Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN KALIMAT

Kridalaksana berpendapat bahwa kalimat merupakan satuan gagasan yang relatif berdiri
sendiri, memiliki ciri utama berupa intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri
dari klausa. Keraf memberi definisi kalimat sebagai satu bagian ujaran yang didahului dan
diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap. Menurut Alwi kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kalimat merupakan satuan
bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang terangkai untuk mengungkapkan
suatu pemikiran yang utuh seperti gagasan, perasaan maupun pemikiran. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kalipat dan diakhiri dengan titik (.), tanda
tanya (?) maupun tanda seru (!). Kalimat umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-
kurangnya mempunyai unsur subjek (S) dan predikat (S). Dalam wujud lisan kalimat diawali
kesenyapan, diiringi alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi finaldan diiringi
dengan kesenyapan akhir. Kesenyapan digambarkan sebagai ruang kosong saat memulai
maupun mengakhiri kalimat.

Ciri-Ciri Kalimat
 Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;
 Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
 Secara relatif dapat berdiri sendiri;
 Mempunyai atau mengandung pikiran yang lengkap;
 Memiliki pola intonasi akhir;
 Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca (tanda
titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan tanda seru
untuk kalimat interjektif).

Unsur-Unsur Kalimat
Unsur unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok
kata. Kelompok kata bisa berupa frase atau klausa. Klausa merupakan kelompok kata yang
tidak melebihi fungsi kalimat dan masih mempertahankan makna aslinya seperti bayi besar.

1. Contoh Kalimat aktif :


 Adik minum jus jambu.
 Ayah memberi adik sepeda baru sebagai hadiah.
 Adik sedang menonton televisi di ruang tengah.
 Ayah dan Kakak pergi memancing tadi sore.
 Imam berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor setiap harinya.
 Ibu sedang memasak sayur di dapur.
 Kakak sedang mencuci sepeda di halaman.
 Dian berangkat sore ini ke Malaysia.
 Semua pengunjung mengagumi pertunjukan tari tradisional itu.
 Yudi menjatuhkan vas bungan milik Ibu.
 Aldi mengambil barang yang terjatuh di tengah jalan itu.

2. Contoh Kalimat pasif :


 Lukisan terkenal monalisa dilukis oleh Leonardo Da Vinci.
 Guci dari keramik itu dibuat oleh ibuku semasa dia masih kuliah.
 Bola basket itu ditendang Imam.
 Sampah yang menumpuk itu dibakar adik.
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi serta
lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian dari sebuah
karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan tentang informasi dari penulis
untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai
pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang berhubungan antara satu dengan
yang lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan sebuah informasi. Paragarf juga dapat
disebut sebagai penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

Paragraf terbagi atas 3 bagian:

1. Paragraf Pembuka (Awal)


Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini berfungsi sebagai pembuka atau
pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca. Sebelum memasuki isi dan inti karangan,
paragraf ini mengantarkan dan mempersiapkan pikiran pembaca agar lebih fokus, serta isinya
mempengaruhi pembaca supaya tertarik melanjutkan isi bacaan.
Contoh paragraf pembuka :
“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan dunia. Internet
juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau seberang, bahkan hingga ke negara
tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat televisi.
Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia.

2. Paragraf Penghubung (Isi)


Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini
memuat isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah
tulisan. Sifat dari paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi, deskripsi,
eksposisi, dll.
Contoh paragraf penghubung :
Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet terdapat aturan yang
sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan bermainnya, berteman dengan internet
dapat merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan
anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin
anaknya dikembalikan. Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari
kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan
identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting padahal orang
tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat
mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat teman yang di ajak berbincang secara nyata
alias maya.

3. Paragraf Penutup (Akhir)


Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah sebuah karangan. Paragraf
berfungsi sebagai penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini menunjukkan tulisan telah
berakhir, bentuknya kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar
akhir. Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan.
Berikut contoh untuk paragraf penutup:
Contoh paragraf penutup :
Hal – hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran, kedisiplinan serta
tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi
kehidupan, khususnya diri kita.
3 Syarat-Syarat Paragraf yang Baik dan Benar dalam Bahasa Indonesia

1. Mempunyai Kelengkapan Unsur-Unsur Paragraf di Dalamnya


Sebuah paragraf yang baik dan benar, harus mempunyai kelengkapan sejumlah paragraf di
dalamnya. Adapun unsur-unsur paragraf yang dimaksud antara lain:
 Gagasan utama: merupakan unsur paragraf yang berupa topik utama atau
permasalahan yang hendak dibahas dalam suatu paragraf.
 Kalimat utama: kalimat yang berisi gagasan utama suatu paragraf.
 Kalimat penjelas: merupakan kalimat yang menjelaskan gagasan utama yang
terkandung di dalam suatu kalimat utama.
Untuk dapat memahami ketiga unsur itu, berikut ditampilkan sebuah paragraf yang
mengandung ketiga unsur yang telah disebutkan di atas.
Berdasarkan bentuknya, puisi baru terdiri atas 7 jenis. Adapun jenis-jenis puisi baru yang
termasuk ke dalam jenis-jenis puisi baru berdasarkan bentuknya antara lain distikon, terzina,
kuatrain, kuint, sektet, septima, oktaf/stanza, dan yang terakhir adalah soneta. Ke semua jenis
itu bisa dibedakan dari jumlah baris yang terkandung di dalamnya
Pada paragraf di atas, kata yang dicetak miring adalah kalimat utama sekaligus gagasan
utama paragraf tersebut. Sementara itu, kalimat-kalimat yang tidak dicetak miring adalah
kalimat penjelas dari paragraf di atas.

2. Setiap Unsur-Unsur Paragraf Harus Mempunyai Satu Kesatuan antar Satu Unsur
dengan Unsur Lainnya
Unsur-Unsur paragraf yang telah disebutkan sebelumnya (gagasan utama, kalimat utama, dan
kalimat penjelas) mesti membentuk satu kesatuan yang padu, di mana kalimat penjelas mesti
mampu menjelaskan gagasan utama yang terkandung dalam kalimat utama secara baik dan
sesuai dengan gagasan utama yang dimaksud. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka sebuah
paragraf belum dikatakan baik dan benar.

3. Mempunyai Kepaduan Diantara setiap Unsur di Dalamnya


Jika semua unsur paragraf dapat membentuk suatu kesatuan, maka paragraf tersebut sudha
menjadi paragraf yang baik dan benar, serta sudah memenuhi syarat yang ketiga ini. Adapun
salah satu ciri paragraf yang padu adalah adanya hubungan makna yang logis dan saling
berhubunga antara gagasan utama dan gagasan penjelas. Dengan adanya kepaduan tersebut,
maka sebuah paragraf bisa dipahami secara baik dan logis bagi oleh para pembaca.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membentuk suatu kepaduan dalam kalimat adalah
dengan menggunakan konjungsi ke dalam paragraf. Adapun jenis-jenis konjungsi yang dapat
digunakan di dalam suatu kalimat adalah konjungsi antarkalimat dan konjungsi intrakalimat.
Konjungsi kalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
lain yang ada di dalam paragraf. Sementara itu, konjungsi intrakalimat merupakan konjungsi
yang menghubungkan dua unsur yang ada di dalam kalimat suatu paragraf.
Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa syarat-syarat paragraf yang baik dan benar
dalam bahasa Indonesia antara lain harus mempunyai kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan
unsur-unsur paragraf yang terkandung dalam suatu paragraf.
PENGERTIAN TANDA BACA
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa
pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

Ejaan Dan Tanda Baca dalam Karya Ilmiah (KTI) - Pernahkah anda
menyelesaikan KTI ? untuk bisa menyelesaikan sebuah KTI (karya tulis ilmiah), maka para
penulis harus mengerti kaidah baku dalam penggunaan bahasa yang di gunakan. Artinya
ketika salah menggunakan pemformatan dalam penulisan maka akan mengacu pada salahnya
hasil yang akan kita tulis atau disebut rancu. Pemformatan dalam penulisan inilah yang
disebut dengan kaidah tatanan bahasa atau kaidah pelambangan, pemisahan dan seperangkat
aturan-aturan berlaku yang penulisan ilmiah. Ini juga yang disebut dengan ejaan, dari asal
katanya saja eja yang berarti mengeja dimaksudkan sebagai bagian dari melafazkan suatu
huruf, kata atau lainnya yang bisa membentuk bunyi bermakna yang dapat di mengerti.
Sedangkan ejaan itu sendiri merupakan bentuk dari format penulisan tadi atau kaidah yang
harus di patuhi demi keseragaman hidup bagi semua pihak sehingga tidak bingung dan
sebagai panduan dalam menulis yang telah di sahkan formatnya.
Ejaan yang berlaku di zaman sekarang ini disebut dengan EYD atau ejaan yang di
sempurnakan. EYD ini telah di resmikan pada 16 Agustus 1972 sehingga EYD ini menjadi
acuan untuk menyempurnakan setiap ejaan dan tanda baca dalam setiap penulisan. Seperti
yang kita semua ketahui, bahwa dalam pelafalan dan aturan bahasa Indonesia yang di pakai
yaitu apa yang di tulis itulah yang dibaca. Sehingga ejaan ini sangat berbeda ketika pada
masa penjajahan terdahulu. Contoh ejaan yang belum di sempurnakan salah satunya merujuk
kepada sejarah ketika masa-masa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan yang salah
satunya adalah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang asli. Pada masa itu, Ejaan masih
menggunakan Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati
bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang menjajah
Indonesia. Lambat laun masyarakat Indonesia mulai berkembang sehingga EYD mulai di
perkenalkan oleh soewandi yang akhirnya disebut dengan Ejaan Soewandi dan ejaan dari Van
Ophusen tadi tidak di gunakan lagi.

97 Penggunaan Tanda Baca Menurut EYD Berserta Contohnya


Penggunaan Tanda Baca Menurut Ejaan yang Disempurnakan (EYD) – Dalam
menulis tanda baca merupakan salah satu elemen yang wajib kita perhatikan. Tanda baca
berkaitan erat dengan suara (fonem). Hal ini dikarenakan tanda baca mempengaruhi intonasi
ketika membaca suatu tulisan dan intonasi sangat mempengaruhi intepretasi suatu kalimat
(baca juga : jenis jenis kalimat).
Sering kali, kita masih dibingungkan dengan penggunaan berbagai tanda baca yang
ada. Untuk itu, berikut kami berikan ulasan tentang tanda baca beserta contoh penggunaannya
berdasarkan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).
Tanda Titik (.)
Seperti yang sudah kita ketahui, tanda titik digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat
pernyataan, namun tanda titik sebenarnya masih memiliki berbagai kegunaan lain.
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung (konjungsi) yang menunjukkan
pertentangan, seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan lain sebagainya dalam kalimat
majemuk setara
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang dalam penulisannya
mendahului induk kalimat.
Tanda Koma (,)
Berikut ini kaidah penggunaan tanda baca koma menurut ejaan yang disempurnakan:

1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau


pembilangan.

Contoh:

 Seminar tersebut akan dihandiri oleh menteri, rektor, serta pembiacara-pembiacara


yang tak kalah luar biasa.
 Wati, Indra, dan Siska merupakan tiga bersaudara.
 Lomba ini akan memperebutkan juara pertama, kedua, dan ketiga.

2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung (konjungsi) yang menunjukkan


pertentangan, seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan lain sebagainya dalam kalimat
majemuk setara (baca : contoh kalimat majemuk setara).

Contoh:

 Anita bekerja di salah satu perusahaan swasta, tetapi gaji yang ia terima jauh dibawah
rata-rata.
 Ayahnya bukan pegawai bank, melainkan manajer di salah satu di perusahaan swasta.
 Ibu bertugas memasak di dapur setiap harinya, sedangkan Ani mencuci peralatan
kotor yang ada.

3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang dalam penulisannya
mendahului induk kalimat.

Contoh:

 Demi mencegah terjadinya tindak kenjahatan, aparat kepolisian merazia setiap


kendaan bermotor yang lewat di Jalan Juanda siang itu.
 Karena dosen memiliki sebuah urusan, perkuliahan pada hari ini ditiadakan.
 Bila ia datang, maka aku memilih untuk tetap tinggal.

Sebagai catatan, untuk induk kalimat yang ditulis terlebih dahulu dari anak kalimat, maka
tidak perlu ditambahkan tanda baca titik di antara keduanya.

Misal:

 Kelas diliburkan karena dosen yang mengajar sedang ada urusan.


 Dia mendapat nilai tertinggi di ujian karena dia paling rajin ketika di kelas.

4. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, meskipun
demikian, dan lain sebagainya.

Contoh:
 Rani merupakan murid dari sekolah unggulam. Oleh karena itu, orang tuanya
berharap fokus untuk belajar tanpa terganggu kegiatan lainnya.
 Pak Salhan memang dikenal baik oleh warga sekitar. Jadi, wajar saat warga
mengajukannya menjadi ketua RW di komplek tempat dingga mereka.
 Raihan memang kesulitan dalam hal memahami materi perkuliahan. Meskipun
demikian, ia tidak pernah menyerah untuk terus belajar.

5. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau setelah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,
hai, dan lain sebagainya. Selain itu tanda koma juga digunakan sebelum dan/atau
sesudah kata sapaan, seperti Bu, Dik, Kak, dan lain-lain.

Contoh:

 Selamat siang, Dik! da yang bisa saya bantu?


 Aduh, gue lupa bawa laporan praktikum kedua.
 Ya, Shinta baru menyadari kemiripan kedua tas tersebut.

6. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.

Contoh:

 Ayah berpesan, ―Empat tahun dari sekarang, Ayah tunggu prestasi yang
membanggakan.‖
 ―Saya berkenalan dengan Tania sekitar 4 tahun lalu.‖, Diska memulai ceritanya,
―Ibunya seoramg guru, sedangkan ayahnya mendekam di perjara.‖
 ―Kamu sedang apa?‖, tanya Toni

7. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah apabila ditulis secara
berurutan.

Contoh:

 Saudara Arya Hendrata, Jalan Beo Raya 45, Jakarta Utara


 Dr. Ir. Lia Mulia, M.Sc.
 Bukittinggi, 23 April 1987
 Dramaga, Bogor, Jawa Barat

8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka. Selain itu tanda koma juga digunakan untuk memisahkan
masing-masing nama apabila suatu buku atau artikel memiliki lebih dari satu penulis
dalam daftar pustaka.

Contoh:

 Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
 Sudirman LI. 2010. Partia; purification of antimicrobial compound isolated from
mycelia of tropical Lentinus cladopus LC4. Hayati J Biosci. 17(2)63-67.
9. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.

Contoh:

 Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta:
Pustaka Rakyat, 1950), 25.
 J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP
Indonesia, 1967), hlm. 4.

10. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya. Penggunaan tanda koma in bertujuan untuk membedakan gelar
akademis dengan singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Contoh:

 Ayu Aji Putri Setia Utami, S.E., M.Agribuss.


 Bambang S.H.

Hanya karena sebuah tanda koma, suatu kalimat dapat memiliki arti yang sangat berbeda.

Misal:

Dara Atika, S.H. (sarjana hukum, gelar akademik) berbeda dengan Dara Atika S.H. (Setia
Hasna, singkatan nama)

11. Tanda koma digunakan sebelum angka decimal atau diantara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.

Contoh:

 Jarak kota A ke kota B sekitar 14,2 km.


 Diana membeli gula sebanyak 3.5 kg.
 Ima department store memberikan harga khusus untuk semua rok yang mereka jual,
yakni seharga Rp99.999,99.

12. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau aposisi.

Contoh:

 Soeharto, Presiden II RI, sering disebut sebagai Bapak Pembangunan.


 Leiden, salah satu kota di Belanda, menawarkan pesona wisata kota tua bagi para
pendatangnya.

13. Tanda koma digunakan di belakang keterangan yang terdapat pasa awal kalimat
untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.

Contoh:
 Dalam rangka mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia, BEM FEM IPB mengadakan
acara Bogor Art Festival.

Bila tidak menggunakan tanda koma, maka kalimat akan di atas akan menjadi, Dalam rangka
mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia BEM FEM IPB mengadakan acara Bogor Art
Festival, yang sulit untuk dibaca dan dimengerti.

Tanda Titik Koma (;)


Berikut ini beberapa penggunaan tanda titik koma (;) untuk berbagai tulisan:

1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara lainnya dalam kalimat
majemuk.

Contoh:

 Ayah baru saja pulang; anak-anak masih belum tidur.


 Tono bertugas menyiapkan alat dan bahan; Wati bertugas membuat pudding; Cita
bertugas menjual pudding yang sudah dibuat.

2. Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.

Contoh:

 Di buka lowongan untuk Management Trainee, dengan kriteria sebagai berikut:

(1) lulusan S-1 dengan IPK minimal 3.00/4.00 (untuk universitas negeri) atau 3.25/4.00
(untuk universitas swasta);

(2) memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lancar, baik tertulis maupun lisan;

(3) sehat jasmani dan rohani;

(4) bersedia mengikuti program training selama satu tahun.

3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam


kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Contoh:

 Berikut susunan acara untuk acara pada pagi hari ini:

1. Pembukaan oleh MC;


2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne IPB, dan Mars FEM;
3. Sambutan Ketua Panitia; …
 Setiap peserta harus memilih satu barang dari payung, jas hujan, atau topi; kamera,
laptop, atau smartphone; liburan ke Bali, Lombok, atau Yogjakarta.

Tanda Titik Dua (:)


Berikut ini berbagai penggunaan tanda baca titik dua menurut kaidah ejaan yang
disempurnakan (EYD):

1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.

Contoh:

 Andi dan Sila mengisi rumah baru mereka dengan berbagai perabotan rumah tangga:
sofa, kasur, lemari, dan sebagainya.
 Andi mempertaruhkan segalanya dalam tes ini karena baginya hanya ada dua pilihan:
lolos tes beasiswa ke Belanda atau kembali pulang ke kampung menggarap sawah
milik keluarga.

Meski digunakan dalam pemerincian, namun tanda titik dua tidak digunkan untuk penjelasan
atau pemerincian yang mengakhiri suatu pernyataan.

Misal:

(BENAR)

Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan balon, gabus warna, dan juga pita hias.

(SALAH)

Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan: balon, gabus warna, dan juga pita hias.

2. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:

 Ketua : Ramadhan F.N.

Sekretaris : Riana Putri

Bendahara: Sita Novita

3. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama atau lakon sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh:

 Pemuda : ―Ini tidak bisa dibiakan begitu saja, Pak Kades!‖


Warga desa : ―Benar sekali, Pak.‖

Pemuda : ―Sudah dua orang tewas karena kelakuan dukun santet itu, Pak!‖

4. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul, serta (d) nama koa dan penerbit dalam daftar
pustaka.

Contoh

 Horizon XLII, No. 8/2008: 8


 Surah Al-Baqarah: 2-5
 Dari Pemburu ke Terapeutik: Analogi Cerpen Nusantara
 Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.

Tanda Hubung (-)


Berikut ini contoh-contoh pemakaian tanda hubung sesuai EYD:

1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.

Contoh:

 Dalam pelaksanaannya, sering kali terjadi kesalahan-kesalahan yang ti-

dak diinginkan.

 Ketika sedang mencuci di sungai, bawang putih menyelamakan seekor i-

kan mas.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Contoh:

 pura-pura
 bolak-balik
 kemerah-merahan

3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang ditulis
dengan angka atau menyambung huruf yang telah dieja satu per satu.

 11-12-2013
 I-n-d-o-n-e-s-i-a

4. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan kata atau ungkapan

Contoh:
 Ber-ganti-an
 Dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
 Dua-puluh lima-ribuan (20 x 5000)

5. Tanda hubung digunakan untuk merangkai.

Contoh:

 Se-Kabupaten, Se-JawaTengah
 Ke-2, ke-3
 Tahun 2000-an, 1960-an
 Ber-KTP, sinar-X, KTP-mu, SIM-ku
 D-3, S-1, S-2, S-3

Namun, tanda hubung tidak dapat digunakan di antara huruf dan angka, apabila angka
tersebut menunjukkan jumlah huruf, misal BP3K; LP3I; P3K; dan ain sebagainya.

6. Tanda hubung digunakan untuk merangka unsur bahasa Indonesia dengan bahasa
lain, baik bahasa daerah maupun asing.

Contoh:

 Meng-upload
 Di-sowan-i

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.

Contoh:

 Kata pasca- berasal dari bahasa Sansekerta.


 Akhiran –isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

Tanda Pisah (—)


Berikut ini kaidah penulisan tanda baca pisah (—) yang sesuai dengan EYD,

1 .Tanda pisah dapat digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan selain yang telah disebut di bangun kalimat.

Contoh:

 Rani terjatuh—saya yakin dia menangis—dari sepeda kumbangnya dan masuk ke got
depan komplek.

2. Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau


keterangan lain.

Contoh:
 Atlet sekelas Taufik Hidayat—penyabet medali emas di Yunani—harusnya mendapat
apresiasi yang pantas dari negera atas usahanya mengharumkan nama bangsa
Indonesia.
 Penemuan teori Big Bang—teori yang menyatakan bahwa semesta terbentuk atas satu
ledakan maha dahsyat—telah merubah pemahaman kita terhadap alam semesta.

3. Tanda pisah digunakan antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
„sampai dengan‟ atau „sampai ke‟.

Contoh:

 23-28 Januari 2016


 Dari tahun 1997-2007
 Jakarta-Bandung

Tanda Tanya (?)


Di bawah ini merupakan contoh penggunaan tanda tanya dalam penulisan,

1. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.

Contoh:

 Kapan hari kemerdekaan Indonesia?


 Berapa jumlah provinsi di Indonesia?

2. Tanda tanya yang dikurung digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang disangsikan atau kurang terbukti kebenarannya.

Contoh:

 Dimas Kanjeng mampu menggandakan uang (?)


 Ada hantu ‗Satpam Terbang‘ yang berkeliaran di asrama (?)

Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan emosi yang kuat, kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa takjub.

Contoh:

 Hidup mahasiswa!
 Benar-benar indah pantai ini!
 Deskripsikan gambar tersebut dalam satu kalimat!

Tanda Elipsis (…)


Berikut ini beberapa contoh penggunaan tanda elipsi sesuai dengan kaidah EYD.

1. Tanda Elipsis digunakan untuk menunjukan bahwa suatu kalimat atau kutiban ada
bagian yang sengaja dihilangkan.

Contoh:

 Dalam UUD 1945 disebutkan empat tujuan Negara Indonesia, yakni melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, ….
 Menurut … maka diprediksi dunia akan kekurangan pangan dalam kurun waktu
kurang dari 50 tahun lagi.

2. Tanda elipsis digunakan untuk menulis perkataan yang tidak selesai dalam dialog.

Contoh:

 ―Bagaimana jika kita … Bukankah itu lebih baik?‖


 ― … Ya sudah saya ikuti apa kata mereka saja.‖

Dalam penggunaan tanda elipsis, ada beberapa kaidah penulisan yang harus di perhatikan
yakni,

 Tanda elipsis diawali dan diikuti dengan spasi.


 Untuk penggunaan tanda ellipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda titik, sehingga
tanda titik nantinya berjumlah 4 buah.

Tanda Petik (“…”)


Di bawah ini merupakan kaidah penggunaan tanda petik berdasarkan EYD.

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, dialog, dan sejenisnya.

Contoh:

 ―Jam berapa ini?‖, tanya Andri pada perempuan di sampingnya.


 Menurut Pasal 31 UUD 1945, ―Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan‖.

2. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, bab buku, dan lain-lain yang disebutkan dalam suatu kalimat.

Contoh:

 Film ―Dr. Strange‖ yang dibintangi actor Benedict Cumberbatch kini tengah merajai
box office.
 Buatlah resensi dari novel ―Laskah Pelangi‖!
3. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah dengan arti khusus maupun istilah
ilmiah yang kurang dikenal.

Contoh:

 Di musim Pemilu ini, dikhawatirkan akan banyak ―serangan fajar‖.


 Praktik memberikan ―amplop‖ kepada petugas masih sering terjadi hingga saat ini.

Tanda Petik Tunggal („…‟)


Berikut ini kaidah penggunaan tanda pentik tungga sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).

1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan di dalam petikan.

Contoh:

 ―Sepertinya waktuku cukup untuk membaca novel ‗Edensor‘ sembari menunggu


kedatanganmu tadi‖, ucap Wati kesal.
 ―Andreas, apa kau tadi juga mendengar bunyi ‗pluk‘ di belakang pohon sana?‖, Rey
berbisik takut pada Andreas.

2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
dari suatu kata atau ungkapan.

Contoh:

 terdakwa ‗yang didakwa‘


 pungtuasi ‗tanda baca‘
 matur nuwun ‗terima kasih‘
 policy ‗kebijakan‘

Tanda Kurung ((…))


Tanda kurung memiliki beberapa kegunaan dalam penulisan sehari-hari, berikut ini beberapa
kegunaan kegunaan tanda kurung menurut kaidah EYD.

1. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan.

Contoh:

 Lembaga pengkreditan tersebut menyediakan jasa pengkreditan dengan jaminan surat


bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB).
 Mahasiswa Agribisnis IPB sukses menyelenggarakan Lokakarya (workshop) di tujuh
kecamatan berbeda di Kabupaten Kuningan.

2. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterang atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.

Contoh:
 Keterangan tersebut (lihat Tabel 2.4) menunjukan jika tren positif investasi syariah di
Indonesia dari tahun ke tahun.
 Artis asal Singapura itu nampak menawan dalam balutan pakaian tradisional Cina
bercorak naga (mahluk mitologi Cina) di red carpet acara tadi malam.

3. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan maupun dihilangkan.

Contoh:

 Ani pergi berbelanja menggunakan (bus) Kopaja.


 Liburan kali ini, diperkirakan akan banyak wisatawan yang mengunjungi (pulau) Bali.

4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai
penanda pemerincian.

Contoh:

 Penentuan bauran pemasaran ini mempertimbangkan (a) product, (b) price, (c) place,
dan (d) promotion.
 Berkas lamaran harus melampirkan

(1) Akta kelahiran,

(2) Surat berkelakuan baik dari kepolisian,

(3) Surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan rumah sakit, dokter, ataupun puskesmah.

Tanda Kurung Siku ([…])


Tanda kurung siku mungkin jarang ditemui di teks tertulis atau naskah lainny, namun kita
juga perlu tahu penggunaan tanda kurung siku menurut kaidah EYD seperti yang disebutkan
dibawah ini.

1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai tanda koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan naskah asli yang
ditulis oleh orang lain.

Contoh:

 [Kongres Pemuda II] tanggal 28 Oktober merupakan hari yang sangat bersejarah bagi
Republik Indonesia sehingga diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

2. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterang dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung.

Contoh:
 Persamaan antara kedua hal tersebut (perbedaannya telah disebutkan di Bab II [lihat
halaman 73-74]) akan dikupas pada bab ini.

Tanda Garis Miring (/)


Berikut ini beberapa contoh penggunaan tanda baca garis miring berdasarkan kaidah EYD.

1. Tanda garis miring digunakan dalam penulisan nomor surat, nomor pada alamat,
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi menjadi dua tahun takwim.

Contoh:

 Nomor: 023/A.1/BEMFE/XI/2016
 Jalan Pemuda III/10
 Masa bakti 2015/2016

2. Tanda miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

Contoh:

 mahasiswa/mahasiswi ‗mahasiswa dan mahasiswi‘


 pisang rebus/goreng/bakar ‗pisang rebus atau goreng atau bakar‘
 sebelum dan/atau sesudah ‗sebelum dan sesudah atau sebelum atau sesudah‘
 harganya Rp15.000,00/buah ‗harganya Rp15.000,00 untuk setiap buahnya‘

3. Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli
yang ditulis orang lain.

Contoh:

 Kong/g/res Pemuda II diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928, pada


kesempatan tersebut lagu ―Indonesia Raya‖ untuk pertama kalinya dikumandangkan.

Tanda Penyingkat atau Apostrof („)


Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian kata atau angka tahun
dalam konteks tertentu.

Contoh:

 Paketnya sudah diterima, ‗kan? (‗kan berarti bukan)


 Libur ‗lah tiba. (‗lah berarti telah)
 3-3-‘14 (‘14 berarti 2014)

Sekian pembahasan tentang penggunaan tanda baca beserta contohnya. Semoga artikel ini
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai