Anda di halaman 1dari 26

ANEMIA

BY :
Ns. DIAN ANGGRAINI, M.Kep,
Sp.KepMB
Berkurangnya
jumlah eritrosit/ Pengiriman
ANEMI hemoglobin
(protein
O2 ke
jaringan
A pembawa O2)
dari nilai normal menurun
dalam darah
Sumsum tulang

SDM

Reticuloendothelial system

PIGMEN EMPEDU ZAT BESI Protein globin


Erythropoiesis
1. Perdarahan
2. Hemolitik (AIHA)
3. Kegagalan sumsum tlg (ANEMIA APLASTIK)
4. Anemia mikrositik hipokrom (anemia defisiensi
besi, anemia penyakit kronis)
5. Anemia makrositik (defisiensi vitamin B12,
defisiensi asam folat),
B. BERDASARKAN MORFOLOGI SEL DARAH
MERAH

1. Hipokrom mikrositer ( MCH menurun-MCV menurun )


2. Normokrom normositer ( MCH-MCV normal )
3. Hiperkrom makrositer ( MCH meningkat-MCV
meningkat )
ETIOLOGI
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan.
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi,
donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpanan besi yang berkurang, seperti
pada hemosiderosis paru
Gejala klinis
Hb rendah  oksigen <<  gangg. Jaringan
• Palpitasi/Takikardi
• Pusing
• Berkunang-kunang
• Lemah, mudah capek
• Pucat
• Dyspnea
ANEMIA

| | | |

Kerja Oksigen Sembuh Mobilisasi


jantung jaringan luka tertunda
naik turun tertunda |
| | | |
Decomp Hipoksia Jahitan Produktifitas
cordis rusak turun
1. Terhadap penyebabnya

2. Transfusi darah pada perdarahan akut dan

Anemia Kronik Progesif

3. Terhadap kemungkinan kegagalan faal

jantung
SUATU KEADAAN DIMANA TERJADI
Hb < 13.2 gr/dl (pria) atau < 11.7 gr/dl (wanita)
BERHUBUNGAN DEFISIENSI ZAT Fe.

AS : PREVALENSI < 1% pria usia < 50 TH


2-4% pada pria usia diatas 50 tahun
9-11% pada wanita usia subur
5­7% pada wanita menopause

INDONESIA : ??
ETIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI Fe

Keseimbangan negatif zat Fe


• intake zat Fe yang rendah
• jumlah Fe yang hilang meningkat
1. Mengatasi penyebabnya
2. Memberikan diet yang kaya kalori, protein dan zat Fe
3. Memberikan preparat besi sebagai berikut :
Pemberian zat Fe

Preparat per-oral Preparat per-enteral


-Sulfas Ferrosus 4 x 1 tab •Diberikan bila ada
-Ferrous Fumarat 4 x 1 tab
tanda- tanda intolerasi
-Ferrous Glukonat 3 x 1 tab
dari saluran makanan.
•Contoh preparatnya :
Pemberian dilanjutkan 4-6
bulan setelah HB normal Iron Dextran, Iron Gluconat
Iron Sucrose (Venofer)
1. Penyuluhan intensif higiene dan sanitasi

2. Progam pendidikan gizi

3. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat

4. Menanamkan pengertian anemia

5. Iron fortification
I. Keluhan – gejala klinis : II. Kelainan Laboratorium :

Keluhan : anemia,perdarahan
1. Darah tepi pansitopenia
dan demam
Fisik :anemia , ptekhiae-ekhimosis 2. Aspirasi sumsum tulang
tak ada hepatosplenomegali
hipoplasia
dan limadenopati

III.Penyebab terbanyak
Obat-obatan ( kemo, klorampenikol )
Radiasi
Imunologi
Beberapa penyakit yang tak jelas penyebabnya
Kriteria Diagnostik (lab.)
Anemi aplastik berat
ialah :
1. Darah tepi ( minimal dua ) 2. Sumsum tulang terdapat

a. Hipoplastik berat ( < 25 %


a.Anemia+retikulosit < 1% selularitas ) atau
b.Granulosit < 500 /cmm b. Hipoplastik sedang ( 25-50%
c.Trombosit < 20.000 / cmm selularitas ) dan sel
hematopoetik kurang dari
30 %
1. Penanganan suportif :

-Transfusi PRC atau trombosit konsentrat

- Antibiotik

2. Hormon androgen : oxymetholon 2 mg/kg BB/hari

3. Dapat dicoba pemberian prednison 40-80 mg/hari

selama 4 minggu

4. Cari sebabnya dan bila diketahui hentikan


Penyebab :
A. Penyebab Intrakorpuskuler
1. Kelainan membran dari sel darah merah (sickle cell dll)
2. Kekurangan enzim ( G6PD )
3. Kelainan hemoglobin ( Thalasemia )

B. Penyebab Ekstrakorpuskuler
1. Anemia hemolitik otoimun ( AIHA )
2. Akibat penyakit sistemik (limfoma)
3. Akibat obat-obatan (MALARIA)
4. Anemia hemolitik pada bayi - inkompatibilitas ABO
TENTUKAN :

a. apakah benar penderita tersebut anemia

hemolitik

b. apakah penyebab dari anemia hemolitik


1. Anemia, retikulositosis dan hiperbilirubinemia indirek

2. Anemia, rekulositosis tanpa hiperbilirubinemia dan tidak

terdapat tanda perdarahan

3. Penurunan hemoglobin 1 g/% seminggu atau lebih

4. Hemoglobinuria atau tanda-tanda lain hemolisis

intravaskuler yang lain


1. Anamnesa tentang penyakit infeksi, obat-obatan serta
bahan-bahan fisika/kimia atau warna urine tampung
2. Hapusan darah (sperosit/ovalosit/sickle/target sel)

3. Pemeriksaan :
- Coomb’s test (AIHA)
- Eletroforesis Hb (Thalasemia)
- Pemeriksaan G6PD (Defisiensi G6PD)
- Sucrose water test dan Ham’s test (PNH)
- Denaturasi panas (kel.membran-Sickle cell/sperositosis)
A. Anemia dan Retikulositosis ( perdarahan )

B. Anemia dan Ikterus ( sirosis hepatis )

C. Metastasis ke sumsum tulang

D. Myoglobinuria
1. Pencegahan syok : -jaga keseimbangan cairan dan
- cegah terjadinya gagal ginjal akut
2. Splenektomi ( kel.membrane )
3. Hormon steroid (AIHA)
4. Transfusi darah (suportif-Thalasemia)
5. Infeksi, bahan kimia, bahan fisika segera diberantas
6. Penyakit dasar diobati

Anda mungkin juga menyukai