Anda di halaman 1dari 29

 

RUPTUR HEPAR
E.C. TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

Riwi Bedori Larasatty, S.Ked


K1A1 11 087

Pembimbing :
dr. Wayan Eka Winarka, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I
Umur : 17 tahun
Alamat : Totombe Jaya
Tanggal Masuk : 31 Oktober 2021
Keluhan utama : Penurunan kesadaran sejak subuh post KLL
Anamnesis terpimpin : Penurunan kesadaran setelah mengalami KLL kemarin magrib

Riwayat pasien mengalami kecelakaan tunggal dengan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan
+ 60 km/jam. Pasien mengenakan helm. Pada saat kecelakaan pasien terlempar dan perut pasien
terbentur di tumpukan kayu yang terletak di pinggir jalan. Setelah kecelakaan pasien merasakan penglihatan
menghitam. Pasien segera dibawa ke Puskesmas terdekat oleh warga sekitar dan pasien sempat
mengalami pingsan saat perjalanan menuju Puskesmas. Riwayat penanganan di Puskesmas tidak
diketahui secara pasti. Setelah dari Puskesmas pasien pulang ke rumah dan setelah 1 hari di rumah pasien
mengalami mual, muntah, pusing, dan sesak.
Riwayat pingsan saat terjatuh (+)
Riwayat mual dan muntah (+)
Riwayat konsumsi alkohol dan obat-obatan disangkal
Riwayat penyakit sebelumnya (-)
Primary Survey
Airway : Clear
Breathing : Simetris, suara napas menurun di basal kanan, terdapat jejas di dada, pernapasan 32x/m
Circulation :
TTV : TD: 80/palpasi
N: 39x/menit, akral dingin
CRT: >2 detik
Assessment : Syok Hipovolemik + Trauma Tumpul Abdomen + Trauma Tumpul Dada
Tindakan : IVFD RL guyur 2 kolf
Pasang NGT
Pasang kateter urin
Laparatomi eksplorasi
FOLLOW UP
S :Penurunan kesadaran T:
O :KU lemah - Resusitasi cairan 2 kolf
TD : 80/palpasi - Ceftriaxone 1 g/12 jam
N : 39x/m - Metronidazole 1 g/12 jam
P : 32x/m - Ketorolac 1 amp/8 jam
S : 36°C - Ranitidine 1 amp/12 jam
Status Lokalis - Dexametason 1 amp/12 jam
Regio abdomen: - Adona 1 amp drips
Inspeksi: Distensi (+) - Vit K 1 amp drips
Auskultasi: Peristaltik menurun - Asam Tranexamat 1 amp drips
Palpasi: Nyeri tekan (-) - Pasang NGT
Perkusi: Hipertimpani (+) - Pasang kateter
31/10/2021
Lab (31/10/21) - BNO 3 posisi
WBC: 19.67 - Foto thorax
RBC: 2.99 - Transfusi bila Hb <8 g/dL
Hb: 9.2
PLT: 57
BNO 3 Posisi: Tak tampak kelainan
USG:
Intraparenkimal hepatoma di lobus kanan disertai laserasi kapsuler
A : Trauma Tumpul Abdomen
S : Nyeri perut T:
O : KU lemah - Resusitasi cairan 2 kolf
TD : 118/75 mmHg - Ceftriaxone 1 g/12 jam
N : 80x/menit - Metronidazole 1 g/12 jam
P : 20x/menit - Ketorolac 1 amp/8 jam
S : 36,8°C - Ranitidine 1 amp/12 jam
Lab (1 Nov 2021) - Dexametason 1 amp/12 jam
01/11/2021
WBC: 12.98 - Adona 1 amp/12 jam
RBC: 2.98 - Vit K 1 amp/12 jam
HB: 9.5 - Asam Tranexamat 1 amp/12 jam
A: - Diet susu
- Trauma Tumpul Abdomen - Lab darah rutin
- Hematoperitoneum - Rencana operasi besok
- Laserasi Hepar
T:
- RL:D5 2:1
- Ceftriaxone 1 g/12 jam
S : Nyeri perut - Metronidazole 1 g/12 jam
O : Sakit lemah - Ketorolac 1 amp/8 jam
TD : 125/75 mmHg - Ranitidine 1 amp/12 jam
02/11/2021 N : 64x/menit - Dexametason 1 amp/12 jam
P : 20x/menit - Fentanyl 12 jam
S : 36°C - Adona 1 amp/12 jam
A : Trauma Tumpul Abdomen + Ruptur Hepar - Vit K 1 amp/12 jam
- Asam Tranexamat 1 amp/12 jam
- Diet susu
- Rencana op malam
T:
- RL:D5 2:1
- Ceftriaxone 1 g/12 jam
S : Nyeri perut - Metronidazole 1 g/12 jam
O : Post Laparatomi eksplorasi - Ketorolac 1 amp/8 jam
TD : 113/72 mmHg - Ranitidine 1 amp/12 jam
N : 79x/menit - Dexametason 1 amp/12 jam
03/11/2021
P : 20x/menit - Adona 1 amp/12 jam
S : 36°C - Vit K 1 amp/12 jam
A : Post Laparatomi Eksplorasi + Laserasi - Asam Tranexamat 1 amp/12 jam
Hepar - Kontrol Hb
- Buang cairan sisa
- Transfusi jika Hb <8 g/dL
Secondary Survey
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (+/+)
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Thorax : Terdapat jejas
Abdomen : Status lokalis
Ekstremitas Sup. : CRT >2 detik
Ekstremitas Inf. : Akral dingin

Status Lokalis Regio Abdomen


Inspeksi: Distensi (+)
Auskultasi : Peristaltik menurun
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Hipertimpani (+)
 
PEMERIKSAAN PENUNJANG

  31 Oktober 2021 01 November 2021


WBC 19.67 (meningkat) 12.98 (meningkat)
RBC 2.99 (rendah) 2.98 (rendah)
HB 9.2 (rendah) 9.5 (rendah)
HCT 26.1 (rendah) 25.9 (rendah)
PLT 57 (rendah) 73 (rendah)
Radiologi BNO 3 Posisi (31 November 2021)

Tak tampak step ladder patologis maupun gambaran udara


di luar kontur usus
Kesan: BNO 3 posisi tak tampak kelainan
Kesan:
USG FAST Positif
Intraparenkimal hematoma ukuran 7,1 x 7,7 x 5,9 cm di
lobus kanan disertai laserasi kapsuler (AAST grade II)
Diagnosa
Terapi
Laserasi hepar
Hematoperitoneum Laparatomi Eksplorasi
Syok Hipovolemik
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia


Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
FOTO KLINIS

Foto post op lapatomi eksplorasi (kanan)


Drain pasien (kiri)
KESIMPULAN

Riwayat pasien mengalami kecelakaan tunggal dengan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan
+ 60 km/jam. Pasien mengenakan helm. Pada saat kecelakaan pasien terlempar dan perut pasien
terbentur di tumpukan kayu yang terletak di pinggir jalan. Setelah kecelakaan pasien
merasakan penglihatan menghitam. Pasien segera dibawa ke Puskesmas terdekat oleh warga sekitar
dan pasien sempat mengalami pingsan saat perjalanan menuju Puskesmas. Riwayat penanganan di
Puskesmas tidak diketahui secara pasti. Setelah dari Puskesmas pasien pulang ke rumah dan
setelah 1 hari di rumah pasien mengalami mual, muntah, pusing, dan sesak.

Pemeriksaan fisik KU lemah dan ditemukan tanda-tanda syok. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan jejas pada daerah dada. Radiologi X-Ray BNO 3 posisi tidak ada kelainan. USG
ditemukan adanya laserasi hepar grade II. Pemeriksaan darah WBC 19.67, Hb 9.2, PLT 57.
 
ANATOMI
Hepar memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan
dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis
kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen
medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar

Hepar memiliki dua sumber suplai darah, dari saluran cerna dan limpa
melalui vena porta hepatica, dan dari aorta melalui arteri hepatica.
Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteri dan dua
pertiganya adalah darah vena porta
DEFINISI

Hepar adalah organ yang paling sering mengalami cedera pada trauma
tumpul abdomen. Mengingat ukurannya yang besar di rongga perut
dan hepar juga bisa mengalami cedera/luka tembus perut.
Trauma hepar dapat berupa laserasi minor atau hematoma kapsuler
dengan morbiditas minimal hingga dapat menyebabkan kematian.
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

Di negara-negara Barat, kejadian ruptur hepar


paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas dengan prevalensi sekitar 70% kasus.

Cedera hati adalah penyebab utama kematian pada


trauma perut yang parah dan memiliki tingkat
kematian 10% hingga 15%.
ETIOLOGI

01 02 03
Trauma Kecelakaan Kecelakaan Motor
langsung Mobil
PATOFISIOLOGI

Cedera hati berkisar dari cedera besar dan serius hingga cedera ringan.
Cedera pada hati bisa berasal dari hematoma subkapsular minor dan
laserasi kapsuler kecil hingga parenkim profunda mayor. Banyak faktor
yang berkontribusi terhadap tingkat kerentanan ruptur hepar. Hati adalah
organ padat terbesar dalam rongga abdomen dan relatif memiliki posisi
tetap. Hati terletak anterior di rongga perut di kuadran kanan atas.
Dukungan kapsul Glisson mudah terganggu membuat organ ini rentan
terhadap cedera.
KLASIFIKASI

Klasifikasi
Hematoma pada subkapsular <1 cm, avulsi kapsuler, laserasi pada parenkim
Grade I
superficial <1 cm
Grade II Laserasi parenkim 1-3 cm dan hematoma subkapsular/parenkim 1-3 cm
Laserasi parenkim >3 cm dan hematoma subkapsular/parenkim dengan
Grade III
diameter >3 cm
Hematoma subkapsular/parenkim dengan diameter >10 cm, kerusakan lobus
Grade IV
dan devaskularisasi
Grade V Kerusakan menyeluruh atau devaskularisasi
Grade VI Avulsi hepatic
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Penanganan Awal Anamnesis Pemfis
Penunjang

• Mekanisme trauma
• Inspeksi • Laboratorium
• Primary survey
• Auskultasi • Radiologi
• Secondari survey
• Palpasi • Penilaian cedera
• Perkusi
Non Operatif

• stabilitas hemodinamik
• status mental normal
• tidak adanya indikasi yang jelas
TATALAKSAN
untuk laparotomi seperti tanda A
peritoneum, trauma hepar grade
rendah (kelas I-III), dan kebutuhan
transfusi kurang dari 2 unit darah
OPERATIF
Prioritas utama pada pasien dengan perdarahan hati yang parah adalah resusitasi pasien. Manuver
Pringle (oklusi sementara dari sistem porta hepar, yaitu vena portal, arteri hepatik, dan duktus biliaris
communis) dan packing hepar yang ketat merupakan manuver penting untuk mengkompensasi
kehilangan darah. Meskipun hepar manusia yang mentoleransi iskemia hangat yang secara
tradisional dianggap dalam hitungan menit, namun periode aman sekarang dianggap lebih dari satu jam.
Kegagalan manuver Pringle untuk memperlambat perdarahan adalah hasil dari vena hepatik – robeknya
vena kava retrohepatic atau derivasi menyimpang dari arteri hepatik lobar.
ANALISA
KASUS
ANAMNESIS

Penyebab trauma hepar antara lain

- Penurunan kesadaran
- pukulan langsung
- Post KLL
- terkena pinggir bawah stir mobil
- Pada saat kecelakaan perut terbentur di
- Kekuatan ini merusak bentuk organ
padat atau berongga dan dapat
tumpukan kayu
- Pingsan, mual, muntah mengakibatkan ruptur dengan
perdarahan sekunder dan peritonitis
- Hepar adalah organ yang paling
sering mengalami cedera pada
trauma tumpul abdomen
PEMERIKSAAN FISIK
DAN PENUNJANG

Diagnosis dan penanganan yang tepat dari


trauma abdomen merupakan unsur
- KU lemah terpenting dalam mengurangi kematian
- ditemukan tanda-tanda syok akibat trauma abdomen. Pada pasien
- ditemukan jejas pada daerah dada trauma penilaian abdomen merupakan salah
satu bagian yang menarik.
- Radiologi X-Ray BNO 3 posisi
tidak ada kelainan Penilaian sirkulasi saat survei awal harus
- USG ditemukan adanya laserasi mencakup deteksi dini dari kemungkinan
hepar grade II adanya perdarahan yang tersembunyi di
- Pemeriksaan darah WBC 19.67, dalam abdomen.
Hb 9.2, PLT 57
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
radiologi dan laboratorium.
TATALAKSANA
Prioritas utama pada pasien dengan
perdarahan hati yang parah adalah
resusitasi pasien. Manuver Pringle
(oklusi sementara dari sistem porta
hepar, yaitu vena portal, arteri hepatik, dan
Dilakukan laparatomi duktus biliaris communis) dan packing
hepar yang ketat merupakan manuver
eksplorasi dan ditemukan penting untuk kompensasi kehilangan
adanya laserasi hepar. darah. Meskipun hepar manusia yang
mentoleransi iskemia hangat yang
secara tradisional dianggap dalam
hitungan menit, namun periode aman
sekarang dianggap lebih dari satu jam.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai