Anda di halaman 1dari 107

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Listrik
Penulis:
Eko Setyawan, S.Pd

Penyunting:
Nama dan gelar

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Listrik

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 3


DAFTAR GAMBAR_______________________________ 5
DAFTAR TABEL ________________________________ 6
PENDAHULUAN ________________________________ 7
KOMPETENSI DASAR ____________________________ 9
A. Target Kompetensi___________________________________________________________ 9
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 10
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 13
A. Pengecatan Secara Elektrostatik _________________________________________ 13
B. Superkonduktor ____________________________________________________________ 15
C. Transmisi Listrik Jarak Jauh ______________________________________________ 20
SOAL-SOAL USBN/UMPN ________________________ 23
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 31
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 31
Aktivitas 1 _________________________________________________________________________ 32
Aktivitas 2 _________________________________________________________________________ 34
Aktivitas 3 _________________________________________________________________________ 35
Aktivitas 4 _________________________________________________________________________ 37
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 40
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________________ 42
Lembar Kerja Peserta Didik 3 ____________________________________________________ 43
Lembar Kerja Peserta Didik 4 ____________________________________________________ 45
Lembar Kerja Peserta Didik 5 ____________________________________________________ 49
Lembar Kerja Peserta Didik 6 ____________________________________________________ 51
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 52
1. Listrik Statis _________________________________________________________________ 52

3
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1.1 Muatan Listrik __________________________________________________________________52


1.2 Hukum Coulomb _______________________________________________________________53
1.3 Medan Listrik ___________________________________________________________________54
1.4 Potensial Listrik ________________________________________________________________55
1.5 Energi Potensial Listrik ________________________________________________________56
1.6 Kapasitor _______________________________________________________________________57
2. Listrik Dinamis _______________________________________________________________61
2.1 Arus Listrik _____________________________________________________________________61
2.2 Hambatan Penghantar _________________________________________________________61
2.3 Rangkaian Seri dan Paralel Resistor __________________________________________62
2.4 Hukum Ohm ____________________________________________________________________64
2.5 Hukum I Kirchoff _______________________________________________________________64
2.6 Hukum II Kirchoff ______________________________________________________________65
2.7 Sumber Listrik Arus Searah ___________________________________________________67
2.8 Rangkaian Seri dan Paralel Sumber Tegangan ______________________________69
2.9 Energi dan Daya Listrik ________________________________________________________70
3. Listrik Arus Bolak-balik ______________________________________________________71
3.1 Pengertian Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik ____________________71
3.2 Nilai Efektif Besaran Sinusoida __________________________________________73
3.3 Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik ______________________________74
3.4 Rangkaian Listrik Arus Bolak-Balik pada Komponen R,L,C ____________74
3.4.1 Rangkaian Resistif Murni ________________________________________________75
3.4.2 Rangkaian Induktif Murni ________________________________________________76
3.4.3 Rangkaian Kapasitif Murni _______________________________________________77
3.4.4 Rangkaian Seri RLC pada Listrik Arus Bolak-Balik _____________________78
3.5 Daya Pada Rangkaian Listrik Arus Bolak-balik _________________________80
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 81
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 81
B. Mengembangkan Soal HOTS _______________________________________________ 89
KESIMPULAN ________________________________ 101
UMPAN BALIK _______________________________ 102

4
Unit Pembelajaran
Listrik

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Pengecatan Secara Elektrostatik ................................................................13


Gambar 2. Cara Kerja Pengecatan Elektrostatik.........................................................14
Gambar 3. Kereta Maglev.....................................................................................................15
Gambar 4. Transmisi Listrik Jarak Jauh .........................................................................20
Gambar 5. Jenis-jenis Kapasitor ........................................................................................57
Gambar 6. Rangkaian Seri Kapasitor ..............................................................................59
Gambar 7. Rangkaian Paralel Kapasitor ........................................................................60
Gambar 8. Rangkaian Seri Resistor .................................................................................62
Gambar 9. Rangkaian Paralel Resistor ...........................................................................63
Gambar 10. Arus Listrik yang Melewati Percabangan .............................................64
Gambar 11. Rangkaian 1 Loop ...........................................................................................65
Gambar 12. Arah Loop Searah Jarum Jam .....................................................................65
Gambar 13. Arah Loop Berlawanan Arah Jarum Jam ...............................................66
Gambar 14. Penentuan Tanda GGL ..................................................................................66
Gambar 15. Baterai ................................................................................................................68
Gambar 16. Rangkaian Seri Sumber Tegangan ...........................................................69
Gambar 17. Rangkaian Paralel Sumber Tegangan .....................................................69
Gambar 18. Alternator dihubungngkan Osiloskop ....................................................71
Gambar 19. Kumparan Alternatif .....................................................................................72
Gambar 20. Rangkaian Resistor dihubungkan Listrik AC .......................................73
Gambar 21. Arus Listrik Efektif .........................................................................................74
Gambar 22. Rangkaian Resistif Murni ............................................................................75
Gambar 23. Rangkaian Induktor Murni .........................................................................76
Gambar 24. Rangkaian Kapasitif Murni .........................................................................77
Gambar 25. Rangkaian Seri R-L-C ....................................................................................78

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar ..................................................................................... 9


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ..................................................... 11
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal HOTS............................................................................................... 90

6
Unit Pembelajaran
Listrik

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami Listrik Statis, Listrik Dinamis dan Listrik Arus Bolak-balik.
Melalui pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki
dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta
didiknya yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan
terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu,
materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang Listrik Statis, Listrik Dinamis, Listrik Arus Bolak-balik, soal-
soal tes USBN/UMPN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam
menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar
guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik dalam 1) Menerapkan
listrik statis dan listrik dinamis; 2) Melakukan percobaan terkait
listrik statis dan listrik dinamis; 3) Menganalisis rangkaian listrik arus bolak-
balik (AC); 4) Memecahkan masalah teknologi yang berkaitan dengan listrik
arus bolak-balik (AC) sekaligus mendorong peserta didik mencapai
kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Topik listrik yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas subtopik
listrik statis, listrik dinamis dan listrik arus bolak-balik. Selain itu, unit ini

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dilengkapi dengan enam buah LKPD, yaitu 1) Gaya Elektrostatis; 2) Konsep


listrik statis; 3) Konsep listrik dinamis; 4) Rangkaian seri dan paralel resistor;
5) Hukum Ohm; dan 6) Konsep listik arus bolak-balik. LKPD dikembangkan
secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

8
Unit Pembelajaran
Listrik

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X kelompok Teknologi dan Rekayasa.

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar

Kelas/Semest
No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi
er
3.13 Menerapkan listrik 1. Menerapkan listrik statis X/2
statis dan listrik 2. Menerapkan listrik
dinamis dinamis

4.13 Melakukan 1. Melakukan percobaan X/2


percobaan terkait terkait listrik statis
listrik statis dan 2. Melakukan percobaan
listrik dinamis terkait listrik dinamis

3.15 Menganalisis Menganalisis rangkaian listrik X/2


rangkaian listrik arus bolak-balik (AC)
arus bolak-balik
(AC)

4.15 Memecahkan Memecahkan masalah X/2


masalah teknologi teknologi yang berkaitan
yang berkaitan dengan listrik arus bolak-balik
dengan listrik arus (AC)
bolak-balik (AC)

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.13, 3.15, 4.13 dan 4.15 di
kelas X dikembangkan menjadi 20 indikator untuk ranah pengetahuan dan 7
indikator untuk ranah keterampilan.

Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan


tuntutan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi ke dalam tiga kategori,
yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Berikut
ini rincian indikator yang dikembangkan pada Kompetensi Dasar 3.13, 3.15,
4.13 dan 4.15 di kelas X.

10
Unit Pembelajaran
Listrik

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.13.1. Menyebutkan pengertian -
listrik statis
3.13.2. Menyebutkan bunyi hukum
Coulomb
3.13.3. Menjelaskan konsep medan
listrik
3.13.4. Menjelaskan konsep potensial
listrik
3.13.5. Menjelaskan konsep energi
potensial listrik
3.13.6. Menjelaskan fungsi kapasitor
3.13.7. Menjelaskan pengertian
listrik dinamis
3.13.8. Menjelaskan pengertian arus
listrik
3.13.9. Menjelaskan rangkaian seri
dan paralel resistor
3.13.10. Menjelaskan hukum Ohm
3.13.11. Menjelaskan hukum Kirchoff
3.13.12. Menyebutkan sumber-sumber
listrik arus searah
3.13.13. Menjelaskan rangkaian seri
dan paralel sumber tegangan
3.13.14. Menjelaskan pengertian
energi dan daya listrik

3.15.1. Menjelaskan pengertian arus


dan tegangan listrik arus bolak-
balik
3.15.2. Menjelaskan nilai efektif arus
dan tegangan bolak-balik
3.15.3. Menjelaskan alat ukur arus dan
tegangan bolak-balik

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Kunci
3.13.15 Menerapkan besaran-besaran 4.13.1 Melakukan percobaan Gaya
fisika pada listrik statis untuk Elektrostatis
menyelesaikan masalah 4.13.2 Menyajikan laporan hasil
3.13.16 Menerapkan besaran-besaran percobaan Gaya Elektrostatis
fisika pada listrik dinamis
4.13.3 Melakukan percobaan
untuk menyelesaikan masalah
rangkaian seri dan paralel
resistor
4.13.4 Menyajikan laporan hasil
percobaan rangkaian seri dan
paralel resistor
4.13.5 Melakukan percobaan hukum
Ohm
4.13.6 Menyajikan laporan hasil
percobaan hukum Ohm

3.15.4 Menganalisis besaran- 4.15.1 Memecahkan masalah


besaran pada rangkaian teknologi yang berkaitan
listrik arus bolak-balik (AC) dengan listrik arus bolak-
balik (AC)
IPK Pengayaan
- -

12
Unit Pembelajaran
Listrik

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Pengecatan Secara Elektrostatik

Gambar 1. Pengecatan Secara Elektrostatik


Sumber http://www.guruamir.com/2017/05/mekanisme-pengecatan-secara.html

Saat ini teknologi pengecatan atau pelapisan sudah sangat maju. Kalau dulu
pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas, lalu berkembang dengan
teknologi penyemprotan yang dikenal dengan air brush. Namun, kedua cara
tersebut masih memiliki sejumlah kekurangan seperti proses pengecepatan
yang lambat dan hasil yang diperoleh tidak terlalu rata. Terknologi pelapisan
atau pengeceran yang dikembangkan saat ini dan diterapkan di industri-
industri besar adalah teknologi elektrostatik.

Gambar di atas adalah contoh proses pengecatan mobil yang dilakukan


dengan elektrostatik. Proses pengecatan dapat dilakukan oleh robot dan
proses penyelesaian sangat cepat, hasil pengecepatan sangat rata dan sangat
terkontrol. Jumlah cat yang digunakan tidak berlebihan (sangat akurat)
sehingga ekonomis dan limbah yang diproduksi pun menjadi sangat sedikit.

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Cara Kerja Pengecatan Elektrostatik

Pada ujung alat penyemprot diproduksi ion-ion dengan memberikan


tegangan listrik yang sangat tinggi. Material pelapis atau cat didorong dengan
udara dan saat melewati ujung nozzle menangkap sebagian muatan sehingga
menjadi partikel bermuatan. Bahan yang akan dilapis atau dicat yang
umumnya konduktor diberi muatan yang berlawanan tanda. Pada konduktor
muatan listrik tersebar di permukaan secara merata. Partikel pelapis yang
telah bermuatan ditarik oleh muatan di permukaan bahan yang akan dicat
sehingga jatuh ke permukaan benda tersebut secara merata.

Prinsip yang digunakan adalah gaya tarik antara muatan positif dan negatif.
Gambar di atas adalah ilustrasi proses pengecatan atau pelapisan tersebut.
Material cat atau partikel pelapis disemprot dari nozzle menggunakan
dorongan udara. Namun, di ujung penyemprot dihasilkan banyak muatan
listrik dengan memberikan tegangan listrik yang sangat tinggi. Partikel yang
keluar dari nozzle mengikat sebagian muatan tersebut sehingga keluar dari
nozzle sebagai partikel bermuatan. Benda yang dicat atau dilapisi umumnya
berbentuk logam atau bahan konduktor lain diberi muatan listrik yang
berlawanan. Karena bahan tersebut adalah logam maka muatan akan
tersebar di permukaan logam. Muatan yang ada di permukaan bahan akan
menarik partikel yang keluar dari nozzle yang memiliki muatan berlawanan

14
Unit Pembelajaran
Listrik

tanda sehingga bergerak kearah benda yang akan dicat. Karena muatan yang
ada di permukaan bahan tersebar merata di seluruh permukaan maka
partikel pelapis akan menunju bahan secara merata pula. Dengan demikian,
hasil pelapisan atau pengecatan menjadi rata.
Sumber : http://www.guruamir.com/2017/05/mekanisme-pengecatan-
secara.html

B. Superkonduktor

Gambar 3. Kereta Maglev


Sumber : https://www.techno.id/tech-news/kereta-maglev-di-jepang-pecahkan-rekor-baru-melaju-
hingga-600-kmjam-1504185.html

Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan penelitian


yang paling populer. Superkonduktor menjanjikan banyak hal bagi kita,
misalnya transmisi listrik yang efisien (tak ada lagi kehilangan energi selama
transmisi). Untuk saat ini penggunaan superkonduktor belum praktis,
dikarenakan masalah perlunya pendinginan (suhu kritis superkonduktor
masih jauh di bawah suhu kamar).

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan di


bawah suatu nilai suhu tertentu. Bahan superkonduktor pada suhu ruangan
dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator.
Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi superkonduktor
disebut dengan temperatur kritis (Tc).

Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda,


Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada
tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara
mendinginkan hingga 4 K atau -269oC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes
mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin.
Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun
ketika didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat
mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur
logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu
seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam
konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak,
ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan
menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya
terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat
murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya.
Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya
tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus
menerus.

Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan
energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan
superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut
sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian ternyata arus
masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi nama

16
Unit Pembelajaran
Listrik

superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika


pada tahun 1913.

Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada


tahun 1933. Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa
suatu superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui,
apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus
induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang
kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor
arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga
medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut.
Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal
dengan istilah diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek
Meissner. Efek Meissner ini sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet
dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga
tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek
Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.

Dengan berlalunya waktu, ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor


lainnya. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga
menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai
contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis
adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor
terbaik bukanlah suatu superkonduktor.

Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang


superkonduktivitas. Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium
Riset IBM di R|schlikon, Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang
terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen yang bersifat
superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator.


Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal ini
menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa
keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan ini membuat keduanya
diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian.

Penemuan demi penemuan dibidang superkonduktor kini masih saja


dilakukan oleh para peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga fenomenal
adalah berhasil disintesanya suatu bahan organik yang bersifat
superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6. Titik kritis senyawa organik ini masih
sangat rendah yaitu 1,2 K.

Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat


superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena
dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya.
Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor
yang lain, maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu
tinggi. Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga saat ini
adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.

Superkonduktor kini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang.


Hambatan tidak disukai karena dengan adanya hambatan maka arus akan
terbuang menjadi panas. Apabila hambatan menjadi nol, maka tidak ada
energi yang hilang pada saat arus mengalir. Penggunaan superkonduktor
dibidang transportasi memanfaatkan efek Meissner, yaitu pengangkatan
magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada kereta api supercepat
di Jepang yang diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev train. Kereta api
ini melayang di atas magnet superkonduktor. Dengan melayang, maka
gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta
dapat berjalan dengan sangat cepat, 343 mph atau sekitar 550 km/jam.

18
Unit Pembelajaran
Listrik

Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja di bidang listrik.


Generator yang dibuat dari superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99 an
ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan generator yang
menggunakan kawat tembaga. Suatu perusahaan amerika, American
Superconductor Corp. diminta untuk memasang suatu sistem penstabil listrik
yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic Energy Storage
System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3
juta Watt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi
gangguan listrik. Untuk transmisi listrik, pemerintah Amerika Serikat dan
Jepang berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan
pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel listrik bawah tanah yang
terbuat dari tembaga. Dengan menggunakan kabel superkonduktor, arus
yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat. 250 pon kabel
superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.

Di bidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu


superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis. Di bidang
militer, HTS-SQUID digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau laut.
Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu motor listrik dengan
tenaga 5000 tenaga kuda.

Sumber : http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100396563

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Transmisi Listrik Jarak Jauh

Gambar 4. Transmisi Listrik Jarak Jauh


Sumber : https://slideplayer.info/slide/2815305/

Pusat pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari pemukiman atau


pelanggan. Sehingga listrik yang dihasilkan pusat pembangkit listrik perlu
ditransmisikan dengan jarak yang cukup jauh. Oleh karena itu diperlukan
suatu usaha agar energi listrik yang ditransmisikan tidak banyak yang hilang
selama proses transmisinya. Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan
dengan menggunakan tegangan tinggi. Dengan tegangan yang tinggi maka
arus listrik yang mengalir pada penghantar menjadi kecil. Arus listrik yang
kecil ini akan menyebabkan enerti yang hilang selama transmisi (energi
disipasi) juga kecil. Selain itu dengan arus listrik yang kecil kawat penghantar
yang diperlukan relatif lebih kecil sehingga akan lebih ekonomis

20
Unit Pembelajaran
Listrik

Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang


dihasilkan generator pembangkit listrik arus bolak-balik perlu dinaikkan
mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan
tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju
konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan
menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V.

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

22
Unit Pembelajaran
Listrik

SOAL-SOAL USBN/UMPN

Berikut ini contoh soal-soal USBN/UMPN topik Listrik pada Kompetensi


Dasar 3.13 Menerapkan listrik statis dan listrik dinamis dan Kompetensi
Dasar 3.15 Menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik (AC)
(Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan
sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain
itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika Saudara akan
mengembangkan soal yang setipe pada topik Listrik.

1. Contoh Soal UMPN Tahun 2018

No. Soal
1 Dua orang melakukan pengukuran medan listrik yang dihasilkan oleh
sebuah muatan stasioner. A menggunakan muatan penguji qo dan B
menggunakan muatan penguji -2qo. Kesimpulan dari pengukuran yang
dihasilkan oleh kedua orang tersebut adalah….

A. Besar dan arah hasil pengukuran A sama dengan hasil pengukuran


B
B. Besar medan listrik hasil pengukuran A lebih besar dibanding hasil
pengukuran B dan arahnya sama
C. Besar medan listrik hasil pengukuran A sama dengan hasil
pengukuran B namun arahnya berlawanan
D. Besar medan listrik hasil pengukuran A lebih kecil dibanding hasil
pengukuran B, namun arahnya berlawanan
E. Besar medan listrik hasil pengukuran A lebih besar dibanding hasil
pengukuran B, namun arahnya berlawanan
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (C2)

Indikator yang : 3.7.3 Menjelaskan konsep medan listrik


bersesuaian
Dua buah muatan listrik yang besar dan tandanya
Diketahui :
berbeda

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ditanyakan : Kesimpulan dari pengukuran medan listrik

Materi yang : Medan listrik


dibutuhkan

2. Contoh Soal UMPN Tahun 2018

No. Soal
2 Diketahui rangkaian tertutup seperti pada gambar di bawah. Besar
tegangan pada hambatan 12Ω adalah….. Volt

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Analisis (Menentukan/C3)

3.8.5 Menjelaskan rangkaian seri dan paralel


Indikator yang : resistor
bersesuaian
3.8.6 Menjelaskan hukum Ohm
Diketahui : Rangkaian listrik arus searah

Ditanyakan : Besar tegangan pada hambatan

1. Rangkaian seri resistor


Materi yang :
dibutuhkan 2. Hukum Ohm

24
Unit Pembelajaran
Listrik

3. Contoh Soal UMPN Tahun 2017

No. Soal
3 Kapasitas ekivalen pada kutub A-B dari rangkaian kapasitor di bawah
ini adalah…..

A. 200 μF
B. 300 μF
C. 600 μF
D. 800 μF
E. 1200 μF
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Analisis (Menentukan/C3)

3.7.7 Menganalisis hubungan besaran-besaran


Indikator yang : fisika pada listrik statis yang berkaitan dengan
bersesuaian
bidang teknologi informasi dan komunikasi
Diketahui : Rangkaian kapasitor

Ditanyakan : Kapasitas ekivalen dari rangkaian kapasitor

1. Kapasitas kapasitor
Materi yang : 2. Rangkaian seri kapasitor
dibutuhkan
3. Rangkaian paralel kapasitor

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Contoh Soal UMPN Tahun 2017

No. Soal
4 Besar arus listrik yang mengalir pada hambatan 4 Ω adalah….

A. 0,750 A
B. 1,125 A
C. 1,500 A
D. 1,875 A
E. 2,125 A
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Analisis (Menentukan/C3)

3.8.9. Menjelaskan rangkaian seri dan paralel


Indikator yang : resistor
bersesuaian
3.8.10. Menjelaskan hukum Ohm
Diketahui : Rangkaian resistor

Ditanyakan : Besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian

1. Rangkaian seri resistor


Materi yang : 2. Rangkaian paralel resistor
dibutuhkan
3. Hukum Ohm

26
Unit Pembelajaran
Listrik

5. Contoh Soal UMPN Tahun 2017

No. Soal
5 Potensial listrik sejauh 4 cm dari suatu muatan titik q sama dengan 10
V. Potensial listrik sejauh R dari muatan titik 5q sama dengan 20 V.
Nilai R sama dengan…..

A. 20 cm
B. 15 cm
C. 12 cm
D. 10 cm
E. 6 cm
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Analisis (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.7.4 Menjelaskan konsep potensial listrik


bersesuaian
Muatan listrik, jarak dan potensial listrik pada titik
Diketahui :
tertentu
Ditanyakan : Jarak titik dari muatan titik 5q

Materi yang : Potensial listrik


dibutuhkan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6. Contoh Soal USBN Tahun 2019 Paket B

No. Soal
6 Besar kuat medan listrik di titik A yang memiliki jarak sebesar 3 cm dari
muatan yang bernilai +8 x10-9 C seperti gambar di bawah ini adalah …
A. 3 × 104 N/C
B. 5 × 104 N/C
r = 3
C. 8 × 104 N/C
cm
D. 16 × 104 N/C
E. 24 × 10-4 N/C A +8 x 10-9
C
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Analisis (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.15.4. Menjelaskan konsep medan listrik


bersesuaian

Diketahui : Muatan listrik dan jarak titik dari muatan

Ditanyakan : Besar kuat medan listrik

Materi yang : Medan Listrik


dibutuhkan

28
Unit Pembelajaran
Listrik

7. Contoh Soal USBN Tahun 2019 Paket B

No. Soal
7 Empat buah muatan masing-masing 10 µC, 20 µC, – 30 µC dan 40 µC,
ditempatkan pada empat titik sudut sebuah persegi dengan panjang sisi 60
cm x 80 cm seperti gambar disamping. Potensial listrik pada titik tengah
persegi panjang tersebut adalah…
A. 150 kV
B. 360 kV
q1 q2
r
C. 490 kV
60 P
D. 720 kV
E. 1440 kV
cm
q4 80 cm q3

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Analisis (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.15.5. Menjelaskan konsep medan listrik


bersesuaian
Empat buah muatan listrik yang terletak pada titik
Diketahui :
sudut sebuah persegi panjang
Ditanyakan : Potensial listrik di tengah persegi panjang

Materi yang : Potensial Listrik


dibutuhkan

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8. Contoh Soal USBN Tahun 2019 Paket B

No. Soal
8 Perhatikan gambar dibawah ini, jika kecepatan sudut bernilai 500 rad/s dan
tegangan AC adalah 30 Volt, maka tentukan nilai arus yang mengalir?

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Penerapan (C4)

Indikator yang : 3.15.6. Menganalisis besaran-besaran pada


bersesuaian rangkaian listrik arus bolak-balik (AC)
Rangkaian seri resistor dan kapasitor,
Diketahui :
Sumber tegangan dan kecepatan sudut
Ditanyakan : Arus yang mengalir pada rangkaian

Materi yang : Rangkaian seri R – L – C listrik arus bolak-balik


dibutuhkan

30
Unit Pembelajaran
Listrik

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas-aktvitas yang diberikan pada bagian ini merupakan salah satu


alternatif yang dapat dilakukan untuk membelajarkan konsep listrik
statis, listrik dinamis dan listrik arus bolak-balik. Konsep listrik statis dan
listrik dinamis merujuk pada KD 3.13 dan KD 4.13, sedangkan konsep
listrik arus bolak-balik merujuk pada KD 3.15 dan KD 4.15.

Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari empat aktivitas yaitu:
1) Konsep listrik statis, 2) memahami hukum-hukum kelistrikan arus
searah, 3) Melakukan percobaan hukum Ohm, dan 4) Rangakaian Listrik
Arus Bolak-balik. Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas
pembelajaran 1) , 2) dan 4) dalam contoh ini adalah model discovery
learning dengan sintak sebagai berikut.
1. Pemberian rangsangan (Stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
3. Pengumpulan data (Data Collection)
4. Pengolahan Data (Data Processing)
5. Pembuktian (Verification)
6. Menarik simpulan (Generalization)

Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas


pembelajaran 3) adalah model problem-based learning dengan sintak
sebagai berikut.
1. Orientasi peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

Aktivitas 1

Judul : Konsep Listrik Statis.

Tujuan aktivitas 1:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Memahami konsep dasar listrik statis;
2. Menganalisis hubungan besaran-besaran fisika pada listrik statis yang
berkaitan dengan bidang teknologi informasi dan komunikasi;
3. Memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari terkait
hubungan besaran-besaran fisika pada listrik statis.

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan


adalah sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan


tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
2. Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk
memperhatikan permasalahan yang diberikan (Stimulation)
Contoh permasalahan:
Ketika musim hujan, gedung-gedung pencakar langit rawan terkena
sambaran petir. Bagaimanakah hal ini dapat terjadi?
3. Berilah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang peserta didik
untuk berpikir tingkat tinggi dalam menjawabnya, diantaranya:
a. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi sambaran petir pada
gedung-gedung pencakar langit?

32
Unit Pembelajaran
Listrik

b. Informasi apa yang anda punya?


c. Bagaimana cara menentukan solusinya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membantu peserta didik pada
tahap mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini peserta didik
diharapkan menjawab bahwa untuk menentukan solusi dari
permasalahan di atas yaitu karena adanya loncatan muatan listrik dari
awan ke gedung pencakar langit.
4. Guru menyiapkan alat untuk percobaan listrik statis;
5. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
beranggotakan 4-5 orang;
6. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 dan 2
serta meminta setiap kelompok untuk mengambil peralatan
percobaan;
7. Pada tahap pengumpulan, pengolahan dan verifikasi data,
setiap kelompok diminta untuk berdiskusi menyelesaikan Lembar
Kerja yang sudah disiapkan guru tentang konsep listrik statis;
8. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik
dituntun oleh LKPD 1 dan 2 untuk dapat menyimpulkan sendiri
bagaimana konsep listrik statis;
9. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 1 dan 2, kelompok lain memperhatikan dan
menanggapi jika ada yang berbeda hasilnya;
10. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap proses penyelesaian masalah.

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 2

Judul : Konsep listrik arus searah.

Tujuan aktivitas 2:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Memahami konsep listrik arus searah
2. Memahami prinsip rangkaian seri dan paralel resistor

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
2. Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk
memperhatikan permasalahan yang diberikan (Stimulation)
Contoh permasalahan:
Seorang siswa mendapat tugas untuk membuat miniatur rumah
beserta instalasi listriknya. Ada 2 baterai 1,5 volt dan 4 buah lampu 3
Volt yang digunakan dalam rangkaian. Setelah semua lampu dan
baterai dirangkai, ternyata keempat lampu tidak dapat menyala.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
3. Berilah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang peserta didik untuk
berpikir tingkat tinggi dalam menjawabnya, diantaranya:
a) Apa yang anda lakukan untuk menyelesaikan permasalahan di
atas?
b) Informasi apa yang anda punya?
c) Bagaimana cara menentukan solusinya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membantu peserta didik pada
tahap mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini peserta didik
diharapkan untuk menjawab untuk menentukan solusi dari
permasalahan di atas.

34
Unit Pembelajaran
Listrik

4. Guru menyiapkan alat untuk percobaan listrik arus searah;


5. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
beranggotakan 4-5 orang;
6. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 3 dan 4 serta
meminta setiap kelompok untuk mengambil peralatan percobaan;
7. Pada tahap pengumpulan, pengolahan dan verifikasi data, setiap
kelompok diminta untuk berdiskusi menyelesaikan Lembar Kerja
yang sudah disiapkan guru tentang konsep listrik arus searah;
8. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik
dituntun oleh LKPD 4 dan 5 untuk dapat menyimpulkan sendiri
bagaimana konsep listrik arus searah;
9. Selanjutnya perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil
penyelesaian LKPD 4 dan 5, kelompok lain memperhatikan dan
menanggapi jika ada yang berbeda hasilnya;
10. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap proses penyelesaian masalah.

Aktivitas 3

Judul : Melakukan percobaan hukum Ohm


Aktivitas pembelajaran 3 dikembangkan berdasarkan KD 4.8,
dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam menguasai
kompetensi terkait hukum-hukum kelistrikan arus searah. Aktivitas ini
menggunakan model pembelajaran problem-based learning.

Tujuan aktivitas 3:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat
memahami hukum Ohm

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan


adalah sebagai berikut.
Orientasi siswa kepada masalah
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai;
2. Guru menyampaikan permasalahan yang harus diselesaikan peserta
didik secara berkelompok;
Contoh permasalahan :
Budi merangkai sebuah resistor dengan sebuah baterai 9 Volt dan
menghubungkannya ke Amperemeter. Dari hasil pengukuran
Amperemeter diperoleh nilai arus listrik sebesar 0,1 A. Jika baterai
pada rangkaian tersebut diganti dengan sumber tegangan 18 Volt,
berapakah hasil pembacaan arus listrik pada Amperemeter?

Mengorganisasikan peserta didik


1. Siswa membentuk kelompok kooperatif yang terdiri atas 4-5 orang
(atau menggunakan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya);
2. Guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok belajar, yaitu membaca
sumber belajar yang diperlukan secara individu (namun dalam
situasi kerja kelompok), dilanjutkan dengan berdiskusi untuk
menyelesaikan masalah yang ada di LKPD 5 dan menyiapkan laporan
hasilnya;

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


Guru membimbing peserta didik untuk:
1. membaca buku siswa, buku catatan, atau sumber lain guna
memperoleh informasi pendukung untuk penyelidikan dalam rangka
menyelesaikan masalah yang diberikan guru;
2. mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan dan
merumuskan apa yang hendak diselidiki atau diselesaikan;

36
Unit Pembelajaran
Listrik

3. memilih/menentukan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan


masalah dengan dibimbing guru;
4. melaksanakan strategi penyelidikan yang dipilih dalam rangka
menyelesaikan masalah;

Mengembangkan dan menyajikan hasil

1. Peserta didik menyampaikan hasil penyelesaian permasalahan dan


memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan
memberi pendapat terhadap presentasinya;

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Dengan dibimbing guru, peserta didik melakukan analisis proses
pemecahan masalah yang telah dilakukan. Bimbingan guru mencakup
proses mengidentifikasi data-data kunci dalam permasalahan,
merumuskan apa yang hendak diselidiki dan dihasilkan, memilih strategi
yang digunakan dalam menyelesaiakan masalah, melaksanakan strategi
dalam rangka menyelesaikan masalah, mengecek hasil penyelesaian
masalah.

Aktivitas 4

Judul : Rangkaian Listrik Arus Bolak-balik

Tujuan aktivitas 4:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Memahami konsep dasar rangkaian listrik arus bolak-balik
2. Menganalisis hubungan besaran-besaran fisika pada listrik arus bolak-
balik
3. Memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari terkait
hubungan besaran-besaran fisika pada listrik arus bolak-balik

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
2. Guru memberikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
dapat berkaitan dengan konsep listrik arus bolak-balik. Tahap ini
sekaligus untuk memotivasi peserta didik tentang pentingnya belajar
listrik arus bolak-balik;
3. Guru memberikan permasalahan dan meminta peserta didik untuk
memperhatikan permasalahan yang diberikan (Stimulation)
Contoh permasalahan:
Listrik yang kita nikmati di rumah-rumah berasal dari pembangkit
listrik yang jaraknya sangat jauh. Apakah listrik yang ditransimikan
tersebut listrik arus searah atau listrik arus bolak-balik?
4. Berikan pertanyaan-pertanyaan terkait permasalahan yang diberikan
sehingga merangsang peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi
dalam menjawabnya, diantaranya:
a. Bagaimanakah proses transmisi listrik tersebut?
b. Apakah yang perlu dilakukan agar energi yang hilang selama
transmisi listrik semakin kecil?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membantu peserta didik pada
tahap mengidentifikasi masalah.
5. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 −
5 orang
6. Membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 5 ke semua
kelompok;
7. Pada tahap pengumpulan, pengolahan dan verifikasi data, setiap
kelompok diminta berdiskusi menyelesaikan LKPD 6.

38
Unit Pembelajaran
Listrik

8. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan ketika peserta didik dituntun


oleh LKPD untuk menemukan sendiri konsep-konsep penting listrik
arus bolak-balik.
9. Peserta didik diminta mempresentasikan hasil penyelesaian LKPD 1,
kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan.
10. Memberi latihan kepada peserta didik untuk mengecek pemahaman
terkait konsep listrik arus bolak-balik.

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Judul : Gaya Elektrostatis


Tujuan :
1. Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda yang timbul
sebagai akibat sifat muatan
2. Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda
bermuatan
Petunjuk Kerja :
1. Kerjakan LKPD 1 secara berkelompok
2. Cermati dan lakukan setiap instruksi dengan teliti
3. Jawablah setiap pertanyaan yang diberikan
4. Presentasikan penyelesaian LKPD 1
Alat dan bahan :
1. Statif : 1 unit
2. Batang plastik PVC : 2 buah
3. Batang Flexiglass : 2 buah
4. Benang secukupnya.
5. Satu potong kain sutera.
6. Satu potong kain wool
Langkah Kerja :
1. Gantungkan salah satu batang plastik PVC melalui seutas benang
pada statif, kemudian gosoklah salah satu ujung batang plastik
dengan kain wool.
2. Sesaat kemudian, gosoklah batang plastik PVC yang lain pada salah
satu ujungnya dengan kain wool, dekatkan pada ujung batang plastik
PVC pertama yang telah digosok. Amati dan catatlah pada tabel data.
3. Dengan cara yang sama, lakukanlah untuk batang Flexiglass yang
digosok dengan kain sutera.
4. Sekarang gosoklah kembali salah satu ujung batang plastik PVC yang
telah digantung tersebut dengan kain wool, kemudian gosoklah salah

40
Unit Pembelajaran
Listrik

satu ujung batang Flexiglass dengan kain sutera, dan dekatkan pada
ujung batang plastik PVC. Amati dan catat hasilnya pada tabel data.

Hasil pengamatan percobaan 1


Batang Hasil Pengamatan
Yang Yang didekatkan Tarik Tolak
digantung menarik menolak
PVC PVC
PVC Flexiglass
Flexiglass PVC

Kesimpulan Percobaan 1

1. Muatan yang sejenis :


...............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

2. Muatan yang tidak sejenis :


...............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Judul : Konsep listrik statis

Tujuan :

Melalui diskusi kelompok peserta diklat mampu mengidentifikasi konsep-


konsep penting topik Listrik Statis dalam bentuk peta konsep

Petunjuk Kerja :

1. Pelajari bahan bacaan tentang Listrik Statis


2. Identifikasi konsep-konsep penting yang ada pada topik Listrik Statis
dan gambarkan dalam peta konsep
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok
lain!

42
Unit Pembelajaran
Listrik

Lembar Kerja Peserta Didik 3

Judul : Konsep listrik dinamis

Tujuan :

Melalui diskusi kelompok peserta diklat mampu mengidentifikasi konsep-


konsep penting topik listrik dinamis

Petunjuk Kerja :

1. Pelajari bahan bacaan tentang Listrik dinamis


2. Jawablah soal-soal di bawah ini pada tempat yang disediakan.
A. Apakah yang dimaksud dengan kuat arus listrik dan bagaimana cara
menghitungnya?
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
B. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
hambatan suatu penghantar?
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
C. Seutas kawat yang panjangnya 1000 m memiliki diameter 2 mm dan
hambatan jenis 6,28 x 10-8 Ω m. Berapa hambatan kawat tersebut!
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
D. Jelaskan prinsip dari rangkaian seri dan paralel resistor!
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E. Sebutkan bunyi hukum Ohm?


……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
F. Arus listrik mengalir ke sebuah resistor yang dihubungkan ke
sumber tegangan 6 Volt adalah 0,2 Ampere. Jika resistor tersebut
dihubungkan ke sumber tegangan 30 Volt, berapakah arus listrik
yang mengalir pada resistor?
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
G. Sebutkan bunyi hukum I Kirchoff dan hukum II Kirchoff!
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
H. Bagaimanakah prinsip dari rangkaian seri dan paralel sumber
tegangan?
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
I. Apakah yang dimaksud dengan energi dan daya listrik? Jelaskan pula
cara menghitung energi dan daya listrik dari suatu peralatan listrik!
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………….
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok
lain!

44
Unit Pembelajaran
Listrik

Lembar Kerja Peserta Didik 4

Judul : Rangakaian seri dan paralel Resistor

Tujuan :
Melalui percobaan kelompok peserta mampu menemukan konsep-konsep
penting rangkaian seri dan paralel resistor

Alat dan bahan :


1. Baterai atau sumber tegangan : 1 buah
2. Papan rangkaian : 1 buah
3. Multimeter : 1 buah
4. Resistor : 3 buah
5. Kabel penghubung secukupnya

A. Rangkaian Seri Resistor


Petunjuk Kerja :
1. Dengan menggunakan peralatan yang ada, buatlah rangkaian seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.

2. Ukur kuat arus di titik a, b, dan c.


Ia = …… A Ib = ……A Ic = ……A
3. Ukur tegangan di R1, R2 dan R3
V1 = …. V V2 = …. V V3 = …. V
4. Hitunglah tegangan pada sumber tegangan E
E = …..V

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Rangkaian Paralel Resistor

1. Dengan menggunakan peralatan yang ada, buatlah rangkaian seperti


ditunjukkan pada gambar berikut.

2. Ukur kuat arus di titik a, b, dan c.


Ia = …… A Ib = ……A Ic = ……A
3. Ukur tegangan di R1, R2 dan R3
V1 = …. V V2 = …. V V3 = …. V
4. Hitunglah tegangan pada sumber tegangan E
E = …..V

Pertanyaaan
1) Dari hasil percobaan rangkaian seri resistor, jawablah pertanyaan
berikut ini.
a. Bagaimanakah kuat arus yang melalui setiap hambatan dalam
hubungan seri ?
………………………………………………………………………………….………………
………………………………………………………………………………….………………
………………………………………………………………………………….………………

46
Unit Pembelajaran
Listrik

b. Jumlahkan VR1, VR2 dan VR2. kemudian hasil penjumlahannya


bandingkan dengan tegangan dari sumber tegangan (baterai)
………………….………………………………………………………………………………
……………………………………………………….…………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
c. Bagaimana hasil perbandingan itu ? tuliskan dalam
bentuk persamaan !
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….………

2) Dari hasil percobaan rangkaian paralel resistor, jawablah pertanyaan


berikut ini.
a. Samakah kuat arus yang melalui setiap hambatan ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
b. Jumlahkan Ib , Ic dan Id, kemudian bandingkan dengan Ia.
Tuliskan hasilnya dalam sebuah persamaan !
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
c. Bagaimanakah tegangan pada setiap hambatan itu ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d. Bandingkan tegangan pada setiap hambatan dengan tegangan


pada batu baterai. Tuliskan dalam bentuk persamaan !.
…………………………………………………………………………………..….…………
…………………………………………………………………………………….…..………

3) Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan tersebut!


...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

48
Unit Pembelajaran
Listrik

Lembar Kerja Peserta Didik 5

Judul : Hukum Ohm

Tujuan :
Melalui percobaan kelompok peserta mampu menemukan konsep hukum
Ohm

Alat dan Bahan :


a. Amperemeter
b. Voltmeter
c. Hambatan
d. Sumber tegangan (baterai 4 buah)
e. Kabel penghubung
f. Penjepit buaya 4 buah

Petunjuk Kerja :
1. Rangkailah alat percobaan seperti gambar berikut ini.

2. Pada percobaan pertama gunakan 1 buah baterai.


3. Ukur beda potensial pada ujung-ujung hambatan.
4. Ukur kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian.
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 dengan mengubah jumlah baterai yang
digunakan dan dirangkai seri menjadi 2, 3 dan 4

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6. Catat hasil percobaan pada tabel berikut.


No Banyaknya Beda Kuat Arus Nilai
baterai potensial I (A) V/I
(buah) V (Volt)
1 1
2 2
3 3
4 4

7. Perhitungan hasil percobaan


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

8. Apa yang anda dapatkan dari hasil perhitungan?


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

9. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan!


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

50
Unit Pembelajaran
Listrik

Lembar Kerja Peserta Didik 6

Judul : Konsep listrik Arus bolak-balik

Tujuan :

Melalui diskusi kelompok peserta didik mampu mengidentifikasi konsep-


konsep penting topik Listrik Arus bolak-balik dalam bentuk peta konsep

Petunjuk Kerja :

1. Pelajari bahan bacaan tentang Listrik Statis


2. Identifikasi konsep-konsep penting yang ada pada topik Listrik arus
bolak-balik dan gambarkan dalam peta konsep
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok
lain!

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

1. Listrik Statis

1.1 Muatan Listrik

Ada beberapa percobaan sederhana yang dapat menunjukkan


keberadaan gaya dan muatan listrik. Contohnya ketika anda menggosok-
gosokkan penggaris ke rambut anda yang kering, maka penggaris dapat
menarik potongan-potongan kecil dari kertas. Balon berisi udara yang
digosokkan ke kain wol akan menempel di dinding. Peristiwa tersebut
terjadi karena bahan-bahan tersebut teraliri listrik atau menjadi
bermuatan listrik.

Anda dapat memperoleh muatan listrik pada tubuh anda dengan cara
menggosok-gosokkan sepatu anda kuat-kuat ke karpet wol. Untuk
membuktikan tubuh anda bermuatan listrik, anda dapat menyentuh
teman anda secara perlahan dan mengejutkannya. Bahkan pada situasi
tertentu, anda dapat melihat loncatan bunga api saat anda bersentuhan.
Percobaan ini sebaiknya dilakukan pada kondisi kelembapan udara yang
rendah agar muatan pada tubuh anda tidak mengalir ke bumi.

Dari serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Benjamin Franklin


(1706-1790) ditemukan dua buah muatan yang disebut positif dan
negatif. Selain itu juga diperoleh kesimpulan bawa muatan yang bertanda
sama akan tolak-menolak dan muatan dengan tanda berlawanan akan
tarik-menarik.

Aspek penting lain dari listrik statis adalah bahwa muatan listrik selalu
kekal dalam sistem yang terisolasi. Muatan listrik tidak diciptakan ketika
suatu benda digosokkan ke benda lainnya. Proses pengaliran muatan

52
Unit Pembelajaran
Listrik

listrik terjadi karena perpindahan muatan dari satu benda ke benda


lainnya.

Pada tahun 1909, Robert Milikan (1868-1953) menemukan bahwa


muatan listrik selalu teramati sebagai kelipatan integral dari suatu jumlah
dasar muatan elektron (e). Dengan kata lain muatan listrik q ini disebut
terkuantisasi.

1.2 Hukum Coulomb

Dua buah partikel yang berdekatan dan bermuatan listrik akan saling
berinteraksi. Interaksi tersebut bisa berupa gaya tarik-menarik bila
kedua muatan berlainan jenis atau berupa gaya tolak-menolak jika kedua
muatan tersebut sejenis. Hubungan gaya listrik antara dua bola
bermuatan listrik pertama kali diselidiki oleh fisikawan Perancis
bernama Charles Coulomb.

Coulomb menyimpulkan bahwa gaya tarik atau gaya tolak berbanding


terbalik kuadrat jarak kedua bola bermuatan.

1
Secara matematis, 𝐹 ∝ 𝑟 2

Selain itu Coulomb juga menyimpulkan bahwa gaya tarik atau gaya tolak
antara dua bola bermuatan sebanding dengan besar muatan-muatannya.

Secara matematis, 𝐹 ∝ 𝑞1 𝑞2

Dengan menggabung kedua kesimpulan tersebut, Coulomb menyatakan


hukumnya yang dinamakan hukum Coulomb, yaitu:
“Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik
sebanding dengan besar muatan-muatannya dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan”

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Secara matematis besarnya Gaya Coulomb dituliskan sebagai berikut.

| q1 || q2 |
F=k
r2

Keterangan:
F = Gaya Coulomb (Newton)
q1 = Muatan 1 (Coulomb)
q 2 = Muatan 2 (Coulomb)
r = Jarak antar partikel bermuatan listrik (meter)
k = Konstanta (Nm2C-2)
Jika medium dimana kedua muatan berada adalah vakum atau udara,
maka

1
𝑘= = 9 𝑥 109 𝑁 𝑚2 𝐶 −2
4𝜋𝜀0

Ketika terdapat lebih dari dua muatan, gaya resultan pada setiap muatan
akan sama dengan jumlah vektor yang dihasilkan oleh masing-masing
muatan tersebut. Sebagai contoh jika terdapat lima buah muatan, maka
gaya resultan yang ditimbulan oleh partikel 2, 3, 4 dan 5 pada partikel 1
adalah jumlah vektor masing-masing gaya

𝐅1 = 𝐅12 + 𝐅13 + 𝐅14 + 𝐅15

1.3 Medan Listrik

Medan listrik dapat dikatakan sebagai daerah disekitar muatan listrik


(muatan sumber) dimana muatan listrik lainnya (muatan uji) masih
mengalami pengaruh gaya elektrostatik. Semakin besar muatan sumber dan
semakin kecil jarak muatan uji ke muatan sumber, maka medan listrik yang
dialami oleh muatan uji juga semakin besar. Medan listrik E pada suatu titik

54
Unit Pembelajaran
Listrik

didefinisikan sebagai gaya total pada suatu muatan uji positif q0 dibagi
dengan q0

𝐅
𝐄=
𝑞0

|𝑞|
𝐄=k ȓ
𝑟2

Atau besar medan listrik dapat dinyatakan dalam

|𝑞|
E=k
𝑟2

Keterangan : E = Kuat medan listrik (N/C)

Pada sembarang titik P, medan listrik total yang disebabkan oleh sejumlah
muatan titik sebanding dengan jumlah vektor medan listrik dari seluruh
muatan tersebut.

𝐄 = 𝐄𝟏 + 𝐄𝟐 + ⋯ + 𝐄𝒏

1.4 Potensial Listrik

Potensial listrik adalah perubahan energi potensial listrik per satuan muatan
yang terjadi ketika sebuah muatan uji dipindahkan dari suatu titik yang tak
terhingga jauhnya ke titik yang ditanyakan. Secara matematis potensial
listrik di rumuskan sebagai berikut.

𝑞
𝑉=𝑘
𝑟

Keterangan : V = potensial listrik (Volt)

Dalam perhitungan potensial listrik, tanda + dan – muatan diikutsertakan.

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1.5 Energi Potensial Listrik

Energi potensial listrik merupakan besaran skalar. Energi potensial listrik


(Ep) disuatu titik b didefinisikan sebagai besar usaha (W) yang dilakukan
oleh muatan q untuk memindahkan muatan uji dari titik a pada jarak tak
hingga (ra = ̴) ke titik b yang berjarak rb dari q.
W = q(V1-V2) atau W = ΔEp = Ep2 – Ep1 ; nilai Ep dapat dicari dengan
1 1
𝐸𝑝(𝑏) = 𝑊𝑎−𝑏 = 𝑘𝑞𝑞𝑜 ( − )
𝑟𝑏 𝑟𝑎

1 1
= 𝑘𝑞𝑞𝑜 ( − )
𝑟𝑏 ̴

1
= 𝑘𝑞𝑞𝑜 ( − 0)
𝑟𝑏

𝑘𝑞𝑞𝑜
=
𝑟𝑏

𝑘𝑞𝑞𝑜
𝐸𝑝 =
𝑟

Keterangan:
W = usaha yang dilakukan oleh gaya Coulomb (joule)
Ep = energi potensial listrik (joule)
k = tetapan Coulomb = 9 x 109 Nm2/C2
q = muatan sumber (Coulomb)
q0 = muatan uji (Coulomb)
ra = jarak dua muatan pada kedudukan awal (meter)
rb = jarak dau muatan pada kedudukan akhir (meter)
V = potensial listrik (Volt)

56
Unit Pembelajaran
Listrik

1.6 Kapasitor

Kapasitor adalah suatu peralatan elekronika yang dapat menyimpan muatan


dan energi listrik. Secara prinsip, kapasitor terdiri dari dua penghantar atau
konduktor yang dipisahkan oleh udara atau bahan dielektrik. Salah satu
keping konduktor dihubungkan ke kutub positif sedangkan keping yang lain
dihubungkan ke kutub negatif sumber tegangan.

Jenis-Jenis Kapasitor

Gambar 5. Jenis-jenis Kapasitor


Sumber http://www.tukangsolder.com/pengertian-kapasitor-dan-jenis-jenisnya/

Berdasarkan nilainya kapasitor dibagi menjadi dua yaitu kapasitor nilai tetap
(fixed capasitor) dan kapasitor variabel (variable capasitor). Kapasitor Nilai
Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau tidak
berubah-ubah. Yang termasuk jenis kapasitor yang nilainya tetap yaitu
kapasitor keramik, kapasitor polyester, kapasitor kertas, kapasitor mika,
kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum. Kapasitor Variabel adalah
Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu Variable Condensator
(Varco) dan Trimmer.

Kapasitas Kapasitor
Kapasitas kapasitor merupakan ukuran kemampuan atau daya tampung
kapasitor untuk menyimpan muatan listrik untuk beda potensial yang
diberikan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.

𝑞
𝐶=
𝑉

Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (Coulomb/volt atau Farad (F))
q = banyaknya muatan (Coulomb)
V = beda potensial (Volt)

Kapasitas Kapasitor keping sejajar


Kapasitas kapasitor keping sejajar sebanding dengan luas penampang keping,
berbanding terbalik dengan jarak antara kedua keping dan tergantung bahan
dielekriknya. Besarnya kapasitas kapasitor keping sejajar dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut.

𝜀𝑟 𝜀𝑜 𝐴
𝐶=
𝑑

Keterangan:
𝜀𝑟 = Permitivitas relatif dielektrik atau tetapan dielektrik
𝜀𝑜 = Permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12 Fm-1)
A = luas penampang keping (m2)
d = jarak antara kedua keping (meter)

Rangkaian Kapasitor
Dalam rangkaian elekronika seringkali dibutuhkan kapasitor yang
kapasitasnya tidak ada dipasaran. Hal ini disebabkan kapasitor-kapasitor

58
Unit Pembelajaran
Listrik

yang beredar di pasaran memiliki nilai kapasitas dan tegangan kerja yang
standar. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai kapasitor yang diinginkan
dapat dilakukan dengan cara menyusun kapasitor.

Rangkaian seri kapasitor

Gambar 6. Rangkaian Seri Kapasitor

Gambar di atas menunjukkan rangkaian seri dari 3 buah kapasitor. Berikut


adalah beberapa prinsip pada rangkaian seri kapasitor.

• Besarnya muatan pada masing-masing kapasitor sama dengan besarnya


muatan gabungan.

𝑞𝑠 = 𝑞1 = 𝑞2 = 𝑞3

• Beda potensial pada kapasitor pengganti seri sama dengan jumlah beda
potensial pada masing-masing kapasitor

𝑉𝑠 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3

• Kapasitas kapasitor pengganti seri dapat dicari dengan persamaan:

1 1 1 1
= + +
𝐶𝑠 𝐶1 𝐶2 𝐶3

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Rangkaian Paralel kapasitor

Gambar 7. Rangkaian Paralel Kapasitor

Gambar di atas menunjukkan rangkaian paralel dari 3 buah kapasitor.


Berikut adalah beberapa prinsip pada rangkaian seri kapasitor.

• Besarnya muatan pada kapasitor pengganti paralel sama dengan jumlah


muatan pada masing-masing kapasitor.

𝑞𝑝 = 𝑞1 + 𝑞2 + 𝑞3

• Beda potensial pada kapasitor pengganti paralel sama dengan beda


potensial pada masing-masing kapasitor.

𝑉𝑝 = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3

• Kapasitas kapasitor pengganti paralel dapat dicari dengan persamaan:

𝐶𝑝 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3

60
Unit Pembelajaran
Listrik

2. Listrik Dinamis

2.1 Arus Listrik

Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang melalui


konduktor (walaupun sebenarnya elektron-elektron bermuatan
negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus listrik hanya dapat
mengalir dalam suatu rangkaian tertutup. Kuat arus listrik menyatakan
banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar setiap
detik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut.

𝑞
𝐼=
𝑡

Keterangan : I = Kuat arus listrik (Ampere)


q = muatan listrik (Coulomb)
t = waktu (s)

2.2 Hambatan Penghantar

Ketika arus listrik melewati suatu penghantar, maka arus listrik akan
mengalami suatu hambatan. Besar hambatan suatu penghantar
dipengaruhi oleh panjang penghantar (  ), luas penampang (A), dan
hambatan jenis () penghantar asal suhu penghantar tetap. Secara
matematis hubungan tersebut ditulis sebagai berikut:

R=
A
R = hambatan penghantar (Ohm atau )
 = hambatan jenis penghantar ( m)
 = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m2)

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Nilai hambatan suatu penghantar juga dipengaruhi oleh suhu. Hambatan


akan naik jika suhunya bertambah dan akan turun jika suhunya
berkurang, sesuai dengan persamaan:
Rt = Ro (1 + . T)
Rt = hambatan akhir (ohm)
Ro = hambatan awal (ohm)
 = koefisien suhu hambatan jenis (C-1 atau K-1)
T = perubahan suhu (C atau K)

2.3 Rangkaian Seri dan Paralel Resistor

Gambar 8. Rangkaian Seri Resistor

Beberapa hambatan dikatakan dirangkai seri jika hambatan-hambatan


tersebut dihubungkan sedemikian hingga kuat arus yang melalui tiap-tiap
hambatan sama besar.
Hambatan pengganti seri dapat dicari dengan menjumlahkan tiap-tiap
hambatan.
Rs = R1 + R2 + R3 +….
Empat prinsip susunan seri resistor:
1. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian.
2. Kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan sama, yaitu sama dengan
kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.
I1 = I2 = I3 = .... = Iseri

62
Unit Pembelajaran
Listrik

3. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan


jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan.
Vseri = V1 + V2 + V3 + ….
4. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, dimana tegangan
pada ujung-ujung tiap hambatan sebanding dengan hambatannya.
V1 : V2 : V3 : …. = R1 : R2 : R3 : ….

Gambar 9. Rangkaian Paralel Resistor

Beberapa hambatan dikatakan dirangkai paralel jika hambatan-hambatan


tersebut dihubungkan sedemikian hingga tegangan pada ujung-ujung tiap
hambatan sama besar.
Hambatan pengganti paralel dapat dicari dengan cara berikut.
1 1 1 1
= + + +. . . .
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3
Empat prinsip susunan paralel resistor:
1. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu
rangkaian.
2. Tegangan pada ujung-ujung hambatan sama, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
V1 = V2 = V3 = …. = Vparalel
3. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap hambatan.
Iparalel = I1 + I2 + I3 + ....

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus, dimana kuat arus


yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan
hambatannya

2.4 Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik yang mengalir melalui
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung
penghantar, dengan syarat suhu penghantar tidak berubah atau secara
matematis pernyataan tersebut dapat ditulis:
V=IR
V = beda potensial (Volt)
R = hambatan (ohm = )
I = kuat arus (Ampere)

2.5 Hukum I Kirchoff

Gambar 10. Arus Listrik yang Melewati Percabangan

Jika arus listrik melewati suatu percabangan, maka akan ada arus listrik
yang masuk percabangan dan ada arus listrik yang keluar dari
percabangan. Dalam rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang
masuk suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik percabangan tersebut, atau secara matematis:

64
Unit Pembelajaran
Listrik

 Imasuk =  Ikeluar

Persamaan tersebut disebut sebagai hukum I Kirchoff.

2.6 Hukum II Kirchoff

Hukum II Kirchoff menyatakan bahwa total perubahan tegangan


mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol.

Gambar 11. Rangkaian 1 Loop

Persamaan hukum II Kirchoff dapat ditulis sebagai berikut:


V = 0 atau E + IR = 0
Dalam menggunakan persamaan di atas kita harus memperhatikan
perjanjian-perjanjian berikut:
a) Kuat arus listrik bertanda positif (+), jika searah dengan arah loop
yang kita tentukan, dan bertanda negatif (-), jika berlawanan dengan
arah loop yang kita tentukan.

Gambar 12. Arah Loop Searah Jarum Jam

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 13. Arah Loop Berlawanan Arah Jarum Jam

Contoh:
Apabila arah arus kita tetapkan searah dengan jarum jam, kuat arus
dari A ke B searah loop, sehingga I bertanda positif (Gambar 12).
Demikian pula sebaliknya, jika arah loop berlawanan dengan arah
putaran jarum jam, maka I bertanda negatif (Gambar 13).
b) Apabila saat mengikuti arah loop, kutub positif sumber tegangan
dijumpai lebih dahulu daripada kutub negatifnya, ggl (E) bertanda (+).
Sebaliknya jika kutub negatif dijumpai lebih dahulu, ggl (E) bernilai
negatif (-) (Lihat Gambar 14)
Contoh :

Gambar 14. Penentuan Tanda GGL

c) Apabila kita mengikuti arah loop ABCD, pada saat mengikuti arah loop
dari B ke C kutub positif (+) sumber tegangan dijumpai lebih dahulu
daripada kutub negatifnya, sehingga E1 bertanda positif. Pada saat
mengikuti arah loop dari D ke A, kutub negatif (-) sumber tegangan

66
Unit Pembelajaran
Listrik

dijumpai lebih dahulu dari pada kutub positifnya, sehingga E2


bertanda negatif.
Pada rangkaian majemuk (rangkaian listrik yang memiliki lebih dari
satu loop), penyelesaian rangkaian majemuk dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
1) Gambarlah rangkaian listrik dari rangkaian majemuk tersebut.
2) Tentukan kuat arus listrik (simbol dan arahnya) pada setiap
percabangan yang dianggap perlu.
3) Sederhanakan susunan seri-paralel resistor, jika memungkinkan.
4) Tetapkan loop beserta arahnya. Usahakan jumlah loop dalam
rangkaian seminim mungkin.
5) Tuliskan persamaan setiap loop dengan menggunakan hukum II
Kirchoff.
6) Tuliskan persamaan-persamaan arus untuk setiap titik
percabangan dengan menggunakan hukum I Kirchoff: (I1 + I2 + I3 +
In = I)
7) Selesaikan besaran-besaran yang dinyatakan dengan menggunakan
persamaan butir 5 dan 6.

2.7 Sumber Listrik Arus Searah


Sumber listrik arus searah dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Sel (Elemen) Elektrokimia
Sel (Elemen) Elektrokimia, yaitu Sumber arus searah yang mengubah
energi kimia menjadi energi listrik. Sel elektrokimia dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
a. Sel Primer, yaitu elemen elektrokimia yang memerlukan
penggantian bahan pereaksi setelah energi listrik yang dipakai habis.
Contoh: Baterai

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 15. Baterai


Sumber : https://productnation.co/id/tekno/elektronik/20289/baterai-bagus-merk-terbaik-
indonesia/

Yang termasuk sel primer adalah:


1). Sel Volta
2). Sel Daniel
3). Sel Leclance
4). Sel Weston
b. Sel Sekunder, yaitu sel elektrokimia yang tidak perlu mengganti
bahan pereaksi setelah energi yang tersimpan habis, cukup
mengembalikannya lagi dengan istilah pengisian kembali (sterek).
Salah satu contoh sel sekunder adalah Aki.
c. Sel Bahan Bakar
Sel ini tidak perlu mengganti bahan-bahan seperti pada sel primer atau
mengisi sel seperti sel sekunder, melainkan menambah bahan bakar
yang digunakan.
2. Generator Arus Searah
Generator arus searah ialah sumber listrik arus searah yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
3. Termo Sel
Termo Sel, yaitu sumber listrik arus searah yang mengubah energi
panas menjadi energi listrik

68
Unit Pembelajaran
Listrik

2.8 Rangkaian Seri dan Paralel Sumber Tegangan

Gambar 16. Rangkaian Seri Sumber Tegangan

Gambar di atas menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai seri.


Ggl pengganti seri dari rangkaian tersebut dapat dicari dengan cara
menjumlahkan semua ggl
Eseri = E1 + E2 + E3
Hambatan dalam pengganti rangkaian
rs = r1 + r2 + r3
Kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼=
𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼=
𝑅 + 𝑟𝑠

Gambar 17. Rangkaian Paralel Sumber Tegangan


Gambar di atas menunjukkan tiga sumber tegangan yang gglnya sama
dirangkai paralel.
Ggl pengganti paralel dari rangkaian tersebut adalah
Eparalel = E1 = E2 = E3 = E

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hambatan dalam pengganti rangkaian


1 1 1 1
= + +
𝑟𝑝 𝑟1 𝑟2 𝑟3
Kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼=
𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼=
𝑅 + 𝑟𝑝

2.9 Energi dan Daya Listrik

Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan


listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Energi listrik dapat diubah
menjadi berbagai macam bentuk energi lainnya, seperti energi kalor,
energi mekanik, energi cahaya dan energi kimia. Besarnya energi listrik
yang dibebaskan pada suatu resistor dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝑊=𝑉𝐼𝑡
𝑊 = 𝐼2𝑅 𝑡
𝑉2
𝑊= 𝑡
𝑅
Keterangan:
W = Energi listrik (Joule)
V = tegangan (Volt)
I = Kuat arus listrik (Ampere)
R = hambatan (Ω)
t = selang waktu (s)

Daya Lisrik adalah besarnya energi listrik yang digunakan setiap satuan
waktu. Satuan SI dari daya listrik adalah Watt. Secara matematis daya
listrik dirumuskan sebagai berikut.
𝑊
𝑃=
𝑡

70
Unit Pembelajaran
Listrik

𝑃=𝑉𝐼
𝑃 = 𝐼2𝑅
𝑉2
𝑃=
𝑅
dengan P = daya listrik (Watt)

3. Listrik Arus Bolak-balik

3.1 Pengertian Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik


Untuk memahami pengertian tentang arus dan tegangan listrik bolak-
balik, mari kita pelajari lewat alat pembangkit tegangan listrik bolak-balik
yang disebut alternator.

Gambar 18. Alternator dihubungkan Osiloskop

Bingkai kawat berupa kumparan berputar dengan kecepatan tetap di


dalam medan magnet homogen, sehingga jumlah fluks magnet yang
masuk bingkai berubah-ubah dan menyebabkan pada ujung-ujung
kumparan menghasilkan beda potensial listrik yang besarnya berubah-
ubah.

Perubahan tegangan listrik yang dihasilkan oleh alternator dapat diamati


pada osiloskop dan hasilnya berupa grafik sinusoida. Dari grafik yang

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dihasilkan osiloskop dan tegangan yang dihasilkan alternator


disimpulkan bahwa tegangan listrik bolak-balik adalah tegangan listrik
yang memiliki besar dan arah yang berubah terhadap waktu.

Berdasarkan hukum Faraday, besar GGL induksi pada ujung-ujung


kumparan dalam medan magnet dengan fluks magnet yang berubah-ubah
terhadap waktu adalah:
d
=-N
dt
Maka GGL pada ujung-ujung kumparan alternator dapat diturunkan
melalui gambar di bawah ini.

Gambar 19. Kumparan Alternatif

Altenator yang dilihat, tegak lurus penampang lubang magnet dan juga
tegak lurus bc, dan titik O merupakan poros putar kumparan. Mula-mula
kumparan bc pada posisi vertikal, berarti fluks magnet yang masuk
bingkai kumparan abcd jumlahnya sebesar o.

Tetapi saat kumparan berputar sebesar  terhadap kedudukan awal,


maka fluks magnet yang masuk bingkai kumparan abcd tinggal  = o cos
. Maka besar GGL induksi pada ujung-ujung kumparan adalah:

 = N.B.A  sin .t


 = ggl induksi sesaat (volt)
N = jumlah lilitan kumparan

72
Unit Pembelajaran
Listrik

B = kuat medan magnet (tesla)


A = luas bingkai kumparan (m2)
 = kecepatan sudut kumparan (rad/s)
o = jumlah fluks magnetik maksimum yang masuk bingkai kumparan

GGL induksi berharga maksimum, bila sin .t =  1. Jadi maks = N.B.A ,
sehingga GGL induksi sesaat secara sederhana dapat ditulis:
 = maks sin .t
Begitu pula kuat arus bolak-balik merupakan besaran yang berubah
secara sinusoida terhadap waktu.
 m aks
i= sin .t → i = Imaks sin .t
R
3.2 Nilai Efektif Besaran Sinusoida

Gambar 20. Rangkaian Resistor dihubungkan Listrik AC

Arus dan tegangan listrik searah memiliki nilai tetap dalam rangkaian
tertentu. Tetapi arus dan tegangan listrik bolak-balik pada suatu titik
pada rangkaian tertentu memiliki nilai yang berubah-ubah. Oleh karena
itu, sulit untuk menyatakan kuat arus atau tegangan seperti listrik searah.
Maka dicari suatu nilai efek kalor yang ditimbulkan oleh arus listrik
bolak-balik dengan efek kalor yang ditimbulkan oleh arus listrik searah
yang lewat pada hambatan yang sama dan dalam waktu yang sama. Kuat
arus listrik bolak-balik yang memiliki efek kalor sama dengan kuat arus

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

searah disebut kuat arus listrik efektif. Hal ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:

Gambar 21. Arus Listrik Efektif

Hambatan murni R dihubungkan dengan sumber tegangan listrik bolak-


balik dengan persamaan V = Vmaks sin .t dan mengalir arus listrik dengan
persamaan i = imaks sin .t. Kalor yang dihasilkan oleh arus efektif (arus
tetap) pada hambatan R dalam selang waktu ½ periode ( ½ T), besarnya
sama dengan kalor yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik (arus
yang berharga setiap selang waktu ½ T) pada hambatan murni R.
𝐼𝑚 Vm
𝐼𝑒𝑓 = dan Vef =
√2
2

3.3 Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik


Alat ukur yang sering dipakai di dalam pengukuran arus dan tegangan
bolak-balik ialah Amperemeter AC dan voltmeter AC. Selain alat ukur di
atas masih ada alat ukur yang dinamakan osiloskop yang dapat mengukur
arus dan tegangan AC sekaligus dapat melihat bantuk gelombangnya.
Suatu alat yang merupakan gabungan dari voltmeter dan ampermeter
yang penunjukkan jarumnya langsung menunjukkan ukuran daya listrik
dinamakan dinamometer atau powermeter.

3.4 Rangkaian Listrik Arus Bolak-Balik pada Komponen R,L,C

74
Unit Pembelajaran
Listrik

Pada bagian ini akan dibahas beberapa rangkaian listrik arus bolak-balik.
3.4.1 Rangkaian Resistif Murni

Gambar 22. Rangkaian Resistif Murni

Pada rangkaian ini, tegangan dan arus listrik sefase. Artinya, bila
tegangan listrik mencapai harga maksimum, maka kuat arus listrik
mencapai harga maksimum. Dan bila tegangan listrik mencapai harga
minimum, maka kuat arus mencapai harga minimum. Karena tegangan
dan kuat arus sefase, maka persamaannya menjadi:
V = Vmaks sin .t dan i = Imaks sin .t

Daya Listrik (P)


Pada hambatan murni yang dilalui arus listrik menghasilkan daya listrik.
Besar daya merupakan perkalian antara kuadrat kuat arus dengan
hambatan, atau secara matematis:
P = Ief2. R
P = daya listrik (watt)
Ief = kuat arus efektif (Ampere)
R = hambatan murni (ohm)

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3.4.2 Rangkaian Induktif Murni

Gambar 23. Rangkaian Induktor Murni

Induktor murni dianggap tidak memiliki hambatan R, sehingga sumber


tegangan hanya memberikan tegangan pada ujung-ujung induktor dan
tidak ada penurunan tegangan di komponen lain. Arus bolak-balik yang
mengalir dalam induktor:
i = Imaks. sin (.t - 90)
Vm aks
Nilai merupakan nilai kuat arus maksimum (Imaks).
 .L
Maka berdasarkan hukum ohm bahwa .L dapat dipandang sebagai
ukuran besarnya hambatan terhadap arus listrik pada rangkaian tersebut
yang memiliki satuan ohm. Besaran .L disebut reaktansi induktif yang
diberi simbol XL.
XL = .L
XL =2fL
XL = reaktansi induktif (ohm)
L = induktansi diri (henry)
f = frekuensi listrik bolak-balik (Hz)
Dari hasil penurunan persamaan kuat arus diperoleh bahwa kuat arus
listrik yang melewati induktor sudut fasenya tertinggal 90 terhadap
tegangannya
V = Vmaks sin .t
i = Imaks sin (.t - 90)

76
Unit Pembelajaran
Listrik

3.4.3 Rangkaian Kapasitif Murni

Gambar 24. Rangkaian Kapasitif Murni

Kapasitor murni dianggap tidak memiliki R, sehingga sumber tegangan


hanya memberikan tegangan pada ujung-ujung kapasitor dan tidak ada
penurunan tegangan pada komponen-komponen lain. Kuat arus listrik
yang mengalir lewat kapasitor adalah:
i = Im sin (.t + 90)
Pada rangkaian kapasitor murni yang dipandang sebagai besaran
1
penghambat arus listrik reaktansi kapasitif (XC). → XC = atau
.C
1
XC =
2f .C
XC = reaktansi kapasitif (ohm)
C = kapasitas kapasitor (farad)
f = frekuensi listrik bolak-balik (Hz)
Hasil penjabaran tentang persamaan kuat arus listrik bolak-balik yang
melewati kapasitor, sudut fasenya mendahului 90 terhadap tegangan,
yaitu:
V = Vmaks sin t dan i = Imaks sin (.t + 90)

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3.4.4 Rangkaian Seri RLC pada Listrik Arus Bolak-Balik

Gambar 25. Rangkaian Seri R-L-C

Misal pada rangkaian di atas VL > VC, dan keduanya segaris kerja, tetapi
berlawanan arah, maka bila dijumlahkan hasilnya adalah (VL - VC).
Kemudian dipadukan dengan VR, sehingga beda fase antara tegangan dan
kuat arus listrik adalah sebagai berikut:
(VL − VC ) (X L − XC )
tg  = atau =
VR R

Dengan menggunakan rumus tg , maka  dapat ditemukan. Bila sumber


tegangan memiliki persamaan tegangan V = Vmaks sin t, maka persamaan
kuat arus listrik pada rangkaian tersebut adalah i = imaks sin (.t + ).
Besar resultan tegangan ditentukan dengan menggunakan rumus
pitagoras:

V = VR2 + (VL − VC ) 2

Besar impedansi rangkaian kedua komponen adalah:


V2 = VR2 + (VL -VC)2
V2 = i2 . R2 + i2 .(XL-XC )2
V2
= R2 + (XL-XC )2
i2
Z2 = R2 + (XL-XC )2

Z= R2 + ( X L − X C )2

78
Unit Pembelajaran
Listrik

Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada rangkaian RLC yaitu


sebagai berikut:
a. Jika VL > VC, rangkaian bersifat induktif, artinya kuat arus listrik
tertinggal terhadap tegangan sebesar 
b. Jika VL < VC, rangkaian bersifat kapasitif, artinya kuat arus listrik
mendahului terhadap tegangan sebesar 
c. Jika VL = VC, rangkaian bersifat resonansi, artinya tegangan dan kuat
arus listrik adalah seiring, sama fasenya atau tidak memiliki beda fase.

Pada saat rangkaian RLC seri jika terjadi resonansi, maka frekuensi
resonansi dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
1
fo =
2 LC
Pada saat terjadi resonansi, impedansi dari rangkaian memiliki nilai
terkecil yaitu
Z=R
Contoh penerapan rangkaian resonansi:
a. Pembangkit getaran listrik variabel, alat ini memerlukan rangkaian
resonansi yang frekuensinya dapat diubah-ubah untuk mendapatkan
keluaran yang frekuensinya dapat diubah-ubah pula.
b. Osiloskop sinar katoda, rangkaian resonansi pada osiloskop sinar
katoda diperlukan untuk menimbulkan tegangan bolak-balik yang
frekuensinya dapat diatur.
c. Radar, Radio, dan Televisi, pada radar, radio, dan televisi, rangkaian
berfungsi untuk menimbulkan tegangan bolak-balik yang
diperlukannya, yang frekuensinya tertentu. Pesawat radio dan televisi
juga dilengkapi dengan rangkaian resonansi yang frekuensinya dapat
diubah-ubah yang berguna untuk memilih satu frekuensi yang
diinginkan dari beberapa frekuensi gelombang radio yang ditangkap
oleh antena. Rangkaian seperti ini disebut rangkaian penala.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3.5 Daya Pada Rangkaian Listrik Arus Bolak-balik


Jika pada rangkaian hanya terdapat Resistor saja maka daya yang
dipergunakan oleh resistor akan memenuhi persamaan:
P = Ief2. R
Pada rangkaian seri R – L – C, maka daya yang dipergunakan:
P = Ief2. Z
Daya tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga disebut
sebagai daya semu.
Daya sesungguhnya pada rangkaian seri R – L – C nilainya tetap seperti
pada rangkaian yang hanya mengandung R saja, yaitu:
P = Ief2. R
Daya semu mempunyai nilai yang lebih besar dari pada daya
sesungguhnya. Perbandingan antara daya sesungguhnya dan daya semu
disebut faktor daya.
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 =
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢
𝑅
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 =
𝑍
Faktor daya biasa juga dituliskan dalam simbul cos  .
Sehingga daya sesungguhnya dapat pula dituliskan dalam bentuk
persamaan
P = Ief2. Z . cos 
Daya yang dipergunakan oleh rangkaian dapat dituliskan menjadi
P = Ief . Vef . cos 

80
Unit Pembelajaran
Listrik

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

1. Contoh Soal UMPN Tahun 2018

Dua orang melakukan pengukuran medan listrik yang dihasilkan oleh


sebuah muatan stasioner. A menggunakan muatan penguji qo dan B
menggunakan muatan penguji -2qo. Kesimpulan dari pengukuran yang
dihasilkan oleh kedua orang tersebut adalah….

A. Besar dan arah hasil pengukuran A sama dengan hasil pengukuran B


B. Besar medan listrik hasil pengukuran A lebih besar dibanding hasil
pengukuran B dan arahnya sama
C. Besar medan listrik hasil pengukuran A sama dengan hasil
pengukuran B namun arahnya berlawanan
D. Besar medan listrik hasil pengukuran A lebih kecil dibanding hasil
pengukuran B, namun arahnya berlawanan
E. Besar medan listrik hasil pengukuran A lebih besar dibanding hasil
pengukuran B, namun arahnya berlawanan

Kunci Jawaban : D
Pembahasan : Salah satu faktor yang mempengaruhi besar medan
listrik di suatu titik adalah besar muatan listrik. Semakin besar muatan
listrik, maka semakin besar pula kuat medan listriknya. Arah medan
listrik yaitu menjauhi muatan positif dan mendekati muatan negatif.

2. Contoh Soal UMPN Tahun 2018

Diketahui rangkaian tertutup seperti pada gambar di bawah. Besar


tegangan pada hambatan 12Ω adalah….. Volt

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
Diketahui : E = 12 Volt
R1 = 6 Ω
R2 = 8 Ω
R3 = 10 Ω
R4 = 12 Ω
Ditanya : V4 = ….?
Jawab
Rs = R1 + R2 + R3 + R4
Rs = 6 Ω + 8 Ω + 10 Ω + 12 Ω
Rs = 36 Ω
𝐸
𝑖𝑠 =
𝑅𝑠
12
𝑖𝑠 =
36
1
𝑖𝑠 = 𝐴
3
is = i1 = i2 = i3 = i4 = 1/3 A
V4 = i4 x R4 = 1/3 x 12 = 4 Volt

82
Unit Pembelajaran
Listrik

3. Contoh Soal UMPN Tahun 2017

Kapasitas ekivalen pada kutub A-B dari rangkaian kapasitor di bawah ini
adalah…..

A. 200 μF
B. 300 μF
C. 600 μF
D. 800 μF
E. 1200 μF

Kunci Jawaban : B
Pembahasan :
Diketahui :
C1 = 200 μF
C2 = 400 μF
C3 = 600 μF
Ditanya : Ctotal = ….?
Jawab
Cp = C1 + C2
Cp = 200 + 400
Cp = 600 μF
1 1 1
= +
𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑝 𝐶3
1 1 1
= +
𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 600 600

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1 2
=
𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 600
600
𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
2
𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 300 𝜇𝐹

4. Contoh Soal UMPN Tahun 2017

Besar arus listrik yang mengalir pada hambatan 4 Ω adalah….

A. 0,750 A
B. 1,125 A
C. 1,500 A
D. 1,875 A
E. 2,125 A

Kunci Jawaban : E
Pembahasan :
Diketahui : R1 = 12 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 2 Ω
R4 = 3 Ω
E = 12 V
Ditanya : i2 = …?
Jawab
R1 dan R2 dirangkai paralel sehingga dicari dulu hambatan pengganti
paralelnya.
1 1 1
= +
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2
1 1 1
= +
𝑅𝑝 12 4
1 1 3
= +
𝑅𝑝 12 12

84
Unit Pembelajaran
Listrik

1 4
=
𝑅𝑝 12
𝑅𝑝 = 3 𝛺

Rp dirangkai seri dengan R3 dan R4, sehingga hambatan pengganti


totalnya dapat dicari sebagai berikut.
Rtotal = Rp + Rp + Rp
Rtotal = 3 + 2 + 3
Rtotal = 8 Ω
Arus total pada rangkaian sama dengan arus listrik pada hambatan
pengganti paralel, R2 dan R3.
𝐸
𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12
𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
8
𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1,5 𝐴 = ip
Tegangan pada hambatan pengganti paralel sama dengan tegangan pada
R1 dan R2.
Vp = ip x Rp
Vp = 1,5 x 3
Vp = 4,5 V = V2
Kuat arus listrik pada R2 dapat dicari sebagai berikut.
𝑉2
𝑖2 =
𝑅2
4,5
𝑖2 =
4
𝑖2 = 2,125 𝐴

5. Contoh Soal UMPN Tahun 2017

Potensial listrik sejauh 4 cm dari suatu muatan titik q sama dengan 10 V.


Potensial listrik sejauh R dari muatan titik 5q sama dengan 20 V. Nilai R
sama dengan…..

A. 20 cm
B. 15 cm

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. 12 cm
D. 10 cm
E. 6 cm

Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
Diketahui : R1 = 4 cm
V1 = 10 V
q1 = q
q2 = 5q
V2 = 20 V
Ditanya : R2 = …...?
Jawab
1 𝑞
𝑉1 𝑘 𝑅1
=
𝑉2 𝑘 𝑞2
𝑅 2
𝑞
10 4
= 5𝑞
20
𝑅2

R2 = 10 cm

6. Contoh Soal USBN Tahun 2019 Paket B


Besar kuat medan listrik di titik A yang memiliki jarak sebesar 3 cm dari
muatan yang bernilai +8 x10-9 C seperti gambar di bawah ini adalah …
A. 3 × 104 N/C
r = 3
B. 5 × 104 N/C
cm
C. 8 × 104 N/C +8 x 10-9
A
D. 16 × 104 N/C C
E. 24 × 10-4 N/C

Kunci Jawaban : C
Pembahasan :

86
Unit Pembelajaran
Listrik

Diketahui : q = 8 x10-9 C
: R = 3 cm = 3.10-2 m
Ditanya : E = …..?
Jawab
𝑘. 𝑞
𝐸=
𝑅2

9𝑥109 𝑥8𝑥10−9
𝐸= = 8𝑥104 𝑁/𝐶
(3𝑥10−2 )2

7. Contoh Soal USBN Tahun 2019 Paket B


Empat buah muatan masing-masing 10 µC, 20 µC, – 30 µC dan 40 µC,
ditempatkan pada empat titik sudut sebuah persegi dengan panjang sisi
60 cm x 80 cm seperti gambar disamping. Potensial listrik pada titik
tengah persegi panjang tersebut adalah…
A. 150 kV
q1 q2
B. 360 kV r
C. 490 kV P
60
D. 720 kV
E. 1440 kV cm
q4 80 cm q3

Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
Diketahui : q1 = 10 µC
q2 = 20 µC
q3 = – 30 µC
q4 = 40 µC
p = 80 cm
l = 60 cm
Ditanya : Vp = ……?
Jawab
𝑅 = √302 + 402
𝑅 = √900 + 1600
𝑅 = √2500
R = 50 cm = 5x10-1 m
𝑞1 𝑞2 𝑞3 𝑞4
𝑉𝑝 = 𝑘{ + + + }
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
−6
10𝑥10 20𝑥10−6 (−30𝑥10−6 ) 40𝑥10−6
𝑉𝑝 = 9𝑥109 { + + + }
5𝑥10−1 5𝑥10−1 5𝑥10−1 5𝑥10−1

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

𝑉𝑝 = 72𝑥104 𝑉
𝑉𝑝 = 720 𝑘𝑉

8. Contoh Soal USBN Tahun 2019 Paket B


Perhatikan gambar dibawah ini, jika kecepatan sudut bernilai 500 rad/s
dan tegangan AC adalah 30 Volt, maka tentukan nilai arus yang
mengalir?

Pembahasan :
Diketahui : R = 6 Ω
C = 250 μF = 250 x 10-6 F
ω = 500 rad/s
V = 30 Volt
Ditanya : I =…..?
Jawab
1
XC =
.C
1
XC =
500.250.10 −6
X C = 8

Z = R 2 + X c2
Z = 6 2 + 82
Z = 10
V AC
I=
Z
30
I=
10
I = 3A

88
Unit Pembelajaran
Listrik

Jadi Kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah 3 A

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pengembangan soal HOTS bisa dilakukan dengan menaikkan tingkat atau


level kognitf yang harus dicapai, yaitu minimal C-4 atau level analisis. Soal-
soal HOTS memberi penekanan lebih pada proses: 1) mentransfer fakta dari
satu konteks ke konteks lain, 2) memilih, memproses, dan menerapkan
informasi, 3) melihat keterkaitan antara beberapa informasi yang berbeda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menguji
informasi dan gagasan secara kritis. Karakteristik soal hots adalah:
1) mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, 2) meminimalkan aspek
mengingat dan memahami, 3) stimulus menarik, 4) tidak familiar, 5)
kebaruan.
Cobalah Saudara perhatikan soal-soal yang muncul di USBN/UMPN tiga
tahun terakhir di atas. Menurut Saudara, apakah soal-soal tersebut
merupakan soal HOTS? Mengapa?

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Berikut adalah satu contoh soal HOTS yang penyelesaiannya menggunakan konsep listrik, disajikan dalam kartu soal dan
dilengkapi dengan kisi-kisi soal.

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal HOTS

Kompetensi yang Lingkup Nomor Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal
Diuji Materi Soal Kognitif Soal
1 Menerapkan listrik Rangkaian Listrik Disajikan gambar lampu 3 Volt
statis dan listrik sumber Dinamis dan baterai 4,5 Volt, peserta

dinamis tegangan dan didik diminta untuk membuat


resistor desain rangkaian yang terdiri 1 C6 PG
dari 4 buah lampu dan 2 baterai
agar semua lampu bisa menyala
normal
2 Menerapkan listrik Gaya Listrik Statis Disajikan gambar dua buah

statis dan listrik elektrostatis muatan listrik yang sejenis,

dinamis peserta didik diminta untuk


2 C4 PG
menentukan letak muatan
ketiga agar muatan ketiga
dalam keadaan setimbang

90
Unit Pembelajaran
Listrik

Kompetensi yang Lingkup Nomor Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal
Diuji Materi Soal Kognitif Soal
3 Memahami hukum- Daya listrik Listrik arus Disajikan gambar sekering
hukum kelistrikan searah dan permasalahan terkait
arus searah pemasangan sekering,
peserta didik diminta untuk 3 C4 Uraian
menentukan sekering yang
diperlukan beserta
alasannya.
4 Memecahkan Rangkaian Listrik Arus Disajikan gambar proses
4
masalah teknologi Seri RLC Bolak-balik tuning radio dan
yang berkaitan permasalahan dalam
dengan listrik arus kehidupan sehari-hari yang
bolak-balik (AC) terkait dengan rangkaian
C4 Uraian
seri RLC, peserta didik
diminta untuk menentukan
syarat terjadinya resonansi
dan menghitung frekuensi
resonansi.

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013
Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran

DASAR Pemahaman

Memahami RUMUSAN BUTIR SOAL


hukum-hukum Nomor
kelistrikan arus Soal Perhatikan gambar berikut!
searah
LINGKUP 1
MATERI
Rangkaian
sumber
tegangan dan
resistor

MATERI
Listrik Arus
Searah
INDIKATOR Gambar di atas menunjukkan baterai 4,5 Volt dan
SOAL lampu 3 Volt. Jika disediakan 2 buah baterai 4,5 Volt
Disajikan Kunci dan 4 buah lampu 3 Volt, maka lampu akan menyala
gambar lampu 3 Jawaban secara normal jika….
Volt dan baterai
4,5 Volt, peserta C A. Baterai dirangkai seri dan keempat lampu
didik diminta dirangkai seri
untuk membuat B. Baterai dirangkai seri dan keempat lampu
desain rangkaian dirangkai paralel
yang terdiri dari C. Baterai dirangkai seri, dua lampu dirangkai
4 buah lampu paralel dan dihubungkan seri ke dua lampu
dan 2 baterai lainnya
agar semua
D. Baterai dirangkai paralel dan keempat lampu
lampu bisa
dirangkai paralel
menyala normal
E. Baterai dirangkai paralel, dua lampu dirangkai
paralel dan dihubungkan seri ke dua lampu
lainnya

92
Unit Pembelajaran
Listrik

Pembahasan :
Diketahui : E1 = E2 = 4,5 Volt
V1 = V2 = V3 = V4 = 3 Volt
Ditanya : Susunan baterai dan lampu agar lampu menyala secara normal?
Jawab
Agar semua lampu menyala normal, maka masing-masing lampu harus
mendapatkan tegangan yang sama yaitu 3 Volt.
Jawaban A
Baterai dirangkai seri dan keempat lampu dirangkai seri
Etotal = E1 + E2
Etotal = 4,5 + 4,5 = 9 Volt
Keempat lampu dirangkai seri, maka keempat lampu akan mendapatkan
tegangan yang sama yaitu:
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 9
V1 = V2 = V3 = V4 = = = 2,25 𝑉𝑜𝑙𝑡
4 4

Karena masing-masing lampu mendapatkan tegangan 2,25 Volt, maka lampu


menyala tidak normal.
Jawaban B
Baterai dirangkai seri dan keempat lampu dirangkai paralel
Etotal = E1 + E2
Etotal = 4,5 + 4,5 = 9 Volt
Keempat lampu dirangkai paralel, maka keempat lampu akan mendapatkan
tegangan yang sama yaitu:
V1 = V2 = V3 = V4 = Etotal = 9 Volt
Karena masing-masing lampu mendapatkan tegangan 9 Volt, maka lampu
menyala tidak normal.

Jawaban C
Baterai dirangkai seri, dua lampu dirangkai paralel dan dihubungkan seri ke
dua lampu lainnya
Etotal = E1 + E2

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Etotal = 4,5 + 4,5 = 9 Volt


Kedua lampu yang dirangkai paralel akan mendapatkan tegangan yang sama
yaitu V1 = V2 = Vp. Lampu tersebut kemudian dirangkai seri dengan kedua
lampu lainnya. Sehingga tegangan yang diterima lampu adalah
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 9
Vp = V3 = V4 = = = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡
3 3

Karena masing-masing lampu mendapatkan tegangan 3 Volt, maka lampu


menyala normal.
Jawaban D
Baterai dirangkai paralel dan keempat lampu dirangkai paralel
Etotal = E1 = E2 = 4,5 Volt
Keempat lampu dirangkai paralel maka keempat lampu akan mendapatkan
tegangan yang sama yaitu
V1 = V2 = V3 = V4 = Etotal = 4,5 Volt
Karena masing-masing lampu mendapatkan tegangan 4,5 Volt, maka lampu
menyala tidak normal.
Jawaban E
Baterai dirangkai paralel, dua lampu dirangkai paralel dan dihubungkan seri
ke dua lampu lainnya
Etotal = E1 = E2 = 4,5 Volt
Kedua lampu yang dirangkai paralel akan mendapatkan tegangan yang sama
yaitu V1 = V2 = Vp. Lampu tersebut kemudian dirangkai seri dengan kedua
lampu lainnya. Sehingga tegangan yang diterima lampu adalah
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 4,5
Vp = V3 = V4 = = = 1,5 𝑉𝑜𝑙𝑡
3 3

Karena masing-masing lampu mendapatkan tegangan 1,5 Volt, maka lampu


menyala tidak normal.

94
Unit Pembelajaran
Listrik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013
Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran

DASAR Pemahaman

Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL


konsep listrik
statis dalam Nomor Dua buah muatan +q dan +4q terpisah pada jarak 9 cm,
bidang teknologi Soal seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
informasi dan
komunikasi 2
LINGKUP
MATERI
Gaya +q 9 cm +4q
elektrostatis

MATERI Dimanakah muatan ketiga harus diletakkan agar


Listrik Statis muatan ketiga tersebut dalam keadaan setimbang?
INDIKATOR
A. 3 cm di kiri muatan +q
SOAL
Disajikan
B. 3 cm di kanan muatan +q
gambar dua Kunci C. 3 cm di kiri muatan +4q
buah muatan Jawaban D. 5 cm di kiri muatan +4q
listrik yang E. 6 cm di kanan muatan +4q
sejenis, peserta B
didik diminta
untuk
menentukan
letak muatan
ketiga agar
muatan ketiga
dalam keadaan
setimbang.

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan :

Diketahui : q1 = +q
q2 = +4q
jarak antara kedua muatan = 9 cm
Ditanya : letak muatan ketiga agar ketiga muatan setimbang?
Jawab
Agar muatan ketiga dalam keadaan setimbang maka gaya yang dialami oleh
muatan ketiga harus sama dengan nol. Karena muatan pertama dan kedua
sejenis maka muatan ketiga harus diletakkan di antara kedua muatan.
q1 q3 q2

x 9-x
F31 = F32
𝑞3 𝑞1 𝑞3 𝑞2
𝑘 2 = 𝑘 2
𝑟31 𝑟32
𝑞1 𝑞2
2 = 2
𝑟31 𝑟32
𝑞 4𝑞
=
𝑥 2 (9 − 𝑥)2
1 2
=
𝑥 9−𝑥
9 – x = 2x
3x = 9
9
x = 3 = 3 𝑐𝑚 d kanan q1 (Jawaban B)

96
Unit Pembelajaran
Listrik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Eko Setyawan
Kompetensi : Memahami hukum-hukum kelistrikan arus searah
Dasar Listrik Arus Searah
Materi : Disajikan gambar sekering dan permasalahan terkait pemasangan
Indikator Soal : sekering, peserta didik diminta untuk menentukan sekering yang
diperlukan beserta alasannya.
Level Kognitif : Analisis (C4)
Soal:

Sumber : https://teknikelektronika.com/mengukur-pengertian-fungsi-fuse-sekering/

Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian


Elektronika maupun perangkat listrik. Sekering pada dasarnya terdiri dari sebuah
kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik
yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam
sebuah peralatan listrik / Elektronika.
Galen ingin menambahkan lampu baru yang memiliki spesifikasi 12 Volt, 90 Watt
pada mobilnya. Agar lampu tersebut tidak mudah rusak, dia bermaksud
menambahkan sekering. Jika di toko hanya terdapat sekering dengan spesifikasi 5
A, 7,5 A dan 10 A, spesifikasi sekering yang mana yang harus dia beli? Berikan
alasannya?

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Soal Uraian Jawaban Skor


3 Diketahui : V = 12 Volt 2
P = 90 Watt
Sekering dengan I = 5A, 7,5A dan 10A
Ditanya : Sekering yang sesuai dan alasannya?
Jawab 2
P
I=
V
90 2
I=
12
I = 7,5 A
Karena arus listrik yang diperlukan oleh lampu 2
adalah 7,5 A, maka sekering yang dipasang harus
lebih besar dari arus yang diperlukan oleh lampu
yaitu sekering dengan spesifikasi 10 A

98
Unit Pembelajaran
Listrik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Eko Setyawan
Kompetensi : Memecahkan masalah teknologi yang berkaitan dengan listrik arus
Dasar bolak-balik (AC)
Materi : Listrik Arus Bolak-balik
Indikator Soal : Disajikan gambar proses tuning radio dan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan rangkaian seri RLC,
peserta didik diminta untuk menentukan syarat terjadinya
resonansi dan menghitung frekuensi resonansi.
Level Kognitif : Analisis (C4)

Soal:

Rangkaian seri RLC adalah jenis yang paling banyak dipakai diantara
banyaknya jenis rangkaian osilator. Pada televisi ataupun radio, terdapat
alat penerima yang disebut tuning. Rangkaian tuning ini sangat penting,
karena penggunaannya untuk memilih rentang dari frekuensi sempit pada
gelombang radio. Ketika terjadi resonansi antara pemancar radio dan
penerima gelombang radio, kita dapat mendengarkan siaran radio. Suatu
rangkaian seri RLC dihubungkan dengan tegangan listrik AC, kapankah
terjadi resonansi dari rangkaian? Apabila induktansi induktor 1/16 π2 H dan
kapasitas kapasitor 4 μF, berapakah frekuensi resonansi dari rangkaian
tersebut?

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No
Uraian Jawaban Skor
Soal
4 Diketahui : L = 1/16 π2 H 2
C = 4 μF = 4 x 10-6 F
Ditanya : f = ….?
Jawab 3
Resonansi terjadi saat besarnya reaktansi
induktif = reaktansi kapasitif (XL = XC)
2
1 1
f= √
2π LC

1 1 3
f=
2π √ 1
4x10−6
16π2

1
f= √ 4π2 x106

2π x 103
f=

f = 1000 Hz
f = 1 kHz

100
Unit Pembelajaran
Listrik

KESIMPULAN

Konsep listrik perlu dikonstruksi sendiri oleh peserta didik agar


bermakna. Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dapat dieksplorasi
guna mengonstruksi pengetahuan tentang listrik. Penguasaan konsep listrik
yang terdiri dibagi menjadi dua bagian utama yaitu listrik statis dan listrik
dinamis. Beberapa alternatif kegiatan atau aktivitas pembelajaran dapat
digunakan untuk menstimulasi daya pikir dan daya nalar peserta didik
sehingga mereka dapat membangun konsep sendiri. Aktivitas pembelajaran
dalam hal ini diarahkan aktivitas yang mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik. Beberapa model pembelajaran yang dapat
mengakomodasi pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi
diantaranya: ,Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning, dan Project
Based Learning (PJBL). Saudara dapat memilih model yang sesuai dengan
karakteristik materi yang akan dibelajarkan dan kompetensi peserta didik
Saudara. Penggunaan alat peraga yang didampingi Lembar Kerja untuk
materi listrik ini juga akan sangat membantu peserta didik dalam
menemukan konsep-konsep listrik statis dan hukum-hukum kelistrikan arus
searah. Aktivitas pembeajaran dan LKPD dalam unit ini hanya sebagai contoh
atau alternatif saja, kreativitas Saudara sangat diharapkan untuk dapat
mengembangkan aktivitas pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang lebih sesuai dengan kondisi peserta didik Saudara

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memhami dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran
yang disusun dapat mengembangkan HOTS peserta
didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan


baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

102
Unit Pembelajaran
Listrik

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik


< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

103

Anda mungkin juga menyukai