LEKSIKAL
Disusun oleh:
Kelompok 7
2023/2024
KATA PENGANTAR
Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa dalam segi estetika
atau keindahan bahasa. Dalam pembahasan stilistika, akan dikaji unsur-unsur bahasa yang
digunakan oleh penutur bahasa untuk menciptakan karya sastra atau teks yang memiliki keindahan
dan daya tarik yang tinggi. Bahasa merupakan alat utama dalam berkomunikasi dan
mengekspresikan diri, namun ketika bahasa digunakan dengan cara yang indah dan efektif, ia
mampu menarik perhatian pembaca dan membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih kuat dan
berkesan.
Dalam pembahasan stilistika, akan dibahas tentang bagaimana bahasa digunakan untuk
mencapai tujuan estetika. Dengan mempelajari teknik-teknik dan metode-metode yang digunakan
dalam bahasa, kita dapat memahami cara-cara dalam membuat karya sastra atau teks yang efektif
dan menarik. Melalui penggunaan bahasa yang tepat dan kreatif, kita dapat menciptakan teks yang
memiliki daya tarik yang kuat dan mampu menyampaikan pesan dengan lebih baik.
Oleh karena itu, pembahasan stilistika sangat penting bagi siapa saja yang ingin belajar dan
mengembangkan kemampuan bahasa mereka. Dengan memahami teknik-teknik dan metode-
metode yang digunakan dalam bahasa, kita dapat meningkatkan kemampuan bahasa kita dan
menghasilkan karya-karya yang lebih baik dan efektif.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leksikal atau leksika merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa, yang terkait
dengan kosa kata atau kosakata. Kosa kata atau leksikon adalah sekumpulan kata-kata yang
dipahami dan digunakan oleh penutur bahasa untuk berkomunikasi. Pemahaman yang baik tentang
leksikal sangat penting dalam pembelajaran bahasa, karena kosa kata merupakan dasar dari bahasa
dan merupakan alat utama dalam berkomunikasi. Dengan memahami leksikal, seseorang dapat
memperkaya kosakata mereka dan memahami makna kata-kata yang berbeda dalam konteks yang
berbeda.
Pada tingkat yang lebih luas, leksikal juga dapat dianggap sebagai representasi bahasa yang
paling kaya, karena melibatkan pemahaman tentang makna, referensi, dan hubungan antara kata-
kata dalam suatu bahasa. Oleh karena itu, studi tentang leksikal juga terkait dengan topik seperti
semantik (makna kata-kata) dan leksikografi (pembuatan kamus dan tesaurus). Dalam bidang
linguistik, leksikal juga menjadi topik penelitian yang penting dalam analisis wacana, pemrosesan
bahasa alami, dan pembelajaran bahasa kedua. Pemahaman tentang leksikal juga dapat membantu
dalam memahami bahasa asing dan memfasilitasi komunikasi lintas budaya.
Selain itu, leksikal juga berhubungan dengan bagaimana kata-kata digunakan dalam
konteks yang berbeda dan bagaimana makna kata-kata dapat berubah sesuai dengan konteksnya.
Misalnya, kata "set" dapat memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks
penggunaannya. Kata "set" dapat merujuk pada kumpulan atau kelompok barang, seperti "set of
tools" atau "set of books", tetapi juga dapat merujuk pada tindakan menempatkan atau menetapkan
sesuatu, seperti "set the table" atau "set a record". Leksikal juga terkait dengan aspek gramatikal
bahasa, seperti perubahan bentuk kata tergantung pada fungsi kata tersebut dalam kalimat.
Misalnya, kata kerja "to be" dalam bahasa Inggris memiliki banyak bentuk yang berbeda
tergantung pada waktu, persona, atau kondisi kalimatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Leksikal
Leksikal atau leksika merujuk pada kosakata atau kosa kata dalam sebuah bahasa.
Kosakata ini mencakup seluruh kata yang digunakan dalam bahasa tersebut untuk
mengkomunikasikan arti, konsep, ide, dan informasi lainnya. Leksikal dapat berupa kata
tunggal atau frasa yang terdiri dari beberapa kata. Kosakata dalam sebuah bahasa sangat
penting karena merupakan elemen dasar yang membentuk struktur dan makna kalimat,
serta memfasilitasi komunikasi antara penutur bahasa.
Studi tentang leksikal juga terkait dengan topik seperti semantik (makna kata-kata),
leksikografi (pembuatan kamus dan tesaurus), analisis wacana, pemrosesan bahasa alami,
dan pembelajaran bahasa kedua. Pengembangan teknologi pemrosesan bahasa alami,
seperti sistem kecerdasan buatan, juga memerlukan pemahaman yang baik tentang leksikal
untuk membangun model bahasa yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan
komunikasi dan interaksi manusia dengan mesin. Dalam pembelajaran bahasa kedua,
memperluas kosa kata atau leksikon dapat membantu pembelajar untuk memahami bahasa
target secara lebih baik dan efektif, sehingga meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dan memahami bahasa asing.
1. Kata Dalam Bahasa Ilmiah
Dalam ragam bahasa apa pun, sastra atau nonsastra, seleksi kata yang akan dipakai
mesti dilakukan. Ketepatan pilihan kata dalam banyak hal akan menjamin ketepatan
muatan makna yang disampaikan Dalam ragam bahasa ilmiah, kata diseleksi berdasarkan
ketepatan muatan makna sebagai pendukung ide, gagasan, pikiran, dan proses berpikir
rasional yang menekankan objektivitas, ketepatan, dan kelancaran komunikasi
Dalam pembahasan leksikal, kata dalam puisi dapat dilihat sebagai bagian dari kajian
makna dan penggunaan kata. Kata dalam puisi seringkali memiliki makna yang lebih dalam
dan kompleks, serta digunakan dengan cara yang kreatif dan figuratif. Penggunaan kata-
kata dalam puisi dapat memberikan efek yang berbeda pada pembaca, seperti menciptakan
suasana atau perasaan tertentu, membawa makna yang lebih dalam, dan menimbulkan
pengalaman estetika yang unik.
• Aspek Bunyi
Merupakan pertimbangan ketepatan kata dari aspek bunyi atau fonologis yang
berkaitan dengan pendayaan unsur bunyi, jadi hal itu tidak perlu diulangi lagi.
• Aspek Bentuk
Merupakan pertimbangan ketepatan kata dari aspek bentuk berkaitan dengan bentuk
struktur morfologi kata dan bahkan struktur sintaksis sebagaimana terlihat pada larik-larik
dan bait-bait puisi.
• Aspek Makna
Merupakan Pertimbangan seleksi kata dari aspek makna adalah sesuatu yang mesti
dilakukan, tidak bisa tidak. Betapapun "anchnya" sebuah puisi, tetap saja ia hanya
merupakan salah satu cara untuk berekspresi untuk mengomunikasikan sesuatu kepada
orang lain. Artinya, puisi itu mesti mengandung muatan makna baik secara langsung
maupun tidak langsung. Artinya, walau puisi itu lazim lebih menyaran pada makna
intensional, makna konotatif, itu tidak berarti tidak ada puisi yang bermakna lugas. Puisi
yang bermakna lugas juga dapat bermain-main dengan aspek bunyi. Intinya, tiap kata yang
terseleksi dalam puisi mesti juga memiliki makna. Hanya saja, kadar ketepatan makna
sebagaimana yang diinginkan oleh penyair itu tidak sama pada tiap kata yang memiliki
unsur kesinoniman.
• Aspek Ekspresivitas
Aspek ekspresivitas merujuk pada kemampuan suatu media atau komunikasi untuk
menyampaikan perasaan atau emosi. Dalam konteks seni, ekspresivitas mengacu pada
kekuatan dan kemampuan seniman untuk mengungkapkan ide atau emosi melalui karya
seni mereka. Dalam bahasa, ekspresivitas merujuk pada kemampuan pengguna bahasa
untuk menyampaikan emosi, perasaan, atau keyakinan dengan cara yang efektif dan kuat.
Dalam semua kasus, aspek ekspresivitas penting karena membantu memperkuat
komunikasi dan memengaruhi audiens dengan cara yang emosional dan psikologis.
• Aspek Sosial
Bahasa adalah produk sosial masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Jika dalam
kehidupan bermasyarakat terdapat lapis-lapis sosial, strata-strata sosial, atau tingkat-
tingkatan tertentu yang menunjuk pada tinggi rendahnya derajat sosial, hal itu ternyata juga
terdapat di dalam bahasa. Dalam bahasa keadaan itu dikenal dengan sebutan sopan-santun,
unggah-ungguh, yang menunjukkan adanya tingkatan berbahasa yang antara lain berupa
bahasa halus dan kasar. Ada bahasa yang secara jelas memiliki kata-kata yang mencer-
minkan derajat sosial, tetapi ada pula yang bahasa yang kurang secara jelas dan tegas
memilikinya. Contoh yang pertama misalnya bahasa Jawa, sedangkan yang kedua
merupakan bahasa Indonesia
Kata dalam prosa fiksi dapat mencakup berbagai macam jenis kata, seperti kata benda,
kata kerja, kata sifat, kata keterangan, dan lain sebagainya. Kata-kata dalam prosa fiksi
digunakan untuk membentuk kalimat-kalimat yang membentuk narasi, menggambarkan
karakter, tempat, waktu, dan suasana. Kata-kata dalam prosa fiksi juga dapat digunakan
untuk menciptakan nuansa atau suasana tertentu dalam cerita, seperti suasana yang
mencekam, romantis, atau misterius. Kata-kata tersebut seringkali dipilih dengan cermat
untuk menghasilkan efek tertentu pada pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa figuratif,
seperti metafora, personifikasi, atau simile, juga seringkali digunakan dalam prosa fiksi
untuk memberikan gambaran yang lebih kuat dan menarik tentang objek atau karakter
tertentu dalam cerita.
3. Langkah Kajian Stilistika Unsur Leksika
Langkah kajian unsur leksikal juga berangkat dari langkah yang ditunjukkan pada
proses kajian sebagai berikut :
• Tujuan kajian adalah untuk mengapresiasi keindahan puisi, fiksi, atau teks yang lain.
Keindahan dibangun oleh berbagai aspek yang mendukung dan salah satunya adalah
aspek leksikal.
• Identifikasi unsur leksikal yang telah ditetapkan menjadi fokus kajian karena terlihat
dominan mewarnai keindahan. Untuk itu, terlebih dahulu harus ditentukan karakteristik
atau wujud aspek leksikal yang bagaimana yang akan dikaji. Langkah ini dapat juga
disebut sebagai pengumpulan data, yaitu yang memakai teknik baca, identifikasi, dan
catat. Penentuan fokus kajian dapat dilakukan dengan memilih beberapa hal terkait
seperti dikemukakan dalam rambu-rambu di atas. Misalnya, kata-kata yang me-
nyimpang, kolokial, dari bahasa lain, bentukan baru, menunjuk pada makna khusus,
diulang-ulang banyak kali, jenis kata, atau yang lain. Penentuan aspek leksikal yang
dijadikan fokus kajian dapat berbeda antara teks yang satu dan teks yang lain.
• Deskripsikan hasil telaah identifikasi langkah kedua yang sudah dilakukan pada aspek
leksikal. Langkah ini tidak lain adalah penyajian data hasil kajian. Jika dimungkinkan,
data dirangkum dalam bentuk tabel atau cukup deskripsi verbal saja tergantung keadaan
data. Penyajian dalam bentuk tabel lebih memudahkan pembaca untuk memahaminya.
Jika kemunculan suatu bentuk leksikal berkali-kali, tabel penyajian data juga harus
mencantum- kan frekuensi dan persentasenya. Hal itu menunjukkan intensitas
pemakaian bentuk itu secara kuantitatif dan itu akan membantu menjelaskan fungsi
keindahan yang didukungnya.
• Jelaskan dan tafsirkan peran dan fungsi tiap bentuk leksikal yang sebagai fokus kajian
sebagaimana terlihat pada penyajian data dalam mewarnai atau membangkitkan efek
keindahan. Intinya perlu dijelaskan ketepatan penggunaan berbagai aspek leksikal itu
dalam keseluruhan wacana sehingga bahasanya menjadi indah. Penjelasan perihal
ketepatan ini harus secara konkret berdasarkan teks-teks yang sedang dikaji. Langkah
ini harus dilakukan karena hal inilah sebenarnya yang menjadi identitas kajian
stilistika. Selain itu, jika diperlukan, penjelasan itu juga dikaitkan dengan latar sosial
budaya sesuai dengan tuntutan stilistika kontekstual. Dalam karya sastra tertentu aspek
sosial budaya tampak jelas melatarbelakangi karya yang bersangkutan. Misalnya,
karya-karya semacam Pengakuan Pariyem, Sri Sumarah, Para Priyayi, Canting. Sang
Nyai, dan lain-lain unsur latar sosial budaya Jawa amat mewarnai. Pada karya-karya
yang demikian, biasanya adanya banyak kata, istilah, atau ungkapan yang terkait
langsung dengan masalah sosial budaya. Maka, kajian stilistika terhadap kata, istilah,
dan ungkapan tertentu pada karya-karya yang semacam itu memerlukan penjelasan
yang terkait dengan latar belakang sosial budaya Jawa. Misalnya, ungkapan bibit,
bebet, bobot yang dipakai dalam Pengakuan Pariyem, hanya dapat dimaknai secara
jelas dan konkret dalam kaitannya dengan budaya Jawa.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Leksikal atau leksika merujuk pada kosakata atau kosa kata dalam sebuah bahasa.
Leksikal juga terkait dengan aspek gramatikal bahasa, seperti jenis kata (kata benda, kata
kerja, kata sifat, dsb), bentuk kata (infinitif, partisip, dsb), dan perubahan bentuk kata
tergantung pada fungsi kata tersebut dalam kalimat (konjugasi, deklinasi, dsb).