Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nia Nurliani

Kelas : 5A

Npm : 180301022

1. Mahasiswa membuat skema dan menjelaskan secara sistimatis patofisiologi dan


manifestasi klinis dari penyakit depresi

 Penurunan 5- HT, NE,


DA, GABA, PEPTIDE, GEN DAN STRESS : perubahan neuron,
BDNF, TRH. varian 5- HHT target SSRIs
 Kenaikan ACH, CRF,
SUBSTANCE P.
Reduksi fungsi serotonin

DEPRESI

Level kartisol meningkat dan


Transporter serotonin
hippocampus menurun
menurun dan terjadi
perubahan reseptor
serotonin postsinap
Gangguan depresi disebabkan karena faktor biopsikososial dan interaksi
neurotransmiter yang mempengaruhi patofisiologi secara kompleks.Neurotransmiter yang
paling berperan pada depresi adalah neurotransmiter monoaminergik, yaitu serotonin (5-HT),
norepinefrin (NE), dan dopamin (DA). Neurotransmiter lain yang dinilai berperan adalah
glutamat (GLUT), asam aminobutirik gamma/gamma-aminobutyric acid (GABA) dan faktor
neurotropik otak/brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Penyebab turunnya
neurotransmiter ini masih belum diketahui secara pasti. Hipotesis yang ada memperkirakan
adanya reaksi kompleks lain yang mempengaruhi kaskade intraseluler monoamin. Proses ini
diatur oleh sistem serotonergik dan noradrenergik yang memproduksi serotonin 1A (5-
HT1A), serotonin 1B (5-HT1B), dan norepinefrin.Serotonin dan norepinefrin disintesis dari
triptofan dan tirosin, kemudian disimpan di dalam vesikel neuron presinaps. Neurotransmiter
monoamin ini akan dikeluarkan ke celah sinaps, untuk kemudian bekerja pada neuron
presinaps dan post-sinaps, sehingga dapat mengatur regulsi emosi. Fungsi regulasi emosi ini
diatur oleh kesimbangan antara availabilitas dan aktivitas reseptor neutrotransmiter. Reseptor
5-HT1B terletak pada presinaps dan mengatur keluarnya serotonin dengan inhibisi/feedback
inhibition, sedangkan reseptor 5-HT1A terletak pada neuron presinaps dan post-sinaps untuk
mengatur fungsi serotonin. Pada gangguan depresi, availabilitas serotonin di celah sinaps
menurun. Hal ini disebabkan karena sensitifitas reseptor yang menurun, sehingga tidak terjadi
inhibisi pengambilan kembali/reuptake serotonin. Reseptor NE terletak pada presinaps dan
berfungsi mengatur keluarnya norepinefrin dengan inhibisi. Pada pasien depresi, sensitifitas
reseptor NE meningkat, sehingga kemampuan untuk mengeluarkan norepinefrin menurun.
Peranan sistem serotonegik ini belum sepenuhnya dimengerti dan masih diteliti. Sumber :
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/depresi/patofisiologi.
 Manifestasi klinis depresi

MANIFESTASI KLINIS DEPRESI

Perubahan fisik Perubahan pikiran Perubahan perasaan

 Penurunan  Merasa  Merasa


nafsu makan bingung, bersalah, tak
 Gangguan lambat berfikir, berdaya
tidur dan penurunan  Tidak adanya
 Kelelahan kosentrasi perasaan
dan kurang  Kurang percaya  Merasa sedih
energi diri  Sering
 Agitasi  Sulit membuat menangis
 Nyeri, sakit keputusan dan tanpa alasan
kepala, otot selalu yang jelas
keram dan menghindar  Iritabilitas,
nyeri,tanpa  Adanya pikiran marah, dan
penyebab untuk bunuh terkadang
fisik diri agresif

Pengobatan Depresi

Dalam mengobati depresi, psikiater dapat melakukan beberapa cara berikut:

 Melakukan psikoterapi, untuk membantu mengatasi masalah akibat depresi


 Memberikan obat antidepresan, untuk mengatasi depresi pasien
 Memberikan terapi kejut listrik, untuk mengubah kinerja otak pasien
 Menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah
Depresi merupakan salah satu masalah kejiwaan yang paling umum ditemukan dan
penyebab gangguan kualitas hidup yang signifikan.Gangguan depresi adalah gangguan
suasana hati/mood yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, hilang minat, perasaan
bersalah atau tidak berharga yang umumnya disertai dengan gangguan somatik atau
kognitif yang mengganggu kualitas hidup penderitanya, seperti gangguan tidur atau nafsu
makan, sulit konsentrasi, atau perasaan lelah berkepanjangan.Gangguan depresi terdiri
dari banyak kategori, yaitu gangguan depresi mayor/major depressive disorder (MDD),
gangguan depresi persisten (distimia), disregulasi alam perasaan disruptif/disruptive
mood dysregulation disorder (DMDD), gangguan disforik premenstrual, gangguan
depresi akibat obat, gangguan depresi karena kondisi medis, gangguan depresi spesifik
lainnya (depresi minor), dan gangguan depresi tidak spesifik. Gangguan-gangguan
tersebut secara umum memiliki gejala yang sama, namun berbeda durasi, waktu, atau
etiologinya.Depresi dalam bentuk yang berat dapat mendorong seseorang untuk bunuh
diri atau mengalami gangguan psikotik. Gangguan depresi dapat ditangani dan dikontrol
dengan terapi farmakologi antidepresan (seperti amitriptilin, fluoxetine, agomelatine) dan
psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku/cognitive behavioral therapy, psikoterapi
interpersonal,danlainnya. Sumber : https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/depresi

Anda mungkin juga menyukai