Anda di halaman 1dari 2

Ilmu makna atau yang lebih dikenal dengan nama Semantik adalah cabang dari ilmu

bahasa yang memepelajari tentang arti/makna yang terdapat dalam suatu bahasa. Di dalam
sifat bahasa yang berubah-ubah untuk menyesuaikan keadaan, seorang calon sarjana bahasa
perlu belajar tentang ilmu Semantik, agar dapat mengetahui tentang arti yang sesungguhnya
dalam kata, frasa, maupun kalimat.

Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna yang diekspresikan melalui kata-kata, frasa,
dan kalimat. Apabila lebih dikhususkan maka Semantik berhubungan dengan kajian aspek-
aspek makna yang diungkapkan dalam ekspresi linguistik yang bebas pada situasi tertentu
olehh individu maupun dalam kelompok masyarakat.

Mempelajari tentang Semantik tidak hanya untuk memahami makna atau arti dalam
bahasa saja, yang tidak kalah penting adalah untuk mengerti bahwa menggunakan bahasa
dengan kaidah-kaidah tata bahasa yang baik dan benar secara sadar.

Sebenarnya setiap hari dalam percakapan maupun tulisan, kebanyakan orang sudah
menggunakan bagian dari Semantik yang berupa Leksikal dan Gramatikal. Tetapi kebanyakan
orang tidak sadar bahwa terdapat Semantik didalamnya.

Semantik yang membuat sarjana bahasa berbeda dengan sarjana lainnya. Sarjana dapat
secara sadar dalam menggunakan Semantik dalam kata, frasa, maupun kalimat yang digunakan.

Di dalam sebuah bahasa yang mana mencakup kata, frasa, dan kalimat, di sana terdapat
ekspresi-ekspresi yang sangat beragam. Untuk mempresiksi dan merasakan ekspresi-ekspresi
yang ada, maka diperlukan beberapa teori yang ada dalam Semantik.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Semantik dapat membuat kita
memahami dan menggunakan bahasa dengan kaidah tata bahasa yang baik dan benar secara
sadar. Dan kita mengetahui bahwa bahasa itu hidup dan memiliki ekspresi-ekspresi di dalam
ucapan maupun tulisannya. Dan untuk memahami dan memprediksi ekspresi-ekspresi tersebut
diperlukan Semantik.
Manusia dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari bahasa. Bahasa digunakan
dimanapun manusia berada dan dalam keadaan apa saja. Dimanapun manusia hidup pasti
memerlukan bantuan dari bahasa.

Melalui bahasa manusia bisa menyebarkan maklumat, untuk mencurahkan perasaan dan
emosi, untuk mempengaruhi masyarakat lain, dan untuk menghantarkan diri mereka dalam
berbagai tingkatan dan situasi, yaitu keramahan atau permusuhan.

Didalam Filsafat mempunyai banyak cabang salah satunya adalah Filsafat Bahasa. Seperti
namanya, filsafat bahasa menjadikan bahasa sebagai objek material kajian. Berbeda dengan
cabang-cabang filsafat lainnya, filsafat bahasa dalam perkembangannya tidak memiliki prinsip-
prinsip yang jelas dan tidak terdefinisikan dengan baik. Hal ini dikarenakan para tokoh penganut
filsafat bahasa memiliki fokus dan caranya sendiri-sendiri. Tetapi dari semua perbedaan yang
terjadi terdapat kesamaan didalamnya, yaitu mereka menaruh perhatian pada bahasa sebagai
materi dalam berfilsafat.

Tujuan dari filsafat bahasa sebagai alat penghubung, pewarisan, pembawa makna, dan sebagai
suatu lambang atau simbol dari alam kesadaran atau realiti manusia.

Dalam mempelajari ilmu-ilmu filsafat khususnya filsafat bahasa tidak lepas dari alam kesadaran
atau realiti manusia. Maka untuk mewakili realiti-realiti manusia didalam ranah dunia
kebahasaan memerlukan filsafat bahasa sebagai simbol

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa memepelajari filsafat bahasa menjadikan
kita mengerti bahwa manusia membutuhkan sebuah wadah atau simbol untuk mengungkapkan
apa yang ada dalam alam kesadaran atau realitinya melalui sebuah bahasa.

Anda mungkin juga menyukai