Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TENTANG STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT

DOSEN PENGAMPU : Muhlisun Azim, M. Sc

Disusun oleh:

1. Annisa Rizqita Wazni


2. Evi Zohriah
3. Fikri Ulviana
4. Iza Waqiah Supratman
5. Nia Nurliani
6. Virta Dwi Anggrai

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaiakn makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti –nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang “ STIMULAN SISTEM SARAF
PUSAT ”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar- besarnya.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Montong gamang, 5, November, 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

1. Latar Belakang....................................................................................4
2. Rumusan Masalah...............................................................................5
3. Tujuan Penulisan................................................................................5
4. Manfaat Penulisan..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6

A. Pengertian Obat Stimulan...................................................................6


B. Jenis- jenis/ Klasifikasi Obat Stimulan...............................................7
C. Senyawa Obat Stimulan Nama dan Struktur Kimianya.....................7
D. Target Reseptor Obat Stimulan........................................................11
E. Hubungan Struktur & Aktivitas Serta Mekanisme Aksi Obat Stimulan14

BAB III PENUTUP......................................................................................17

a. Kesimpulan ......................................................................................17
b. Saran ................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAAN

1. Latar Belakang

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh


aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum
tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf
halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang
disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan
guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater.
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan
suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu
dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.

Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang
serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-
depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan,
pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa
stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin.

Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem
saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa,
cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak
dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit
diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang
ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh
penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik.

4
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat
luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok
obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus
mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.
2. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Obat Stimulan ?
b. Apa saja Jenis- jenis/ Klasifikasi Obat Stimulan ?
c. Apa saja yang termasuk Senyawa Obat Stimulan Nama dan Struktur
Kimianya ?
d. Bagaimana Target Reseptor Obat Stimulan ?
e. Bagaimana Hubungan Struktur & Aktivitas Serta Mekanisme Aksi
Obat Stimulan ?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Apa Pengertian Obat Stimulan
b. Untuk mengetahui Apa saja Jenis- jenis/ Klasifikasi Obat Stimulan
c. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Senyawa Obat Stimulan
Nama dan Struktur Kimianya
d. Untuk mengetahui Bagaimana Target Reseptor Obat Stimulan
e. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan Struktur & Aktivitas Serta
Mekanisme Aksi Obat Stimulan
4. Manfaat penulisan
a. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui Apa Pengertian Obat
Stimulan
b. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui Apa saja Jenis- jenis/
Klasifikasi Obat Stimulan
c. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui apa saja yang termasuk
Senyawa Obat Stimulan Nama dan Struktur Kimianya
d. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui Bagaimana Target
Reseptor Obat Stimulan
e. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui Bagaimana Hubungan
Struktur & Aktivitas Serta Mekanisme Aksi Obat Stimulan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Obat Stimulan


Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh
terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat
mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Obat yang
dapat merangsang SSP disebut analeptika (Anonim, 2012)
Obat-obat yang digunakan sebagai tonikum dapat menginduks
stimulansia,perilaku, dan perangsangan psikomotor. Jika digunakan secara tidak
berlebihan stimulansia dapat mengatasi kelelahan dan meningkatkan
kewaspadaan. Kafein merupakan ksantin paling kuat, sedangkan teobromin
merupakan SSP paling lemah dan mungkin tidak aktif pada manusia (Niefort and
Cohen, 1995).
Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam
rentang waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan
menaikkan efektivitas, dan berbagai jenis yang lebih hebat sering kali
disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep dokter.Stimulan
menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-
duanya sekaligus. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang
berlebihan, khususnya jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap CNS.
Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan,
untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang menyulitkan tidur
(misalnya saat otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal
yang mengurangi kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalam narkolepsi),
untuk menurunkan bobot tubuh (phentermine), juga untuk memperbaiki
kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang yang didiagnosis sulit memusatkan
perhatian terutama ADHD ( Aprilia & Siregar, 2013).

6
B. Jenis- jenis/ Klasifikasi Obat Stimulan
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar,
yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa
dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi
seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)

2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple


sclerosis), dan penyakit Parkinson.

3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan


lokal.

4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).


C. Senyawa Obat Stimulan Nama dan Struktur Kimianya
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang
serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-
depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan,
pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Golongan obat stimulan
sistem saraf pusan dikategorikan dalam tiga kategori yaitu : turunan xantin,
Analeptik dan SSP Campuran.
a. Turunan xantin
 Kafein
Kafein merupakan stimulan ringan, dan ditambahkan pada banyak sediaan
analgesik untuk meingkatkan aktivitas, meskipun tidak ada dasar ilmiah untuk
praktik ini. Dosis tinggi dapat menyebabkan insomnia dan perasaan cemas, serta
dapat menginduksi sindrom henti obat pada kasus yang parah (Michael et
all,.2010). Dari turunan xantin yang ada dalam tanaman yaitu kafein, teofilin, dan
teobromin, kafein memiliki kerja psikotonik yang paling kuat (Mutschler, 1991).
Kafein berkhasiat menstimulasi SSP, dengan efek menghilangkan rasa
letih, lapar, dan mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan reaksi
dipertinggi, prestasi otak dan suasana jiwa diperbaiki. Kerjanya terhadap kulit

7
otak lebih ringan dan singkat daripada amfetamin. Kafein juga berefek inotrop
positif terhadap jantung (memperkuat daya kontraksi), vasodilatasi perifer, dan
diuresis. Kafein bersifat menghambat enzim fosfodiesterase (Tjay, 2002).

.
Gambar Struktur Kafein Sumber: Heinrich, 2010
 Teofilin
Teofilin merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit dan mantap
di udara. Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,5
% C7 H8N4O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Anonim, 1979).

 Teobromin
Teobromin merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam cokelat, yang
memiliki efek lebih lemah daripada kafein. Teobromin mempunyai efek diuretik

8
yang lemah, relaksasi otot polos bronkus, serta stimulan yang lemah (Kasabe et
al., 2010).

Gambar Struktur Kimia Theobromine


b. Analeptik
 Nikethamide

 Ethamivan

9
 Pentetrazol

 doxapram

c. Sistem saraf pusat (SSP campuran)


 Mazindol

10
 Methylphenidate hydrochloride

D. Target Reseptor Obat Stimulan

Hubungan struktur dan aktivitas terhadap mekanisme aksi obat sangatlah


penting. Keterkaitan antara parameter tersebut bergantung pada reseptor yang
dituju obat pada sistem syaraf. Setiap obat memiliki target reseptor, sehingga
target reseptor sangat bergantung pada bentuk struktur molekul obat. Beberapa
reseptor penting sebagai target obat pada sistem saraf pusat diantaranya
Glutamate, 𝛾-aminobutyric acid (GABA), Glycine, noradrenaline
(norepinephrine), dopamine, 5-hydroxytryptamine, acetylcholine, histamine.
Peristiwa ADME dari obat juga sangat bergantung pada letak reseptor pada organ,

11
jika spesifik organ maka proses perancangan obat akan membutuhkan waktu yang
relatif singkat di bandingkan dengan non-spesifik organ.

kafein adalah antagonis reseptor adenosin A 2A , dan penelitian tikus percobaan


secara khusus mengimplikasikan antagonisme reseptor A 2A sebagai penyebab
[140]
efek kafein dalam meningkatkan kesadaran. Antagonisme reseptor A2A di
area preoptik ventrolateral (VLPO) mengurangi neurotransmisi GABA
penghambat ke nukleus tuberomammillary , sebuah nukleus proyeksi
histaminergik yang aktivasi-dependennya meningkatkan gairah. Disinhibisi inti
tuberomammillary ini adalah mekanisme hilir di mana kafein menghasilkan efek
yang meningkatkan terjaga. Kafein adalah antagonis dari keempat subtipe reseptor
adenosin ( A 1 , A 2A , A 2B , dan A 3 ), meskipun dengan potensi yang bervariasi. Nilai
afinitas ( K D ) kafein untuk reseptor adenosin manusia adalah 12 μM pada A1 , 2,4
μM pada A 2A , 13 μM pada A 2B , dan 80 μM pada A . Antagonisme reseptor
adenosin oleh kafein juga merangsang vagal meduler , vasomotor, dan pusat
pernapasan , yang meningkatkan laju pernapasan, mengurangi detak jantung, dan
menyempitkan pembuluh darah. Antagonisme reseptor adenosin juga mendorong
pelepasan neurotransmitter (misalnya, monoamina dan asetilkolin ), yang
memberi kafein efek stimulannya; adenosin bertindak sebagai neurotransmitter
penghambat yang menekan aktivitas di sistem saraf pusat. Palpitasi jantung
disebabkan oleh blokade reseptor A 1 . Karena kafein dapat larut dalam air dan
lemak, ia dengan mudah melintasi sawar darah-otak yang memisahkan aliran
darah dari bagian dalam otak. Begitu berada di otak, mode utama aksi adalah
sebagai antagonis nonselektif reseptor adenosin (dengan kata lain, agen yang
mengurangi efek adenosin). Molekul kafein secara struktural mirip dengan
adenosin, dan mampu mengikat reseptor adenosin di permukaan sel tanpa
mengaktifkannya, sehingga bertindak sebagai antagonis kompetitif .Selain
aktivitasnya pada reseptor adenosin, kafein adalah antagonis reseptor 1 inositol
trisfosfat dan aktivator tidak tergantung tegangan dari reseptor ryanodine (
RYR1 , RYR2 , dan RYR3 ).Ia juga merupakan antagonis kompetitif dari reseptor
glisin ionotropik . sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Caffeine

12
Analeptik adalah kelompok obat yang berbeda yang bekerja melalui
berbagai jalur kimiawi; Namun, ada empat mekanisme utama yang bekerja obat
analeptik untuk merangsang pernapasan. Analeptik dapat bertindak sebagai
penghambat saluran kalium , ampakines , dan agonis reseptor serotonin , dan
antagonisme adenosin .Dua penghambat saluran kalium yang umum adalah
Doxapram dan GAL-021. Keduanya bekerja pada saluran kalium di Badan
Karotis . Sel-sel ini bertanggung jawab untuk merasakan konsentrasi oksigen yang
rendah dan mengirimkan informasi ke sistem saraf pusat yang pada akhirnya
mengarah pada peningkatan respirasi. Memblokir saluran kalium pada membran
sel-sel ini secara efektif mendepolarisasi potensi membran , yang pada gilirannya
menyebabkan terbukanya saluran kalsium gerbang tegangan dan pelepasan
neurotransmitter. Ini memulai proses menyampaikan sinyal ke sistem saraf pusat.
Doxapram memblokir saluran kalium yang bocor dalam keluarga saluran kalium
domain pori Tandom sementara GAL-021 memblokir saluran BK , atau saluran
kalium besar, yang diaktivasi oleh perubahan potensial elektron membran atau
dengan peningkatan kalsium internal. Ampakine adalah bentuk umum kedua dari
analeptik yang memperoleh mekanisme berbeda untuk respons analeptik. Mereka
mengikat reseptor AMPA , atau reseptor amino-3-hidroksi-5-metil-D-aspartat,
dalam kompleks pra-Bötzinger . Kompleks pra-Bötzinger adalah bagian dari grup
pernapasan ventral dan induksi potensi jangka panjang di membran postsinaptik
neuron ini menyebabkan peningkatan laju pernapasan. Ligan reseptor AMPA
endogen adalah glutamat dan ampakines mencerminkan interaksi glutamat dengan
reseptor. Pengikatan ligan menyebabkan reseptor AMPA terbuka dan
memungkinkan ion natrium mengalir ke dalam sel, menyebabkan depolarisasi dan
transduksi sinyal . Saat ini, CX717 adalah ampakine paling sukses dalam
percobaan manusia dan memiliki sedikit efek samping. Mekanisme umum ketiga
yang dimanfaatkan analeptik adalah bertindak sebagai agonis reseptor serotonin.
Buspirone dan Mosapride berhasil meningkatkan respirasi pada hewan dengan
mengikat reseptor serotonin yang merupakan reseptor berpasangan protein G
yang, setelah aktivasi, menginduksi kaskade utusan sekunder dan dalam hal ini
kaskade mengarah ke respons analeptik. Sumber : Young, Simon; Campbell, Ryan

13
(Januari 2015). "Stimulan sistem saraf pusat: farmakologi dasar dan
relevansinya dengan anestesi dan perawatan kritis". Anestesi & Pengobatan
Perawatan Intensif . 16 (1): 21–25. doi : 10.1016 / j.mpaic.2014.10.005 .

Menurut Jarboe et.al., cincin hidoksilaktonil bertanggungjawab untuk


aktivitas dari obat, didukung oleh gugus 2-propenil. Pikrotoksinin bekerja denga
cara mengganggu efek inhibisi dari asam γ-aminobutirat (GABA) pada tingkat
kanal Cl reseptor GABA. Obat ini sudah ditinggalkan pemakaiannya secara medis
Namun, secara farmakologis, obat ini sangat  berguna dalam mendeterminasi
mekanisme kerja obat-obat sedatif-hipnotik dan antikonvulsan. Butirolakton
terikat pada sisi/bagian pikrotoksinin.Pentilenetetrazol, 6,7,8,9-tetrahidro-5H-
tetrazolo[1,5-a]azepin, 1,5  pentametilenetetrazol (Metrazol), telah digunakan
bersama dengan elektroensefalograf untuk membantu melokalisasi foki epileptik.
Obat ini digunakan sebagai bahan laboratorium untuk mendeterminasi potensi
obat-obat antikonvulsan yang diuji pada hewan percobaan. Pentilenetetrazol
bekerja sebagai konvulsan dengan cara mengganggu konduktansi klorida. Obat ini
berikatan dengan bagian alosterik dari reseptor GABA dan bekerja sebagai
modulator negatif. Secara keseluruhan, tampaknya obat ini memberi efek yang
serupa dengan  beberapa obat konvulsan lainnya pada konduktansi klorida,
termasuk pikrotoksinin.

E. Hubungan Struktur & Aktivitas Serta Mekanisme Aksi Obat


Stimulan

Kafein dan teofilin memiliki sifat kimia yang berguna sebagai obat.
Keduanya adalah  basa lemah Bronsted. pKa yang dilaporkan yaitu 0,8
dan 0,6 untuk kafein dan 0,7 untuk teofilin. Nilai ini menunjukkan
kebasaan dari nitogen imino pada posisi 9. Sebagai asam, kafein
memiliki pKa di atas 14, dan teofilin memiliki pKa 8,8. Pada teofilin,
sebuah proton dapat diterima dari posisi 7 (ini menunjukkan bahwa
teofilin dapat bekerja sebagai asam Bronsted). Kafein tidak dapat
mendonorkan sebuah proton dari posisi 7 dan tidak bekerja sebagai

14
asam Bronsted pada pHdi bawah 14. Kafein memiliki bagian
elektrofilik pada posisi 1,3, dan 7. Sebagai tambahan untuk asam
Bronsted-nya pada posisi 7, teofilin memiliki  bagian elektrofilik pada
posisi 1 dan 3. Pada bagian yang teruapkan, kedua senyawa ini
merupakan donor pasangan elektrin, tetapi hanya teofilin yang bekerja
sebagai donor proton  pada banyak sistem obat

a. Amfetamin : (1-fenil,2-amidopropane) digunakan sebagai analeptic,


untuk pengobatan narkolepsi, sebagai penunjang pengobatan
alkoholisme dan sebagai penurun nafsu makan untuk mengontrol
kegemukan
b. Kafein : 1,3,7-trimetil- 1H-purina- 2,6(3H,7H)-dionatau1,3,7-
trimetilksantina, trimetilksantina, metilteobromina. Digunakan
menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya piker cepat,
merangsang pusat pernapasan dan fasomotor.

c. Efedrin : 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-ol. Efedrinadalah


alkaloid agensimpatometik yang berpotensi sebagai dekongestan,
bronkodilator, dan antihipotensi. Secara klinis, efedrin digunakan
dalam tatalaksana bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi
setelah anestesi spinal. Efedrin mengaktivasi reseptornor adrenergik
post sinaps. Aktivasi reseptor alfa adrenergik pada vaskuler
menyebabkan vasokonstriksi, sementara aktivasi reseptor beta
adrenergik di saluran napas menyebabkan bronkodilasi.

d. Teofilin : 1,3-dimethylxanthine. Teofilin bermanfaat untuk mengatasi


gejala sesak napas akibat menyempitnya saluran pernapasan
(bronkospasme) pada asma atau penyakit paruobstruktifkronis
(PPOK ). Obat ini bekerja dengan cara mengendurkan otot dalam
saluran pernapasan, serta mengurangi respons saluran pernapasan
terhadap rangsang dari luar.

15
e. Kokain : Metil (1 R , 2 R , 3 S , 5 S ) -3- (benzoyloxy) -8-metil-8-
azabicyclo [3.2.1] oktan-2-karboksilat.Bekerja sebagai anestetiklokal
yang merupakan kegunaan kokain dalam terapi secara
rasional; kokain diberikan setempat sebagai anestetik lokal selama
tindakan bedah mata, telinga, hidung dan tenggorokan

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh
terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat
mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Obat
yang bekerja pada SSP yang menimbulkan efeknya mengubah sejumlah
tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter).
B. Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-
kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan penulis yang terbatas,
oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini penulis sangat
membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada
semua pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 265, 338, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Biologi UMS :


Surakarta.

Aprilia, F & Siregar, T. Uji aktivitas stimulan sistem saraf pusat ekstrak biji
pinang (Areca catechu L.) terhadap mencit putih (Mus Musculus L.) dan
penentuan ED50 yang diberikan secara oral. Prosiding seminar nasional
matematika, sains, dan teknologi. 2013;(4),51-58

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbson, S., & Williamsom, M.E., 2010, Farmakognosi
dan Fitoterapi, 78-83, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Michael, J., Schlüter-Brust, K., Eysel, P. 2010. The Epidemiology,


Etiology,Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of thee Knee. Deutsches
Ärzteblatt International.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi V, 88, Penerbit ITB, Bandung.

Nieforth, K.A. and Cohen, M.L., 1995, Stimulan Sistem Saraf Pusat, dalam Foye,
W.O., (Ed.), Prinsip-Prinsip Kimia Medisinal, Edisi II, Jilid I,diterjemahkan oleh:
Raslim Rasyid, Kurnia Firman, Haryanto, Tisno Suwarno, Amir Musadad, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan
dan Efek Sampingnya, Edisi Kelima, 270-279, Efek Media Komputindo, Jakarta.

18
Young, Simon; Campbell, Ryan (Januari 2015). "Stimulan sistem saraf pusat:
farmakologi dasar dan relevansinya dengan anestesi dan perawatan kritis".
Anestesi & Pengobatan Perawatan Intensif . 16 (1): 21–25. doi : 10.1016 /
j.mpaic.2014.10.005 .

19
LAMPIRAN
1) Stimulan sistem saraf pusat
a. Amfetamin

(1-fenil,2-amidopropane) digunakan sebagai analeptic, untuk pengobatan


narkolepsi, sebagai penunjang pengobatan alkoholisme dan sebagai
penurun nafsu makan untuk mengontrol kegemukan.

b. Metilfenidat

Metilfenil (piperidin-2-yl) asetat digunakan sebagai  obat perangsang


yang digunakan untuk mengobati attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) dan narkolepsi
c. Kafein

1,3,7-trimetil- 1H-purina- 2,6(3H,7H)-dionatau1,3,7-trimetilksantina,


trimetilksantina, metilteobromina. Digunakan menghilangkan rasa kantuk,

20
menimbulkan daya piker cepat, merangsang pusat pernapasan dan
fasomotor.

d. Efedrin

2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-ol. Efedrinadalah alkaloid


agensimpatometik yang berpotensi sebagai dekongestan,
bronkodilator, dan antihipotensi. Secara klinis, efedrin digunakan
dalam tatalaksana bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi
setelah anestesi spinal. Efedrin mengaktivasi reseptornor adrenergik
post sinaps. Aktivasi reseptor alfa adrenergik pada vaskuler
menyebabkan vasokonstriksi, sementara aktivasi reseptor beta
adrenergik di saluran napas menyebabkan bronkodilasi.
e. Kokain

Metil (1 R , 2 R , 3 S , 5 S ) -3- (benzoyloxy) -8-metil-8-azabicyclo


[3.2.1] oktan-2-karboksilat.Bekerja sebagai anestetiklokal yang

21
merupakan kegunaan kokain dalam terapi secara
rasional; kokain diberikan setempat sebagai anestetik lokal selama
tindakan bedah mata, telinga, hidung dan tenggorokan.

f. Modafinil

2-(diphenylmethanesulfinyl)acetamide. Digunakan untuk mengurangi


rasa kantuk yang ekstrem akibat gangguan narkolepsi, sleep apnea,
hipersomnia dan gangguan tidurlainnya
g. MDMA(Metilendioksimetamfetamina)

(RS)-1-(1,3-benzodioksol-5-il)-N-metilpropan-2-amina. Digunakan
sebagai obat rekreasi yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif
h. Teofilin

1,3-dimethylxanthine. Teofilin bermanfaat untuk mengatasi gejala


sesak napas akibat menyempitnya saluran pernapasan (bronkospasme)
pada asma atau penyakit paruobstruktifkronis (PPOK ). Obat ini
bekerja dengan cara mengendurkan otot dalam saluran pernapasan,

22
serta mengurangi respons saluran pernapasan terhadap rangsang dari
luar.
i. Obat yang merangsang SSP jangka pendek lebih disukai daripada
obat jangka panjang karena biasanya efek obat jangka panjang
lebih lama daripada efek obat jangka pendek dan obat jangka
panjang biasanya diikuti oleh gejala depresi, contoh spesifiknya
yaitu amfetamin mempunyai efek jangka pendek yaitu perasaan
gembira, lebih banyak energi sedangkan efek jangka pendeknya
yaitu depresi dan gangguan kecemasan.

Efek jangka pendek

Bahkan dalam dosis kecil, stimulan menyebabkan penurunan nafsu


makan, peningkatan aktivitas fisik dan kewaspadaan, kejang, peningkatan
suhu tubuh, peningkatan pernapasan, detak jantung tidak teratur, dan
peningkatan tekanan darah;  beberapa di antaranya dapat menyebabkan
kematian mendadak tergantung pada riwaya tmedis pengguna, bahkan di
antara pengguna pertama kali.

Efek jangka panjang

Penyalahgunaan stimulan dalam jangka panjang pada akhirnya


dapat menyebabkan masalah medis yang sangat serius, termasuk
kecanduan. Kecanduan stimulan, serupa dengan jenis kecanduan lainnya,
melibatkan perubahan neurobiologis yang menyebabkan sensitisasi sistem
penghargaan terhadap stimulus yang dimaksud (stimulan, dalam hal
ini). Pengguna stimulan kronis sering kali mengalami perubahan fisiologis
yang dapat mengganggu kualitas hidup dan memerlukan pengobatan
jangka panjang.

j. Klasifikasi stimulan SSP

Golongan obat stimulan sistem saraf pusan dikategorikan dalam tiga kategori
yaitu turunan xantin, Analeptik dan SSP Campuran.

23
a. Turunan xantin
Turunan xantin memiliki spektrum aplikasi terapeutik yang luas mulai dari
stimulasi otot jantung,peningkatan diuresis, stimulasi SSP dan akhirnya
relaksasi bronkus dan arteri koroner yang menenangkan
Mekanisme kerja golongan ini dapat meransang korteks serebral dan pusat
medula, turunan ini termasuk teofilin dapat menghambat secara
kompetitif siklik nukleotida fosfodiestrase suatu enzim yang mengaktifasi
konversi siklik.
a. Kafein
Kafein adalah stimulan sistem syaraf pusat yang ampuh digunakan
nedis untuk mengurangi kelelahan fisik serta untuk mengembalikan
mental agar lebih waspada kafein ini merangsang ssp pertama
ditingkat yang lebih tinggi sehingga tingkat kewaspadaan meningkat
dan aliran tubuh lebih cepat meningkatkan fokus dan koordinasi tubuh
yang lebih baik. Kafein diserap dengan mudah setelah dosis oral dan
luasdidistribusikan ke seluruh tubuh, juga diserap melalui
kulit.Penyerapan bila diberikan per rectal oleh supositoria mungkin
lambatdan tidak menentu. Penyerapan setelah injeksi intramuskular
mungkinlebih lambat daripada setelah dosis oral. Kafein mudah
melewati ke SSP dan ke air liur; konsentrasi rendah juga hadir dalam
ASI. Kafein melintasi plasenta. Pada orang dewasa,kafein
dimetabolisme hampir sepenuhnya di hati melalui
oksidasi,demethylation, danasetilasi, dan diekskresikan dalam urin
sebagaiasam1-methyluric, 1 - methylxanthine, 7-methylxanthine,1,7-
dimethylxanthine (paraxanthine), 5-acetylamino-6-formylamino-3-
methyluracil (AFMU), dan metabolit lain dengan hanya sekitar
1%tidak berubah
b. Teofilin
Juga digunakan sebagai stimulan,sifat stimulan SSP lebih sering
dijumapai sebagai efek samping penggunaannya dalam terapi asma
bronkial  Teofilin [(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion] atau

24
1,3-dimetilxantin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit
yaitu 8-15 mg/L darah. Potensi toksisitasnya telah diketahui
berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20mg/L ◦
Rasio ekstraksi hepatik teofilin termasuk rendah, yakni 0,09. Oleh
karena itu, efek potensialnya ditentukan oleh keefektifan sistem
oksidasi sitokrom P450 di dalam hati ◦ Teofilin dimetabolisme oleh
enzim mikrosom hepar sitokromP450 CYP 1A2
c. Teobromin
Memiliki sifat umum dari xhantines lain, memiliki aktifitas lebih
lemah dari teofinin dan kafein dan praktis tidak efek stimulan pada
SSP. Dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah. Theobromine
telah digunakan untuk sifat bronchodilating dan pengobatan gangguan
kardiovaskula

b. Analeptik

Obat-obatan ini terutama digunakan untuk memerangi depresi pernapasan


akibat obat. Dosis ansemtik yang berlebihan dapat menghasilkan stimulasi otak
yang menyebar luas yang pada akhirnya dapat menimbulkan kejang-kejang.
dengan stimulan tertentu pada sistem saraf pusat.

a. Nikethamide INN,sintesis
Satu molekul dari setiap nikotin dan asam benzenesulfat mengandung
dehidrasi untuk menghasilkan anhydride yang sama, yang berinteraksi
dengan diethylbenzenesulfonamide memberikan reaksi pertukaran untuk
nikethamide.Nikethamide adalah obat perangsang lemah yang digunakan
sebagai stimulan pernapasan. Itu menghasilkan stimulasi pernapasan pada
dosis yang hanya memiliki CNS kecil yang terpotong. Lamanya aksi
sangat singkat.
b. Etamivan INN, Ethamivan BAN, USAN,

25
Ini adalah stimulan sistem saraf pusat yang mempengaruhi semua bagian
sistem saraf hingga taraf tertentu. Ini juga digunakan untuk keadaan
hiperkinetic pada anak-anak.
c. Pentetrazol INN, BAN,
Sebuah eter amino yang diperoleh dari caprolactam ketika bereaksi dengan
hydrazine memberikan turunan hydrazino yang sepadan yang mengenai
pengobatan dengan asam nitrat yang membuat artikel resmi.

c. SSP campuran
Beberapa obat secara khusus merangsang sistem saraf pusat yang secara
tepat dikelompokkan bersama sebagai agen anoreksigenik atau
simpatomimetik. Beberapa obat yang bekerja terutama pada sistem saraf
pusat dibahas dalam kategori ini, yaitu: flurothyl, mazindol, phentermine
dan methylphenidate hydrochloride.

k. Struktur Propoxyphilline

Struktur Aminophylline

26
Rumus kimia propoxyphilline adalah C19H31N10O5, dan massa molar
adalah 180,16 g / mol. Tetapi untuk aminofilin, rumus kimianya adalah
C16H24N10O4, dan massa molarnya adalah 420,42 g / mol. Ketika
mempertimbangkan kelarutan dalam air, theophilin lebih sedikit larut
dalam air dibandingkan dengan aminofilin. Perbedaan lain antara
theophilin dan aminofilin adalah bahwa waktu paruh eliminasi teofilin
lebih kecil daripada aminofilin. Oleh karena itu propoxyphilline lebih baik
(toleransi) jika diberikan secara oral dan intravena dibandingkan
aminofillin.
l.

Nama struktur : 3,7-dihydropurine-2,6-dione


Nama kimia : C 5 H 4 N 4 O 2
Penggunaannya : Xanthine digunakan sebagai prekursor obat untuk
pengobatan manusia dan hewan, Derivat xantin terdiri dari kafein, teofilin
dan teobromin, merupakan alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan.

27
Ketiganya merupakan derivat xantin yang mengandung gugus metil.
Xantin sendiri ialah dioksipurin yang mempunyai struktur mirip dengan
asam urat. Kafein adalah 1,3,7-trimetilxantin; teofilin adalah 1,3-
dimetilxantin; dan teobromin adalah 3,7- dimetilxantin.15,16 Teofilin,
kafein dan teobromin mempunyai efek farmakologis yang sama. Obat-obat
ini menyebabkan relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus,
merangsang SSP, otot jantung, dan meningkatkan diuresis.
m. Jelaskan analeptik sebagai kls penting dari stimulan ssp
Analeptik , dalam pengobatan , adalah stimulan sistem saraf pusat . Istilah
analeptik biasanya mengacu pada analeptik pernapasan (misalnya,
doxapram ). Analeptik adalah stimulan sistem saraf pusat yang mencakup
berbagai macam obat yang digunakan untuk mengobati depresi, attention
deficit hyperactivity disorder ( ADHD ), dan depresi pernapasan .
Analeptik juga dapat digunakan sebagai kejang , dengan dosis rendah
menyebabkan pasien mengalami peningkatan kesadaran, kegelisahan dan
pernapasan cepat .
1.Penggunaan medis utama obat-obatan ini adalah sebagai alat pemulihan
anestesi atau untuk mengobati depresi pernapasan darurat.
2.Obat lain dari kategori ini adalah prethcamide , pentylenetetrazole , dan
nikethamide . Nikethamide sekarang ditarik karena risiko kejang.
Analeptik baru-baru ini digunakan untuk lebih memahami pengobatan
overdosis barbiturat . Melalui penggunaan agen, para peneliti dapat
mengobati obtundasi dan depresi pernapasan.
Analeptik telah digunakan sepanjang sejarah untuk dua tujuan
utama. Salah satu tujuannya adalah membantu pasien pulih dari anestesi
dengan lebih efisien. Tujuan lainnya adalah penatalaksanaan gangguan
pernapasan dan apnea, khususnya pada bayi.
Pemulihan anestesi
Analeptik dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan
pemulihan dari propofol , remifentanil , dan sevoflurane . Dalam
pengaturan klinis, analeptik seperti Doxapram telah digunakan untuk

28
membantu pasien pulih dari anestesi dengan lebih baik, serta
menghilangkan beberapa potensi efek samping negatif dari anestesi yang
kuat.
Manajemen gangguan pernapasan
Tiga penggunaan analeptik klinis kafein yang paling umum adalah untuk
pengobatan asma , apnea prematuritas , dan displasia bronkopulmonalis
pada bayi baru lahir.
1. Apnea prematuritas secara resmi digambarkan sebagai penghentian
pernapasan selama lebih dari 15-20 detik, biasanya disertai dengan
bradikardia dan hipoksia .
2. pernapasan ini disebabkan oleh keterbelakangan pusat kendali
pernapasan tubuh, medula oblongata pada bayi prematur.
Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa kafein secara signifikan
mengurangi terjadinya displasia bronkopulmoner, yang merupakan
kelainan paru-paru kronis yang ditentukan oleh kebutuhan oksigen
tambahan setelah usia pascamenstruasi 36 minggu.
3. displasia umum terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (<2500g)
dan berat lahir sangat rendah (<1500g) yang menerima mesin ventilator
mekanis untuk membantu mengelola sindrom gangguan pernapasan . Saat
ini, tidak ada pengobatan untuk bronkopulmonalis displasia, karena secara
umum dianggap bahwa risiko pengobatan lebih besar daripada kebutuhan
untuk menggunakan ventilator mekanis. Kafein hanya mengurangi
terjadinya.

7)

Nama dagang :Mazanor, Sanorex

29
Nama IUPAC: (±) -5- (4-klorofenil) -3,5-dihidro-2 H -imidazo [2,1- a ] isoindol-
5-ol

Sintesis : Kiralitas Pembuatan dimulai dengan reaksi asam benzoylbenzoic


tersubstitusi 1 dengan etilenadiamina . Produk 3 dapat dirasionalisasi sebagai
aminal dari monoamida 2 yang awalnya terbentuk. Ini kemudian mengalami
reduksi dengan LiAlH4 dan-tanpa isolasi-udara oksidasi. Pengurangan mungkin
berlanjut ke campuran aminal / karbinolamin 4 ; produk semacam itu diharapkan
berada dalam ekuilibrium dengan aminal alternatif 5 . Yang terakhir diharapkan
mendominasi karena stabilitas aldehida aminal yang lebih besar dibandingkan
turunan keton yang sesuai. Oksidasi udara dari tetrahidroimidazol menjadi
imidazolin kemudian akan menghilangkan 5 dari kesetimbangan. Dengan
demikian diperoleh agen anorektik mazindol (6)

 Kegunaan mazindol

Mazindol adalah obat stimulan yang digunakan untuk mengatasi obesitas. Obat
ini termasuk jenis amina simpatomimetik, yang mirip dengan amfetamin.
Mazindol tergolong sebagai agen anti-obesitas, juga dikenal sebagai obat
anoreksia.

 Phentermine

Phentermine ( fen yl - ter tiary-butyl a mine ), dijual dengan merek Ionamin antara
lain, adalah obat yang digunakan bersama dengan diet dan olahraga untuk
mengobati obesitas . Obat ini diminum hingga beberapa minggu.Setelah beberapa
minggu, efek menguntungkan tidak lagi terjadi. Ini juga tersedia sebagai
kombinasi phentermine / topiramate . Adapun Data klinis yaitu :

Nama dagang :Adipex-p, Duromine, Metermine, Suprenza, lainnya

Nama lain: α-metil-amfetaminα, α-dimethylphenethylamine

Nama IUPAC: 2-metil-1-fenilpropan-2-amina

30
Phentermine adalah amfetamin tersubstitusi yang memiliki gugus metil
pada karbon alfa amfetamin .Ini adalah isomer posisi dari metamfetamin dan
metilamfetamin lainnya. Rumus molekul phentermine adalah C 10 H 15 N
.Sintesis Phentermine dapat diproduksi dari benzaldehyde dan 2-nitropropane
sebagai berikut :

1. Benzaldehida dan 2-nitropropana direaksikan silang dalam varian reaksi


Henry.Gugus nitro direduksi dengan gas hidrogen melalui katalis nikel Raney.

2. Gugus hidroksil diklorinasi dengan ionil klorida untuk menghasilkan


amino-1-kloro-2-metil-1-fenilpropana

3. .Ini direduksi dengan gas hidrogen di atas paladium pada katalis magnesium
glisinat untuk menghasilkan produk, phentermine.Phentermin untuk
pengobatan adalah obat yang digunakan bersama dengan diet rendah kalori,
olahraga, dan program perubahan kebiasaan yang disetujui dokter untuk
membantu Anda menurunkan berat badan.

31
32

Anda mungkin juga menyukai