Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu bidang yang telah berkembang pesat

diseluruh lapisan masyarakat indonesia dan juga dinegara-negara lainya di dunia,

tanpa membeda bedakan agama,usia,negara maupun aliran politik. olahraga bukan

lagi Cuma berfungsi untuk menuju hidup sehat jasmani, tapi sekarang olahraga

sudah menjadi salah satu profesi yang menjajikan dan dapat menjadi mata

pencarian bagi seorang olahragawan yang beprestasi.

Pencapaian prestasi dalam olahraga bukanlah pekerjaan yang

mudah,dibutuhkan usaha yang maksimal untuk mencapai prestasi tersebut. Oleh

karena itu, untuk mencapai dan menigkatkan prestasi dalam olahraga perlu

pembinaan dan pengembangan olahragawan secara terencana,berjenjang,dan

berkelanjutan oleh pelatih, pemerintah, masyarakat dan organisasi lainya. hal

tersebut sesuai dengan undang-undang republik indonesia nomor 3 tahun 2005

tentang sistem keolahragaan nasional,pasal 27 ayat 1-4 tentang pembinaan dan

pengembangan olahraga prestasi yaitu:

1. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan

diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada peringkat daerah

nasional,dan internasional
2

2. Pembinaan olahraga dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga,baik

pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah

3. Pembinaan dan pengembangan prestasi bagaimana dimaksud pada ayat 1

dan ayat 2 dilakukan oleh pelatih yang memiliki kualifikasi dan sertifikat,

kompetensi yang dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan dengan

pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Pembinaaan dan pengembangan olaharaga prestasi dilaksananakan dengan

memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan serta

pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan

menyelenggarakan kompetesi secara berjenjang den berkelanjutan.

Bola voli yang muncul dikalangan masyarakat. hampir disetiap

kecamatan, kabupaten maupun kota ada lapangan bola voli dan pertandingan-

pertandingan bola voli pun sering diadakan 2 bulan sekali, seperti pertandingan

antar club, kota dan kabupaten masing-masing tim pasti menginginkan prestasi

terbaik untuk atlet-atletnya.

Untuk mencapai prestasi yang baik dalam olahraga bola voli dibutuhkan

pembinaan, sarana dan prasarana, ketekunan dan kemauan yang kuat,

penguasaaan teknik dan taktik, mental yang kuat, dan pengalaman latihan maupun

pertandingan yang cukup lama seperti yang dikemukan harsono (2004:177).

Prestasi tergantung perencanaan yang well-organized dan yang di dasarkan pada

prinsip dan metodologi pelatih yang benar.


3

Ada beberapa teknik permainan bola voli yaitu servis ,passing bawah,

passing atas, smash dan block salah satu teknik yang dominan digunakan pemain

utnuk menyerang atau mematikan bola kedaerah lawan adalah dengan teknik

smash. Menurut pranatahadi (2007:31) smash adalah tindakan memukul bola ke

lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas jaring net sehingga

mengakibatkan pihak lawan sulit mengembalikannya.

Selain teknik smash , teknik blok (bendungan) juga membutuhkan

loncatan yang tinggi. Menurut (yunus,1992:109) “blocking ialah teknik menutup

laju bola pada saat bola berada di atas net. Dengan tujuan mengembalikan bola

secara lansung ke daerah permainan lawan. Untuk dapat melakukan smash dan

block yang baik dalam permainan bola voli. Block ialah meloncat tinggi dekat

jaring net dalam usaha menahan /memantulkan bola yang dismash oleh lawan.

untuk dapat melakukan smash dan block yang baik dalam permainan bola voli.

seseorang pemain harus mempunyai lompatan yang baik.

Defence adalah seorang pemain dapat digolongkan berani terjun dalam

permainan dengan penuh keberanian dan ketabahan, sudah memperkembangkan

kemampuanya untuk menahan dan mengimbangi smash-smash pihak lawan.

Passing juga di butuhkan seorang dalam permainan bola voli. Passing adalah

upaya seorang pemain dengan mengunakan suatu teknik tertentu untuk

mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan

sendiri.

Oleh karena itu atlet harus mempunyai lompatan yang baik dalam cabang

olahraga bola voli sangat penting dimiliki dan ditingkatkan oleh setiap pemain
4

dalam permainan bola voli untuk melakukan smash yang tepat sasaran dalam

permainan bola voli untuk mencari point .

Berdasarkan pengamatan penulis, klub bola voli di kabupaten kerinci salah

satunya klub bola voli mitra jaya yang merupakan salah satu klub bola voli yang

terletak di koto tengah yang dibina oleh pelatih yang bernama Reza Okta putra.

klub mitra jaya ini berdiri pada tanggal 6 januari 2007 di dirikan oleh Yosi

irawan, prestasi 10 tahun terakhir pada klub mitra jaya ini sangat baik, klub mitra

jaya pernah menjadi juara bupati cup kabupaten kerinci pada tahun 2013. Dan

menjadi juara-juara antar desa di kecamatan kayu aro. Tetapi pada saat sekarang

ini prestasi pada klub mitra jaya menurun, hal ini dapat di lihat pada saat sekarang

ini tidak pernah juara lagi, kurangnya pengalaman dari pelatih tentang latihan

jump to box dan knee tuck jump.

Faktor yang menjadi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

- Kurangnya lompatan atlet bola voli mitra jaya kerinci.

- Banyaknya pemain bola voli club mitra jaya kerinci yang kesulitan untuk

mengarahkan bola ke tempat sasaran yang lebih tepat untuk mencari point saat

bertanding.

- Kurangnya variasi latihan, monoton.

Klub mitra jaya kerinci ini rutin melaksanakan latihan setiap hari selasa

dan jum’at latihan di mulai jam 15:30 WIB. Sedangkan pada hari minggu latihan

di mulai dari jam 07.00 WIB. Klub mitra jaya dalam pembinaan sudah dilakukan

secara bertahap dan secara pelaksaannya masih banyak pemain yang mengalami
5

kesulitan dalam melakukan lompatan vertical, dalam melakukan smash, lompatan

pemain masih kurang tinggi dan masih banyak pemain dalam melakukan smash

bola tidak mampu menyebrang dari net, dan bola tidak tepat sasaran pada daerah

lapangan atau keluar dari lapangan permainan bola voli. Hal tersebut di karenakan

lompatan pemain tersebut kurang tinggi sehingga untuk mengarahkan bola ke

tempat sasaran yang lebih tepat untuk mencari point disaat bertanding pemain

banyak yang kurang bisa.

Latihan fisik sangat di butuhkan untuk melakukan lompatan seperti smash

(penyerangan), blocking (bertahan) service. Para pelatih berupaya mempersiapkan

bentuk latihan yang akan di terapkan guna melatih tingginya lompatan. Lompatan

dapat dilatih dengan latihan jump to box, knee tuck jump, lateral hurdle jump,

skipping, ring jump,depth jump yang belum optimal.

Dari faktor-faktor rendahnya lompatan atlet klub mitra jaya kerinci,

peneliti memilih tiga bentuk latihan yaitu latihan jump to box, knee tuck jump dan

drill smash sasaran. Karena dengan latihan tersebut akan memperoleh kegunaan

yang sangat banyak dalam melakukan lompatan. Melihat permasalahan yang di

atas terjadi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “

Pengaruh Latihan Jump To Box, Knee Tuck Jump dan Drill Smash Sasaran

Terhadap Ketepatan Smash Atlet Bola Voli Klub Mitra Jaya Kabupaten Kerinci“
6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah yang dikemukan, maka identifikasi

masalah yaitu :

a. Kurangnya lompatan atlet bola voli klub mitra jaya kerinci

b. Banyaknya pemain bola voli klub mitra jaya kerinci yang kesulitan untuk

mengarahkan bola ke tempat sasaran yang lebih tepat untuk mencari point saat

bertanding

c. Kurangnya pelatih menerapkan metode latihan jump to box, knee tuck jump dan

drill smash sasaran

1.3 Batasan Masalah

Penelitian Ini Hanya Membahas Pengaruh Jump To Tox, Knee Tuck Jump

dan drill smash sasaran Terhadap Ketepatan Smash Atlet Bola Voli Klub Mitra

Jaya Kerinci.

1.4 Definisi Operasional

a. jump to box adalah latihan melompat ke atas kotak balok kemudian melompat

turun kembali ke belakang seperti sikap awal dengan mengunakan tungkai

secara bersama-sama.

b. Knee tuck jump jika diartikan yaitu lompat tanpa rintangan dengan cara

melipat lutut pada saat melompat dimana maksudnya adalah melompat dengan

dua kaki dan menarik lutut ke dada sehingga kedua lutut menekuk atau

menjepit.
7

c. Drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, dengan tujuan untuk

memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar

menjadi bersifat parmanen.

d. smash adalah bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya

memperoleh nilai dalam suatu tim.

e. Menurut suharno HP (1981: 32), bahwa ketepatan adalah kemampuan

seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerakan ke sesuatu sasaran sesuai

dengan tujuannya.

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah, “apakah ada pengaruh latihan jump to box, knee tuck jump dan drill smash

sasaran terhadap ketepatan smash atlet bola voli klub mitra jaya kabupaten kerinci

?”

1.6 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

latihan jump to box, knee tuck jump dan drill smash sasaran terhadap ketepatan

atlet bola voli klub mitra jaya kabupaten kerinci

1.7 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini,peneliti mengharapkan manfaat yang akan diperoleh

diantaranya:

a. bagi pelatih

1. Dapat menigkatkan prestasi pemain bola voli mitra jaya kerinci


8

2. Dapat dijadikan gambaran atau bahan sebagai pemberian latihan tentang

ketepatan smash.

b. bagi peneliti

menambah ilmu pengetahuan dalam cabang olahraga bola voli, khusunya

tentang latihan jump to box, knee tuck jump dan drill smash sasaran terhadap

ketepatan smash

c. bagi pemain

untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuan lompatan mereka, sehingga

bisa menjadi patokan untuk menambah latihan jump to box, knee tuck jump

dan drill smash untuk memperoleh ketepatan smash yang baik.


9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Permainan Bola Voli

Menurut Sugiarto (2009:2) olahraga permainan ini di temukan oleh

William G. Morgan tahun 1895 namanya di ubah menjadi permainan bola voli

oleh Alfred T. Nama ini di ambil dari kata volleying. Artinya melambungkan bola

voli sebelum menyentuh ke tanah. Para pemain harus berada pada posisi rotasi

yang benar sebelum servis di lakukan. Setelah servis di lakukan, para pemain

diperbolehkan bermain di posisi manapun. Mereka boleh di luar maupun di dalam

bidang permainan lapangan. Mereka harus memukul bola menyebrangi net dari

posisi yang lebih tinggi dari bagian atas net ketika berada di depan garis serang.

Ketika tim tidak melakukan servis memenangkan reli, terjadilah “pindah bola”.

Bila sebuah tim berhasil memperoleh pindah bola, maka mereka berotasi satu

posisi searah jarum jam.

Menurut Suharno (1985:1) bola voli adalah cabang olahraga yang beregu

yang di mainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain di

setiap lapangan di pisahkan oleh net. Pantulan bola yang di mainkan oleh

mengunakan seluruh anggota tubuh maksud dan tujuan permainan ini adalah

menjatuhkan bola ke lapangan lawan melewati atas net dengan syarat pantulan

sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan

bola servis. Bola harus dipukul dengan satu tangan kearah lapangan lawan
10

melewati net. Setiap regu harus memainkan bola sampai 3 kali pantulan untuk di

kembalikan (kecuali perkenaan bola saat membendung).

Menurut Engkos (1994: 79) bola voli merupakan 6 lawan 6 dalam satu tim

di mainkan dengan cara bola melewati net, dalam permainan ini di perbolehkan

menyentuh bola dengan seluruh tubuh dalam satu kali sentuhan. Permainan ini di

mainkan di lapangan 4 persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan 18 meter

dan lebar 9 meter.

Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa bola voli adalah

olaharaga yang di mainkan di lapangan persegi panjang dengan ukuran 18x9

meter dengan cara bola melewati net dan di perbolehkan menyentuh bola dengan

seluruh tubuh dalam satu kali sentuhan. Pemain harus berusaha untuk

memenangkan pertandingan, ketika bertanding dengan cara teknik servis, passing,

smash, block, maupun dengan cara tipuan.

Hal tersebut sesuai dengan yang di kemukakan Harsono (2017:42) “ teknik

tang benar adalah teknik yang secara biomekanik dan secara fisiologis dan

efisien”. Dari beberapa teknik dasar bola voli yang dominan untuk memerlukan

ketepatan smash yaitu:

a. Teknik smash

Ada bermacam-macam pendapat tentang arti dari smash dengan tujuan yang

sama, menurut Deddy Whinata Kardiyanto (2015:39) yaitu untuk memukul

bola ke daerah lawan sehingga bola bisa melewati net dan tidak dapat

dikembalikan oleh lawan, dan Tim si pemukul bola mendapatkan nilai atau
11

angka. Dalam melakukan smash dibutuhkan raihan dan kemampuan melompat

yang tinggi agar bisa melakukan serangan yang baik.

Urutan yang di lakukan oleh pemukul dalam menguasai teknik dasar smash

yakni pertama mengambil ancang-ancang untuk melangkah. Kemudian yang

kedua adalah melakukan lompatan ke udara untuk memukul bola. Yang ketiga

adalah melakukan pukulan bola yang keras, dan keempat adalah melakukan

pendaratan yang baik. Keempat tahapan ini di lalui oleh seorang pemain bola

voli yang mengambil posisi sebagai pemukul (spiker).

b. Teknik block (bendungan)

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 30) Block adalah pertahanan di atas net. Cara

melakukan block adalah mengambil posisi berdiri tegak di dekat net, kedua

kaki agak dibuka selebar bahu, kedua tangan di depan dada, pandangan mata

melihat kemana gerakan bola atau kepada siapa bola diumpankan. Begitu bola

diumpankan kepada si pemukul bola maka si pembendung segera melompat

setingi-tinginya dengan di ikuti mengangkat kedua tangan lurus setingi-

tingginya sehinga bisa melebihi net dan mampu menghadang bola yang

dipukul dari lawan. Lakukan pendaratan dengan baik setelah membendung

bola agar keseimbangan badan tetap terjaga dengan baik. Kesalahan umum

ditinjau dari segi lompatan yang sering dilakukan oleh seseorang pada saat

melakukan block yaitu lompatan yang kurang kuat dan kaki kurang ditekuk

sehingga lompatan tidak dapat setinggi yang diharapkan.

Teknik block bertujuan untuk menghadang pukulan lawan yang memukul bola

di dekat net sehingga bola tidak bisa melewati net. Atau tidak bisa masuk ke
12

lapangan sipenghadang (blocker). Block bukanlah merupakan teknik yang sulit,

tapi harus memiliki lompatan yang tinggi.

c. Servis melompat (jumping servis)

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 36) servis adalah awal untuk memulai

pertandingan dalam permainan bola voli di awali dengan melakukan servis

bola dari garis belakang lapangan, bola dipukul sampai melewati net dan jatuh

di lapangan lawan. Teknik servis saat ini tidak hanya sebagai untuk memulai

pertandingan, tetapi sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan

nilai (point).

Servis meloncat (jumping servis) dilakukan dengan gerakan melompat seperti

malakukan gerakan smash. Cara melakukan servis ini di awali dengan peservis

mengambil jarak dari garis belakang agak berjauhan sehingga mempunyai

awalan yang cukup. Ambil posisi ancang-anacang, yakni kaki terkuat berada di

depan dan melangkah beberapa langkah kedepan sambil memegang bola,

kemudian bola dilempar ke atas di depan badan dengan ketinggian tertentu.

Peservis bola melakukan lompatan ke arah depan dimana lompatan tersebut di

lakukan untuk memukul bola yang berada di udara. Begitu berada di udara

pukul bola dengan keras ke arah lapanagan dimana lawan berada dengan

melewati atas net. Pandangan mata kearah bola yang siap dipukul sampai bola

terpukul dengan baik, setelah memukul bola lakukan pendaratan dengan kedua

kaki dengan baik. Melakukan servis dengan melompat membutuhkan tenaga

yang cukup besar sehingga stamina juga harus di perhatikan agar pemain bisa
13

memainkan permainan dengan performa/tampilan terbaik. Untuk dapat

melakukan smash, block, dan servis melompat dibutuhkan lompatan yang baik.

Lapangan permaianan bola voli berbentuk persegi panjang dengan ukuran

lapangan bola voli yang umum adalah 18 x 9 meter. Ukuran tinggi net untuk putra

2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter. Lebar net 1 meter dan panjang 9,5

meter dengan lubang–lubang rajutan 10 cm berbentuk persegi. Pada puncak dan

samping net terdapat pita horizontal selebar 5 cm, serta antena sepanjang 1,80

meter dan berdiameter 10 ml. Garis serang/daerah depan 3 meter dari garis

tengah(sejajar dengan net/jaring),sedangkan garis daerah belakang adalah 6 meter

dari garis serang dan daerah servis adalah selebar 9 meter di belakang setiap garis

akhir. Semua garis lebarnya 5 cm.

Gambar 1. Lapangan bolavoli


Sumber https://www.google.com/search?q=lapangan

Tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola diatas net agar dapat

menyentuh lantai (bola mati) di daerah lawan dan mencegah dengan upaya agar

bola yang sama tidak dilewatkan menyentuh lantai dilapangan sendiri. Jadi,
14

prinsip dalam permainan bola voli pada dasarnya adalah penyerangan dan

pertahanan.

2. 2 Hakekat Ketepatan

Menurut Suharno HP (1981: 32), bahwa “ketepatan adalah kemampuan

seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerakan ke sesuatu sasaran sesuai dengan

tujuannya”. Kegunaan ketepatan dalam bola voli meliputi: (1) meningkatkan

prestasi atlet, (2) gerakan lebih efektif dan efisien, (3) mencegah terjadinya cidera

(4) mempermudah menguasai teknik dan taktik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan adalah

kemampuan dalam melakukan gerak ke arah sasaran tertentu dengan melibatkan

beberapa faktor pendukung dan terkoordinasi dengan baik secara efektif dan

efisien.

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan.

Menurut Suharno HP (1981: 32) selanjutnya hal lain yang mempengaruhi

ketepatan adalah :

1) Koordinasi tinggi yang berarti ketepatan tinggi.

2) Besar dan kecilnya sasaran.

3) Ketajaman indera dan ketajaman syaraf.

4) Jauh dan dekatnya bidang sasaran.

5) Penguasaan teknik yang benar.

6) Cepat dan lambatnya gerakan yang di lakukan.

7) Feeling anak latih dan ketelitian.


15

8) Kuat dan lemahnya suatu gerakan.

2.2.2 Ciri-Ciri Latihan Ketepatan

Menurut Suharno HP (1981: 32) latihan ketepatan biasanya mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Harus ada target tertentu untuk gerak sasaran.

b. Kecermatan/ketelitian gerak sangat menonjol kelihatan dalam gerak

(ketenangan).

c. Waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dengan peraturan.

d. Adanya suatu penilain dalam target dan latihan mengarahkan gerakan

secara teratur dan terarah.

2.2.3 Cara Pengembangan Latihan Ketepatan

Suharno HP (1981: 32) cara-cara pengembangan ketepatan adalah sebagai

berikut:

a. Frekuensi gerakan diulang-ulang agar otomatis.

b. Jarak sasaran mulai dari yang dekat kemudian dipersulit dengan

menjauhkan jarak.

c. Gerakan dari yang lambat menuju ke yang cepat.

d. Setiap gerakan perlu adanya kecermatan dan ketelitian yang tinggi dari

anak latih.

e. Sering diadakan penelitian dalam pertandingan-pertandingan

percobaan maupun pertandingan resmi.


16

2.3 Hakekat smash

Smash adalah bagian paling menarik atau letak seninya di dalam

permainan bola voli. Hal ini juga teknik yang paling sulit untuk dipelajari dari

cabang olahraga bola voli. Untuk melakukan smash spiker harus melompat ke

udara dan dan dengan tajam memukul bola dan melewati sebuah rintangan (net)

sehingga bola mendarat dalam suatu daerah yang dibatasi (lapangan).

Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar,

biasanya melompat ke atas, masuk ke bagian lapangan lawan (Bonnie

Robison,1997:13). Semua sikap memukul bola ke daerah lawan kecuali servis dan

blok adalah merupakan pukulan serangan (PP.PBVSI, 1994:23). Smash adalah

suatu pukulan yang di lakukan dengan keras dan tajam dengan jalannya bola

menghujam ke lapangan lawan (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1991: 191). Teknik

smash digunakan sebagai senjata untuk menyerang dan mengumpulkan angka

dalam permainan bola voli, mengingat hal tersebut maka pelaksanaan teknik

smash dalam pertandingan harus efektif, efisien dan aman. Menurut Yunus

(1991:156) smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha

mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam

melakukan smash ini di perlukan raihan yang tinggi dan kemampuan melompat

yang tinggi.

Menurut Beutelsahl spiker dapat menyerang dengan aktif apabila

memperhatikan faktor-faktor: (1) kualitas pemberian bola, (2) blok pihak oposisi

(lawan), (3) posisi pertahanan dari pihak lawan, (4) kemampuan teknik pihak

spiker, (5) kondisi regunya dan regu lawan. Pandangan tersebut diperkuat oleh
17

bompa (1994: 35), yang menyatakan bahwa individualisme jangan di anggap

sebagai metode yang dipakai dalam teknis individu atau spesialisasi individu

dalam suatu even atau posisi yang di mainkan dlam suatu tim, tetapi harus di

anggap sebagai suatu sarana untuk menilai atlet secara objektif dan mengamati

atlet sebagai subjektif.

2.3.1 Teknik Melakukan Smash

Teknik yang sering di gunakan untuk mematikan lawan adalah smash

dengan pukulan smash yang keras dan menukik dapat menghibur sebagian

besar masyarakat penikmat bola voli. Menurut Yunus smash adalah

pukulan utama dalam melakukan penyerangan untuk mencari

kemenangan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 33) smash adalah bentuk

serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai

dalam suatu tim. Pukulan smash banyak macam dan variasinya. Pukulan

bola keras dari atas ke bawah jalannya menukik. Dalam gerakan smash

sebenarnya ada beberapa langkah. Lebih lanjut Nuril Ahmadi (2007: 33)

menjelaskan bahwa ada 4 langkah teknik smash yaitu:

a. Awalan

Berdiri dengan sikap normal dengan jarak 3-4 meter dari net. Pada saat

melangkat ke depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah keci di

tempat.

b. Tolakan

Melangkah kecil ke depan, kemudian menumpu pada kedua kaki disertai

gerakan merendah badan dengan cara menekuk lutut. Ke dua lengan sudah
18

berada di posisi disamping belakang badan diikuti dengan tolakan kaki ke

atas secara ekplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah

belakang kedepan atas.

c. Sikap saat perkenaan

Pada saat melayang bila bola telah berada di atas depan dan dalam

jangkauan tangan maka segeralah tangan dipukulkan secepat-cepatnya.

d. Sikap akhir

Setelah bola di pukul, smasher segera mendarat ke tanah dilakukan dengan

kedua kaki untuk di teruskan dengan mengambil sikap siap normal.

Gambar 2.Smash Normal


Sumber: M. Yunus (1991:164)
19

2.3.2 Jenis jenis smash

Menurut Yunus (1991: 157), menurut umpannya menbagi smash menjadi

7 macam yaitu:

a. Smash normal (open smash)

Proses smash dimulai dari: sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan

gerak lanjutan sama dengan proses pelaksanaan secara umum. Ciri-ciri

khusus pada smash normal adalah:

1. Lambungan (umpan) bola cukup tinggi, mencapai 3 meter ke atas.

2. Jarak lintasan bola yang diumpankan berkisar antara 20 sampai 50

cm dari net.

3. Titik jatuhnya bola yang di umpankan berada sekitar daerah tengah

antara pengumpan dan smashser yang di ukur dari garis proyeksi

smashser terhadap net.

4. Langkah awalan di mulai setelah bola lepas dari tanggan

pengumpan dengan pandangan berkonsentrasi pada bola.

5. Meraih dan memukul bola setingginya diatas net.

b. Smash semi

Sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan sama dengan

smash normal. Perbedaan terletak pada bagian umpan yang di berikan

dan timing mengambil langkah awalan. Awalan langkah ke depan

dimulai pelan sejak bola mengarah ke pengumpan, dan begitu bola

diumpan oleh pengumpan, smasher segera meloncat dan memukul

bola secepat-cepatnya di atas net ketinggian kurang lebih satu meter.


20

c. Smash semi jalan

Pada dasarnya smash semi jalan sama dengan smash semi

perbedaannya hanya pada arah jalanya bola. Pada smash semi awalan

berlawanan dengan arah umpan smash semi jalan ini, langkah awalan

searah dengan jalannya umpan yang berarti posisi awal.

d. Smash pull (quick)

Smash pull digunakan sebagai variasi serangan terutama untuk

bermain dengan tempo yang cepat.

1. Sikap permulaan

Pada dasarnya sikap sikap awal tidak berbeda dengan sikap pada

tipe smash yang lain, hanya ditekankan pada sikap normal yang

labil dan mengambil jarak yang lebih dekat kepada pengumpan

karena umpan pada smash pull ini lebih pendek dari umpan semi

dan bola yang ditempatkan di atas pengumpan.

2. Sikap pelaksanaan

Begitu bola datang ke pengumpan dengan cukup enak, maka

sebelum bola di umpankan smasher segera mengambil langkah

awalan dan segera melompat setinggi-tingginya dengan membawa

lengan ke atas dan siap untuk memukul bola yang akan datang ke

arah kanan pengumpan. Begitu bola datang kea rah tangan

smashser, smashser segera memukul bola secepat-cepatnya dengan

lebih banyak mengunakan lecutan pergelangan tangan (lompatan

spiker mendahului umpan).


21

3. Smash pull jalan

1. Sikap permulaan

Spiker mengambil posisi di samping pengumpan.

2. Sikap pelaksanaan

Begitu bola sampai kepada pengumpan, spiker segera mengambil

langkah awalan searah dengan jalannya bola umpan kemudian

melompat dan memukul bola secepat-cepatnya di atas net.

3. Sikap lanjutan

Setelah memukul bola kemudian mendarat dengan kedua kaki

dengan gerakan mengeper dan cepat mengambil posisi siap

kembali.

4. Smash pull straight

Sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan hampir

sama dengan smash pull. Perbedaannya hanya terletak pada arah

umpan yang di berikan pengumpan. Pada smash pull umpan berada

di atas pengumpan sedangkan pull straight bola umpan didorong

ke depan pull, yaitu bola tepat berada di atas net. Timing lompatan

spiker pull straight bersamaan dengan bola menyentuh tanggan

pengumpan.

5. Smash dari belakang (bac attack)

Yang di maksud dengan smash dari belakang adalah smash yang di

lakukan dari belakang daerah garis serang, umpan diberikan jauh


22

dari net dan mendekati garis serang. Smash digunakan sebagai

variasi untuk menghindari blok yang kuat.

2.4 Hakekat Latihan

Untuk mencapi pretasi yang maksimal diperlukan latihan yang berulang-

ulang. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat

(2008:794) “Latihan adalah pendidikan untuk memperoleh ke mahiran atau

kecakapan”. Sedangkan defenisi latihan menurut harsono (2017:50) ‘‘ Latihan

adalah proses yang sistematis dari berlatih atau berkerja secara berulang ulang,

dengan kian hari kian menambah beban latihan atau perkerjaan.

Menurut Imran Ahmad (2013:2) menggemukakan “bahwa latihan adalah

proses yang di lakukan secara sistematis dan berkelanjutan dengan menambah

jumlah beban kinerja olahragawan dalam mencapai sasaran yang telah

ditentukan. Latihan juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas

pungsional organ-organ tubuh serta psikis prilakunya. Oleh sebab itu latihan

yang di lakukan harus di susun secara tepat dan benar sesuai dengan keinginan

yang dicapai.

Berdasarkan devinisi di atas dapat di simpulkan bahwa latihan merupakan

syarat utama dalam olahraga, dan suatu proses berlatih yang terencana untuk

meningkatkan kemampuan fisik ataupun fungsi tubuh guna meraih prestasi

tinggi individu ataupun prestasi maksimal. Khususnya dalam cabang olahraga

bola voli, umtuk menguasai teknik dan mencapai suatu permainan yang baik di

perlukan latihan yang rajin dan kondisi fisik yang baik. Kurangnya latihan
23

biasanya akan menyebabkan masalah dalam permainan, makin banyak latihan

semakin besar pula kemungkinan untuk lebih menguasai permainan dengan

baik.

Prinsip-prinsip latihan sangat di butuhkan ketika melakukan latihan,

karena tampa mengetahui prinsip-prinsip latihan, suatu latihan itu tidak akan

maksimal. Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Harsono(2017:51-89)

sebagai berikut.

b. Prinsip beban lebih (overload principle). Prinsip beban berlebih adalah latihan

yang paling mendasar akan tetapi paling penting, oleh karena itu tampa

penerapan prinsip ini dalam latihan, tidak mungkin prestasi atlet akan

meningkat. Prinsip ini menyatakan beban yang di berikan kepada atlet

haruslah cukup berat dan cukup bengis, dengan intensitas yang cukup tinggi.

c. Prinsip perkembangan menyeluruh merupakan prinsip yang telah di terima

dalam dunia pendidikan. Meskipun seseorang mempunyai spesialisasi

ketrampilan tertentu, pada permulaan belajar dia di libatkan dulu dalam

berbagai aspek kegiatan agar dengan demikian dia memiliki dasar-dasar yang

lebih kokoh guna menunjang ketrampilan spesialisnya kelak.

d. Spesialisasi menurut Ozolin Bompa(1983) menganjurkan agar aktivitas-

aktivitas motorik yang khusus mempunyai pengaruh yang baik terhadap

latihan, maka latihan harus di dasarkan pada dua hal, yaitu (a) melakukan

latihan yang spesifik bagi cabang olahraga tersebut dan (b) melakukan latihan

khusus untuk mengembangkan kemampuan biomotorik pada olahraga

tersebut.
24

e. Individualisasi setiap individu pasti memiliki kemampuan yang berbeda,

rangsangan yang berbeda dan motoriknya. Dengan demikian pelatih harus

membentuk kelompok-kelompok atlet yang homogenius, yang kira-kira

sepadan dan setara kemampuannya.

f. Intensitas latihan mengacu kepada jumlah kerja yang di lakukan dalam suatu

unit tertentu. Makin banyak kerja yang di lakukan dalam suatu unit tertentu,

semakin tinggi intensitas latihannya.

g. Kualitas latihan adalah mutua tau kualitas latihan yang diberikan pelatih

kepada atletnya. Setiap latihan haruslah berisi drill-drill yang bermamfaat dan

jelas arah serta tujuannya

h. Prinsip pemulihan (recovery) prinsip pemulihan ini merupakan faktor yang

amat kritikal dalam olahraga modern. Karna itu di dalam latihan-latihan,

pelatih harus dapat menciptakan kesempatan-kesempatan recovery yang cukup

kepada atletnya.

i. Variasi latihan, untuk mencegah kebosanan dalam berlatih, pelatih harus

kreatif dan pandai menerapkan variasi-variasi dalam latihan.

j. Lama latihan, waktu latihan sebaiknya pendek tetapi berisi dan padat dengan

kegiatan yang bermamfaat.

2.5 Hakekat Jump To Box

Latihan jump to box adalah loncat ke atas dan ke depan, mendarat dengan

kedua kaki di atas kotak. Latihan ini memerlukan beberapa kotak, bangku, atau

punggung yang tingginya antara 12-24 inci.


25

Uraian gerakan jump to box adalah sebagai berikut :

Awalan : Ambillah sikap berdiri yang releks menghadap kotak, bangku,

atau punggung kira-kira berjarak 18-20 inci. Lengan berada disamping

badan dan tungkai agak tekuk

Pelaksanaan :

1) Posisi badan menghadap ke bangku

2) Jongkok sedikit dan lansung melompat dari tanah ke bangku

3) Gunakan lengan ayun ganda

4) Kaki mendarat ke tanah secara spontan

5) Dan ulangi

Sesuai dengan kemampuan awal sampel dalam melakukan tes vertical

jump, jarak posisi berdiri dengan bangku yaitu 45 cm (18 inci).

Gunakan lengan untuk membantu tolakan, loncatlah keatas dan kedepan,

mendarat dengan kedua kaki diatas kotak, bangku, atau panggung. Loncatlah

segera kebelakang ke tempat posisi awal dan ulangi gerakan ini. Usahakan ibu jari

dan lutut untuk membantu keseimbangan dan berkonsentrasi untuk melakukan

gerakan yang cepat, memperpendek waktu sentuh dengan tanah dan kotak,

bangku, atau punggung, lakukan 3-6 set, jumlah ulangan 8-12 kali. Latihan jump

to box mengunakan bangku yang mempunyai ketinggian 36 cm, 40 cm, 45 cm, 50

cm, 55 cm, sesuai dengan kemampuan awal sampel.


26

Perlengkapan : menggunakan bangku yang mempunyai ketinggian 40 cm

(Chu, 1992).

Gambar 3.
Bentuk gerakan jump to box
Sumber: (Chu,1992).

2.6 Hakekat Knee Tuck jump (Lompat Melipat Lutut)

Knee tuck jump jika diartikan yaitu lompat tanpa rintangan dengan cara

melipat lutut pada saat melompat dimana maksudnya adalah melompat dengan

dua kaki dan menarik lutut ke dada sehingga kedua lutut menekuk atau menjepit.

Knee tuck jump juga merupakan salah satu bentuk latihan pliometrik yang bagus

untuk meningkatkan lompatan. Latihan ini lebih mudah dilakukan karena tanpa

menggunakan rintangan untuk melompat.

a. Cara melakukan latihan knee tuck jump:

1) Pada posisi siap pandangan lurus kedepan, tangan berada di sisi badan

dalam keadaan rileks.

2) Pada saat mengambil ancang-ancang, lutut sedikit ditekuk sambil

mengayun tangan kebelakang.


27

3) Pada saat menolakkan kaki dari lantai keatas dengan membawa

seluruh berat tubuh tangan diayun ke depan untuk dapat terangkat ke

atas setinggi mungkin.

4) Saat tubuh terangkat ke udara posisi badan membentuk vertikal

dengan tangan di ayun ke depan lebih tinggi.

5) Pada saat tubuh berada di udara, tarik lutut ke dada, posisi tangan

berada di kedua sisi badan agak sedikit dibuka ke samping untuk

menjaga agar tidak bersentuhan dengan kaki.

6) Pada saat tubuh turun, lutut kembali diluruskan tetapi tidak lurus

seutuhnya guna untuk menjaga keseimbangan pada saat mendarat.

Dan kedua kaki dibuka selebar bahu guna juga untuk menjaga

keseimbangan dan supaya mudah mengambil ancang-ancang untuk

kembali naik ke atas. Untuk labih jelasnya dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4.
Bentuk gerakan knee tuck jump
Sumber: Furqon dan Doewes (2002:20)
Bentuk latihan knee tuck jump
28

1) Pada posisi siap pandangan lurus ke depan, ambil posisi berdiri dengan

satu kaki. Pastikan sebelum melakukan latihan ini lutut dalam kondisi baik

2) Kedua lengan bergerak

3) Bersiap melakukan gerakan lanjutan

4) Lakukan lompatan ke depan

5) Mendarat dengan posisi seperti awalan, lalu dianjurkan melompat dengan

tungkai yang sama

6) Ganti dengan tumpuan sebaliknya dan lakukan secara berulang.

2.7 Hakekat drill smash

Latihan drill Menurut (Syaiful Sagala,2009: 21) “Metode drill adalah

metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang

baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai saranan untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan,

sedangkan menurut (Abdul Rahman Shaleh, 2006: 203).” Adalah kegiatan yang

berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan respon

menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk di lupakan.


29

Gambar 5.

Bentuk gerakan drill smash sasaran

Sumber: Syaiful Sagala (2009: 21)

2.8 Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Erfian dedy setiawan pada tahun2013 yang berjudul pengaruh latihan

memukul bola gantung terhadap ketepatan smash peserta analisis deskriptif

didapatkan kenaikan nilai rata-rata pretest dan posttest 4,03 hasil uji normalitas,

didapatkan nilai pretest (0,995) dan posttest (0,999)> (0,05). Hasil homogenitas.

fhitung (1,775) > a (0,05) atau Fhitung (1,755) < F (0,05)(1,38)(4,098). Hasil uji –

t, di peroleh nilai t hit (-6,929) < t (0,05)(19) (1,729). Hasil penelitian menunjukan

bahwa hipotesis di terima, Yng berarti terdapat pengaruh yang signifikan latihan

memukul bola gantung dapat meningkatkan ketepatan smash peserta

ekstrakurikuler bola voli SMK Tunas Cawas.


30

2) penelitian agung widodo pada tahun 2013 yang berjudul pengaruh latihan

plyometrics “standing jump dan long jump “ terhadap tinggi loncat atlet bola voli

putra usia 15-17 tahun ganevo sc yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) Ada pengaruh latihan Plyometric standing jump terhadap tinggi

loncatan atlet bola voli usia 15-17 tahun klub bola voli Ganevo SC Yogyakarta,

dengan t hitung 6.273 > t tabel 2.26, dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. (2) Ada

pengaruh latihan Plyometric long jump terhadap tinggi loncatan atlet bola voli

usia 15-17 tahun klub bola voli Ganevo SC Yogyakarta, dengan nilai t hitung

2.535 > t tabel 2.26, dan nilai signifikansi 0.032 < 0.05. (3) Latihan Plyometric

standing jump lebih baik untuk meningkatkan tinggi loncatan atlet bola voli usia

15-17 tahun klub bola voli Ganevo SC Yogyakarta, dengan t hitung 2.414 > t

tabel = 2.10 dan sig. 0.027 < 0.05. Selisih posttest sebesar 1.3 cm.

3) Penelitian Gumilar Zakaria Dan Deni Mudian tahun 2010 yang berjudul

pengaruh latihan plyometrics jump to box terhadap penigkatan power tungkai

siswa kelas x pada permainan bola voli Dapat disimpulkan bahwa latihan

plyometrics jum to box dapat disimpulkan menjadi salah satu solusi untuk

mempelajari dan meningkatkan power tungkai siswa. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui latihan plyometrics jum to box dapat memberikan peningkatan

terhadap power tungkai siswa peserta ektrakulikuler bola voli SMAN 1 Kalijati.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memeberikan perlakuan

(treatmean) pada kelompok ekperimen. Populasi dalam penenlitian ini adalah

seluruh siswa ekstakulikuler SMAN 1 Kalijati yang berjumlah 20 siswa. Sempel

yang di ambil sampling berjumlah 20 siswa. Instrument yang di gunakan adalah


31

tes vertical jump dari Nurasan dengan Validitas tes 0,78 dan relibilitas tes 0,93.

Hasil analisis ada pengaruh yang signifikan hasil dari latihan plyometrics jump to

box pada kelompok eksperiman, dengan t hitung= ,5264> t tabel = 8580 dan nilai

signifikan p sebesar 0,000 < 0,05. Oleh kerena itu dapat di simpulkan bahwa

latihan plyometrics jump to box dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap

peningkatan power tungkai siswa peserta ekstrakulikuler bola voli SMAN 1

Kalijati

2.9 Kerangka berpikir

Bola voli adalah cabang olaharaga yang beregu yang dimainkan oleh dua

regu yang masing-masing terdiri dari dari 6 orang pemain disetiap lapangan di

pisahkan oleh net. Permainan bola voli tidak hanya membutuhkan teknik dan

taktik yang baik, tetapi juga membutuhkan lompatan yang baik agar dalam

pertandingan dapat mencapai penampilan yang terbaik.

Smash atau pula biasa di sebut dengan serangan merupakan suatu bentuk

pukulan permainan yang sangat berperan dalam bermain bola voli, oleh karena

teknik ini paling efektif mematikan pertahanan lawan atau mematikan bola di

lapangan lawan dan sekaligus untuk dapat meraih poin. Oleh sebab itu teknik

smash sangat perlu dikuasai oleh seorang pemain bola voli, sebab regu yang

mempunyai smasher yang baik mempunyai peluang untuk memenangkan

permainan dalam suatu pertandingan

Ketepatan adalah kemampuan melakukan gerak ke arah sasaran tertentu

dengan melibatkan beberapa faktor pendukung dan terkoordinasi dengan baik

secara efektif dan efisien. Untuk melatih ketepatan smash seseorang bisa
32

melakukan jump to box,knee tuck jump dan drill smash sasaran karena ketepatan

smash sangat penting di dalam cabang olahraga bola voli untuk mencari point.

Untuk lebih jelas mempermudah memahami keterkaintan antara jump to box,knee

tuck jump dan drill smash sasaran terhadap ketepatan smash atlet bola voli klub

mitra jaya kerinci

1.jump to box

2.knee tuck jump dan Terhadap Ketepatan Smash Atlet Bola


Voli Klub Mitra Jaya Kerinci
3.drill smash sasaran

Tabel 1. Kerangka berpikir

2.6 Hipotesis

Berdasarakan kerangka berpikir dan tinjauan pustaka, maka dapat di

kemukakan hipotesis latihan jump to box, knee tuck jump dan drill smash sasaran

berpengaruh terhadap ketepatan smash Atlet Bola Voli Klub Mitra Jaya

Kabupaten Kerinci.
33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di lapangan Bola Voli Klub Mitra

Jaya Kerinci. Penelitian ini di lakukan lebih kurang 6 minggu dimulai

setelah mendapat surat izin penelitian. Pelaksanaan dalam 1 minggu

terdapat 3 kali pertemuan.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pri tes (TI), Kegunaan pri tes di lakukan

untuk melihat kemampuan awal seorang pemain. Setelah di lakukan pretes

penelitian melakukan perlakukan (X). setelah di lakukan perlakuan,

peneliti melakukan tes akhir (T2). Tes awal dan tes akhir di oleh untuk

mengetahui hasil dari perlakuan,

TI X T2

3.2.1 Gambar Desain Penelitian

Keterangan : TI : Pri tes (tes awal)

:X : Treatment (perlakuan)

: T2 : Pos test (Tes akhir)


34

3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Syaifuddin (2013:8) “Populasi dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan dari suatu objek yang akan di amati atau di teliti”. Dari

keterangan di atas, Populasi Pada Penelitian Ini Adalah Klub Mitra Jaya

Kerinci Berjumlah 16 Orang.

3.4.2 Sampel

Menurut Syaifuddin (2013:85) menyatakan “Sampel merupakan sebagian

dari unsur-unsur populasi yang diamati dan diteliti. Yang diambil atau

yang diteliti adalah 12 Orang Pemain Mitra Jaya Kerinci, didalam

penelitian ini mengunakan sampel bersyarat, yang diambil berdasarkan

tinggi badan minimal 165 cm.

3.5 Variabel Penelitian

Dalam setiap kegiatan penelitian pasti melibatkan dan memusatkan

perhatian pada variabel-variabel yang jadi pengamatan. Variabel adalah

suatu simbol yang akan diberikan angka atau nilai. Variabel penelitian ini

merupakan bentuk konkrit dari beberapa konsep. (Sunarno, 2011:33)

Dari keterangan di atas maka variabel yang di tetapkan adalah:

1. Variabel bebas yaitu latihan jump to box, knee tuck jump dan drill

smash sasaran

2. Variabel terikat yaitu ketepatan smash pemain bola voli


35

3.6 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer adalah data dari hasil pre-test hasil ketepatan dan dari post-

test setelah melakukan latihan jump to box, knee tuck jump dan drill smash

sasaran sedangkan data sekunder adalah data jumlah dan nama pemain

Bola Voli Klub Mitra Jaya Kabupaten Kerinci

3.7 Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 163) ’’ Intrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang di gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. ’’.

Instrument dalam penelitian ini adalah menggunakan test, yaitu tes Smash

Bola Voli (depdiknas, 1999; 15). tes ini bertujuan untuk mengetahui

ketepatan smash dalam permainan bola voli. Adapun alat yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Smash

a.Tujuan

Untuk mengukur akurasi dan keterampilan melakukan smash.

b. Alat dan Perlengkapan

1) Tinggi net 2,30 m

2) Bola voli
36

3) Lapangan bola voli ukuran normal lengkap dengan tiang net, dan

di buat garis-garis yang membatasi sasaran nilai.

c. Petugas tes

Petugas terdiri dari 2 orang yaitu masing-masing bertugas sebagai

berikut:

Petugas tes I

1) Berdiri di dekat net di area peserta tes.

2) Sebagai pengumpan.

Petugas tes II

1) Berdiri tidak jauh dari area sasaran.

2) Menghitung dan mencatat hasil tes.

Alat yang di gunakan:

1. Lapangan bola voli dan net

Gambar 6 Lapangan Tes Ketepatan smash


Sumber : depdiknas, 1999
37

2. Bola voli

3. Peluit

4. Alat tulis

5. Meteran

6. Kapur

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik tes dan pengukuran. Tes yang di lakukan spike/smash untuk

serangan ke sasaran yang tepat dan terarah. Tes di lakukan yaitu dua kali

yaitu tes awal dan tes akhir. Urain pelaksanaan tes awal dan tes akhir

adalah sebagai berikut.

1. Sampel dikumpul dan diberi arahan tentang mengukur ke trampilan

melakukan smash untuk serangan ke sasaran yang cepat dan terarah.

2. Peneliti menyiapkan alat tulis guna mencatat hasil tes smash.

3. Peneliti menyiapkan asisten, untuk melihat tempat jatuhnya bola ke

sasaran.

4. Bola di lambungkan atau diumpan dekat atas jaring net kearah sampel.

5. Melakukan smash sabanyak 6 kali.

6. Apabila bola lambung tidak sempurna maka dapat di ulang kembali

7. Sampel mengambil awalan smash melompat dan memukul bola mana

terdapat sasaran dan angka-angka.


38

3.8.1 Cara Menskor

a. Skor terdiri atas angka sasaran.

b. Bola dihitung setelah masuk sasaran dengan angka yang telah di

tetapkan di norma tes ketepatan.

c. Hasil yang dicatat berdasarkan jatuhnya bola pada setiap sasaran dengan

benar sebanyak 6 kali.

No Putra Nilai
1 > 22 5
2 18-21 4
3 12-17 3
4 8-11 2
5 <7 1

Tabel 2. Nilai Butir-butir Tes


Sumber (depdiknas, 1999)

Nilai
No klasifikasi Putra
1 Baik sekali 22-25
2 Baik 19-21
39

3 Sedang 14-18
4 Kurang 9-13
5 Kurang sekali 5-8

Tabel 3. Norma Ketepatan Smash


Sumber (depdiknas, 1999)

3.9 Analisis Data

Analisis data yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengolah data

yang sudah diperoleh dengan menggunakan rumus tertentu, yang nantinya

hasil dari pengolahan data tersebut akan memperlihatkan berpengaruh atau

tidaknya suatu bentuk latihan. Jenis analisis data dilakukan untuk menguji

hipotesis yang sudah dirumuskan. Badriah (2009:120) mengatakan “

pengujian hipotesis menjadi penting pada penelitian-penelitian yang

memiliki hipotesis, seperti penelitian eksprimen, dia juga mengatakan “

untuk menguji hipotesis lanjutan dibutuhkan beberapa analisis lanjutan,

yang satu dengan yang lain dapat berhubungan dan dapat juga antara satu

dengan yang lain tidak berhubungan”

Dari pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan adalah untuk

analisis data menggunakan analisis hipotesis di mana di gunukan untuk

penelitian yang eksperimen untuk melihat hubungan satu dengan yang

lain.

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat sample berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Menurut Oktadinata (2017:34) menyatakan


40

“pengujian normalitas adalah suatu analisis untuk menguji apakah data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pegujian

normalitas menjadi penting karena kebanyakan analisi statistik yang

bersifat inferential mensyaratkan bahwa data yang akan diolah seyogyanya

berdistribusi norma dan pengujuan normalitas disebut juga uji liliefors

pada umumnya di gunakan untuk data tunggal. Unutk menguji

kenormalannya llionfors sebagai berikut":

a. Mencari Skor Baku Dengan Rumus

Menurut alek oktadinata (2017:31) mencari skor baku dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

x−x
z=
Sd

Keterangan :

Z : skor baku

X : skor hasil tes peningkatan

X : rata-rata hasil

Sd : simpang baku

b. Untuk menghitung bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang dengan rumus : p =(Z˂Zi)

c. Menghitung propasi Z1, Z2, …Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi,

jika proporsi ini di nyatakan S(Zi), maka:


41

Banyaknya Z1,Z2…ZN
S(Z1)=

Keterangan :

N : banyak data

d. Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e.Ambil harga yang paling besar, atau bisa di sebut saja LO.

f.Membandingkan Lo dengan harga kritis L dalam table dengan a =0,05 jika

Lo ˂L berarti skor hasil ketepatan berdistribusi normal dan sebaliknya

LO ˃ L berarti skor hasil ketepatan tidak berdistribusi normal.

3.9.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varian bertujuan untuk melihat apakah sample

varian memiliki varian homogeny atau tidak. Menurut alek oktadinata

(2017:37) mengatakan “pengujian homogenitas adalah suatu teknik analisi

untuk menguji apakah data berasal dari populasi yang homogeny atau

tidak”. Untuk menguji homogenitas di lakukan uji F. langkah-langkahnya

sebagai berikut:

a. Mencari masing-masing varians dasri masing-masing kelompok data

kemudian di hitung dengan F menggunakan rumus :

varians terbesar
F=
varians terkecil

b.Jika telah didapat F, kemudian di bandingkan dengan F table.

F hitung ˂ F table : varians nilai yang di bandingkan homogeny


42

F hitung ˃ F table : varians nilai yang di bandingkan tidak homogeny

(alek oktadinata 2017:35)

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji statistic. Kesamaan dua rata-rata

yang bertujuan unutk menentukan apakah hasil yang di peroleh dengan

mengguankan perlakuan melalui latihan Jump To Box, Knee Tuck Jump

dan Drill smash sasaran untuk meningkatkan ketepatan smash pada

pemain bola voli mitra jaya kerinci.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunkana uji T. menggunkan Uji T pada

tahap kepercayaan 95% atau a =0,05. Dengan rumus (arikunto 2007:300)

md
t=
√∑ x 2 d
N (n−1)

Keterangan :

Md : Mean Dari Perbedaan Pre-Test Dan Post Tes

xd : Deviasi Dari Masing-Masing (D-Md)


43

X2 d : Jumlah Kuadrad Deviasi

N
: Jumlah Pada Sampel

d.b
: Ditentukan Dengan N-1

Dengan mengunakan taraf nyata a, maka kriteria pengujiannya adalah:

Ho di terima jika –t 1-1/2 a < t1- 1/2 a didapat tabel distribusi t dengan dk =

n1+n2) dengan peluang ( 1-1/2 a ) untuk harga t lainnya Ho ditolak.

Anda mungkin juga menyukai