Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS MATA KULIAH EKSIPIEN FARMASI

BAHAN PEWARNA

Dosen:

Yudi Wicaksono, S.Si., Apt., M.Si.

Disusun oleh:

NAMA : NI MADE CHANDRA NIANSARI


NIM : 162210101073

BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAHAN PEWARNA

1.1 Definisi Bahan Pewarna


Bahan pewarna adalah pewarna atau pigmen (pewarna yang tidak larut air) yang
digunakan untuk menambah daya tarik warna dari produk. Meskipun warna tidak menghasilkan
rasa, namun warna dapat meningkatkan rasa atau dapat menambah sifat organoleptis (Agocs
dan Deli, 2011).

1.2 Penggolongan Bahan Pewarna dan Penggunaannya


1.2.1 Pewarna Alami
a. Karatenoid
Lutein (E161b) and astaxanthin (E161j) merupakan karotenoid yang sering digunakan
pada pembuatan sediaan farmasi dan industri makanan. Karotenoid memberikan warna
kuning, oranye dan merah pada produk yang dibuat.
b. Carthamin
Carthamin atau natural red 26 merupakan pigmen warna merah dari tanaman safflower
(Carthamus tinctorius). Carthamin tersusun atas dua unit kalkon dan ikatan rangkap
terkonjugasi yang bertanggung jawab atas warna merah intens yang dihasilkan. Carthamin
digunakan sebagai pewarna dalam pembuatan makanan dan industri tekstil.
c. Strawberry
Strawberry didapatkan dari spesies hibrida dari genus Fragaria. Strawberry diolah
untuk buah-buahan. Tiga jenis warna yang dihasilkan oleh Strawberry adalah: (1) Merah
40; (2) Kuning 6; dan (3) Biru 1. Pewarnanya mengandung bahan karsinogen dan dapat
menyebabkan karsinogenisitas, genotoksisitas, dan neurotoksisitas. Merah 40
menunjukkan adanya gejala kanker pada uji praklinis.
d. Antosianin
Merupakan pewarna yang larut air, pigmen vacuolar alami (Anthos = bunga dan kyanos =
biru dalam bahasa Yunani), yang mana didapatkan dari kol merah, buah bit, blueberry, dan
lobak. Antosianin merupakan golongan flavonoid. Antosianin menghasilkan warna yang
berbeda-beda pada pH yang berbeda. Antosianin dibagi kedalam 4 warna: (1) merah; (2)
ungu; (3) violet; dan (4) biru. Antosianin menghasilkan warna merah bila dalam kondisi
asam, warna biru dalam kondisi netral. Biasa digunakan dalam produk minuman bersoda,
produk makanan dan penyiapan buah.
e. Betalain
Merupakan pigmen larut air warna merah dan kuning yang berasal dari derivat indole.
Dapat dengan mudah ditemukan pada tanaman Caryophyllales. Betalain dibedakan
kedalam dua kelas: (1) betasianin dan (2) betaxantin. Biasanya digunakan pada produk susu
beku, produk daging, dan es krim karena dapat terdegradasi dengan adanya cahaya, panas,
atau oksigen.
f. Senyawa Fenol
Flavon (apigenin), flavanone (naringin), flavonol (fisetin, myrisetin) merupakan
golongan utama fenol sebagai pewarna alami. Senyawa fenol dapat juga berfungsi sebagai
antioksidan selain sebagai pewarna. Keamanan dan stabilitas dari senyawa fenol ini masih
diteliti.
g. Klorofil
Merupakan pigmen alami dari sayur-sayuran, yang diekstraksi dari alfafa. Biasa
digunakan pada produk olahan susu, sup, minuman, dan produk olahan gula.
h. Kurkumin
Merupakan pigmen alami dari tumerik dan dekstraks dari akar Curcuma longa kering.
Kurkumin ada dalam dua bentuk tautomeric (keto dan enol) dan bentuk enol merupakan
yang paling stabil dalam fase padatan dan cair. Kurkumin digunakan untuk menghasilkan
warna oranye pada mustard, yogurt, industri olahan susu, dan es krim.
i. Ekstrak Cochineal
Didapat dari serangga cocineal yang hidup dalam tanaman kaktus di Peru dan
Kepulauan Canary. Karmin merupakan warna yang dihasilkan dari ekstrak ini dan asam
karminat merupakan zat yang memberikan warna. Natural Red 4 (Karmin, Crimson Lake,
Cochineal, C.I. 75470) diproduksi dari perebusan asam karminat dengan natrium karbonat
dalam etanol. Ekstrak cochineal memberikan warna merah, merah muda, dan cokelat pada
produk seperti permen, yogurt, es krim, minuman, obat-obatan dan kosmetik.
j. Myoglobin
Merupakan protein globular rantai tunggal yang mengikat oksigen dan terdapat pada
mamalia. Myoglobin merupakan protoksik dan dapat memberi cidera ginjal yang akut.
k. Caramel
Merupakan warna yang didapat dari proses memanaskan gula pada kondisi asam.
Kondisi asam dibuat dengan menambahkan asam seperti asam asetat, asam laktat atau asam
fosfor. Selama pengasaman, 4-metil imidazole terbentuk sebagai produk samping berwarna
cokelat.
1.2.2 Pewarna Buatan
a. Tartrazine
Pewarna larut air dan digunakan untuk menghasilkan warna kuning dan jika
dikombinasikan dengan Brilliant Blue dapat menghasilkan warna hijau. Tartrazube
umumnya digunakan dalam produk makanan, kosmetik, sabun, hand sanitizer, pelembab
dan losion, serta sediaan farmasi. Batas penggunaan hariannya yaitu 7,5 mg/kgBB.
b. Quinolon Yellow
Merupakan pewarna qunophthalone jenis azo. Batas penggunaan harian yatu 10 mg/kgBB.
Merupakan zat genotoksik.
c. Azorubin
Merupakan pewarna larut air, anionic, pewarna merah jenis azo. Batas hariannya yaitu 4
mg/kgBB.
d. Sunset Yellow
Secara sintetis merupakan coal tar yang didapat dari pewarna azo. Umumnya digunakan
pada produk fermentasi, squash orange, jelly, marzipan, selai apricot, dan lain-lain.
e. Allura red
Merupakan pewarna merah gelap dan larut air. Digunakan sebagai pewarna makanan untuk
menggantikan amaranth. Allura red didapat dari petroleum dan biasanya ditambahkan pada
minuman soda, obat untuk anak-anak, dan cotton candy. Dapat menyebabkan
genotoksisitas pada kosentrasi 1250 μg/mL.
f. Erythrosine
Merupakan pewarna makanan buatan dan dapat menghasilkan warna cherry-pink. Biasa
digunakan pada olahan permen dan untuk gel dekorasi kue. Penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan tumor tiroid pada tikus.
g. Brilliant blue
Pewarna larut air yang didapat dari coal tar. Memiliki tampilan biru kemerah-merahan.
Sangat sulit diabsorpsi di pencernaan. Biasanya digunakan dalam pembuatan makanan,
sediaan farmasi, dan kosmetik.
h. Brilliant black
Pewarna diazo yang larut air. Umumnya digunakan dalam proses penyalutan makanan,
makanan penutup, es krim, mustard, selai buah merah, minuman soda, ikan, dan lain-lain.
Dapat menyebabkan reaksi asma dan alergi.
i. Fast green
Pewarna triarylmetana pada makanan. Digunakan dalam jelly, saus, ikan, makanan
penutup, dan lain-lain. Sulit diabsorpsi oleh organ cerna. Menunjukkan efek mutagenic
pada manusia dan hewan.
j. Nitrat dan nitrit
Nitrat dan nitrit dari kalium atau natrium diproduksi dari nitrogen, oksigen, dan senyawa
organic dan anorganik lainnya. Saat berinteraksi dengan saliva atau makanan yang
menghasilkan nitroamina, dapat bersifat karsinogen.

1.3 Peraturan Keamanan terkait Bahan Pewarna


Di Indonesia peraturan mengenai penggunaan bahan pewarna diatur dalam PerKBPOM
RI No. 37 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pewarna. Berikut ini merupakan daftar pewarna yang diperbolehkan BPOM beserta ADI
(Acceptable Daily Intake).

Bahan Pewarna ADI Bahan Pewarna ADI


Kurkumin CI. No. 0-3 mg/kg berat Tartrazin CI. No. 0 – 7,5 mg/kg berat
75300 badan 19140 badan
0 -10 mg/kg berat
badan (2006)
0-0,5 mg/kg berat Kuning kuinolin CI.
Riboflavin 0 – 5 mg/kg berat
badan No. 47005
badan (2011,
tentative)
Kuning FCF CI. No.
0-5 mg/kg berat 0 – 4 mg/kg berat
Karmin 15985 (Sunset
badan badan
yellow FCF)
Karmoisin CI. No.
Ekstrak cochineal 0 – 4 mg/kg berat
Tidak dinyatakan 14720 (Azorubine
CI. No. 75470 badan
(carmoisine))
Klorofil CI. No. Ponceau 4R CI. No. 0 – 4 mg/kg berat
Tidak dinyatakan
75810 16255 badan
Klorofil tembaga 0-15 mg/kg berat Eritrosin CI. No. 0 – 0,1 mg/kg berat
kompleks badan 45430 badan
Merah allura CI. No. 0 – 7 mg/kg berat
Karamel I Plain Tidak dinyatakan
16035 badan
0–200 mg/kg berat
badan (dalam bentuk
Karamel III amonia
cair) atau 0-150 Indigotin CI. No. 0 – 5 mg/kg berat
proses dan sulfit
mg/kg berat badan 73015 badan
proses
(dalam bentuk
padatan)
Biru berlian FCF CI
Karbon tanaman CI. 0 -12,5 mg/kg berat
Tidak dinyatakan No. 42090 (Brilliant
No.77266 badan
blue FCF)
Hijau FCF CI. No.
Beta-karoten CI. No. 0 – 25 mg/kg berat
Tidak dinyatakan 42053 (Fast green
75130 badan
FCF)
Ekstrak anato CI. 0-12 mg/kg berat Coklat HT CI. No. 0 – 1,5 mg/kg berat
No. 75120 badan 20285 (Brown HT) badan
0-5 mg/kg berat 0-2,5 mg/kg berat
Karotenoid Antosianin
badan badan
Titanium dioksida
Merah bit (Beet red) Tidak dinyatakan Tidak dinyatakan
CI. No. 77891

1.4 Monografi Bahan Pewarna


1. Brilliant Blue (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)
Pemerian : Serbuk atau butiran ungu kemerahan dengan kilap logam
Kelarutan : Larut dalam air (5% pada 20 derajat C dan 98 derajat C), etanol, eter.
Praktis tidak larut dalam minyak nabati
2. Karmin (FI IV. Hal 488)
Pemerian : Sebur / massa hablur keras, merah, tidak berbau dan rasa sedikit manis,
stabil diudara, tetapi tidak mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah / pelan-pelan larut dalam ai, mudah larut dalam air mendidih /
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam Horoform
3. Tartrazine (Martindale, Hal.569)
Pemerian : Serbuk kuning jingga
Kelarutan : 1 gram dalam 6 ml air, memberikan larutan kuning emas agak larut
dalam etanol, tidak larut dalam minyak nabati, tidak dipengaruhi oleh
asam atau basa dalam larutan netral.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Pengawas, B., O. Dan, dan R. Indonesia. 2013. Badan pengawas obat dan makanan republik
indonesia
Ramesh, M. dan A. Muthuraman. 2018. Risks and Potential Problems. Elsevier Inc. Natural
and Artificial Flavoring Agents and Food Dyes.
Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Acid_Blue_9#section=Melting-Point

Anda mungkin juga menyukai