Oleh
Maria Magdalena Sina Amd, Kep
2021
LEMBARAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA N.Y J. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKOLOSIS
PARU DI DIRUANG YOHANES RS.ST.GABRIEL KEWAPANTE
Oleh:
Disahkan Oleh:
Pembimbing
Penguji
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ASKEP dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. J. M. dengan diagnosa medis Tuberculosis
Paru Di Ruangan Yohanes RS.St.Gabriel Kewapante”. Penulis menyadari dalam
menyusun laporan ASKEP ini tanpa bantuan dari pembimbing dan juga pihak-
pihak yang memberi dorongan berupa materi dan spiritual, maka tidak akan
terlaksana. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan banyak terima kasih
kepada:
1. Kepala Ruangan yohanes.
2. Teman-teman sejawat yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan ASKEP tersebut.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang
ada telah menyelesaikan Askep tersebut, namun penulis menyadari sepenuhnya
askep ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak.Semoga laporan ASKEP ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 3
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 3
1. Teoritis................................................................................................ 3
2. Praktis................................................................................................. 3
A : Assesment
BAB : Buang air besar
BB : Berat badan
BCG : Bacillus Calmette-guerin
B.d : Berhubungan dengan
BTA : Bakteri tahan asam
BAK : Buang air kecil
CDC : Centres for Desease Control
DX : Diagnosa
HCT/PCV : Hematocrit
INH : Rifampisin dan Isoniazid
KH : Kriteria hasil
KT : Kategori
LED : Laju endap darah
O : Objektif
P : Plening
PMO : Pengawas Minum Obat
TBC : Tubercolosis
TD : Tensi darah
TTV : Tanda-tanda vital
S : Suhu
S : Subjektif
S : Sterptomisin
N : Nadi
R : Rifampisin
RR : Respirasi
R/ : Rasional
OAT : Obat anti tubercolosis
WHO :World health organization
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setiap bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe dan
adalah penyakit TB paru. Saat ini TB paru merupakan penyakit yang menjadi
1,6% tahun 2014 di Dunia. Dua puluh tujuh negara bagian di dunia
dilaporkan peningkatan jumlah kasus TB paru dari tahun 2014, dan empat
penderita TB paru dari total kasus nasional diAmerika Serikat. Tahun 2013,
kejadian TB paru terus secara bertahap menurun antara orang kulit hitam non
dan Hispanik atau Latin (-4,0%). Sementara kejadian TB paru tingkat Asia
juga menurun 2013-2015 (-1,0%), pada tahun 2015 tingkat kejadian TB
secara keseluruhan untuk Asia selama tiga kali lebih tinggi. Angka prevalensi
TB paru di Indonesia pada tahun 2014 menjadi sebesar 647 orang dari
100.000 penduduk.
Sedangkan kasus TBC di RS. ST. Gabriel Kewapante pada tahun 2019
sebanyak 22 kasus (0,47%), dan pada tahun 2020 sebanyak 11 kasus (0,26%).
Kewapante.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan di identifikasi dalam Asuhan Keperawatan ini adalah:
1. Apa pengertian dari tuberculosis ?
2. Apa penyebab dari tuberculosis ?
3. Bagaimana klasifikasi dari tuberculosis ?
4. Apa manifestasi klinis dari tuberculosis ?
5. Bagaimana patofisologi dari tuberculosis?
6. Bagaimana anatomi fisiologi dari tuberculosis ?
7. Bagaimana penatalaksanaan tuberculosis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Dapat menjelaskan pengertian tuberculosis
2. Dapat menjelaskan penyebab tuberculosis
3. Dapat menjelaskan klasifikasi dari tuberculosis
4. Dapat menjelaskan manifestasi klinis tuberculosis
5. Dapat menjelaskan patofisiologi tuberculosis
6. Dapat menjelaskan anatomi fisiologi tuberculosis
7. Dapat menjelaskan penatalaksanaan tuberculosis
D. Manfaat Penulisan
1. Teoritis
Sebagai bahan referensi dalam pengembanan keilmuan khususnya di
bidang keperawatan tentang penanganan TBC.
2. Praktis
1). Tenaga keperawatan
Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien TBC untuk membantu proses
penyembuhan.
2). Rumah sakit
Dapat memberikan masukan bagi rumah sakit dalam meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan khususnya penanganan klien yang mengalami
gangguan pernapasan.
3). Klien dan keluarga
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai cara pencegahan,
perawatan dan pengobatan pada gangguan system pernapasan.
4).Penulis
Penulis lebih memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pernapasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Tuberculosis merupakan infeksi jaringan paru–paru oleh
2. Etiologi
(Basil Tahan Asam). Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi
1) Tipe Human : bisa berada di bercak ludah (droplet) dan diudara yang
berasal dari penderita TBC dan orang yang terkena terinfeksi bila
menghirupnya.
2) Tipe Bovin berada didalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkolosis usus.
3. Klasifikasi TB Paru
strategi terapi.
berikut
(2).BTA positif
aktif.
(2). Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
mendukung).
(1).Hidung
(2).Faring
(3).Laring
(4).Trachea
Trachea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring
(5).Bronchus
dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronchus itu berjalan
kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronchus kiri,
panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12
(6).Paru-paru
kanan).
kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
bernama lobulus.
jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf,
2) Fisiologi pernapasan
kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki lagi dan bisa
menimbulkan kematian.
(1).Pernapasan Paru
(2).Pernapasan Diafragma
esofagus.
c. Lubang caval, merupakan lubang yang dilewati oleh vena
cava inferior.
5. Patofisiologi
berkembang biak. Basil juga bisa dipindahkan melalui system limfe dan
yang masih hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh magrofag yang
membentuk dinding.
tengah dari masa jaringan ini disebut Ghon Turbecle. Materi yang terdiri
karena respon sistem imun yang tidak adekuat. Penyakit aktif dapat juga
timbul akibat infeksi ulang atau aktifnya kembali bakteri yang tidak
aktif. Pada kasus ini terjadi ulserasi pada ghon turbercle, dan akhirnya
Proses ini berjalan terus dan basil terus berkembang biak didalam sel.
Micobacterium tuberculosis
TBC
HIPERTERMI
1) Gejala respiratorik
(1) Batuk
atau karena ada hal – hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothoraks, anemia.
(4).Nyeri dada
2) Gejala sistematik
(1) Demam
sampai bulan.
8. Komplikasi
lain:
jalan napas.
paru.
dewasa.
1) Prinsip Pengobatan TB
kekambuhan.
2) Tahapan pengobatan TB
Tahapan Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap
terjadinya TB.
Obat Anti Tuberculosis ( OAT )
psikosis toksik,
kejang.
gangguan
gastrointestinal, urine
berwarna merah,
trombositopenia,
demam, skinrash,
hemolitik.
gastrointestinal,
Gout atritis.
suntikan, gangguan
keseimbangan dan
pendengaran, renjatan
anafilaktif, anemia,
Agranulositosis,
trombositopenia.
penglihatan, buta
warna, Neuritis
Perifer.
DOSIS
Catatan : Pemberian Streptomisin untuk pasien yang berumur > 60 Tahun atau
pasien dengan berat badan <50 Kg mungkin tidak dapt mentoleransi dosis
10 Mg/Kg/Hari
3) Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
dalam bentuk paket kombinasi tetap (OAT - KDT). Tablet OAT ini
paket untuk 1 pasien. Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang
Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 48
(Kategori 2) = 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3(E3)
follow up).
RH
(150/150) ₊ E
( 400 )
minggu
500 Mg Etambutol
Streptomisin inj.
Streptomisin Inj.
Mg
StreptomisinInj
Streptomisin Inj.
Dosis Paduan OAT Kombipak Kategori 2: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
pengobat pengobata Isoniazi Rimfapisi Pirazinam Tabl Tabl in Inj. hari/ kali
Mg Mg
Tahap 2 bulan 1 1 3 3 - 0, 75 gr 56
awal 1 bulan 1 1 3 3 - 28
(Dosis
harian)
Tahap 5 2 1 - 1 2 - 60
lanjutan Bulan
(Dosis 3/
minggu)
kedua contoh uji dahak tersebut negatif. Bila salah satu contoh uji positif
aatau lebih : baik pada pengobatan pasien baru atau pengobatan ulang,
MDR.
Hasil pengobatan TB
sebelumnya.
pengobatan.
dalam pengobatan.
tidak diketahui.
4) Diet
kadar albumin serum yang rendah (75-100 gr). Lemak cukup 15-25 % dari
kebutuhan energi total, Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
untuk penyakit TBC: a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1) Energi:
2600 kkal, protein 100 gr (2/kg BB). b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II
(TETP II) Energi 3000 kkal, protein 125 gr (2,5 gr/kg BB) NB : Perhitungan
kebutuhan energi dan zat gizi makro dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh
penderita (BB dan TB) dan Penderita dapat diberikan salah satu dari dua
macam diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit
penderita.
5) Kondisi Ruangan
selama satu atau dua jam, tergantung dari ada tidaknya paparan sinar
matahari, kelembapan dan ventilasi. Pada kondisi gelap, lembab, dan dingin,
mati jika terpapar oleh sinar matahari langsung. Maka jendela dan tirai harus
6) PMO
baik oloh petugas kesehatan maupun oleh pasien, selain itu harus
PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru atau tokoh masyarakat
Penatalaksanaan TB anak
tujuan utama pemberian obat anti TB, dengan tujuan utama sebagai
obat.
lanjutan.
harian maksim
(mg/kgBB/ al
hari) (mg/
hari)
(H) perifer,hipersensitivitas
(R) kulit,hepatitis,
trombositipenia,peningka
kemerahan.
(Z) gastrointestinal
hipersensitivitas,
gastrointestinal.
Efusi Pleura
bekteriologis
TB paru dengan
kerusakan luas
TB ekstra paru(selain
TB meningitis dan TB
tulang/sendi)
TB tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB miliar
TB meningitis
mg, dan pirazinamid (Z) 150 mg, serta obat fase lanjutan
(2 bulan) (4 bulan)
23 - 30 5 tablet 5 tablet
Keterangan :
6). Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1
satu puyer
3. Nutrisi
1). Jika anak tidak minum OAT >2 minggu di fase intensif
1) Pemeriksaan Radiologis
pada foto rontgen toraks, akan tetapi terdapat beberapa gambaran yang
Apabila ada lesi bilateral terutama bila terdapat pada lapangan atas paru
atau lobus atas paru – paru, Bayangan abnormal yang menetap ada pada
2) Pemeriksaan Bakteriologik
(LAM) yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir plastik.
dengan mudah.
serum. garis kontrol dan minimal satu dari empat garis antigen pada
membran.
akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat
pada aspek dalam lengan bawah, sekitar 10cm dibawah siku. Derivatif
1. Pengkajian
1) Data demografi
2) Riwayat Kesehatan
batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada bisa juga di sertai dengan
a. Batuk
kesehatan. Hal ini disebabkan rasa takut klien pada darah yang
c. Sesak Napas
d. Nyeri Dada
(Muttaqin, 2008).
4) Pemeriksaan Fisik
ringan pada malam hari. Suhu mungkin tinggi atau tidak teratur.
(Muttaqin, 2008).
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
(Muttaqin, 2008).
d. Auskultasi
a. Inspeksi
c. Perkusi
d. Auskultasi
hemoptoe masif dan kronis, dan sklera ikterik pada TB paru dengan
2. Pemeriksaan Diagnostik
penyakit.
terjadi 48 – 72 jam).
3) Foto toraks: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap
3. Diagnosa Keperawatan
bertahan/sisa sekresi.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,
membrane
Alveolar-alveolar
berhubungan
1. Intervensi Keperawatan
(Lismidar;1992).
sebagai berikut:
Kriteria hasil :
Rencana tindakan
obstruksi.
c. Ajarkan klien untuk teknik napas dalam dan batuk efektif untuk
atelektasis
keberhasilan
sekret.
indikasi
pernapasan
g. Kolaborasi pemberian terapi inhalasi,ekspektoran,aerosol
dinding dada.
Kriteria hasil
pada paru
Rencana tindakan
Kriteria hasil
Rencana tindakan.
R/ mengurangi evoporasi.
adekuat.
Kreteria hasil
(3) Warna kulit normal, tidak ada dipnea dan GDA dalam batas
normal
Rencana tindakan
haluaran
atelektasis
Kriteria hasil
Rencana tindakan
masalah
b. Anjurkan klien untuk oral hygiene paling sedikit satu jam sebelum
makan.
makan.
2. Implementasi
perawat. Seperti tahap – tahap yang lain dalam proses keperawatan, fase
3. Evaluasi
tidak
3) Untuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat
telah ditentukan
Tujuan tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali
KASUS NYATA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS PASIEN
Umur : 65 thn
Agama : Katholik
Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
2. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama
sertai nyeri uluhati, mual, makan minum kurang, dan badan lemas.
Keadaan pasien semakin memberat sejak 3 hari yang lalu dan pasien
x/mnt.
1. a) Pola nutrisi
b) Cairan
2 Eliminasi
3 Istirahat/tidur
a) Siang 2 jam 3 jam
4 Personal hygiene
5 Aktifitas sehari-hari
3. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : pasien tampak lemah.
2) Tanda-tanda vital :
Tensi : 110/70 MmHg
Suhu : 36° c
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
3) Sistim penglihatan :
Letak : simetris
Penglihatan : kabur
Sclera :putih
Kornea : keruh
Konjungtiva : anemis
Kelopak mata : normal
Pupil : isokor
4) Sistim pendengaran
Bentuk : simetris
Pendengaran : berkurang
5) Sistim pernapasan
Bentuk dada : simetris
6) Sistim cardiovaskuler
Bunyi jantung kiri dan kanan simetris
7) Abdomen
Bentuk abdomen : normal,tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
epigastrium.
kulit kering, turgor kulit jelek, tidak tampak luka dan lesi.
9) Sistem saraf
5 5
5 5
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Golongan darah O
Indeterminate.
4. TERAPI
. Proses peradangan
Respirasi: 20 x/menit,
makan ↓
menghabiskan ½ porsi ↓
kg,
Nadi: 84 x/menit,
Respirasi: 20 x/menit,
SPo2: 97 %.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi secret yang berlebihan
%.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia yang ditandai dengan
lemah, nafsu makan menurun, pasien juga mengatakan kalau ia hanya bisa
1.Bersihan jalan napas tidak efektif Setelah melakukan tindakan 1. Kaji warna, kekentalan dan 1. Karakteristik sputrum dapat
b.d produksi secret yang keperawatan selama 3x24 jumlah sputum menunjukkan berat ringannya
pasien mengatakan batuk 2. Ajarkan klien teknik napas 2. Sekresi kental sulit untuk
menunjukan bersihan jalan
berdahak dan dahak berwarna putih dalam dan batuk efektif
napas yang efektif dengan dikeluarkan dan dapat menyebabkan
kekuningan. pasien tampak untuk memudahkan
Kriteria hasil: sumbatan mukus yang dapat
batuk,Dahak berwarna putih
pengeluaran secret. menimbulkan atelektasis.
kekuningan, bunyi nafas ronchi Batuk berkurang
Teknik untuk melakukan batuk
pada kedua lapang dada.Tensi: Dahak berkurang.
fektif:anjurkan klien minum air
100/70 mmHg, Nadi: 84 x/menit,
Tidak ada bunyi
hangat, kemudian minta klien untuk
Respirasi: 20 x/menit, Suhu; 36,4
nafas tambahan
°c, SPo2: 97 %, duduk dengan mencondongkan
ronchi.
badan kedepan, kemudian minta
dada.
aktif.
7. Kolaborasi Pemberian
7. Dapat meningkatkan ukuran lumen
terapi inhalasi,
percabangan trakea bronchial sehingga
ekspektoran, aerosol
menurunkan tahanan terhadap aliran
1. Nutrisi kurang dari Setelah melakukan tindakan 1. identifikasi faktor yang 1. Merencanakan tindakan yang dipilih
kebutuhan tubuh b.d keperawatan selama 3x24 dapat menimbulkan nafsu berdasarkan penyebab masalah.
dengan pasien mengatakan menunjukan pemenuhan 2. Anjurkan klien untuk oral 2. Dengan perawatan mulut yang baik
kalau ia mengalami kebutuhan nutrisi terpenuhi. hygiene paling sedikit satu akan meningkatkan nafsu makan.
penurunan berat badan dan dengan Kriteria hasil: jam sebelum makan.
badan lemah, nafsu makan 3. Berikan diit TKTP sesuai 3. Memenuhi jumlah kalori yang
nafsu makan meningkat.
menurun, pasien juga dengan ketentuan. dibutuhkan oleh tubuh.
Berat badan bertambah.
mengatakan kalau ia hanya 4. Timbang berat badan setiap 4.
E. INPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx 1 Selasa,13/04-21 1. mengkaji warna, kekentalan dan jumlah Selasa, 13/04-21 Jam : 13.30
09.30 sputum.
Hasil : sputum berwarna kuning kental
tindakan.
tambahan.
indikasi.
tidur.
cth.
Suhu = 36°c
3. Melakukan pemeriksaan adanya suara
Nadi = 80 kali/menit
perilstaltik usus.
RR = 20 kali/menit
Hasil : bunyi bising usus 22 kali/menit,
A: masalah nutrisi kurang dari
tidak ada distensi abdomen
kebutuhan tubuh belum teratasi
ketentuan.
Hasil : BB pasien 40 kg
Dx 1 Rabu,14/04-2021 1. mengkaji warna, kekentalan dan jumlah Rabu, 14/04-21 Jam : 20.30
16.00 sputum.
Hasil : pasien sudah menepuk dada utuk TTV = tensi 110/70 mmhg
teratasi sebagian
Hasil : pasien merasah longgar saat batuk.
P: intervensi lanjut
4. mengauskultasi paru sebelum dan sesudah
tindakan.
tambahan.
saat tidur.
cth.
ketentuan.
pasien 40 kg
No dx Hari/tgl,jam Implementasi Evaluasi Nama
Dx 1 Kamis,15/04-2021 1. mengkaji warna, kekentalan dan jumlah Jumad, 16/04-21 Jam : 05.30
22.00 sputum.
P: intervensi lanjut
Hasil : pasien merasah longgar saat batuk.
tambahan.
saat tidur.
7. Melakukan tindakan kolaborasi pemberian
cth.
ketentuan.
Hasil : BB pasien 40 kg
BAB IV
PENUTUP
C. KESIMPULAN
aplikasinya. Maka dari itu kesenjangan yang penulis temukan antara teori
digunakan kurang dimengerti oleh pasien dan dibantu oleh anaknya sesuai
bahasa yang dimengerti klien dan keluarga. Pada saat pengkajian penulis
yang diajukan penulis, sehingga penulis dapat mengamati masalah pada klien.
diagnosa keperawatan.
kental dan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan napsu
D. SARAN
1. Bagi pasien
Penulis berharap ada perencanaan dan tindakan yang lebih baik untuk
dorongan kepada klien baik secara fisik maupun secara psikis agar dapat
3. Bagi perawat