Anda di halaman 1dari 31

ANEMIA DEFISIENSI

BESI PADA ANAK


Pembimbing :
Dr. Sri Wahyuni Djoko, Sp. A

Koas : Amanda D. Lestaluhu


Definisi Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia disebabkan oleh berkurangnya besi untuk


sintesis hemoglobin
Epidemiologi

• Anemia yang paling sering


• Sekitar 25% populasi dunia menderi ADB
• Prevalensi tinggi pada bayi, anak usia sekolah dan
praremaja
• Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2016
48,1% usia balita dan 47,3% usia kelompok anak sekolah
• Anak kulit hitam>> kulit putih
Status Besi pada bayi baru lahir

Bayi Baru lahir


• Cukup bulan : besi 65-90 mg/kgBB (50 mg/kbBB hemoglobin, 25 mg/kgBB
cadangan besi, 5 mg/kgBB myoglobin
• Kurang bulan : besi <50mg

Saat bayi lahir Hb dan cadangan zat besi tinggi, tetapi setelah
lahir akan terjadi 3 tahap, yaitu:
1. Usia 6-8 minggu aktivitas eritropoesis drastic Kebutuhan besi
• Bayi cukup bulan : 1 mg/kgBB/hari
2. Mulai usia 2 bulan, Hb akan meningkat, saat ini eritropoesis • BBLR : 2 mg/kgBB/hari
mulai meningkat dan cadangan besi mulai dipakai (deplesi)
3. Usia > 4 bulan cadangan beri mulai berkurang dan butuh zat
besi dari makanan
Etiologi
• Kebutuhan meningkat secara
• hemoglobinuria.
fisiologis
• Iatrogenic blodd loss
• Kurangnya besi yang diserap
• Idiopathic pulmonary
• Perdarahan (1 m darah = 0,5 mg
hemosiderosis
besi )
• Latihan yang berlebihan
• Transusi feto-maternal
Patofisiologi

Iron depletion / storage Deficient erythropoietin / Iron deficiency


iron deficiency iron limited erthropoiesis anemia
Cadangan besi atau tidak ada Suplai besi tidak cukup untuk Besi yang dibawa ke erotroid
cadangan besi menunjang eritropoesis sumsum tulang tidak cukup hingga
menyebabkan Hb
Manifestasi Klinis

Gejala non hematologic:


• Umunya pucat
• Perubahan sejumlah epitel : koilonikis, atroi papil
• Hb 6-10 g/dl : gejala ringan akibat kompensasi tubuh
lidah, perubahan mukosa lambung dan usus halus
• Hb < 5 g/dl : iritabel dan anoreksia. Berlanjut
• Intolenransi terhadap latihan : aktivitas kerja dan
tatkikardi, dilatasi jantung, murmur sistolik
daya atahan tbuh
• Hb < 3-4 : tubuh melakukan kompensasi, pasien tidak
• Termogenesis tidak normal
mengeluh
• Daya tahan tubuh terhadap infeksi
Pemeriksaan Laboratorium

• pemeriksaan darah rutin : Eriotrosit PVC, leukosit, trombosit


• Pemeriksaan tambahan: pemeriksaan indeks eritrosit, retikulosit, morfologi darah tepi dan
pemeriksaan status besi (serum Fe, total iron binding capaciry (TIBC), saturasi transferrin, FEP,
ferritin dan pus sumsum tulang
Pemeriksaan Laboratorium
• Hb:
• Indeks eritrosit -> MCV, MCH, MCHC
• Retikulosist: normal sampai meningkat (kasus berat)
• Morfologi darah tepi : hipokromik, mikrositik, anisositosis, polikilositosis
• Leukosit: normal, ganulositopenia pada kasus lama, eusinoilia bila
penyebab cacing

• Trombosit: meningkat 2-4x


• Feritin serum ; TIBC
• Free Erythrocyte Protoportphyrin (FEP) > 100 ug/dl
• Apus sumsum tulang: hyperplasia system eritropoitik dan berkurangnya
hemosiderin (khas)
Diagnosis

Melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium


Diagnosis Banding
Penatalaksanaan

• Pemberian preparat besi


Peroral : Parenteral

 ferous sulfat, ferrous glukonat, ferrous fumarate, dan  Pemberian IM dengan dekstram besi (50 mg

ferrous suksinat besi/ml)


Dosis besi (mg) = BB(kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 25
 Dosis 4-6 mg besi elemental/kgBB/hari, 2-3 dosis
sehari. Saat makan atau segera setelah makan
• Transfusi darah: pada anemia sangat berat + infeksi
 Terus diberikan selama 2 bulan setelah anemia
Hb < 4 g/dl diberi PRC 2-3 ml/kgBB 1 x pemberian +
teratasi
diuretic (ex. Furosemid)
Pencegahan

Pada masa awal kehidupan:


• Meningkatkan ASI
• Menunda pemakaian susu sapi hingga usia 1 tahun
• Memberikan makanan bayi yang mengandung besi serta kaya asam askorbat (usia 4-6 bulan)
• Memberi suplemen Fe pada bayi kurang bulan

• Pemakain PASI (susu formuka) yang mengandung zat besi


Pencegahan

Upaya pencegahan umum:


1. Meningkatkan konsumsi Fe
Sumber hewani yang mudah diserap. Juga perlu peningkatan penggunaan produk Vit.C dan Vit. A
2. Fortifikasi bahan makanan
Menambah dan mencampurkan senyawa besi dalam makanan sehari-hari
3. Suplementasi
Prognosis

Baik bila penyebab hanya karena kekurangan besi dan diketahui penyebabnya
kemudian segera lakukan penanganan adekuat.

Jika terjadi kegagalan pengobatan, pertimbangkan:


1. Diagnosis salah
2. Dosis obat tidak adekuat
3. Preparat Fe tidak tepat atau kadalwarsa
4. Perdarahan tidak teratasi
5. Penyakit yang mempengaruhi absorbs dan pemakaian besi
6. Gangguan absorbs saluran cerna
TRANSFUSI DARAH
PADA ANAK
Definisi Transfusi Darah

Adalah rangkaian proses pemindarah darah dari seseorang


donor ke resipiens

Berdasarkan asal darah yang diberikan, transfuse dikenal:


1. Homolog transfuse : berasal dari orang lain
2. Autologus transfuse: berasal dari darah sendiri
Tujuan Transfuse Darah

1. Mengembalikkan dan mempertahankan volume yang normal peredaran darah


2. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah
3. Meningkatkan oksigenasi karingan
4. Memperbaiki fungsi hemostasis
5. Tindakan terapi khusus
Susunan dan golongan darah manusia

Susunan darah terdiri dari:


• Plasma: bagian berupa cairan yang didalamnya terkandung albimun, globulin, faktor pembekuan dan
komplemen, transferrin, seruloplasmin, kinin, enzim, polipeptida, glukosa, asam amino, lipid,
mineral dan beberapa hormone
• Sel darah : eritrosit, granulosit, monosit dan trombosit

Golongan darah ABO dan Rhesus:


• Ditentukan adanya antigen A dan B pada eritrosit manusia
• Dikenal 4 macam antigen A, antigen B, Ab, dan O
• Di dalam serum terdapat 2 antibody yaitu anti A dan anti B
Macam-macam sediaan darah
1. Darah lengkap (whole blood)
• Darah segar (resh blood)
• Darah simpan (preserved blood)

2. Sel darah merah :


• Sel darah merah pekat (packed red cell/PRC)
• Suspensi sel darah merah (red cell suspension)
• Sel darah merah yang dicuci (wash red cell)

3. Tombosit:
• Plasma kaya trombosit (platelet rich plasma/PRP)
• Trombosit konsentrat (platelet concentrase)

4. Leukosit konsentrat/granulisut konsentrat/buffy coat

5. Plasma darah:
• Plasma darah tunggal
• Plasma segar tunggal
• Plasma segar beku (fresdh frozen plasma
• Plasma kering (lyopylized pooled plasma
• Kriopresipitat faktor VIII
• Human albumin
• Imun serum globin
• Heated plasma
Terapi Komponen Darah
1. Darah lengkap (whole blood)
Indikasi :
Mengatasi keadaan anemia, perbaikan fungsi oksigenasi, perbaikan volume sirkulasi akibat perdarahan
Transfusi tukar

2. Sel Darah Merah


Tujuan memperbiki oksigenasi jaringan
a. Sel darah meral pekat (packed red cell)
Indikasi:
• Mengatasi keadaan anemia karena keganasan, anemia aplastic, thalassemia, anemia hemolitik dll
• Anemia defisiensi yang berat dnegan ancaman gagal jantung atau menderita infeksi berat
• Perdarahan akut

b. Sel darah merahmiskin leukosit


• Untuk mnghindari/ mencegah transfuse non hemolitik (panas, gatal, menggigil, dll)
• Dipergunakan pada kasus transfuse berulang
• Menghindari potensi sensitisasi pada kasus trnasplantasi ringan
• Mempunyai masa simpan yang lebih pendek
Terapi Komponen Darah
C. sel darah merah beku (frozed red packed cell)
• Bertujuan agar sel darah merah dapat disimpan lebih lama
• Sebagian persediaan sel darah merah yang jarang dijumpai

d. Sel darah merah yang diradiasi (irradiation blood)


• Untuk menghindari reaksi imun yang akan terjadi
• Radiasi bertujuan untuk menghancurkan sel limfosit yang sering menyebabkan reaksi graft versus host (GVH)
• Dipergunakan pada cangkok sumsum tulang,defisiensi imunologi, transfuse intra uterin, limfopenia karena
kemoterapi

3. Trombosit
a. Plasmakaya trombosit dengan elemn plasma masih lengkap
b. Konsentrasi timbosit: volume 30-50 c/unit
Indikasi:
• Perdarahan yang jelas disebabkan oleh trombositopenia
• Profilaksis pasien dengan kegagalan fungsi sumsum tulang (anemia aplastic, leukemia, supresi akibat
kemoterapi)
• Profilaksis pada tindakan bedah/trombositopat
Terapi Komponen Darah
4. leukosit/granulosit
Indikasi:
• Kegagalan sumsum tulang yang berat
• Infeksi berat yang tidak memberik respons terdahao antibiotic
• Gangguan fungsi granulosit
• Neonatal sepsis oleh bakteri gram negative

5. Plasma dan derivatnya


Kepentingan utama pemberian plasma:
• Mengganti/menambah faktor-faktor pembekuan spesifik pada pasien dengan perdarahan
• Sebagai cairan untuk mengembalikkan volume sirkulasi, nutrisi
• Menambah/mengganti serim immunoglobulin
• Derivat plasma/fraksi plasma:
1. fraksi plasma protein (plasma protein dan albumin)
2. imnoglobulin/imunoserumblobulin dan mengandung antibody
3. Faktor pembekuan spesifik
Pelaksaan Terapi Komponen Darah

• Jangan tambahkan obat apapun dalam kantong darah, kecuali larutan fisiologis untuk pengencer
• Penggunaan filter yang mutlak
• Kecepatan dipengaruhi oleh penempatan jarum yang tepat dan keteraturan melakukan pencampuran
• Hindari kemungkinan pencemaran terhadap infeksi
• Bila terjadi rekasi transfuse segera hentikan transfusi
Masalah dalam transfuse darah
1. Transfusi Multipel
• Transfusi diberikan berulang kali selama jangka waktu panjang.
• Indikasinya untuk menggantikan sel-sel darah akibat adanya defekti eritsopoetis, anemia hemolitik maupun
akibat perdarahan berulang
Jumlah volume yang diperlukan diperhitungkan dengan rumus:

Reaksi-reaksi yang merugikan dapat terjadi, yakni:


1. Alominisasi terhadap antigen leukosit, eritrosit, maupun trombosit
2. Reaksi alergi berupa: urtikaria dan rasa panas
3. Circulated overload
4. Transmisi penyakit
5. Iron overlod
Masalah dalam transfuse darah

2. Transfusi massif
• Yakni transfusi sejumlah darah yang terlah disimpan dengan volume darah lebih besar deripada volume darah
dalam resipien dalam waktu 24 jam
• Sering digunakan pada keadaan perdarahan akut yang hebat, karena trauma, pembedahan dll
• Penggunaan darah dalam wkatu lama akan menyebabkan terjadinya kelainan jantung, asidosis, kegagalan
hemostatic
Reaksi Transfusi

Berdasarkan tipe, terbagi dua:


1. Reaksi imunologis:
• Reaksi cepat: dalam 1-2 jam
Reaksi hemolitik akut, destruksi trombosit, demam non-hemolitik, reaksi alergi, reaksi anafilatik, serta transfusion
related acute lung injury
• Reaksi tipe lambat: rekasi hemolitik lambat, aloantibodi, purpura pasca transfuse transfustion associated grat
versus host disease (TAGvHD)
2. Reaksi transfuse non-imunologik : mencakup infeksi yang ditularkan melalui darah, sepsis, hyperkalemia pada
darah yang hemolysis selama penyimpanan, hipotermi karena dara yang terlalu dingin, akibat tindakan IV dapat
terjadi tromboflebitis, dan gangguan metabolik
Reaksi Transfusi

Berdasarkan keluhan dan tanda, dikelompokkan menjadi 3:


1. Kategori I (reaksi ringan)
Demam suhu > 38 C atau kenaikkan 1-2 C dari suhu tubuh pra-transfuse, pruritus, ruam ringan, transcient urticaria,
atau flushing.
2. Kategori II (rekasi sedang)
Demam suhu > 39 C atau kenaikkan > 2 C dari suhu tubuh pra-transfuse, disertai menggigil, angioedema, rasa kaku,
mual/muntah, serta ruam kulit, tanpa gangguan pernapasan
3. Kategori III (reaksi berat)
Hipotensi atau gangguan sirkulasi, sesak napas, mengi, stridor berat, serta anafilaksis

Dapat diberikan profilaksis untuk mencegah reaksi transfuse paada kasus dnegan riwayat transfuse sebelumnya.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai