Anda di halaman 1dari 33

LIMFOMA

HODGKIN
LIMFOMA HODGKIN

= Limfoma Hodgkin = Hodgkin disease


_________________________________
= keganasan sistem limforetikular dan
jaringan pendukungnya yang sering
menyerang kelenjar getah bening dan
disertai gambaran histopatologi yang khas
yaitu adanya sel- sel Reed- Steinberg dan
gambaran polimorfik kelenjar getah bening
EPIDEMIOLOGI

Limfoma Hodgkin lebih sering terjadi pada


laki-laki dibandingkan perempuan (1,3-
1,4:1), umumnya terjadi pada usia 15-34
tahun dan di atas 55 tahun. Insidennya 2,8
kasus per 100.000 individu. Pada tahun
2011 terdapat 8.830 kasus baru dan 1.300
kasus kematian akibat limfoma hodgkin
ETIOLOGI

• HIV (adanya defisiensi imun)

• Infeksi virus Epstein Barr

• Sitomegalovirus, Human Herpes Virus-6 (HHV-6)

• Riwayat keluarga
KLASIFIKASI

Klasifikasi limfoma hodgkin menurut WHO dibagi menjadi:


• Nodular Limphocyte-Predominance Hodgkin Lymphoma
(nodular LPHL)
• Nodular sklerosis : tipe ini adalah tipe yang paling sering
dijumpai,
• Mixed cellularity
• Limfosit-rich
• Limfosit-depleted
GAMBARAN KLINIS :

• Pembesaran KGB yang tidak nyeri


• Demam
• Keringat malam
• Berat badan menurun
• Lemas
• Nyeri abdomen
• Nyeri tulang
CLINICAL STAGING & THERAPY
CLINICAL STAGING :

• I. Satu regio KGB


II. Dua regio KGB pd 1 sisi diafragma
III. Terdapat pada 2 sisi diafragma
IV. Penyebaran luas ( SST, hepar )
-----------------------------------------------
DIAGNOSIS

Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan histopatologi


kelenjar getah bening, dengan gambaran khas sel-sel
Reed Sternberg. Karakteristik sel ini adalah adanya 2
buah nukleus yang merupakan bayangan cermin satu
sama lain (mirror-image nuclei).
GAMBARAN SEL REED-STERNBERG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah tepi:


Anemia, eosinofilia, LED meningkat
• Pemeriksaan fungsi hati:
Alkalis fosfatase meningkat dan ikterus
• Peningkatan ureum/kreatinin
• Foto toraks
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• USG Abdomen
• CT-Scan Abdomen
• CT-Scan Toraks
PENATALAKSANAAN

____________________________________

• Radioterapi
• Kemoterapi : yang direkomendasikan adalah
ABVD ( adriamisin, bleomisin, vinblastin,
dakarbazin) dan Stanvord V (mekloretamin,
adriamisin, vinblastin, vinkristin, bleomisin)
KOMPLIKASI
____________________________________

1. Akibat penyakitnya langsung :


Penekanan pada organ, khususnya jalan napas
dan usus
2. Akibat efek samping pengobatan :
a. Radioterapi dapat meningkatlkan keganasan

sekunder (khususnya pada tulang, payudara)


b. Kemoterapi menyebabkan mielosupresi,
mudah terserang infeksi
c. Radioterapi dan kemoterapi dapat
menyebabkan infertilitas
PROGNOSIS

• Stage I dan II : 90% 5 tahun


• Stadium III : 84% 5 tahun
• Stadium IV : 65% 5 tahun
LIMFOMA NON
HODGKIN
DEFINISI
• Limfoma Non Hodgkin (LNH) merupakan
sekumpulan besar keganasan primer
kelenjar getah bening dan jaringan limfoid
ekstranodal, yang dapat berasal dari
limfosit B, limfosit T, dan sel NK (Natular
Killer).
EPIDEMIOLOGI

• Insidensinya berkisar 63.190 kasus pada


tahun 2007 di AS dan merupakan penyebab
kematian utama kanker pada pria usia 20-
39 tahun. Di Indonesia, LNH bersama-sama
dengan Limfoma Hodgkin dan Leukimia
menduduki urutan peringkat keganasan ke-
6
MANIFESTASI KLINIS

• Penurunan Berat Badan >10% dalam 6 bulan


• Demam 38 derajat C >1 minggu
• Keringat malam
• Cepat lelah
• Penurunan nafsu makan
• Pembesaran KGB
• Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak
nyeri di leher, ketiak atau pangkal paha.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Anamnesis Umum
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Diagnostik
A. Biopsi eksisional atau core biopsi
B. Laboratorium
C. Aspirasi Sumsum Tulang (BMP) dan biopsi sumsum tulang
D. Radiologi
DIAGNOSIS BANDING

1. Infeksius
- Bakteri (sifilis,brucellulosis)
- Virus (mononukleosis infeksius,
sitomegalovirus, HIV, cat scratch fever)
- Mikrobakterium (Tuberkulosis)
- Parasit (toxoplasma)
2. Autoimun
- Lupus eritematosus sistemik
- Sindrom Sjogren
- Derivatif HidantoinGranulomatosis
3. Granulomatosis
- Sarkoidosis
4. Neoplasma
- Penyakit Hodgkin
- Leukimia Limfositik Kronik
- Histiositosis maligna
- Melanoma
- Neoplasma sel germinal
5. Kondisi lainnya
- Hiperplasia limfoid reaktif
- Granulomatosis limfomatoid
- Limfadenopati dermatopati
- Limfadenopati angioimunoblas
- Penyakit Castleman
KLASIFIKASI STADIUM DAN
HISTOLOGIK
Staging menurut Ann-Arborr
PENATALAKSANAAN
1. LNH INDOLEN (FOLIKULAR)
A.LNH INDOLEN STADIUM 1DAN II
Radioterapi memperpanjang disease free survival pada beberapa pasien. Standar
pilihan terapi :
1. Iradiasi
2. Kemoterapi dilanjutkan dengan radiasi
3. Kemoterapi (terutama pada stadium ≥2 menurut kriteria GELF)
4. Kombinasi kemoterapi dnegan imunoterapi
5. Observasi
B. LNH INDOLEN STADIUM II,III,IV
Standar pilihan terapi :
1. Tanpa terapi
2. Rituximab
3. Purine nucleoside analogs (Fludarabin) pada LNH Primer
4. Alkylating agent oral (dengan/tanpa steroid)
5. Rituximab maintenance dapat dipertimbangkan
6. Kemoterapi intensif ± Total Body irradiation (TBI)
7. Radiaterapi paliatif
C. LNH INDOLEN RELAPS
Standar Pilihan terapi :
1. Radiasi paliatif
2. Kemoterapi
3. Tranplantasi sumsum tulang
II. LNH AGRESIF(DIFFUSE LARGE
B CELL LYMPHOMA)
A. LNH STADIUM I DAN II
Pada kondisi tumor non bulky (diameter tumor
<10 cm) dengan kriteria : pasien muda risiko
rendah atau rendah menengah (aaIPI score ≤1)
dan risiko tinggi atau menengah-tinggi (aaIPI
≥2) yaitu kemoterapi kombinasi R-CHOP.
B. LNH STADIUM I-II (BULKY), III DAN IV
- Kemoterapi RCHOP 6-8 siklus ± radioterapi
konsolidasi
- Uji klinik pada stadium II dan IV
C. LNH REFRAKTER/RELAPS
- Kemoterapi salvage seperti R-DHAP maupun R-ICE
- High dose cemotherapy plus radioterapi diikuti
dengan transplantasi sumsum tulang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai