Anda di halaman 1dari 20

Tugas : Farmakologi Keperawatan

Dosen : Syaifuddin Zaenal.,SKM.,S.Kep.Ns.,M.Kes

OBAT SISTEM SARAF PUSAT

KELOMPOK 3

SINTA MARIATY (NH0116164) ANUGRAH AYU CINDANA


(NH0116018)
MUH. ATHAL AFTAL SOFHYAN
(NH0116095) ISKANDAR (NH0116077)

MARATUL AZIZA (NH0116085) HILKIA LISA (NH0116067)

MILDA LIMATAHU (NH0116090) JIHAN MAYANG SARI (NH0116079)

ISDA (NH0116076)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

1
KATA PENGGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah


yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


"Farmakologi” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas


kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.

Terima kasih.

Makassar, 19 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Tujuan.........................................................................................................4
C. Rumusan Masalah......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Saraf Pusat........................................................................6
B. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat………………………………......………..7
C. Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat..........................................................7
D. Jenis Obat Sistem Saraf Pusat dan Mekanisme Kerjanya..........................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana
seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat
terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak
dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak
dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang
melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan
mensekresi sejenis cairan yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat
memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu
piamater, arachnoid, dan duramater.
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang
merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain.. Obat obat yang bekerja terhadap susunan
saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan
besar yaitu : 1. Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun
tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta
syarafnya. 2. Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun
tidak lansung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum
tulang belakang dan saraf- sarafnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sistem saraf pusat?
2. Apa klasifikasi dari sistem saraf pusat?
3. Apa obat perangsang dari sistem saraf pusat?
4. Apa jenis-jenis obat sistem saraf pusat dan bagaimana cara penggunaannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem saraf pusat
2. Untuk mengetahui klasifikasi sistem saraf pusat
3. Untuk mengetahui obat perangsang sistem saraf pusat

4
4. Untuk mengetahui jenis-jenis obat sistem saraf pusat dan cara
penggunaannya

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Saraf Pusat


Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang
merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain :
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang
dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi
daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan
kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh
senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan
sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas,
rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian
dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh
perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan
reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik,
misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut
analeptika.
Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1. Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak
langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta
syarafnya
2. Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak
lansung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum
tulang belakang dan saraf- sarafnya.

6
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat
luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum).
Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik
antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa
pengaruh jelas.
B. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar,
yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh
SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis),
dan penyakit Parkinson.
C. Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :
1. Amfetamin
Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian.
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor,
iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi,
aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada
urin asam daripada urin basa.
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem
saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
2. Metilfenidat
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan
SSP, syndrom hiperkinetik pada anak.
Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala,
Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.

7
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan
melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan
hiperaktivitas.
3. Kafein
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang
cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang
pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih
cepat.
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren,
sering gelisah.
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan
dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan
melalui urin.
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan
mempengaruhi SSP dan jantung.
4. Niketamid
Indikasi : merangsang pusat pernafasan
Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih
efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan.
5. Doksapram
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV.

8
D. Jenis Obat –Obat  Sistem Saraf Pusat Dan Mekanisme Kerjanya
1. Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
dalam bermacan-macam tindakan operasi.
a) Anestetik Lokal  : Obat yang merintangi secara reversible penerusan
impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan
lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal,
panas atau dingin.
b) Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan
depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible,
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.
2. Obat Hipnotik dan Sedatif
Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah
obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi
keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur.
Sedangkan sedative adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan
pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan
mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik
adalah: Ethanol (alcohol), Barbiturate, fenobarbital, Benzodiazepam,
methaqualon.
3. Obat Psikofarmaka / psikotropik
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf
pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. 
4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh: Diazepam, Fenitoin, Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant
Obat yang mempengaruhi tonus otot.
6. Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri

9
Obat atau  zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut
Antipiretika.
Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu:
a. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi
system saraf pusat. Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai
anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1) Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin.
Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai
contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk pencegahan thrombosis
koroner dan cerebral. Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti
inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat
bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat
menyebabkan iritasi lambung  dan saluran cerna.
2) Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping
golongan ini serupa denga salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh
dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping
dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau
jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati.
3) Golongan pirazolon (dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya
lemah. Efek samping semua derivate pirazolon dapat menyebabkan
agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.

10
4) Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang
efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala
iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan
ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan/atau
antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri,
melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan
peradangan seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah,
kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping
ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi. Oleh
karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak dianjurkan.
b. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri  hebat,
seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut
suatu skema bertingkat empat, yaitu:
1) Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
2) Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
3) Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
4) Obat Opioid parenteral.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
a. Morfin
Indikasi : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over
dosis.

11
b. Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis
c. Fentanil
Indikasi : nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Konta indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
d. Ptidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
e. Tremadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
7) Antipiretik
adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
8) Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri
hebat pada satu sisi.
9) Obat Anti Reumatik
Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada
sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung
usus, perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat
generiknya Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam.

12
10) Obat Anti Depresan
Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau
meringankan gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh
kesulitan sosial, ekonomi dan obat-obatan serta penyakit.
11) Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan
fungsi-fungsi umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini
digunakan pada gangguan (infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang
konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan jangka
pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-jari dingin, dan
depresi.
12) Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan
syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai
perubahan-perubahan kesadaran. Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan
listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu
dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak (abses, tumor,
anteriosklerosis), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu
yang dapat memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis –  Jenis Epilepsi :
a) Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat
dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut
berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali.
b) Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
c) Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan
memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan
dalam lingkaran.

13
Penggunaan
a) untuk menghindari sel-sel otak
b) mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
c) profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Penggolongan
a) Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua
jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
b) Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering
digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.
c) Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti
konvulsif.
d) Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan
antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang
aktif, klorazepam, klobazepam.
e) Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi
kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam
valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1) Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping  : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor,
insomnia.
a. Penobarbital
Indikasi  : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi : depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping : mengantuk, depresi mental
b. Karbamazepin
Indikasi  : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum
tulang

14
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
1) Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek
ansietas.
Kontra indikasi : depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia
ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
2) Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi : depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia,
ketergantungan, kadang nyeri kepala.
13) Obat Antiemetika
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah
yang disebabkan oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme
Receptor Trigger Zone) dan melalui kulit otak.
Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
a) Mabuk jalan
b) Mabuk kehamilan
c) Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada
pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.
Penggolongan
a) Anti histamine
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk. Anti histamine yang
dipaki adalah sinarizin, dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.
b) Dopamin blokersinarizin
(Metoklopramid dan fenotiazin) bekerja secara selektif merintangi reseptor
dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi tidak efektif untuk motion
sickness. Obat yang dipaki adalah klorpromazin HCl, perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin. Domperidon bekerja berdasarkan

15
peringatan reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi hanya
berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah
yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
c) Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan
sitostatika.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1) Sinarizin
Indikasi   : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping   : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
2) Dimenhidrinat
Indikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping   : mengantuk dan gangguan psikomotor
3) Klorpromazin HCl
Indikasi : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal
4) Perfenazin
Indikasi : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
5) Proklorperazin
Indikasi : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
6) Trifluoperazin
Indikasi  : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal

16
14) Obat Parkinson (penyakit gemetaran )
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai
dengan gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif,
persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang
progresif dan sel-sel otak  sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
neurotransmitter yaitu dopamin.
Penggunaan : meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi
penyakit, tetapi sangat memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan
pasien. Karena itu pemberian obat sebaiknya dimulai dengan dosis rendah
dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
a) Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada
pasien dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.
b) Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit
Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
c) Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
d) Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
a) Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi
kurang efektif terhadap akinesia dan kekakuan.
b) Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang
aktif terhadap tremor. Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi : Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping     : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan
penglihatan dan efek-efek sentral.

17
c) Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan
terhadap tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan
antikolinergik.
Indikasi  : parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping : anoreksia, mual, muntah, insomnia
d) Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada
pasien-pasien parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah
beberapa tahun dan efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih
seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi,
gangguan psikomotor dll.
e) Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring
terjadi antara lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi
ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki. Mekanisme kerja
melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang
merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Obat yang bekerja terhadap SSP dapat
dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: Psikofarmaka (psikotropika),
yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu
dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika);
Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan
psikostimulansia (wekamin)). Untuk gangguan neurologis, seperti
antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa dari
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna, dengan kedepannya kami bisa menyusun makalah yang lebih baik
lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R: Farmakologi, Pendekatan Proses
Keperawatan: EGC, Jakarta.1996
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC.
Muschleir, emst, Dinamika Obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991
Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI (Data Obat di Indonesia). Jakarta:
PT. Grafindian Jaya.
Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: Obat-Obat Penting, edisi keempat:1991
Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai