Anda di halaman 1dari 18

MENULIS PARAGRAF

KELOMPOK 2
Anggota :
Jara Arma Putri
Muhammad Dimas Alfarizi
Jidan Almadani
Karimuddin
Martha Suraji
01 | Pengertian Paragraf
Table of 02 | Macam-macam Paragraf

contents.
03 | Unsur-unsur 04 | Syarat-Syarat
Paragraf Pembentukan Paragraf
1. Pengertian paragraf
Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat
yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini. Kegunaan
dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan
gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf memudahkan pembaca untuk
memahami bacaan secara menyeluruh. Panjang dari satu paragraf adalah beberapa
kalimat.Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan oleh cara pengembangan dan ketuntasan
uraian gagasan yang disampaikan. Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat menentukan
kualitas dari bacaan. Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam kalimat
topik. Selain itu, terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf juga
berfungsi untuk mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah
untuk dipahami oleh pembaca.Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf
yaitu adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang
tidak berubah-ubah.
2. Macam-macam
Paragraf
Paragraf terbagi beberapa bagian, yaitu :
Paragraf Naratif
Paragraf Deskriptif
Paragraf Ekspositif
Paragraf Persuasif
Paragraf Argumentatif
1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara
kronologis dan memiliki alur gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya digunakan
sebagai media dalam teknik menulis yang menuntut penggambaran alur cerita yang runtut
dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif biasanya banyak digunakan dalam teks fiksi yang
menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya.
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang pelaku,
ada waktu dan latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam jenis paragraf
naratif adalah urut atau kecenderungan memiliki alur yang jelas, misalnya alur maju.
Jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi
ekspositoris dan narasi sugestif. paragraf narasi ekspositoris menampilkan informasi
peristiwa yang tepat untuk pembaca ketahui. Sedangkan paragraf narasi sugestif
menampilkan kisah fiksi yang sifatnya imajinatif.
2. Paragraf Deskriptif
Paragragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek dalam
teks dengan lengkap dan jelas sehingga pembaca mendapat gambaran objek dengan nyata.
Teknik menulis paragraf ini mengandalkan indra, jadi pembaca seolah-olah bisa benar-
benar melihat, mendengar, meraba, merasa objek yang diceritakan dalam paragraf. Objek
yang yang dideskripsikan dalam paragraf dapat berupa manusia, benda, tempat, waktu atau
masa, dan sebagainya.
Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang,
makhluk, tempat dan sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang ditampilkan
merupakan hasil indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan)
sang penulis. jenis paragraf ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap
pembaca dan memicu imajinasi mereka tentang cerita tersebut.
3. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu
peristiwa dengan tujuan menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis paragraf ini
yakni menyajikan peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan
memberitahukan informasi tertentu agar pembaca mengetahuinya. Jenis paragraf ini
mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When, Why, dan How). Gaya penulisan pada
jenis paragraf ekspositif adalah bersifat informatif.
Bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf ekspositif dapat pula
menginformasikan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra. Jenis paragraf ekspositif
memiliki ciri-ciri menampilkan definnis dan menampilkan langkah-langkah , metode atau
cara melakukan sesuatu tindakan. Jenis paragraf ekspositif antara lain eksposisi definisi,
klasifikasi, proses, ilustrasi, berita, pertentangan, perbandingan, dan analisis.
4. Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk
membujuk atau mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud sang penulis.
Struktur paragraf persuasif memiliki unsur ajakan, anjuran, atau pemberitahuan pada
pembaca dengan maksud tertentu. dalam paragraf ini sang penulis perlu menampilkan
bukti, data dan fakta untuk menyakinkan pembaca.
Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran manusia
dapat diubah dan dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus berhasil meyakinkan
pembaca, yakni menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara
penulis dan pembaca. Hal ini agar maksud dari teks dapat tersampaikan seutuhnya. Dalam
jenis paragraf persuasif data dan fakta menjadi hal penting yang perlu digali oleh penulis
agar teks yang mereka hasilkan berkualitas, alih-alih mengajak pembaca tetapi juga
memberi mereka pengetahuan yang luas.
Paragraf ini pada umumnya dapat ditemukan pada penulisan berita
yang ada pada media.
5. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide, gagasan, atau
pendapat dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai dengan data dan fakta. Dalam jenis
paragraf ini penulis mengutarakan pendapat beserta alasannya.
Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide , gagasan, atau pendapat sang
penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang
padat terhadap sesuatu agar pembaca percaya.
Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari pengamatan, analisis, atau
pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat kesimpulan.
Jenis paragraf Argumentasi memiliki tiga pola, yakni pola analogi, pola generalisasi, dan
pola hubungan sebab akibat.
Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif dengan pola generalisasi
menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan
sejumlah data dan fakta. Sedangkan paragraf argumentatif dengan pola hubungan sebab akibat
menampilkan fakta khusus yang menjadi penyebab dan akan menghasilkan kesimpulan
tertentu sebagai akibat.
3. Unsur-unsur
Paragraf
Unsur-unsur paragraf dibagi beberapa bagian, Yaitu :
Topik atau gagasan utama
Kalimat utama
Kalimat penjelas atau kalimat pendukung
Konjungsi
1. Topik atau gagasan utama
Unsur ini adalah fokus atau jantung dari sebuah paragraf. Topik atau gagasan
utama adalah ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Intinya, gagasan
utama “layaknya jiwa” yang menghidupkan paragraf agar menarik di mata pembaca.
2. Kalimat utama
Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat utama
adalah kalimat yang berisi gagasan utama. Kalimat utama biasanya diletakkan di awal atau
akhir paragraf. Kalimat utama bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat
pendukung lainnya.
Contoh kalimat utama : "Gunung Merapi adalah salah satu gunung api teraktif di
Indonesia".
3. Kalimat penjelas atau kalimat pendukung
Kalimat penjelas atau kalimat pendukung adalah kalimat yang berfungsi mengembangkan dan
memperkuat gagasan yang disampaikan pada kalimat utama. Kalimat penjelas bisa berupa data pelengkap,
seperti opini, fakta, atau data valid. Contohnya : “Gunung Merapi terletak di wilayah Magelang, Jawa
Timur. Karena termasuk gunung api yang aktif, maka sewaktu-waktu gunung ini bisa meletus. Letusan
Gunung Merapi yang paling hebat tercatat pada 2010 yang memakan sekitar 330 korban jiwa”
4. Konjungsi
Unsur paragraf berikutnya adalah konjungsi. Konjungsi adalah kata sambung atau kata
penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia ada dua jenis, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi
antarkalimat.
Konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata,
frasa dengan frasa, serta klausa dengan klausa dalam satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”,
“sebelum”, dan lain-lain.
Contohnya: “Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi ke Malang”.
Berbeda dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang
menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf. Misalnya, “Jadi”, “Oleh karena itu”, “Namun”.
Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita harus membawa payung di tas
saat sedang ke luar rumah”
4. Syarat-Syarat
Pembentukan Paragraf
A). Setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran atau gagasan utama. Pikiran-
pikiran lainnya dalam sebuah paragraf hanya melengkapi pokok pikiran utaman tadi.
B). Setiap paragraf harus memiliki kesatuan (kohesi). Maksudnya, dalam sebuah paragraf
tidak boleh terdapat penjelasan-penjelasan yang saling bertentangan. Kesatuan dalam
paragraf menjelaskan bahwa seluruh kalimat yang membina paragraf tersebut secara
bersama-sama menyatakan satu pokok pikiran atau gagasan.
C). Setiap paragraf harus memiliki koherensi dan kesinambungan. Agar ada
pengembangan yang baik dalam sebuah paragraf, paragraf tersebut harus dipelihara
keeratan hubungan antarkalimatnya serta tidak terdapat loncatan-loncatan pikiran yang
dapat membingungkan pembaca atau penyimpangan dari pokok pikiran utama. Dengan
kata lain, kepaduan (koherensi) dapat diartikan sebagai keserasian hubungan timbal balik
antarkalimat yang membentuk suatu paragraf.
Kohesi dan Koherensi
Kohesi merupakan istilah yang digunakan dalam wacana yang membahas hubungan antarunsur dalam
kalimat (paragraf/alinea/wacana). Paragraf yang memenuhi syarat kohesi disebut dengan istilah kohesif
yang berarti utuh.
Perhatikan contoh berikut.
Anak terpeleset jatuh ke sungai. Beberapa orang lewat di tempat itu mencoba menolongnya.
Jika kita membaca contoh tersebut, seperti ada beberapa kata kunci yang kurang. Ketika
membaca kalimat pertama, timbul pertanyaan di benak kita, Anak yang mana? Berapa anak yang
terpeleset? Demikian pula pada kalimat kedua. Kalimat tersebut sangat tidak efektif. Orang lewat artinya
orang berlalu. Namun, pada kalimat kedua tersebut orang lewat mencoba menolong. Bagaimana caranya?
Contoh kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai kalimat yang tidak kohesif. Oleh karena itu, kalimat
tersebut perlu diperbaiki sebagai berikut.
Anak itu terpeleset, lalu jatuh ke sungai. Beberapa orang yang sedang lewat di tempat itu mencoba
menolongnya.
Selain kohesif, sebuah paragraf juga harus koheren, yakni memiliki kepaduan antarbagian-
bagiannya (ide, pikiran, atau gagasan) yang terkandung di dalamnya. Paragraf yang utuh belum tentu padu.
Oleh sebab itu, selain kohesif sebuah paragraf juga harus koheren.
Cukup sekian dari kelompok kami.
Bila ada kekurangan mohon kritik
dan sarannya agar kelompok kami
bisa terus berprestasi.
Thank you all!
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai