Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kasus

KONTRASEPSI PASCA BERSALIN

Disusun oleh:
Agung Budi Pamungkas, S.Ked 04054821820107
Ainindia Rahma, S.Ked 04054821820139
Suci Ramadhani, S.Ked 04054821820014
Murtiningsih, S.Ked 04054821820116
Dwi Taufik Oktariansyah, S.Ked 04084821920120

Pembimbing:
dr. H. Zaimurzyaf Aziz, Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Kontrasepsi Pasca Bersalin

Oleh :

Agung Budi Pamungkas, S.Ked 04054821820107


Ainindia Rahma, S.Ked 04054821820139
Suci Ramadhani, S.Ked 04054821820014
Murtiningsih, S.Ked 04054821820116
Dwi Taufik Oktariansyah, S.Ked 04084821920120

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Periode 24
Juni – 02 September 2019.

Palembang, Juli 2019

dr. H. Zaimurzyaf Aziz, Sp.OG (K)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul ”Kontrasepsi Pasca
Bersalin”.
Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat Kepaniteraan Klinik di
Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Zaimurzyaf Aziz, Sp.OG (K)
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan
penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Palembang, Juli 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
BAB II STATUS PASIEN ..................................................................................3
Identifikasi..............................................................................................3
Anamnesis..............................................................................................3
Pemeriksaan Fisik..................................................................................5
Diagnosis................................................................................................6
Prognosis................................................................................................6
Tatalaksana.............................................................................................6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................7
BAB IV ANALISIS KASUS.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.


Usaha–usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang
bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu
harus memenuhi syarat-syarat berbagai berikut: 1) dapat dipercaya; 2) tidak
menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3) daya kerjanya dapat dapat
diatur menurut kebutuhan.
Setiap hari, diperkirakan 800 orang wanita meninggal karena sebab yang
sebetulnya dapat dicegah dari kehamilan dan persalinan. Di antara angka tersebut,
99% di antaranya adalah berasal dari negara berkembang. Di Indonesia sendiri,
angka kematian ibu saat melahirkan masih tinggi, yakni sekitar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Antara tahun 1990 dan 2013, angka kematian ibu menurun hanya
sekitar 2,6% per tahun. Jumlah itu masih jauh dari target pemerintah dalam
pencapaian target Millenium Development Goal (MDG), yakni menurunkan angka
kematian ibu sebesar 5,5% per tahun.
Penyebab utama meninggalnya ibu saat melahirkan adalah perdarahan saat
persalinan. Resiko perdarahan ini akan meningkat jika ibu hamil tersebut hamil
terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, atau jarak melahirkan terlalu dekat. Terkait
dengan hal tersebut, dibutuhkan metode kontrasepsi untuk mengatur jarak
kehamilan.
Kontrasepsi adalah usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha–usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang
bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu
harus memenuhi syarat-syarat berbagai berikut: 1) dapat dipercaya; 2) tidak
menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3) daya kerjanya dapat dapat
diatur menurut kebutuhan.

1
2

Pilihan kontrasepsi sebagian bergantung kepada efektivitas metode


kontrasepsi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Pada beberapa
metode tertentu, efektivitas metode kontrasepsi tidak hanya bergantung pada
perlindungan yang diberikan tapi juga pada konsistensi dan ketepatan penggunaan
metode tersebut. Sangat beragamnya konsistensi maupun ketepatan penggunaan
metode kontrasepsi disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, penghasilan,
keinginan klien untuk mencegah atau menunda kehamilan, serta budaya.
Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan
keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan
kebijakan nasional KB, kesehatan individu dan seksualitas wanita atau biaya
untuk memperoleh kontrasepsi.
Hasil sementara Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
mengisyaratkan bahwa indikator pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana yang menjadi tanggungjawab BKKBN seperti TFR, ASFR, CPR dan
Unmet need belum tercapai. Target indikator TFR (Total Fertility Rate - rata-rata
wanita usia subur yang melahirkan anak) sebesar 2,1 di tahun 2014 baru tercapai
2,6 tahun 2012. Indikator ASFR 15-19 tahun sebesar 30/1000 wanita di tahun
2014, baru tercapai 48/1000 wanita. CPR atau angka pemakaian kontrasepsi
sebesar 65 persen di tahun 2014, baru tercapai 57,9 persen. Demikian juga target
unmet need (pasangan usia subur ingin KB tetapi belum terlayani) akan ditekan
hingga 5 persen tahun 2014 namun kini masih 8,5 persen.
Terdapat beberapa metode kontrasepsi, baik yang menggunakan alat/obat-
obatan maupun tidak. Contoh kontrasepsi tanpa alat antara lain koitus interuptus,
postkoital douche, rhythm method. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat-
obatan ada yang mekanis seperti kondom dan pesarium, ada yang dengan
spermisida, dan ada pula yang hormonal. Kontrasepsi hormonal di antaranya ada
3

yang berupa kombinasi esterogen-progesteron dan ada pula yang hanya berisi
progestin saja, yaitu impla
BAB II
STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI
a. Nama : Ny. EBT
b. Umur : 36 tahun
c. Alamat : Terusan Laut, OKI
d. Suku : Sumatera
e. Bangsa : Indonesia
f. Agama : Islam
g. Status : Menikah
h. Pendidikan : SLTA
i. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
j. MRS : 04 Juli 2019 (IGD: 07.30)
k. No. RM : 1129554
l. Nama Suami : Tn. T
m. Pekerjaan Suami : Swasta

II. ANAMNESIS (Tanggal 04 Juli 2019)


Keluhan Utama
Hamil kurang bulan dengan darah tinggi dan gerakan janin tidak
dirasakan lagi

Riwayat Perjalanan Penyakit


± 1 hari SMRS, Os mengeluh nyeri kepala dan nyeri ulu hati. Nyeri
dirasakan makin lama makin memberat dan tidak berkurang dengan
istirahat. Os berobat ke IGD RSUD Kayuagung, dilakukan pemeriksaan
USG dan dikatakan detak jantung janin tidak ada lagi. Os kemudian dirujuk
ke IGD RSMH Palembang. Riwayat nyeri perut menjalar ke pinggang
makin lama makin sering dan kuat tidak ada, riwayat keluar darah lendir
tidak ada, riwayat keluar air-air tidak ada, riwayat post coital bleeding tidak
ada, riwayat trauma tidak ada, riwayat minum jamu-jamuan tidak ada,
riwayat merokok dan minum alkohol tidak ada, riwayat demam tidak ada,
riwayat sakit gigi tidak ada, riwayat darah tinggi hamil ini ada, riwayat
darah tinggi hamil sebelumnya ada, riwayat darah tinggi sebelum hamil ada,

4
5

riwayat darah tinggi dalam keluarga tidak ada, riwayat pandangan mata
kabur ada, riwayat mual-muntah ada, frekuensi 5-6x, banyaknya ¼ - ½ gelas
belimbing, isi apa yang dimakan. BAK sedikit dan warnanya agak kuning
kemerahan.
Os mengaku hamil kurang bulan dan gerakan janin tidak dirasakan
lagi.
Pada tanggal 04 Juli 2019 pukul 14.15, Os melahirkan neonatus mati,
perempuan, Berat Badan Lahir 1500 gr, Panjang Badan Lahir 35 cm secara
histerotomi dan dilakukan pemasangan alat kontrasepsi IUD.

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Hipertensi (+), sejak hamil anak kedua hingga hamil ini dan tidak
rutin minum obat
- Diabetes Melitus (-)
- Asma (-)
- Penyakit jantung (-)
- Alergi (-)

Riwayat Pengobatan:
- Riwayat pemeriksaan Antenatal Rutin di Klinik
- Riwayat minum obat darah tinggi (os lupa nama obat) dan tidak rutin
diminum, hanya minum ramuan tradisional seperti timun

Riwayat Dalam Keluarga


Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal

Status Sosial Ekonomi dan Gizi : Cukup


Status Perkawinan : Menikah 2 kali;
1. Lamanya 5 tahun, cerai
2. Lamanya 7 tahun hingga saat
ini
Status Reproduksi : Menarche usia 13 tahun, siklus
haid tidak teratur, lamanya ± 6
hari, banyaknya 2x ganti
pembalut.
HPHT Lupa.
Status Persalinan : P3A0
6

1. Tahun 2008, laki-laki, BBL


2000 g, preterm, bidan,
spontan, sehat.
2. Tahun 2012, IUFD, 7 bulan,
tidak ditimbang
3. Tahun 2016, perempuan,
BBL 1500 g, aterm, RS
Bengkulu, SC, meninggal
4. Hamil ini

III. PEMERIKSAAN FISIK (04 Juli 2019)


PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB : 60 kg
TB : 154 cm
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,9oC

PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala dan Leher
Kepala : Normocephali.
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB tidak ada, JVP (5-2) cmH2O

Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada
7

Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).


Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (+) Normal, Heart Rate
88x/menit regular, murmur (-), gallop (-).

Ekstremitas
Akral dingin (-), edema pretibial (-).

PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus uteri 1 jari sepusat, memanjang, puka, …., His (-), DJJ (-),
EFW: 775 g.
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo : portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-),
Erosi/Laserasi/Polip: (-)
VT : portio lunak, …., Effacement 0%, Ø Kuncup, ketuban
dan penunjuk sulit dinilai
IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan USG (04 Juli 2019 pukul 18:06:34)

Pemeriksaan Laboratorium (04 Juli 2019 pukul 18:06:34)


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 10,1 mg/dl 11,4-15,0 mg/dl
RBC 3,36 juta/m3 4,0-5,7 juta/m3
WBC 11,5 x 103/m3 4,73-10,89 x 103/m3
Ht 27% 35-45 %
Trombosit 44.000/m3 189-436 x 103/m3
Diff. Count
Basofil 0 0-1%
8

Eosinofil 0 1-6%
Netrofil 50 50-70%
Limfosit 7 20-40%
Monosit 3 2-8%
CRP Kualittaif: Non
reaktif
Kuantitatif: <5
Fungsi Ginjal
Ureum 26
Kreatinin 0.90
Fungsi Hati
SGOT 155
SGPT 56
Elektrolit
Natrium 143
Kalium 3,4
Calsium 9,8
Urinalisis
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Berat Jenis 1,020
Ph 6,0
Protein -
As. Askorbat -
Glukosa -
Keton -
Darah -
Bilirubin -
Urobilinogen 1
Nitrit -
Leukosit esterase -
Sedimen urin:
Epitel +
Leukosit 0-1
Eritrosit 0-1
9

Silinder -
Kristal -
Bakteri -
Mukus -
Jamur -
Immunoserologi
Hepatitis Non reaktif
HbsAg
Anti-HIV
Reagen 1 Non reaktif

V. DIAGNOSIS KERJA
G4P3A0 hamil 24 minggu belum inpartu dengan superimposed pre-eclampsia
+ Complete HELLP Syndrome + Impending Eclampsia JTM intrauterine

VI. TATALAKSANA
Konservatif
- O2 4 lpm via nasal kanul
- IVFD RL gtt xx/menit
- Injeksi MgSO4 40% sesuai protokol (injeki pertama i.m 8 gram 10
cc bokong kanan, bokong kiri  selanjutnya i.m 4 cc tiap 6 jam
hingga 24 jam postpartum)
- Nifedipine 3x10 mg p.o
- Konsul PDL dan Mata
- Inj. Ceftriaxone 1 gr IV
- Inj. Ampicilin 1 gr IV
- Rencana partus dengan histerotomi
- Disarankan kontrasepsi IUD karena os baru memiliki 1 anak dari
pernikahan pertama dan belum punya anak hidup dari pernikahan
kedua

Monitoring
- Observasi TTV
- Observasi balance cairan dan diuresis  pasang kateter menetap

VII. LAPORAN OPERASI


10

- Pukul 14.95 WIB


Operasi dimulai. Pasien dalam posisi supinasi dengan general anestesi.
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi dan
sekitarnya. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril. Dilakukan
insisi mediana, kemudian insisi diperdalam secara tajam sampai menembus
peritoneum. Diputuskan dilakukan histerotomi dengan cara:
 SBR diinsisi ± 5 cm secara tajam, … ketuban (-), keruh, bau (-)
 Bayi dilahirkan dengan cara esktraksi …
- Pukul 14.15 WIB
Lahir neonatus mati, perempuan, BBL 1500 g, PB 35 cm,
- Pukul 14.20 WIB
Plasenta lahir lengkap, BP 200 gram, PTP 33 cm ukuran 15x10 cm.
Dilakukan pembersihan uterus, lalu dilakukan pemasangan IUD. Kemudian
dilanjutkan dengan penjahitan SBR:
 Dilakukan penjahitan SBR secara jelujur dengan PGA No. I
 Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya
Dilakukan eksplorasi uterus dan sekitarnya. Dilakukan pencucian cavum
abdomen dengan NaCl 0,9%. Setelah cavum abdomen diyakini bersih dan
tidak ada perdarahan, kemudian dilakukan penutupan dinding abdomen
lapis demi lapis dengan cara sebagai berikut:
 Peritoneum dijahit secara jelujur dengan Plain cutgut 2.0
 Otot dijahit secara jelujur dengan Plain cutgut 2.0
 Fascia dijahit secara jelujur dengan PGA 1.0
 Subkutis dijahit secara jelujur dengan Plain cutgut 2.0
 Kutis dijahit secara jelujur subkutikuler dengan PGA 3.0
- Pukul 15.05 WIB
Operasi selesai

VIII. INSTRUKSI PASCA PERSALINAN


 Pantau nadi/tensi/pernafasan/suhu/kontraksi/perdarahan setiap jam
 Diet biasa, jika BU (+) Normal
 Infus IVFD RL+oksitosin 20 IU gtt XX/ menit
 Mobilisasi bertahap
 Kateter menetap, catat input dan output
 Cek lab Darah Rutin, Darah Kimia post op
 Antibiotika : Ceftriaxon 1 gram/12 jam IV
 Asam Tranexamat 500 g/8 jam IV
 Ketorolac 30 mg/8 jam IV
 MgSO4 sesuai protokol
11

 Dexamethasone 10 mg/12 jam IV


 Metildopa 250 mg/8 jam PO

IX. FOLLOW UP
Tanggal 05-07-2019
A. Pukul 06.00 WIB
S : Keluhan habis operasi melahirkan
O : Sensorium : compos mentis
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Temp : 36,6OC
PL : FUT 3 jbpst, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), luka
operasi tertutup
A : P4A0, post histerotomi a.i bekas SC 1x + impending eclampsia
+ Complete HELLP Syndrome + Post Insersi IUD
P : - Observasi keadaan umum, kontraksi, dan perdarahan
- Mobilisasi bertahap
- Diet NB, jika BU (+) N
- Infus IVFD RL+oksitosin 20 IU gtt XX/ menit
- Antibiotika : Ceftriaxon 1 gram/12 jam IV
- Asam Tranexamat 500 g/8 jam IV
- Ketorolac 30 mg/8 jam IV
- MgSO4 sesuai protokol
- Dexamethasone 10 mg/12 jam IV
- Metildopa 250 mg/8 jam PO
- R/ Transfusi PRC, Hb post op 8,6 g/dL  1 kantong PRC
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

I. Kontrasepsi
I.I Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi atau alat/ cara KB adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara (Reversible) dan permanen
(Irreversinble). Bila dilihat berdasarkan kandungannya, kontrasepi dapat
dibedakan sebagai kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, implant dan akhir-akhir ini
baru diperkenalkan IUD-mirena) dan kontrasepsi non hormonal (kondom, IUD,
dan metoda kontap) (Hartanto, 2010).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah melawan,
sedangkan konseps adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dan sel sperma (Saifuddin, 2006).
Kontrasepsi yang diangap ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan,
daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu
melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus menerus, mudah
pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, dapat diterima penggunaannya oleh pasangan bersangkutan
(BKKBN, 2011).

I.II Metode Kontrasepsi


Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh warga Negara
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Metode Sederhana
Kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,

12
13

Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan dan
Simptotermal yaitu paduaan antara Suhu Basal dengan Lendir Serviks. Sedangkan
metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom, Diafragma, Cup Serviks dan
Spermisid
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormone progesterone dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesterone saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada Pil
dan Suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi progesterone
terdapat pada Pil, Suntik dan Implant.
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormone (sintetik progesterone) dan yang tidak mengandung
hormon.
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu: Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan
tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan vasektomi yaitu memotong atau mengikat
saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.e. Metode
Kontrasepsi Darurat Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2
macam yaitu: Pil dan AKDR.(5)
I.III Macam-Macam Kontrasepi
Macam-macam metode kontrasepsi menurut Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi (2010) adalah sebagai berikut:
1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. Metode MAL dapat dipakai
sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (full breast feeding) lebih efektif
14

bila pemberian kurang lebih 8x sehari, belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
Cara kerja yaitu penudaan/penekanan ovulasi. Keuntungan kontrasepsi Metode
Amenorea Laktasi (MAL) ini adalah efektivitas tinggi, segera efektif, tidak
menganggu senggama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu
pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat, tanpa biaya.
Keuntungan nonkontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) untuk bayi
adalah mendapatkan kekebalan pasif, sumber asupan gizi yang terbaik dan
sempuran untuk tumbuh kembang bayi yang optimal, terhindar dari keterpaparan
kontaminasi dari air, susu formula atau alat minum yang dipakai. Keuntungan
nonkontrasepsi Metode Amenorea Laktasi(MAL) untuk ibu adalah mengurangi
perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, meningkatkan hubungan
psikologik ibu dan bayi. Keterbatasan kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi
(MAL) perlu persiapan perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pascapersalinan, mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial,
efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau samapai dengan 6 bulan.

2. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)


Pada metode ini ibu harus mengetahui kapan masa suburnya berlangsung,
efektif bila dipakai dengan tertib, tidak ada efek samping, pasangan sukarela
menghindari senggama pada masa subur ibu Ada berbagai macam metode
Keluarga Berencana Alamiah (KBA). Metode lendir serviks atau dikenal sebagai
Metode Ovulasi Billings (MOB) adalah yang paling efektif. Cara yang kurang
efektif misalnya sistem kalender atau pantang berkala dan metode suhu basal yang
sudah tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini disebabkan oleh kegagalan
yang cukup tinggi (>20%) dan waktu pantang yang lebih lama. Di Indonesia
dengan surat dari BKKBN Pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK
6668/K.S.002/E2/90, Tgl.28 Desember 1990, Metode Ovulasi Billing (MOB)
sudah diteriam sebagai salah satu metode KB (mandiri).

3. Senggama Terputus
15

Senggama terputus adalah metode keluarga berenacan tradisional, di mana


pria mengelurarkan alat kelaminya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi. Cara kerjanya adalah alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina sehingga tidak ada pertemuan
antara sprema dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Manfaat kontrasepsi
efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganngu produksi ASI, dapat
digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat
digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya. Manfaat nonkontrasepsi
meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana, untuk pasangan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
Keterbatasan efektivitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan sanggama terputus setiap melaksanakannya, efektifitas akan jauh
menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis,
memutuskan kenikmatan dalam berhubungan seksual.

4. Metode Barier
Beberapa jenis metode barier dalam metode kontrasepi diantaranya adalah:
a. Kondom
Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah Infeksi Menular
Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS pada perempuan yang beresiko terpapar
penyakit tersebut. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom
cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual.
Manfaat kontrasepsi adalah efektif bila digunakan dengan benar, tidak
mengganggu produksi asi, tidak mengganggu kesehatan klien. Manfaat
nonkontrasepsi memberi dorongan suami untuk ber KB, mencegah ejakulasi dini.
b. Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Cara kerja menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
16

reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
c. Spermisida
Adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonatifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk: aerosol, tablet
vaginal, suppositoria, atau dissolvable film, krim. Cara kerja menyebabkan sel
membrane terpecah, memeperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan
pembuahan sel telur.

5. Kontrasepsi Kombinasi (Hormon Estrogen Dan Progesteron)


Kontrasepsi jenis ini terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Pil Kombinasi
Efektif dan reversibel, harus diminum setiap hari, pada bulan-bulan
pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya
dan segera akan hilang, efek samping serius sangat jarang terjadi, dapat dipakai
oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupaun
belum, dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil, tidak
dianjurkam pada ibu yang menyusui, dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
Cara kerjanya adalah menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir serviks
mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma, pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medrosiprogesteron Asetat
dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM, sebulan sekali (cyclofem),
dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol. Valerat yang diberikan injeksi
I.M sebulan sekali. Cara kerja menekan ovulasi, membuat endir serviks menjadi
lebih kental sehingga penetrasi terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi)
sehingga implantasi terganggu, menghambat transportasi gamet oleh tuba.

6. Kontrasepsi Progestin
a. Kontrasepsi suntik progestin
17

Kontrasepsi ini sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan
dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan,
cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. Tersedia 2 jenis
kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), Depo Noretisteron Enantat (Depo
Noristerat). Kedua kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asalkan penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b. Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)
Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB, sangat
efektif pada masa laktasi, dosis rendah, tidak menurunkan produksi estrogen, efek
samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercak, atau perdarahan
tidak teratur, dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

7. Kontrasepsi Implan
Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau
implanon, nyaman, dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi,
pamasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah
implan dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak dan amenorea, aman dipakai pada masa laktasi.

8. AKDR dengan Progestin


Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah progestin yang
mengandung progesteron dari mirena yang mengandung levonorgestrel.
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Jenis KB ini sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat
sampai 10 tahun: CuT-380A), haid menjadi lebih lama dan lebih banyak,
pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi, tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar
18

pada infeksi Menular seksual (IMS). Jenis kontrasepsi ini adalah AKDR CuT-
380A, AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).
Cara kerja : mengahambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangai kemampuan sperma untuk fertilisasi, memungkingkan untuk
mencegah implantasi telur dalam uterus.

9. Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Sangat efektif dan permanen, tindak
pembedahan aman dan sederhana, tidak ada efek samping, konseling dan
informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduski pria dengan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum)
tidak terjadi. Sangat efektif, tidak ada efek samping jangka panjang, tindak bedah
yang aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi setelah 20 ejakulasi atau 3
bulan, konseling dan informed consent
mutlak diperlukan.
c. Rekanalisasi
Operasi rekanalisasi dengan teknik bedah mikro sudah banyak
dikembangkan. Teknik ini tidak saja menyambung kembali tuba falopii dengan
baik, tetapi juga menjamin kembalinya fungsi tuba. Hal ini disebabkan oleh teknik
bedah mikro yang secara akurat menyambung kembali tuba dengan trauma yang
minimal, mengurangi perlekatan pascaoperasi, mempertahankan fisiologi tuba,
serta menjamin fimbriae tuba tetap bebas sehingga fungsi penangakapan ovum
masih tetap baik.
19

Faktor-Faktor dalam Memilih Metode Kontrasepsi


Dalam hal pemilihan metode kontrasepsi ada beberapa faktor yang
berpengaruh diantaranya adalah :
1. Faktor pasangan yaitu motivasi meliputi hak reproduksidan menentukan jumlah
anak. Rehabilitas meliputi umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah
keluarga yang diingikan, pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu, sikap
kewanitaan, sikap kepriaan.
2. Faktor kesehatan yaitu kontraindikasi absolut atau relatif meliputi status
kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
panggul.
3. Faktor metode kontrasepsi yaitu penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
meliputi efektivitas, efek samping minor, kerugian, komplikasi – komplikasi yang
potensial, biaya. (Hartono, 2004)

I.IV Memilih Metode Kontrasepsi


Dalam hal memilih metode kontrasepsi, harus dapat memandangnya dari
dua sudut yang pertama adalah pihak akseptor. Ada 2 hal yang sangat penting
yang ingin diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu efektifitas dan
keamanan. Hal berikutnya adalah dari pihak medis/petugas KB. Di samping
kedua hal tersebut di atas, untuk pihak medis/petugas KB masih ada hal-hal lain
yang penting dan perlu dipertimbangkan yaitu upaya melindungi
kesuburan/fertilitas dari akseptor, keuntungan non-kontraseptif, kontraindikasi,
tanda – tanda bahaya, menghindari pendekatan “Polifarmasi”, kerjasama antara
suami-istri.

I.VI Panduan Pemilihan Kontrasepsi12


Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian
pada ibu dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi
pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilitator, sesuai langkah-langkah di
bawah ini.
1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu
20

Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri Anda. Gunakan komunikasi
verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang identitas
dan keinginannya pada kunjungan ini.
2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat
diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan
metode tertentu.
Tabel. Pilihan metode kontrasepsi berdasarkan tujuan pemakaiannya

Tanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medis yang dimilikinya.


Perhatikan persyaratan medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu di tabel
berikut ini.
Keterangan:
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko
3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang lebih
sesuai atau dapat diterima
4 = Metode tidak boleh digunakan
Tabel. Klasifikasi persyaratan medis dalam penapisan klien (dimodifikasi dari WHO 2004)

20
21
22
23
24
25
26
27
 Jika laktasi, kategori menjadi 3-6 minggu pascapersalinan
 Bergantung pada berat/ringannya kondisi
 Metode barier terutama kondom selalu dianjurkan untuk pencegahan IMS dan HIV/AIDS

28
29

3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat


digunakan ibu
Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi:
efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-
upaya untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut
(termasuk sistem rujukan).

Metode Kontrasepsi Keterangan


Metode Alamiah
Metode Amenorea Mekanisme:
Laktasi (MAL) Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi. Metode ini
memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
 Ibu belum mengalami haid lagi
 Bayi disusui secara eksklusif dan sering,
sepanjang siang dan malam
 Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Efektivitas:
Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusuibayinya
secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6
bulan setelah persalinan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mendorong pola menyusui yang benar, sehingga
membawa manfaat bagi ibu dan bayi.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Metode alamiah, mendorong kebiasaan menyusui, dan
tidak perlu biaya.
Metode Kalender Mekanisme:
30

Metode kalender adalahmetode alamiah dengan


menghindari sanggama pada masa subur.
Efektivitas:
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan berkisar
antara 1 hingga 9 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur
khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai
bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan
tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit
diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur.
Senggama Terputus Mekanisme:
Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi
Efektivitas:
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
31

Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur
khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai
bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan
tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Kurang efektif.
Penghalang
Kondom Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di
ujungselubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan
konsekuesinya (misal: kanker serviks).
Risiko bagi kesehatan:
Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan
alergi lateks.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat,
dapat digunakan sebagai metode sementara atau
cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain,
dapat mencegah penularan penyakit meular seksual.
32

Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:


Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan,
harus disiapkan sebelum berhubungan seksual.
Diafragma Mekanisme:
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks
sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).Dapat
pula digunakan dengan spermisida.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar bersama spermisida,
risiko kehamilan adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan
kanker serviks.
Risiko bagi kesehatan:
Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis,
sindroma syok toksik.
Efek samping:
Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya
dikendalikan oleh perempuan, dan dapat dipasang
sebelum berhubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan
ukuran yang tepat, keberhasilan tergatung cara
pemakaian.
Kontrasepsi Hormonal
Pil Kombinasi Mekanisme:
33

Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,


mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh
sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga
transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker
ovarium, penyakit radang panggul simptomatik. Dapat
mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia defisiensi
besi. Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid,
nyeri saat ovulasi, kelebihan rambut pada wajah dan
tubuh, gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala
endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Gumpalan darah di vena dalam tungkai atau paru-paru
(sangat jarang), stroke da serangan jantung (amat sangat
jarang).
Efek samping:*
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid),
sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan
berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat
(dapat membaik atau memburuk, tapi biasaya
membaik), dan peningkatan tekanan darah.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat
dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga
kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
34

Relatif mahal dan harus digunakan tiap hari.* Beberapa


efek samping tidak berbahaya dan akan menghilang
setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak
teratur
Suntikan Kombinasi Mekanisme:
Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu,
atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu,
dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
ini diberikan sekali tiap bulan.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun
diduga mirip dengan pil kombinasi.
Risiko bagi kesehatan:
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun
diduga mirip dengan pil kombinasi.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang,
atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan
berat badan.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu diminum setiap hari, ibu dapat
mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat
dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan
kehamilan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
35

Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.


Suntikan Progestin Mekanisme:
Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali (DMPA).
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak
langsung kembali setelah berhenti, biasanya dalam
waktu beberapa bulan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium dan fibroid
uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit radang paggul
simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi
gejala endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu
dengan anemia sel sabit.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang
dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau
tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing,
kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak
nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan
hasrat seksual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu diminum setiap hari, tidak mengganggu
hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa
diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu
36

meningkatkan berat badan.


Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.
Pil Progestin (Minipil) Mekanisme:
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis
steroid seks di ovarium, endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau
sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,
pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara,
nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya
dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapapun
tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak
mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Harus diminum tiap hari.
Implan Mekanisme:
37

Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan


lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi,
dan mengurangi transportasi sperma. Implan
dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-
7 tahun, tergantung jenisnya.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik.
Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi besi.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama:
haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8
hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid
sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang),
sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan,
perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang
lama setelah pemasangan, efektif mencegah kehamilan,
dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi Mekanisme:
Dalam Rahim (AKDR) AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR
38

menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba


falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri, mencegah sperma dan ovum
bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan
lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu
redah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan
haid yag lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit
radang panggul billa ibu sudah terinfeksi klamidia atau
gonorea sebelum pemasangan.
Efek samping:
Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama
(haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan
nyeri haid).
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk
waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat
langsung dipasang setelah persalinan atau keguguran.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan
tenaga kesehatan terlatih.
AKDR dengan Mekanisme:
Progestin AKDR dengan progestin membuat endometrium
mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi
39

sehingga menganggu implantasi; mencegah terjadinya


pembuahan dengan memblok bersatunya ovum dengan
sperma; mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
falopii; dan menginaktifkan sperma
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko anemia defisiensi besi. Dapat
mengurangi risiko penyakit radang panggul.
Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid
tidak teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak
haid), jerawat, sakit kepala, pusing, nyeri payudara,
mual, kenaikan berat badan, perubahan suasana
perasaan, dan kista ovarium.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk
waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
pemasangan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan
tenaga kesehatan terlatih.
Kontrasepsi Mantap
Tubektomi Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapatbertemu
dengan ovum.
40

Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat
mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Vasektomi Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.
Efektivitas:
Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah
vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi
operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang).
Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual, fungsi
seksual pria, ataupun maskulinitasnya.
41

Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur
bedahnya aman dan nyaman, efek samping lebih sedikit
dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria
ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan
serta frekuensi seks.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.

4. Bantu ibu menentukan pilihan

Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi
dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila
ingin mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali
atau dirujuk pada konselor atau tenaga kesehatan yang lebih ahli.

5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih


ibu

Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskanlah mengenai:


- Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi
- Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan
- Cara mengenali efek samping/komplikasi
- Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan
ulang bila diperlukan
- Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi

Informasi-informasi tersebut tidak dijelaskan di dalam buku ini, namun


dapat diperoleh di Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BKKBN 2011).
Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu juga, lakukan penapisan
kehamilan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
42

- Apakah Anda mempunyai bayi yang berumur kurang dari 6 bulan DAN
menyusui secara eksklusif DAN tidak mendapat haid selama 6 bulan
tersebut?
- Apakah Anda pantang senggama sejak haid terakhir atau bersalin?
- Apakah Anda baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu?
- Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila
klien ingin menggunakan AKDR)?
- Apakah Anda mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari
terakhir bila klien ingin menggunakan AKDR)?
- Apakah Anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan
konsisten?

Bila ada jawaban “YA” pada satu atau lebih pertanyaan di atas, metode
kontrasepsi dapat mulai digunakan. Bila semua dijawab “TIDAK”, ibu harus
melakukan tes kehamilan atau menunggu haid berikutnya.

6. Rujuk ibu bila diperlukan


Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini ibu belum
mendapat informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan
kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak
mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu.
Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan
(kunjungan ulang pasca pemasangan).
BAB IV
ANALISIS KASUS

Ny. MK, 27 tahun, P2A0 datang ke poliklinik PKBRS RSMH dengan tujuan
mau memasang alat kontrasepsi. 1 hari yang lalu, os melahirkan anak kedua. Os
mengeluh perut mulas menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama makin
kuat dan sering. Riwayat keluar air-air (-), riwayat darah lendir (+), riwayat
trauma (-), riwayat post coital (-), riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat perut
diurut-urut (-), riwayat merokok dan minum alkohol (-), riwayat demam (-),
riwayat alergi (-), riwayat sakit gigi (-).Riwayat darah tinggi sebelum hamil (-),
riwayat darah tinggi kehamilan sebelumnya (-), riwayat darah tinggi pada
kehamilan ini (-). Lalu os ke bidan dan dipimpin lebih dari 2 jam. Kemudian os
dibawa ke RSUD OI lalu dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan
gerakan janin masih dirasakan. Os melahirkan bayi laki-laki, BBL 4200 g,
pervaginam dengan ekstraksi forceps. Os datang ke poli klinik PKBRS untuk
memasang alat kontrasepsi pasca melahirkan.
Pada riwayat persalinan Ny. MK terdapat kala II memanjang yang dapat
beresiko menyebabkan infeksi yang ditandai dengan hasil laboratorium pada
tanggal 6 september 2017 dengan kadar leukosit 20.800/m3 yang menandakan
adanya infeksi. Selain itu pasien ini juga memiliki kadar Hb 10,6 mg/dl yang
menandakan pasien ini anemia. Digunakan kontrasepsi implan, karena
kontrasepsi implan ini fungsinya untuk menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi
sperma, dimana Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7
tahun, tergantung jenisnya. Keuntungan dari implan ini dapat mengurangi risiko
penyakit radang paggul simptomatik dan dapat mengurangi risiko anemia
defisiesi besi. Selain itu, keuntungan lain dari implan ialah pasien tidak perlu
melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif
mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Oleh karena itu,
disarankan menggunakan kontrasepsi jenis hormonal, yaitu implan

43
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F.G et al. 2014. Breech Presentation and Delivery In: Williams
Obstetrics. 24st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising
Division, 558-573.
Collea,J.V. 1987. Malpresentation and cord accident, in; Pernoll,M.L.,
Benson,R.C., Current Obstetric and Gynecologic Diagnostic and Treatment.
LA: Appleton and Longer.
Departemen Kesehatan. 2013. Profik Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2012. Palembang.
Departemen Kesehatan. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Hal. 75—78.
Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam; Sinopsis Obstetri edisi 2, Jakarta, EGC
Penerbit buku kedokteran, 1998.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Sastrawinata S. Persalinan. Dalam; Obstetri Fisiologi edisi 1983, Bandung,
ELEMAN, 1983.
Supono. 1985. Ilmu Kebidanan: Bagian Patologi. Edisi Pertama. Palembang.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum FK Unsri.
Supono. 1983. Ilmu Kebidanan: Bagian Tindakan. Edisi Pertama. Palembang.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum FK Unsri.

44
45

Anda mungkin juga menyukai