Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KERANGKA

KARANGAN
Kelompok 5

BADRU ZAMAN : 1101211007


ROBI : 1101211012
HARIS MAHASIBI : 1301211002
HADAD ALWI : 1101211005
MUNADI : 1101211095
M.NUUR ARROSYID : 1101211063
Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut
outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun
rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis
atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-
pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga
didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang
mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah
lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
Manfaat Kerangka Karangan
01 Berguna untuk menyusun karangan secara teratur

02 Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-


beda
Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali
03
atau lebih

04 Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu

05 Kriteria Karangka Karangan


Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan
1.Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.
2.Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang
lengkap. Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-
pokok bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak
mempergunakan kalimat yang lengkap.
3.Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan kerangka
topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub bagian
maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.
Berdasarkan Bentuk Karangan
1. Karangan Deskripsi (pelukisan)
Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan suasana
mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan melalui
ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus berdasar pada
pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang harus diawali
dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa kalimat atau frasa.Ada
berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan perilaku,
sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui pencerapan
salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis dan logis.
2. Karangan Narasi (pengisahan)
Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu
urutan waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta
atau fiksi.
3. Karangan Eksposisi (pemaparan)
Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau
pemahaman kepada pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial,
esai, petunjuk penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada perincian
yang khusus dan cermat, penalaran, dan penggunaan contoh.
4. Karangan Argumentasi (pembahasan)
Karangan yang bertujuan untuk meyakinkan orang, membuktikan
pendapat atau pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah
pendapat pribadi di terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau
pembuktian untuk menunjang kalimat topik dengan memberikan
penjelasan dan fakta yang tepat.
5. Karangan Persuasi (pengajakan)
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Pola Penyusunan Kerangka Karangan
1. Pola Alamiah

Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan


sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan
alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam
kehidupan manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang,
sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya.
Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu :
A. Urutan waktu atau urutan kronologis

Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-


tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik
minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
1. asal usul penulis
2. pendidikan si penulis
3. kondisi kehidupan penulis
4. keinginan penulis
5. karir penulis
B. Urutan ruang (sposial)

Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan


mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau
tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan
yang bersifat deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)

1. Di daerah Kalimantan
2. Di daerah Sulawesi
3. Di daerah Sumatra
C. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah
urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan
bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara
lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut–turut
dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari
lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna
dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang
berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama
sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam
materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis.
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :
1. Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian
bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik (turunnya Suharto)

1. Keresahan masyarakat
2. Merajalela nya praktek KKN
3. Keresahan masyarakat
4. Kerusuhan social
5. Tuntutan reformasi menggema
2. Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat
ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab,
yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri
akibat-akibat yang mungkin terjadi.

3. Urutan pemisahan masalah


Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-
kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.
4. Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti
dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

5. Urutan familitas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah
di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal-hal yang kurang
di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini
misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

6. Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan


familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal
atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan
apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah
suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
TERIMAKASIH

“SALAM DARI BINJAI”

Anda mungkin juga menyukai