Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYAKIT GINJAL

Oleh:

Mohamad Rizal Fahmi (14.401.19.039)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah yang maha esa, berkat rahmat-Nya lah
saya telah berhasil menyusun makalah yang berjudul “Penyakit Ginjal” ini. Namun tentunya
saya juga berterimakasih pada dosen pembimbing mata kuliah antropologi yaitu Bapak
Siswoto H.P., S.Pd, M.Si yang telah memperluas wawasan saya di bidang Antropologi
sehingga makalah inipun dapat saya selesaikan.

Saya menyadari bahwasanya makalah ini tidak lepas dari berbagai kesalahan baik itu
kesalahan pengetikan, materi, dan lain sebagainya. Oleh karenanya saya dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan kemampuan saya dalam
mengetik makalah.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sejatinya ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi manusia karena
seperti yang telah kita pelajari pada mata kuliah biomedik bahwasanya ginjal
memegang beberapa peranan seperti mengatur keseimbangan asam basa,
keseimbangan cairan, dan yang paling utama adalah melakukan penyaringan atau
filtrasi pada darah sehingga darah terbebas dari zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.
zat-zat tersebut disekresikan menjadi zat berubpa urin.
Namun, sayangnya masyarakat kurang menyadari pentingnya menjaga
kesehatan ginjal. Akibatnya, kini penyakit ginjal pun menjadi suatu fenomena yang
dapat mengancam siapapun tanpa memandang status/strata masyarakat. Padahal
menjaga kesehatan ginjal sebenarnya bisa dimulai dari hal sepele seperti mencukupi
kebutuhan minum air putih (kecuali pada individu yang memang sudah memiliki
cacat bawaan lahir atau kelainan kongenital tentunya butuh perhatian ekstra dalam
menjaga kesehatan ginjal).
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah definisi dari penyakit ginjal?
2) Apakah fungsi dari ginjal?
3) Apa sajakah penyebab dari penyakit ginjal?
4) Bagaimanakah tanda gejala dari penyakit ginjal?
5) Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit ginjal?
6) Bagaimana pemeriksaan laboratorium pada penyakit ginjal?
3. Tujuan Umum
1) Menjelaskan definisi dari penyakit ginjal.
2) Menjelaskan fungsi dari ginjal.
3) Menjelaskan beberapa penyebab dari penyakit ginjal.
4) Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit ginjal.
5) Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit ginjal.
6) Menjelaskan bagaimanakah pemeriksaan laboratorium pada penyakit ginjal.
4. Tujuan Khusus
Guna memahami lebih jauh seperti apakah penyakit ginjal itu terutama dari
sudut pandang antropologi, jadi lebih menekankan hubungan kebiasaan hidup dengan
penyakit ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Penyakit Ginjal


Penyakit atau sakit sendiri didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana
terdapat keadaan tubuh yang abnormal, yang menyebabkan hilangnya
kondisi normal yang sehat. Jadi bisa disimpulkan bahwa penyakit ginjal
adalah kondisi abnormal pada ginjal dan menyebabkan hilangnya kondisi
normal ginjal yang sehat, bisa berupa penurunan fungsi dari ginjal,
perubahan struktur, dan lain sebagainya.
Penyakit ginjal dibagi atas empat golongan berdasarkan 4 unsur
anatomis, yaitu glomerulus, tubulus, interstisium, dan pembuluh darah.
Keempat unsur ini saling berkaitan, maka cedera pada salah satu unsur
juga akan mengenai unsur yang lainnya secara sekunder. Kaarena itu
apapun awal mulanya, ada kecenderungan semua penyakit ginjal kronik
pada akhirnya merusak seluruh keempat unsur tersebut, menyebabkan
gagal ginjal kronik (GGK) dan ginjal staadium akhir.
2. Fungsi Ginjal
Ginjal menyokong homeostasis tubuh dengan mengeluarkan limbah
metabolik, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, serta
mempengaruhi keseimbangan asam basa. Berbagai fungsi vital itu
dipenuhi melalui filtrasi plasma darah di glomerulus dan diikuti
pengolahan filtrat oleh tubulus sehingga akhirnya membentuk urin. Fungsi
dari ginjal dapat dibedakan menjadi dua fungsi utama yaitu fungsi eksresi
dan juga fungsi non eksresi.
a. Fungsi ekskresi:
Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mili osmol,
mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam
rentang normal, mempertahankan pH plasma sekitar 7,4,
Mengekskresikan urea, asam urat dan kreatinin.
b. Fungsi nonekskresi:
Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah,
menghasilkan eritropoeitin yaitu faktor dalam stimulasi produksi
sel darah merah oleh sumsum tulang, metabolisme vitamin D
menjadi bentuk aktifnya, degradasi insulin, Menghasilkan
prostaglandin yang dianggap mempengaruhi pengaturan garam dan
air serta tonus vaskular.
3. Penyebab Penyakit Ginjal

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit


ginjal, contohnya:

a. Gaya Hidup

1) Kebiasaan Malas Minum Air Putih

Konsumsi Air Putih Sangat Diperlukan untuk memenuhi kebutuhan


cairan tubuh. Seperti yang kita tau bahwasanya tubuh kita terdiri atas
70% Cairan, oleh karenanya pemenuhan kebutuhan cairan adalah
kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar setelah oksigen. Namun
kini, manusia justru kerap memilih untuk meminum minuman yang
mengandung perisa, pewarna, pemanis buatan juga pengawet ketimbang
air putih. Padahal kebutuhan air putih kita adalah 8 gelas atau sekitar 2
liter per hari. Kurangnya asupan air putih, bisa menyebabkan dehidrasi
yang akan mengganggu kerja ginjal bahkan dapat berujung pada gagal
ginjal akut hingga kronis karena kurangmya keseimbangan cairan dalam
tubuh akan membuat aliran darah ke ginjal menjadi terganggu sehingga
terjadi penurunan fungsi ginjal yang memicu penyakit ginjal.

2) Kebiasaan Konsumsi Makanan Tinggi Natrium dan Oksalat

Natrium atau garam merupakan zat yang dalam kadar tertentu


dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
Namun seringkali, Kita mengkonsumsi natrium dalam takaran
berlebihan hingga melebihi batas aman konsumsi natrium. Selain
berpotensi memicu hipertensi, hal ini juga dapat memaksa ginjal untuk
bekerja sangat keras mengeluarkan kelebihan kadar natrium dalam tubuh
dalam rangka berusaha menjaga keseimbangan elektrolit. Akibatnya
lama kelamaan ginjal akan mengalami kerusakan apabila terus bekerja
lebih berat dari yang seharusnya dan akan berujung pada penyakit ginjal.
Sedangkan oksalat adalah sejenis asam organik yang dapat dijumpai di
berbagai macam sayur dan buah seperti bayam,coklat,kiwi,kacang-
kacangan dll. Sebenarnya tubuh kita sendiri juga memproduksi oksalat
yang merupakan hasil sampingan dari pemecahan vitamin C, oleh
karenanya sebaiknya kita tidak perlu konsumsi suplemen dengan kadar
vitamin C berlebihan kecuali dalam kondisi medis tertentu yang
mungkin memang mengharuskan mengkonsumsi vitamin C dalam
jumlah tinggi. Oksalat sering kali mengkristal dalam ginjal sehingga
tidak bisa dikeluarkan bersama urin dan lama kelamaan akan menumpuk
membentuk batu ginjal yang nantinya akan mengganggu fungsi ginjal
hingga memicu gagal ginjal dan dalam jumlah yang banyak diperlukan
pembedahan untuk mengeluarkannya.

3) Kebiasaan Konsumsi Obat Obatan Yang Tidak Diperlukan

Obat merupakan zat yang dalam takaran tertentu punya efek membantu
memulihkan kesehatan tubuh. Namun bila digunakan secara berlebihan
dan tanpa indikasi yang jelas justru malah akan memiliki efek toxic atau
racun bagi tubuh. bahkan beberapa obat terutama golongan narkotika
dapat menyebabkan efek adiktif atau kecanduan dan mengacaukan
sistem syaraf. Ketika obat dikonsumsi dengan tidak seharusnya, maka
biasanya organ yang akan paling terdampak adalah hati dan ginjal. Ini
dikarenakan ginjal lah yang bertugas men-ekresikan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Jadi hampir sama halnya dengan saat kita
mengkonsumsi natrium secara berlebihan, maka ginjal akan bekerja
dengan sangat keras men-ekresikan obat dalam rangka usaha obat
tersebut tidak mengendap sebagai racun dalam tubuh. Hal ini tentunya
bisa berujung pada kerusakan ginjal yang memicu berbagai macam
penyakit atau gangguan ginjal seperti gagal ginjal kronis.

b. Infeksi Oleh Bakteri atau Virus

Beberapa jenis virus atau bakteri juga dapat menginfeksi ginjal dan
mengakibatkan penyakit ginjal, contohnya infeksi oleh bakteri
Streptococcus Pyogenes yang menyebabkan penyakit glomerulonefritis
akut atau peradangan yang terjadi pada glomerulus ginjal. Faktor gaya
hidup mungkin juga akan ada pengaruhnya dalam hal ini, karena
menjaga kebersihan juga tentunya akan meminimalisir resiko infeksi
oleh virus ataupun bakteri.

c. Kelainan Kongenital

Kelainan kongenital adalah kelainan pada tubuh yang muncul sejak


dari periode konsepsi sel telur. Pada ginjal, dapat terjadi kelainan
kongenital seperti displasia ginjal (kondisi dimana ginjal gagal
berkembang dengan sempurna saat janin didalam rahim) yang nantinya
dapat memicu beragam penyakit seperti hidronefrosis atau
pembengkakan ginjal karena ginjal gagal mengalirkan urin menuju
vesika urinaria.

d. Komplikasi Akibat Kondisi Penyakit Lain

Beberapa kondisi penyakit lain juga dapat menyebabkan komplikasi


yang memicu penyakit ginjal,misalnya:

1) Hipertensi

Tekanan darah yang tidak terkontrol seringkali menyebabkan arteri


sekitar ginjal menebal, menyempit, melemah dan mengeras. Hal ini
tentunya menghambat aliran darah menuju ginjal menjadi terhambat dan
mengakibatkan ginjal kekurangan oksigen dan dapat memicu penyakit
ginjal kronik.

2) Diabetes

Tingginya kadar gula darah pada pasien dengan diabetes dapat


menimbulkan nefron menebal dan menimbulkan bekas luka sehingga
memicu terjadinya penyakit progresif pada ginjal yang dinamakan
nefropati diabetik yang dimana kemampuan filtrasi nefron akan menurun
sehingga zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti albumin akan
ikut terbuang bersama urin.
4. Tanda dan Gejala penyakit Ginjal
a. Nyeri
Parenkim ginjal tidak mengandung ujung-ujung syaraf yang sensitif
terhadap sensasi nyeri. Nyeri pada penyakit ginjal ialah akibat dua
mekanisme, yang pertama yaitu teregangnya fasia ginjal yang
menimbulkan nyeri yang sulit dilokalisasi di daerah pinggang dan yang
kedua kontraksi otot ureter yang hebat berkaitan dengan obstruksi pada
ureter, menimbulkan kolik ureter (sering salah disebut sebagai kolik
ginjal).
b. Hematuria

Banyak Penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya darah pada


urin (Hematuria), yang dapat atau tidak disertai nyeri. Bila
perdarahannya hebat, warna urin menjadi merah atau kecoklat-
coklatan (karena hemoglobin akan pecah dalam urin yang asam) dan
disebut hematuria mikroskopik. Bila perdarahannya perlahan-lahan
atau sedikit, maka dengan mata telanjang tidak tampak perubahan
warna urin, tetapi pada pemeriksaan mikroskopik sedimen urin
ditemukan eritrosit yang disebut hematuria mikroskopik tadi.

c. Proteinuria
Proteinuria biasanya ditemukan pada banyak penyakit ginjal, dan
mengetes adanya kelainan ini menggunakan metode tes skrining yang
sangat bermanfaat untuk deteksi penyakit ginjal. Kadang-kadang
ditemukan proteinuria setelah bangun dari keadaan tidur atau setelah
aktifitas fisik yang berat, masing-masing disebut proteinuria ortostatik
(postural) dan exercise proteinuria (keadaan ini tidak bermakna klinis).
d. Tanda dan Gejala lain
Karena banyaknya penyakit ginjal yang ada, maka tanda dan gejala
yang bersifaat spesifik pun juga banyak macam nya, contohnya pada
sindrom nefritik akut akan muncul tanda dan gejala berupa
oliguria/anuria dan azotemia, kemudian pada nefroblastoma dapat
timbul gejala berupa suatu massa abdominal, hpertensi, nausea,
vomitus dan kadang disertai edema tungkai. Namun, ada juga penyakit
ginjal yang mungkin bisa timbul tanpa gejala seperti contohnya
adenoma korteks yang biasanya ditemukan secara kebetulan atau pada
saat autopsi.
5. Mekanisme Terjadinya Penyakit Ginjal

Mekanisme penyakit ginjal pada mulanya sering kali dipicu oleh


terganggunya fungsi ginjal baik karena factor internal maupun eksternal
seperti misalnya naiknya kadar gula, protein, natrium juga tekanan darah
dalam tubuh. Apabila dipaksa bekerja secara berlebihan, tentunya ginjal
akan mengalami penurunan fungsi yang bersifat progresif. Apabila
struktur halus ginjal atau nefron telah rusak atau mengalami penurunan
fungsi, maka akan memicu berbagai penyakit lain. Adanya batu ginjal dan
serangan infeksi oleh virus juga bakteri pun dapat berperan memicu
penyakit ginjal kronik. Apabila tidak segera ditangani maka ginjal dapat
kehilangan fungsi sepenuhnya atau mengalami gagal ginjal akut hingga
kronis.

6. Pemeriksaan Laboratorium Pada Penyakit Ginjal

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui/memastikan penyakit


ginjal yang bisa dilakukan adalah seperti analisa urin, yaitu pemeriksaan
skrening yang dilakukan tanpa adanya indikasi dan hasil pemeriksaan
urinalisa meemberikan informasi yang sangat luas berdasarkan banyaknya
parameter yang ada dan dapat mencerminkan adanya kelainan yang terjadi
pada tubuh terutama penyakit ginjal dan traktus urinarius. Tahapan
urinalisa dimulai dari evaluasi bahan urin, pemeriksaan makroskopik,
skrening kimiawi dan pemeriksaan sedimen. Adapun hasil abnormal yang
dapat diketahui setelah prosedur urinalisaa adalah seperti proteinuria,
glukosuria, hematuria, dan lain sebagainya.

Kemudian dari tes nitrit pada urin juga dapat diketahui adanya bakteri
patogen pada saluran kemih (termasuk ginjal). Tes pH pada urin juga
dapat menunjukkan adanya abnormalitas pada ginjal mengingat ginjal
juga berperan menjaga kesimbangan pH tubuh.
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan

Dari aspek antropologi, strata masyarakat baik dari golongan


atas hingga bawah tidaklah begitu berpengaruh terhadap resiko
ancaman penyakit ginjal. Karena penyakit ginjal dapat menyerang
siapapun tergantung kebiasaan dan pola hidup masing-masing
individu. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah
kebiasaan seseorang cenderung malas ataupun rutin meminum air
putih, sehingga seluruh lapisan masyarakat baik kaya ataupun
miskin sebenarnya dapat meminimalisir resiko penyakit ginjal,
hanya saja golongan masyarakat yang kurang pengetahuan akan
pentinya minum air putih dan mengatur pola hiduplah yang lebih
rentan dan lebih berpotensi mengalami masalah ginjal (Kecuali
pada seseorang yang memang lahir dengan kelainan kongenital
pada ginjalnya).

2. Saran

Setelah mengetahui tentang betapa pentingnya fungsi ginjal


bagi tubuh, maka hendaknya kita menjaga kesehatan ginjal kita
mengingat seseorang yang mengalami kerusakan pada kedua
ginjalnya harus mendapat donor daari orang lain, apabila tidak
memungkinkan maka ia harus rutin menjalani produr hemodialisa
sepanjang hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sriyanti, Cut. 2016. Patologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


Himawan, Sutisna, dkk. 2010. Buku Ajar Patologi II (Khusus). Jakarta: CV. Sagung
Seto.
Washudi. 2016. Biomedik Dasar (Anatomi, Fisiologi, Biokimia, Fisika, Biologi).
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
https://jurnal.ussu.ac.id/index.php/jms/article/download/17884/7624

Anda mungkin juga menyukai