Sediaan Farmasi
dengan aman.
Berdasarkan Konsistensi
I. Bentuk sediaan obat padat
Tablet = tabulae
Kapsul = capsulae
II. Bentuk sediaan obat setengah padat
Contoh : Salep = unguentum
Krim = cremor
Pasta = pastae
III. Bentuk sediaan obat cair
Contoh : Larutan = solutio
Suspensi = suspensio
Emulsi = emulsum
Bentuk Sediaan Padat
Kapsul = Capsulae
Kapsul adalah bentuk sediaan padat obat atau campuran obat yang terbungkus dengan
cangkang kapsul yang umumnya terbuat dari gelatin, metil selulosa atau bahan lain
yang cocok.
000 00 0 1 2 3
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian kapsul, yaitu adanya bahan yang
dapat merusak cangkang kapsul :
1. Bahan yang bersifat higroskopis
Penanggulangan : gerus terlebih dahulu dalam mortir hangat
2. Tingtur atau ekstrak tanaman
Penanggulangan : uapkan di waterbath hingga 1/3 nya keringkan dengan laktosa
3. Phenol-phenol dan sediaan fenol dengan kadar >40% ( misal : kreosot, Ictyol)
Penanggulangannya : dibuat masa pil dengan penambahan amilum atau
diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak seperti oleum sesami
(minyak wijen) hingga kadarnya kurang dari 40%
2. Kapsul Lunak (Soft Capsules
• Umumnya berisi cairan, suspensi, minyak, atau larutan obat dalam minyak,
misal Vit A,D,E,K.
• Terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti sferis (bulat), silinder
atau tabung
• Biasanya berisi 0,1 mL – 30 mL
Tablet
Tablet :
sediaan padat yang kompak, dibuat secara
kempa atau cetak berbentuk pipih dengan kedua
permukaan rata atau cembung dan
mengandung satu atau beberapa macam obat
dengan atau tanpa zat tambahan.
Tablet digunakan bisa untuk tujuan sistemik atau lokal
A. Tablet untuk obat luar :
Tablet untuk dilarutkan dalam volume air tertentu
Tablet untuk disisipkan melalui vagina
Tablet Hipodermik --> dilarutkan dalam Aqua proinjection, tujuannya
sistemik
Tablet Implantasi, steril dimasukkan ke dalam kulit
Tablet bukal : disisip antara pipi dan gusi : bisa untuk pengobatan hormonal , co
sandopart tablet (oksitosin)
Tablet sublingual : digunakan dengan memasukkan di bawah lidah, spt tablet
untuk sakit jantung, co : cedocard (isosorbid dinitrat)
B. Tablet untuk obat dalam :
Untuk efek sistemik : selain yang biasa ditelan, masuk ke sal cerna dapat
berupa :
Tablet Effervescent --> dalam air akan membebaskan CO2 reaksi
dari bicarbonat dengan asam citrat atau tatrat
Dragee = tablet bersalut gula
Tablet bersalut enterik
Tablet sustained release
Tablet multilayer
Tablet lozenges, trochisi untuk efek lokal dimulut dan tenggorokan
Keuntungan :
• Praktis dan efisien, terutama untuk orang
dewasa
• Stabil dalam penyimpanan, penyaluran dan
pemakaian
• Dosis lebih tepat dan dapat dibuat
bervariasi
• Padat/kompak
• Pelepasan dapat diatur
Kelemahan :
• Rasa dan bau kurang enak tidak tertutupi,
co : kloramfenikol dibuat kapsul
• Tidak dapat untuk anak-anak
EKSIPIEN FORMULASI TABLET
• Komposisi tablet umumnya terdiri dari bahan aktif
dan eksipien. Eksipien ditambahkan dengan
berbagai fungsi dan tujuan spesifik sebagai :
1. Pengisi
2. Pengikat
3. Penghancur (desintegran)
4. Pelincir (lubrikan)
5. Anti lengket (anti adhesive)
6. Pelicin (glidan)
7. Adjuvan (zat warna, flavors, penutup rasa,dsb)
Zat pengisi
Untuk obat dengan dosis kecil, untuk dapat dicetak menjadi tablet
dengan ukuran sesuai perlu ditambah pengisi
Bahan pengisi misalnya : laktosa, sukrosa, manitol, kaolin, amprotab dll
Laktosa dapat mempertingi sifat hidrofil tablet dan dapat menyerap
ekstrak-ekstrak cair.
Untuk pengisi tablet kunyah : gula/sukrosa
Zat Pengikat
Ditambahkan untuk membentuk serbuk-serbuk dalam tablet
dapat membentuk masa yang kompak dan padat
Bahan pengikat misalnya : mucilago pati 5-17%, sirup gula 50-
85%, larutan gelatin 5-20%, larutan glukosa 25-50%, larutan
tilosa 4000cps 4%
Zat Penghancur
• Ditambahkan untuk mempercepat waktu hancur tablet di
saluran cerna
• Mekanismenya dengan mengembang oleh cairan saluran cerna
sehingga tablet pecah, atau sebagai jalan masuknya cairan
saluran cerna ke dalam matrik tablet sehingga daya ikat
berkurang, dan tablet pecah atau adanya reaksi kimia antara
NaHCO3 dan asam sitrat atau asam tartrat CO2
• Desintegran yang sering digunakan adalah patikering dan
derivat selulosa, cmc, avisel, asam alginat, agar, pektin, bentonit
Zat Pelincir
Ditambahkan pada granulat tablet agar :
- granul dapat mengalir dengan baik ( lubrikan)
- mengurangi lengketnya campuran pada cetakan (anti adherent)
- mengurangi gesekan dengan dinding cetakan sehingga tablet
mudah dikeluarkan dari cetakan (glidant)
Biasa digunakan talc, Mg-stearat, dan asam stearat.
ZAT WARNA
• Ditambahkan untuk:
- membedakan kadar zat berkhasiat dari tablet yang mengandung zat
berkhasiat yang sama, co : CTM tabletnya selalu warna kuning, prednison
hijau
- penampilannya menarik
• Cara penambahan :
- melarutkan dengan zat pengikat
- disemprotkan pada granul
Zat Pengaroma
• Ditambahkan untuk menutupi bau tidak enak
• Bisa diberikan untuk tablet hisap, tablet kunyah, efferfecen,
• Biasanya dilarutkan dalam pelarut organik seperti etanol dan disemprotkan
pada granul sebelum dicetak
• Contoh : minyak atsiri dan zat yang memberi rasa enak seperi vanili, minyak
permen
Metode Umum Pembuatan Tablet
• Berdasarkan Prinsip pembuatannya, dapat
dibedakan 3 metode pembuatan tablet, yaitu :
granulasi basah (wet granulation), granulasi
kering (dry granulation & Kempa langsung
(direct compress)
Metode Pembuatan Tablet
Kempa langsung
(laju alir baik)
Granulasi basah
(dosis besar, laju alir buruk,
tidak tahan panas dan lembab)
Mesh
6-12
Pencampuran
Penggumpalan Pelet
Fase Luar
Mesh
14-20
Pencampuran
Pencampuran
Slugging Granul
ating
Fase Luar
Mesh
14-20
Granul kering
Pencampuran
Eksipien untuk Granulasi Basah
1. Pengisi : Larut air & tidak larut air
Tidak larut air : kalsium fosfat dihidrat,
dikalsium fosfat dibasic, trikalsium fosfat,
pati, kalsium karbonat, selulosa mikrokristal,
pati yang dimodifikasi.
Larut air : laktosa, sukrosa, dekstrosa,
manitol, sorbitol.
2. Pengikat : gelatin 10%, glukosa 50%, metil selulosa
2%, sorbitol 10% dalam air, gom arab 10%,
musilago amili 10%, PVP 10% dalam alkohol, PVP
1% dalam air.
3. Lubrikan : Mg stearat 0,5-2%, asam stearat 1-3%,
Na-benzoat 2-5%, Ca- stearat 0,5-2%, Zn stearat
0,5-2%, PEG 4000 & PEG 6000 2-5%, Talk 5-10%, Na
lauril sulfat 1-3%.
4. Desintegran : amilum 5-20%, starch 1500 5-
15%, asam alginat 5-10%, metil selulosa 5-
10%, avicel pH 101, pH 102 5-10%, explotab
2-8%. Penghancur super (super disintegrant):
Primojel, Crosscarmelosse
5. Glidan : pati 1-10%, talk 1-5%, Mg-stearat 0,2-
2%.
Mesin Kempa Tablet
Evaluasi Sediaan Tablet
• Tingkat Granul : Distribusi ukuran partikel,
bobot jenis sejati (true density), bobot
nyata(ruah, curah, longgar), bobot mampat,
kompresibilitas, indeks Carr, Bilangan
Haussner, Laju alir, kelembaban
• Tingkat Tablet : Keregasan (friabilitas) tablet,
kekerasan (hardness) tablet, waktu hancur
(disintegration), keseragaman ukuran,
keseragaman bobot, keseragaman sediaan
Tingkat Granul : A.Granulometri
A. GRANULOMETRI
• Adalah analisis ukuran &
distribusi ukuran granul.
• Pengayak dari berbagai
ukuran disusun bertingkat
satu sama lain, paling halus di
bawah.
• Susunan pengayak
ditempatkan di atas mesin
Vibrator.
UKURAN AYAKAN
No A
d t
Hasil Uji Keseragaman
(cm) (cm) Ukuran Tablet Asam
Mefenamat
1 1,2 0,5 Ket : d = diameter
t = tebal
2 1,2 0,5
3 1,2 0,465
4 1,2 0,5
5 1,2 0,5
6 1,2 0,5
7 1,2 0,5
8 1,2 0,5
9 1,2 0,5
10 1,2 0,5
0,00 0,007
b. Kekerasan
• Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap
20 tablet yang diambil secara acak. Kekerasan
diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg.
Satuan kekerasan adalah kg/cm2. Ditentukan
kekerasan rata-rata dan standar deviasinya. Syarat :
tablet besar :7-10 kg/cm2; tablet kecil :4-6 kg/cm2
x
No. F1
(kg/cm2)
1. 6
2. 7
3. 8
4. 3
5. 7
6. 4
7. 7
8. 6,5
9. 7
10. 7
11. 6
12. 7
13. 7
14. 5,2
15. 6,5
16. 7
17. 5
18. 6,5
19. 7
20. 7
6,331,19
c. Friabilitas
• Dilakukan dengan menggunakan alat
friabilator terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak.
• Parameter yang diuji adalah kerapuhan
tablet terhadap gesekan atau bantingan
selama waktu tertentu.
• Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang
kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu banyak
serbuk halus, pemakaian bahan yang tidak
tepat, massa cetak terlalu kering.
• Tablet uji : 20 tablet
• Tablet yang diambil secara acak dibersihkan
satu-satu dengan sikat halus, lalu ditimbang
(a). Masukkan semua tablet ke dalam alat, lalu
putar sebanyak 100 putaran. Lalu tablet
dibersihkan lagi dan ditimbang (b). Tablet yang
baik memiliki friabilitas kurang dari 1%
• f = a – b X 100%
a
• f = friabilitas
• a = bobot tablet sebelum uji
• b = bobot tablet setelah uji
4. Uji Keseragaman Bobot
• Diambil 20 tablet secara acak lalu ditimbang masing-
masing tablet.
• Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap
bobot rata-rata. Tidak boleh ada 2 tablet yang
masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A
dan tidak boleh ada satu pun tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga
pada kolom B.
Penyimpangan bobot rata-rata (%)
Bobot rata -rata
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg sampai 150 mg 10 20
Jenis suspensi
1. Supensi flokulasi : ciri-cirinya cairan atas jernis, mudah
mengendap, namun mudah didispersikan kembali
2. Suspensi deflokulasi : ciri-cirinya partikel tersebar diseluruh cairan,
lebih kental, tidak mudah mengendap, namun dapat membentuk
caking (srtuktur seperti kue/agar-agar).
Contoh formula suspensi dan
fungsinya
Formula Fungsi
Kloramfenikol palmitat setara 125 Zat Aktif
mg/5mL
Tween 80 1% Pembasah (wetting agent)
Sunset yellow 0,125 mg Pewarna
Orange essence 10μL Pewangi(flavoring agent)
Tragacanth 1% Suspending agent
Natrium benzoat 0,1% Pengawet
Sukrosa 30% Pemanis
Air hingga 60 mL Pelarut
Suspensi kering (dry suspension)
• Untuk zat mudah terurai/terhidrolisis
• Penambahan pelarut air saat akan digunakan
• Co: amoksisilin, ampisilin, eritromisin,
sefadroksil, sefaleksin.
PENGERTIAN
• Emulsi : Sedian dengan sistem heterogen
terdiri dari 2 cairan yang tidak bercampur
(minyak dan air), yang satu terdispersi di
dalam yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan
kecil dengan diameter >0,1 µm
Emulgator
• Mekanisme kerja emulgator
Pada prinsipnya mencegah/memperlambat koalesensi
1. Menurunkan tegangan antar muka minyak & air, stabilisasi
termodinamika
2. Pembentukan lapisan film antar permukaan membentuk
halangan mekanik mencegah koalesensi
3. Pembentukan lapisan rangkap elektrik membentuk
halangan elektrik mencegah partikel berdekatan
4. Adsorpsi permukaan tetesan
Macam-macam Emulgator
• Bahan-bahan karbohidrat : Gom Arab, Tragakan, Agar,
Pektin.
• Bahan-bahan protein : Kuning telur, gelatin, kasein
• Partikel padat halus: bentonit, Magnesium hidroksida,
alukol, aerosil
• Surfaktan
Menurunkan tegangan antar muka cair-cair.
Mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik.
Stabilitas Emulsi
Kerusakan emulsi
1. Creaming : agregat tetesan cenderung lebih besar untuk
naik ke permukaan atau turun ke dasar.
Creaming ke atas kerapatan fase terdispersi lebih kecil
daripada fase luar
Creaming ke bawah kerapatan fase terdispersi lebih
besar dari fase luar
2. Breaking : Agregat tetesan dalam emulsi bergabung
membentuk pemisahan fase menjadi suatu lapisan
3. Inversi fase
Perubahan tipe emulsi secara tiba-tiba dari tipe A/M ke
M/A atau sebaliknya.
Sediaan Setengah Padat
1. Unguentum/salep
2. Cream
3. Pasta
4. Jelly/Gel
Unguentum/Salep
Periodontal Gel
Contoh soal
Seorang Apoteker yang bekerja di Indusri farmasi akan
memformulasikan tablet oral desintegrasi tablet (ODT)
Ondansetron. Bahan tambahan yang digunakan yaitu laktosa,
manitol, amylum, Primojel dan PVP K30. Bahan tambahan
yang berfungsi untuk sebagai penghancur ...
a. Manitol
b. Laktosa
c. Amylum
d. Primojel
e. PVP K30
Contoh soal