0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan manifestasi klinis dari penyakit depresi. Secara ringkas, depresi disebabkan oleh interaksi kompleks antar neurotransmiter seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang menyebabkan gangguan regulasi emosi. Manifestasi klinis depresi meliputi perubahan fisik, pikiran, dan perasaan seperti gangguan tidur, kelelahan, dan perasaan sedih. Pengobatan depresi dapat dilakukan dengan
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan manifestasi klinis dari penyakit depresi. Secara ringkas, depresi disebabkan oleh interaksi kompleks antar neurotransmiter seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang menyebabkan gangguan regulasi emosi. Manifestasi klinis depresi meliputi perubahan fisik, pikiran, dan perasaan seperti gangguan tidur, kelelahan, dan perasaan sedih. Pengobatan depresi dapat dilakukan dengan
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan manifestasi klinis dari penyakit depresi. Secara ringkas, depresi disebabkan oleh interaksi kompleks antar neurotransmiter seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang menyebabkan gangguan regulasi emosi. Manifestasi klinis depresi meliputi perubahan fisik, pikiran, dan perasaan seperti gangguan tidur, kelelahan, dan perasaan sedih. Pengobatan depresi dapat dilakukan dengan
1. Mahasiswa membuat skema dan menjelaskan secara sistimatis patofisiologi dan
manifestasi klinis dari penyakit depresi
Penurunan 5- HT, NE,
DA, GABA, PEPTIDE, GEN DAN STRESS : perubahan neuron, BDNF, TRH. varian 5- HHT target SSRIs Kenaikan ACH, CRF, SUBSTANCE P. Reduksi fungsi serotonin
DEPRESI
Level kartisol meningkat dan
Transporter serotonin hippocampus menurun menurun dan terjadi perubahan reseptor serotonin postsinap Gangguan depresi disebabkan karena faktor biopsikososial dan interaksi neurotransmiter yang mempengaruhi patofisiologi secara kompleks.Neurotransmiter yang paling berperan pada depresi adalah neurotransmiter monoaminergik, yaitu serotonin (5-HT), norepinefrin (NE), dan dopamin (DA). Neurotransmiter lain yang dinilai berperan adalah glutamat (GLUT), asam aminobutirik gamma/gamma-aminobutyric acid (GABA) dan faktor neurotropik otak/brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Penyebab turunnya neurotransmiter ini masih belum diketahui secara pasti. Hipotesis yang ada memperkirakan adanya reaksi kompleks lain yang mempengaruhi kaskade intraseluler monoamin. Proses ini diatur oleh sistem serotonergik dan noradrenergik yang memproduksi serotonin 1A (5- HT1A), serotonin 1B (5-HT1B), dan norepinefrin.Serotonin dan norepinefrin disintesis dari triptofan dan tirosin, kemudian disimpan di dalam vesikel neuron presinaps. Neurotransmiter monoamin ini akan dikeluarkan ke celah sinaps, untuk kemudian bekerja pada neuron presinaps dan post-sinaps, sehingga dapat mengatur regulsi emosi. Fungsi regulasi emosi ini diatur oleh kesimbangan antara availabilitas dan aktivitas reseptor neutrotransmiter. Reseptor 5-HT1B terletak pada presinaps dan mengatur keluarnya serotonin dengan inhibisi/feedback inhibition, sedangkan reseptor 5-HT1A terletak pada neuron presinaps dan post-sinaps untuk mengatur fungsi serotonin. Pada gangguan depresi, availabilitas serotonin di celah sinaps menurun. Hal ini disebabkan karena sensitifitas reseptor yang menurun, sehingga tidak terjadi inhibisi pengambilan kembali/reuptake serotonin. Reseptor NE terletak pada presinaps dan berfungsi mengatur keluarnya norepinefrin dengan inhibisi. Pada pasien depresi, sensitifitas reseptor NE meningkat, sehingga kemampuan untuk mengeluarkan norepinefrin menurun. Peranan sistem serotonegik ini belum sepenuhnya dimengerti dan masih diteliti. Sumber : https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/depresi/patofisiologi. Manifestasi klinis depresi
MANIFESTASI KLINIS DEPRESI
Perubahan fisik Perubahan pikiran Perubahan perasaan
Penurunan Merasa Merasa
nafsu makan bingung, bersalah, tak Gangguan lambat berfikir, berdaya tidur dan penurunan Tidak adanya Kelelahan kosentrasi perasaan dan kurang Kurang percaya Merasa sedih energi diri Sering Agitasi Sulit membuat menangis Nyeri, sakit keputusan dan tanpa alasan kepala, otot selalu yang jelas keram dan menghindar Iritabilitas, nyeri,tanpa Adanya pikiran marah, dan penyebab untuk bunuh terkadang fisik diri agresif
Pengobatan Depresi
Dalam mengobati depresi, psikiater dapat melakukan beberapa cara berikut:
Melakukan psikoterapi, untuk membantu mengatasi masalah akibat depresi
Memberikan obat antidepresan, untuk mengatasi depresi pasien Memberikan terapi kejut listrik, untuk mengubah kinerja otak pasien Menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah Depresi merupakan salah satu masalah kejiwaan yang paling umum ditemukan dan penyebab gangguan kualitas hidup yang signifikan.Gangguan depresi adalah gangguan suasana hati/mood yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, hilang minat, perasaan bersalah atau tidak berharga yang umumnya disertai dengan gangguan somatik atau kognitif yang mengganggu kualitas hidup penderitanya, seperti gangguan tidur atau nafsu makan, sulit konsentrasi, atau perasaan lelah berkepanjangan.Gangguan depresi terdiri dari banyak kategori, yaitu gangguan depresi mayor/major depressive disorder (MDD), gangguan depresi persisten (distimia), disregulasi alam perasaan disruptif/disruptive mood dysregulation disorder (DMDD), gangguan disforik premenstrual, gangguan depresi akibat obat, gangguan depresi karena kondisi medis, gangguan depresi spesifik lainnya (depresi minor), dan gangguan depresi tidak spesifik. Gangguan-gangguan tersebut secara umum memiliki gejala yang sama, namun berbeda durasi, waktu, atau etiologinya.Depresi dalam bentuk yang berat dapat mendorong seseorang untuk bunuh diri atau mengalami gangguan psikotik. Gangguan depresi dapat ditangani dan dikontrol dengan terapi farmakologi antidepresan (seperti amitriptilin, fluoxetine, agomelatine) dan psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku/cognitive behavioral therapy, psikoterapi interpersonal,danlainnya. Sumber : https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/depresi