Anda di halaman 1dari 27

Dermatitis Atopik

Kelompok 1.
Ness Girsang
2014-83-057
Laporan Kasus
LAPORAN
KASUS
Qualizza R, Losappio LM, Furci F. Case Report:
A Case of Atopic Dermatitis caused by Ascaris
lumbricoides infection. Clinical and
Molecular Allergy. 2018; 16 (10): 1-3
• Seorang wanita berusia 12 tahun menderita dermatitis atopik dan asma sejak

LAPORAN masa bayi awal. Gejala kulit dan pernafasan bersifat permanen, dimana

KASUS memburuk di musim semi dan musim gugur. Uji alergi yang dilakukan pada usia
18 bulan ternyata positif Dermatophagoides pteronyssinus dan farinae. Selain itu,
tomat, telur ayam, dan susu sapi positif untuk uji tusuk kulit. Setelah faktor
pencetus telah dihindari terdapat peningkatan kondisi asma pasien tetapi tidak
Qualizza R, Losappio LM, Furci F. Case pada dermatitis atopik. Pada usia 3 dan 6 tahun, terjadi perburukan dermatitis
Report: A Case of Atopic Dermatitis caused
by Ascaris lumbricoides infection. Clinical dengan respon sederhana terhadap kortikosteroid topikal, sedangkan asma sudah
and Molecular Allergy. 2018; 16 (10): 1-3
tidak ada lagi. Dermatitis atopik yang semakin memburuk terjadi pada usia 9
tahun, yang diobati dengan bethametasone oral dan pimekrolimus topikal. Pada
September 2014, pasien dirujuk ke Unit kami; kami menemukan eosinofilia
perifer 14,4% dan mencurigai adanya infeksi parasite. Kami mengevaluasi IgE
spesifik untuk A. lumbricoides, yang memiliki nilai 32,50 kU / L.
LAPORAN Pengobatan
KASUS Terapi antielmintik :
Qualizza R, Losappio LM, Furci F. Case Report: mebendazole 100 mg, 2kali sehari, selama 3 hari, diulang setelah 20 & 50 hari
A Case of Atopic Dermatitis caused by Ascaris • Satu bulan setelah dua siklus pertama terapi, pasien menunjukkan
lumbricoides infection. Clinical and
Molecular Allergy. 2018; 16 (10): 1-3 perbaikan gejala yang progresif dan eosinofilia adalah 12%. Enam bulan
setelah akhir terapi, kulit bebas dari dermatitis dan penurunan lebih
lanjut diamati untuk eosinofilia (11,20%) dan IgE spesifik Ascaris (23,90
kU / L)
LAPORAN
KASUS
Qualizza R, Losappio LM, Furci F. Case Report:
A Case of Atopic Dermatitis caused by Ascaris
lumbricoides infection. Clinical and
Molecular Allergy. 2018; 16 (10): 1-3
Laporan Kasus II
DA
• Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dirujuk dgn Dermatitis
Atopik parah (DA) dan asma bersamaan, Rinitis Alergi (AR)
• R. keluarga ayah atopik dengan DA dan saudara laki-laki dengan AR
• R. terdahulu:
• DA parah didiagnosis pada usia 3 bulan dengan evaluasi SCORAD 55 meskipun ruam kulit
dimulai dari Usia 3 minggu sejak menyusui dihentikan. ≠ tes alergi. Th: formula bayi
hipoalergenik terpilih Neocate, emolien, lokal kortikosteroid
• Asma pada usia 4 tahun + AR + DA SCORAD 88. Th: emolien, lokal kortikosteroid,
pimekrolim, antihistamin sistemik, intranasal beclomethasone, salbutamol inh.,
montelucast

• Riwayat mengi yang berulang, ISPA dan infeksi kulit Herpes


simpleks, piodermia sekunder yang disebabkan oleh Str. pyogenes,
S.aureus
• Pemfis:
• Ruam kulit yang parah, likenifikasi, pengerasan kulit, SCORAD
64.5. tanda-tanda infeksi: piodermia dan eksim herpeticum di
leher. Juga dilakukan rinoskopi anterior. Auskultasi dan
spirometri tdk ada kelainan
• Pem. Lab:
TERAPI
• awalnya : asiklovir 5 hariuntuk infeksi HSV.
• Kombinasi montelucast dan cetirizinet ablet dan mometason intranasal dimulai dengan
pengobatan topikal dengan emolien, Kr. Pimecrolime dan Ac.Fucidici.
• Sebagai gabungan pengobatan tidak efektif,
• terapi imunosupresif dengan siklosporin 3mg / kg / hari (100mg) dimulai 2 minggu kemudian.
Setelah 6 bulan terapi siklosporin (dosis pemeliharaan 75 mg / hari), SCORAD turun menjadi
26,5 - 30,5 (Gambar 2),
• pasien tidak memiliki gejala asma,tidak ada infeksi hanya gejala rinitis alergi intermiten tanpa
perlu perawatan.
• Tes laboratorium menunjukkan berkurangnya penandainflamasi : IgE 2325kU / l, WBC 1330
sel / mm3, eosinofil 3,7%.
• Monoterapi siklosporin dihentikan, dan efek positif dipertahankan tanpa perlu sistemik lainnya
terapi lanjutan 6 bulan ke depan.
DISKUSI
DISKUSI

Dermatitis Atopik (Eczema)


adalah peradangan kulit berupa dermatitis yg
kronis residif disertai rasa gatal & mengenai
tubuh tertentu.

Etiologi : multifaktor
• Faktor Genetik  disfungsi sawar kulit
serta perubahan sis. imun
• Faktor Psikologis
• Faktor Higiene

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu


Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI
Klasifikasi
DA murni DA dgn kelainan di organ lain
• Intrinsik  tanpa bukti hipersensitivitas & • Asma bronchial
tanpa peningkatan IgE total serum. • Rhinitis alergika
• Ekstrinsik  terbukti hipersensitivitas. • Hipersensitivitas berbagai alergen

Klasifikasi lebih praktis berdasarkan usia :


fase infantile, fase anak, dan fase dewasa
(manifestasi & tempat predileksi berbeda)

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu


Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI
Manifestasi Klinis
DA fase infatil
• Sering muncul pada bayi 2 bln – 2 thn,
umumnya awitan terjadi usia 2 bln.
• Predileksi utama : wajah diikuti kedua pipi,
simetris  meluas ke dahi, kulit kepala,
telinga, leher, pergelangan tangan, tungkai
(terutama volar).
• Gambaran klinis mirip dermatitis akut,
eksudatif, erosi, dan ekskoriasi.
• Alergen makanan dianggap berpengaruh.

Gambar : Leung DYM, EichenfielD LF, Boguniewicz M. Atopic Dermatitis. In: Goldsmith LA, et al, Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu
eds, Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. US: McGrawHill; 2012. Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI
Manifestasi Klinis
DA fase anak
• Usia anak 2 – 10 thn.
• Predileksi tersering : fosa kubiti & poplitea,
fleksor pergelangan tangan, kelopak mata &
leher. Tersebar simetris.
• Lesi cenderung kronis disertai hyperkeratosis,
hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, krusta, &
skuama.
• Alergen hirup, wol & bulu binatang
berpengaruh.

Gambar : Leung DYM, EichenfielD LF, Boguniewicz M. Atopic Dermatitis. In: Goldsmith LA, et al, Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu
eds, Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. US: McGrawHill; 2012. Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI
Manifestasi Klinis
DA fase remaja & dewasa
• Usia > 13 tahun.
• Predileksi mirip dgn fase anak  meluas ke
kedua telapak tangan, jari, pergelangan
tangan, bibir, leher anterior, scalp, & puting
susu.
• Manifestasi : kronis, plak hiperpigmentasi,
hyperkeratosis, likenifikasi, ekskorasi &
skuamasi.
• Gatal lebih hebat ketika beristirahat, udara
panas, dan berkeringat.

Gambar : Leung DYM, EichenfielD LF, Boguniewicz M. Atopic Dermatitis. In: Goldsmith LA, et al, Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu
eds, Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. US: McGrawHill; 2012. Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
Kriteria William
I. Harus ada : kulit gatal atau tanda garukan pada
anak kecil.
DISKUSI II. Ditambah ≥ 3 tanda :
• Riwayat perubahan kulit/kering di fosa kubiti,
fosa poplitea, bagian anterior dorsum pedis,
Diagnosis dapat ditegakkan
atau seputar leher (termasuk kedua pipi pada
secara klinis
anak < 10 tahun).
• Riwayat asma atau hay fever pada anak
(Riwayat atopi pada anak < 4 tahun).
• Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun.
• Dermatitis fleksural (pipi, dahi, dan paha pada
bagian lateral pada anak < 4 tahun).
• Awitan di bawah usia 2 tahun (tidak
dinyatakan pada anak < 4 tahun).
Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi
SL, ed. Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: FK UI; 2016
Kriteria Hanifin-Rajka

DISKUSI

Diagnosis dapat ditegakkan


secara klinis

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi


SL, ed. Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI
Kriteria Hanifin-Rajka utk bayi

Pemeriksaan • Peningkatan kadar IgE serum & kadar eosinophil


Penunjang  tdk patognomonik
(Hanya dilakukan bila ada • Uji kulit : jika dicurigai ada alergi
keraguan klinis)

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu


Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
SKORAD
DISKUSI

Diagnosis Bergantung pada fase, manifestasi klinis, serta lokasi.


Banding

• Fase bayi : dermatitis seboroik, psoriasis, & dermatitis popok


• Fase anak : dermatitis numularis, dermatitis kontak
• Fase dewasa : neurodermatitis, luken simpleks kronikus

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu


Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI
Algoritme
Penatalaksanaan
Dermatitis Atopik

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi


SL, ed. Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI

Pelembab KORTIKOSTEROID TOPIKAL


 Obat pilihan utama  ES : supresi HPA &
 Untuk memulihkan disfungsi atrofi kulit.
sawar kulit.  Fase ringan : gol VII, seperti hidrokortison
 Pemakaian teratur 2 kali 1 – 2 ½ %, metilprednisolon, flumetason.
 Fase sedang : gol VI, seperti desonid,
sehari, segera setelah mandi tramsinolon asetonid, prednikarbat,
meski tidak terdapat gejala. hidrokortison butirat, flusinolon asetonid.
 Fase berat : gol V, seperti flutikason,
betametason 17 valerat atau gol IV,
seperti mometason furoat, aklometason

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu


Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
DISKUSI

KALSINEURIN INHIBITOR PENGOBATAN SISTEMIK


 Anti-histamin sistemik mampu
 Utk mengatasi pruritus & mengurangi rasa gatal  mengurangi
inflamasi. perburukan akibat garukan.
 Krim Takrolimus 0,03% dan  Obat imunosupresi sistemik : PILIHAN
TERAKHIR
0,1% aman utk anak 2-15
o Penggunaan Kortikosteroid sistemik
tahun  hambat degranulasi
dibatasi pada kasus akut & berat, serta
sel mast & supresi TNFα diberikan dalam jangka waktu singkat.
 Pimekrolimus  hambat o Hasil Siklosporin A 5 mg/kg/hari baik
mediator & sitokin inflamasi  dpt kambuh bila dosis diturunkan.

Boediardja SA. Dermatitis Atopik. In : Menaldi SL, ed. Ilmu


Penyakit Kulit & Kelamin. Edisi 7. Jakarta: FK UI; 2016
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai