Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmad dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas Menulis II ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas ini berisi tentang penggunaan paragraf dalam karya ilmiah. Karya imiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kalimat dan paragraf yang baik. Paragraf adalah sebuah karangan pendek yang melengkapi sebuah wacana, yang penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf yang baik akan menghasilkan karya/ karangan yang baik pula. Dalam makalah yang kami buat ini, kami membahas tentang bagaimana menggunakan paragraf dalam karya ilmiah, sehingga nantinya karya ilmiah yang dibuat tersebut menjadi karya ilmiah yang paragrafnya terstruktur dengan baik. Makalah ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah menulis II, Dr. Suhartono, M.Pd., sebagai tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak atas bimbingan dan telah mencurahkan ilmunya pada kami. Kepada teman-teman, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dalam bertanya dan semangat yang diberikan dalam menulis makalah ini. Semoga apa yang penulis tuliskan dan pelajari ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca nantinya. Penulis berharap dengan adanya makalah tentang bagaimana penggunaan paragraf dalam karya ilmiah, dapat membantu teman-teman yang ingin atau sedang menulis karya ilmiah atau karya yang lainnya.

Bengkulu, September 2011 Penulis

BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II
ISI 1.1. Pengertian Paragraf disebut juga alenia. Kata paragraf diserap dalam bahasa Indoensia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alenia diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa latin a lenia yang berarti mulai dari baris baru. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti sebelum dan grafein yang berarti menulis; menggores. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan terpisah dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992:1). Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf

memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu (Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Berikut ini contoh sebuah paragraf.

1.2.

Syarat-syarat paragraf yang baik Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Satu paragraf yang baik hanya mengandung satu gagasan pokok. Dalam pengembangannya tidak boleh ada kalimat yang menyimpang dari topik yang dibicarakan. Semua kalimat hanya terfokus pada topik tersebut. Paragraf yang baik hendaknya memenuhi dua syarat, yaitu (1) kesatuan dan (2) kepaduan (Arifin 1988:126; Soedjito 1991:30). Selanjutnya, Sakri (1992:2) menambahkan ciri ketiga paragraf yang baik, yakni memiliki isi yang memadai. Berikut ini diuraikan secara rinci. A. Kesatuan Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini. Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng.

Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas. Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara

pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng menyimpang dari pokok


pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga paragraf itu menjadi utuh. B. Kepaduan Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan. Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah sebagai berikut. 1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula. 2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya. 3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu. 4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka.

5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu. 6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan. 7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian. 8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu. Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi. Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para pemburu saham.

Agaknya,
berusaha

pemilik-pemilik menampung

uang

berusaha pemilik

meraih

sebanyak-

banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek minat yang menggebu-gebu.

Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo


cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen. Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu,

oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf tersebut,


kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak. C. Isi yang memadai Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.

1.3.

Macam-macam paragraf Berdasarkan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. 1. Paragraf pembuka Paragraf pembuka merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada isi suatu pembicaraan yang akan dipaparkan kemudian di dalam karangan. Karena itu, paragraf pembuka hendaknya menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan berikutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengutip pernyataan atau pendapat yang merangsang dari para ahli atau orang yang terkenal di bidangnya. 2. Paragraf Penghubung Masalah yang diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang, dan antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis. 3. Paragraf Penutup Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat juga berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang. Namun, tidak berarti paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan saja. Jadi, seorang penulis harus dapat menjaga perbandingan antara paragraf pembuka, penghubung, dan penutup. 4.

Anda mungkin juga menyukai