Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Dinamika Interaksi Sosial dan Dilema antara Kepentingan


Individu dan Kepentingan Masyarakat

Disusun Oleh : 1. Eva Rahayu Ningsih


2. Maria Margaretha Yolinda J
3. Ruth Inggrit Hukum

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Dinamika Interaksi Sosial
dan Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat” ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah “Dinamika Interaksi Sosial dan Dilema antara
Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 17 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
1.3 TUJUAN............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
2.1 DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL.........................................................................2
A.Interaksi Sosial...............................................................................................2
B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial..................................................................2
C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.......................................................................4
2.2Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat .......................6
A.Pandangan Individualisme..............................................................................7
B. Pandangan Sosialisme.....................................................................................8
C. Problematika, Solusi Pencegahan, dan Solusi Mengatasi...............................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua manusia pastilah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dengan orang-orang di
sekitarnya. Dalam bersosialisasi, semua pasti mengalami beberapa balasan yang beraneka ragam,
baik dalam hal positif maupun negatif. Interaksi semua individu maupun kelompok dengan pihak
lain menimbulkan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Namun, baik individu maupun kelompok memiliki sifat dan kepentingannya sendiri dalam
berinteraksi dengan pihak lain, baik dengan individu maupun kelompok lain. Dalam proses
interaksi ini, tak jarang muncul dilemma-dilema yang bertentangan antar kepentingan.
Pengendalian diri yang baik akan memberikan timbal balik yang juga baik, sehingga dapat tetap
menjaga hubungan antar sesame.
Maka dari itu, Penulis mencoba menjabarkannya dalam makalah ini, berupa pembahasan
tentang berbagai macam bentuk interaksi sosial, hingga macam-macam dilema antar
kepentingan, sehingga pembaca dapat mengetahui dengan lebih baik, sikap apa yang seharusnya
diambil dengan situasi yang sedang dihadapi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja bentuk-bentuk dari interaksi sosial?
1.2.2 Bagaimana macam-macam dilema antara kepentingan individu dan kelompok?
1.2.3 Bagaimana interaksi yang terjadi dalam masyarakat kini?

1.3 Tujuan
Pembaca diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang bentuk-bentuk interkasi
sosial dan macam-macam dilema antar kepentingan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dinamika Interaksi Sosial
A.Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antar
individu, antar kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk
interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Ciri-ciri sebuah interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial.
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan pelaku.
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan
komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango
yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan,
tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon, telegram, surat, radio, dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu
1. Kontak antarindividu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya
sekolah.
2. Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di
suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas.
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang
artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama
menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang

2
dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon
dsb.
 Kontak sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada
kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu :
a. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau
pemikiran pada pihak lain.
b. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
c. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
d. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan.
e. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapat pesan dari komunikator.
Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:
1. Encoding : Pada tahap ini gagasan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan
dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini komunikator harus memilih
kata atau istilah, kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh
komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.
2. Penyampaian :Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan dan
dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
3. Decoding : Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta
gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

3
C.Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Secara luas, dapat dikatakan ada interaksi sosial yang bersifat positif, yaitu mengarah pada kerja
sama antar individu atau antar kelompok. Dilihat dari sifat interaksinya, ada interaksi yang
asosiatif dan interaksi yang disosiatif.
A. Proses Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai
suatu atau beberapa tujuan bersama.
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi
nama kerja sama (cooperation).
Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
 Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
 Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah
atasan atau penguasa
 Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
 Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur
dari sistem sosial.
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti: menujuk pada suatu keadaan dan untuk
menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan
dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya
dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Bentuk-bentuk Akomodasi:
 Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
 Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

4
 Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
 Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak
yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
 Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
 Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai
kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya.
 Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-
usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap,
dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada :Kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok
manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.Faktor-faktor yang
dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah toleransi.

B. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan
kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan
oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Untuk kepentingan analisis ilmu
pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan
yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka
yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

5
Persaingan mempunya dua tipe umum:
 Bersifat Pribadi: Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini
dinamakan rivalry.
 Bersifat Tidak Pribadi: Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk
mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan:
 Persaingan ekonomi: timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah
konsumen
 Persaingan kebudayaan: dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan,
dst.
 Persaingan kedudukan dan peranan: di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok
terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai
kedudukan serta peranan terpandang.
 Persaingan ras: merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-
ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab pertentangan adalah :
1. Perbedaan antara individu.
2. Perbedaan kebudayaan.
3. Perbedaan kepentingan.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi
yang sebelumnya telah tercapai.

2.2 Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat


Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini munculkan dua
pandangan yang saling bertolak belakang menjadi paham atau aliran bahkan ideologi yang
dipegang suatu kelompok masyarakat.

6
Makna Individu, manusia sebagai makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk
yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Makna masyarakat menurut R. Lintom: bahwa masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka itu dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan
batas-batas tertentu.

A.Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagai individu adalah bebas,
karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Apabila hak-hak itu
dipenuhi maka kehidupan manusia akan terjamin dan bahagia.
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus
diutamakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tertinggi yang harus
diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang menjadi sentral individualisme
adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualiasme
menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.
Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu
paham yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandang setiap individu berada
pada posisi yang sedrajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme memberi
kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam
politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Bebarapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
a. Penjamin hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik, berfungsi sosial.
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. Prinsip ini
juga mengandung oengertain membiarkan setiap orang untuk melakukan berbagai
aktivitas untuk kepentingan sendiri. Pemenuhan akan kepentingan sendiri-sendiri
diyakini akan membawa kemakmuran bersama.

7
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu. Individu adalah primer, sedangkan
masyarakat adalah sekunder. Bila individu mendapat kebebasan dan kepuasan maka
masyarakat akan mendapat kemakmuran.
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingan masing-masing.
Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara,
berpendapat, brserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang
ekonomi menghasilkan kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan dalam bidang sosial budaya
adalah kebebasan individu untuk mengekprisikan sikap, perilaku, seni, dan budayanya.
B. Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Masyarakat tidak sekedar kumpulan dari individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar
dan berdiri sendiri dimana individu-individu itu berada. Individu dan kepribadiannya dianggap
sebagai alat dan mesin raksasa masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari
masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hillang. Hak-hak
individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Indivudu terkait
pada komitmen suatu kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan
sosialisme bertolak belakang dengan pandangan sosialisme.
sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka
kepentingan msyarakat yang lebih luas. Masyarakat yang lebih penting dari individu. Dalam
sosilisme yang radikal/ekstrem cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilang hak
pemilikan dan penguasaan alat alat produksi oleh perorangan.

C. Problematika, Solusi Pencegahan, dan Solusi Mengatasi


A. Problematika
Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang saling bertolak belakang, yakni pandangan sosialisme dengan pandangan
individualisme. Kedua pandangan ini justru berkembang menjadi paham atau aliran bahkan
ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
Apabila kita sebagai manusia salah memilih kepentingan mana yang harus didahulukan,
tentunya akan sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal itu tentunya sangat
lumrah karena manusia memiliki perasaan peka terhadap suatu situasi.

8
Tetapi, kebanyakan manusia lebih sering mengutamakan kepentingan individu daripada
kepentingan masyarakat. Padahal manusia adalah mahkluk sosial yang dimana hendaknya lebih
memilih kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi. Boleh kita menomor satukan
kepentingan individu tapi jangan sampai kepentingan tersebut mengganggu kepentingan
orang lain.
B. Solusi Pencegahan
Solusi pencegahan ini bisa dilakukan agar kita tidak merasakan dilema yang cukup
membuat kitaserba salah untuk memilih antara kepentingan individukah atau kepentingan
masyarakatkah yangharus kita dahulukan. Tetapi kita juga harus ingat bahwa kita sebagai
mahkluk sosial. Kita tidak bisahidup tanpa bantuan orang lain.
Solusinya adalah sebagai berikut:
1. Bersikap bijaksana dan adil.
2. Menentukan kepentingan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami.
3. Memahami dan menerapkan konsep Pancasila di kehidupan sehari-hari.
C. Solusi Mengatasi
Solusi mengatasi ini bisa kita lakukan pada saat kita sudah atau sedang merasakn dilema
antaramemilih kepentingan individu atau kepentingan masyarakat.
Solusinya adalah sebagai berikut:
1. Menenangkan pikiran dan mempelajari hal apa yang didilemakan.
2. Harus mementingkan kepentingan yang lebih mendesak.
3. Menyesuaikan kemampuan yang dimiliki.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan
timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok
manusia. Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative, primer dan bersifat skunder.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas beberapa faktor, antara lain faktor imitasi,
sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Bentuk-bentuk interaksi sosial antara lain
akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.

3.2 Saran
Dalam sebuah interaksi, terdapat kontak antar pihak yang dapat menimbulkan reaksi
balik, baik positif maupun negatif. Seharusnya kita mempelajari lebih lanjut tentang karakter
setiap individu yang berkomunikasi dengan kita, sehingga kita dapat mengerti arti reaksi mereka
dan dapat meminimalisir kesalah pahaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto. Winarno 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD).


Ahmadi, Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Febrian Ardiansa, Agung Setiawan. 2011. Dinamika Interaksi Sosial Dan Dilema Kepentingan
Individu Dan Sosial, (online), https://4gungseti4w4n.wordpress.com/2011/03/24/dinamika-
interaksi-sosial-dan- dilema-kepentingan-individu-dan-sosial/, diakses 1 Oktober 2015.
Aris Ramadhan. 2015. Dilema Antara Kepentingan Individu Dan Kepentongan Masyarakat,
(online),
http://www.academia.edu/6740391/Dilema_Antara_Kepentingan_Individu_dan_Kepentinga
n_Masyarakat, diakses 14 Oktober 2015.

11

Anda mungkin juga menyukai