RESIN
Disusun oleh:
1. A
2. Ni Made Chandra Niansari (162210101073)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Ada juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang dengan
jalan addisi dengan air menjadi dammar dan fitosterin.sifatny tidak larut dalam air, sebagian
larut dalam alcohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, dan lain-lain. Apabila
resin-resin dipisahkan dan dimurnikan, biasanya dibentuk dalam zat padat yang getas dan
amorf, yang kalau dipanaskan akan menjadi lembek dan akan habis terbakar. Resin ini juga
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol dan pelarut organic lainnya. Banyak
penyelidikan percaya bahwa resin adalah hasil oksidasi.
Resin merupakan campuran kompleks yg terdiri dari resinotanol, asam resin, ester
resin, alkohol resin (resinol), glukoresin, dan sejenisnya. Resin diproduksi secara normal di
saluran schizogen atau schizolysigen atau rongga-rongga sebagai produk akhir metabolisme.
Resin dianggap sebagai produk oksidasi dari terpena atau sebagai produk akhir metabolisme
destruktif. Secara alami resin mudah terbakar namun resin tidak menghantarkan listrik.
2.5.1 Resin
Resin masih terbagi lagi menjadi lima macam, diantaranya:
A. Colophony
1. Klasifikasi
a. Sinonim : Gum rosin
b. Residu yg tersisa dari destilasi minyak atsiri dari oleoresin Pinus palustris &
spesies lainnya suku Pinaceae.
c. Gum rosin dikumpulkan sebagai eksudat yg berasal dari sayatan P. palustris dan
P. caribaea, t.u. diproduksi di AS.
2. Karakterisasi
a. Warna kuning pucat-kecoklatan
b. Bau dan rasa seperti terpentin
c. Tidak larut air, larut dalam etanol, benzena, asam asetat glasial, minyak, karbon
disulfida dan larutan alkali hidroksida encer
d. Melebur secara bertahap pada suhu 100oC atau lebih tinggi hingga terbakar
dengan mengeluarkan asap
e. Jika fragmen dipanaskan dengan air akan meleleh, mengalir bersama, dan
membentuk masa yang lengket
3. Kandungan Kimia
a. Mengandung asam resin dengan proporsi 90% sebagai asam abietat dan 10%
sisanya adalah resena inert dan ester asam-asam lemak
b. Senyawa lain yaitu asam dihidroabietat dan asam dehidroabietat
c. Pada suhu 300oC asam abietat akan berubah menjadi senyawa asam neoabietat
4. Penggunaan
a. Digunakan sebagai bahan pembuatan salep, plester ZnO, dan plester lainnya
b. Industri tinta, karet, pernis gelap, lilin segel, linoleum, dan lantai termoplastik
c. Digunakan untuk bahan pembuatan semen, sabun, politur kayu, kertas, plastik,
kembang api, lilin, minyak rosin.
d. Digunakan sebagai bahan karton & dinding tahan air (water proof)
B. Eriodictyon
1. Klasifikasi
a. Sinonim :Yerba Santa; Consumptive's weed; Bear's weed; Mountain balm; Gum
plant
b. Didapatkan dari daun kering Eriodictyon californicum (suku Hydrophyllaceae),
semak sepanjang tahun yg berasal dari pegunungan California & Mexico utara.
2. Kandungan kimia
Minyak atsiri, resin, eriodiktiol (yakni aglikon eriodiktin, homoeriodiktiol,
krisoeriodiktiol, xantoeriodiktiol, eriodonol, asam eriodiktionat, erikolin), asam
format, asam butirat, dan tannin.
3. Penggunaan
a. Sebagai flavoring untuk menghilangkan rasa pahit kinin pada sediaan obat.
b. Sebagai ekspektoran.
C. Guaiac
1. Klasifikasi
a. Sinonim : Guaiacum resin; Gum guaiac; Resin guaiac
b. Guaiac didapatkan dari pusat kayu Guaiacum officinale atau G. sanctum suku
Zygophyllaceae dengan cara ujun batang kayu dipanaskan di atas api lalu resin
ditampung dalam wadah dibiarkan membeku di tempat yang teduh.
2. Karakterisasi
a. Bongkahan tak beraturan , warna coklat-coklat kehijauan. Apabila kayu
dipatahkan maka permukaan rapuhan dan serpihan mengkilat
b. Titik leleh 80-95oC
c. Tidak larut dlm air; mudah larut dlm etanol, eter, kloroform, kreosot, kloralhidrat
& alkali; agak larut dlm karbon disulfida & benzena
3. Kandungan Kimia
Lignin, - dan -guaiaconic acids (70%), asam guaiareat (10%), dan guaiacic acid
4. Kegunaan
a. Diaforetik dsn ekspektoran
b. Sebagai pereaksi uji darah dan Hb
D. Cannabis
Klasifikasi
Sinonim : Rami India; Indian cannabis; Marihuana; Marijuana; Pot; Grass;
Weed; Bhang; Ganja; Charas, Hashish
Berasal dari bagian atas tumbuhan berbunga yg mgd putik Cannabis sativa L.,
(C. sativa var. indica)
Terdapat 2 tipe : Drug Type dan Hemp Type
Drug type
Kandungan utama : senyawa psikoaktif ()-9-trans-tetra-hydrocannabinol
(9-THC) s/d 15%, terkumpul di resin (hashish) di dalam trikom pada bractea
& bracteola pada bagian pucuk berbunga tanaman (marijuana)
Tanaman : 9-THC pada seluruh bagian tanaman, bukan pada resin
Hemp type
Kandungan utama : cannabidiol, kandungan 9-THC sangat sedikit
Biji mengandung minyak lemak (fixed oil) 20%
Memiliki serabut2 kulit pohon memanjang yg dpt digunakan utk pembuatan
tali
Kandungan Kimia
E. Mastic
1. Klasifikasi
Sinonim : Mastiche; Mastich; Balsam Tree; Pistachia Galls; Mastix; Lentisk;
Mastisol
berasal dari eksudat resin Pistacia lentiscus, suku Anacardiaceae
2. Karakterisasi
bulatan berwarna kuning pucat, kuning kehijauan, atau seperti buah pir,
tidak larut dlm air namun larut dalam etanol, kloroform (1g/0.5 ml), eter
(0.1g/0.5 ml), larut sebagian dalam minyak terpentin
3. Kandungan Kimia
Resin 90% yg terdiri dari mastichic acid (-resin) yg larut etanol & masticin
(-resin)
Minyak atsiri 1-2,5 % berbau balsam spesifik dgn kandungan utama (+)-pinena
Zat pahit
4. Kegunaan
Bahan enteric coating pada formulasi tablet
Microscopical mountant
Pembuatan pernis, juga dental varnish untuk merapatkan rongga2 gigi
Kegunaan lain : tooth cements, plester, pernis, permen karet & dupa
Retouching negatives
Gambar 2.5 Mastic
2.5.2 Oleoresin
Oleoresin terdiri dari dua kata yaitu oleo yang berarti minyak dan resin yang berarti
damar, maka oleoresin dapat diartikan sebagai minyak damar. Oleoresin merupakan
campuran minyak atsiri dan damar diperoleh dari hasilekstraksi maupun pemekatan
minyak esensial dan komponen non-volatil dari rempah-rempah. Komponen kimia
yang terkandung dalam oleoresin terbentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O). Ketiga unsur tersebut berbentuk persenyawaan alkohol misalnya Borneol
(C7H12O), Linaleol (C10H12O), Eugenol (C10H12O2) ; persenyawaan aldehid,
misalnya kumal dehida (C10H12O) ; persenyawaan keton misalnya piperitone
(C10H16O) ; persenyawaan ester seperti benzoat ; persenyawaan eter seperti safrole
(C10H12O2).
Oleoresin merupakan hasil ekstraksi rempah yang memiliki flavor yang menyerupai
karakteristik yang mendekati flavor rempah segar. Dalam industri makanan, oleoresin
lebih menarik daripada rempah kering maupun rempah segar dikarenakan flavor serta
konsistensinya tepat. Akan tetapi oleoresin sangat mudah rusak dikarenakan adanya
degradasi yang disebabkan oleh udara, cahaya, air, suhu penyimpanan tinggi yang
menyebabkan umur simpannya rendah (Harimurti dkk, 2011). Oleoresin ini berbentuk
cairan kental, pasta dan padat.Penggunaan oleoresin untuk bahan baku flavor pada
industri pengalengan daging,minuman segar, bahan pengawet, bahan baku obat,
kosmetik, parfum, sampai industrikembang gula dan roti pun menggunakan oleoresin.
Oleoresin juga digunakan sebagai bahan penyedap makanan dan minuman
yang memiliki karekteristik rasa dan aroma sama dengan rempah-rempah aslinya.
Oleoresin merupakan campuran antara resin dan minyak atsiri yang didapatkan
melalui ekstraksi berbagai rempah-rempah, baik rempah-rempah dari daun, buah, biji
maupun rimpang. oleoresin dimanfaatkan untuk penyedap berbagai jenis makanan
ataupun minuman yang mempunyai karakteristik rasa dan aroma sama dengan
rempah-rempah aslinya. Contohnya oleoresin jahe berupa cairan pekat berwarna
coklat tua dan minyak atsiri 15-35% (santoso 1989). Oleoresin adalah salah satu
senyawa yang dikandung jahe yang bisa diambil. Bentuk olahan jahe berupa oleoresin
ini memiliki banyak kelebihan. Misalnya; (1) Bahan dapat distandarisasi dengan tepat.
Terutama flavor dan warnanya, sehingga kualitas produk akhir dapat terkontrol, (2)
Bahan lebih homogen dan lebih mudah ditangani, (3) Bahan bebas enzim lipase,
bakteri, kotoran atau bahan asing dan (4) bahan mudah didispersikan secara merata ke
dalam bahan pangan. Selain itu, keuntungan komparatif yang dapat diperoleh adalah
biaya produksi lebih rendah dengan adanya pengurangan biaya angkut bahan baku.
Satu kilogram oleoresin sama dengan 28 kg jahe dengan kandungan dan citarasa yang
sama . contoh lainnya pada oleoresin pada cabai. . Oleoresin cabai merah mempunyai
ketahanan panas yang lebih baik dibandingkan dengan pewarna lainnya. Kisaran pH
untuk pemakaiannya cukup luas, yaitu 19. Keuntungan mengolah cabai merah
menjadi oleoresin yaitu: 1) produk lebih awet karena bebas dari mikroba, serangga,
dan enzim serta berkadar air rendah, 2) mutu produk seragam dan mudah
distandarkan, 3) memiliki rasa yang mirip dengan rempah asli, dan 4) dapat
dipadatkan (ditumpuk) sehingga menghemat biaya transportasi.
2.5.3 Balsam
Balsamum atau balsam merupakan suatu campuran resin yang mengandung benzoate
atau asam sinamat atau kedua-duanya atau ester-esternya dengan minyak menguap. Di dalam
jumlah besar, sering kali balsam disebut juga resin balsam. Balsam terkadang sulit dibedakan
dengan oleoresin, yang merupakan resin yang dilarutkan dalam minyak esensial, tapi biasanya
oleoresin sedikit lebih cair.
Balsam medicinal meliputi tolu balsam, styrax, dan benzoin. Asam benzopiat mudah
menyublim dari peru balsam, tolu balsam, benzoin Sumatera dan Styrax. Apabila
diketemukan kedua-duanya (bersama-sama dalam simplisia), maka kedua-duanya akan
terdapat di dalam sublimate dan membedakan dapat digunakan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a) Asam benzoate akan menyublin lebih dulu dari pada asam sinamat
b) Asam sinamat lebih mudah larut di dalam air dari pada asam benzoate
c) Kristal asam sinamat (dan ester-esternya) mempolarisasi cahaya dengan warna bermacam-
macam sedang asam benzoate berwarna abu-abu
e) Kristal-kristal asam sinamat lebih sempurna terbentuknya dari pada suhu kamar
f) Jika dibuburkan asam nitrat, kristal-kristal asam sinamat (dan ester-esternya) berubah
coklat dan kehilangan daya popularisasi cahaya dan sebagian besar larut, sedang benzoate
kristal-kristalnya juga terlarut tetapi kemudian akan membentuk kristal dari perak benzoate
yang justru mempolarisasi cahaya.
Simplisia ini terdiri atas ester balsam yang terutama banyak terdapat di dalam
balsam adalam bensil sinamat(sinamejo),bensil benzoate dan sinamil sinamat (stirasin)
56 66%, ester-ester resinat3,0 3,8%,yang terbentuk dari resinotanol dengan asam
sinamat bebas. Kegunaannya sebagai local irritansia, antiseptika dan parasitisida juga
sebagai ekspektoransia.
Resin adalah substansi padat atau semi padat berbentuk amorf yang tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam alkohol atau pelarut organik. Resin terdistribusi luas pada suku
Pinaceae, Leguminosae, Dipterocarpaceae, Burseraceae, dan Umbelliferae (Asafoetida).
Secara fisis resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi
lembek atau leleh. Secara kimiawi resin adalah campuran yang kompleks dari asam asam
resinat, alkoholi resinat, resin otannol, ester-ester dan esene-resene.
Resin alami dapat diperoleh langsung dengan sayatan atau luka buatan. Sedangkan
untuk resin buatan dapat diperoleh melalui cara ekstraksi dengan etanol, resin alcohol, dan
melalui gum resin. Berdasarkan komponen utamanya resin dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu Resin, Oleoresin, dan Balsam yang masing-masing memiliki karakteristik dan
kandungan kimia yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
(Heyne, 1987)
(Kar, 2007)
(Taufik, 2016)
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana Warna Jaya.
Kar, A. 2007. Pharmacognosy and Pharmaco-Biotechnology. Edisi 2. New Delhi: New Age International
Publishers.
Taufik, M. 2016. Analisis pendapatan usaha tani dan penanganan pascapanen cabai merah. Penelitian
Dan Pengembangan Pertanian. 30(2):6672.
Libratama.com/resin-sintesis/
https://www.scribd.com/doc/137718313/Laporan-Rempah-Dan-Oleoresin