Nim : 14.401.19.039
Prodi : DIII Keperawatan (1B)
Biografi Moh.Hatta
Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta Atau yang lebih dikenal dengan Bung Hatta
adalah wakil presiden pertama Indonesia, selain itu beliau juga adalah seorang
pejuang, negarawan, dan juga ekonom. Lelaki kelahiran Fort de Kock, Hindia
Belanda (Sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia) 12 Agustus 1902 yang
bernama lahir Mohammad Attar merupakan anak kedua dari pasangan Muhammad
Djamil dan Siti Saleha. Selain menjabat sebagai wakil presiden bung hatta juga
pernah menjabat menjadi perdana menteri dalam Kabinet Hatta I-II dan RIS. Pada
tahun 1956 Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden akibat
perselisihan dengan Presiden Soekarno. Bung Hatta juga dikenal sebagai Bapak
Koperasi Indonesia.
Pada 18 November 1945, Bung Hatta menikah dengan Rahmi Hatta dan
setelah 3 hari menikah mereka pindah dan tinggal Yogyakarta, Pernikahan mereka
dikaruniai 3 orang anak perempuan yaitu Meutia Farida Hatta, Gembala Rabi’ah
Hatta, dan Halida Nuriah Hatta. Pada 14 Maret 1980 pada usia 77 tahun, Bung Hatta
meninggal dunia di Jakarta.
Biografi Moh.Hatta : Momen Bersejarah 17 Agustus 1945
Mohammad Hatta lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha
yang berasal dari Minangkabau. Ayahnya merupakan seorang keturunan ulama
tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatra Barat dan ibunya berasal dari
keluarga pedagang di Bukittinggi. Ia lahir dengan nama Muhammad Athar pada
tanggal 12 Agustus 1902. Namanya, Athar berasal dari bahasa Arab, yang berarti
"harum". Athar lahir sebagai anak kedua, setelah Rafiah yang lahir pada tahun 1900.
Sejak kecil, ia telah dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat
melaksanakan ajaran agama Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Abdurahman
Batuhampar dikenal sebagai ulama pendiri Surau Batuhampar, sedikit dari surau
yang bertahan pasca-Perang Padri. Sementara itu, ibunya berasal dari keturunan
pedagang. Beberapa orang mamaknya adalah pengusaha besar di Jakarta.
Bung Hatta dan para tokoh lain diundang ke Dalat (Vietnam) untuk dilakukan
pelantikan sebagai Ketua dan Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Badan ini bertujuan untuk melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan
menyiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada Indonesia. Sejarah
berdirinya BPUPKI sebenarnya juga merupakan cara Jepang untuk menarik simpati.
Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Panglima Jepang yang menguasai
yaitu Asia Tenggara Jenderal Terauchi. Puncaknya pada 16 Agustus 1945, terjadilah
Peristiwa Rengasdengklok hari dimana Bung Hatta dan Bung Karno diculik
kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA yang
berada di kota kecil Rengasdengklok. Penculikan ini bertujuan untuk mempercepat
tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hingga akhirnya Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah peristiwa Rengasdengklok cukup rumit
karena perbedaan pendapat.
Di masa mempertahankan kemerdekaan, sebagai Wakil Presiden, Bung
Hatta amat gigih menyelamatkan Republik dengan cara mempertahankan naskah
Linggarjati di Sidang Pleno KNIP di Malang yang diselenggarakan pada tanggal 25
Februari – 6 Maret 1947. Sejarah perjanjian Linggarjati mempunyai cerita yang
kompleks. Hasilnya, Persetujuan Linggajati diterima oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP). Ketika saat terjadinya Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947,
Hatta dapat meloloskan diri dari kepungan Belanda bersama dengan Gubernur
Sumatra Mr. T. Hassan.
Kemudian, Bung Hatta berhasil memperjuangkan Perjanjian Renville yang
akhirnya jatuh jatuhnya Kabinet Amir dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Latar
belakang Perjanjian Renville ini perlu diketahui. Pada era Kabinet Hatta yang
dibentuk pada 29 Januari 1948, Bung Hatta menjadi Perdana Menteri dan juga
merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan. Di akhir tahun 1956, Hatta sudah
tidak sejalan lagi dengan Bung Karno karena dia tidak suka dengan politik
memasukkan unsur komunis dalam kabinet pada waktu itu. Sebelum mundur, dia
mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada.
Masa jatuhnya Moh.Hatta