Oleh :
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah yang maha esa, berkat rahmat-Nya lah
saya telah berhasil menyusun makalah yang berjudul “Herbal Anti Nyeri” ini. Namun
tentunya saya juga berterimakasih pada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Komplementer saya yaitu bapak Siswwoto H.P., S.Pd, M.Si yang telah memperluas wawasan
saya di bidang Keperawatan Komplementer sehingga makalah inipun dapat saya selesaikan.
Saya menyadari bahwasanya makalah ini tidak lepas dari berbagai kesalahan baik itu
kesalahan pengetikan, materi, dan lain sebagainya. Oleh karenanya saya dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan kemampuan saya dalam
menulis makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan Umum...............................................................................................................1
C. Tujuan Khusus..............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
1. Definisi Nyeri.................................................................................................................2
2. Obat Analgesik..............................................................................................................2
BAB III......................................................................................................................................5
PENUTUP.................................................................................................................................5
1. Simpulan........................................................................................................................5
2. Saran...............................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
Memahami lebih jauh mengenai nyeri, obat analgesik serta mekanisme dari
beberapa tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai alternatif pereda nyeri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh sensasi tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat
individual. Stimulus dapat berupa stimulus fisik maupun mental. Sedangkan
kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual maupun pada fungsi ego seorang
individu.
2. Obat Analgesik
2
kesehatan yang optimal yaitu dengan menggunakan serta memanfaatkan tanaman obat
(Katno dan Pramono 2002).
A. Daun Sintrong
Sintrong merupakan tumbuhan yang termasuk dalam keluarga Asteracea dan
mempunyai spesies Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore (Cronquist
1981). Menurut Kusdianti et al. (2008) sejauh ini pemanfaatan daun sintrong
dalam masyarakat belum maksimal jika hanya digunakan sebagai lalapan dan
obat bisul. Namun, menurut penelitian Adjatin et al. (2013) secara tradisional
daun sintrong telah dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi gangguan
pencernaan, sakit kepala, sakit perut, antiinflamasi, antiemetik, antidiabetes dan
antimalaria.
1) Kandungan
Sintrong mengandung beberapa zat berkhasiat seperti tanin, flavonoid,
steroid, kumarin, dan kombinasi derivate antracena C-beterosida. Dalam
banyak kandungannya steroid diduga berfungsi sebagai analgesik,
antiinflamasi, dan kardiotonik.
2) Mekanisme
Menurut penelitian yang dilakukan Adjatin et al. (2013) menyatakan
bahwa steroid dalam kandungan daun sintrong merupakan senyawa yang
diduga memiliki aktivitas analgesik dan Chaitanya et al. (2013) menyatakan
bahwa flavonoid yang terkandung dalam daun sintrong juga memiliki peran
penting sebagai antiinflamasi dan kemungkinan besar juga memiliki efek
sebagai analgesik. Di antara senyawa-senyawa tersebut, yaitu steroid,
3
flavonoid, saponin dan tanin mempunyai bermacam-macam efek yaitu
antitumor, antioksidan, analgesik, antiinflamasi, antivirus, antibakteri,
antifungi, dan antidiare (Syukri 2008; Soeksmanto 2006; Hosseinzadeh et al.
2002).
Steroid bekerja dengan cara menghambat fosfolipase dan mencegah
pelepasan asam arakidonat serta memblok jalur siklooksigenase dan
lipooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin maupun leukotrien
terhambat (Katzung 2002; Tjay dan Rahardja 2007). Saponin terdiri dari
membran steroid yang mampu berinteraksi dengan membran lipid seperti
fosfolipid yang merupakan prekusor prostaglandin (Hidayati et al. 2008).
Saponin diduga memiliki efek analgesik dengan cara menghambat sinstesis
PGE2 (Adesokan et al. 2008). Hasil ekstrak tanaman dengan metode writhing
test menunjukkan bahwa pengurangan rasa sakit dengan respon geliat
mungkin terjadi karena adanya sifat analgesik pada ekstrak melalui
penghambatan sintesa prostaglandin (Ferdous et al. 2008).
Menurut Deb et al. (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
flavonoid dan tanin bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin.
Mekanisme kerja flavonoid sebagai analgesik adalah dengan cara menghambat
kerja enzim siklooksigenase yang akan mengurangi produksi prostaglandin
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Gunawan dan Mulyani 2004).
Mekanisme flavonoid dapat melalui beberapa jalur yaitu penghambatan
aktivitas enzim COX dan lipooksigenase secara langsung juga menghambat
biosintesis eikosanoid dan leukotrien yang merupakan produk akhir jalur COX
dan lipooksigenase (Dewi 2013). Menurut Mohan dkk (2012) flavonoid juga
bekerja menghambat degranulosi neutrofil sehingga akan menghambat
pengeluaran sitokin, radikal bebas, serta enzim yang berperan dalam
peradangan. Tanin memiliki aktivitas analgesik dengan menghambat
cyclooxygenase-1 (Pan et al. 2010).
B. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga l) merupakan ramuan yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari hari dan banyak digunakan sebagai bumbu, penyedap
makanan, dan bahan tonik lokal yang disebut ‘Jamu'. Kencur juga merupakan
sumber seng, pati, etil ester, paraeumarin, borneaol, mineral, asam sinamat, dan
nutrisi lain yang banyak digunakan dalam aplikasi obat tradisional sejak lama,
4
terutama di Asia Tenggara. Selain itu, kencur memiliki fungsi medis, salah
satunya sebagai anti-inflamasi dan analgesik.
1) Kandungan
Kencur kaya akan kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, diantaranya
p-metoksisinamat, minyak atsiri, saponin, flavonoid, polifenol zinc, ethyl
ester, asam sinamat, borneol, mineralparaeumarin, pati dan zat nutrisi lainnya.
2) Mekanisme
PGH sintase-2 (COX-2) terekspresi bila terdapat stimulus yaitu saat
terjadi inflamasi (Katzung, 2013). COX-2 yang terutama bertanggung jawab
atas sintesis PG pada saat inflamasi akut dan kronis. Prostaglandin
menyebabkan sensitasi neuron afferen (nosiseptor) pada stimulus kimia, suhu,
dan mekanik (Bonica and Loeser, 2001). Obat analgesic menghambat enzim
PGH sintase (COX).
Penghambatan pada COX-2 akan memberikan efek antipiretik,
analgesik, dan antiinflamasi, sedangkan penghambatan pada COX-1 akan
memberikan efek samping pada traktus gastrointestinal (Gilman, et al., 2001).
Kencur mengandung zat aktif p-metoksisinamat mempunyai efek menghambat
ekspresi COX-2 serta menghambat mediator inflamasi: histamin, serotonin,
IL-6, IL-1, PGE-2 (Hasanah et al., 2011)
C. Mahkota Dewa
Tanaman mahkota dewa merupakan tumbuhan tradisional yang digunakan
sebagai tumbuhan obat yang manfaatnya terletak hampir di seluruh bagian
dimana di dalamnya terkandung senyawa-senyawa flavonoid dan saponin yang
mempunyai bermacam-macam efek dan salah satunya adalah efek analgesik.
1) Kandungan
Manfaatnya dapat di temui hampir di setiap bagian tumbuhan, meliputi
batang, daun, biji, daging dan kulit buah yang didalamnya terkandung
senyawa- senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, resin, tannin, polifenol, fenol,
lignan, minyak asiri dan sterol.
2) Mekanisme
Senyawa yang berperan sebagai analgesik pada mahkota dewa adalah
flavonoid dan saponin yang juga terkandung pada daun sintrong yang telah
saya sebutkan diatas, jadi mekanisme dari mahkota dewa dan daun sintrong
sebagai anti nyeri atau analgesik, kurang lebih adalah sama yaitu dengan
5
menghambat ataupun mengurai terbentuknya prostaglandin sebagai pemicu
nyeri.
6
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Dari apa yang sudah saya bahas diatas, dapat dilihat bahwasanya flavonoid
merupakan senyawa yang terkandung pada ketiga contoh herbal anti nyeri yang saya
sebutkan. Dari sini menurut saya bisa kita ambil kesimpulan bahwa flavonoid adalah
senyawa yang berperan sebagai analgesik dengan cara mengurai/menghambat
terbentuknya prostaglandin sebagai pemicu nyeri itu sendiri, hal ini diperkuat dengan
obat-obatan seperti parasetamol (yang punya salah satu fungsi sebagai analgesik).
2. Saran
Walau dari beberapa herbal yang telah saya sebutkan diatas memiliki beragam
fungsi, namun apabila dikonsumsi secara berlebihan tetap akan berdampak buruk, jadi
tetap butuh sikap yang bijak dalam mengkonsumsinya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Reni, haswita. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara.
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Gunawan, D & Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya.
Hidayat, R.S dan Napitupulu, R.M. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Cetakan I. Jakarta:
Agriflo. Halaman 363.
Katno dan Pramono S.(2002).Tingkat manfaat dan keamanan Tanaman Obat dan Obat
tradisional.Yogjakarta : Fakultas Farmasi UGM.
8
GLOSARIUM
Aktual : Nyata
Asam Sinamat : Senyawa Berwujud Kristal Putih yang termasuk golongan Fenol
Borneol : Komoditas hasil hutan yang tersebar sebagai komponen minyak atsiri
Flavonoid : Kelompok senyawa bioaktif yang punya beragam fungsi untuk tubuh
Lipooksigenase : Enzim yang berperan merubah minyak menjadi asam lemak hidroperoks