Anda di halaman 1dari 11

SANITASI LINGKUNGAN

KELOMPOK 4
Aldi Kurniawan Efendi
Anisa Marta Ningsih
Gusti A Rana Ghinaya
Phagia Febriani
Wahyu Mustika Rani

DOSEN PEMBIMBING : AIDA ANDRIANI, SKM, M.Kes


DEFINISI

Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara


kesehatan.

Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor


lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan,
dan daya tahan hidup manusia.

Sedangkan menurut Chandra (2007), sanitasi adalah bagian dari ilmu


kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat
untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang
berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup
manusia.
SANITASI DASAR

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan


lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik beratkan pada
pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia (Azwar, 1995).
Upaya sanitasi dasar meliputi :
 penyediaan air bersih
 pembuangan kotoran manusia
 pengelolaan sampah
 pengelolaaan air limbah.
1. PENYEDIAAN AIR BERSIH

Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara


lain (Mubarak dan Chayatin, 2009) :

 Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.


 Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
 Tidak berasa dan tidak berbau.
 Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan
rumah tangga.
 Memenuhi standart minimal yang ditentukan oleh WHO atau
Departemen Kesehatan RI.
Persyaratan tersebut juga tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No.416 Tahun 1990 . Penyediaan air bersih harus
memenuhi dua syarat yaitu :
1. Syarat Kuantitas
2. Syarat Kualitas
 Parameter Fisik
 Parameter Kimia
 Parameter Mikrobiologis
 Parameter Radioaktif
SUMBER AIR

Berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi menjadi, air angkasa


(hujan), air permukaan, dan air tanah (Chandra, 2007)

1. Air Angkasa (Hujan)


Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau
merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami
pencemaran ketika berada di atmosfer.

2. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal
dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.

3. Air Tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah.
2. PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA

Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan,


maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya
pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan


mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran
tersebut tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan
pemukiman (Depkes RI, 1995).
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang
baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

• Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,


• Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman,
• Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit,
• Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.
Menurut Depkes RI, 2004 ada beberapa ketentuan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu :
 Kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air tanah, dan air permukaan,
 Jarak jamban dengan sumber air bersih tidak kurang dari 10 meter,
 Konstruksi kuat,
 Pencahayaan minimal 100 lux (Kepmenkes No.519 tahun 2008),
 Tidak menjadi sarang serangga (nyamuk, lalat, kecoa),
 Dibersihkan minimal 2x dalam sebulan,
 Ventilasi 20% dari luas lantai,Dilengkapi dinding dan atap pelindung,
dinding kedap air dan berwarna terang,
 Murah
 Memiliki saluran dan pembuangan akhir yang baik yaitu lubang selain
tertutup juga harus disemen agar tidak mencemari lingkungannya.
3. PENGELOLAAN SAMPAH

Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut


(Notoatmodjo, 2003):

1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah


2. Pemusnahan dan pengolahan sampah
• Ditaman, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang
ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
• Dibakar, yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di
dalam tungku pembakaran.
• Dijadikan pupuk , yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk
(kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa
makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk (Mubarak dan
Chayatin, 2009).
4. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani


pengelolaan terlebih dahulu, untuk dapat melaksanakan pengelolaan
air limbah yang efektif perlu rencana pengelolaan yang baik.
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

• Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air


minum.
• Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
• Tidak menimbulkan pencemaran air untuk perikanan, air sungai,
atau tempat-tempat rekreasi serta untuk keperluan sehari-hari.
• Tidak dihinggapi oleh lalat, serangga dan tikus dan tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.
• Tidak terbuka dan harus tertutup jika tidak diolah.
• Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap
Beberapa metode sederhana yang dapat digunakan untuk
mengelola air limbah, diantaranya :
1. Pengenceran
2. Kolam Oksidasi
3. Irigasi

Anda mungkin juga menyukai