Anda di halaman 1dari 7

1.

Paragraf Deduktif
Pengertian paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya berada di awal paragraf. Paragraf ini bersifat deduksi dan dikembangkan dari
pernyataan umum ke khusus. Jenis paragraf deduktif diawali oleh kalimat utama yang berisi
pokok pikiran utama, kemudian dilanjutkan oleh kalimat-kalimat penjelasnya.

2. Paragraf Induktif
Pengertian paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya berada di akhir paragraf. Paragraf ini bersifat induksi dan dikembangkan dari
pernyataan khusus ke umum. Jenis paragraf induktif diawali oleh kalimat-kalimat penjelas
dan kemudian diakhiri oleh kalimat utama yang berisi pokok pikiran utama paragraf.

3. Paragraf Campuran
Pengertian paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan induktif.
Jenis paragraf ini diawali oleh kalimat utama, lalu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat
penjelasnya dan terakhir diakhiri oleh kalimat utama lagi.
Artinya terdapat dua kalimat utama yang terletak di awal paragraf dan ditegaskan kembali di
akhir paragraf. Sementara bagian tengah-tengahnya adalah kalimat-kalimat penjelasnya.

4. Paragraf Iteratif
Pengertian paragraf iteratif adalah kebalikan dari paragraf campuran. Jenis paragraf
ini diawali oleh kalimat-kalimat penjelas, kemudian diikuti oleh kalimat utama paragraf dan
kemudian dilanjutkan kembali dengan kalimat-kalimat penjelas.
Artinya letak kalimat utama yang mengandung pokok pikiran utama paragraf ini terdapat di
bagian tengah-tengah dari sebuah paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya


Ada 5 macam-macam paragraf berdasarkan isinya, yakni paragraf narasi, paragraf
deskriptif, paragraf eksposisi, paragraf argumentasi serta paragraf persuasi.

1. Paragraf Narasi
Pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan sebuah cerita atau
kejadian secara berurutan dan kronologis. Paragraf narasi bisa dibagi menjadi dua yakni
paragraf narasi kejadian untuk menceritakan suatu kejadian serta paragraf narasi runtut cerita
untuk mengembangkan urutan tindakan hingga menghasilkan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf narasi di antaranya yaitu terdapat alur cerita, tokoh, setting dan konflik serta
tidak memiliki kalimat utama secara tetap.
Terdapat dua jenis-jenis paragraf narasi yaitu:
 Paragraf narasi expositors, berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara
informatif.
 Paragraf narasi sugestif, mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan atau imajinasi
pengarang.

2. Paragraf Deskripsi
Pengertian paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek
dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Dalam paragraf ini, penulis ingin
membuat pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar maupun merasakan apa yang
sedang mereka baca.
Ciri-ciri paragraf deskriptif di antaranya yaitu menggambarkan suatu benda, tempat,
atau suasana tertentu, penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra serta
menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk dan keadaan secara terperinci.
Dalam paragraf deskripsi terdapat dua pola pengembangan paragraf yang ada yaitu :
 Pola spasial
 Pola sudut pandang. Terdapat 2 jenis pola sudut pandang yaitu :
 Sudut pandang subjektif, menggambarkan objek sesuai penafsiran dan disertai
opini penulis.
 Sudut pandang objektif, menggambarkan objek apa adanya tanpa opini
penulis.

3. Paragraf Eksposisi
Pengertian paragraf eksposisi adalah paragraf yang menjelaskan, menyampaikan,
mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan memberi
informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Ciri-ciri paragraf eksposisi di antaranya yaitu memaparkan definisi atau langkah-langkah dan
metode tertentu, menggunakan gaya bahasa yang informatif, menginformasikan sesuatu yang
tidak bisa dicapai oleh alat indra serta umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana terkait suatu topik.
Terdapat beberapa jenis-jenis paragraf eksposisi di antaranya yaitu :
 Paragraf eksposisi definisi, paragraf yang memberikan penjelasan informasi dengan
memfokuskan pada karakteristik topik.
 Paragraf eksposisi klasifikasi, paragraf yang membagi sesuatu dan
mengelompokkannya ke dalam kelompok kategori-kategori.
 Paragraf eksposisi proses, paragraf yang menjelaskan langkah-langkah dan metode
sebagai petunjuk proses pembuatan, penggunaan atau cara-cara tertentu.
 Paragraf eksposisi ilustrasi, paragraf yang dikembangkan dengan menggunakan
gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide dan ilustrasi.
 Paragraf eksposisi pertentangan, paragraf yang berisi tentang suatu pertentangan
antara sesuatu dengan sesuatu yang lain.
 Paragraf eksposisi berita, paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian,
biasanya banyak ditemukan pada koran dan surat kabar.
 Paragraf eksposisi perbandingan, paragraf yang menerangkan ide atau topik dalam
kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
 Paragraf eksposisi analisis, paragraf yang membagi masalah dari gagasan utama
menjadi beberapa sub-bagian yang dikembangkan secara berurutan.

4. Paragraf Argumentasi
Pengertian paragraf argumentasi adalah paragraf yang menyampaikan ide, gagasan
atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta aktual. Tujuan dari paragraf
argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca terkait ide dan pendapat tersebut benar dan
terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi di antaranya yaitu menjelaskan suatu pendapat agar pembaca
yakin, memuat fakta untuk membuktikan pendapatnya, menggali sumber ide dari sebuah
pengamatan dan penelitian serta terdapat kesimpulan pada penutupnya.
Terdapat 3 jenis-jenis paragraf argumentasi yaitu :
 Paragraf argumentasi pola analogi yang berupa penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
 Paragraf argumentasi pola generalisasi yang berupa penalaran induktif dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan data-data yang ada.
 Paragraf argumentasi pola hubungan sebab akibat yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, hingga pada kesimpulan yang
menjadi akibat.

5. Paragraf Persuasi
Pengertian paragraf persuasi adalah suatu bentuk paragraf yang bertujuan membujuk
dan mempengaruhi pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan yang tertera pada
paragrafnya. Penulis menyertakan bukti data dan fakta untuk dapat mempengaruhi pembaca.
Ciri-ciri paragraf persuasi di antaranya yaitu idenya berasal dari pikiran manusia, harus bisa
menimbulkan kepercayaan pembaca, sebisa mungkin menghindari konflik serta memerlukan
fakta dan data yang akurat dan faktual sesuai isi paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya


Ada 3 macam-macam paragraf berdasarkan fungsi dan tujuannya, yakni paragraf
pembuka, paragraf penghubung serta paragraf penutup.

1. Paragraf Pembuka
Pengertian paragraf pembuka adalah paragraf yang berada di awal sebuah karya tulis.
Jenis paragraf pembuka berfungsi sebagai pengantar dan pengenalan isi kepada pembaca.
Isi dari paragraf pembuka adalah pengantar dari isi bacaan atau karya tulis yang dijabarkan
dengan lengkap pada paragraf-paragraf berikutnya.
2. Paragraf Penghubung
Pengertian paragraf penghubung adalah paragraf yang berada di tengah-tengah sebuah karya
tulis. Jenis paragraf penghubung berfungsi sebagai penghubung antara paragraf pembuka dan
paragraf penutup.
Isi dari paragraf penghubung adalah inti dari karya tulis itu sendiri. Segala sesuatu terkait inti
dan wacana dari sebuah karya ada pada paragraf penghubung.
3. Paragraf Penutup
Pengertian paragraf penutup adalah paragraf yang berada di akhir sebuah karya tulis. Jenis
paragraf penutup berfungsi sebagai penutup sebuah karya tulis itu sendiri.
Isi dari paragraf penutup adalah kesimpulan, ringkasan, saran atau komentar penulis dari
bacaan yang sudah dijabarkan di paragraf-paragraf sebelumnya.
Demikianlah referensi jenis-jenis paragraf dan contohnya lengkap beserta pengertian dan
penjelasan di tiap jenis alinea yang ada. Memang ada banyak jenis paragraf, namun tiap jenis
harus tetap memiliki ciri-ciri utama paragraf sebagai syarat sebuah paragraf itu sendiri.
Sejarah Bahasa Indonesia 
Bahasa adalah identitas suatu bangsa yang digunakan untuk berkomunikasi dnegan
bangsa lain. Dimana setiap bangsa memiliki bahasa yang berbeda-beda dengan ciri khas dan
asal-usul masing-masing. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Sejarah bahasa Indonesia
sendiri tidak lepas dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia sangat dinamis, sehingga menghasilkan kosakata baru dari
penciptaan dan penyerapan bahasa daerah maupun asing. Salah satu bahasa yang datang dari
luar adalah bahasa Inggris. Dimana bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang
digunakan sebagai komunikasi antar bangsa.
Sehingga tidak heran, banyak orang yang belajar untuk menguasai bahasa Inggris.hal
ini bertujuan agar mereka tidak buta akan informasi yang ada di dunia. Meskipun
mempelajari bahasa Inggris penting, akan lebih baik jika kita sebagai warga Negara
Indonesia tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan bahasa Indonesia.
Untuk lebih memperdalam bahasa Indonesia, kita harus mengetahui sejarah bahasa
Indonesia dan perkembangannya hingga saat ini. Dimana bahasa Indonesia menjadi bahasa
pemersatu penduduk Indonesia yang sangat beranekaragam.

Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana pada tanggal tersebut, para
pemuda dari seluruh pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar Sumpah Pemuda dengan isi :

1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia


2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Dengan Sumpah Pemuda itulah, bahasa Indonesia kemudian dikukuhkan menjadi bahasa
nasional. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia menjadi bahasa negara
dan terkandung dalam UUD 1945 Bab XV, Pasal 36.

Bahasa Melayu Sebagai Dasar Bahasa Indonesia

Sejarah Bahasa Indonesia sangat erat kaitannya dengan bahasa Melayu. Sejak dulu,
bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa perantara atau pergaulan.
Sehingga dasar bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Awal mulanya adalah ketika
kerajaan Sriwijaya maju ke wilayah Asia Tenggara menggunakan bahasa Melayu Kuno
sebagai bahasa perantara dengan kerajaan lain.

Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti di Kedukan Bukit di Palembang berangka
tahun 683 M. Kemudian kota kapur di Bangka Barat berangka tahun 686 M dan Karang
Brahi di Jambi berangka tahun 688 M.
Fungsi Bahasa Melayu
Pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia
memiliki beberapa fungsi sebagai:

 Bahasa Kebudayaan. 
Pada zaman kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa
kebudayaan. Dimana bahasa ini digunakan pada bahasa buku pelajaran agama Budha.

 Bahasa Perhubungan. 

Selain bahasa kebudayaan, bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa


perhubungan. Dimana digunakan oleh antar suku di Nusantara. Perkembangan bahasa
Melayu sangatlah cepat. Hal ini terlihat jelas dari peninggalan kerajaan Islam dalam
bentuk batu tertulis maupun hasil susastra. Kemudian bahasa Melayu menyebar ke
pelosok Nusantara sejalan dengan menyebarkan agama Islam di Nusantara. Bahasa
Melayu yang sederhana menjadikan bahasa ini mudah diterima oleh semua suku.

 Bahasa Perdagangan. 

Selain digunakan untuk antar suku, bahasa Melayu juga digunakan untuk
bahasa perdagangan baik dari dalam maupun luar negeri. Perkembangan bahasa
Melayu yang pesat ke antar pulau, antar suku, antar bangsa membuat bahasa ini juga
berkembang di wilayah antar pedagang. Apalagi bahasa Melayu tidak mengenal
tingkatan tutur.

 Bahasa Resmi Kerajaan. 

Kerajaan-kerajaan Indonesia menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa


dalam kesehariannya. Dan digunakan untuk bahasa antar kerajaan di Nusantara.

Faktor Pengangkatan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia


Perkembangan bahasa Melayu semakin pesat, hingga bahasa ini dijadikan sebagai bahasa
Indonesia. terdapat empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia :

 Dari dulu bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar di Indonesia


 Bahasa Melayu memiliki sistem yang sederhana sehingga mudah dipahami dan
dipelajari
 Suku-suku di Indonesia mengakui dan menerima Bahasa Melayu sebagai dasar bahasa
Indonesia
 Bahasa Melayu memiliki kemampuan sebagai bahasa kebudayaan

  Sejarah Islam

Perkembangan Bahasa Melayu


Dalam berkomunikasi, bahasa Melayu digunakan dimana-mana dan semakin
berkembang di Nusantara. Bahasa Melayu ini kemudian dipengaruhi oleh corak budaya
setiap daerah. Sehingga bahasa ini tumbuh dengan pengaruh bahasa lain seperti bahasa
Sansekerta, Persia, Arab dan bahasa Eropa. Dengan demikian, dalam perkembangannya,
bahasa ini memiliki dialek yang berbeda-beda antar daerah.

Perkembangan Bahasa Indonesia


Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang disahkan menjadi bahasa
persatuan ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Perkembangan bahasa Indonesia didorong
oleh kebangkitan nasional. Dimana di dalamnya terdapat peranan-peranan penting pada
kegiatan politik, perdagangan, surat kabar maupun memodernkan bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa
negara yang memiliki kedudukan dan fungsi yang tinggi. Hingga kini bahasa Indonesia
menjadi bahasa yang digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dan pemerintah
memberi perhatian dengan membentuk lembaga Pusat Bahasa dan Penyelenggara Kongres
Bahasa Indonesia.

Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia

Sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena perkembangannya di


Nusantara semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya membuat bahasa Indonesia
menyerap kata-kata dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing. Bahasa Indonesia
mengalami penyempurnaan dalam ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa
Indonesia :
1. Ejaan Van Ophuijen (1901)
Pada masa Belanda menjajah Indonesia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa
pengantar ialah bahasa Melayu. Dan untuk memudahkan orang-orang Belanda dalam
berkomunikasi kemudian dibuat pembakuan ejaan oleh Belanda yaitu Prof. Charles van
Ophuijen. Dalam pembakuan ejaan ini Charles dibantu oleh Engku Nawawi atau Sutan
Makmur dan Moh Taib Sultan Ibrahim.
Ejaan yang digunakan untuk menulis Melayu ini menggunakan huruf latin yang dimengerti
oleh orang Belanda. Bahkan tuturan bahasanya juga mirip dengan tuturan bahasa Belanda.
Antara lain huruf j (jang) menjadi y (yang), huruf oe (doeloe) menjadi u (dulu) dan tanda
koma ain seperti ma’mur menjadi makmur.

2. Ejaan Republik / Ejaan Soewandi (19 Maret 1947)


Ejaan ini diresmikan oleh Soewandi yang merupakan seorang Menteri Pendidikan
Republik Indonesia. Tujuan dibuatnya Ejaan Republik ini ialah untuk menggantikan serta
menyempurnakan ejaan sebelumnya.
Perubahan yang terdapat pada ejaan republik terdapat pada huruf oe menjadi u (doeloe=dulu),
koma ain menjadi k (pa’=pak). Kemudian kata ulang boleh disingkat dengan angka 2 (rumah-
rumah = rumah2) dan kata depan ‘di’ ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / EYD (1972)


Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia juga turut berkembang. Pada tahun
1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD atau ejaan yang disempurnakan.
Putusan presiden No. 57 Tahun 1972 ini merupakan penyederhanaan dan juga
penyempurnaan ejaan.
Yang diatur dalam EYD ini antara lain penulisan huruf kapital dan huruf miring, kata, tanda
baca, singkatan dan akronim. Kemudian penulisan angka dan lambang bilangan serta
penulisan unsur serapan.

4. Ejaan Bahasa Indonesia / EBI (2015)


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun
2015 menunjukkan peresmian ejaan bahasa Indonesia. Dimana didalamnya terkandung
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.
Yang terdapat pada penyempurnaan EBI antara lain pada penambahan huruf vokal diftong,
penggunaan huruf kapital pada julukan. Selain itu penggunaan huruf tebal pada penulisan
lema dan sublema dalam kamus juga dihapuskan dalam ejaan EBI.
Bahasa Indonesia bukan sekedar bahasa yang dibentuk begitu saja. Namun dalam sejarah
bahasa Indonesia, pembentukan bahasa ini mengalami perjalanan yang panjang. Sehingga
kita sebagai warga Indonesia harus bangga dengan bangsa dan bahasa kita.
Apalagi bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipandang unik oleh negara-negara lain.
Dikarenakan Indonesia yang memiliki banyak sekali suku, namun hanya bahasa Indonesia
yang menjadikan pemersatunya.
Nah, itulah informasi sejarah bahasa Indonesia yang bisa kita teladani. Sudah sepatutnya kita
bangga dalam menggunakannya di kehidupan sehari-hari kita.

Anda mungkin juga menyukai