Anda di halaman 1dari 32

ASPEK KLINIS

ANEMIA DEFISIENSI BESI


(ADB)
TIGA TAHAPAN DEFISIENSI BESI

I. STADIUM PRELATEN
II. STADIUM LATEN
III. STADIUM ANEMIA DEFISIENSI BESI
(ADB)
PREVALENSI
Negara Cadangan Peredaran Hemoglobin
(Plasma)

Amerika 9% 2%
1 – 2 tahun
< 15 tahun
Yogyakarta ? ( 60 % ) 15 %
(Sutaryo,
1989)
Yogyakarta, ? ( 100 % ) 40 %
(IDAI 2003)
CADANGAN BESI

Ibu Bayi Anak


Normal 0 – 4 bulan > 6 bulan risiko anemia
Hb normal
Prematur < 4 bulan > 4 bulan risiko anemia

40 % - 80 % ? ??
Ibu Anemia
Vili

Lidah

PROLIFERASI DAN DIFERENSIASI SEL EPITEL LIDAH 


TIPIS GLOSITIS
Ukuran dan warna eritrosit
Cadangan besi pada bayi normal
 sampai 6 bulan
 anemia setelah 6 bulan
 makanan padat
KEKURANGAN MASUKAN BESI
 Makanan kurang mengandung besi
Misal : minum susu sapi jangka lama
minum asi saja
 Sindroma malabsorbsi, diare kronis
 Kebiasaan minum teh
PERDARAHAN KRONIK
 Ankilostomiasis(cacing)
 Perdarahan kronik gastrointestinal karena polip rekti,
enteritis regional, prolapsus ani
DEFISIENSI BESI (lanjutan)
II. ENSIM
SYARAF PERILAKU
KOGNITIF

II. HEMOGLOBIN
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Organ sasaran Gejala klinis

1.Otak Pusing, kunang-kunang,


Ngantuk, lesu
Konsentrasi belajar
menurun
2. Jantung Takikardi, nadi seler.
Suara vasa spontan.
Bising anorganis
3. Otot Besar dan kekuatan
berkurang. Prestasi kerja
menurun
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Organ sasaran Gejala klinis

4. Gastrointestinal Mual, Obstipasi,


Kembung

5. Kulit dan mukosa Pucat, vili lidah tipis,


halus.
Glositis, stomatitis
6. Kuku Koilonikia, kuku sendok
ANEMIA DEFISIENSI BESI
 Gejala awal tidak nyata
 Tumbuh kembang terhambat,
 Pada bayi asi tanpa makanan tambahan yang
cukup : bayi menjadi gemuk
 Pica : makan makanan yang tidak biasa
 Cari tanda PEM dan defisiensi nutrisi yang lain
Vili lidah tipis

koilonikia
LABORATORIUM
 Hb, Hct, eritrosit, MCV, MCHC : 
 Mikrositik hipokromik ( mulai Hb<10 g/dl)
 SI turun, IBC , TIBC , Saturasi turun < 16 %
 Noktah besi sumsum tulang sedikit/kosong
 Retikulosit meningkat bila Hb<7 g/dl
LABORATORIUM
 Trombositosis > 500.000/ml
 Ferritin turun < 12 ug/ml
LABORATORIUM

 Red cell distribution width (RDW)


 derajat anisositosis
 Reticulocyte hemoglobin content
 hemoglobinisasi di dalam eritrosit
 Serum receptor transferin (sRfT)
 kegiatan eritropoesis
Microcytic-hypochromic

1 2
2 3
Normocytic normochromic
Sel pensil pada mikrositik hipokromik
Mikrositik - hipokromik
Fe DEFICIENCE ANEMIA
Response to Therapy

50
Retic (%), Hematocrit (%)

40
30
20
10
0
0 5 10
15 20 25
30 35 40
45 50 55
Days 60

Retic (%) Hematocrit (%)


DIAGNOSIS BANDING

1. Trait thalasemia
2. Anemia pada penyakit kronis
3. Anemia sideroblastik
Trait thalasemia

 Anamnesis
 Riwayat makan minum
 Fisik diagnostik : splenomegali?
 Serum iron
 Besi sumsum tulang
 Red cell Distribution Wide ( Demir et
al., 2004)
ANEMIA OF CHRONIC DISEASE

 Anemia pada penyakit kronis


 Gangguan reutilisasi besi?
 Serum feritin meningkat
 TfR normal
ANEMIA SIDEROBLASTIK
 CONGENITAL
x-linked
Autosomal
 ACQUIRED
Idiopathic
Alkylating agent ( e.g. nitrogen musard)
Chloramphenicol
TATALAKSANA
 Medikamentosa
 Ferrous sulfate 3-6 mg/kg BB/hari
dalam 1-3 dosis (Level III)
 60 mg Fe elemental terkandung dalam:
– Ferrous fumarat 183 mg
– Ferrous sulfate 186 mg
– Ferrous glukonate 518 mg
 Pemberian preparat besi selama satu
bulan, bila respon baik (Hb dan
retikulosit meningkat), terapi
diteruskan dua bulan lagi
 Bila respon tidak baik, evaluasi
diagnosis
Pencegahan
 Anemia defisiensi besi pada bayi
membawa akibat gangguan
perkembangan dan perilaku yang menetap
walaupun sudah dikoreksi (Level II)
 Skrining populasi balita risiko tinggi:
sosioekonomi rendah, prematur, BBLR,
minum susu sapi sebelum usia 12 bulan:
tiap 6-12 bulan
Makanan sumber besi
Ada dua bentuk masukan besi : bentuk heme dan non heme

Sumber besi bentuk heme 1. Daging sapi


(dari kandungan besi tinggi 2. Daging kambing
ke rendah) 3. Daging babi
4. Daging ayam
5. Ikan

Sumber besi bentuk non 1. Sayur : brokoli, kubis, kol


heme kembang (dari bioavaila -
bilitas dan kandungan latu,
wortel, bayam. Besi tinggi
ke rendah).
Makanan sumber besi
Ada dua bentuk masukan besi : bentuk heme dan non heme

Sumber besi bentuk non 2. Buah : jeruk, tomat, apel,


heme pisang, pir, strawberi.
3. Biji-bijian/sereal ;
(rendah) jagung, beras.
4. Daging ayam, ikan,
daging, ASI, telur, ASS.
Sumber makanan kaya 1. ½ cangkir brokoli
vitamin C 2. ½ cangkir kobis rebus
Sekitar 50 mg asam askorbat 3. 1 buah kiwi
sekaligus kaya kandungan 4. 1 buah jeruk kecil
besi 5. ½ cangkir jus jeruk
6. 2 tomat
KESIMPULAN
 Defisiensi besi : prelaten – laten – ADB
 Prevalesnsi ADB :15 – 40 %
 Prelaten dan laten : ( ? ) 40 – 100 %
 Proliferasi dan Diferensiasi sel
Ensim
Hemoglobin
 ADB : organ sasaran
 Lab : Hematokrit/Hemoglobin 
Mikrositik Hipokromik
Respon terapi besi :
Hematokrit/Hemoglobin 
Retikulosit 4 – 10 hari pertama

Anda mungkin juga menyukai