Anda di halaman 1dari 55

Upaya Pencegahan dan

Pengendalian PTM
Terpadu di FKTP

Disampaikan pada :
Pelatihan PANDU PTM di FKTP Provinsi Papua
Jayapura, 26 – 30 September2017
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR (PTM) TERPADU DI FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan Pencegahan
Terpadu PTM di FKTP sesuai dengan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
•Menjelaskan pengertian PTM dan faktor risikonya
•Melakukan upaya promotif dan preventif PTM
•Melakukan deteksi dini faktor risiko PTM
POKOK BAHASAN
1)Pengertian PTM
• Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
• Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
• Penyakit Paru Kronik
• Penyakit Kanker
• Gangguan Indera dan Fungsional
2)Upaya Promotif dan Preventif PTM
3)Deteksi Dini Faktor Risiko PTM
Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang


perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka
waktu yang panjang (kronik)

1)Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


2)Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
3)Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi
4)Penyakit Kanker dan Kelainan Darah
5)Gangguan Indera dan Fungsional
PENYAKIT
JANTUNG DAN
PEMBULUH
DARAH
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
•Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), yaitu penyakit
yang menyangkut jantung itu sendiri dan pembuluh-pembuluh darah.
•Prioritas nasional pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
(PJPD) di Indonesia adalah:
1) Hipertensi
2) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
3) Stroke
4) Penyakit Ginjal Kronis
Faktor Risiko PJPD

L>
P
HIPERTENSI
Pengertian
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah secara menetap > 140/90 mmHg.
 Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga
penderita tidak merasa sakit.

Gejala dan Tanda:


•Sakit kepala • Kelelahan
•Mual dan muntah • Sesak napas
•Napas pendek (terengah-engah) • Gelisah
•Pandangan menjadi kabur • Mata berkunang-kunang
•Mudah marah • Telinga berdengung
•Sulit tidur • Rasa berat di tengkuk
Faktor Risiko Hipertensi

FR yg tidak FR yg dapat
dapat dimodifikasi :
dimodifikasi : •Obesitas
•Umur •Merokok
•Jenis kelamin •Kurang aktivitas fisik
•keturunan •Konsumsi garam
berlebih
HIPERTENSI
•Dislipidemia
•Konsumsi alkohol
berlebih
•Stres
Sumber : JNC VII, 2003
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

Pengertian :
PJK adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan penyempitan dan
penyumbatan pembuluh arteri koroner akibat proses aterosklerosis, spasme atau
kombinasi keduanya.

Gejala dan Tanda :


 Rasa tertekan seperti ditimpa beban berat, rasa sakit, terjepit, atau terbakar
di dada
 Nyeri ini menjalar ke seluruh dada, bahu kiri, lengan kiri, punggung (di
antara kedua belikat), leher dan rahang bawah, terkadang di ulu hati
sehingga dianggap sakit maag
 Dirasakan seperti tercekik atau rasa sesak
 Lamanya 20 menit bahkan lebih.
 Disertai keringat dingin, rasa lemah, berdebar
Manifestasi klinik yang klasik adalah angina
pektoris:
sindroma klinis sakit dada yang timbul pada waktu
aktivitas karena adanya iskemik miokard
(kurangnya oksigen pada otot jantung).  telah
terjadi penyempitan arteri koroner yang signifikan.
Angina pektoris dapat muncul sebagai:
• Angina Pektoris Stabil (APS/ stable angina),
• Sindroma Koroner Akut (SKA) atau yang dikenal sebagai
serangan jantung (heart attack) dan bisa menyebabkan
kematian.
STROKE

Disebut sebagai "serangan otak", disebabkan oleh


kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak yang
terkadang menyebabkan pendarahan di otak.

Stroke dibedakan menjadi 2:


1)Stroke Iskemik
Sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak
inadekuat. Trombosis dan Emboli (serangan berat, saat
aktivitas)
2)Stroke Perdarahan
Pecahnya pembuluh darah otak. terjadi apabila pembuluh
darah otak mengalami penyumbatan atau pecah.
Faktor risiko :
1.Tekanan darah tinggi
2.Rokok
3.Lemak di perut
4.Diet yang tidak sehat
5.Kurang olah raga 90% KASUS
6.Diabetes STROKE
7.Minum alkohol
8.Stress/depresi
9.Gangguan jantung
10.
Lemak darah
Pemeriksaan Penyaring Stroke
“SEGERA KE RS”

suaRA
SEnyum GErak

KEbas / Rabun/
baal gangguan
Sempoyongan mata
Deteksi Dini Stroke

1) Stroke FAKTOR RISIKO RISIKO HATI-HATI RISIKO


TINGGI RENDAH
Prone
Tekanan darah >140/90 120-139/80- <120/80
Profile mmHg atau 89 mmHg mmHg
tidak
diketahui
Fibrilasi atrium Denyut Saya tidak Denyut
jantung tidak tahu jantung
teratur teratur
Merokok Perokok Mencoba Bukan
berhenti perokok
Kolesterol total >240 200 – 239 <200 mg/dL
mg/dL atau mg/dL
tidak
diketahui
Diabetes Ya Borderline Tidak
Aktivitas/latihan Malas Kadang- Aktivitas
kadang latihan
teratur
Diet Berat Sedikit Berat badan
badan kelebihan normal
berlebihan berat badan
Stroke di keluarga Ya Tidak tahu Tidak
TOTAL SKOR Risiko Hati-hati Risiko
tinggi rendah
2) Montreal Cognitif
Assesment
(MoCA)-Ina
PENYAKIT GINJAL KRONIS

• Penyakit ginjal kronis , biasanya timbul secara perlahan dan


sifatnya menahun. Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang
khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui.
• PGK didefinisikan sebagai kelainan pada urin atau darah atau
kelainan morfologi yang berlangsung lebih dari 3 bulan, disertai
dengan bila ditemukan satu atau lebih tanda :
1. Albumin urin AER ≥ 30 mg/24 jam ,
2. ACR ≥ 30 mg/g/ ≥ 3 mg/mmol,
3. Terdapat sedimen urin yang abnormal,
4. Elektrolit abnormal,
5. Hasil Patologi anatomi abnormal,
6. Hasil MRI abnormal,
7. Riwayat transplantasi ginjal,
8. Penurunan LFG : < 60 ml/mnt/ 173m2
Faktor Risiko PGK
Klasifikasi
Stadiu LFG (ml/ Terminologi Katego AER ACR (app eqv) Terms
m min/ 1,73 ri (mg/ (mg/ (mg/
m2) 24 mmol g)
G1 ≥ 90 Normal atau hr) )
meningkat
G2 60 – 89 Ringan A1 < 30 <3 < 30 Normal –
G3a 45 – 59 Ringan - sedang peningkatan
G3b 30 – 44 Sedang – berat ringan
G4 15 – 29 Berat A2 30- 3 – 30 30 -300 Sedang*
G5 < 15 Terminal 300
A3 >300 > 30 > 300 Berat**
Menurut Chronic Kidney Disease Improving
Global Outcomes (CKD KDIGO) proposed
classification, Berdasarkan albumin didalam urin (albuminuria)
Carta Prediksi PGK
DIABETES
MELITUS
Diabetes Melitus
Pengertian
adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dg
kadar gula dalam darah melebihi nilai normal kadar
gula darah yang normal GDS < 200 mg/dL dan GDP < 126
mg/dL.
Klasfikasi DM :
DM Tipe-1 : disebabkan tidak adanya produksi insulin
sama sekali.
DM Tipe-2 : disebabkan tidak cukup dan tidak efektifnya
kerja insulin.
DM Gestasional, yaitu tipe DM yang muncul ketika
penderita hamil
DM tipe lain, disebabkan oleh pemakaian obat, penyakit
lain-lain, dsb
Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin

Faktor risiko yang dapat dikendalikan


Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak
Gejala khas :
•poliuria,
•polifagia,
•polidipsi,
•BB turun
PENYAKIT
KANKER
KANKER

• Merupakan penyakit tidak menular yang


disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan
tubuh secara abnormal dan tidak
terkendali.
• Bersifat ganas, tumbuh cepat serta dapat
menyebar melalui pembuluh darah dan
getah bening menyebar ketempat lain
7 gejala yang perlu diperhatikan
WASPADA
1. Waktu buang air besar /kecil dan perubahan kebiasaan atau
gangguan
2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan
3. Suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh
4. Payudara/tempat lain ada benjolan (tumor)
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifat menjadi besar
dan gatal
6. Darah/lendir yang abnormal keluar dari tubuh
7. Adanya koreng/borok yang tidak mau sembuh
Kanker Leher Rahim
Faktor Risiko
Kanker Leher
Rahim :
merokok
Sistem imun menurun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempuan


terkena kanker leher rahim

Usia hub sex <20 tahun

Riwayat papsmear sblmnya


Penyakit menular abN
seksual
Gejala Penyakit Kanker Leher Rahim
Stadium dini
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan
gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang
sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk
melakukan deteksi dini.

Stadium lanjut:
 Perdarahan sesudah senggama
 Perdarahan spontan antara periode mens
 Nyeri panggul
 Nyeri ketika berhubungan seksual
 Keputihan yang berlebih dan tidak normal
Deteksi Dini

IVA = Inspeksi dengan Asam Asetat


 Melihat leher rahim untuk mendeteksi abnormalitas
setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka)
(3-5%)
 Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-
kanker dengan perubahan warna agak keputihan
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan
penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara.

Faktor Risiko Kanker Payudara


 Haid pertama pada usia < 10 tahun
 Berhenti haid (menopause) pada usia > 50 tahun
 Kehamilan pertama pada usia > 35 tahun
 Riwayat keluarga
 Tidak mempunyai anak
 Tidak menyusui
 Riwayat tumor jinak sebelumnya
 Berat badan berlebih
 Kebiasaan makan tinggi lemak dan kurang serat
 Perokok aktif dan pasif
 Konsumsi alkohol
 Pemakaian obat hormonal dalam waktu lama
 Penekanan pada pydr terus menerus dlm wkt lama
Pemeriksaan
Payudara
Sendiri

Kuadran atas luar

Kuadran atas dalam

Kuadran bawah dalam

Kuadran bawah luar


B I S
Kanker Payudara dideteksi sejak
A
dini

Pemeriksaan klinis oleh dokter dapat mendeteksi sampai 85%


85% kanker payudara

Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kanker payudara


90%

BIOPSI dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara


91%

Kombinasi ketiganya dapat mendeteksi sampai 99,5%


99,5% kanker payudara
THALASSEMIA
Thalassemia merupakan penyakit keturunan (kelainan genetik)
akibat sel darah merah dimana rantai globin-α atau β pembentuk
haemoglobin utama tidak terbantuk sebagian atau tidak ada sama
sekali.

Gejala utama
thalassemia adalah
pucat, perut tampak
membesar karena
pembengkakan limpa
dan hati, dan apabila
tidak diobati dengan
baik akan terjadi
perubahan bentuk
tulang muka dan
warna kulit menjadi
menghitam.
PENGELOLAAN THALASSEMIA
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN
LEHER RAHIM BERDASARKAN PROVINSI
TAHUN 2007-2017
UPAYA PENGENDALIAN KANKER
Preventif, Deteksi Dini, dan Kuratif

• Preventif
• Vaksinasi Hepatitis B
• Vaksinasi HPV ( Private/ Mandiri/ Demonstrasi
Project)
• Deteksi dini
• Pemeriksaan IVA atau Pap smear
• Kuratif
• Tatalaksana dilakukan secara komprehensif
dan berjenjang
PENEMUAN DINI KANKER PADA ANAK

 Retinoblastoma
 Leukemia
 Osteosarcoma Program Kanker pada Anak di Indonesia :
 Limfoma Malignum
 Neuroblastoma •Pedoman Penemuan Dini kanker Pada Anak, Modul
 Nasofaring Penemuan Dini Kanker pada Anak, Buku saku dan Lembar
Balik
•Sosialisasi dan penemuan dini Faktor Risiko kanker pada
anak dalam posbindu PTM
•Pelatihan TOT Penemuan Dini Kanker pada Anak untuk 10
provinsi (2016), dan dilanjutkan 20 provinsi tahun 2017.
•Kemitraan bersama dalam pengendalian kanker anak
(Yayasan pemerhati kanker)
Paliatif Kanker

• Integrasi layanan paliatif dalam sistem


kesehatan nasional
• Ketersediaan layanan professional serta
pemberdayaan masyarakat
• Ketersediaan sarana dan prasarana terutama
untuk pengelolaan nyeri dan gejala
psikologis (khususnya obat-obatan paliatif)
• Aksesibiltas setiap pasien yang memerlukan
program paliatif
PENYAKIT
PARU KRONIK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Pengertian
PPOK adalah penyakit kronik saluran napas yang ditandai
dengan hambatan aliran udara ke dalam paru-paru.
Penyakit ini biasanya irreversible dan bersifat progresif
(berkembang) perlahan.
GEJALA DAN TANDA Faktor risiko PPOK adalah :
• Sesak napas a.Riwayat Merokok
• Batuk berdahak kronik b.Polusi udara (dalam & luar
ruang)
c. Infeksi Saluran Napas Bawah
berulang.
ASMA
Asma adalah suatu kelainan berupa
inflamasi (peradangan) saluran napas yang
disebabkan hipereaktifitas bronkus,
sehingga menimbulkan gejala berupa
mengi, sesak napas, rasa berat di dada,
dan batuk terutama malam atau dini hari.
Bersifat reversibel dan dapat berulang.

Gejala Dan Tanda Gejala tersebut mempunyai ciri


Gejala Asma dapat berupa : khas :
• Batuk, berdahak • Ada faktor pencetus
• Sesak napas • Berulang atau hilang timbul
• Napas berbunyi (mengi) • Memburuk pada malam hari
• Ada riwayat keluarga yang • Dapat reda spontan atau
asthma/alergi dengan pengobatan
GANGGUAN
PENGLIHATAN
DAN
PENDENGARAN
GANGGUAN PENGLIHATAN
Gangguan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh
media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata,
lensa, badan kaca atau panjang bola mata, sehingga
bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula
lutea tanpa bantuan akomodasi. Gangguan refraksi terdiri
dari Hipermetropia, Miopi, Astigmatisme dan Presbiopia.
• Katarak adalah kekeruhan pada lensa
yang menyebabkan penurunan tajam
penglihatan (visus). Katarak merupakan
penyebab terbesar kebutaan

 Glaukoma adalah suatu


penyakit yang ditandai
dengan kumpulan gejala
berupa peningkatan tekanan
bola mata yang disertai
kerusakan saraf mata dan
penyempitan lapang pandang.
GANGGUAN PENDENGARAN

Tuli Kongenital yaitu tuli yang Sumbatan serumen adalah produk


terjadi sebelum persalinan atau kelenjar sebasea dan apokrin yang
pada saat persalinan disebabkan terdapat pada kulit liang telinga.
oleh kelainan secara genetik Pengumpulan serumen baik keras
dan nongenetik maupun lunak yang menyebabkan
gangguan hantaran suara pada liang
telinga,
Presbikusis merupakan akibat Otitis Media Supuratif Kronik
dari proses degenerasi, diduga (OMSK) adalah infeksi telinga
kejadian presbikusis mempunyai tengah, disertai lubang (perforasi)
hubungan dengan faktor-faktor gendang telinga dan keluarnya
herediter, pola makanan, cairan ke liang telinga terus
metabolisme, arteriosklerosis, menerus atau hilang timbul.
infeksi, bising, gaya hidup atau
bersifat multifaktor.
Gangguan Pendengaran Akibat Bising
(NIHL/GPAB) adalah kurang
pendengaran atau tuli akibat terpajan
bising yang cukup keras dalam jangka
lama.
Upaya Promotif & Preventif
Penglihatan
• PERMADI : PERiksa MAta senDIri
• L-I-H-A-T DGN HITUNG JARI
Upaya Promotif & Preventif
Pendengaran
D-E-N-G-A-R DGN TES SUARA

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis


+ Tidak ada lateralisasi Sama dengan Normal
pemeriksaan
- Lateralisasi ke telinga memanjang Tuli
yang sakit konduktif
+ Lateralisasi ke telinga memendek Tuli saraf
yang sehat
Faktor Risiko dan Gejala
PGPK dan PGPKT
  
Health is not everything,
but without it everything is nothing.
 

Anda mungkin juga menyukai