhnya ke kumparan sekunder,
dengan tidak ada daya yang hilang, artinya daya listrik pada kumparan
primer sama dengan daya listrik pada kumparan sekunder dan dapat
dikatakan efisiensi trafo sama dengan 100 persen ( = 100%) atau Pp = Ps.

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Vs i p N ip
Vp . ip = Vs . is→ = dan s = ...(41)
V p is N p is

Persamaan tersebut berlaku pada trafo ideal. Jika dalam soal tidak
disebutkan berapa efisiensinya, maka dianggap  = 100%.

2). Trafo Tidak Ideal

Kenyataan pada trafo ada daya hilang. Misalnya, efisiensi 95%, artinya daya
yang hilang pada trafo adalah 5%. Ada dua faktor yang menyebabkan daya
pada trafo hilang (rugi) adalah:

a) Rugi daya karena arus pusar yang diinduksikan dalam inti besi trafo akan
mendisipasi daya dalam bentuk i2R (panas), R adalah hambatan inti trafo.

b) Rugi daya pada kawat lilitan. Arus listrik yang melalui lilitan kawat
tembaga akan timbul daya disipasi i2R.

Pada trafo tidak ideal, daya listrik pada kumparan primer tidak diteruskan
seluruhnya ke kumparan sekunder karena adanya rugi daya.

Pp = Ps + Prugi-rugi

Daya primer lebih kecil daripada daya sekunder (Pp< Ps), sehingga dapat
didefinisikan sebagai berikut. Efisiensi trafo () adalah hasil bagi antara daya
P 
sekunder dengan daya primer  s .
P 
 p 

Contoh soal

Trafo step down, kumparan primernya dihubungkan dengan sumber


tegangan 5000 volt. Tegangan sekundernya ternyata menjadi 150 volt. Daya
keluaran trafo sekunder 15 kW dengan efisiensi  = 80%. Jumlah lilitan pada
kumparan primer 5000 lilitan. a. Berapa jumlah lilitan pada kumparan

116
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

sekunder? b. Berapa besar daya masukan Pp pada trafo? c. Berapa besar daya
yang hilang pada trafo? d. Berapa besar arus primer ip dan arus sekunder is?

Penyelesaian

Diketahui: Vp = 5000 volt , Vs = 150volt,  = 80%

Np= 5000 lilitan

 = 80%, Ps = 15 kW = 15000 W

Ditanya: a. Ns? b. Pp? c. Philang? d. ip dan is?

N s Vs N p .Vs
Jawab: a. = → Ns =
N p Vp Vp

5000 .150
Ns = = 375 lilitan
2000

Ps
b.  =  100%
Pp

15000
80% =  100% → Pp = 18750 W
pp

c. daya yang hilang adalah selisih daya masukan (daya primer) dengan

daya keluaran (daya sekunder).

Philang = Ps - Pp

= 18750 – 15000 = 3750 W

d. Arus primer (ip) dicari dengan rumus:

pp 18750
Pp = Vp . ip→ ip = = = 9,375 A
Vp 2000

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Arus sekunder (is) dicari dengan rumus:

p s 15000
Ps = Vs. is→ is = = = 100 A
Vs 150

6. Transmisi Listrik Jarak Jauh

Transmisi energi listrik jarak jauh dapat terjadi dengan menggunakan


tegangan tinggi. Bila tegangan listriknya tinggi, maka kuat arus harus kecil
agar daya tetap. Energi listrik yang hilang sebagai kalor selama menempuh
jarak yang jauh berbanding lurus dengan kuadrat arus (i2.R.t). Jadi, akan
lebih menguntungkan bila tenaga listrik ditransmisikan dengan arus yang
kecil.

Proses penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit energi listrik ke


konsumen disebut transmisi listrik jarak jauh. Sistem transmisi listrik jarak
jauh biasanya menggunakan tegangan listrik yang tinggi (150.000 V).
Tegangan tinggi dibangkitkan oleh trafo step up. Setelah sampai di gardu
induk dekat kota, energi listrik tegangan tinggi diturunkan lagi dengan trafo
step down menjadi energi listrik tegangan rendah (20.000 V). Sebelum energi
listrik sampai ke perumahan, tegangan diturunkan lagi menjadi 220 V oleh
trafo yang dipasang pada tiang-tiang listrik pinggir jalan.

Ada dua cara dalam mentransmisikan energi listrik, yaitu transmisi dengan
sistem tegangan rendah dan transmisi dengan sistem tegangan tinggi.

a. Transmisi Listrik dengan Sistem Tegangan Rendah

keuntungan sistem ini adalah dapat mengurangi tingkat bahaya. Sedangkan


kerugiannya adalah sebagai berikut.

118
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

1) Semakin besar arus listrik yang lewat, semakin besar pula energi listrik
yang hilang karena berubah menjadi panas (kalor). Hubungan antara
energi listrik dengan energi panas dirumuskan dengan persamaan
berikut:

E = i2Rt ..(42)

2) Energi panas yang besar dapat melelehkan kabel transmisi yang


ukurannya kecil sehingga diperlukan energi transmisi yang tebal dan
untuk pembuatannya memerlukan biaya yang mahal.

Gambar 42. Transmisi listrik jarak jauh


(Sumber: PR Fisika SMA 2001. Penerbit: Intan Pariwara)

b. Transmisi Listrik dengan Sistem Tegangan Tinggi

Keuntungan sistem ini sebagai berikut.

1) Jika tegangan listrik tinggi, maka arus listriknya kecil. Dengan demikian
diperlukan kawat penghantar yang relatif ukurannya lebih kecil, sehingga
biaya pembuatannya menjadi lebih murah.

2) Semakin kecil arus listrik yang melewati penghantar, energi panas yang
hilang juga semakin kecil.

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kerugian sistem transmisi listrik tegangan tinggi yaitu tingkat bahayanya


tinggi. Kabel transmisi harus diletakkan pada tiang-tiang listrik yang tinggi
dan harus dilewatkan di daerah-daerah yang tidak padat penduduk.

Contoh Soal

Pembangkit listrik berdaya 10 MW akan mentransmisikan listrik melalui


kabel yang hambatannya 1000 ohm. Hitung arus listrik yang mengalir
melalui kabel dan energi yang hilang setiap detiknya, jika menggunakan
tegangan 250 volt dan 250 kV?

Penyelesaian

Diketahui: P = 10 MW = 10.000.000 W

R = 1.000 ohm

V1 = 250 volt

V2 = 250 kV = 250.000 V

Ditanya: arus listrik yang mengalir (i1; i2) dan energi yang hilang (W1; W2)?

Jawab: a. Untuk tegangan 250 volt

p s 10000000
P = Vs. is→ is = = = 40.000 A
V1 250

W = i2Rt = (40.000)2 . 1000 . 1

= 1,6 . 1012 J (sangat besar)

b. Untuk tegangan 250 kV

p s 10000000
P = Vs. is→ is = = = 40A
V2 250000

120
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

W = i2Rt = (40)2 . 1000 . 1

= 1,6 . 106 J (kecil)

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

122
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

USBN 2018/2019

1. Sebuah toroida memiliki panjang 20 cm dengan 1000 lilitan. Apabila arus


yang mengalir sebesar 10 Ampere. Besar induksi magnetnya adalah ... . (
μ0= 4π. 10-7 wb/A)

A. 2 π . 10-2 T

B. 4 π . 10-2 T

C. 6 π . 10-2 T

D. 7 π . 10-2 T

E. 8π . 10-2 T

Jawaban: A

Diketahui: arus listrik (i) = 10 A

o = 4 . 10-7 Wb/A.m

panjang / keliling = 2.R = 20 cm = 0,2 m

kumparan (N) = 1000 lilitan

Ditanyakan: Besar induksi magnetik (B)?

 o .i.N
Jawab: B =
2R

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

= 4 . 10-7 x 10 x 1000 / 0,2

= 2 π . 10-2 T

2. Kawat lurus dialiri arus listrik 7 A diletakkan 2 cm dari medan magnet.


Tentukan besarnya induksi elektromagnetik di sekitar kawat tersebut. (μo =
4π x 10-7 Wb A-1 m-1)

Jawaban:

Diketahui: arus listrik (i) = 7 A

o = 4 . 10-7 Wb/A.m

jarak (a) = 2 cm = 0,02 m

Ditanyakan: Besar dan Arah induksi magnetik (B)?

Jawab: B = 2.k.i/a

= 2x10-7 x 7/0,02

= 7. 10-5 T

124
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

USBN Tahun 2018-2019

3. Arus listrik mengalir sepanjang kawat listrik bertegangan tinggi dari


selatan ke utara. Arah medan magnetik yang diakibatkan arus listrik di
atas kawat tersebut adalah …

A. selatan

B. utara

C. timur

D. barat

E. tenggara

Jawab: C

Dengan menggunakan aturan tangan kanan, Arus listrik mengalir


sepanjang kawat listrik bertegangan tinggi dari selatan ke utara. Arah
medan magnetik yang diakibatkan arus listrik di atas kawat tersebut
adalah timur

4. Kawat lurus sepanjang 20 cm dialiri arus listrik 2 A dan diletakkan dalam


medan magnet 0,4 T. Gaya Lorentz yang di alami kawat jika diletakkan
tegak lurus arah medan magnet sebesar . . . .

A. 0,16 N

B. 0,24 N

C. 0,32 N

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. 0,64 N

E. 0,80 N

Jawab: A

Diketahui: l = 20 cm = 0,2 m

arus listrik (i) = 2 A

medan magnet (B) = 0,4 T

Ditanyakan: gaya Loentz (FL) ?

Jawab: FL = B.i.l

= 0,4 x 2 x 0,2

= 0,16 N

US SMK 2018

5. Sebuah kumparan terdiri atas 50 lilitan berada dalam fluks magnet yang
berubah terhadap waktu dinyatakan dengan  = 5t2 + 10t + 1, dimana 
dalam weber dan t dalam detik. Besar GGL induksi yang terjadi pada
ujung-ujung kumparan saat t = 2 detik adalah…

A. 1.500 V

B. 1.000 V

C. 950 V

D. 900 V

126
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

E. 700 V

Jawab: A

Diketahui: kumparan (N) = 50 lilitan

 = 5t2 + 10t + 1

t = 2 detik

Ditanyakan: GGL induksi ()?

Jawab: d/dt = d(5t2 + 10t + 1)/dt

= 10t + 10

= 10.(2) + 10

= 30

 = N. d/dt

= 50 x 30

= 1500 V

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

Kisi-kisi soal

Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal No Level Bentuk


yang Diuji Materi Kognitif Soal

Menerapkan Kemagnetan Fluks Menentukan 1 C3 PG


hukum- magnet fluks magnet,
hukum jika kumparan,
kemagnetan jari-jari, dan kuat
dalam arus listrik
persoalan diketahui
sehari-hari.
Hukum Menentukan arah 2 C3 PG
Biot- induksi magnetik,

Savart jika gambar


solenoida
diketahui

Gaya Menentukan gaya 3 C3 Uraian


Lorentz Lorentz, jika arus
listrik, muatan,
kecepatan, dan
jarak diketahui

128
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Trafo Menentukan arus 4 C3 Uraian


primer dan
sekunder, jika
efisiensi,
kumparan, dan
daya input
diketahui

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

Kelas : X Bentuk Soal : PG

Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran



KOMPETENSI
Pemahaman
DASAR

Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL

hukum-
Dinamo terpasang dalam sepeda yang dimiliki siswa. Ketika
hukum
dinamo tersebut rusak, siswa tersebut melakukan pembongkaran
kemagnetan
Nomor Soal untuk mengetahui komponen di dalamnya. Dinamo tersebut
dalam memiliki suatu kumparan yang mempunyai 10 lilitan dengan jari-
persoalan 1 jari lingkaran 4 cm, dilalui kuat arus listrik 5 A. Fluks magnetik
sehari-hari. dalam kumparan sebesar…

LINGKUP a. 42 . 10-7 wb

MATERI
b. 52 . 10-7 wb

Kemagnetan

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

MATERI c. 62 . 10-7 wb

Fluks d. 72 . 10-7 wb

magnet
e. 82 . 10-7 wb

INDIKATOR
Kunci Jawaban
SOAL
Jawaban Diketahui: banyak lilitan (N) = 10 lilitan
Menentukan
fluks A jari-jari (R) = 4 cm = 4.10-2 m

magnet, jika
kuat arus listrik (i) = 5 A
kumparan,
jari-jari, dan Ditanya: ?
kuat arus
Jawab: induksi magnetik pada kumparan tipis:
listrik
diketahui
 o .i.N
Bo =
2R

4 .10 −7.5.10
=
2.0,04

= 2,5 .10-4 tesla

fluks magnetik () = B.A, dimana A = .R2

= .( 4.10-2)2

= 16.10-4. m2

maka: () = B.A

= 2,5 .10-4 x 16.10-4.

= 4.2. 10-7 wb

130
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

Kelas : X Bentuk Soal : Uraian

Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi



KOMPETENSI Penalaran
Pemahaman
DASAR

Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL

hukum-
Siswa sedang melakukan percobaan kawat yang dialiri arus
hukum
listrik, kemudian kawat tersebut dililitkan seperti gambar di
kemagnetan Nomor Soal bawah ini
dalam
persoalan 2
sehari-hari.

LINGKUP
MATERI

Kemagnetan

MATERI

Hukum Biot- Kumparan rapat pada ujungnya terdapat kawat berarus listrik.
Savart Arah gaya magnet yang dialami oleh kawat PQ adalah…

INDIKATOR a. ke kanan
SOAL
b. ke kiri
Menentukan
arah induksi c. menjauhi pembaca

magnetik, jika
gambar

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

solenoida d. mendekati pembaca


diketahui
e. tidak memiliki arah

Jawaban

Arah gaya Lorentz sesuai kaidah tangan kanan, di mana arah arus
listrik ke atas, induksi magnet arahnya ke kanan, maka gaya
Lorentz arahnya menjauhi pembaca

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

132
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Kelas : X Bentuk Soal : Uraian

Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun :

Buku Sumber Pengetahuan/ Aplikasi



: Penalaran
KOMPETENSI Pemahaman
DASAR

Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL

hukum-hukum
Ilmuwan meneliti gaya Lorentz pada muatan listrik dalam
kemagnetan Nomor Soal pengaruh medan magnet, di mana percobaan tersebut yaitu
dalam persoalan
penghantar panjang lurus dialiri arus listrik sebesar 1,5 A.
sehari-hari. 3 Elektron bergerak dengan kecepatan 5.10 4 m/s searah arus
listrik dalam penghantar pada jarak 10 cm dari penghantar
LINGKUP
itu. Jika muatan elektron -1,6.10-19 C, berapa besar gaya pada
MATERI
elektron oleh arus dalam penghantar itu?

Kemagnetan
jawaban

MATERI
Diketahui: arus listrik (i) = 1,5 A

Gaya Lorentz
Kecepatan (v) = 5.104 m/s, q = -1,6.10-19 C

INDIKATOR SOAL
Ditanyakan: FL?

Menentukan gaya
Jawab: karena arah muatan bergerak searah dengan arus
Lorentz, jika arus
listrik, maka gaya pada muatan nol. Hal ini dikarenakan,
listrik, muatan,
nilai medan magnet tergantung dari arus listrik begitu
kecepatan, dan
pula arah geraknya.
jarak diketahui

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

Kelas : X Bentuk Soal : Uraian

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran



KOMPETENSI
Pemahaman
DASAR

Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL


hukum-
hukum Transformator yang ada di PLTA setelah diuji oleh para ahli

kemagnetan untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan, diperoleh data


Nomor Soal
dalam yaitu efisiensi 80% mempunyai kumparan primer 1000 lilitan

persoalan dan sekunder 4000 lilitan. daya input 20 watt dengan tegangan
4
sehari-hari 100 V. Hitung arus primer dan sekunder!

LINGKUP Jawaban

MATERI
Diketahui: efisiensi () = 80%

Kemagnetan
kumparan primer (NP) = 1000 lilitan

MATERI
kumparan sekunder (NS) = 4000 lilitan

Transformator
daya input (PIn) = 20 watt

INDIKATOR
tegangan primer (VP) = 100 V
SOAL

Ditanyakan: arus primer (iP) dan sekunder (iS) ?


Menentukan
arus primer Jawab: menentukan arus primer
dan sekunder,
jika efisiensi, PIn = VP.iP
kumparan,
20 = 100 x iP
dan daya
input
iP = 0,2 A
diketahui

menentukan tegangan sekunder

VS/VP = NS/NP

VS/100 = 4000/1000

134
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

VS = 400 volt

Menentukan arus listrik sekunder

V s .i s
=  100%
V p .i p

400 .i s
80% =  100%
100 x0,2

iS = 0,04 A

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

136
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

KESIMPULAN

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.14.


Menerapkan hukum-hukum kemagnetan dalam persoalan sehari-hari. Dan
4.14. Mendemonstrasikan percobaan yang berkaitan dengan konsep
kemagnetan dan elektromagnet. Berdasarkan KD pengetahuan dapat
diketahui bahwa indikator yang dikembangkan harus mencapai tingkat
analisis (C4). Artinya KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD
keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal
ini memiliki arti bahwa Saudara harus memberikan ruang dan waktu kepada
peserta didik dalam mengembangkan kreativitasnya dalam kehidupan
sehari-hari.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


membutuhkan proses belajar yang sesuai. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran dalam topik ini menggunakan pembelajaran saintifik dan
model discovery learning, dengan metode praktik dan diskusi. Model
pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran yang mampu
memberi bekal kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran juga dipandu
dengan menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan
konsep sesuai tingkat kognitif dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan kontruktivisme. Ini artinya adalah peserta didik
mendapatkan konsep dengan merumuskan terlebih dahulu.

Berkaitan dengan penilaian, unit pembelajaran ini muncul dalam instrumen


tes UN/USBN. Jenis pertanyaan yang diajukan masih pada taraf kognitif C1
sampai C3. Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa perserta didik
memahami unit pembelajaran ini agar siap menghadapi USBN. Lebih dari itu,

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan pada level berpikir


lebih tinggi. Artinya, Saudara diminta menjadi fasilitator bagi peserta didik
agar dapat memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Saudara perlu terus-menerus menyusun soal yang
relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

UMPAN BALIK

Saudara diharapkan mengisi lembar persepsi pemahaman untuk mengetahui


seberapa jauh pemahaman Saudara terhadap unit pembelajaran ini. Setelah

138
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

mengisi instrumen berikut, Saudara akan mengetahui letak pemahaman dan


umpan baliknya. Oleh karena itu, mohon isi lembar persepsi pemahaman unit
pembelajaran secara objektif dan jujur dengan cara memberi tanda silang (X)
pada kriteria yang tepat menurut Saudara.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit Pembelajaran

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4

1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah


dikembangkan dalam unit pembelajaran ini

2 Mampu menghubungkan konten/isi dengan masalah


kehidupan sehari-hari

3 Memahami dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran yang


disusun mampu mengembangkan HOTS peserta didik

4 Memahami dengan baik urutan tahapan pada aktivitas


pembelajaran yang disajikan

5 Mampu dengan baik menerapkan aktivitas pembelajaran di


dalam kelas

6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik yang


dikembangkan

7 Mampu menuntaskan dengan baik lembar kerja peserta didik


yang dikembangkan

8 Memahami konten/isi secara menyeluruh dengan baik

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan baik

10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan tepat

Jumlah

Jumlah Total

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan: Pedoman Penskoran

1 = tidak menguasai Skor = (Jumlah Total/40) x 100

2 = cukup menguasai

3 = menguasai

4 = sangat menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

< 70 Masih banyak yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan,
mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
membaca ulang unit pembelajaran ini dan mendiskusikannya dengan fasilitator MGMP
sampai Saudara memahami

70-79 Masih ada yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan,
mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu
mendiskusikan bagian unit pembelajaran ini yang belum dipahami dengan fasilitator atau
teman lain di MGMP

80-89 Memahami konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan melaksanakan


penilaian berorientasi HOTS dengan baik

90 Memahami konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan melaksanakan


penilaian berorientasi HOTS dengan baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-
teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit pembelajaran ini.

140

Anda mungkin juga menyukai