Kridalaksana berpendapat bahwa kalimat merupakan satuan gagasan yang relatif berdiri
sendiri, memiliki ciri utama berupa intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri
dari klausa. Keraf memberi definisi kalimat sebagai satu bagian ujaran yang didahului dan
diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap. Menurut Alwi kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kalimat merupakan satuan
bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang terangkai untuk mengungkapkan
suatu pemikiran yang utuh seperti gagasan, perasaan maupun pemikiran. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kalipat dan diakhiri dengan titik (.), tanda
tanya (?) maupun tanda seru (!). Kalimat umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-
kurangnya mempunyai unsur subjek (S) dan predikat (S). Dalam wujud lisan kalimat diawali
kesenyapan, diiringi alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi finaldan diiringi
dengan kesenyapan akhir. Kesenyapan digambarkan sebagai ruang kosong saat memulai
maupun mengakhiri kalimat.
Ciri-Ciri Kalimat
Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;
Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
Secara relatif dapat berdiri sendiri;
Mempunyai atau mengandung pikiran yang lengkap;
Memiliki pola intonasi akhir;
Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca (tanda
titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan tanda seru
untuk kalimat interjektif).
Unsur-Unsur Kalimat
Unsur unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang berupa kelompok
kata. Kelompok kata bisa berupa frase atau klausa. Klausa merupakan kelompok kata yang
tidak melebihi fungsi kalimat dan masih mempertahankan makna aslinya seperti bayi besar.
2. Setiap Unsur-Unsur Paragraf Harus Mempunyai Satu Kesatuan antar Satu Unsur
dengan Unsur Lainnya
Unsur-Unsur paragraf yang telah disebutkan sebelumnya (gagasan utama, kalimat utama, dan
kalimat penjelas) mesti membentuk satu kesatuan yang padu, di mana kalimat penjelas mesti
mampu menjelaskan gagasan utama yang terkandung dalam kalimat utama secara baik dan
sesuai dengan gagasan utama yang dimaksud. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka sebuah
paragraf belum dikatakan baik dan benar.
Ejaan Dan Tanda Baca dalam Karya Ilmiah (KTI) - Pernahkah anda
menyelesaikan KTI ? untuk bisa menyelesaikan sebuah KTI (karya tulis ilmiah), maka para
penulis harus mengerti kaidah baku dalam penggunaan bahasa yang di gunakan. Artinya
ketika salah menggunakan pemformatan dalam penulisan maka akan mengacu pada salahnya
hasil yang akan kita tulis atau disebut rancu. Pemformatan dalam penulisan inilah yang
disebut dengan kaidah tatanan bahasa atau kaidah pelambangan, pemisahan dan seperangkat
aturan-aturan berlaku yang penulisan ilmiah. Ini juga yang disebut dengan ejaan, dari asal
katanya saja eja yang berarti mengeja dimaksudkan sebagai bagian dari melafazkan suatu
huruf, kata atau lainnya yang bisa membentuk bunyi bermakna yang dapat di mengerti.
Sedangkan ejaan itu sendiri merupakan bentuk dari format penulisan tadi atau kaidah yang
harus di patuhi demi keseragaman hidup bagi semua pihak sehingga tidak bingung dan
sebagai panduan dalam menulis yang telah di sahkan formatnya.
Ejaan yang berlaku di zaman sekarang ini disebut dengan EYD atau ejaan yang di
sempurnakan. EYD ini telah di resmikan pada 16 Agustus 1972 sehingga EYD ini menjadi
acuan untuk menyempurnakan setiap ejaan dan tanda baca dalam setiap penulisan. Seperti
yang kita semua ketahui, bahwa dalam pelafalan dan aturan bahasa Indonesia yang di pakai
yaitu apa yang di tulis itulah yang dibaca. Sehingga ejaan ini sangat berbeda ketika pada
masa penjajahan terdahulu. Contoh ejaan yang belum di sempurnakan salah satunya merujuk
kepada sejarah ketika masa-masa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan yang salah
satunya adalah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang asli. Pada masa itu, Ejaan masih
menggunakan Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati
bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang menjajah
Indonesia. Lambat laun masyarakat Indonesia mulai berkembang sehingga EYD mulai di
perkenalkan oleh soewandi yang akhirnya disebut dengan Ejaan Soewandi dan ejaan dari Van
Ophusen tadi tidak di gunakan lagi.
Contoh:
Contoh:
Anita bekerja di salah satu perusahaan swasta, tetapi gaji yang ia terima jauh dibawah
rata-rata.
Ayahnya bukan pegawai bank, melainkan manajer di salah satu di perusahaan swasta.
Ibu bertugas memasak di dapur setiap harinya, sedangkan Ani mencuci peralatan
kotor yang ada.
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang dalam penulisannya
mendahului induk kalimat.
Contoh:
Sebagai catatan, untuk induk kalimat yang ditulis terlebih dahulu dari anak kalimat, maka
tidak perlu ditambahkan tanda baca titik di antara keduanya.
Misal:
4. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, meskipun
demikian, dan lain sebagainya.
Contoh:
Rani merupakan murid dari sekolah unggulam. Oleh karena itu, orang tuanya
berharap fokus untuk belajar tanpa terganggu kegiatan lainnya.
Pak Salhan memang dikenal baik oleh warga sekitar. Jadi, wajar saat warga
mengajukannya menjadi ketua RW di komplek tempat dingga mereka.
Raihan memang kesulitan dalam hal memahami materi perkuliahan. Meskipun
demikian, ia tidak pernah menyerah untuk terus belajar.
5. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau setelah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,
hai, dan lain sebagainya. Selain itu tanda koma juga digunakan sebelum dan/atau
sesudah kata sapaan, seperti Bu, Dik, Kak, dan lain-lain.
Contoh:
6. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh:
Ayah berpesan, ―Empat tahun dari sekarang, Ayah tunggu prestasi yang
membanggakan.‖
―Saya berkenalan dengan Tania sekitar 4 tahun lalu.‖, Diska memulai ceritanya,
―Ibunya seoramg guru, sedangkan ayahnya mendekam di perjara.‖
―Kamu sedang apa?‖, tanya Toni
7. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah apabila ditulis secara
berurutan.
Contoh:
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka. Selain itu tanda koma juga digunakan untuk memisahkan
masing-masing nama apabila suatu buku atau artikel memiliki lebih dari satu penulis
dalam daftar pustaka.
Contoh:
Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
Sudirman LI. 2010. Partia; purification of antimicrobial compound isolated from
mycelia of tropical Lentinus cladopus LC4. Hayati J Biosci. 17(2)63-67.
9. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
Contoh:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta:
Pustaka Rakyat, 1950), 25.
J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP
Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya. Penggunaan tanda koma in bertujuan untuk membedakan gelar
akademis dengan singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Hanya karena sebuah tanda koma, suatu kalimat dapat memiliki arti yang sangat berbeda.
Misal:
Dara Atika, S.H. (sarjana hukum, gelar akademik) berbeda dengan Dara Atika S.H. (Setia
Hasna, singkatan nama)
11. Tanda koma digunakan sebelum angka decimal atau diantara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
12. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau aposisi.
Contoh:
13. Tanda koma digunakan di belakang keterangan yang terdapat pasa awal kalimat
untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.
Contoh:
Dalam rangka mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia, BEM FEM IPB mengadakan
acara Bogor Art Festival.
Bila tidak menggunakan tanda koma, maka kalimat akan di atas akan menjadi, Dalam rangka
mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia BEM FEM IPB mengadakan acara Bogor Art
Festival, yang sulit untuk dibaca dan dimengerti.
1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara lainnya dalam kalimat
majemuk.
Contoh:
2. Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
(1) lulusan S-1 dengan IPK minimal 3.00/4.00 (untuk universitas negeri) atau 3.25/4.00
(untuk universitas swasta);
(2) memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lancar, baik tertulis maupun lisan;
Contoh:
1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Contoh:
Andi dan Sila mengisi rumah baru mereka dengan berbagai perabotan rumah tangga:
sofa, kasur, lemari, dan sebagainya.
Andi mempertaruhkan segalanya dalam tes ini karena baginya hanya ada dua pilihan:
lolos tes beasiswa ke Belanda atau kembali pulang ke kampung menggarap sawah
milik keluarga.
Meski digunakan dalam pemerincian, namun tanda titik dua tidak digunkan untuk penjelasan
atau pemerincian yang mengakhiri suatu pernyataan.
Misal:
(BENAR)
Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan balon, gabus warna, dan juga pita hias.
(SALAH)
Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan: balon, gabus warna, dan juga pita hias.
2. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
3. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama atau lakon sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Pemuda : ―Sudah dua orang tewas karena kelakuan dukun santet itu, Pak!‖
4. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul, serta (d) nama koa dan penerbit dalam daftar
pustaka.
Contoh
1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Contoh:
dak diinginkan.
kan mas.
Contoh:
pura-pura
bolak-balik
kemerah-merahan
3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang ditulis
dengan angka atau menyambung huruf yang telah dieja satu per satu.
11-12-2013
I-n-d-o-n-e-s-i-a
Contoh:
Ber-ganti-an
Dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
Dua-puluh lima-ribuan (20 x 5000)
Contoh:
Se-Kabupaten, Se-JawaTengah
Ke-2, ke-3
Tahun 2000-an, 1960-an
Ber-KTP, sinar-X, KTP-mu, SIM-ku
D-3, S-1, S-2, S-3
Namun, tanda hubung tidak dapat digunakan di antara huruf dan angka, apabila angka
tersebut menunjukkan jumlah huruf, misal BP3K; LP3I; P3K; dan ain sebagainya.
6. Tanda hubung digunakan untuk merangka unsur bahasa Indonesia dengan bahasa
lain, baik bahasa daerah maupun asing.
Contoh:
Meng-upload
Di-sowan-i
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.
Contoh:
1 .Tanda pisah dapat digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan selain yang telah disebut di bangun kalimat.
Contoh:
Rani terjatuh—saya yakin dia menangis—dari sepeda kumbangnya dan masuk ke got
depan komplek.
Contoh:
Atlet sekelas Taufik Hidayat—penyabet medali emas di Yunani—harusnya mendapat
apresiasi yang pantas dari negera atas usahanya mengharumkan nama bangsa
Indonesia.
Penemuan teori Big Bang—teori yang menyatakan bahwa semesta terbentuk atas satu
ledakan maha dahsyat—telah merubah pemahaman kita terhadap alam semesta.
3. Tanda pisah digunakan antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
„sampai dengan‟ atau „sampai ke‟.
Contoh:
Contoh:
2. Tanda tanya yang dikurung digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang disangsikan atau kurang terbukti kebenarannya.
Contoh:
Contoh:
Hidup mahasiswa!
Benar-benar indah pantai ini!
Deskripsikan gambar tersebut dalam satu kalimat!
1. Tanda Elipsis digunakan untuk menunjukan bahwa suatu kalimat atau kutiban ada
bagian yang sengaja dihilangkan.
Contoh:
Dalam UUD 1945 disebutkan empat tujuan Negara Indonesia, yakni melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, ….
Menurut … maka diprediksi dunia akan kekurangan pangan dalam kurun waktu
kurang dari 50 tahun lagi.
2. Tanda elipsis digunakan untuk menulis perkataan yang tidak selesai dalam dialog.
Contoh:
Dalam penggunaan tanda elipsis, ada beberapa kaidah penulisan yang harus di perhatikan
yakni,
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, dialog, dan sejenisnya.
Contoh:
2. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, bab buku, dan lain-lain yang disebutkan dalam suatu kalimat.
Contoh:
Film ―Dr. Strange‖ yang dibintangi actor Benedict Cumberbatch kini tengah merajai
box office.
Buatlah resensi dari novel ―Laskah Pelangi‖!
3. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah dengan arti khusus maupun istilah
ilmiah yang kurang dikenal.
Contoh:
Contoh:
2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
dari suatu kata atau ungkapan.
Contoh:
Contoh:
2. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterang atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
Contoh:
Keterangan tersebut (lihat Tabel 2.4) menunjukan jika tren positif investasi syariah di
Indonesia dari tahun ke tahun.
Artis asal Singapura itu nampak menawan dalam balutan pakaian tradisional Cina
bercorak naga (mahluk mitologi Cina) di red carpet acara tadi malam.
3. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan maupun dihilangkan.
Contoh:
4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai
penanda pemerincian.
Contoh:
Penentuan bauran pemasaran ini mempertimbangkan (a) product, (b) price, (c) place,
dan (d) promotion.
Berkas lamaran harus melampirkan
(3) Surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan rumah sakit, dokter, ataupun puskesmah.
1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai tanda koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan naskah asli yang
ditulis oleh orang lain.
Contoh:
[Kongres Pemuda II] tanggal 28 Oktober merupakan hari yang sangat bersejarah bagi
Republik Indonesia sehingga diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
2. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterang dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung.
Contoh:
Persamaan antara kedua hal tersebut (perbedaannya telah disebutkan di Bab II [lihat
halaman 73-74]) akan dikupas pada bab ini.
1. Tanda garis miring digunakan dalam penulisan nomor surat, nomor pada alamat,
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi menjadi dua tahun takwim.
Contoh:
Nomor: 023/A.1/BEMFE/XI/2016
Jalan Pemuda III/10
Masa bakti 2015/2016
2. Tanda miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Contoh:
3. Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli
yang ditulis orang lain.
Contoh:
Contoh:
Sekian pembahasan tentang penggunaan tanda baca beserta contohnya. Semoga artikel ini
bermanfaat.