B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa sajakah unsur-unsur yang terdapat pada stile?
2. Bagaimana penggunaan unsur bunyi, leksikal, gramatikal dan kohesi dalam stile?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditentukan tujuan akhir makalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada stile
2. Untuk mengetahui penggunaan unsur bunyi, leksikal, gramatkal dan kohesi dalam
stile
3. Leksikal
Aspek leksikal adalah aspek bunyi yang senantiasa terkait dengan kata-kata yang ada dalam
kajian stilistika. Ia merupakan aspek terkecil dalam konteks struktus sintaksis dan wacana. Peran
kata di sini memang yang paling menonjol, mengingat kata dapat digunakan untuk mengkaji,
menemukan, dan menjabarkan fungsi keindahan dalam sebuah bahasa. Gorys Keraf menuturkan
bahwa yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah berbagai macam relasi semantik yang
terdapat pada tiap kata.
Unsur leksikal mempunyai pengertian yang sama dengan diksi, yaitu yang mengacu pada
penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih oleh pengarang untuk mencapai tujuan
tertentu (Nurgiyantoro,2014: 172). Leksikal digunakan oleh pengarang sebagai kerja pertama
setelah menentukan ide atau pokok bahasan. Pemilihan kata untuk tujuan-tujuan tertentu secara
pasti akan dilakukan oleh pengarang baik dalam bidang sastra maupun non-sastra. Pemilihan
kata tersebut akan berdampak pada kemampuan pembaca memahami jelis bahasa pengarang.
Semisal pengarang menggunakan bahasa ilmiah, maka diksi yang digunakan tidak boleh keluar
dari prasyarat seperti harus menggunakan kata formal, baku, lebih didorong ke makna
referensial, dan lain sebagainya. Berbeda dengan ketika bahasa yang digunakan adalah bahasa
sastra, maka prasyarat yang harus dipenuhi adalah ketepatan diksi dan keindahannya. Aspek
bunyi, bentuk, makna, ekspresivitas, sampai aspek sosial perlu juga diperhatikan lebih
mendalam.
Dalam kajian aspek leksikal, ada beberapa identifikasi yang dapat dilakukan. Misalkan dengan
mengindentifikasi jenis kata yang digunakan oleh seorang pengarang. Kemudian dengan
mengidentifikasi konpleks tidaknya penggunaan kata kerja, abstrak atau konkret kata benda yang
dipakai, termasuk kata sifat jenis apa yang digunakan untuk menjelaskan, serta mengidentifikasi
wujud kata tugas yang digunakan pengarang.
Keadaan itu berbeda dengan seleksi dalam bahasa sastra karena kriteria dan tuntutan keindahan
berbeda. Misalnya, penggunaan kata-kata kolokial, kata-kata yang secara struktur menyimpang,
campur aduk kata dari bahasa-bahasa lain (misalnya, bahasa daerah), itu semua tidak
dipermasalahkan. Padahal, hal-hal tesebut tidak dibenarkan dipakai pada ragam bahasa ilmiah.
Penggunaan bentuk-bentuk penyimpangan itu dapat ditoleransi asal jelas fungsi dan ketepatan
dalam rangka mencapai efek estetis. Maka, dalam bahasa sastra, selain untuk mendukung makna,
kata-kata sekaligus diseleksi untuk memperoleh efek keindahan sesuai dengan kriteria atau
wawasan keindahan yang diyakini oleh pengarang. Namun, ada perbedaan intensitas seleksi kata
untuk bahasa sastra genre puisi dengan prosa-fiksi.
Selain itu, jika dibutuhkan, misalnya karena terlihat dominan dapat dilakukan identifikasi
berdasarkan jenis kata. Identifikasi ini sebenarnya dapat langsung dikaitkan dengan analisis di
atas mengingat bahwa identifikasi sifat umum juga dilakukan untuk tiap jenis kata. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan antara lain sebagai berikut.
1 Jenis kata apa yang dipergunakan?, dan kemudian diikuti pertanyaan-pertanyaan
berikutnya yang sesuai dengan jenis kata yang bersangkutan.
2 Kata benda, sederhana ataukah kompleks, abstrak ataukah konkret? Jika abstrak
menyaran pada makna apa, kejadian, persepsi, proses, kualitas moral, atau sosial? Jika
konkret menunjuk pada apa, misalnya benda, makhluk, ataukah manusia?
3 Kata kerja, sederhana ataukah kompleks, transitif ataukah intransitif, makna menyaran
pada pernyataan, tindakan, ataukah peristiwa, atau yang lain?
4 Kata sifat, untuk menjelaskan apa, misalnya sesuatu yang bersifat fisik, psikis, visual
auditif, referensial, emotif, ataukah evaluatif?
5 Kata bilangan, tentu ataukah tidak tentu, dan untuk menjelaskan apa?
6 Kata tugas, apa wujudnya, misalnya: dan, atau, lalu, kemudian, pada tentang, yang sering
dikelompokkan ke dalam konjungsi dan preposisi.
Kesimpulan
Stile tidak dapat dipisahkan dari apa yang disebut stile. Elemen-elemen ini bekerja sama untuk
meningkatkan makna dan membentuk gaya berbicara seseorang. Unsur-unsur tersebut di
antaranya unsur dari aspek bunyi yang di dalamnya mengkaji persajakan, irama serta nada dan
suasana, aspek leksikal yang didalamnya mengkaji kata dalam bahasa ilmiah dan kata dalam
bahasa sastra, aspek gramatikal, aspek kohesi yang di dalamnya dibahas tentang koherensi dan
kohesi juga macam kohesi, lalu aspek bahasa figuratif, aspek permajasan dan aspek citraan.
Daftar pustaka
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama