Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HERBAL YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANXIOLITIK

Oleh :

Mohamad Rizal Fahmi (14.401.19.039)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah yang maha esa, berkat rahmat-Nya lah saya
telah berhasil menyusun makalah yang berjudul “Herbal Anti Anxietas” ini. Namun tentunya
saya juga berterimakasih pada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Komplementer
saya yaitu bapak Siswwoto H.P., S.Pd, M.Si yang telah memperluas wawasan saya di bidang
Keperawatan Komplementer sehingga makalah inipun dapat saya selesaikan.

Saya menyadari bahwasanya makalah ini tidak lepas dari berbagai kesalahan baik itu
kesalahan pengetikan, materi, dan lain sebagainya. Oleh karenanya saya dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan kemampuan saya dalam
menulis makalah.

Krikilan, 12 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan Umum.................................................................................................................1

C. Tujuan Khusus...................................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................2

A. Pengertian Anxietas........................................................................................................2

B. Patofisiologi Anxietas.....................................................................................................2

C. Herbal Yang Berpotensi Sebagai Anxiolitik...................................................................3

BAB III......................................................................................................................................6

PENUTUP.................................................................................................................................6

A. Simpulan.........................................................................................................................6

B. Saran................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan tanaman/herbal sebagai pengobatan hingga kini masih populer


dikalangan masyarakat, terutama masyarakat daerah pedesaan yang mayoritas
beranggapan bahwasanya segala sesuatu yang “alami’ itu lebih baik bagi kesehatan
dibandingkan yang sintesis atau hasil campur tangan manusia. Mereka yang seperti itu
biasanya meyakini bahwa pengobatan modern itu mengandalkan unsur kimiawi yang
justru bisa berdampak buruk bagi tubuh. padahal tidak sepenuhnya benar karena perlu
diketahui, herbal tradisional pun juga tersusun atas senyawa kimiawi seperti halnya
yang terdapat pada obat-obatan modern, contohnya senyawa flavonoid yang sama-
sama terkandung pada obat modern misalnya parasetamol dan herbal misalnya
cengkeh.

Meski begitu, tidak dipungkiri bahwasanya penggunaan obat-obatan modern


perlu memperhatikan banyak hal agar obat tersebut bisa bekerja optimal dan
menciptakan efek teurapetik juga meminimalisir efek samping. Namun tetap saja,
dalam dosis berlebih atau pada penggunaan yang tidak tepat, baik obat-obatan modern
ataupun herbal tradisional sama saja bisa memberi dampak buruk bagi tubuh.

B. Tujuan Umum

Untuk memahami apa itu anxietas serta mengetahui beberapa jenis herbal yang
berpotensi untuk mengatasinya.

C. Tujuan Khusus

1. Untuk Memahami Pengertian Anxietas.

2. Untuk Mengetahui Patofisiologi Anxietas.

3. Untuk Mengetahui Contoh Herbal Yang Berpotensi Sebagai Anxiolitik.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anxietas

Cemas, takut, khawatir semuanya adalah perasaan alami manusia. Namun jika
perasaan tersebut terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, maka akan
berdampak pada kesehatan fisik juga mental. Anxietas adalah suatu perasaan tidak
menyenangkan, dimana rasa cemas yang terjadi seringkali tidak disertai oleh
penyebab yang jelas dan kuat. Anxietas juga terkait dengan beberapa masalah
kejiwaan seperti depresi, serangan panik, fobia, masalah kejiwaan umum, obsessive
compulsive dissorder, dan post traumatic stress disorder. Anxietas sendiri ditandai
dengan munculnya perasaan cemas secara terus-menerus serta tanpa adanya penyebab
yang jelas nan kuat. (Rao et al., 2011)

Menurut WHO, Anxietas telah mempengaruhi 16,6% populasi dunia, beragam


upaya telah dilakukan untuk memahami patofisiologi dari gangguan ini beserta
pengobatannya. Ada beragam jenis pengobatan yang bisa dilakukan, salah satunya
dengan memanfaatkan herbal yang nantinya akan saya ulas beberapa contohnya pada
makalah ini.

B. Patofisiologi Anxietas

Mekanisme pasti dari anxietas belum sepenuhnya diketahui, kecemasan


berlebih pun bisa jadi fenomena yang normal pada anak-anak. Gejala dan gangguan
yang disebabkan oleh anxietas, dianggap merupakan akibat dari gangguan modulasi
dalam sistem saraf pusat. Kortikosteroid juga memiliki hubungan dengan gejala
ketakutan dan kecemasan, karena kortikosteroid dapat meningkatkan atau
menurunkan aktivitas jalur saraf tertentu sehingga dapat mempengaruhi perilaku,
juga memberi rangsangan pada pemrosesan otak yang menimbulkan rasa takut(Adwas
et al., 2019).

Literatur lain menjelaskan patofisiologi dari anxietas dimulai saat sistem


syaraf pusat menerima suatu persepsi ancaman. Persepsi ini timbul akibat adanya
rangsangan dari luar dan dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan faktor

2
genetik. Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra, diteruskan dan direspon
oleh sistem syaraf pusat melibatkan jalur cortex cerebri – limbic system – reticular
activating system – hypothalamus yang memberikan impuls kepada kelenjar hipofise
untuk mensekresi mediator hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar adrenal
yang kemudian memicu syaraf otonom melalui mediator hormonal yang lain (Owen,
2016). Banyak studi menunjukkan bahwa mungkin kecenderungan genetik dapat
mempengaruhi perkembanngan anxietas. Bagaimanapun juga pengaruh lingkungan
jelas berperan juga.(Adwas et al., 2019)

C. Herbal Yang Berpotensi Sebagai Anxiolitik

Beragam herbal telah digunakan berabad-abad dalam pengobatan tradisional


untuk menenangkan pikiran dan memperbaiki suasana hati. Kemanjuran dan
keamanaan herbal alami ini baru diuji klinis secara tepat dalam sepuluh hingga lima
belas tahun terakhir. Misalnya ST. John’s wort yang menunjukkan keefektifan
menguntungan pada eksperimen double blind dan randomized placebo controlled
trials untuk mengatasi kecemasan dan depresi.(Rao et al., 2011)

Dan berikut beberapa contoh ulasan mengenai herbal untuk atasi anxietas:

1. ST. John’s Wort


Tanaman yang memiliki nama latin HypericumPerforatum ini nerupakan
tanaman yang populer sebagai anti depressan, namun kurang populer untuk
mengatasi anxietas. Studi yang dilakukan oleh Flausino et al. dan Singewald et al.
Telah menunjukkan bahwa pemberian St. John’s Wort secara terus-menerus pada
seekor tikus yang kekurangan magnesium pada forced swim test menghasilkan
efek yang mirip seperti anti depressan, dan efek anxiolitik pada elevated T-maze
juga light/dark transition test. Pemberian St. John’s wort menghasilkan efek anti
anxietas pada hewan yang mengalami stress dan kurang tidur(Rao et al., 2011).
a. Kandungan Utama

- Hipericin

- Hiperforin

- Glikosida flavanol

3
b. Mekanisme
Bekerja dengan cara menghambat reuptake dari serotonin,
noradrenaline, dopamine dan memodulasi rangsang saraf melalui
glutamatergic dan mekanisme GABAergic sehingga akan menghasilkan efek
mirip dengan anti-anxietas(Rao et al., 2011).
2. Akar Valerian
Valeriana Officinalis dikenal untuk mengatasi insomnia, namun ternyata juga
dapat berguna untuk anxietas. Ekstrak Hydroalkoholik dan ekstrak Aqueous dari
akar valerian menunjukkan persamaan dengan reseptor GABA-A pada otak tikus.
Dan pada manusia, akar valerian telah terbukti mengatasi insomnia dan
ketegangan.
Andreatini et al. (2002) membandingkan ekstrak dari akar valerian (dengan
81mg valepotriates sebagai bahan aktif) dengan placebo dan 6.5 mg diazepam
pada pasien dengan GAD (DSM-III-R, 12 pasien per grup). Hasilnya, hanya grup
diazepam dan valepotriate yang menunjukkan pengurangan skala HAMA secara
signifikan dan data awal yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Valepotriate mungkin memiliki efek anxiolitik pada gejala psikis anxietas.
Keterbatasn dari penelitian adalah ukuran sampel yang kecil dan rendahnya dosis
dari diazepam yang digunakan, studi ini harusnya direplikasi dengan desain
metodologi yang lebih baik lagi(Ortiz et al., 1999).
a. Kandungan Utama
- Minyak Atsiri
- Valepotriat
- Glikosida
b. Mekanisme
Valepotriate bekerja dengan meningkatkan sintesis dari GABA dan
menurunkan reuptake sinaptik GABA. Akar valerian mengaktifkan asam
glutamik decarboxylase, yaitu enzim yang terlibat dalam sisntesis GABA.
Asam valerenik yang terkandung pada akar valerian bertindak sebagai agonis
dari GABA dengan mengikat GABA dalam sistem kultur sel, hal ini dapat
menjelaskan efek sedatif dan anxiolitik dari akar valerian(Ortiz et al., 1999).

4
3. Ashwagandha
Ashwaganda adalah tanaman sejenis Ginseng dari india, dikenal dengan fungsi
anti inflamasinya. Ternyata tanaman ini juga memiliki efek anxiolitik yang
berguna bagi penderita anxietas. Hewan pengerat yang diobati dengan
ashwagandha menunjukkan pengurangan perilaku anxietas dibandingkan control
treatment. Stres kronis yang menyebabkan hyperglikemia, defisit kognitif,
imunosupresi dan depresi dapat berkurang dengan pemberian ashwagandha. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ashwagandha memiliki altiivitas adaptogenik anti
stres yang signifikan. Penelitian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa
kandungan ashwagandha memiliki sifat GABA-Mimetic yang dimana berarti
merupakan Agonis GABA. Karena agonis GABA telah dikaitkan dengan efek
anxiolitik, maka ekstrak Ashwagandha mungkin berpotensi menangani anxietas.
Sebuah studi double blind placebo control pada pasien dengan gangguan
anxietas ICD-10, treatment selama 6 minggu estrak ethanolik dari Aswagandha
menunjukkan aktivitas anxiolitik melebihi placebo. Ekstrak tersebut dapat
ditolerir dengan baik oleh tubuh dan tidak begitu banyak menyebabkan efek
samping dibandingkan placebo. Jadi dapat disimpulkan bahwa efek ethanolik dari
Ashwagandha memiliki potensi Anxiolitik (Rao et al., 2011).
a. Kandungan Utama
- Alkaloid
- Saponin
- Steroidal Lactone
b. Mekanisme
Studi praklinis menunjukkan bahwa ashwagandha memiliki kandungan
yang mampu mensintesis GABA (GABA-mimetic). Ashwagandha juga
menurunkan regulasi 5-HT1 dan meninkatkan regulasi 5-HT2 reseptor pada
otak tikus. Perubahan ini disertai dengan penurunan indeks perilaku
kecemasan dan depresi(Germany et al., 2009).

5
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Meskipun beberapa penelitian mengenai efek anxiolitik tanaman herbal pada


hewan telah dilakukan, namun masih sangat sedikit studi klinis terkontrol yang telah
dilaksanakan. Mungkin dikarenakan masalah metodologis seperti rendahnya jumlah
subjek, dan lain sebagainya. saya sendiri merasa diindonesia jarang sekali orang
membahas ramuan herbal untuk anxietas. Mungkin karena mayoritas umat beragama
diindonesia bahwa kegelisahan dan kecemasan di hati disebabkan kurangnya
kedekatan diri pada tuhan dan lain sebagainya, sehingga tindakan yang dilakukan
untuk mengatasinya adalah dengan melakukan kegiatan ibadah.

B. Saran

Walaupun tanaman herbal yang saya disebutkan tersebut memiliki potensi


seebagai anxiolitik, namun sebagian obat herbal dapat berakibat fatal bila berinteraksi
dengan obat-obatan lain baik obat farmakologis ataupun sesama herbal lain. Oleh
karenanya disarankan tetap konsultasikan pada ahlinya atau dokter sebelum
memutuskan mengkonsumsinya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Adwas, A. A., Jbireal, J. M., & Azab, A. E. (2019). Anxiety : Insights into Signs , Symptoms ,
Etiology , Pathophysiology , and Anxiety : Insights into Signs , Symptoms , Etiology ,
Pathophysiology , and Treatment. October.

Germany, D. R., Lawrie, S., Kingdom, U., Papakostas, G., States, U., Poland, J. R., France,
M. H., Korea, M. L., France, F. T., Brazil, W. G., Wolkowitz, O., States, U., Tohen, M.,
States, U., E-learning, E., Israel, J. Z., Akiskal, H., States, U., Germany, M. B., … Israel,
J. Z. (2009). THE WORLD JOURNAL OF BIOLOGICAL PSYCHIATRY THE WORLD
JOURNAL OF (Vol. 10, Issue 4).

Khanum, F., & Organisation, D. (2015). Anxiety-Herbal Treatment : A Review Review article
Anxiety- Herbal Treatment : A Review. December.

Ortiz, J. G., Nieves-natal, J., & Chavez, P. (1999). Effects of Valeriana Officinalis Extracts
on [ 3 H ] Flunitrazepam Binding , Synaptosomal [ 3 H ] GABA Uptake , and
Hippocampal [ 3 H ] GABA Release *. 24(11), 1373–1378.

Rao, B. V., Srikumar, B. N., & Rao, B. S. S. (2011). Herbal Remedies to Treat Anxiety
Disorders Herbal Remedies to Treat Anxiety Disorders. September.
https://doi.org/10.5772/23511

7
GLOSARIUM

Adaptogenik : Zat alami yang dapat membantu tubuh mengatasi stres

Agonis : Bergabungnya senyawa dengan reseptor tubuh

Anxiolitik : Efek anti anxietas/anti cemas

Aqueous : Ekstrak yang dibuat dengan evaporasi larutan encer menjadi


solid/semisolid

Cortex Cerebri : Lapisan jaringan saraf terluar

Defisit Kognitif : Setiap karakteristik yang bertindak sebagai pengahalang kognitif

Diazepam : Obat yang kerap digunakan sebagai penenang

Double Blind Test : Tes dimana subjek dan penguji tidak menyadari bahwa latihan pada
sebuah praktik adalah tes.

Ethanolik : Proses pemindahan zat dari matriks manapun menjadi ethanol

Forced Swim Test : Tes perilaku pada pengerat untuk menguji obat anti depressan dll

GABA : Neurotransmitter yang menghambat tanggapan neurologis yang tak


menguntungkan

Hiperglikemia : Kondisi dimana tingginya kadar gula dalam darah

Hydroalkoholik : Ekstraksi padat yang diperoleh dengan mengekstraksi prinsip larut zat
dengan alkohol dan air, diikuti dengan penguapan larutan.

Imunosupresi : Penekanan kerja sistem imun

Mimetic : Sebuah proses peniruan

Placebo : Sebuah tes menggunakan obat kosong

Anda mungkin juga menyukai