Bahasa Indonesia
Nama Dosen :
I Gusti Agung Diah, S.Pd., M.Pd
OM SWASTYASTU
Pertemuan ke X
Pokok Bahasan :
Menyusun dan Menafsirkan Paragraf yang Baik
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki suatu gagasan utama.
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang biasanya mempunyai satu ide pokok dan cara penulisannya
sedikit menjorok ke bagian dalam atau menggunakan garis baru. Nama lain dari paragraf adalah
alinea. Paragraf terdiri dari beberapa jenis, mulai dari jenis paragraf berdasarkan isinya fungsinya dan
juga peletakan gagasan utama dari sebuah tulisan.
Paragraf dibentuk melalui perjuangan seorang penulis dengan menemukan topik utama, kemudian
merangkai topik tersebut dengan kata-kata menjadi suatu kalimat. Kalimat tersebut saling berkaitan
satu sama lain sehingga memiliki makna yang utuh. Kalimat tersebut disusun secara konsisten
berdasarkan topik yang diulas, sehingga terbentuklah suatu paragraf yang dapat dipahami pembaca.
Paragraf secara umum merupakan bagian dari suatu bab pada sebuah karangan
bebas atau karya ilmiah. Paragraf juga sering disebut sebagai alinea. Paragraf dibuat agar
mempermudah pembaca dalam memahami perbedaan alinea dan paragraf meskipun artinya
hampir sama.
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan yakni suatu paragraf harus dibangun dengan satu pikiran yang jelas.
Satu pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk pikiran pokok dan beberapa pikiran jelas.
Hubungan pikiran yang satu dengan pikran lainnya menandakan bahwa paragraf tersebut
sudah mempunyai kesatuan
2. Kepaduan (Koherensi)
Fungsi Paragraf
atau ide yang mempunyai alasan yang mendukung. Ciri-cirinya yakni Kalimat utama
berupa suatu pendapat atau gagasan yang disampaikan oleh penulis. Pendapat yang
disampaikan biasanya berupa suatu hal yang menarik pembacanya dan menciptakan
alasan yang kuat dan didukung oleh fakta, contoh, data statistic, grafik untuk lebih
meyakinkan pembacanya. Dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang logis dan
bantuan, tetapi tetap saja para murid harus membayar beberapa biaya untuk keperluan
sekolah, seperti baju, buku, dan lain – lain. Mahalnya biaya pendidikan ini tidak hanya
sebatas pada sekolah dasar saja, tetapi hingga di perguruan tinggi. Bahkan biaya untuk
menempuh pendidikan di kampus amat sangat mahal karena pemerintah tidak memberikan
bantuan langsung kepada perguruan – perguruan tinggi. Banyak anak – anak yang sesudah
lulus dari SMA lebih memilih untuk mencari pekerjaan saja daripada melanjutkan di
terkonsentrasi kepada orang yang mampu saja. Sedangkan bagi orang yang kurang mampu,
Paragraf persuasi yaitu suatu paragraf yang berisi ajakan yang mempunyai tujuan supaya
pembaca melakukan tindakan. Paragraf persuasi mempunyai alasan-alasan yang kuat disertai dengan
data dan fakta. Paragraf ini berusaha meyakinkan pembacanya untuk melakukan atau mempercayai
yang ditulis oleh penulis. Paragraf persuasi banyak memakai kata-kata ajakan seperti ayo, mari dan
“Pendidikan merupakan hal yang paling penting di dalam hidup ini ,baik pendidikan formal atau
informal. Dengan pendidikan kita bisa mendapatkan dan menjadi apapun yang kita inginkan.
Pendidikan juga dapat mengarahkan kita ke kehidupan yang lebih baik. Pendidikan bisa kita raih
dengan belajar yang giat baik di sekolah, di rumah maupun di tempat-tempat lain. Bila kita tidak belajar
dengan serius dan giat, tentunya apa yang kita lakukan hanyalah sia-sia karena tidak ada yang bisa
dicapai dengan perbuatan yang tidak sungguh-sungguh. Akibatnya kita tidak dapat menggapai citi-cita.
Oleh sebab itu, marilah belajar dengan giat dan sungguh-sungguh agar kita dapat mencapai cita-cita.”
MENULIS PARAGRAF YANG BAIK DAN EFEKTIF
Menulis sebuah paragraf yang baik memang ada aturan dan seninya. Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang berkaitan erat antara kalimat satu dan lainnya.
Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu, sehingga makna yang
dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Nah, kamu bisa mengenali
sebuah paragraf yang baik kalau ia punya beberapa karakteristik berikut ini.
Setiap paragraf punya makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang sesuai dengan ide
pokok keseluruhan karangan. Dalam setiap paragraf hanya ada satu pokok pikiran.
menjadi berbagai jenis. Pertama, paragraf yang dijadikan sebagai susunan isi
buku dapat dituliskan dalam bentuk narasi. Paragraf narasi berisi cerita atau
pemaparan mengenai suatu hal yang terjadi. Kemudian paragraf juga bisa
dengan detail. Tidak hanya itu, paragraf juga bisa dikembangkan dalam
fakta, statistik, dan alasan. Jadi, paragraf bisa menjelaskan suatu kenyataan
atau definisi. Biasanya paragraf seperti ini ditampilkan pada bagian awal
Paragraf definisi juga akan berisi pendapat ahli tentang pengertian suatu hal.
terjadinya sesuatu atau yang berisi data. Ada juga paragraf yang dipaparkan
dibandingkan dengan hal lain atau sesuatu yang dirasa tidak familiar.
Dalam teknik menulis, penulis bisa juga menggunakan paragraf analogi,
klasifikasi, atau sebab-akibat. Paragraf analogi akan berisi penjelasan mengenai kesamaan
sebuah konsep yang sulit dipahami dengan konsep yang konkret dan mudah dipahami.
Selanjutnya, penulis bisa menggunakan paragraf klasifikasi untuk mengelompokkan
objek, fakta, atau ide yang didasarkan pada suatu sistem tertentu. Di samping itu, penulis
juga sangat bisa menggunakan paragraf sebab-akibat untuk menunjukkan adanya
hubungan antara sebuah kejadian dengan kejadian yang lain kepada pembacanya.
Paragraf apapun yang dipilih penulis dalam teknik menulis buku sebaiknya berisi satu
gagasan. Nantinya gagasan tersebut juga perlu dipaparkan sampai pembaca bisa
menangkapnya. Paragraf yang berisi lebih dari satu gagasan terkesan tidak fokus. Selain
itu, inti dari paragraf juga akan sulit ditentukan.
Di samping itu kalimat-kalimat dalam paragraf juga perlu dituliskan dengan mudah.
Dalam konteks ini, mudah berarti mengalir dan enak dibaca, menggunakan frasa transisi,
dan mengandung pengulangan kata kunci. Kalimat yang mudah maksudnya tidak terlalu
panjang, sederhana, ringkas, tetapi lebih mudah dipahami.
Kemudian kalimat juga perlu dituliskan dalam bentuk yang efektif. Artinya, penggunaan
kata-kata yang berlebihan dan tidak memiliki makna tidak diperkenankan. Kata-kata yang
tidak perlu ditambahkan juga sebaiknya dihindari. Selain itu, penulis juga perlu
mengurangi kata-kata yang boros dan menghapusnya, selama tidak mengurangi makna atau
inti dari kalimat tersebut.
Ketika dikembangkan menjadi rangkaian kata-kata pembentuk suatu paragraf, kalimat bisa
juga disusun berdasarkan aspek kronologi atau kelogisan. Kalimat yang kronologis akan
dituliskan sesuai dengan urutan atau tatanan waktu. Sementara itu, kalimat yang logis lebih
bersifat masuk akal atau rasional. Selebihnya, kalimat yang logis ini bisa dipaparkan dari
hal-hal yang sederhana ke kompleks.
Kalimat-kalimat yang disusun dengan memerhatikan aspek kesederhanaan dan
kompleksitas itu bisa dituliskan dengan memberikan gambaran umum lalu mendetail.
Dengan kata lain, penulis bisa menjelaskan aspek-aspek yang mudah ke aspek yang lebih
sulit, tidak kontroversial ke kontroversial, dan sebagainya. Penulis juga bisa memulai dari
hal-hal yang mendasar ke hal-hal yang sifatnya mudah diterima ke berbagai hal yang perlu
membawa pembaca untuk turut berpikir.
Dalam teknik menulis buku, penulis bebas meletakkan kalimat topik dalam
suatu paragraf di awal, tengah, dan akhir paragraf, tergantung tujuan penulis. Kalimat
topik juga sebaiknya berisi sebuah inti paragraf yang kuat, yang bisa ditemukan dan
dipahami pembaca setelah menerima buku di tangan. Selanjutnya dalam menuliskan
kalimat penjelas, penulis perlu melihat kesamaan inti kalimat dengan topik. Ia juga perlu
menulis berbagai kalimat yang menyatakan fakta, contoh, atau rincian yang mendukung
inti dari paragraf. Penulis juga sebaiknya tidak menuliskan kalimat-kalimat yang tidak
relevan dengan kalimat topik.
Setelah kita pahami bersama, ternyata menulis paragraf yang baik tidak sekedar
menuliskan kata-kata sehingga membentuk alinea. Ada tata cara penulisan yang perlu
diterapkan untuk menuliskan paragraf-paragraf yang efektif dan dipahami oleh para
pembaca. Pemahaman mengenai penulisan paragraf ini penting bagi orang-orang yang
menulis buku agar mereka tidak sembarangan dalam menuliskan kalimat demi kalimat.
Harapannya, setelah kita memahami ulasan mengenai penulisan paragraf di
atas, kita dapat memperbaiki cara menulis yang selama ini masih belum sempurna.
Selain itu, kita juga akan lebih mudah menentukan jenis paragraf yang cocok untuk
menulis isi buku. Di samping itu, kita juga akan mengetahui cara-cara menyusun
kalimat yang memiliki ide utama sebagai kalimat topik. Kita juga bisa belajar
menuliskan kalimat-kalimat topik sehingga dalam paragraf terdapat inti yang bisa
dipahami.
Tentunya teknik menulis juga akan semakin baik jika penulisan paragrafnya dengan
baik. Penulis nantinya akan menghasilkan tulisan yang lebih berkualitas jika ia
memerhatikan cara-cara penulisan paragraf yang efektif. Dari pemahaman yang
mendasar tetapi penting ini, penulis akan melihat adanya dampak bagi isi buku yang
ditulis. Ia pasti akan menghasilkan tulisan yang lebih bagus. Tidak hanya sekedar bagus,
tulisannya juga akan dipahami oleh lebih banyak orang. Belum lagi jika ia juga menulis
buku dengan bahasa atau penjelasan yang menarik. Pastinya akan ada lebih banyak
orang yang menggemari dan membaca bukunya hingga selesai.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM