Disusun oleh:
Agung Budi Pamungkas, S.Ked 04054821820107
Ainindia Rahma, S.Ked 04054821820139
Suci Ramadhani, S.Ked 04054821820014
Murtiningsih, S.Ked 04054821820116
Dwi Taufik Oktariansyah, S.Ked 04084821920120
Pembimbing:
dr. H. Zaimurzyaf Aziz, Sp.OG (K)
Laporan Kasus
Oleh :
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Periode 24
Juni – 02 September 2019.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul ”Kontrasepsi Pasca
Bersalin”.
Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat Kepaniteraan Klinik di
Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Zaimurzyaf Aziz, Sp.OG (K)
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan
penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
BAB II STATUS PASIEN ..................................................................................3
Identifikasi..............................................................................................3
Anamnesis..............................................................................................3
Pemeriksaan Fisik..................................................................................5
Diagnosis................................................................................................6
Prognosis................................................................................................6
Tatalaksana.............................................................................................6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................7
BAB IV ANALISIS KASUS.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang berupa kombinasi esterogen-progesteron dan ada pula yang hanya berisi
progestin saja, yaitu impla
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
a. Nama : Ny. EBT
b. Umur : 36 tahun
c. Alamat : Terusan Laut, OKI
d. Suku : Sumatera
e. Bangsa : Indonesia
f. Agama : Islam
g. Status : Menikah
h. Pendidikan : SLTA
i. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
j. MRS : 04 Juli 2019 (IGD: 07.30)
k. No. RM : 1129554
l. Nama Suami : Tn. T
m. Pekerjaan Suami : Swasta
4
5
riwayat darah tinggi dalam keluarga tidak ada, riwayat pandangan mata
kabur ada, riwayat mual-muntah ada, frekuensi 5-6x, banyaknya ¼ - ½ gelas
belimbing, isi apa yang dimakan. BAK sedikit dan warnanya agak kuning
kemerahan.
Os mengaku hamil kurang bulan dan gerakan janin tidak dirasakan
lagi.
Pada tanggal 04 Juli 2019 pukul 14.15, Os melahirkan neonatus mati,
perempuan, Berat Badan Lahir 1500 gr, Panjang Badan Lahir 35 cm secara
histerotomi dan dilakukan pemasangan alat kontrasepsi IUD.
Riwayat Pengobatan:
- Riwayat pemeriksaan Antenatal Rutin di Klinik
- Riwayat minum obat darah tinggi (os lupa nama obat) dan tidak rutin
diminum, hanya minum ramuan tradisional seperti timun
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala dan Leher
Kepala : Normocephali.
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB tidak ada, JVP (5-2) cmH2O
Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada
7
Ekstremitas
Akral dingin (-), edema pretibial (-).
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus uteri 1 jari sepusat, memanjang, puka, …., His (-), DJJ (-),
EFW: 775 g.
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo : portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-),
Erosi/Laserasi/Polip: (-)
VT : portio lunak, …., Effacement 0%, Ø Kuncup, ketuban
dan penunjuk sulit dinilai
IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan USG (04 Juli 2019 pukul 18:06:34)
Eosinofil 0 1-6%
Netrofil 50 50-70%
Limfosit 7 20-40%
Monosit 3 2-8%
CRP Kualittaif: Non
reaktif
Kuantitatif: <5
Fungsi Ginjal
Ureum 26
Kreatinin 0.90
Fungsi Hati
SGOT 155
SGPT 56
Elektrolit
Natrium 143
Kalium 3,4
Calsium 9,8
Urinalisis
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Berat Jenis 1,020
Ph 6,0
Protein -
As. Askorbat -
Glukosa -
Keton -
Darah -
Bilirubin -
Urobilinogen 1
Nitrit -
Leukosit esterase -
Sedimen urin:
Epitel +
Leukosit 0-1
Eritrosit 0-1
9
Silinder -
Kristal -
Bakteri -
Mukus -
Jamur -
Immunoserologi
Hepatitis Non reaktif
HbsAg
Anti-HIV
Reagen 1 Non reaktif
V. DIAGNOSIS KERJA
G4P3A0 hamil 24 minggu belum inpartu dengan superimposed pre-eclampsia
+ Complete HELLP Syndrome + Impending Eclampsia JTM intrauterine
VI. TATALAKSANA
Konservatif
- O2 4 lpm via nasal kanul
- IVFD RL gtt xx/menit
- Injeksi MgSO4 40% sesuai protokol (injeki pertama i.m 8 gram 10
cc bokong kanan, bokong kiri selanjutnya i.m 4 cc tiap 6 jam
hingga 24 jam postpartum)
- Nifedipine 3x10 mg p.o
- Konsul PDL dan Mata
- Inj. Ceftriaxone 1 gr IV
- Inj. Ampicilin 1 gr IV
- Rencana partus dengan histerotomi
- Disarankan kontrasepsi IUD karena os baru memiliki 1 anak dari
pernikahan pertama dan belum punya anak hidup dari pernikahan
kedua
Monitoring
- Observasi TTV
- Observasi balance cairan dan diuresis pasang kateter menetap
IX. FOLLOW UP
Tanggal 05-07-2019
A. Pukul 06.00 WIB
S : Keluhan habis operasi melahirkan
O : Sensorium : compos mentis
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Temp : 36,6OC
PL : FUT 3 jbpst, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), luka
operasi tertutup
A : P4A0, post histerotomi a.i bekas SC 1x + impending eclampsia
+ Complete HELLP Syndrome + Post Insersi IUD
P : - Observasi keadaan umum, kontraksi, dan perdarahan
- Mobilisasi bertahap
- Diet NB, jika BU (+) N
- Infus IVFD RL+oksitosin 20 IU gtt XX/ menit
- Antibiotika : Ceftriaxon 1 gram/12 jam IV
- Asam Tranexamat 500 g/8 jam IV
- Ketorolac 30 mg/8 jam IV
- MgSO4 sesuai protokol
- Dexamethasone 10 mg/12 jam IV
- Metildopa 250 mg/8 jam PO
- R/ Transfusi PRC, Hb post op 8,6 g/dL 1 kantong PRC
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. Kontrasepsi
I.I Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi atau alat/ cara KB adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara (Reversible) dan permanen
(Irreversinble). Bila dilihat berdasarkan kandungannya, kontrasepi dapat
dibedakan sebagai kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, implant dan akhir-akhir ini
baru diperkenalkan IUD-mirena) dan kontrasepsi non hormonal (kondom, IUD,
dan metoda kontap) (Hartanto, 2010).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah melawan,
sedangkan konseps adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dan sel sperma (Saifuddin, 2006).
Kontrasepsi yang diangap ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan,
daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu
melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus menerus, mudah
pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, dapat diterima penggunaannya oleh pasangan bersangkutan
(BKKBN, 2011).
12
13
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan dan
Simptotermal yaitu paduaan antara Suhu Basal dengan Lendir Serviks. Sedangkan
metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom, Diafragma, Cup Serviks dan
Spermisid
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormone progesterone dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesterone saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada Pil
dan Suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi progesterone
terdapat pada Pil, Suntik dan Implant.
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormone (sintetik progesterone) dan yang tidak mengandung
hormon.
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu: Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan
tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan vasektomi yaitu memotong atau mengikat
saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.e. Metode
Kontrasepsi Darurat Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2
macam yaitu: Pil dan AKDR.(5)
I.III Macam-Macam Kontrasepi
Macam-macam metode kontrasepsi menurut Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi (2010) adalah sebagai berikut:
1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. Metode MAL dapat dipakai
sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (full breast feeding) lebih efektif
14
bila pemberian kurang lebih 8x sehari, belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
Cara kerja yaitu penudaan/penekanan ovulasi. Keuntungan kontrasepsi Metode
Amenorea Laktasi (MAL) ini adalah efektivitas tinggi, segera efektif, tidak
menganggu senggama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu
pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat, tanpa biaya.
Keuntungan nonkontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) untuk bayi
adalah mendapatkan kekebalan pasif, sumber asupan gizi yang terbaik dan
sempuran untuk tumbuh kembang bayi yang optimal, terhindar dari keterpaparan
kontaminasi dari air, susu formula atau alat minum yang dipakai. Keuntungan
nonkontrasepsi Metode Amenorea Laktasi(MAL) untuk ibu adalah mengurangi
perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, meningkatkan hubungan
psikologik ibu dan bayi. Keterbatasan kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi
(MAL) perlu persiapan perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pascapersalinan, mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial,
efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau samapai dengan 6 bulan.
3. Senggama Terputus
15
4. Metode Barier
Beberapa jenis metode barier dalam metode kontrasepi diantaranya adalah:
a. Kondom
Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah Infeksi Menular
Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS pada perempuan yang beresiko terpapar
penyakit tersebut. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom
cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual.
Manfaat kontrasepsi adalah efektif bila digunakan dengan benar, tidak
mengganggu produksi asi, tidak mengganggu kesehatan klien. Manfaat
nonkontrasepsi memberi dorongan suami untuk ber KB, mencegah ejakulasi dini.
b. Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Cara kerja menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
16
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
c. Spermisida
Adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonatifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk: aerosol, tablet
vaginal, suppositoria, atau dissolvable film, krim. Cara kerja menyebabkan sel
membrane terpecah, memeperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan
pembuahan sel telur.
6. Kontrasepsi Progestin
a. Kontrasepsi suntik progestin
17
Kontrasepsi ini sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan
dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan,
cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. Tersedia 2 jenis
kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), Depo Noretisteron Enantat (Depo
Noristerat). Kedua kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asalkan penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)
Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB, sangat
efektif pada masa laktasi, dosis rendah, tidak menurunkan produksi estrogen, efek
samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercak, atau perdarahan
tidak teratur, dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
7. Kontrasepsi Implan
Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau
implanon, nyaman, dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi,
pamasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah
implan dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak dan amenorea, aman dipakai pada masa laktasi.
pada infeksi Menular seksual (IMS). Jenis kontrasepsi ini adalah AKDR CuT-
380A, AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).
Cara kerja : mengahambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangai kemampuan sperma untuk fertilisasi, memungkingkan untuk
mencegah implantasi telur dalam uterus.
9. Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Sangat efektif dan permanen, tindak
pembedahan aman dan sederhana, tidak ada efek samping, konseling dan
informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduski pria dengan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum)
tidak terjadi. Sangat efektif, tidak ada efek samping jangka panjang, tindak bedah
yang aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi setelah 20 ejakulasi atau 3
bulan, konseling dan informed consent
mutlak diperlukan.
c. Rekanalisasi
Operasi rekanalisasi dengan teknik bedah mikro sudah banyak
dikembangkan. Teknik ini tidak saja menyambung kembali tuba falopii dengan
baik, tetapi juga menjamin kembalinya fungsi tuba. Hal ini disebabkan oleh teknik
bedah mikro yang secara akurat menyambung kembali tuba dengan trauma yang
minimal, mengurangi perlekatan pascaoperasi, mempertahankan fisiologi tuba,
serta menjamin fimbriae tuba tetap bebas sehingga fungsi penangakapan ovum
masih tetap baik.
19
Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri Anda. Gunakan komunikasi
verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang identitas
dan keinginannya pada kunjungan ini.
2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat
diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan
metode tertentu.
Tabel. Pilihan metode kontrasepsi berdasarkan tujuan pemakaiannya
20
21
22
23
24
25
26
27
Jika laktasi, kategori menjadi 3-6 minggu pascapersalinan
Bergantung pada berat/ringannya kondisi
Metode barier terutama kondom selalu dianjurkan untuk pencegahan IMS dan HIV/AIDS
28
29
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur
khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai
bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan
tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Kurang efektif.
Penghalang
Kondom Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di
ujungselubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan
konsekuesinya (misal: kanker serviks).
Risiko bagi kesehatan:
Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan
alergi lateks.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat,
dapat digunakan sebagai metode sementara atau
cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain,
dapat mencegah penularan penyakit meular seksual.
32
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat
mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Vasektomi Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.
Efektivitas:
Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah
vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi
operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang).
Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual, fungsi
seksual pria, ataupun maskulinitasnya.
41
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur
bedahnya aman dan nyaman, efek samping lebih sedikit
dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria
ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan
serta frekuensi seks.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi
dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila
ingin mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali
atau dirujuk pada konselor atau tenaga kesehatan yang lebih ahli.
- Apakah Anda mempunyai bayi yang berumur kurang dari 6 bulan DAN
menyusui secara eksklusif DAN tidak mendapat haid selama 6 bulan
tersebut?
- Apakah Anda pantang senggama sejak haid terakhir atau bersalin?
- Apakah Anda baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu?
- Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila
klien ingin menggunakan AKDR)?
- Apakah Anda mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari
terakhir bila klien ingin menggunakan AKDR)?
- Apakah Anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan
konsisten?
Bila ada jawaban “YA” pada satu atau lebih pertanyaan di atas, metode
kontrasepsi dapat mulai digunakan. Bila semua dijawab “TIDAK”, ibu harus
melakukan tes kehamilan atau menunggu haid berikutnya.
Ny. MK, 27 tahun, P2A0 datang ke poliklinik PKBRS RSMH dengan tujuan
mau memasang alat kontrasepsi. 1 hari yang lalu, os melahirkan anak kedua. Os
mengeluh perut mulas menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama makin
kuat dan sering. Riwayat keluar air-air (-), riwayat darah lendir (+), riwayat
trauma (-), riwayat post coital (-), riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat perut
diurut-urut (-), riwayat merokok dan minum alkohol (-), riwayat demam (-),
riwayat alergi (-), riwayat sakit gigi (-).Riwayat darah tinggi sebelum hamil (-),
riwayat darah tinggi kehamilan sebelumnya (-), riwayat darah tinggi pada
kehamilan ini (-). Lalu os ke bidan dan dipimpin lebih dari 2 jam. Kemudian os
dibawa ke RSUD OI lalu dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan
gerakan janin masih dirasakan. Os melahirkan bayi laki-laki, BBL 4200 g,
pervaginam dengan ekstraksi forceps. Os datang ke poli klinik PKBRS untuk
memasang alat kontrasepsi pasca melahirkan.
Pada riwayat persalinan Ny. MK terdapat kala II memanjang yang dapat
beresiko menyebabkan infeksi yang ditandai dengan hasil laboratorium pada
tanggal 6 september 2017 dengan kadar leukosit 20.800/m3 yang menandakan
adanya infeksi. Selain itu pasien ini juga memiliki kadar Hb 10,6 mg/dl yang
menandakan pasien ini anemia. Digunakan kontrasepsi implan, karena
kontrasepsi implan ini fungsinya untuk menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi
sperma, dimana Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7
tahun, tergantung jenisnya. Keuntungan dari implan ini dapat mengurangi risiko
penyakit radang paggul simptomatik dan dapat mengurangi risiko anemia
defisiesi besi. Selain itu, keuntungan lain dari implan ialah pasien tidak perlu
melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif
mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Oleh karena itu,
disarankan menggunakan kontrasepsi jenis hormonal, yaitu implan
43
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G et al. 2014. Breech Presentation and Delivery In: Williams
Obstetrics. 24st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising
Division, 558-573.
Collea,J.V. 1987. Malpresentation and cord accident, in; Pernoll,M.L.,
Benson,R.C., Current Obstetric and Gynecologic Diagnostic and Treatment.
LA: Appleton and Longer.
Departemen Kesehatan. 2013. Profik Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2012. Palembang.
Departemen Kesehatan. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Hal. 75—78.
Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam; Sinopsis Obstetri edisi 2, Jakarta, EGC
Penerbit buku kedokteran, 1998.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Sastrawinata S. Persalinan. Dalam; Obstetri Fisiologi edisi 1983, Bandung,
ELEMAN, 1983.
Supono. 1985. Ilmu Kebidanan: Bagian Patologi. Edisi Pertama. Palembang.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum FK Unsri.
Supono. 1983. Ilmu Kebidanan: Bagian Tindakan. Edisi Pertama. Palembang.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum FK Unsri.
44
45