Anda di halaman 1dari 22

PARAGRAF

A.Pengertian Paragraf
Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas.
Paragraf menjadi bagian dan unsur penting dalam karya tulis dan sastra. Terdapat berbagai
macam-macam paragraf dilihat dari letak kalimat utamanya atau menurut isinya.

Secara umum pengertian paragraf adalah karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat dengan
pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf
juga disebut alinea. Baris pertama paragraf biasanya menjorok ke dalam.

Paragraf terdiri dari 1 kalimat utama berisi pokok pikiran utama serta beberapa kalimat penjelas
yang berisi pokok pikiran penjelas yang menerangkan gagasan utama paragraph menjadi topic
inti yang dijelaskan oleh kalimat kalimat lainnya.

B. Jenis – Jenis Paragraf


Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

Ada 4 macam-macam paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya, yakni paragraf


deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran serta paragraf ineratif.

1. Paragraf Deduktif
Pengertian paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya
berada di awal paragraf. Paragraf ini bersifat deduksi dan dikembangkan dari pernyataan umum
ke khusus.

Jenis paragraf deduktif diawali oleh kalimat utama yang berisi pokok pikiran utama, kemudian
dilanjutkan oleh kalimat-kalimat penjelasnya.

2. Paragraf Induktif
Pengertian paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya
berada di akhir paragraf. Paragraf ini bersifat induksi dan dikembangkan dari pernyataan khusus
ke umum.

Jenis paragraf induktif diawali oleh kalimat-kalimat penjelas dan kemudian diakhiri oleh kalimat
utama yang berisi pokok pikiran utama paragraf.
3. Paragraf Campuran

Pengertian paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan induktif. Jenis
paragraf ini diawali oleh kalimat utama, lalu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelasnya
dan terakhir diakhiri oleh kalimat utama lagi.

Artinya terdapat dua kalimat utama yang terletak di awal paragraf dan ditegaskan kembali di
akhir paragraf. Sementara bagian tengah-tengahnya adalah kalimat-kalimat penjelasnya.

4. Paragraf Ineratif
Pengertian paragraf ineratif adalah kebalikan dari paragraf campuran. Jenis paragraf ini diawali
oleh kalimat-kalimat penjelas, kemudian diikuti oleh kalimat utama paragraf dan kemudian
dilanjutkan kembali dengan kalimat-kalimat penjelas.

Artinya letak kalimat utama yang mengandung pokok pikiran utama paragraf ini terdapat di
bagian tengah-tengah dari sebuah paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya

Ada 5 macam-macam paragraf berdasarkan isinya, yakni paragraf narasi, paragraf


deskriptif, paragraf eksposisi, paragraf argumentasi serta paragraf persuasi.

1. Paragraf Narasi
Pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan sebuah cerita atau kejadian secara
berurutan dan kronologis. Paragraf narasi bisa dibagi menjadi dua yakni paragraf narasi kejadian
untuk menceritakan suatu kejadian serta paragraf narasi runtut cerita untuk mengembangkan
urutan tindakan hingga menghasilkan sesuatu.

Ciri-ciri paragraf narasi di antaranya yaitu terdapat alur cerita, tokoh, setting dan konflik serta
tidak memiliki kalimat utama secara tetap.

Terdapat dua jenis-jenis paragraf narasi yaitu :

 Paragraf narasi ekspositoris, berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara


informatif.
 Paragraf narasi sugestif, mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan atau imajinasi
pengarang.
2. Paragraf Deskripsi

Pengertian paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-
kata yang mampu merangsang indra pembaca. Dalam paragraf ini, penulis ingin membuat
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka
baca.

Ciri-ciri paragraf deskriptif di antaranya yaitu menggambarkan suatu benda, tempat, atau suasana
tertentu, penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra serta menjelaskan ciri-ciri
objek seperti warna, ukuran, bentuk dan keadaan secara terperinci.

Dalam paragrafi deskripsi terdapat dua pola pengembangan paragraf yang ada yaitu:

 Pola spasial
 Pola sudut pandang. Terdapat 2 jenis pola sudut pandang yaitu :
o Sudut pandang subjektif, menggambarkan objek sesuai penafsiran dan disertai
opini penulis.
o Sudut pandang objektif, menggambarkan objek apa adanya tanpa opini penulis.

3. Paragraf Eksposisi

Pengertian paragraf eksposisi adalah paragraf yang menjelaskan, menyampaikan, mengajarkan,


dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan memberi informasi sehingga
memperluas pengetahuan pembaca.

Ciri-ciri paragraf eksposisi di antaranya yaitu memaparkan definisi atau langkah-langkah dan
metode tertentu, mengguakan gaya bahasa yang informatif, menginformasikan sesuatu yang
tidak bisa dicapai oleh alat indra serta umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana terkait suatu topik.

Terdapat beberapa jenis-jenis paragraf eksposisi di antaranya yaitu :

 Paragraf eksposisi definisi, paragraf yang memberikan penjelasan informasi dengan


menfokuskan pada karakteristik topik.

 Paragraf eksposisi klasifikasi, paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya


ke dalam kelompok kategori-kategori.

 Paragraf eksposisi proses, paragraf yang menjelaskan langkah-langkah dan metode


sebagai petunjuk proses pembuatan, penggunaan atau cara-cara tertentu.

 Paragraf eksposisi ilustrasi, paragraf yang dikembangkan dengan menggunakan


gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide dan ilustrasi.
 Paragraf eksposisi pertentangan, paragraf yang berisi tentang suatu pertentangan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lain.

 Paragraf eksposisi berita, paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian,
biasanya banyak ditemukan pada koran dan surat kabar.

 Paragraf eksposisi perbandingan, paragraf yang menerangkan ide atau topik dalam
kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.

 Paragraf eksposisi analisis, paragraf yang membagi masalah dari gagasan utama menjadi
beberapa sub-bagian yang dikembangkan secara berurutan.

4. Paragraf Argumentasi
Pengertian paragraf argumentasi adalah paragraf yang menyampaikan ide, gagasan atau pendapat
penulis dengan disertai bukti dan fakta aktual. Tujuan dari paragraf argumentasi adalah untuk
meyakinkan pembaca terkait ide dan pendapat tersebut benar dan terbukti.

Ciri-ciri paragraf argumentasi di antaranya yaitu menjelaskan suatu pendapat agar pembaca
yakin, memuat fakta untuk membuktikan pendapatnya, menggali sumber ide dari sebuah
pengamatan dan penelitian serta terdapat kesimpulan pada penutupnya.

Terdapat 3 jenis-jenis paragraf argumentasi yaitu :

 Paragraf argumentasi pola analogi yang berupa penalaran induktif dengan membandingkan dua
hal yang banyak persamaannya.
 Paragraf argumentasi pola generalisasi yang berupa penalaran induktif dengan cara menarik
kesimpulan secara umum berdasarkan data-data yang ada.
 Paragraf argumentasi pola hubungan sebab akibat yang dimulai dengan mengemukakan fakta
khusus yang menjadi sebab, hingga pada kesimpulan yang menjadi akibat.

5. Paragraf Persuasi
Pengertian paragraf persuasi adalah suatu bentuk paragraf yang bertujuan membujuk dan
mempengaruhi pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan yang tertera pada paragrafnya.
Penulis menyertakan bukti data dan fakta untuk dapat mempengaruhi pembaca.

Ciri-ciri paragraf persuasi di antaranya yaitu idenya berasal dari pikiran manusia, harus bisa
menimbulkan kepercayaan pembaca, sebisa mungkin menghindari konflik serta memerlukan
fakta dan data yang akurat dan faktual sesuai isi paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya

Ada 3 macam-macam paragraf berdasarkan fungsi dan tujuannya, yakni paragraf


pembuka, paragraf penghubung serta paragraf penutup.
1. Paragraf Pembuka

Pengertian paragraf pembuka adalah paragraf yang berada di awal sebuah karya tulis. Jenis
paragraf pembuka berfungsi sebagai pengantar dan pengenalan isi kepada pembaca.

Isi dari paragraf pembuka adalah pengantar dari isi bacaan atau karya tulis yang dijabarkan
dengan lengkap pada paragraf-paragraf berikutnya.

2. Paragraf Penghubung
Pengertian paragraf penghubung adalah paragraf yang berada di tengah-tengah sebuah karya
tulis. Jenis paragraf penghubung berfungsi sebagai penghubung antara paragraf pembuka dan
paragraf penutup.

Isi dari paragraf penghubung adalah inti dari karya tulis itu sendiri. Segala sesuatu terkait inti dan
wacana dari sebuah karya ada pada paragraf penghubung.

3. Paragraf Penutup
Pengertian paragraf penutup adalah paragraf yang berada di akhir sebuah karya tulis. Jenis
paragraf penutup berfungsi sebagai penutup sebuah karya tulis itu sendiri.

Isi dari paragraf penutup adalah kesimpulan, ringkasan, saran atau komentar penulis dari bacaan
yang sudah dijabarkan di paragraf-paragraf sebelumnya.

C.Contoh – Contoh Paragraf


Contoh Paragraf Deduktif

 Di jaman yang serba maju pada saat ini Merk smartphone banyak sekali temui seiring
bertambahnya perusahaan Teknologi yang berdiri. Begitu banyak mrek smartphone yang
terkenal di eranya contohnya Samsung, Apple, Xiaomi dan Oppo. Walaupun banyak
perkembangan pada era globalisasi saat ini tidakla baik bila kita hanya menghamburkan
uang hanya untuk kepuasan sesaat saja dengan membeli smartphone yang tidak kita
butuhkan, belilah sebagai kebutuhan.

Contoh Paragraf Induktif

 Sekarang zaman ini perkembangan game sangat pesat, kita mengenal game PS 4 seperti
GTA, PES, FiFA dan Game yang bisa dimainkan di Smartphone. Bermain permainan
semacam itu memang sangat mengasyikkan,grafiknya yang sudah mendekati nyata
terlebih bisa Online dengan teman lainnya.
 Waktu demi waktu tak terasa kita tenggelam dalam permainan tersebut. Berbeda waktu
kita SD, mungkin kita hanya mengenal PS 1 dan grafiknya biasa-biasa saja atau
permainan di hp yang cuma berukuran paling besar 1MB.

Contoh Paragraf Campuran


 Dalam kehidupan ini kita tidak bisa hidup tanpa udara. Udara merupakan sumber
kehidupan di dunia ini selain air, silahkan kamu coba bagaimana rasanya menahan nafas
selama setengah jam, pasti tubuh kita melemah dan mau pingsan.
 Manfaat udara sangat banyak sekali, karena semua organ tubuh membutuhkannya seperti
otak, jantung, kulit dan lainnya.

Contoh Paragraf Ineratif


 Sudah hal biasa foto yang terpampang di media sosial seperti facebook, instagram, dan
twitter adalah foto anak SD bersama lawan jenisnya. Bahkan tak jarang juga foto mereka
yang diupload di sosmed masih menggunakan seragam sekolah dan berada di kelas.
Zaman sekarang anak SD semakin bejat saja. Tidak pernah belajar mereka seperti anak
jalanan yang tidak mendapat sedikitpun pelajaran atau didikan orang tua di sekolah
maupun di rumah.
 Hal ini kita bisa mengindikasikan bahwa banyak anak seumuran SD diberbagai daerah
kurang mendapatkan perhatian orang tuanya. Orang tua di sekolah maupun orangn tua di
rumah. Karena masih membolehklan membawa hp dan keluar dari pengawasan orang tua
mereka.”

Contoh Paragraf Narasi

 Elsa pergi mencari kayu bakar di hutan, Pada suatu pagi yang sangat cerah ia tak
sendirian karena ia pergi bersama sang Kakek. Dia berjalan pada suatu hutan yang lebat,
ia mendengar suara-suara hewan yang nyaring. Namun ia takut karena itu pengalaman
pertamanya untuk mencari kayu bakar di hutan.

Contoh Paragraf Persuasi

 Masalah lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun kita
sebagai masyarakat secara umum juga memiliki tanggung jawab seutuhnya untuk
menjaga kelestarian lingkungan. Kini sudah hampir kita rasakan bencana melanda
dimana mana malah tak sedikit korban yang terkena musibah tersebut Hal itu diakibatkan
oleh kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, gempa, dan lain sebagainya.
Maka sebab itu marilah kita bersama menjaga lingkungan tetap sehat agar bencana tidak
terjadi.
Contoh Paragraf Argumentasi

 Pada smk 2 Kasih Bunda telah dinobatkan menjadi suatu sekolah terbaik di Indonesia.
Banyak siswa berprestasi yang dicetak oleh sekolah ini.
 Semau itu telah terbukti dan telah melahirkan serta mencetak juara-juara Olimpiade yang
bermuara dari sekolah ini. Lebih dari itu, prestasi lain juga membanggakan selain di
bidang akademik, ada bidang lain yang juga menunjukkan prestasi seperti olahraga dan
kesenian.Prestasi yang cukup membanggakan tersebut tidak terjadi begitu saja, akan
tetapi semua itu karena latihan dan kerja keras dewan guru dan juga pihak komite sekolah
yang selalu berkomitmen untuk dapat menghasilkan anak didik dengan lulusan unggulan.

Contoh Paragraf Deskripsi

 Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi
wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota.
Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Untuk semua pengunjung , pada
sekarang ini Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang
berenang. Agar dapat selalu menjaga ekosistem kini pemerinta daerah Bali akan menata
dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif.
KONJUNGSI
A. Pengertian Konjungsi Secara Umum
Dalam pengertian sempit, konjungsi sering didefinisikan sebagai kata hubung. Konjungsi
merupakan salah satu tipe kohesi gramatikal yang biasanya dilakukan dengan menghubungkan
suatu unsur terhadap unsur lain dalam tulisan. Pengertian Konjungsi dalam KBBI adalah kata
maupun ungkapan penghubung antar frasa, antar kata, antar kalimat, dan antar klausa. Unsur
yang dirangkai atau dihubungkan seperti satuan lingual kata, klausa, frasa, kalimat serta unsur –
unsur lainnya seperti alinea/paragraf dengan penanda lanjutan serta topik pembicaraan dengan
penanda disjungtif.

Sebelum mempelajari tipe-tipe konjungsi, kita harus dapat memahami perbedaan dari kata,
klausa, dan kalimat terlebih dahulu.

 Kata

Kata merupakan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata terdiri dari
rangkaian huruf-huruf yang mengandung makna tertentu. Contoh : makan, canda, baca,dll

 Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, minimal terdiri atas satu subjek dan satu
predikat dan berpotensi menjadi kalimat. klausa lebih sederhana dibandingkan kalimat. Contoh
klausa : Paman sudah datang.

 Kalimat

Kalimat adalah kesatuan kata yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, terdiri atas
klausa. Kalimat lebih komplek dibandingkan klausa. Contoh : Tadi pagi saya membeli es krim
dan kue di supermarket.

B. Jenis-Jenis Konjungsi beserta contohnya


Tipe konjungsi atau penghubung pada sebuah wacana bervariasi. Berdasarkan perilaku sintaksis
(ilmu tata kalimat), konjungsi dibagi menjadi lima kelompok yaitu konjungsi koordinatif,
konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat dan konjungsi antarparagraf.
1. Konjungsi Koordinatif

Definisi konjungsi koordinatif berdasarkan KBBI adalah salah satu jenis konjungsi yang
menghubungkan klausa atau kata berstatus sama. Konjungsi koordinatif ialah konjungsi yang
merangkai dua kalimat ataupun lebih yang memiliki kedudukan setara/sederajat.

Berdasarkan sifat hubungannya, jenis-jenis konjungsi koordinatif meliputi :

a. Konjungsi koordinatif penambahan. Konjungsi yang dipakai yaitu dan, serta, beserta.

Contoh :

(1)Hanifa dan Halwa sedang bermain bersama.

(2)Nanda beserta keluarga bertamasya ke pantai

b. Konjungsi koordinatif perlawanan. Konjungsi yang dipakai yaitu tetapi, melainkan.

Contoh :

(1) Proyek renovasi Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya menghabiskan dana tetapi juga
mengganggu aktivitas pengguna maskapai.

(2) Sebenarnya bukan Parjo yang mencurinya melainkan adiknya.

c. Konjungsi koordinatif menyatakan pemilihan. Konjungsi yang dipakai yaitu atau.

Contoh:

Jika kamu menawarkan minum, Aku ingin kopi atau teh.

2. Konjungsi Subordinatif

Definisi konjungsi subordinatif berdasarkan KBBI konjungsi subordinatif sebagai salah satu
jenis konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Konjungsi
subordinatif ini menghubungkan dua unsur klausa yang memiliki kedudukan tidak sama/ tidak
sederajat. Maka, Kedudukan klausa satu sebagai klausa utama lebih tinggi daripada klausa ke
kedua yang manjadi klausa bawahan/ lebih rendah dari kalimat utama. Macam-macam konjungsi
subordinatif :

a. Jenis Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu

Konjungsi waktu dapat digunakan saat klausa subordinatifnya menerangkan waktu terjadinya
suatu peristiwa yang dinyatakan dalam klausa primer/utama. konjungsi waktu dapat dibedakan
menjadi:
a. Waktu batas permulaan, konjungsi yang dipakai sejak, sedari. Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Danu selalu tertarik pada mainan sejak ia mulai belajar merangkak.

(2)Rina sudah terbiasa hidup sederhana sedari dia masih muda.

b. Waktu bersamaan, konjungsi yang dapat digunakan antara lain : serta,(se)waktu, tatkala
ketika, selama, sambil, sementara, selagi dan seraya.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Begitu Ayah datang, dia memeluk adekku serta

(2)Tatkala fajar menyingsing, ayam jagoku berkokok kencang.

(3)Sebagian orang beriring-iringan menuju kantor sementara aku menuju sekolahan.

(4)Minumlah, selagi kopinya belum dingin.

(5)Aku menunggu suamiku datang seraya menghias kue ulang tahunnya.

(6)Ria menyanyi sambil bergoyang

(7)Maia sangat sedih sewaktu Ahmad Dani meninggalkannya.

(8)Raffi Ahmad akan selalu setia selama ia menjaga sikapnya.

c. Waktu berurutan, konjungsi yang biasa digunakan adalah sebelum, begitu, sesudah, seusai,
sehabis, setelah, selesai.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Sebelum minum obat, hendaknya kita makan terlebih dahulu.

(2)Sehabis bangun, ia langsung menuju dapur untuk memasak.

(3)Seusai pelantikan, Bupati Grobogan mengadakan open house.

(4)Heri mendaftar sebagai mahasiswa paska sarjana setelah lulus sarjana.

(5)Freelancer itu pingsan setelah seharian penuh di depan komputer.

(6)Begitu bel berbunyi, Aan bersorak kegirangan.

d. Waktu batas akhir, konjungsi yang biasa digunakan adalah sampai, hingga. Perhatikanlah
contoh berikut.
(1)Belajarlah sampai kamu memasuki liang lahat.

(2)Slank akan tetap di hatiku hingga mereka tak lagi berkarya.

b. Konjungsi subordinatif syarat

Konjungsi syarat terdapat di dalam sebuah kalimat yang dapat digunakan klausa subordinatifnya
menerangkan syarat terlaksanakannya suatu hal yang disebut di dalam klausa primer/utama.
Konjungsi yang biasa digunakan adalah : jika, asalkan, manakala, jikalau, kalau, apabila,
bilamana.

Perhatikanlah contoh berikut :

(1)Ayu Ting Ting tidak akan basah bilamana ia membawa payung.

(2)Inul tidak akan bangkrut, asalkan bisnis karaokenya tetap berjalan.

(3)Jikalau aku jadi bupati, akan ku bangun jalan layang di Kabupaten Grobogan

(4)Rahma akan datang memenuhi undangan kalau tidak ada halangan.

c. Konjungsi subordinatif pengandaian

Konjungsi pengandaian ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya
menerangkan kemungkinan terlaksananya suatu hal yang dinyatakan klausa primer/utama.
Konjungsi yang dapat digunakan : seandainya, sekiranya, andaikan,andaikata, umpamanya.

Perhatikanlah contoh berikut:

(1)Seandainya aku menjadi ketua FPI, aku tidak akan menggerakkan massa.

(2)Andaikata Jesika Kumala Wongso mengakui, kita akan mengetahui motif sebenarnya.

(3)Andaikan malam ini tidak hujan, bintang-bintang akan dapat kita saksikan.

(4)Umpamanya dia berlari kencang, ia tak akan tertinggal.

(5)Sekiranya saya lebih berhati-hati, kecelakaan ini tidak akan terjadi.

d. Konjungsi subordinatif pernyataan tujuan

Konjungsi subordinatif tujuan yang terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya
menerangkan suatu tujuan ataupun harapan dari suatu hal yang disebut dalam klausa
primer/utama. konjungsi yang dapat digunakan adalah biar, agar, supaya.

Perhatikanlah contoh berikut


(1)Kartika sengaja berdomisili di pulau papua agar dapat berwirausaha di sana.

(2)Fathur bekerja siang malam biar keluarganya hidup berkecukupan.

e. konjungsi subordinatif konsesif

Konjungsi konsesif ini terdapat pada kalimat majemuk ketika klausa subordinatifnya menyatakan
hal yang tidak akan dapat mengubah apapun yang dinyatakan oleh klausa primer/utama.
Konjungsi yang dapat digunakan adalah meskipun, biarpun, kandatipun, sekalipun, walaupun.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Walaupun berasal dari keluarga kaya, Fitria tidak pernah sombong.

(2)Kendatipun anak seorang pembantu, Habib tetap bersungguh-sungguh belajar.

f. Konjungsi subordinatif pembandingan

Konjungsi pembandingan ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya
menerangkan pembandingan, preferensi, kemiripan antara hal yang disebutkan pada klausa
primer/utama dengan hal yang disebutkan dalam klausa subordinatif tersebut. Konjungsi yang
biasa digunakan adalah laksana, alih-alih, sebagaimana, seakan-akan, sebagai, seolah-olah,
laksana, bak, ibarat, seperti.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Dia akan membantumu sebagaimana ayahnya juga telah membantu keluargamu.

(2)Manusia ibarat setitik debu di alam semesta ini.

g. Konjungsi subordinatif yang menerangkan akibat atau hasil

Konjungsi akibat atau hasil terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan
hasil atau akibat dari hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat
digunakan adalah akibatnya, sampai, hingga, sehingga, maka.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Biaya pengobatan RS Permata bunda sangat mahal sampai-sampai rumah beserta kiosnya
telah habis terjual.

(2)Penjual bakso di perempatan sana gulung tikar, akibatnya ia tak mampu membiayai kuliah
anak-anaknya.

(3)Kerja keras tidak akan menghianati hasil, maka muridku yang dulunya rajin telah menjadi
orang yang berkecukupan.
h. Konjungsi subordinatif yang menerangkan sebab

konjungsi sebab terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan sebab
maupun alasan terjadinya hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. konjungsi yang
digunakan sebab, oleh karena, karena.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Harga daging sapi di pasar Purwodadi melonjak sebab mendekati hari lebaran.

(2)Prestasi belajar Cici menurun karena ia memilih menonton TV ketimbang belajar.

i. Konjungsi subordinatif yang menyatakan Alat

Konjungsi alat terdapat dalam kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan alat yang
disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan dan tanpa.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Ferdi memancing ikan di sungai dengan menggunakan kail, sehingga hasil tangkapannya
tidak bergitu maksimal.

(2)Andre mengendarai motor tanpa menggunakan helm, sehingga polisi menegurnya.

j. Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara

konjungsi ini terdapat pada kalimat dimana klausa subordinatifnya mennerangkan cara/metode
pelaksanaan dari hal yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang digunakan
seperti pada konjungsi alat, yaitu dengan dan tanpa.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)kita seharusnya yakin dengan pertolongan dari Tuhan, semua persoalan akan bisa kita atasi.

(2)Pencari hiu berburu tanpa perduli dengan bahaya yang akan menimpa.

k.Konjungsi subordinatif Komplementasi

Konjungsi komplementasi ini menjadikan klausa subordinatifnya melengkapi hal yang


disebutkan oleh verba klausa primer/utama maupun oleh subjek, baik yang dinyatakan maupun
yang tidak. Konjungsi yang dapat digunakan adalah bahwa.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Dianya akan berfikir bahwa aku melakukan yang terbaik untuk menolongnya.
(2)Ayah dan ibunya mengatakan bahwa globalisasi harus disertai tekad kuat dan semangat untuk
menaklukkannya.

3. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menyatukan dua kata, frase atau klausa dan hubungan
kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Hubungan ini biasanya dapat dinyatakan dengan
memakai konjungsi :

 baik…maupun, contoh : Tak ada yang sempurna, baik aku maupun dia
 tidak hanya…tetapi, contoh : Rumah itu tidak hanya tinggi tetapi juga megah.
 demikian(rupa)…sehingga, contoh : Toko itu dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk
dikunjungi pembeli.
 apakah…atau…, contoh : aku tidak perduli apakah pulang atau pergi aku tetap menyayanginya.
 entah……entah…, contoh : dia akan menerima kadoku entah suka entah tidak

4. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat
yang lain. Konjungsi antarkalimat ini selalu diawali dengan kalimat baru serta menggunakan
huruf kapital pada awal kalimat (baca : jenis jenis kalimat). konjungsi antarkalimat yang biasa
digunakan meliputi:

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan kesediaannya untuk melakukan suatu hal. Konjungsi
yang biasanya digunakan yaitu demikian, biarpun, sungguhpun, begitu, sekalipun, demikian,
walaupun demikian.

Contoh : Puji memang selalu berbeda pendapat dengan adiknya. Walaupun demikian mereka
tetap menyayangi.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan lanjutan dari sebuah peristiwa maupun keadaan.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lalu, sesudah itu, kemudian, setelah itu.

Contoh : Putri melakukan perjalanan dari Semarang ke Salatiga dengan sepeda bus. Kemudian
dari Salatiga ia menaiki mobil menuju Yogyakarta.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan adanya suatu hal, keadaan atau peristiwa lain di luar
hal yang telah disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lagi pula,
tambahan pula, selain itu.

Contoh : Campurkan gula dan kopi ke dalam gelas. Selain itu masukkan pula susu kedalamnya.

 Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari hal yang diterangkan sebelumnya.
Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu sebaliknya.
contoh : Kukira wisata Goa Kreo Semarang akan menyenangkan untuk kami. Sebaliknya kondisi
yang tidak terawat membuat kami sesegera pergi dari tempat wisata tersebut.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan situasi/keadaan sebenarnya. Konjungsi yang dapat


digunakan yaitu sesungguhnya, bahwasannya.

Contoh : Kita tidak akan pernah melupakan pahlawan. Bahwasanya para pejuang kemerdekaan
itu menyerahkan jiwa raganya kepada bangsa.

 Konjungsi antarkalimat yang dapat menguatkan situasi/keadaan yang disebutkan sebelumya.


Konjungsi yang dapat digunakan yaitu malahan, bahkan.

Contoh : Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula. Bahkan seringkali balasannya
melebihi apa yang kita bayangkan sebelumnya.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan pertentangan kondisi/keadaan yang disebutkan


sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu akan tetapi, namun.

Contoh : Jalan raya Purwodadi hampir di perbaiki setiap tahun sekali. Akan tetapi kondisi tanah
yang mudah retak menjadikannya mudah rusak.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan konsekuensi. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu
dengan demikian.

Contoh : Korea Selatan berkembang dengan sangat cepat. Dengan demikian produk teknologi
impor yang berasal dari sana dijumpai di berbagai tempat.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan akibat. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu oleh
sebab itu, oleh karena itu.

Contoh : Kita tidak akan pernah tau masa depan kehidupan seseorang. Oleh karena itu jangan
pernah meremehkan orang bodoh sekalipun.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan peristiwa yang mendahului suatu hal yang
disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sebelum itu.

Contoh : Jokowi menjadi Presiden Indonesia sejak tahun 2014. Sebelum itu, Susilo Bambang
Yudhoyono telah memimpin Indonesia selama 2 periode.

 Konjungsi antarkalimat yang menerangkan keeklusifan dari suatu hal yang disebutkan
sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu kecuali itu.

Contoh : Mayoritas orang bangga memiliki rumah mewah. Kecuali itu, Andi memilih untuk
memiliki rumah yang sederhana.
5. Konjungsi Antarparagraf

Konjungsi antarparagraf mengawali suatu paragraf (baca : jenis jenis paragraf) yang
berhubungan dengan paragraf sebelumnya didasarkan pada kandungan makna di paragraf
sebelumnya.

Konjungsi antarparagraf yang biasa digunakan yaitu adapun, mengenai, akan hal, dalam pada
itu. Selain itu, konjungsi antarparagraf yang biasanya terdapat dalam cerita sastra lama yaitu
alkisah, sebermula, arkian, syahdan.

Perhatikanlah contoh berikut.

Eksistensi bioteknologi konvensional belum kalah dengan bioteknologi modern.


bioteknologi konvensional memang menggunakan bahan dan alat sederhana dalam
memaksimalkan hasil untuk produk tertentu. Namun, produk-produk yang dihasilkan masih
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bioteknologi konvensional menghasilkan produk-produk
konsumtif seperti tempe, kecap, tauco, tape, dll.

Adapun bioteknologi modern, termasuk di dalamnya rekayasa genetika menggunakan alat


yang canggih dan harus benar-benar dilakukan oleh ahlinya. Faktanya bioteknologi modern
memberikan hasil produk yang lebih efektif dan efisien. Beberapa produk hasil dari bioteknologi
modern yaitu vaksin, penisilin, enzim, insulin, dll.

Konjungsi menjadi bagian yang urgen dalam membentuk sebuah wacana khususnya dalam
tulisan baik fiksi maupun non fiksi. Ketepatan pemilihan konjungsi menjadikan hubungan
antarkalimat, antarklausa, atau antarparagraf menjadi padu sehingga memudahkan kita dalam
memahami ide yang penulis sampaikan. Semoga wacana konjungsi pengertian dan contohnya di
atas bermanfaat.
OBSERVASI
A. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan
sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan observasi juga disebut teks
klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

Menggambarkan ciri, bentuk, atau sifat umum seperti benda, hewan, manusia, tumbuh-
tumbuhan, atau peristiwa yang terjadi di alam semesta kita. Teks hasil observasi bersifat
faktual atau berdasarkan fakta yang ada.

Tujuan teks ini

 Mengatasi suatu persoalan.


 Menemukan teknik atau cara terbaru.
 Mengambil keputusan yang lebih efektif.
 Melakukan pengawasan dan/atau perbaikan.
 Mengetahui perkembangan suatu permasalahan.

Fungsi teks ini:

 Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.


 Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan dan/atau pemecahan masalah dalam
pengamatan.
 Sarana untuk pendokumentasian.
 Sebagai sumber informasi terpercaya.

Ciri-ciri teks hasil observasi:

 Bersifat objektif, global, universal.


 Objek yang akan dibicarakan/dibahas adalah objek tunggal.
 Ditulis secara lengkap dan sempurna.
 Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
 Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti kebenarannya.
 Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat.
 Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di
dalamnya.

Sifat teks laporan ini:

 Bersifat Informatif.
 Bersifat Komunikatif.
 Bersifat Objektif.
B. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Terdapat 2 struktur utama yang membangun teks LHO sehingga menjadi satu kesatuan, struktur
teks nya yaitu:

1. Pernyataan umum (klasifikasi): merupakan pembuka atau pengantar mengenai hal yang
dilaporkan. Di tahap ini akan disampaikan bahwa benda-benda di dunia bisa diklasifikasikan
berdasarkan kriteria persamaan dan perbedaan.
2. Anggota/aspek yang dilaporkan: merupakan bahasan atau rincian tentang objek yang diamati.

Struktur lain dari teks laporan observasi:

1. Definisi Umum: merupakan pembukaan yang berisi pengertian mengenai sesuatu yang dibahas
didam teks.
2. Definisi Bagian: merupakan bagian yang berisi ide pokok dari setiap paragraf (penjelasan rinci).
3. Definisi Manfaat: merupakan bagian yang menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan
4. Penutup: merupakan bagian rincian akhir dari teks.

C. Ciri Bahasa
Ciri bahasa atau kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks ini:

1. Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.


2. Menggunakan verba relasional, seperti : ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk,
meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain
3. Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti : bertelur, membuat, hidup,
makan, tidur, dan sebagainya.
4. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan, serta), perbedaan (berbeda
dengan), persamaan (sebagaimana, seperti halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun),
pilihan (atau).
5. Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian
aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
6. Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti : herbivora, degeneratif, osteoporosis,
mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.

D. Bagaimana Langkah Menyusun Teks LHO?


Langkah-langkahnya:

1. Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.


2. Membuat kerangka teks yang condong ke pembuatan gagasan utama sesuai dengan hasil
pengamatan.
3. Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali dengan paragraf
pernyataan umum lalu ke bagian isi. Setelah membuat klasifikasi secara umum, langkah
berikutnya yaitu menjabarkan klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan
4. Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal atau salah penulisan, segera
perbaiki kembali.

Nah kamu juga harus memenuhi syarat atau kriteria teks laporan hasil observasi agar dianggap
baik dan benar serta ideal, berikut ini syaratnya:

 Mempunyai susunan struktur teks yang urut dan lengkap.


 Dalam struktur teks tidak mempunyai kesimpulan/penutup.
 Di dalam teks tidak ada opini dari penulis.
 Teks menjelaskan sebuah informasi berdasarkan fakta.
Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Terdapat 2 versi mengenai struktur dari teks ini, ada yang bilang terdapat 2 struktur saja dan ada juga
yang bilang terdapat 4 struktur. Nah mana yang benar? kita jabarkan terlebih dahulu satu persatu.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Versi 1

Terdapat 2 struktur utama yaitu:

1. Pernyataan umum (klasifikasi): merupakan bagian pembuka atau pengantar tentang hal yang
dilaporkan. Pada tahapan ini akan disampaikan bahwa benda-benda di dunia bisa
diklasifikasikan berdasarkan kriteria persamaan dan perbedaan.
2. Anggota/aspek yang dilaporkan: merupakan bahasan atau rincian tentang objek yang sedang
diamati.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Versi 2


Terdapat 4 struktur utama yaitu:

1. Definisi Umum: merupakan pembukaan yang berisi pengertian tentang suatu hal yang tengah
dibahas di dalam teks.
2. Definisi Bagian: merupakan bagian yang berisi ide pokok dari setiap paragraf (penjelasan rinci).
3. Definisi Manfaat: merupakan bagian yang menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan
4. Penutup: merupakan bagian rincian akhir dari teks.
MAKALAH
BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :
Nama : Rizki Anggita
Kelas : X IPS 2
SMA Negri 1 Gunungsitoli
T.P 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai